Produksi PlayStation Vita Dihentikan, Kini Nintendo Jadi Satu-Satunya Penyedia Console Handheld Current-Gen

Di momen perayaan ulang tahun keduanya, Nintendo Switch memberikan harapan bagi para penikmat permainan di console portable. Namun dengan bertambah seriusnya game-game mobile serta kemunculan sejumlah smartphone gaming, konsumen di segmen itu terus tergerus. Dan mulai bulan Maret ini, berkuranglah satu kompetitor Nintendo di kancah persaingan perangkat gaming handheld.

Terhitung tinggal 1 Maret 2019 kemarin, Sony secara resmi mengumumkan penghentian produksi PlayStation Vita, setelah produk ini berkiprah selama hampir delapan tahun. Rencana tersebut sebetulnya telah diungkap oleh senior vice president Hiroyuki Oda bulan September tahun lalu. Di kesempatan itu, Oda mengungkapkan bahwa timnya akan ‘menyetop proses manufaktur serta distribusi Vita di tahun depan’.

PlayStation Vita melakukan debutnya di penghujung 2011, disiapkan untuk meneruskan perjuangan PS Portable. Vita awalnya dirancang untuk menyajikan pengalaman bermain game-game kelas AAA di mana pun Anda berada. Konsep ini diambil sang produsen sebagai respons populernya tren ‘bermain game di mana saja’ saat itu. Edisi pertama Vita menyajikan layar sentuh kapasitif OLED berukuran 5-inci, sepasang joystick analog, tombol di bagian muka dan bahu, serta konektivitas Bluetooth, Wi-Fi dan 3G opsional.

PlayStation Vita 1

Vita meluncur dengan cukup sukses. Di momen pelepasannya, produk terjual lebih dari 200 ribu unit di kawasan Amerika dan 300 ribu unit di Jepang. Saya ingat bagaimana sejumlah media memuji aspek desain serta sistem operasi yang berjalan mulus. Namun tampaknya ada sedikit kesalahan perhitungan di pihak Sony. Dalam periode setahun setelah tersedia, penjualan Vita ternyata stagnan, serta hanya ada sedikit permainan blockbuster yang dirilis di sana.

Sebagai respons terhadap keadaan ini, Sony mengerahkan segala upaya untuk merangkul developer-developer independen asal negara Barat serta publisher game level menengah di Jepang. Langkah tersebut cukup efektif dalam menggenjot penjualan Vita di negara asalnya serta membangun userbase setia di kawasan lain – meski populasinya tidak terlalu banyak.

PlayStation Vita 2

PlayStation Vita sempat memperoleh satu kali revisi dengan panggilan Vita Slim. Sesuai namanya, edisi ini 20 persen lebih ramping dan 15 persen lebih ringan dari varian standar. Sony meng-upgrade daya tahan baterainya serta melengkapinya bersama memori internal sebesar 1GB. Tapi sebagai kompensasinya, layar OLED digantikan oleh LCD yang lebih murah.

Hal paling menyedihkan dari penghentian produksi PlayStation Vita adalah, Sony tak punya rencana untuk menggarap pewarisnya. Dengan begini, Nintendo menjadi satu-satunya penyedia perangkat gaming portable di era console generasi kedelapan – tanpa menghitung produk berkonsep retro dan metode emulasi tentunya.

Via Polygon.

Akan Ada Versi Baru Nintendo Switch yang Lebih Mungil dan Ekonomis?

Hampir menginjak usia dua tahun, Nintendo Switch saat ini sedang menikmati masa kejayaannya. Terhitung hingga bulan Desember kemarin, sang produsen berhasil memasarkan lebih dari 32 juta console hybrid tersebut. Penjualannya kuat berkat kombinasi dari konten-konten first-party eksklusif berkualitas serta melimpahnya permainan-permainan kreasi developer third-party.

Karena muncul lebih lambat dari platform game generasi kedelapan lain, siklus hidup Switch boleh dikatakan masih cukup panjang. Meski demikian, Nintendo tidak berdiam diri ketika kompetitornya sibuk dengan pengembangan produk next-gen. Di bulan Oktober kemarin, mungkin Anda sudah mendengar kabar dari The Wall Street Journal mengenai niatan Nintendo meluncurkan versi anyar dari Switch di paruh kedua 2019.

