AMD Konfirmasi Kemitraannya dengan Sony dan Microsoft

Seperti para pendahulunya, secanggih-canggihnya console yang tersedia saat ini, cepat atau lambat mereka akan tutup usia. Di bulan Mei kemarin, Sony mengonfirmasi bahwa PlayStation 4 mereka sudah memasuki fase akhir siklus hidupnya. Dan mengingat Xbox One dirilis tak jauh berbeda dari PS4, platform game Microsoft itu punya usia hampir setara rivalnya.

Tak lama setelah itu, sebuah laporan menyebutkan bahwa Sony sedang mengutak-utik teknologi AMD yang boleh jadi mengindikasikan pengembangan produk next-gen. Microsoft sendiri cukup terus terang soal upaya tersebut. Di E3 2018, tim Xbox mengakui bahwa mereka tengah menggarap produk ber-codename  Project Scarlett. Dan ada kemungkinan, Xbox selanjutnya akan menyediakan opsi hardware berbeda.

Kali ini, giliran AMD yang mengungkap tease soal console next-gen. Dalam wawancara bersama Jim Cramer, CEO Lisa Su mengonfirmasi bahwa timnya tengah melangsungkan kolaborasi bersama Sony dan Microsoft untuk mengembangkan console. Masing-masing perusahaan itu kabarnya memanfaatkan ‘resep rahasia’ mereka sendiri dalam proses pengerjaannya.

Su menyampaikan bahwa gaming akan selalu menjadi perhatian besar AMD. Di tiap generasi console, pemain akan mengharapkan kualitas visual serta performa hardware yang lebih baik lagi. Kemampuan komputasi merupakan kuncinya, entah apakah Anda menikmati permainan video dari console, PC, ataupun via cloud. Di ranah dengan pertumbuhan yang begitu pesat itulah AMD menempatkan diri mereka.

Di sana, sang presiden AMD sempat juga sempat bilang bagaimana timnya ‘telah melakukan investasi pada sejumlah teknologi baru yang mungkin tidak diungkap pada publik hingga beberapa tahun lagi’. Bisa jadi, ini merupakan sedikit petunjuk soal pengembangan console next-gen.

Namun untuk sementara waktu, perjalanan console current-gen masih berlangsung. Head of PlayStation, John Kodera, belum lama ini mengatakan bahwa waktu tiga tahun ke depan akan mereka manfaatkan buat ‘mempersiapkan langkah selanjutnya’. Lewat informasi itu, ada peluang usia PlayStation 4 lebih panjang dibanding PlayStation 3. Perangkat last-gen tersebut dirilis di tahun 2006, dan berkiprah selama tujuh tahun hingga PS4 tiba.

Game-game berkualitas merupakan senjata utama produsen dalam menjaga angka adopsi produk tetap tinggi, dan terhitung di tahun ini hingga 2019 nanti, kita tidak akan kehabisan pilihan permainan menarik. PS4 sudah mempunyai God of War, Shadow of the Colossus serta Marvel’s Spider-Man, lalu The Last of Us Part II, Death Stranding, dan Ghost of Tsushima akan menyusul. Sedangkan Xbox akan kehadiran Ori and the Will of the Wisps, Gears of War 5, serta Crackdown 3.

Aspek lain yang boleh jadi turut memperpanjang usia console current-gen adalah ketersediaan produk ‘high-end’ seperti PlayStation 4 Pro dan Xbox One X.

Via GameSpot.

AMD Berkolaborasi Dengan Produsen Tiongkok Untuk Garap Console Baru

Populernya konsep mini PC di kalangan produsen berhubungan dengan ketersediaan hardware berperforma tinggi yang efisien dalam konsumsi daya. Terkait hal ini, langkah paling ambisius sempat diambil oleh Valve ialah menggagas ide ‘PC rasa console’ Steam Machines. Meski program ini tidak sukses, ide gaming PC bertubuh mungil tetap diusung sejumlah perusahaan.

