Strategi Menguatkan Branding untuk Startup

Branding merupakan usaha yang perlu dilakukan secara terus-menerus. Keberlanjutan dan konsistensi akan mengantarkan menuju tujuan. Dalam perjalanannya strategi branding butuh penguatan, kadang butuh diubah sesuai dengan kebutuhan (rebranding). Banyak aspek yang mengharuskan hal itu terjadi.

Berikut beberapa hal yang sekiranya bisa dilakukan untuk menguatkan strategi branding dalam perjalanan membangun startup.

Pengalaman sempurna saat mengakses web

Branding tidak hanya soal bagaimana pengguna mengenal produk atau layanan Anda, tetapi juga pengalaman terhadap apa yang Anda berikan. Salah satu yang merusak dari usaha branding adalah ketidakmampuan pengguna mendapatkan ekspektasi mereka terhadap produk atau layanan Anda. Sesederhana soal akses terhadap web.

Dalam hal menjaga kualitas, jika bisnis Anda menghadirkan solusi berbasis teknologi pastikan mereka dengan mudah menjangkau melalui akses web. Tidak hanya soal nama yang mudah dieja, tetap juga situs yang mudah diakses dan informasi yang cukup untuk mereka. Cukup untuk mengidentifikasi apa sebenarnya produk Anda dan apa yang bisa Anda tawarkan untuk membantu permasalahan mereka.

Pengalaman dalam mengakses web inilah yang seharusnya diberikan untuk pengguna Anda. Dengan pengalaman terbaik ini Anda bisa mengantarkan nilai-nilai yang ingin Anda perkenalkan ke pengguna Anda. Untuk hal satu ini memperhatikan UI / UX sebagai salah satu poin, di samping pemilihan infrastruktur server.

[Baca juga : Branding Autentik Dibangun Secara Perlahan]

Riset dan strategi

Di era sekarang kanal pemasaran semakin banyak, salah satunya melalui peran media sosial. Ada tiga platform besar yang ada sekarang yakni Facebook, Instagram dan Twitter. Ketiganya adalah sumber yang bisa dipelajari dalam membangun strategi branding yang berkelanjutan. Bisa untuk mempelajari kemauan pengguna, respons pengguna atau bahkan sentimen pengguna terhadap sesuatu hal. Ini berarti media sosial adalah “ladang” data yang bisa dimanfaatkan dalam proses membangun strategi selanjutnya.

Kebiasaan meneliti kanal-kanal pemasaran ini sangat bermanfaat bagi perkembangan branding di startup. Tidak hanya media sosial, studi di kanal lain seperti SEO, email marketing, dan lain sebagainya bisa jadi bahan dasar untuk penyusunan strategi.

Data-data yang didapatkan dapat membantu untuk menentukan arah dan peluang potensi pengguna. Sekaligus bisa digunakan untuk menguatkan pesan atau nilai yang coba dibawa. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan momen yang sedang ramai dibicarakan. Kuncinya ada di analisis.

[Baca juga : Pentingnya Branding Bagi Startup]

Copywriting dan cara berkomunikasi yang baik

Hal selanjutnya yang bisa membantu strategi branding Anda adalah komunikasi. Karena kebanyakan media sekarang didominasi media online salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah copywriting yang bagus dan kemampuan memilih image atau gambar pelengkap yang sesuai. Cara terbaik berkomunikasi di era digital.

Pemilihan kata, maksud dan kalimat harus disusun rapi dan sesuai. Hindari kata-kata yang bertolak belakangan dengan penggambaran bisnis Anda. Hindari juga memuat gambar yang memiliki kesan negatif di masyarakat. Jika memungkinkan hire mereka yang berpengalaman di bidang media sosial untuk mengelola akun Anda. Dan selalu ingat, konsistensi. Apa yang coba Anda gambarkan di akun Facebook haruslah senada dengan apa yang coba Anda gambarkan di Twitter. Demikian sebaliknya dan untuk kanal media sosial lainnya.

Cari keunggulan dan kelemahan

Proses membangun branding tidak bisa lepas dari bagaimana Anda melihat persaingan di sekitar. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari pesaing atau kompetitor Anda. Bagaimana mereka mencoba membangun branding dan melihat strategi mereka.

