EV Hive dan BTPN Dirikan Coworking Space Sasar Startup Fintech

Bertujuan memberikan ruangan kerja untuk penggiat startup yang menyasar sektor fintech, EV Hive membuka coworking space baru bersama Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan PT Bahanasemesta Citranusantara bernama Jenius x EV Hive yang berlokasi di Menara BTPN lantai 47, Mega Kuningan. Jenius adalah brand tabungan digital kini menjadi unggulan BTPN. Coworking space ini merupakan cabang yang ke-17 yang dikelola EV Hive.

Dipilihnya EV Hive sebagai mitra strategis coworking space ini diungkapkan Direktur Keuangan BTPN Arief Harris Tandjung karena adanya kesamaan visi dan model bisnis.

“Ini merupakan pilot project dari BTPN. Akan dilihat seperti apa hasil dari kerja sama ini. Kami juga berharap melalui coworking space ini bisa membuka peluang kemitraan dengan startup yang menyasar sektor fintech.”

Ditambahkan CEO EV Hive Carlson Lau, didirikannya coworking space Jenius x EV Hive ini diharapkan bisa menjadi basis startup baru yang ingin menyasar sektor fintech.

“Kami juga akan menggelar berbagai kegiatan yang bertemakan financial technology dengan menghadirkan para pakar dan bisa dinikmati semua startup fintech di indonesia,” kata Carlson.

Coworking space yang dikelola EV Hive ini memiliki 40 ruang kantor yang dilengkapi ruang pertemuan dan lounge. Saat ini sudah ada enam startup yang bergabung, kebanyakan didominasi startup binaan East Ventures. East Ventures sendiri memiliki ruangan khusus di coworking space ini.

“Untuk BTPN kami tidak sekedar fokus kepada profit dan tidak ingin dikenal secara eksklusif. Dengan kerja sama strategis ini diharapkan BTPN bisa ambil bagian di gerakan financial technology saat ini. Kami percaya sektor perbankan harus bisa berubah dan dalam waktu 3-4 tahun terakhir kita sudah mulai melakukan inisiatif tersebut,” kata President Director BTPN Jerry Ng.

Selain kolaborasi EV Hive dan BTPN tersebut, awal tahun ini UnionSpace juga meresmikan FintechSpace sebagai coworking space khusus startup fintech.

Unicorn selanjutnya dari sektor fintech

Turut hadir dalam acara peresmian ini Menkominfo Rudiantara yang memberikan apresiasi pendirian coworking space Jenius x EV Hive ini. Rudiantara menyampaikan harapannya kepada pelaku startup fintech di Indonesia agar bisa tampil sebagai startup unicorn selanjutnya di Indonesia.

“Saat ini kita sudah punya empat startup unicorn dari Indonesia namun belum ada satupun dari layanan fintech. Untuk startup unicorn keempat atau kelima saya harapkan berasal dari layanan fintech.”

Disinggung apakah Rudiantara sudah bisa melihat startup fintech apa yang bakal menyandang status unicorn di Indonesia, Rudiantara menyebutkan startup layanan peer-to-peer lending (P2P) nampaknya menunjukkan prestasi yang baik dan memiliki potensi untuk menyandang status unicorn.

“Kita lihat saja saat ini layanan P2P sudah mampu memiliki pertumbuhan yang baik dan saya lihat ke depannya layanan seperti ini memiliki peluang untuk menjadi startup unicorn,” kata Rudiantara.

Sebagai perwakilan pemerintah yang mendukung keberadaan startup lokal, Kemenkominfo mengklaim selalu menerapkan pendekatan peraturan light touch kepada startup untuk menjalankan bisnis secara lebih leluasa.

“Dengan prinsip tersebut saya berharap akan muncul lebih banyak lagi entrepreneur baru yang bisa menghadirkan startup dengan berbagai layanan yang ada. Sementara untuk startup yang sudah mapan dan stabil, diharapkan bisa lanjut ke tahapan pendanaan lainnya seperti Seri B, C dan selanjutnya,” kata Rudiantara.

Application Information Will Show Up Here

EV Hive Umumkan Kemitraan dengan Anak Usaha Pos Indonesia, Hadirkan Co-Working Space

Startup co-working space EV Hive mengumumkan kemitraan dengan anak usaha Pos Indonesia, PT Pos Properti Indonesia, dengan meresmikan lokasi terbaru EV Hive di kantor pusat Pos Indonesia di Pasar Baru, Jakarta.

