Bobobox Dapatkan Pendanaan Seri A 170 Miliar Rupiah

Bobobox, yang dikenal sebagai startup penyedia layanan akomodasi hotel kapsul, baru-baru ini mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai US$11,5 juta atau setara 170 miliar Rupiah. Putaran investasi ini dipimpin Horizons Ventures dan investor sebelumnya Alpha JWC Ventures. Beberapa pemodal yang turut terlibat termasuk Kakao Investments, Sequoia Surge dan Mallorca Investment.

Sebelumnya pendanaan pra-seri A Bobobox sudah dimulai sejak Maret 2019, waktu itu melibatkan Alpha JWC Ventures, Genesia Ventures, dan tiga investor lainnya. Kemudian pada Mei 2019, startup asal Bandung tersebut kembali dapatkan pendanaan dari Sequoia Capital India (Surge), Agaeti Ventures, Everhaus, Aplha JWC Ventures, dan Ganesia Ventures.

Dengan dana modal tambahan ini, perusahaan akan fokus pada pengembangan fitur demi meningkatkan pengalaman penggunaan pods (sebutan untuk kapsul penginapan). Selain itu, mereka juga rencanakan penguatan tim di bidang manufaktur dan operasional, plus ekspansi ke beberapa negara lain di Asia Tenggara setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Pendanaan ini menjadi menarik, pasalnya di tengah terpaan Covid-19, banyak pemain di industri akomodasi dan pariwisata terpuruk, bahkan sampai ada yang memutuskan menghentikan bisnisnya. Co-Founder & CEO Bobobox Indra Gunawan mengatakan, “Kami bersyukur dan bangga masih dapat meraih pendanaan dari investor global di sela-sela guncangan yang ditimbulkan Covid-19. Saya percaya hal ini tak terlepas dari disiplin kami dalam menjaga unit economics yang sehat di semua cabang.”

“Menurut saya, faktor lain di balik kepercayaan investor pada Bobobox adalah unique selling proposition yang memungkinkan kami siap menghadapi krisis dan perubahan perilaku yang muncul dari pandemi ini, bahkan sebelum kita tahu hal ini akan terjadi. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi kami nantinya saat akomodasi berbasis teknologi menjadi kebutuhan industri,” imbuhnya.

Dalam satu tahun terakhir, Bobobox telah mendirikan enam lokasi baru di tiga kota: Bandung, Jakarta, dan Semarang. Saat ini, mereka mengoperasikan delapan lokasi dengan total 572 pods dan tingkat okupansi 80-90% sebelum pandemi. Setelah pandemi turun menjadi 50-60%.

Selama pandemi digunakan jadi alternatif menginap

Peluncuran pods yang ditujukan untuk tenaga medis RS mitra Covid-19 / Bobobox
Peluncuran pods yang ditujukan untuk tenaga medis RS mitra Covid-19 / Bobobox

Dalam rilisnya perusahaan menguraikan, masa pandemi Covid-19 turut membuka peluang baru. Di saat industri pariwisata melambat, penduduk lokal menjadi pelanggan baru pods Bobobox. Untuk memenuhi permintaan konsumen dan tetap menjaga keselamatan staf dan pelanggannya, Bobobox menerapkan langkah-langkah preventif, termasuk membatasi jumlah penginap dan menutup ruang berkumpul umum.

“Dengan adanya langkah-langkah preventif tambahan, banyak penduduk lokal memilih relokasi ke pods kami demi menunjang kebutuhan work-from-home mereka. Tidak sedikit yang memilih Bobobox terdekat dari kantor mereka agar tidak perlu melakukan perjalanan jauh demi menghindari keramaian dan mengurangi risiko terpapar Covid-19,” jelas Co-Founder & President Bobobox Antonius Bong.

Sebelumnya, bekerja sama dengan Li Ka Shing Foundation, Bobobox juga mendonasikan 100 sleeping pods ke rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Difungsikan sebagai tempat istirahat tenaga medis di sela-sela tugasnya.