Kemudian Anda bisa mengamati apa yang sedang coba mereka gambarkan. Tulis itu dan kemudian bandingkan dengan rencana-rencana Anda. Jika Anda baru memulai dan merasa kesulitan dalam bersaing Anda bisa mencari perbedaan. Temukan sesuatu yang unik dari produk atau layanan Anda, ubah itu menjadi sesuatu kekuatan dan tonjolkan itu sebagai identitas.

Sumber : Forbes, Entreprenuer, Inc

Enam Cara Tepat Melakukan Riset Pasar untuk Startup

Sebelum memulai bisnis, Anda harus melakukan riset pasar, hal tersebut dapat menjadi perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Penulis Kevin Duncan menjelaskan bagaimana untuk mengetahui lebih lanjut tentang kompetitor Anda, pelanggan potensial dan yang paling krusial adalah melihat reaksi mereka terhadap harga dari layanan atau produk yang akan Anda tawarkan.

Lakukan uji coba paling dasar ide bisnis Anda

Jika Anda yakin memiliki ide yang sangat baik untuk bisnis, Anda tidak harus membiarkan diri Anda untuk terlalu yakin dan percaya diri teradap ide bisnis yang ada. Anda harus menguji secara menyeluruh dengan melakukan beberapa riset pasar yang paling mendasar. Dengan melakukan hal tersebut, selanjutnya Anda bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.

Tentukan pelanggan yang tepat

Fokus utama tentu saja adalah pelanggan. Anda harus mencari tahu berapa banyak permintaan untuk produk atau layanan, jenis yang orang atau bisnis akan membeli produk dan layanan? Apakah mereka masuk ke dalam kategori yang berbeda? Menjadi hal yang bijaksana untuk fokus pada kategori tertentu dari pelanggan, bukan hanya berharap Anda menarik bagi semua orang, kecuali produk dan jasa Anda memiliki daya tarik pasar dalam skala yang besar. Anda perlu mencari tahu, siapa orang yang membutuhkan apa yang Anda tawarkan.

Menentukan harga yang sesuai

Cari tahu dengan benar terkait dengan berapa banyak dan seberapa sering target pasar akan membeli produk atau layanan yang akan Anda tawarkan, reaksi harga adalah informasi yang paling penting dari semua. Kemudian Anda akan dapat menentukan apakah atau tidak Anda memiliki ide yang layak untuk bisnis. Mungkin ada beberapa pelanggan yang akan siap untuk membayar lebih, hal tersebut bisa diketahui dengan melakukan riset pasar di awal.

Mencari tahu siapa kompetitor

Tingkat persaingan adalah faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan. Mengidentifikasi pemain lain di pasar Anda dan mencari tahu apa yang mereka tawarkan. Apakah mereka berhasil, dan jika demikian  mengapa? Apa kekuatan dan kelemahan mereka? Berapa besar harga yang mereka tawarkan dan apakah Anda mampu bersaing?

Jika Anda beranggapan produk atau layanan yang Anda miliki bisa mengalahkan kompetitor tersebut, apakah Anda memiliki rencana cadangan? Anda mungkin harus memotong biaya Anda atau mengubah proposisi Anda. Pastikan Anda memiliki cukup ruang di pasar untuk layanan atau produk yang akan Anda hadirkan.

Mencermati pengaruh eksternal

Hal-hal yang terjadi di luar seperti ekonomi hingga suasana politik, bisa menjadi vital. Jika orang tidak tertarik untuk mengeluarkan uang membeli produk atau layanan yang Anda tawarkan tentunya akan menjadi kendala. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah masalah hukum dan legalitas serta aturan yang wajib Anda patuhi terkait dengan layanan atau produk yang akan dihadirkan.

Lakukan pencarian secara online

Cara paling mudah yang bisa dilakukan saat melakukan riset pasar adalah melihat semua informasi yang telah tersedia secara online. Mulai dari siapa kompetitor Anda, target pelanggan yang disasar dan siapa mitra serta supplier yang ideal untuk produk atau layanan Anda.

Namun demikian riset pasar yang paling ideal tentunya adalah melakukan kegiatan langsung ke publik dan melakukan percakapan dengan target pasar serta pihak terkait lainnya. Pencarian informasi secara online bisa menjadi salah satu cara, namun disarankan untuk melakukan kunjungan atau aksi langsung ke target pasar.