“Rencana ini [mendirikan coworking space] sudah ada sejak beberapa tahun lalu, tapi baru sekarang terealisasi. Kami mau kembali jadi top of mind buat anak muda saat ingin mengembangkan usahanya,” terang Direktur Utama Pos Properti Handriana Tjatur Setijowati, Rabu (31/1).

CEO dan Co-Founder EV Hive Carlson Lau menambahkan, “Baik Pos Properti maupun EV Hive bersama memiliki visi untuk menciptakan lokasi ini menjadi suatu wadah di mana komunitas dapat berkumpul, berbagi pengalaman dan gagasan, inovasi dan menciptakan bisnis baru bersama.”

Handriana melanjutkan, Pos Indonesia memiliki berbagai jenis aset yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari kantor sampai rumah dinas. Pemilihan aset yang akan direvitalisasi itu akan ditentukan berdasarkan skala prioritasnya, apakah di kota besar, ada pasarnya, dan lain sebagainya.

“Ada yang kami investasi sendiri atau kerja sama dengan pihak ketiga untuk disewa. Salah satu yang sudah kami lakukan adalah menyewakan space untuk Starbucks di gedung Filateli. Ada juga rencana untuk kerja sama buat hotel budget.”

Di lokasi ini akan lebih banyak diperuntukkan untuk pegiat startup yang bergerak di bidang logistik dan e-commerce. Ke depannya akan banyak serangkaian aktivasi dan lokakarya yang dapat menampung hingga 400 orang, ditujukan untuk mengembangkan komunitas EV Hive, termasuk memanfaatkan berbagai jasa Pos Indonesia.

Setelah meresmikan lokasi tersebut, berikutnya Pos Indonesia akan memanfaatkan aset lainnya untuk menjadi co-working space di gedung Filateli, Jakarta. Rencananya lokasi tersebut akan diresmikan pada Maret 2018.

Lokasi kedua tersebut akan difokuskan untuk aktivasi industri kreatif dan mengangkat tema-tema seputar budaya Indonesia. Diharapkan tempat ini menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin mengetahui lebih banyak sejarah Pos Indonesia dan dearah sekitarnya.

Buka lokasi baru

Carlson melanjutkan lokasi terbaru ini menambah kehadiran EV Hive di Indonesia. Hingga kini, EV Hive telah berada di 14 titik di Jakarta dan satu lokasi di Medan.

Sepanjang tahun ini, EV Hive akan membuka 29 lokasi baru dan mulai ekspansi ke luar kota. Menurut Carlson, kota yang akan disasar EV Hive di antaranya Bandung dan Yogyakarta. Pihaknya mengaku akan membangun sendiri co-working space namun juga ada hasil kolaborasi dengan pihak lain.

“EV Hive akan membidik lokasi baru yang memiliki banyak mahasiswa dan startup baru yang bermunculan.”

Menurut data terakhir, EV Hive menampung lebih dari 1.300 anggota dan 11 ribu acara dan workshop yang diselenggarakan para anggota. Beberapa anggota EV Hive di antaranya SquLine, Member.id, HelloBeauty, dan Ride Jakarta.

EV Hive akan memanfaatkan pembukaan lokasi baru dengan pendanaan segar pra-A yang didapat dari Insignia Venture Partners sebesar US$3,5 juta atau sekitar Rp46 miliar pada akhir 2017.

EV Hive City @ Plaza Kuningan Diresmikan, Diklaim Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara

EV Hive resmi meluncurkan coworking space barunya EV Hive City di Plaza Kuningan, Jakarta. Coworking space ini diklaim menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan luas 6700 meter persegi dan dapat menampung lebih dari 1000 industri kecil menengah, pengusaha, dan para kreator dalam satu community hub.

Ruang kerja baru ini terdiri dari dua lantai yang didesain untuk mendukung atmosfer kolaboratif antar anggota EV Hive. Di setiap lantainya dilengkapi dengan team discussion pod, event spaces, dan lounge untuk para anggota yang ingin mengadakan networking event dan business skill workshop.