Kali ini muncul update informasi dari situs Nikkei (Nihon Keizai Shimbun) tentang bagaimana produsen akan menyajikannya. Diterjemahkan oleh Nintendo Everything, produsen dikabarkan tengah menggarap versi ‘mungil’ dan terjangkau dari console Switch. Dan sesuai seperti berita sebelumnya, mereka berencana untuk menyediakan perangkat di tahun ini juga. Tentu saja sejauh ini, belum ada detail mengenai produk tersebut selain dari yang telah terungkap.

The Wall Street Journal sempat mengabarkan bahwa Nintendo mempertimbangkan buat memperbaiki bagian layar Switch. Komponen itu menyimpan sejumlah kelemahan, lalu kualitasnya juga boleh dikatakan masih berada di bawah display smartphone kelas menengah. Mempunyai luas 6,2-inci, panel LCD tersebut cuma menyuguhkan resolusi 720p dengan kepadatan 237ppi.

The Verge sendiri berpendapat, jika memang benar Nintendo sedang mempersiapkan versi ekonomis dari Switch, ada peluang bagian dock yang akan dikorbankan karena ada lebih banyak orang menikmati Switch sebagai perangkat game portable. Komponen kedua yang boleh jadi dihilangkan adalah slot kartu/cartridge, karena belakangan Nintendo tampak lebih gencar dalam menawarkan layanan online serta menyajikan DLC. Tapi perlu diingat bahwa semua ini masih spekulasi.

Revisi hardware sendiri bukanlah hal asing bagi Nintendo. Console handheld seperti 3DS telah mendapatkan beberapa kali update sejak meluncur di 2011. Beberapa variannya meliputi 3DS XL, 2DS, serta tipe bertajuk ‘New’, termasuk New 2DS XL.

Selain hardware, Nintendo juga disebutkan memiliki agenda untuk ‘memperkuat’ layanan online berbayarnya, yaitu Nintendo Switch Online yang meluncur pada bulan September lalu. Produsen sendiri tidak menjelaskan apakah mereka akan mengeksekusinya lewat update atau memperkenalkan platform/layanan terpisah. Nintendo mencoba menjajakannya ke kalangan gamer antusias yang ‘bersedia membayar lebih’…

Musisi Rap Soulja Boy Luncurkan 2 Console Game Baru

DeAndre Cortez Way yang lebih dikenal dengan nama panggung Soulja Boy adalah seorang musisi rap, produser dan wirausahawan. Namanya melambung lewat single Crank That yang ia rilis di internet dan menjadi hit nomor satu di Amerika Serikat dalam waktu singkat. Tapi mungkin tak semua orang tahu bahwa Soulja Boy ternyata juga merupakan gamer.

Di minggu lalu, sang rapper kelahiran Chicago itu membuat kejutan tak terduga lewat peluncuran dua console game dengan brand-nya sendiri. Hardware-hardware tersebut terdiri dari dua varian, yaitu home console tradisional dan sistem handheld. Dalam meracik kedua produk ini, Soulja Boy mengusung pendekatan yang telah terbukti efektif: tema nostalgia dan fleksibilitas akses ke game retro di platform berbeda.

Lewat perangkat-perangkat ini, Soulja Boy mempersilakan kita menikmati game-game lawas. SouljaGames versi home console kabarnya dapat menjalankan permainan PlayStation, NeoGeo, Sega, Game Boy Advance, Nintendo Entertainment System, PC, serta didukung oleh koleksi ‘SouljaGames’ berisi tak kurang dari 800 game.

SouljaGame 2

800 judul merupakan jumlah yang sangat banyak, tapi tunggu sampai Anda mengetahui berapa game pre-installed yang siap disuguhkan SouljaGames Handheld: 3.000 permainan. Selain itu, device ini dijanjikan mampu mengoperasikan konten-konten platform Switch, 3DS, Vita, NeoGeo, Game Boy Color serta Advance.