Faktor Bisnis dan Manajerial, Isu Utama Startup Tahap Awal

Istilah startup kini tak asing lagi di kalangan millennials di Indonesia. Bekerja di startup atau membuat startup sendiri menjadi jalan karier dambaan banyak orang. Sejak tahun 2014, saya mencoba mengamati tentang dinamika startup di tahap awal atau sering disebut dengan istilah early-stage startup. Umumnya startup di fase ini masih dijalankan dengan bootstrapping alias modal sendiri, dengan keyakinan akan produk yang dikembangkan dan komposisi tim yang terikat kesamaan visi.

Banyak yang hadir menyajikan layanan baru, namun tak sedikit yang ambruk mengakhiri apa yang telah dimulainya, walaupun beberapa ada yang memilih untuk pivot dan mencoba pendekatan lain. Mulai dari startup yang mencoba menghadirkan kanal media sosial untuk kategori aktivitas tertentu, pengembang aplikasi akuntansi berbasis SaaS (Software as a Service), hingga penyedia layanan on-demand pernah menghiasi tag “ Startup News” di DailySocial.

Menyimpulkan beberapa tulisan tips dari para pakar yang pernah disadur oleh DailySocial, saya mencoba memetakan beberapa kendala yang mengakibatkan early-stage startup sulit untuk melanjutkan debutnya dalam atmosfer bisnis. Permasalahan tersebut terbagi menjadi dua faktor, yakni faktor bisnis dan faktor manajerial.

Faktor Bisnis

Permasalahan ini berkaitan langsung dengan apa yang mereka suguhkan, baik dalam strategi ataupun pengembangan produk.

(1) Salah sasaran

Ada beberapa penafsiran terkait dengan poin pertama ini. Sebuah startup bisa dibilang salah sasaran karena memang produk yang dikembangkan tidak cocok dengan pangsa pasar yang ditargetkan atau karena pangsa pasar yang ditargetkan masih jauh dari kata siap untuk penerapan solusi terkait.

Kami pernah meliput tentang startup yang mencoba menyajikan solusi berbasis big data untuk sektor pendidikan dan kesehatan pada awal tahun 2015. Akselerasinya tidak begitu terlihat sampai sekarang, bahkan bisa dibilang stagnan. Terbukti dengan website yang saat ini tidak dikembangkan, bahkan salah satu portofolionya tidak jalan lagi.

Di sektor pendidikan dan kesehatan, proses masih sangat terpaku dengan model konvensional –sebuah fakta yang tidak bisa dielakkan. Kalaupun komputerisasi digunakan, masih sebatas operasional dasar. Kalangan digital immigrant masih sangat mendominasi di sektor tersebut. Konsep seperti big data, artificial intelligence dan banyak terobosan teknologi lain sifatnya masih berupa riset (untuk dua sektor tersebut).

Terlalu dini menyiapkan produk dengan teknologi canggih seperti bertaruh: adaptasi cepat atau tidak tersentuh sama sekali.

(2) Produk yang bermasalah

Beberapa pakar pemasaran selalu mengutarakan bahwa memperkenalkan produk ke calon konsumen harus dilakukan secara cepat. Salah satunya sering dilakukan dengan meluncurkan versi beta dari aplikasi. Namun ini akan menjadi buruk jika kualitas produk belum benar-benar siap. Apalagi untuk varian produk yang memiliki banyak pilihan. Konsumen digital unik, kadang mereka langsung memberikan cap buruk (underestimate) kepada sebuah apps jika first impression yang mereka dapat buruk –menemui bugs di aplikasi.

Tidak hanya masalah pada aplikasi saja, namun termasuk pelayanan. Hilangnya layanan on-demand pesaing Go-Jek menjadi salah satu contohnya. Pernah tahu ke mana Blue-Jek, LadyJek, dan produk sejenis lain yang pernah berusaha mencoba meramaikan persaingan di ibukota? Transportasi dibutuhkan pengguna kapan saja ketika mereka butuh, maka layanan harus menyesuaikan. Jika tidak, maka tetap sama saja, akan dianggap bermasalah dari sisi pelayanan.

Masalah produk atau layanan bisa berkaitan langsung dengan produk yang dikembangkan dan juga unsur lain yang mendukung kegiatan bisnis tersebut.

(3) Bisnis model yang tidak matang

Dijalankan anak-anak muda, semangat menggebu-gebu sering diperlihatkan ketika sebuah startup dimulai. Kadang ada yang terlewatkan jika sebuah model bisnis harus tervalidasi dengan baik sebelum dieksekusi. Untuk model bisnis baru, perlu dipikirkan secara jeli dampak seperti apa yang ingin dihadirkan pada konsumen.

