HP Luncurkan Spectre x360 15 dengan Layar AMOLED

Tidak seperti smartphone, populasi laptop yang mengusung layar AMOLED masih sangat sedikit. Kenyataan ini sepertinya menjadi motivasi tersendiri buat HP. Di event CES 2019, mereka memperkenalkan laptop Spectre x360 15 baru yang mengemas display AMOLED.

Ya, AMOLED yang begitu dikenal akan keunggulannya dalam hal kontras itu, dan di sini HP mengklaim rasio kontrasnya mencapai angka 100.000:1, serta mampu menampilkan 33% lebih banyak warna ketimbang spektrum sRGB.

Label “x360” mengindikasikan bahwa layar 15 incinya dapat dilipat 360 derajat, akan tetapi entah kenapa HP masih enggan merincikan resolusinya. Soal desain, wujudnya sama persis dan sama premiumnya seperti duo Spectre x360 yang dirilis belum ada setahun lalu.

HP Spectre x360 15 AMOLED

Secara teori, layar AMOLED semestinya lebih irit daya ketimbang LCD, yang berarti daya tahan baterai laptop ini seharusnya melebihi angka 17,5 jam – angka yang dicatatkan saudara kembarnya yang berlayar LCD. Juga ikut memegang peran adalah prosesor Intel Core i7 generasi terbaru, sedangkan untuk GPU-nya akan ada pilihan antara besutan Nvidia atau AMD.

Untuk harga, sudah pasti ia lebih mahal ketimbang model LCD, namun angka pastinya masih belum dibeberkan. Pemasarannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai bulan Maret mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, HP juga memperkenalkan varian baru untuk laptop unik berlapis kulitnya, Spectre Folio. Varian baru ini selain mengusung warna anyar juga datang membawa layar sentuh beresolusi 4K. Pemasarannya sudah berlangsung dengan banderol mulai $1.309.

Sumber: Engadget.

HP Omen X Emperium 65 Adalah TV 4K Raksasa untuk Gamer Sultan

Di ajang CES 2018, Nvidia mengumumkan Big Format Gaming Display (BFGD), konsep TV 4K berukuran masif yang dioptimalkan untuk gaming berkat dukungan refresh rate yang tinggi beserta HDR. Setahun berselang, HP akhirnya merealisasikan proyek ambisius tersebut dalam wujud HP Omen X Emperium 65.

Omen X Emperium mengusung spesifikasi persis seperti standar yang ditetapkan Nvidia: bentang diagonal 65 inci, resolusi 4K, refresh rate 144 Hz, dukungan HDR dengan tingkat kecerahan maksimum 1.000 nit dan rasio kontras 4000:1, serta viewing angle seluas 178 derajat.

Dukungan teknologi G-Sync tak lupa HP sematkan demi menjamin sesi gaming yang mulus. Guna semakin memaksimalkan kualitas visualnya, HP turut melengkapinya dengan 384 zona backlight tipe full direct-array, serta quantum dot untuk memastikan reproduksi warnanya memenuhi 95% spektrum DCI-P3.

HP Omen X Emperium 65

Keistimewaan lain dari Omen X Emperium ada di bagian kakinya. Di situ bisa kita lihat bahwa HP juga telah mengintegrasikan sebuah soundbar. Spesifikasinya pun cukup mumpuni, dengan total output 120 W, tiga amplifier stereo, beserta teknologi Low Frequency Array (LOFAR) yang pada dasarnya bisa menggantikan peran sebuah subwoofer terpisah.

Soundbar ini dapat beroperasi dalam dua mode yang berbeda, satu untuk gaming, satu lagi untuk konsumsi multimedia. Seperti yang kita tahu, Nvidia mengonsepkan BFGD agar mengemas hardware Nvidia Shield terintegrasi, dan itu pun rupanya juga dipenuhi oleh HP.