SouljaGame 5

Tentu saja, pertanyaan yang kini muncul adalah, apakah Soulja Boy memperoleh lisensi resmi dari pemegang platform? Belum ada penjelasan lebih rinci dari produsen, namun dugaan sementaranya, boleh jadi sebagian besar game tersebut belum mendapatkan izin dari pemegang IP. Dan hal itu bisa memberi masalah pada Soulja Boy di masa yang akan datang. Nintendo dikenal sangat protektif terhadap kreasi-kreasi mereka dan belakangan sang produsen sedang gencar menggugat situs-situs penyedia ROM.

SouljaGame 3

SouljaGame Console memiliki desain ala Xbox One, dengan dimensi 20x16x4-sentimeter dan bobot 1,2kg. Paket penjualan disertai sepasang unit controller yang menyerupai DualShock 3, dan berdasarkan gambar, home console ini turut dibekali konektivitas modern serta legacy: ada HDMI, USB, AV-out, dan slot kartu TF. Di situs SouljaWatch.com, perangkat dijajakan di harga retail US$ 200, namun saat ini sedang mendapatkan diskon jadi US$ 150.

SouljaGame 4

SouljaGame Handheld sendiri mempunyai penampilan persegi panjang dan menyajikan layar seluas 3-inci. Layout tombolnya familier, menyerupai sistem gaming portable lain. Anda dapat menemukan slot kartu TF dan port audio 3,5mm di bagian bawah, lalu juga dipersilakan menyambungkannya ke televisi. Di periode sale ini, produk bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar US$ 100.

Via The Verge.

App InkyPen Mempersilakan Kita Baca Ribuan Komik di Nintendo Switch

Karena pada dasarnya lebih menyerupai perangkat bergerak ketimbang home console tradisional, banyak orang merasa skeptis terhadap kemampuan Nintendo Switch ketika ia pertama kali diperkenalkan. Namun saat tersedia, Switch berhasil membuktikan dirinya sebagai platform game current-gen paling fleksibel, apalagi Switch sudah mulai kedatangan app stream pihak ketiga.

Kali ini, console hybrid racikan Nintendo itu akan kedatangan satu lagi aplikasi menarik. Developer Ronan Thomas Huggard, Peter Wingaard Meldahl, dan kawan-kawan menamainya InkyPen, yaitu sebuah software yang memungkinkan kita membaca cerita bergambar di Nintendo Switch. InkyPen menghidangkan konten berupa beragam pilihan komik untuk dinikmati kapan saja, rencananya akan hadir di bulan November 2018 dan disajikan secara berlangganan.

InkyPen diumumkan melalui sebuah trailer singkat. Di sana, developer menjanjikan para pemilik Switch ‘sebuah cara baru untuk membaca komik’. Dengan menjadi pelanggannya, Anda memperoleh akses ke ribuan judul cerita bergambar. Aplikasi juga telah dirancang buat memudahkan pengguna melakukan navigasi konten, bisa melalui layar sentuh maupun via controller.

Berdasarkan laporan IO9, katalog InkyPen terdiri dari komik-komik hasil publikasi Andrews McMeel, Dynamite, IDW, les Humanoïdes Associés, Valiant, bermacam-macam anime dan karya-karya komikus Perancis serta Belgia. Tampaknya, InkyPen lebih difokuskan pada judul-judul independen. Saat dilepas nanti, aplikasi belum didukung oleh konten-konten Marvel maupun DC Comics. Eksistensi kreasi dua publisher itu di masa yang akan datang juga belum dikonfirmasi.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, ada banyak komik non-DC dan Marvel yang wajib dibaca. Trailer dari InkyPen sendiri memperlihatkan judul seperti Locke & Key (Joe Hill dan Gabriel Rodriguez), The Incal (Alejandro Jodorowsky dan Moebius), hingga adaptasi semisal Transformers, Battlestar Galactica, Dark Souls serta Sonic The Hedgehog.

InkyPen 1

InkyPen akan tersedia di Nintendo eShop pada bulan November. Untuk menikmati seluruh komik di sana, Anda hanya perlu membayarkan uang sebesar US$ 8 per bulan.