Pun demikian dengan model bisnis yang disalin dari luar. Mencoba peruntungan dengan membawa model bisnis startup Silicon Valley menjadi aplikasi taste lokal. Tak hanya validasi, riset mendalam perlu dilakukan.

Eksekusi adalah kunci, namun perlu memastikan apakah kunci yang digunakan untuk membuka (peluang) itu membawa ke pintu yang benar atau tidak.

Faktor Manajerial

Permasalahan ini menghinggap dalam unsur internal bisnis, sering menyengat dan menghadirkan isu pada komponen penggerak bisnis di ruang operasional.

(1) Manajemen yang tidak jelas

Salah satu yang menyatukan visi sekelompok orang hingga akhirnya membentuk startup salah satunya karena pertemanan, baik karena di kampus yang sama, bertemu di komunitas atau lain sebagainya. Kadang tidak adanya gap karena faktor pertemanan ini yang membuat disiplin manajemen kurang diterapkan. Terdapat banyak aspek dalam manajemen, mulai dari pengelolaan tanggung jawab, pembagian tugas, hingga kepemilikan.

Konflik yang mungkin muncul karena pengelolaan manajemen yang buruk bisa menimpa antar co-founder ataupun karyawan dalam bisnis. Pada akhirnya tidak akan membuat nyaman orang di dalamnya dalam bekerja, dan akselerasi bisnis pun terganggu. Contoh paling sederhana dan sering terjadi: pembagian tugas yang tidak jelas, pembagian kepemilikan yang tidak jelas, hingga mekanisme upah yang tidak transparan.

Sama seperti filosofi pohon, semakin tinggi semakin kencang tiupan angin. Pastikan akarnya kuat agar tidak roboh. Peraturan dan kebijakan yang clear menjadi akar dalam hal ini.

(2) Tidak punya seni pemecahan masalah

Jika diumpamakan, mengelola startup tidak jauh berbeda dengan membina rumah tangga. Masalah kecil hingga masalah besar bisa saja menimpa kapan saja. Mulai dari permasalahan internal antar pegawai, masalah legal, perpajakan, hingga masalah dengan konsumen. Yang diperlukan adalah sebuah seni pemecahan masalah.

Sayangnya tidak ada rumusan baku untuk hal ini, karena yang akan membawa kepada keputusan paling solutif adalah intuisi dan pengalaman. Tak heran jika beberapa startup kini menunjuk mentor untuk mendampinginya bertumbuh. Pengalaman mereka kadang dibutuhkan untuk memberikan insight sebelum memutuskan sesuatu.

Tidak ada teori baku, setiap permasalahan itu unik, pun demikian penyelesaiannya. Pengalaman sangat berperan di sini.

(3) Merekrut orang yang salah

Terdapat banyak justifikasi yang digunakan ketika merekrut seseorang untuk masuk dalam bisnis. Mulai dari kriteria yang sesuai, kenal secara pribadi hingga disarankan oleh orang lain. Merekrut seseorang masuk ke bisnis, artinya menyerahkan satu sandaran bisnis kepada orang tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: pastikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, pastikan ditempatkan dalam role yang tepat, dan pastikan orang yang tepat.

Kehadiran seseorang dalam sebuah lingkungan sedikit atau besar akan memberikan pengaruh. Kultur bisnis yang sudah kuat terbangun bisa saja berubah dengan hadirnya orang baru, terlebih jika ditempatkan dalam posisi strategis. Mengapa sebegitunya? Sederhana, startup di tahap awal timnya masih sedikit, hadirnya satu orang pun akan memberikan dampak signifikan. Ini yang perlu disiasati dan diamati sejak awal.

Jika kejernihan air bisa ternoda akibat setetes tinta, sebuah tim startup bisa hilang kompaknya akibat hadirnya satu orang. Tapi jika tinta tersebut sudah berbaur pun tetap bisa dihilangkan dengan proses penyulingan yang ketat.