“Krisis memperlihatkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya serta seberapa kuat bisnis dan kerangka pemasukan mereka. Krisis juga akhirnya menunjukkan mana perusahaan yang benar-benar solid. Dengan kinerja dan pertumbuhan yang memuaskan sejak pertama kali kami berinvestasi di Bobobox pada 2018, kami percaya Bobobox tak hanya dapat melewati guncangan krisis saat ini, tapi juga akan menjadi pemain unggulan industri pariwisata regional,” ujar Managing Partner Alpha JWC Ventures Chandra Tjan.

Application Information Will Show Up Here

Bobobox Mission to Revolutionize User Experience in Staying

The more affordable cost and comfortable offers have encouraged capsule hotel or pods to become an alternative for tourists. This concept used to be for urgent matters, but recently, there are new concepts of pods that offer tech features.

Not only through the OTA platform, but the tech-based capsule hotel also started to offer solutions with the direct-to-consumer concept. One of the players in this industry is the Bandung based smart accommodation startup, Bobobox.

Following the trend

Smartphone usage to access the service
Smartphone usage to access the service

Bobobox is a graduate from India’s Sequoia accelerator program, Surge, that facilitates users with pods and has its own app. The app can help consumers for door access, adjusting brightness, security feature, Bluetooth speaker, and air conditioner.

This concept is claimed to distinguish Bobobox with other similar services.

“The world is moving fast now. Long working hours and high mobility have become a way of life. More people travel than before. […] At the same time, solving the economically saturated hotel industry unit is not easy. Through modularity and space efficiency, Bobobox generates more revenue per square meter,” Bobobox’s CEO Indra Gunawan told DailySocial.

In order to enjoy all services, users are required to use applications available on Google Play and the App Store. In addition to providing a seamless user experience, Bobobox also wants to change the habits of users enjoying their stay.

“We are quite proud of the current uniqueness. Starting from modular and pre-fabricated [easy to assemble]. Two unique independent units, and integrated with exclusive technology (such as smart booking, payment, check in / out),” Gunawan added.

Expansion and technology implementation

Bobobox located in Semarang
Bobobox located in Semarang

Bobobox is currently available in 8 locations across Bandung, Jakarta, and Semarang. This year, they are targeting to add 8 other locations in Indonesia and to serve around 100,000 users. The company also intends to add an internal team to accelerate growth.

The company has obtained Pre Series A funding from Alpha JWC Ventures, Genesia Ventures, and three other investors and initial funding from several investors, including Sequoia Capital India (Surge), Agaeti Ventures, and Everhaus.

“By prioritizing seamless and efficient user experience, we can run a business without spending large costs. Bobobox was established to address guests’ needs for an affordable, comfortable and comfortable sleep experience and the economic unit of the property owner,” Gunawan said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Misi Bobobox Ubah Kebiasaan Pengguna Menikmati Penginapan

Biaya yang lebih terjangkau dan penawaran kenyamanan mendorong hotel kapsul atau pods menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan. Jika dulu penginapan dengan konsep ini hanya untuk keperluan mendesak, kini mulai banyak konsep pods yang hadir menawarkan fitur yang disandingkan dengan teknologi.

Tidak hanya melalui platform OTA, hotel kapsul yang berorientasi teknologi mulai menawarkan solusinya secara langsung dengan konsep direct-to-consumer. Salah satu pemain di industri ini adalah startup smart accommodation asal Bandung, Bobobox.

Mengikuti perubahan tren

Penggunaan smartphone untuk menagkses layanan
Penggunaan smartphone untuk mengakses layanan

Bobobox adalah lulusan program akselerator Sequoia India, Surge, yang menawarkan kemudahan bagi pengguna dengan menghadirkan pods yang dilengkapi aplikasi. Aplikasi ini mampu membantu konsumen  mengendalikan akses pintu, nyala lampu yang bisa disesuaikan, fitur keamanan, bluetooth speaker, hingga pendingin ruangan.

Konsep ini yang diklaim membedakan Bobobox dengan layanan sejenis.