HP Omen X Emperium 65

Perihal konektivitas, Omen X Emperium juga tidak mengecewakan. Di samping input DisplayPort 1.4, ada tiga input HDMI 2.0b yang mendukung HDMI ARC. Ini berarti satu Omen X Emperium bisa disambungkan ke sebuah PC, dua game console, dan sebuah Blu-ray player. Lebih lanjut, Omen X Emperium turut dilengkapi dengan sepasang port USB 3.0.

Kalau menimbang semua keunggulannya, jangan heran kalau kemudian HP mematok harganya selangit. Omen X Emperium rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Februari mendatang, dengan banderol harga mencapai $5.000. Ya, kecuali Anda benar-benar masuk kategori gamer sultan, sebaiknya urungkan saja niat untuk membeli perangkat ini.

Sumber: AnandTech.

Creative SXFI Air Adalah Headphone Wireless Berteknologi Surround Sekaligus Music Player Mandiri

Setahun yang lalu, Creative meluncurkan SXFI Amp, sebuah portable amplifier berukuran mini yang sanggup mengubah headphone apapun yang tersambung menjadi headphone surround 7.1. Label SXFI sendiri merujuk pada Super X-Fi, teknologi surround yang Creative klaim sangat efektif karena melibatkan proses head dan ear mapping di samping algoritma standar.

Tahun ini, Super X-Fi mendapat rumah baru dalam wujud headphone Bluetooth bernama Creative SXFI Air. Ia pada dasarnya merupakan headphone wireless dengan SXFI Amp yang terintegrasi, sehingga pengguna dapat menyesuaikan karakteristik suara yang dikehendakinya melalui aplikasi pendamping di smartphone.

Istimewanya, headphone dengan sepasang driver 50 mm ini juga mengemas sebuah slot microSD, yang berarti Anda dapat menggunakannya juga sebagai music player mandiri. Jenis file yang didukung mencakup MP3, WMA, WAV dan FLAC, sedangkan pengoperasiannya mengandalkan panel sentuh di sisi luar earcup.

Creative SXFI Air C

Di samping SXFI Air, ada SXFI Air C, saudaranya yang mengandalkan sambungan USB-C ketimbang wireless. Ia tak dilengkapi kontrol sentuh maupun slot microSD, akan tetapi ada sebuah mikrofon yang dapat dilepas-pasang, sehingga mungkin model ini lebih ideal di telinga para gamer.

Keduanya saat ini telah dipasarkan oleh Creative. Di AS, harga SXFI Air dipatok $160, sedangkan SXFI Air C sedikit lebih murah di angka $130.

Sumber: SlashGear.

Samsung Space Monitor Dapat Dipepetkan ke Tembok untuk Menghemat Tempat

Ajang CES 2019 akan segera dimulai, dan Samsung mengawalinya dengan memperkenalkan trio monitor yang masing-masing punya daya tarik tersendiri. Ketiganya adalah Space Monitor, CRG9, dan UR59C.

Samsung Space Monitor menurut saya adalah yang paling menarik. Namanya mengindikasikan ada sangkut-paut dengan ruang (space), dan ternyata itulah kelebihan utamanya: monitor ini dirancang agar bisa memakan ruang seminimal mungkin di atas meja.

Samsung Space Monitor

Rahasianya terletak pada dudukan unik yang bisa dijepitkan ke belakang meja. Dari situ layarnya pun dapat Anda pepetkan ke tembok, persis seperti yang bisa Anda lihat pada gambar. Saat diperlukan, layarnya bisa kita tarik maju tanpa mengubah posisi dudukannya.

Agar terlihat semakin elegan, kabel-kabelnya disembunyikan dengan pintar pada lengan yang menyambungkan layar dan dudukan. Space Monitor akan ditawarkan dalam dua varian: 27 inci dengan resolusi QHD, dan 32 inci dengan resolusi 4K.