(4) Terlalu boros

Mengapa teknologi komputasi awan sering diunggulkan untuk startup? Karena skalabilitas dan elastisitas yang ditawarkan. Saat pengguna memulai dengan spesifikasi yang kecil, jika di tengah jalan memerlukan sumber daya yang lebih besar maka bisa ditambah kapan saja. Konsep ini sebenarnya juga berlaku untuk kebutuhan lain, termasuk pembiayaan dalam operasional. Sama halnya ketika harus menyewa tempat bekerja, memberikan penggajian dan sebagainya, semua harus pas pada porsinya. Terlebih jika bisnis masih harus “membakar uang” dan belum menghasilkan profit.

Komentar Negatif dan Perannya dalam Perkembangan Bisnis

Sekarang adalah masa di mana kita tidak bisa menahan kebebasan orang berkomentar. Ini akan menjadi masalah jika yang menjadi objek komentar adalah bisnis atau produk kita, terlebih komentar yang negatif dan kita gagal menindaklanjutinya dengan baik.  Hal tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyinggung pengguna atau rusak citra brand atau produk kita.

Sebelum bertindak dan menyikapi komentar negatif tersebut, kita terlebih dahulu harus memahami manfaat yang terkandung di dalamnya. Meski negatif, komentar tetap berguna bagi bisnis kita. Yang pertama untuk mengetahui selera dan kemauan pengguna. Komentar negatif yang menimpa produk atau bisnis kita menjadi jalan untuk bisa memahami pengguna, mengetahui keinginan mereka. Sehingga kita bisa lebih baik lagi.

Yang kedua yang bisa kita ambil dari komentar negatif adalah jalan untuk membangun hubungan yang baik dengan pengguna. Salah satu alasan yang mungkin menjadi landasan komentar negatif tersebut adalah keinginan pengguna terlibat dan terhubung dengan produk kita. Kita seharusnya menerima mereka dan memperlakukan mereka dengan baik. Mungkin mereka menjadi calon pelanggan setia.

Setelah kita mengetahui manfaat komentar negatif bagi produk atau bisnis kita selanjutnya bagaimana baiknya kita menyikapinya. Komentar negatif sebaiknya tidak diikuti dengan respons negatif. Itu hanya membuat citra produk atau bisnis kita runtuh. Tanggapi mereka dengan komentar yang baik dan solutif.

Jika mereka berkomentar tentang layanan atau produk jawab dengan sebaik mungkin. Jelaskan dengan sopan dan detail apa yang mereka inginkan. Jika memang kesalahan terjadi dari pihak internal jangan sungkan untuk meminta maaf. Jika mereka menemui masalah bantu mereka menyelesaikan hal tersebut.

Kita sebagai manusia tentu wajar jika merasa sakit hati atau semacamnya jika mendapatkan komentar negatif. Coba untuk tetap berpikir positif dan mencarikan untuk pengguna tersebut. Cari solusi terbaik untuk semua permasalahan, sampaian dengan sopan, dan jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih untuk komentar yang mereka berikan. Satu hal yang perlu diingat, pelanggan yang berkomentar negatif bisa jadi pelanggan Anda paling setia.

Panduan Dasar Pemasaran Digital bagi UKM

Menjadi sebuah realitas binsis, bahwa saat ini transformasi pemasaran digital menjadi agenda penting untuk dijalankan, termasuk bagi usaha kecil menengah (UKM), terlebih startup teknologi. Sebuah riset dari Forbes pernah mengemukakan, bahwa 80-90 persen dari total konsumen saat ini cenderung banyak melakukan riset online sebelum membeli sesuatu. Dan salah satu mekanismenya yakni menggunakan mesin pencari, mayoritas Google.

Dan menurut hasil riset dari Trellis, 90 persen dari pengguna mesin pencari tersebut hanya terpaku pada hasil pencarian di halaman pertama. Untuk itu menjadi penting, selain desain produk yang apik untuk ditampilkan online, SEO (Search Engine Optimization) perlu dipertimbangkan dalam strategi bisnis. Namun untuk mencapai semua itu, pengusana pemula pun perlu untuk mengidentifikasi komponen yang menjadi persenjataan dalam menjalankan pemasaran digital.

Syarat paling minimal, setidaknya pengusaha tersebut berivestasi pada pembuatan website, tulisan blog dan media sosial. Namun di luar itu alat seperti email untuk pemasaran hingga kit pemasaran untuk meningkatkan awareness terhadap brand perlu untuk dimiliki. Bentuknya pun perlu penyesuaian, mari kita bahas satu per satu.