[Baca juga: Strategi EV Hive di Tengah Eksplorasi Industri Coworking Space]

“EV Hive memiliki visi sebagai community hub bagi para pengusaha untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka. Melalui EV Hive Platform, kita siap memasuki era ekonomi berbagi yang sangat membantu industri untuk tumbuh bersama-sama dan kesempatan networking yang sebelumnya terlalu mahal jika ditanggung perorangan,” kata Founder dan CEO EV Hive Carlson Lau, Rabu (29/11).

Kehadiran EV Hive City ini melengkapi lebih dari 10 jaringan EV Hive lainnya yang sudah lebih dahulu hadir. Di antaranya, JSC Hive, D.Lab, The Breeze, Satellite @ SCBD, Tower @ IFC, Dimo, EV Hive @ Clapham, dan The Maja. Sampai akhir tahun ini, ditargetkan akan ada dua tambahan lokasi baru yang diklaim Carlson sebagai hub yang lebih besar dari City @ Plaza Kuningan.

Hadirkan platform investasi

Selain mengumumkan lokasi coworking space baru, EV Hive juga meluncurkan platform EV Hive Community Awards. Platform tersebut diperuntukkan untuk penempatan modal demi mendukung kemudahan berinvestasi di kalangan investor dan pengusaha, sekaligus startup dari ekosistem EV Hive yang memiliki bisnis menjanjikan.

Pendirian platform ini digagas dari ide yang dikumpulkan dalam platform EV Hive lainnya yakni EV Hive Connect yang aktif memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh para anggota.

“Secara aktif EV Hive mempertemukan para pendiri perusahaan yang sedang berkembang dengan para angel investor, perusahaan modal ventura, dan mitra bisnis di dalam ekosistem kami. Dalam kondisi tertentu, EV Hive bersama para investor juga turut menanamkan investasi kepada para anggotanya. Hasilnya mereka pun mengalami pertumbuhan bisnis yang cepat,” pungkas Carlson.

Saat ini EV Hive menampung lebih dari 1.300 anggota dan 11 ribu acara dan workshop yang diselenggarakan para anggota. Beberapa anggota EV Hive di antaranya, SquLine, Member.id, HelloBeauty, dan Ride Jakarta.

EV Hive and Clapham Collective Merges, Will Use “EV Hive @ Clapham” for Medan and Sumatra

EV Hive has announced the merger with coworking space provider in Medan, Clapham Collective, for operational expansion. EV Hive plans in pouring investment to build coworking space in Medan and Sumatra. In associated with its own brand, EV Hive reported to be using the name “EV Hive @ Clapham”.

Chris Angkasa, Clapham’s founder, will join EV Hive advisory board. In terms of services, the EV Hive team is currently consolidating, as EV Hive @ Clapham will be using EV Hive’s SOP and platform technologies.

“As the third largest city in Indonesia, Medan becomes the main entrance for business in Sumatra. Along with the vision of EV Hive’s founder, coworking space will be popularize as cultural exchange platform as well as meeting places to strengthen business relationships of entrepreneurs in Jakarta and Medan,” Angkasa said.

Carlson Lau, EV Hive’s Co-Founder and CEO, added, “We are excited about the huge demand for coworking space and strong community scope from local communities and startups in the region. Moreover, Chris as a leader figure and investors with integrity. We are enthusiast to make him as our advisor. While extending network to 100 coworking space in Indonesia, we will continue to build strategies for partnering with local communities, as well as connecting people in our ecosystem.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

EV Hive dan Clapham Collective Merger, Lahirkan Brand “EV Hive @ Clapham”

EV Hive hari ini mengumumkan peresmian merger dengan penyedia layanan coworking space di Medan, Clapham Collective, untuk perluasan wilayah operasional. Bersama dengan penyatuan ini, EV Hive berencana untuk menggelontorkan investasi guna membangun ruang coworking yang lebih banyak di area Medan dan Sumatera. Terkait dengan brand-nya sendiri, disampaikan pihak EV Hive akan menggunakan nama “EV Hive @ Clapham”.

[Baca juga: Strategi EV Hive di Tengah Eksplorasi Industri Coworking Space]

Bersama dengan peresmian merger ini, Chris Angkasa selaku pendiri Clapham akan bergabung dalam jajaran Dewan Penasihat EV Hive. Dari sisi penyuguhan layanan, saat ini tim EV Hive sedang mengkonsolidasikan, karena EV Hive @ Clapham akan menggunakan SOP dan platfrom teknologi yang sudah menjadi standar di EV Hive.

“Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan menjadi gerbang utama dalam berbisnis di Sumatera. Sejalan dengan visi para pendiri EV Hive, coworking space pun akan kami populerkan sebagai platform pertukaran budaya sekaligus tempat pertemuan yang memperkuat hubungan bisnis para pengusaha di Jakarta dan Medan,” ujar Chris Angkasa.

[Lihat juga: DStour #33 Berbagai Ruangan Kreatif di EV Hive IFC Tower]

Carlson Lau, Co-Founder dan CEO EV Hive menambahkan, “Kami sangat antusias mengetahui banyaknya permintaan layanan coworking space dan wadah komunitas yang kuat dari para UKM dan startup di kawasan ini. Apalagi Chris sebagai sosok pemimpin dan investor yang berintegritas. Kami antusias bisa menjadikannya sebagai penasihat kami. Sambil memperluas jejaring kami ke 100 lokasi coworking space di Indonesia, kami akan terus merancang strategi untuk bermitra dengan para komunitas lokal, sekaligus menghubungkan setiap orang dalam ekosistem kami.”

Strategi EV Hive di Tengah Eksplorasi Industri Coworking Space

Menyusul pendanaan pra-seri A senilai 46 miliar rupiah yang diumumkan bulan lalu, EV Hive meresmikan coworking space ketujuhnya di kawasan Sudirman Jakarta. EV Hive Tower begitu julukannya, didesain layaknya tempat yang dimiliki sebelumnya, terdapat ruang kantor, ruang kerja, ruang pertemuan hingga fasilitas relaksasi.

Tujuh tempat di kawasan produktif ibukota menunjukkan keseriusan EV Hive. Menurut CEO EV Hive Coworking Space Carlson Lau, ia melihat bahwa industri coworking saat ini menjadi salah satu tren di generasi muda dan millennials. Salah satu pola yang terbentuk ialah mobile workforce yang berpegang pada komunitas.

Demografi pengguna EV Hive sendiri sangat tersegmentasi berdasarkan layanan yang ada. Sebagai contoh, penggunaan ruang kerja privat kebanyakan digunakan ostartup yang sudah memiliki tim antara 5-10 orang. Sementara ruang kerja bersama kebanyakan didominasi oleh anak muda, pekerja lepas dan tim startup yang baru terbentuk. Sedangkan ruang acara banyak dioptimalkan oleh komunitas atau perusahaan setempat.

Persaingan model coworking space di Indonesia

EV Hive bukan satu-satunya penyedia layanan coworking space. Masih ada pemain lain seperti Rework, Freeware, Spacemob (yang kini diakuisisi WeWork), hingga BLOCK71. Kendari demikian, Carlson Lau menilai bahwa industri ini masih tergolong pendatang baru dan pasar yang bisa dieksplorasi masih sangat besar dengan beragam model yang ditawarkan coworking space di Indonesia.

“Kami yang berkecimpung di industri ini melihat bahwa generasi saat ini sudah sangat berkembang dan bervariasi. Pekerjaan tidak lagi hanya sekedar membutuhkan kantor dengan gaya tradisional saja, jenis lapangan pekerjaan sudah sangat luas. Oleh karena itu, semakin banyak variated industry player yang kami ajak bekerja bersama, semakin luas pula jaringan yang kami bentuk untuk merasakan keuntungan dan keunikan bekerja menggunakan fasilitas coworking space,” ujar Carlson kepada DailySocial.

EV Hive disebutkan memilih memfokuskan pada visi utama yang menargetkan kalangan entrepreneur. Yang dilakukan ialah memahami secara detail apa yang dibutuhkan para pengguna, contohnya sisi fasilitas bekerja dan kesempatan networking.

“Kami memberikan pendekatan pada pengguna dengan mendengar kebutuhan dan keinginan mereka dan berusaha menyediakan berupa kenyamanan dalam fasilitas lingkungan kerja. Servis bisnis bahkan menghadirkan sarana networking antar komunitas yang bertujuan untuk meluaskan jaringan bisnis dan membuka kesempatan baru,” terang Carlson.