Samsung CRG9 Gaming Monitor

Monitor yang kedua, CRG9, diciptakan buat para gamer antusias. Layarnya yang super lebar dengan bentang diagonal 49 inci tak hanya memiliki resolusi yang tinggi (5120 x 1440, aspect ratio 32:9) saja, tapi juga menawarkan refresh rate 120 Hz sekaligus mendukung AMD FreeSync.

HDR juga merupakan salah satu fitur unggulan CRG9, dengan tingkat kecerahan maksimum 1.000 nit. Menggunakan satu monitor ini sejatinya sama persis seperti menjejerkan dua monitor 27 inci dengan resolusi QHD dan aspect ratio 16:9.

Samsung UR59C Monitor

Terakhir, ada UR59C yang didedikasikan buat para kreator konten. Monitor 32 inci ini memiliki layar melengkung dengan resolusi 4K dan rasio kontras 2.500:1. Samsung bilang bahwa kurvatur 1500R pada layarnya mampu menampilkan konten secara lebih immersive.

Secara estetika, UR59C juga bisa dibilang cantik, apalagi layar yang nyaris tanpa bezel dan tebal bodi hanya 6,7 mm. Sayang sejauh ini belum ada informasi mengenai jadwal rilis maupun banderol dari ketiganya.

Sumber: Samsung.

Klipsch Umumkan True Wireless Earphone Perdananya

Di tahun yang baru ini, kita melihat satu lagi pemain baru di segmen true wireless earphone. Namun pemain baru ini sama sekali bukanlah brand amatir, melainkan Klipsch, dedengkot audio asal Amerika Serikat yang sudah beroperasi sejak 1946 dan dikenal lewat speakerspeaker besutannya yang berharga mahal.

Menjelang ajang CES 2019, mereka mengumumkan Klipsch T5 True Wireless. Yang paling mencolok darinya malah bukan unit earphone-nya, melainkan charging case-nya. Saya yakin bentuknya bakal mengingatkan kita terhadap korek api Zippo, lengkap dengan mekanisme buka-tutup yang mirip.

Sayang pengumuman ini baru sebatas teaser, yang artinya belum ada informasi sama sekali mengenai spesifikasi maupun daya tahan baterainya. Klipsch T5 sendiri sejatinya juga merupakan lini baru yang terdiri dari empat earphone: T5 Wired, T5 Wireless, T5 Neckband, dan T5 True Wireless itu tadi. Di AS, keempatnya akan dipasarkan mulai musim semi mendatang, dengan rentang harga $59 – $199.

Klipsch Bar 54A

Di samping earphone, Klipsch juga mengumumkan lima soundbar baru dalam beragam ukuran. Tiga yang menarik untuk disoroti adalah Klipsch Bar 40G yang mengemas integrasi Google Assistant, Klipsch Bar 48W yang kompatibel dengan Assistant, Alexa maupun AirPlay 2, serta Klipsch Bar 54A yang berada di level tersendiri dengan dukungan Dolby Atmos. Kelimanya juga akan dipasarkan mulai musim semi, dengan rentang harga $299 – $1.599.

Sumber: Klipsch.

LG Lengkapi Deretan TV Barunya dengan Prosesor Baru dan Integrasi Alexa

Persis setahun yang lalu di event CES, LG memamerkan TV OLED dengan ukuran 88 inci dan resolusi 8K. Kini di CES 2019, TV tersebut akhirnya resmi menjadi produk yang dapat segera dibeli oleh konsumen, dengan nomor model Z9.

Realisasinya dimungkinkan berkat penggunaan prosesor baru α9 Gen 2, yang tentunya juga dilengkapi kemampuan untuk meng-upscale konten non-8K selagi masih mempertahankan ketajaman gambarnya. Lebih lanjut, prosesor ini juga diklaim mampu mengoptimalkan parameter gambar sekaligus suara secara otomatis berdasarkan sumber konten yang terdeteksi.

88 inci dan 8K terlalu berlebihan? Kabar baiknya, prosesor yang sama rupanya juga LG sematkan ke semua TV baru mereka di tahun 2019 ini, baik seri OLED (W9, E9 dan C9) maupun seri LCD, yang kini telah diganti namanya menjadi NanoCell guna menekankan teknologi yang LG gunakan.