Website

Memiliki website dengan tampilan profesional penting untuk meningkatkan kredibitlas bisnis. Website berisikan beberapa poin, yaitu (1) menginformasikan siapa diri kita, (2) apa yang ditawarkan, (3) di mana basis bisnis tersebut berada, dan (4) bagaimana calon pengguna dapat menghubungi. Kendati tidak memiliki kemampuan teknis, membuat website saat ini tidak sesulit dulu. Karena sudah ada beragam CMS siap terap, atau bahkan penyedia jasa pembuatan web yang dapat diakses secara digital.

Jika membutuhkan sentuhan custom dari website tersebut, selain bisa merekrut anggota tim yang didedikasikan sebagai pengembang web, melalui situs basis data freelancer, pengusaha dapat memberikan penawaran kerja sama di sana. Selain sifatnya sementara, dapat menyesuaikan kebutuhan dan budget yang dimiliki. Karena saat berbicara tentang website, bukan hanya unsur estetikanya saja, namun seperti yang sudah disinggung sebelumnya, SEO juga perlu dipertimbangkan.

SEO penting untuk memastikan website mudah ditemukan melalui mesin pencari, menggunakan kata kunci spesifik yang digunakan.

Konten blog

Berkaitan dengan kebutuhan sebelumnya, SEO merupakan sesuatu yang sangat dinamis, dengan cepat dapat bergeser bersamaan dengan persaingan pemasaran digital antar binsis. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendongkrak dan mempertahankan nilai SEO adalah dengan menghadirkan konten digital yang selalu diperbarui, salah satunya melalui blog. Tulisan di blog (yang disematkan di website) dapat berisi konten tentang produk atau layanan yang ditawarkan, ditulis dengan mengkaji ketentuan dalam melesatkan unsur SEO.

Misalnya dengan pemilihan judul dan kata kunci yang tepat dan sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Selain itu konten blog juga dimanfaatkan sebagai media edukasi pelanggan, misalnya dengan memberikan petunjuk untuk pemakaian produk, atau mengumumkan promo yang sedang dijalankan oleh bisnis.

Komponen untuk branding

Pemasaran digital perlu didukung dengan konten yang menarik, oleh karenanya branding perlu dilakukan. Komponen yang perlu dipikirkan mulai dari desain logo, pemilihan warna dominan hingga tagline untuk brand yang diusung. Tujuannya untuk memudahkan orang mengingat dan memahami pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan penawaran produk atau layanan yang diusung.

Media sosial

Dalam menentukan media sosial yang akan dimaksimalkan dalam pemasaran, pelaku bisnis perlu mempertimbangkan banyak hal, salah satunya target konsumen dan kegunaan dari media sosial itu sendiri. Misalnya media sosial hanya ingin digunakan untuk showcase produk, maka Instagram, Pinterest, atau YouTube akan sangat cocok untuk mengakomodasi. Namun jika untuk berkomunikasi dengan pelanggan, mungkin media seperti Twitter lebih cocok. Pun demikian untuk penentuan target pasar, harus disesuaikan demografinya. Apakah calon konsumen lebih banyak menggunakan Facebook, Path atau lainnya.

Pemasaran melalui email

Kendati sudah menjadi cara lama, mengirikan penawaran melalui email menjadi cara yang cukup efektif. Email konsumen atau calon konsumen bisa didapat dari banyak cara, mulai dari menampilkan kolom berlangganan di website, membuat survei hinnga menawarkan versi trial dari produk yang meminta pengguna untuk mendaftarkan emailnya. Pemasaran di email masih menjadi penting, karena konten yang disampaikan dapat lebih kaya dan memiliki penjelasan yang jelas. Hal ini didukung oleh riset MarketingSherpa yang menyatakan bahwa pengguna dewasa yang menjadi konsumen pontensial 72 persen masih menggunakan email.

Kiat Mengoptimalkan Pendapatan dari Basis Pengguna yang Ada

Tujuan utama dalam menjalankan bisnis adalah mendapatkan keuntungan. Jalan itu biasanya diraih dengan mencoba mendapatkan banyak pengguna. Logika sederhananya semakin banyak pengguna semakin banyak pendapatan yang didapatkan. Nyatanya ada alternatif lain, yakni mengoptimalkan jumlah pengguna yang ada dengan membuat mereka menjadi sumber penghasilan bagi bisnis. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan pendapatan dari basis pengguna yang terbatas.