Kejelian bermanuver

Model bisnis yang ditawarkan bisnis coworking space yang ada saat ini cukup unik. Tidak lagi secara pragmatis mengejar untung dengan menyewakan layanan fasilitas, lebih dari itu mereka ingin menciptakan sebuah sinergi berkesinambungan dengan para pemain bisnis dan pengembang ekosistem/komunitas, khususnya industri kreatif.

Carlson menjelaskan, “Kami melihat dan mempertimbangkan bahwa masing-masing komunitas mempunyai karakter dan kebutuhan yang unik. Kekuatan kami adalah membentuk konsep yang berbeda-berbeda sesuai dari suatu kelompok target market tersebut. Sebut saja kebutuhan dari komunitas fashion, tech startup dan creative industry. Tentu saja kami tidak akan lengah dan tetap terus beradaptasi dengan berkembang dan meluasnya kebutuhan.”

Industri secara umum tengah dihadapkan pada sebuah pergeseran, yang banyak disokong urgensi dari transformasi digital. Implikasinya juga menyusur langsung pada pekerja secara individu, karena keterbukaan yang diberikan memberikan banyak kesempatan sekaligus keleluasaan untuk dapat bergerak maju di tengah persaingan yang sangat ketat.

“Dalam beberapa tahun yang akan datang, coworking akan menjadi salah satu pemain terbesar di perubahan industri ini. coworking akan memunculkan suatu potensi besar sendiri dalam bisnis, individu maupun komunitas. Dengan perkembangan variasi industri di Indonesia, coworking akan menjadi tujuan utama sebagai wadah modernisasi tempat bekerja, juga untuk membentuk suatu kolaborasi dalam bentuk strong business partnership,” tutup Carlson.

EV Hive Raih Pendanaan Pra-Seri A Senilai 46 Miliar Rupiah

Operator co-working space EV Hive hari ini mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai $3,5 juta atau sekitar 46 miliar rupiah. Pendanaan ini dipimpin oleh Insignia Venture Partners dengan partisipasi dari Intudo Ventures, Pandu Sjahrir dan jaringan angel investor. Beberapa investor EV Hive sebelumnya seperti East Ventures, SMDV dan Sinar Mas Land juga turut berpartisipasi dalam putaran kali ini.

Dengan bertambahnya jaringan investor, EV Hive berharap dapat mempercepat rencana pertumbuhan bisnisnya, khususnya untuk memfasilitasi pengusaha dalam memperluas cakupan bisnisnya secara global. Saat ini EV Hive telah mengoperasikan co-working space di 7 wilayah sekitar Jakarta. EV Hive juga tengah merampungkan pembangunan co-working space di 9 lokasi lainnya.

[Baca juga: Rencana-Rencana EV HIVE dengan Manajemen Baru]

“Kami percaya dalam kekuatan jaringan komunitas dan peran teknologi sebagai enabler kolaborasi yang terbuka dalam ekonomi bersama saat ini. Dengan dana tambahan, kami terus menjalankan misi utama kami, yaitu untuk mendukung perjalanan pengusaha dengan rencana untuk membangun layanan bersama seperti co-living, co-warehousing dan vertikal lainnya yang dibutuhkan oleh komunitas kami,” sambut CEO EV Hive Carlson Lau.

Sementara itu Yinglan Tan selaku Founding Managing Partner dan CEO Insignia Venture Partners berpendapat, “Ide bagus merupakan hal yang baik namun eksekusi adalah kunci di ruang teknologi. Kepemimpinan dan tim EV Hive telah membuktikan diri sebagai satu-satunya operator co-working space yang dapat dengan cepat mengembangkan formula keberhasilan mereka di beberapa lokasi utama sambil tetap menjaga jaringan masyarakat dan secara efektif meningkatkan produktivitas anggota. Mereka telah membangun network effect yang sangat menarik, mulai dari tim, kepemimpinan, perusahaan, penasihat dan investor.”

Debut perdana Intudo Ventures

Pendanaan ini menjadi investasi perdana Intudo Ventures di Indonesia. Pemodal ventura yang didirikan oleh Eddy Chan dan Patrick Yip ini baru didirikan pada tahun ini. Namun para pendirinya sendiri telah berpengalaman berinvestasi di perusahaan ternama seperti SpaceX, Palantir, hingga Fortinet. Di Indonesia Intudo Ventures akan berfokus di tahapan investasi seri A.