Faktor andalan yang ditawarkan oleh InkyPen bukan cuma terletak pada jumlah konten aplikasi, namun pada penyajian Switch yang portable. Console hybrid ini siap dibawa ke mana-mana. Bayangkan, saat Anda sedang merasa bosan, lagi menunggu seseorang atau berada dalam perjalanan, lalu ingin menghibur diri tetapi tidak mood bermain game; InkyPen siap menjadi solusi.

Jika tertarik dengan premis InkyPen, Anda bisa mendaftarkan alamat email di situs resmi mereka untuk mendapatkan update langsung dari developer-nya.

Case Ini Sulap iPhone Anda Menjadi Console Handheld ala Game Boy

Upaya menyajikan kembali game-game klasik telah dilakukan dengan berbagai cara. Kreasi para produsen tersaji dalam beragam wujud, dari mulai console serbabisa hingga perangkat portable yang bisa diselipkan dalam saku. Dahulu, beberapa inovator juga sempat menawarkan solusi unik: aksesori yang dapat mengubah smartphone Anda jadi console handheld.

Arahan desain produk seperti inilah yang diusung oleh Wanle Cases di produk baru andalannya. Lewat situs resmi, sang produsen memperkenalkan ‘Wanle Gamers Console For iPhone‘. Sesuai namanya, produk dirancang untuk menyulap iPhone menjadi console game, hadir berupa case yang siap melindungi handset kesayangan Anda. Rancangan Wanle Gamers Console For iPhone juga jauh lebih menarik dibanding G-Pad dan Smart Boy.

Wanle Gamers Console For iPhone 5

Wanle Gamers Console For iPhone mempunyai penampilan sangat mirip Game Boy. Lalu bagian ujung dibuat membulat, membuatnya terlihat lebih modern. Produsen mengimplementasikan warna abu-abu serupa console portable lawas Nintendo itu, dipadu tombol directional pad empat arah hitam, dua action button merah, serta dua tombol select dan start yang diposisikan miring. Sebagai alternatif, Wanle Cases turut menyadiakan opsi warna hitam.

Wanle Gamers Console For iPhone 4

Untuk menyajikan konten, Wanle Gamers Console For iPhone dibekali layar LCD sendiri. Panel tersebut menggunakan tipe monokromatis, sehingga kesan ‘jadulnya’ betul-betul menonjol. Case ini tidak menutupi kamera dan port charging, disertai pula dengan tombol buat menyala-matikan serta me-reset case. Selain itu, Wanle Gamers Console For iPhone memanfaatkan unit baterai replaceable sebagai sumber tenaganya, sehingga bisa beroperasi tanpa dukungan smartphone.

Wanle Gamers Console For iPhone 1

Case ini terbuat dari material plastik tangguh yang efektif menahan benturan dan meredam hantaman ketika smartphone terjatuh. Bobotnya juga ringan, sehingga tidak menambah bobot iPhone terlalu banyak. Kompatibilitas turut menjadi aspek andalan Wanle Gamers Console: case siap mendukung iPhone 6, 6s, 6 Plus, 7, 7 Plus, 8, 8 Plus, sampai iPhone X. Semua smartphone tersebut bisa mudah dikeluarmasukkan.

Wanle Gamers Console For iPhone 3

Wanle Gamers Console dibekali sepuluh permainan lawas, beberapa judul yang paling terkenal meliputi Tetris, Tank, Formula One Racing, serta Snake & Block. Belum diketahui apakah user bisa menambah jumlah game-nya, tapi buat saya, permainan-permainan tersebut sempurna untuk membantu kita membunuh waktu.

Wanle Gamers Console For iPhone 2

Wanle Gamers Console For iPhone dijual secara eksklusif lewat situs Wanle Cases, dibanderol di harga retail US$ 80 (dengan harga promo US$ 25 buat 150 pembeli pertama).

Saya rasa para fans permainan retro mempunyai harapan yang sama seperti saya: semoga Wanle Cases turut menyediakan varian Android-nya.

Via The Verge.