Lakukan (lagi) perhitungan untuk harga

Untuk bisa mengoptimalkan pendapatan dari basis pengguna yang terbatas mengolah harga yang pas adalah satu hal yang bisa dilakukan. Coba untuk menghitung lagi harga yang cocok untuk ditawarkan pada mereka. Pastikan harganya tidak terlalu murah dan terlalu mahal bagi mereka. Perhitungan harga yang optimal bisa menjadi jalan untuk mendapatkan pendapatan lebih dari pengguna yang ada. Tetapi perlu diingat, menaikan harga harus dilengkapi dengan kualitas yang setara.

Berikan gimmick penawaran

Untuk bisa mengoptimalkan pendapatan dari basis pengguna yang ada diharuskan untuk lebih fokus pada apa yang mereka butuhkan. Cari cara untuk membuat mereka membayar lebih untuk barang atau jasa yang ditawarkan. Salah satu caranya dengan membuat gimmick menarik seperti penawaran spesial, fitur atau barang terbatas dan lainnya. Ini bisa menjadi jalan pendapatan lain bagi bisnis.

Ikat mereka dengan konten yang menarik

Bukan menjadi rahasia lagi bahwa konten sekarang ini berperan penting dalam kesuksesan bisnis mendapatkan dan mempertahankan pengguna. Konten-konten yang informatif dan menarik bisa menjadi media untuk berpromosi. Dan dalam kasus mengoptimalkan basis pengguna yang ada konten bisa menjadi salah satu cara efektif untuk meyakinkan mereka supaya “membayar lebih” untuk produk atau layanan yang mereka gunakan.

Ingatkan mereka

Membangun kedekatan dengan pengguna bisa dijalin melalui email. Email ini juga bisa menjadi cara untuk membuat mereka membayar lebih untuk bisnis. Kaitannya dengan penawaran-penawaran lain yang ditawarkan. Ingatkan mereka tentang hal tersebut melalui email. Usahakan jangan terlalu sering untuk menghindari spam, mungkin bisa dikombinasikan dengan konten yang menarik agar mereka tertarik. Setidaknya untuk membaca.

Monetisasi Sejak Awal Mudahkan Paktor Rangkul Investor

Penyedia platform social dating dan lifestyle services Paktor mengumumkan baru saja menyelesaikan pendanaan sebesar $10 juta (atau setara dengan Rp 131 miliar). Pendanaan tersebut didapatkan dari YJ Capital (perusahaan veture capital besutan Yahoo Jepang) dan beberapa investor, termasuk Global Grand Leisure, Golden Equator Capital, dan Sebrina Hodings. Beberapa investor lama Paktor pun turut andil pada putaran investasi kali ini, termasuk Vertex, MNC, Majuven dan Convergence Ventures.

Pendaan Paktor kali ini ingin difokuskan untuk melancarkan ekspansi di pasar Asia Utara, khususnya di Jepang dan Korea. Selain itu dari sisi bisnis, Paktor juga berambisi untuk memperluas cakupan pengguna di pangsa pasar yang sudah terbentuk, termasuk di Indonesia. Perluasan pangsa pasar tersebut dilakukan salah satunya dengan menghadirkan layanan online-to-offline (O2O). Sebagai penyedia aplikasi kencan, Paktor juga ingin memberikan layanan intensif (offline) dengan membuka gerai konsultasi sebagai media pendukung.

Model bisnis tersebut menurut Paktor yang membuatnya unik dan beda dengan layanan lain, sebut saja jika dibandingkan dengan Tinder. Hal paling esensial yang ingin dibedakan adalah bahwa Paktor mencoba memahami kultur yang ada di Asia, mengingat Paktor dikembangkan oleh pengembang Asia dan untuk pangsa pasar Asia. Beberapa fitur yang ada, seperti disampaikan pihak Paktor, juga menunjukkan langkah tersebut. Sebut saja fitur Group Chat, layanan ini sengaja dihadirkan untuk mengilhami kultur orang Asia, lebih suka memulai obrolan bersama ketimbang sendiri-sendiri.

Sejak diluncurkan pada tahun 2013, Paktor telah berevolusi menjadi platform lifestyle yang memberikan solusi kepada para “jomblo” untuk menemukan pasangan. Dengan layanan mobile dan web, didukung penyelenggaraan event dan hadirnya gerai konsultasi, Paktor meyakini dapat mengakselerasi pertumbuhannya dan menyesuaikan kebutuhan pengguna di pangsa pasarnya. Di Indonesia sendiri Paktor masuk sejak awal 2015. Sampai saat ini masih terus fokus untuk memperbanyak pengguna, dan melakukan inovasi produk yang lebih mengakomodir kebutuhan pengguna.