Seperti sebelumnya, lini TV baru LG ini juga dilengkapi integrasi ThinQ AI maupun Google Assistant. Namun LG rupanya masih belum puas. Tahun ini, mereka menambahkan integrasi Alexa pada semua TV barunya, bahkan di Magic Remote-nya pun kini ada satu tombol khusus untuk mengakses layanan Amazon Prime Video secara instan.

Terakhir, yang paling sepele namun tetap krusial, semua TV OLED LG beserta sejumlah model TV NanoCell-nya telah dilengkapi input HDMI 2.1, yang berarti semuanya mampu memutar konten ber-frame rate tinggi (120 fps) dengan baik, dan ini amat ideal bagi para penggemar tayangan olahraga.

Sumber: LG.

Samsung C-Lab Siapkan 8 Produk Baru untuk Ramaikan CES 2019

Dalam beberapa tahun terakhir, Samsung C-Lab telah meluncurkan beberapa produk menarik, tak sedikit dari mereka yang berbuah hasil dan menjadi bisnis mandiri. Di CES 2018 lalu, inkubator startup ini memamerkan tiga produk baru. Dan di tahun 2019 jumlahnya akan melonjak tiga kali lipat menjadi delapan produk. Mengingat kecerdasan buatan menjadi hal yang makin lumrah di banyak perangkat, sebagian besar kreasi Samsung C-Lab ini akan berhubungan dengannya.

Pertama, ada Tisplay, sebuah tool iklan bagi para pembuat video yang dapat melapisi iklan pada pakaian yang dikenakan oleh presenter seolah-olah mereka dicetak di atasnya. Tool ini memungkinkan pengiklan menampilkan produk dengan cara yang lebih nyaman, minim gangguan.

Kemudian ada aiMo, tool yang akan membantu para pencipta untuk membuat suara ASMR yang jernih menggunakan aplikasi render suara bertenaga AI. Penggunaan tool yang mudah, cukup dengan smartphone case akan mengeliminasi kebutuhan perangkat perekam profesional yang berharga mahal.

Ketiga, ‘MEDEO’ yang juga memanfaatkan teknologi AI untuk menggabungkan pengambilan video dan pengeditan menjadi satu proses yang ringkas. Teknologi ini secara otomatis menutupi adegan dengan efek visual dan musik latar belakang selama live streaming.

Berikutnya, Samsung C-Lab juga memperkenalkan tool bernama Prismit yang lagi-lagi memberdayakan teknologi AI untuk menganalisis konten berbasis masalah untuk memberi pembaca lima artikel paling representatif teratas tentang topik yang dicari.

Di deretan kelima, ada Perfume Blender yang membantu pengguna menciptakan parfum versinya sendiri. Teknologi AI di dalam aplikasi secara cerdas akan membuat resep parfum menggunakan bahan berdasarkan input gambar produk tertentu.

Keenam adalah Girin Monitor Stand, dudukan monitor yang dapat menganalisa postur pengguna selama menggunakan komputer. Ketika postur pengguna dianggap tidak ideal, tool ini akan memaksa pengguna untuk memperbaiki posisinya.

Ketujuh ada ‘alight’, sebuah lampu meja bertenaga AI yang secara otomatis menciptakan pencahayaan optimal bagi pengguna dalam situasi apa pun mereka berada: belajar, bersantai, atau fokus. Alat ini bahkan dilengkapi dengan sensor yang membantu pengguna kembali fokus ketika teralihkan oleh smartphone atau hal lainnya.

Terakhir, SnailSound. Ini adalah solusi baru yang dilengkapi aplikasi cerdas bagi mereka yang memiliki gangguan pendengaran. Tool ini mampu mengurangi kebisingan dan menciptakan input suara utama dengan kualitas sangat baik. Memungkinkan pengguna dengan kebutuhan khusus untuk mendengar sebaik manusia normal.