Console Handheld RetroStone Mampu Menjalankan Game Beda Platform dan Siap Dukung Multiplayer

Alasan mengapa keberadaan console handheld tergerus oleh smartphone adalah, perannya sebagai pengisi waktu luang melalui permainan-permainan santai tergantikan oleh game-game di perangkat mobile. Untuk bisa tetap bersaing, para produsen harus membekali produk mereka dengan fitur-fitur unik, serta konten yang bisa menarik perhatian konsumen di segmen tertentu.

Saat ini ada banyak penawaran hardware yang dispesialisasikan buat menjalankan game-game retro, baik dalam wujud home console maupun sistem handheld. Namun RetroStone kreasi inventor Pierre-Louis Boyer ini merupakan perangkat istimewa. RetroStone dirancang sebagai console portable open source, mampu melakukan banyak hal yang tidak sanggup dikerjakan produk sejenis.

RetroStone disiapkan agar bisa mengoperasikan game retro di platform berbeda: Gameboy, Gameboy Color, Gameboy Advance, Super Nintendo, Mega Drive/Genesis, Atari, MaMe dan lain-lain. ROM bisa diinstal cukup dengan memindahkannya via thumb drive USB. Dan berkat dukungan di sisi konektivitasnya, kita bahkan bisa menikmati permainan di mode multiplayer hingga lima pemain.

RetroStone 2

Console handheld ini memiliki wujud balok, dengan ukuran yang tidak terlalu besar atau kecil sehingga nyaman ketika di tangan. Dimensinya adalah 130x90x25-milimeter. Untuk menyajikan konten, RetroStone mengusung layar LCD berwarna seluas 3,5-inci. Lalu sebagai input kendali, Boyer dan tim 8BCraft memanfaatkan susunan tombol ala controller Super Nintendo Entertainment System (termasuk pada desain dan warna).

RetroStone 3

Selain itu, terdapat empat tombol R1/L1 R2/L2 di sisi punggungnya. Di unit prototype, mereka diposisikan seperti action button. Tapi atas permintaan calon konsumennya, Boyer akan mengubah penempatannya lagi agar lebih ergonomis.

RetroStone 4

RetroStone dibekali tidak kurang dari empat port USB 2.0, memungkinkan kita menyambungkan empat controller di sana. Selain itu ada sebuah port HDMI, slot microSD, dan tiga buah tombol kecil untuk pengaturan LCD.

Perangkat diotaki oleh prosesor quad-core H3 1,2GHz, dibekali RAM sebesar 1GB, penyimpanan internal 8GB atau 16GB, serta ditenagai unit baterai 3.000mAh. Berbicara soal performa hardware, Boyer bilang bahwa prosesor H3 jauh lebih bertenaga dibanding Raspberry Pi 3. Dan uniknya lagi, RetroStone juga bisa disambungkan ke monitor, keyboard dan mouse, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai PC.

RetroStone dapat dipesan sekarang di situs Kickstarter. Produk dijajakan seharga mulai dari € 130 (sekitar US$ 160), dan akan mulai dikapalkan pada bulan Juni 2018.

Buat saya, bagian terbaik dari RetroStone ialah keleluasaan penggunaannya. Selain siap mendukung platform game retro berbeda, dengannya, kita bisa menikmati game bersama-sama dalam perjalanan atau dijadikan console retro di ruang keluarga.

PocketStar Ialah Console Handheld Retro Sebesar Gantungan Kunci

Untuk bisa bertahan dari serbuan permainan-permainan mobile yang semakin canggih, produsen perangkat gaming handheld tak hanya harus berkomitmen penuh dalam menyiapkan konten, mereka juga perlu menawarkan keunikan di produk tersebut. Dan setidaknya ada dua aspek yang jadi andalan satu kreasi desainer asal Jerman ini: ukuran super-mini serta sensasi ‘fisik’ ala bermain console handheld.

Melalui situs crowdfunding Kickstarter, sebuah tim (atau boleh jadi seorang inventor, identitasnya sedikit misterius) yang menamai dirinya Zepsch memperkenalkan PocketStar, yaitu sistem gaming portable sebesar gantungan kunci yang dirancang untuk menjalankan permainan-permainan ala retro. Kreatornya menjelaskan, pembuatan perangkat ini terinspirasi dari Nintendo Game Boy yang dilepas di tahun 80-an.