“Intudo Ventures adalah investor modal ventura yang sangat selektif yang hanya mendukung beberapa pengusaha di Indonesia setiap tahun dan menawarkan dukungan penuh dan perhatian manajemen kepada kami. Tim EV Hive telah membuktikan diri untuk dapat terus menawarkan inovasi baik dalam ruang dan layanan untuk mendukung perjalanan pengusaha. Kami senang bisa bekerja sama dengan tim saat mereka dengan cepat menumbuhkan jejak mereka di seluruh wilayah,” sambut Co-Founder & Managing Partner Intudo Ventures Patrick Yip.

Rencana-Rencana EV HIVE dengan Manajemen Baru

Budaya penggunaan co-working space sebagai kegiatan profesional berkembang pesat di Indonesia. Di berbagai daerah mulai muncul co-working space sebagai tempat kerja dan sebagai tempat yang membuka kesempatan kolaborasi. Salah satu co-working space yang berkembang di Indonesia adalah EV HIVE. EV HIVE mengumumkan akuisisi terhadap D.Lab yang bertempat di Menteng. Akusisi ini membuat EV HIVE saat ini memiliki 4 lokasi di Indonesia. Tiga yang lainnya bertempat di Jakarta Smart City Kuningan, Maja Kebayoran Baru, dan Breeze BSD.

Selain mengumumkan akuisisi tempat baru EV HIVE juga mengumumkan penunjukkan tim manajemen baru. Carlson Lau (Chief Executive Officer), Jason Lee (Chief Financial Officer) dan Ethan Choi (Chief Strategy Officer) akan memimpin EV HIVE untuk memperluas perusahaan ke wilayah regional.

Saat ini EV HIVE yang bisa disebut sebagai salah satu co-working space yang memiliki visi untuk menghadirkan startup teknologi, entrepreneur, dan bisnis sebuah akses terjangkau ke jaringan workspaces, corporate services, dan komunitas para wiraswasta yang saling mendukung.

Sejalan dengan penunjukan tim manajemen baru, EV HIVE juga meluncurkan layanan “flexi-desk”. Sebuah layanan Flexible co-working dek yang tersedia dengan harga Rp1 juta per bulan untuk akses meja kerja di berbagai lokasi EV HIVE.

Saat ini EV HIVE didukung oleh dua perusahaan modal ventura ternama di Asia Tenggara, yakni East Ventures dan SMDV (Sinar Mas Digital Ventures). Bersama dengan investor EV HIVE saat ini, manajemen baru EV HIVE akan menambahkan investasi sebesar USD 800 ribu (dari kocek sendiri) sebagai bagian dari penggalangan dana pre-Seri A EV HIVE. Pendanaan pre-seri A akan digunakan untuk rencana ekspansi EV HIVE. EV HIVE saat ini juga terbuka untuk kerja sama dengan para pemilik properti lainnya.

“EV HIVE telah memberikan layanan yang luar biasa sebagai platform komunitas East Ventures selama lebih dari satu setengah tahun terakhir. Kami telah berinteraksi dengan lebih dari 10.000 startups, mengadakan lebih dari 120 acara dewi mingguan dan gathering bersama mitra kami. Kami juga bermitra dengan para pemangku kepentingan di industri seperti Amazon Web Services, Facebook, Google, SGInnovate dan komunitas modal ventura,” Co-Founder dan Managing Director East Ventures Willson Cuaca.

Willson menambahkan bahwa saat adalah waktu yang tepat bagi EV HIVE untuk maju ke tahap berikutnya dan mengukuhkan posisinya di bisnis co-working di tanah air.

Senada dengan Wilson, CEO EV HIVE Carlson Lau mengungkapkan pihaknya saat ini menargetkan untuk memiliki 7 lokasi di tahun ini dan membuat EV HIVE menjadi jaringan co-working space terbesar di tanah air.

“Tim kami bekerja keras. Kami menargetkan untuk memiliki 7 lokasi tahun ini untuk EV HIVE, jaringan co-working space terbesar, sehingga para entrepreneur bisa berinteraksi, bertumbuh dan berinovasi di komunitas ini. Dengan biaya Rp. 1 juta untuk flexi-desk dan lokasi baru, kami terus melanjutkan misi kami untuk menghadirkan  entrepreneur di Indonesia akses terjangkau dan terbuka ke lingkungan, layanan dan platform komunitas EV HIVE,” ungkap Carlson.