“Saat ini dunia bergerak dengan cepat. Jam kerja yang panjang dan dan mobilitas tinggi telah menjadi gaya hidup. Orang bepergian lebih banyak dari sebelumnya. [..] Pada saat yang sama, menyelesaikan ekonomi unit industri perhotelan yang jenuh tidaklah mudah. Melalui modularitas dan efisiensi ruang, Bobobox menghasilkan lebih banyak pendapatan per meter persegi,” kata CEO Bobobox Indra Gunawan kepada DailySocial.

Untuk bisa menikmati semua layanan, pengguna wajib menggunakan aplikasi yang bisa diunduh di Google Play dan App Store. Selain memberikan pengalaman pengguna yang seamless, Bobobox juga ingin merubah kebiasaan pengguna menikmati penginapan mereka.

“Kami cukup bangga dengan keunikan yang ada. Mulai dari modular dan pra-fabrikasi [mudah dirakit]. Dua unit mandiri yang unik, dan terintegrasi dengan teknologi eksklusif (seperti smart booking, payment, check in/out),” kata Indra.

Ekspansi dan penerapan teknologi

Lokasi Bobobox di Semarang
Lokasi Bobobox di Semarang

Saat ini Bobobox sudah hadir di 8 lokasi yang tersebar di Bandung, Jakarta, dan Semarang. Tahun ini mereka menargetkan bisa menambah 8 lokasi lainnya di Indonesia dan bisa melayani sekitar 100 ribu pengguna. Perusahaan juga berniat untuk menambah tim internal untuk mempercepat pertumbuhan.

Perusahaan telah mendapatkan pendanaan Pra Seri A dari Alpha JWC Ventures, Genesia Ventures, dan tiga investor lain dan pendanaan awal dari beberapa investor, termasuk Sequoia Capital India (Surge), Agaeti Ventures, dan Everhaus.

“Dengan mengedepankan pengalaman pengguna yang seamless dan efisien, kami bisa menjalankan bisnis tanpa menghabiskan biaya yang besar. Bobobox didirikan untuk mengatasi kebutuhan tamu akan pengalaman tidur yang terjangkau, nyaman dan nyaman serta ekonomi unit pemilik properti,” kata Indra.

Application Information Will Show Up Here

Tujuh Startup Sektor Pariwisata Ikuti Program Akselerasi Digitaraya dan tiket.com

Digitaraya dan tiket.com menggelar demo day untuk startup yang beririsan dengan industri pariwisata. Tujuh startup dari berbagai negara di Asia tercatat mengikuti akselerasi tersebut.

Tujuh startup yang mengikuti demo day tersebut adalah Bobobox (Indonesia), Frame a Trip (Indonesia), Hungry Hub (Thailand), Local Alike (Thailand), Zipevent (Thailand), Luxstay (Vietnam), dan ScoutMyTrip (India). Jumlah ini merupakan hasil kurasi puluhan startup yang mendaftar.

Demo day ini merupakan bagian rangkaian dari program akselerasi yang diusung Digitaraya dan tiket.com. Sejumlah pihak turut hadir dalam ajang itu, mulai dari regulator hingga venture capital.

“Kami berkomitmen untuk terus menghubungkan startup Indonesia dengan pemain global. Bersama tiket.com, kami beraharap program akselerasi ini dapat ikut berkontribusi mendorong industri pariwisata Indonesia lebih dikenal dunia,” ujar Managing Director Digitaraya Nicole Yap.

Turut hadir dalam acara itu adalah Staf Ahli Kementerian Pariwisata Priyantono Rudito. Priyantono menyebut, program akselerasi tersebut diperlukan untuk merangsang pertumbuhan sektor pariwisata yang didorong penggunaan teknologi. Ia mengatakan hal itu selaras dengan rencana strategis Kemenpar yang menitikberatkan paradigma teknologi dalam menggenjot industri pariwisata lokal.

The Travel and Tourism Competitiveness Report 2017 menyebut digitalisasi dalam sektor penerbangan, pariwisata, dan perjalanan, dapat menciptakan nilai keekonomian mencapai $305 miliar dan menghasilkan manfaat senilai $700 miliar untuk konsumen dan masyarakat lebih luas.