Delapan proyek ini rencananya akan dipamerkan di ajang CES 2019 yang berlangsung di Las Vegas awal tahun depan.

Sumber berita Venturebeats dan gambar header Samsung.

LG CineBeam Laser 4K Mampu Proyeksikan Gambar 120 Inci dari Jarak 18 Cm

Sebagai seseorang yang pernah merasakan tinggal di apartemen kecil, saya paham betul betapa sulitnya memilih ukuran TV yang pas dengan ruang yang terbatas. Mungkin solusi yang lebih ideal adalah menggunakan proyektor berteknologi ultra short throw (UST), salah satunya seperti yang akan dipamerkan LG di event CES 2019 berikut ini.

Dijuluki LG CineBeam Laser 4K (HU85L), kapabilitas short throw-nya tidak tanggung-tanggung; sanggup memproyeksikan gambar seluas 120 inci dari jarak 18 cm saja. Kalaupun proyektornya harus benar-benar dipepetkan ke tembok, ia ternyata masih bisa memproyeksikan gambar seluas 90 inci dari jarak 5 cm.

LG CineBeam Laser 4K

Lebih penting lagi, proyeksinya ditampilkan dalam resolusi 4K, dan dengan tingkat kecerahan 2.500 lumen, gambar masih akan terlihat cukup jelas meski lampu ruangan dinyalakan. LG pun juga mengklaim proyektor ini mampu menampilkan warna yang sangat akurat.

Untuk masalah distorsi yang kerap menjangkiti proyektor UST, LG bilang solusinya sudah tersedia dalam bentuk pengaturan keystone 12 titik. Semua itu dikemas dalam wujud yang amat ringkas, lebih ringkas daripada mayoritas proyektor 4K kalau kata LG. Desainnya pun sengaja dibuat simpel agar tidak ‘merusak’ dekorasi ruangan.

LG CineBeam Laser 4K

Terakhir, LG tak lupa membubuhkan integrasi AI besutannya, ThinQ, sehingga proyektor ini juga dapat dikendalikan via perintah suara. Perintah suara yang dapat dikenalinya pun cukup spesifik, semisal “turn off projector after the movie has finished“, sehingga Anda tak perlu khawatir perangkat terus menyala apabila tidak sengaja tertidur selagi menonton.

Seperti yang saya bilang, LG CineBeam Laser 4K bakal menjadi salah satu suguhan utama LG di CES 2019 bulan depan. Harga dan jadwal pemasarannya baru akan diungkap di ajang tersebut.

Sumber: LG.

Generasi Terbaru Samsung Notebook 9 Pen Hadir dalam Dua Varian Ukuran

Samsung baru saja mengumumkan Notebook 9 Pen, suksesor dari laptop 2-in-1 bernama sama yang diperkenalkan hampir persis setahun yang lalu. Apa saja yang baru? Yang paling utama, konsumen kini bisa memilih antara varian berlayar 13,3 inci atau 15 inci.

Keduanya sama-sama dibekali layar sentuh full-HD yang dibungkus dalam rangka aluminium. Juga sudah bisa ditebak dari namanya, kedua varian sama-sama mengunggulkan stylus S Pen yang termasuk dalam paket penjualan.

Samsung tidak lupa memperbarui S Pen yang datang bersama laptop ini. Latency-nya kini berkurang dua kali lipat ketimbang model sebelumnya, sehingga menggunakannya pasti bakal terasa lebih responsif. Pucuknya kini bisa dilepas dan diganti dengan dua bentuk yang lain sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing pengguna.

Samsung Notebook 9 Pen

Layaknya Galaxy Note, Notebook 9 Pen juga memiliki slot kecil yang menjadi rumah dari S Pen, sehingga pengguna tak perlu khawatir stylus-nya tertinggal atau malah hilang entah ke mana. Samsung juga dengan bangga mengatakan bahwa S Pen sama sekali tidak perlu di-charge untuk dapat digunakan setiap saat.