Faktor yang menarik investor dan kegunaan investasinya

Berbicara tentang investasi ke Paktor, ini bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya Paktor pernah menerima pendanaan Seri A senilai Rp 98 miliar dari Majuven, Convergence Ventures dan Vertex Ventures Holdings, tepatnya pada Juli 2015. Setelah itu belum lama ini MNC Media Group juga turut menyuntikkan investasi ke Paktor. Lalu apa sebenarnya yang membuat Paktor menarik sehingga para investor terlihat gencar mengucurkan dananya?

Dari sisi bisnis, Paktor memilih untuk menunjukkan monetisasinya sejak awal layanan tersebut diluncurkan. Saat ini monetisasi produk yang digencarkan yakni berupa premium membership, sistem O2O dating consultant dan juga penyelenggaraan event. Menurut pihak Paktor hal ini menjadi salah satu pendekatan yang dapat meyakinkan investor bahwa investasinya tak akan sia-sia. Paktor juga mengklaim selalu menekankan manajemen tim yang solid, sehingga mampu tercipta inovasi yang berkelanjutan.

Roadmap produk yang dimiliki Paktor juga menjadi komponen yang harus mampu didefinisikan secara jelas. Sebagai pemain di Asia, maka menyesuaikan dengan pengguna di Asia adalah harga mati bagi Paktor. Misalnya dari yang paling sederhana, jika layanan lain hanya memberikan sistem pencarian secara general, Paktor dalam memberikan opsi pencarian pasangan memberikan kemampuan untuk melakukan pencarian secara lebih mendalam, dengan mengetahui tinggi badan, pekerjaan, dan latar belakang lainnya, menyesuaikan kultur orang-orang di Asia yang selektif memilih pasangan.

Namun dari sisi business development, saat ini Paktor memang sedang mengaku membutuhkan banyak dukungan dari sisi pendanaan. Pihaknya berambisi kuat untuk menguasai pangsa pasar Jepang dan Korea dengan kultur pop yang sangat kental. Pendekatan yang lebih agresif diperlukan untuk dapat bertanggar kuat di pangsa pasar tersebut.

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Ryu Hirayama selaku CEO YH Capital yang turut mendukung ekspansinya ke Jepang, bahwa Paktor memiliki potensi tinggi untuk melakukan improvisasi dalam industri social dating, dan seiring dengan ekspansi dan kehadirannya di pangsa pasar baru, maka membutuhkan dukungan yang kuat.

Application Information Will Show Up Here

Beberapa Hal Yang Sering Diabaikan dan Dilebih-lebihkan oleh Startup

Bisnis adalah tentang prioritas, tentang mana yang harus lebih diutamakan / Shutterstock

Menjalankan bisnis adalah sebuah proses untuk menentukan prioritas dan keputusan. Kepiawaian seorang CEO atau Founder dalam membuat prioritas bisnis biasanya sangat bergantung pada jam terbang ia berkarir, ataupun ketelatenan mereka dalam mempelajari ilmu bisnis itu sendiri. Dalam sebuah kesempatan Boris Wertz mantan penguasaha yang saat ini memilih berkarir sebagi investor bersama Founder Version One Ventures menyampaikan beberapa hal kaitannya dengan prioritas binis. Continue reading Beberapa Hal Yang Sering Diabaikan dan Dilebih-lebihkan oleh Startup

Twitter Datangkan Pencari Uang

Tanda-tanda usaha Twitter untuk mendatangkan uang mulai terlihat hari ini. Twitter hari ini memboyong Kevin Thau sebagai Business Development Director. Melalui sebuah posting di blognya, Twitter menegaskan pentingnya mendatangkan uang bagi Twitter (it’s about time) dan Kevin Thau adalah orang yang tepat untuk itu.

Kevin Thau sebelumnya merupakan Vice President of Sales & Business Development di Buzzwire dan job title di Twitter adalah Director of Mobile Business Development, namun dijelaskan lebih lanjut bahwa job descriptionnya tidak terbatas hanya pada fitur Mobile, namun bisnis secara keseluruhan.

gambar:techcrunch
gambar:techcrunch