Pengembangan produk next-gen yang dilakukan dua console maker raksasa bukan lagi rahasia. Dan di mulai Mei silam, Sony sempat ketahuan sedang mengutak-atik teknologi AMD. Para ahli menduga, Sony memanfaatkan teknologi Ryzen sebagai basis dari ‘PlayStation 5’. Namun ternyata bukan hanya Sony yang memafaatkan teknologi baru AMD di perangkat hiburan anyarnya.

Melalui blog resmi, AMD mengabarkan kolaborasi bersama produsen Zhongshan Subor untuk menggarap console sekaligus gaming PC bertema small-form khusus kawasan Tiongkok. Perangkat tersebut dipersenjatai system-on-chip semi-custom berbasis arsitektur Zen dan Vega. Produk ini diklaim sebagai sebuah bukti ‘bagaimana hanya AMD yang mampu mengombinasikan teknologi CPU dan GPU demi menghidangkan pengalaman gaming paling immersive‘.

Sempat didemonstrasikan di booth Subor di acara ChinaJoy, perangkat ini mengusung prosesor 4-core 8-thread Ryzen yang berlari di 3GHz, kartu grafis Radeon Vega dengan 24-compute unit berkecepatan 1,3GHz, juga dibekali interface GDDR5 256-bit dan memori GDDR5 8GB di motherboard-nya. Menurut perhitungan Digital Foundry, kinerja grafis console tersebut boleh dikatakan setara PlayStation 4 Pro, tetapi performa CPU-nya jelas lebih baik.

Tak seperti Raven Bridge, prosesor baru di sana disambungkan langsung ke GDDR5 8GB seperti PlayStation 4 dan versi Pro-nya. Dengan begini, bandwidth memori jadi lebih besar serta menghilangkan efek bottleneck di APU AMD. Lewat dukungan GDDR5, chip console Subor punya performa dua kali lipat Raven Ridge, serta memiliki kemungkinan lebih kecil menyentuh batasan bandwidth.

Demi memastikan kegiatan gaming jadi lebih mulus, AMD turut melengkapi console bersama sejumlah teknologi esensial seperti Radeon FreeSync, Radeon Software Adrenaline Edition, hingga Rapid Packed Math yang dikembangkan bersama Ubisoft. Dalam proses pengerjaannya, AMD juga menggandeng sejumlah nama besar dalam industri eSport, salah satunya adalah Fnatic.

Zhongshan Subor berencana untuk meluncurkan produknya itu secara perdana di kawasan Tiongkok pada akhir bulan ini. Dari penjelasan AMD, tampaknya produsen akan melepas dua varian: terdiri dari PC dan perangkat dengan sistem operasi custom. Keduanya mempunyai konfigurasi hardware serupa, tapi versi ber-OS custom baru akan menyusul di akhir 2018.

Yang Sudah Diketahui Mengenai Xbox ‘Project Scarlet’

Dengan waktu peluncuran PlayStation 4 dan Xbox One yang berdekatan, dua console current-gen tersebut mempunyai usia serupa. Dan sejak tahun ini, mereka boleh dibilang telah memasuki fase akhir siklus hidupnya. Dan dari laporan sejumlah sumber serta pengakuan langsung produsennya, baik Microsoft dan Sony diketahui telah memulai penggarapan console next-gen.

Meski Xbox One X baru dilepas tujuh bulan silam, bos Xbox Phil Spencer mengonfirmasi proyek bernama Xbox Scarlet. Di ajang E3 2018 kemarin, Spencer mengabarkan bahwa timnya tengah membangun arsitektur sistem tersebut, walaupun ia tidak memberikan detail lebih lanjut. Kabar baiknya, beberapa pakar dan pengamat di industri dengan sedang hati memberikan pandangan serta prediksi mereka.

Namun sebelum mengulas perkiraan-perkiraan itu, mari kita membahas hal-hal yang pasti lebih dulu. Dalam wawancara bersama Giant Bomb, Spencer mengungkapkan dua aspek yang menjadi fokus Microsoft dalam pengerjaan Project Scarlet. Pertama adalah frame rate, dan kedua ialah waktu loading permainan.