Terkait spesifikasi, kedua varian sama-sama mengusung prosesor Intel Core i7 generasi kedelapan, RAM 16 GB dan SSD 512 GB sebagai media penyimpanannya. Khusus varian 15 inci, ada GPU dedicated Nvidia GeForce MX150, sehingga kinerja grafisnya sudah pasti lebih superior ketimbang varian 13 inci yang hanya mengandalkan GPU terintegrasi.

Samsung Notebook 9 Pen

Selebihnya, kedua varian Notebook 9 Pen ini identik. Di sektor audio, Samsung sebagai pemilik Harman memercayakan AKG untuk mematangkan speaker stereo yang ada pada perangkat ini, dan mereka turut menyematkan amplifier pintar guna semakin memaksimalkan volumenya.

Sensor sidik jari dan kamera pengenal wajah merupakan fitur standar buat kedua varian, demikian pula sepasang port Thunderbolt 3, port USB-C, serta slot microSD. Baterai yang tertanam memiliki kapasitas 54 Wh, dan diyakini mampu bertahan hingga 15 jam pemakaian.

Samsung belum mengungkapkan banderol harga Notebook 9 Pen, dan pemasarannya akan lebih dulu dimulai di kampung halamannya pada tanggal 14 Desember, sebelum menyusul ke kawasan lain pada awal tahun depan.

Sumber: Samsung.

LG Gram 2019 Hadir dalam Model 17 Inci dan 14 Inci 2-in-1

Event CES 2019 sudah hampir di depan mata. Seperti biasa, LG bakal kembali memanfaatkan ajang tersebut untuk memperkenalkan laptop Gram baru. Yang berbeda kali ini adalah, LG Gram 2019 bakal hadir dalam dua model yang benar-benar baru.

Model yang pertama ialah yang mengemas layar 17 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel. Sebagai bagian dari keluarga LG Gram, model ini masih menekankan pada aspek portabilitas. LG bilang bahwa dimensinya setara dengan laptop berlayar 15,6 inci, dan indikasinya bisa kita lihat lewat bezel tipis yang mengitari layarnya.

Bukan cuma itu, bobot perangkat ini hanya berada di kisaran 1,34 kg saja. Bandingkan dengan mayoritas laptop 17 inci lain yang biasanya berbobot 2 kg atau lebih. Namun kalau itu masih terlalu besar buat Anda, ada model Gram lain yang berlayar full-HD 14 inci sekaligus mengadopsi model convertible alias 2-in-1.

LG Gram 2019

Ya, untuk pertama kalinya, LG Gram hadir dalam varian yang layarnya dapat dilipat 360 derajat dan digunakan layaknya sebuah tablet. Bobot varian ini cuma 1,15 kg, dan seperti kakaknya yang lebih besar, bodinya telah memenuhi standar militer AS demi menjamin durabilitasnya.

LG membekali kedua model Gram 2019 dengan prosesor Intel generasi ke-8, namun spesifikasi persisnya belum dirincikan. Konsumen bebas memilih konfigurasi RAM DDR4 8 GB atau 16 GB, serta penyimpanan berbasis SSD 256 GB atau 512 GB.

LG Gram 2019

Keduanya pun sama-sama dilengkapi baterai berkapasitas 72 Wh; sanggup bertahan hingga 19,5 jam untuk model 17 inci, dan 21 jam untuk model 14 inci 2-in-1. Konektivitas yang diusung kedua model cukup mirip, akan tetapi hanya Gram 17 inci yang mengemas port Thunderbolt 3, meski ini sifatnya juga opsional.

Harga dan jadwal pemasaran LG Gram 2019 sejauh ini belum diungkap. Seperti sebelum-sebelumnya, ia bakal menjadi salah satu suguhan utama LG terlebih dulu di ajang Consumer Electronics Show yang rutin dihelat pada bulan Januari setiap tahunnya.

Sumber: LG.