Dalam laporan itu juga disebut bahwa daya saing pariwisata Indonesia menempati peringkat 42. Posisi ini di bawah negara tetangga di kawasan, seperti Singapura (13), Malaysia (26), dan Thailand (34).

Banyaknya destinasi wisata menarik, keragaman budaya, dan keterjangkauan biaya wisata, menjadi unggulan Indonesia. Namun laporan tersebut menggarisbawahi Indonesia masih lemah dalam pelestarian lingkungan, infrastruktur pendukung pariwisata, dan ketersediaan kamar hotel. Pemerintah sendiri menargetkan 20 juta pengunjung pada tahun ini.

Meski berasal dari beragam negara, startup yang terpilih dalam program akselerasi ini mengusung ide yang berpotensi menjawab kebutuhan industri pariwisata Indonesia.

“Mereka yang tidak bisa mengintegrasikan teknologi ke dalam industri pariwisata pasti akan tertinggal,” ucap Priyantono.

Bobobox Terima Pendanaan dari Surge Sequoia, Agaeti Ventures, Everhaus dan Investor Sebelumnya

Startup akomodasi hotel kapsul Bobobox belum lama ini menerima pendanaan dalam seed round dari beberapa investor, termasuk Sequoia Capital India (Surge), Agaeti Ventures, dan Everhaus. Investor sebelumnya yakni Aplha JWC dan Ganesia Ventures turut terlibat dalam pendanaan ini. Tidak disebutkan nominal keseluruhan yang didapat.

Menurut informasi yang beredar, Surge memberikan kontribusi sebesar $1,5 juta (atau setara 21,6 miliar Rupiah). Tidak hanya untuk Bobobox, beberapa startup di Asia turut mendapatkan pendanaan dari Surge, dari Indonesia ada startup insurtech Qoala.

Modal tambahan yang didapat akan difokuskan untuk pengembangan outlet, improvisasi teknologi, dan inovasi pengembangan. Sejak hadir di tahun 2017, Bobobox menjadi game changer yang fokus pada pasar milenial/traveler yang membutuhkan akomodasi terjangkau.

Bisnis yang berpusat di Bandung tersebut menghadirkan pods, kapsul ruang tidur, yang dilengkapi dengan aplikasi untuk mengendalikan akses pintu, nyala lampu yang bisa disesuaikan, fitur keamanan, bluetooth speaker, hingga pendingin ruangan.

Pasca pendanaan ini pihak Bobobox turut menyampaikan akan membuka unit di 10-20 lokasi baru. Cukup percaya diri, pasalnya mereka mengklaim traksi yang didapat cukup tinggi dari pangsa pasar yang ditargetkan.

Untuk tetap unggul di pasar, Bobobox miliki tiga strategi utama. Pertama ialah dengan pengembangan produk dan teknologi secara berkelanjutan. Kedua dengan pengembangan sistem yang meningkatkan pengalaman tamu. Dan ketiga adalah penambahan lokasi dan varian unit yang ditawarkan.

Application Information Will Show Up Here

Bobobox Receives Pra-Series A Funding, to Expand Service in Indonesia

Bandung-based smart accommodation startup, Bobobox, today (3/5), announces Pra-Series A funding from Alpha JWC Ventures, Genesia Ventures, and three hidden investors with undisclosed value. It’s to be used for service expansion in all over Indonesia within the next two years.

Founded in 2017, Bobobox provides pods, bed capsules that offers convenience and calming atmosphere for customers at affordable price. The pods are including an app to control gate access, lamp adjusting, safety feature, bluetooth speaker, and air conditioner.

Bobobox presents as a game changer that focuses on millennials/ travelers market in need for convenience and easy at affordable price. Using the technology in pods, Bobobox answered the needs of space, safety, and accommodation of affordable hostel.

“We aim to be the biggest chain accommodation in Indonesia by 2020 with more than 200 locations. Properties are owned or managed by Bobobox. We’re now planning to build new property around Jakarta, Bogor, Bali, and Yogyakarta,” Bobobox’s Co-Founder, Antonius Bong said.