Dibanding kemampuan GPU dan CPU PC saat ini, bos Xbox mengaku performa console current-gen tertinggal cukup jauh. Dengan begini, kita boleh berharap agar resolusi 1080p di 60-frame rate per detik menjadi standar minimal penyajian game di console Xbox next-gen.

Microsoft juga belum berkomentar soal komposisi hardware Project Scarlet, tapi ada kemungkinan mereka memanfaatkan chip semi-kustom AMD sebagai otak dari console. Sony yang menjadi kompetitor utama Microsoft kabarnya berkolaborasi langsung bersama AMD dalam pengembangan arsitektur Navi, dan boleh jadi akan membekali PlayStation ‘5’ dengan kartu grafis discrete. Pertanyaannya, apakah Microsoft melakukan pendekatan serupa?

Tapi berbeda dari rivalnya itu, sepertinya Microsoft belum punya rencana untuk membenamkan fungsi cross reality ke sistem anyarnya. Berbicara pada Games Industry, sang produsen bilang mereka tidak memiliki agenda spesifik buat menyajikan konten virtual ataupun augmented reality di Xbox – tidak aneh karena divisi Microsoft lain telah difokuskan pada Windows Mixed Reality.

Berbicara soal aksesori dan periferal tambahan: jika upaya Microsoft menghadirkan dukungan keyboard dan mousethird-party di Xbox berjalan mulus, ada peluang mereka akan menurunkan kemampuan tersebut ke Project Scarlet.

Seperti PlayStation ‘5’, belum diketahui kapan tepatnya Xbox Scarlet akan dilepas. Menakar dari siklus hidup console terdahulu, Project Scarlet mungkin akan tiba paling cepat di tahun 2020 atau tak jauh dari pelepasan global PS5.

Via TweakTown, tambahan: T3.

Meski Tidak Dipamerkan di E3 2016, PlayStation ‘Neo’ Akan Dirilis Tahun Ini?

Memegang janji mereka, tidak ada pengumuman hardware baru dari Sony di E3 2016 terlepas dari rumor yang berseliweran berbulan-bulan lalu terkait PlayStation Neo. Di ajang itu, Microsoft terlihat leluasa men-tease Project Scorpio. Dan bukan rahasia lagi, kedua console maker kabarnya menyematkan hardware lebih canggih ke dalam platform anyar mereka.

Menariknya, ketiadaan info mengenai PlayStation Neo di E3 bukan berarti Sony bermaksud menunda perilisannya. Beberapa sumber berbeda mengonfirmasi pada Digital Foundry di Eurogamer bahwa ada probabilitas Neo dilepas tahun ini, terlepas dari minimnya detail. Apakah 4K ataupun virtual reality gaming betul-betul akan menjadi fokus dua hardware tersebut?

Berdasarkan informasi yang telah diberikan, baik Scorpio maupun Neo menyuguhkan kinerja perangkat keras berkali-kali lipat dibandingkan console tipe standar (Scropio menyimpan enam teraflop), namun ada satu pertanyaan besar: apakah console mutakhir itu akan memberikan pengalaman gaming lebih baik bagi para konsumen – misalnya tentu saja menawarkan resolusi dan frame rate yang lebih tinggi?

Masalahnya, Microsoft dan Sony sudah pernah menyatakan bahwa mereka bermaksud menciptakan dua tingkatan pasar: console ‘generasi pertama’ di mana gamer-nya dihidangkan 1080p, dan sistem baru untuk mengangkat permainan di layar UHD. Meski demikian, pada dasarnya mereka adalah software yang sama karena produsen ingin agar gamer di hardware lawas tidak merasa tertinggal. Di sebuah dokumen, Sony berkali-kali mengingatkan developer agar frame rate permainan di Neo tetap sama seperti di PlayStation 4.

PlayStation Neo (dan Project Scorpio) berpotensi untuk menjadi inovasi di ranah console, namun pasti ada dampak dari ketersediaannya. Keberadaan tier-tier console berbeda tentu akan membuka jarak antara generasi lama dan baru. Sony dan Microsoft memang menjamin hal itu tidak terjadi, tapi pada prakteknya, ‘peraturan’ ini akan berubah dua atau tiga tahun ke depan. Buat game-game yang dilepas di 2018/2019 nanti, apakah produsen masih mau mendukung sistem antik (2013)?

Melihat acuan Sony buat developer terkait Neo, mereka memilih resolusi 1080p sebagai tingkatan terendah. Sony menyarankan, bukan mengharuskan, kreator menyajikan konten di 4K. Menakar dari laporan terdahulu serta janji enam teraflop Scorpio, terdapat indikasi Neo memiliki level performa di bawah rivalnya itu.

Jika Neo memang betul dilepas tahun ini, ada kemungkinan sistem akan dipamerkan di Gamescom, Tokyo Game Show, Paris Games Week, atau acara tersendiri seperti event penyingkapan PlayStation 4.

Via Gamespot.

Microsoft Akan Umumkan Hardware dan Controller Xbox One Baru di E3 2016?

Siapa sangka kompetisi dua console maker raksasa kembali menajam? Jika kabar tentang PlayStation ‘Neo‘ terbukti benar, artinya Sony mencoba mempersiapkan hardware yang lebih mumpuni buat melengkapi PSVR. Microsoft juga dilaporkan sedang menggodok console baru, namun selain itu, mereka mempunyai amunisi lain: strategi mengombinasi PC dan Xbox.

Beberapa minggu menjelang Electronic Entertainment Expo 2016, informasi kembali terdengar dari kubu Xbox. Via blog Thurrott, blogger bernama Brad Sams mengungkapkan bahwa Microsoft berencana mengumumkan hardware Xbox One teranyar saat pameran video game terbesar di dunia itu berlangsung, berdasarkan bocoran dari tim internal. Produk tersebut meliputi controller, dan ada kemungkinan, console baru.

Unit controller ini katanya mempunyai desain mirip gamepad yang tersedia sekarang, dengan warna berbeda – boleh jadi putih. Xbox One Controller putih sendiri bukanlah berita baru, konsumen bisa memilikinya via bundel Xbox One Special Edition Quantum Break. Namun siapa tahu, gamepad putih disajikan dalam paket standar Xbox One. Sams bilang, langkah itu bisa membantu Microsoft meningkatkan penjualan.

Tapi topik paling menarik dari info ini adalah mengenai ‘hardware lain’. Sams menyampaikan, Microsoft tengah mengambil ancang-ancang untuk memberi kejutan, meskipun narasumber belum mau berbagi detailnya. Pastinya, ia lebih signifikan dari sekedar penyingkapan periferal. Pertanyaannya kini: apakah produk tersebut adalah Xbox One Elite Bundle (bisa dipesan seharga US$ 450) atau device yang benar-benar baru?

Sebagai tambahan, Microsoft diketahui sedang mengeksplorasi metode interaksi mutakhir antara PC dan Xbox One untuk memperluas kapabilitas yang telah ada (game streaming). Mereka ingin menjadikan Windows 10 di PC desktop dan Xbox One ‘sebagai kombinasi mematikan’.

Sams menuturkan, “Microsoft berupaya memperkaya ekosistem, demi menciptakan pengalaman unik dalam permainan yang juga tersedia di platform lain.”

Menarik bukan? Tunggu dulu, kabar soal Xbox One belum berakhir, kali ini kembali datang dari NeoGAF. Pengguna bernama ekim menggunggah sebuah foto catatan produksi, bertuliskan karakter China. Setelah diterjemahkan, muncul kalimat ‘Xbox One Second Generation’. Catatan itu juga menyebutkan bahwa proyeknya sudah dimulai tahun 2014, dengan angka produksi sebanyak 1,2 juta unit per bulan.

Xbox One 1
Foto dari catatan produksi yang bocor.

Tentu saja ada peluang besar laporan tersebut merupakan rekayasa, tapi tampaknya serasi dengan informasi pengajuan di FCC serta Anatel…