Previously, Alpha JWC Ventures and Ganesha Ventures are involved in Bobobox funding in mid-2018. Bobobox is expected to continue developing, particularly in hospitality industry revolution in Indonesia.

“Bobobox’s growth and traction has gone exponential since our first investment in team, no wonder we’re supporting them with our best, in terms of funding and business support. We believe within the next two years, Bobobox will achieve their target to be the fastest growing pods service in Indonesia supported by technology which going to create hospitality industry revolution,” Alpha JWC Ventures’ Co-Founder and Managing Partner, Chandra Tjan said.

Bobobox’s Co-founder, Indra Gunawan explained that Bobobox started to offer single bed pods this year. Previously, they just offered king size bed. In addition, they will form some new partnerships, and create opportunity for frenchise.

“”We also renovate the current hotels. Unlike the other hospitality SaaS which only provides branding, we also help independent hotels with pods, system, even marketing. Trial project has done and we’re to expand with this model,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bobobox Terima Pendanaan Pra-Seri A, Segera Perluas Layanan di Indonesia

Startup smart accommodation asal Bandung, Bobobox, hari ini, (5/3), mengumumkan telah menerima pendanaan Pra-Seri A dari Alpha JWC Ventures, Genesia Ventures, dan tiga investor yang tidak disebutkan dengan nilai yang tidak disebutkan. Pendanaan kali ini akan dimanfaatkan untuk memperluas layanan di seluruh Indonesia dalam kurun waktu dua tahun mendatang.

Didirikan pada tahun 2017, Bobobox menghadirkan pods, kapsul ruang tidur, yang menawarkan kebutuhan yang membuat para pengguna tenang dan nyaman dengan biaya yang terjangkau. Pods tersebut dilengkapi dengan aplikasi yang mampu mengendalikan akses pintu, nyala lampu yang bisa disesuaikan, fitur keamanan, bluetooth speaker, hingga pendingin ruangan.

Bobobox dihadirkan sebagai game changer yang fokus pada pasar milenial/traveler yang membutuhkan kenyamanan dan kemudahan yang terjangkau. Dengan teknologi yang ada di pods, Bobobox juga menjawab kebutuhan akan ruang, keamanan, dan akomodasi tempat istirahat yang terjangkau.

“Kami bertujuan untuk menjadi biggest chain accommodation di Indonesia pada tahun 2020 dengan operasi di lebih dari 200 lokasi. Properti dimiliki oleh atau dioperasikan oleh Bobobox. Kami sekarang menggulirkan rencana untuk membangun tempat baru di sekitar Jakarta, Bogor, Bali, dan Yogyakarta,” terang Co-Founder Bobobox Antonius Bong.

Sebelumnya, Alpha JWC Ventures dan Genesia Ventures juga terlibat dalam pendanaan Bobobox para pertengahan tahun 2018. Bobobox diharapkan bisa terus berkembang, terutama dalam merevolusi industri hospitality di Indonesia.

“Pertumbuhan dan traksi Bobobox telah eksponensial sejak kami pertama kami berinvestasi di tim, jadi wajar kami terus mendukung mereka dengan cara terbaik yang kami bisa, dalam hal pendanaan dan dukungan bisnis. Kami percaya dalam dua tahun ke depan Bobobox akan mencapai target mereka untuk menjadi pods dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia dengan fitur yang didukung teknologi yang akan merevolusi industri hospitality,” terang Co-Founder dan Managing Partner Alpha JWC Ventures Chandra Tjan.

Co-founder Bobobox Indra Gunawan menjelaskan Bobobox mulai menawarkan pods dengan single bed tahun ini. Sebelumnya mereka hanya menawarkan tempat tidur king size. Indra juga menjelaskan tahun ini mereka akan lebih banyak menjalin kerja sama, karena juga membuka peluang untuk frenchise.

“Kami juga memperbaiki hotel yang sudah ada. Tidak seperti banyak SaaS perhotelan yang hanya menyediakan branding, kami membantu hotel independen dengan menyediakan pods, sistem, dan bahkan pemasaran. Proyek percontohan telah berhasil dan kami menantikan memperluas model ini,” pungkas Indra.  

Application Information Will Show Up Here