Ada banyak kesamaan antara Game Boy dan PocketStar dari sisi penampilan. Seperti ‘buyutnya’ itu, PocketStar mengusung desain simpel, memiliki sebuah layar, directional pad empat arah, dan dua tombol action. Bedanya adalah, ketika Game Boy mempunyai luas 148×90-milimeter, PocketStar hanya berukuran 50×30-milimeter – sangat mudah untuk disembunyikan dalam kantong atau dijadikan gantungan kunci.

PocketStar 2

PocketStar menyuguhkan panel seluas 0,94-inci dengan resolusi 96×64-pixel. Resolusinya memang tidak terlalu tinggi, namun ukuran layar yang kecil menjaga gambar tetap terlihat tetap tajam. Dan selain mendukung game, panel mungil ini juga bisa digunakan buat menampilkan gambar atau video.

PocketStar 1

Cara menggunakan PocketStar sangat mudah. Pertama-tama, taruh permainan, video singkat, atau foto di kartu MicroSD. Kemudian masukkan kartu tersebut ke slot yang sudah disediakan. Di versi retail-nya nanti, PocketStar akan dibekali fitur yang memungkinkan Anda menciptakan pixel art sendiri.

Sebagai otaknya, Zepsch memanfaatkan microchip ATSAM-D21G18A, berjalan di kecepatan 48MHz. Ia juga dibekali flash memory 256KB, sRAM 32KB, serta baterai internal 3,7-Volt yang dapat menghidangkan sesi bermain hingga 3-jam. Baterai itu bisa diisi ulang via port microUSB di sisi bawah.

Sebagai dukungan konten, Zepsch berencana untuk mengadaptasi sebanyak mungkin permainan legendaris ke PocketStar. Game-game tersebut bukanlah port asli, melainkan tiruan dari judul-judul terkenal, misalnya Pac-Man (jadi Pocketman), Tetris (Pocketris), Space Invaders (Tiny Invaders), hingga Pong (Ping Pong). Selain game, produsen juga mengembangkan app semisal kalkulator, timer, sampai generator angka random.

Saat ini Zepsch tengah melangsungkan kampanye pengumpulan dana di Kickstarter. Di sana, PocketStar dapat Anda pesan seharga € 35 (kira-kira US$ 43). Jika berhasil mencapai target, produk akan mulai didistribusikan pada bulan Mei 2018.

Menurut saya, PocketStar menyimpan satu hal yang hilang dari banyak console handheld modern: kesederhanaan penggunaan dengan game-game pengisi waktu yang mudah dinikmati kapan saja.

Super Nintendo 3DS XL Diungkap di Amerika, Konsumen Indonesia Bisa Memesannya

Nostalgia belakang melanda Nintendo. Perusahaan hiburan asal Jepang ini baru melepas home console ketujuh mereka, tapi tema retro terasa begitu kental setelah peluncuran NES dan SNES Classic Edition. Arahan serupa juga Nintendo implementasikan pada edisi khusus console handheld 3DS XL, yang dirilis  eksklusif di Jepang pada bulan April 2016.

Satu setengah sesudahnya, muncul kabar gembira buat para fans perangkat gaming portable Nintendo di seluruh dunia. Lewat Amazon, sang produsen membuka gerbang pre-order Super Nintendo 3DS XL, yaitu edisi spesial dari unit New 3DS XL. Munculnya produk ini di Amazon menandai pendaratan formal Super Nintendo 3DS XL di kawasan Amerika, dan memungkinkan konsumen di Indonesia untuk melakukan pemesanan.

Super Nintendo 3DS XL 2

Seperti yang diindikasikan oleh namanya, Super Nintendo 3DS XL mengusung elemen desain platform game 16-bit lawas milik Nintendo. Perangkat mempunyai tubuh berwarna abu-abu cerah yang khas, dan dalam kondisi tertutup, Anda akan disuguhkan decal berupa ‘tombol’ Power dan Reset ungu serta ‘tombol’ Eject kelabu familier. Saat dibuka, skema warna controller Super NES juga diterapkan pada tombol directional pad, stik analog, hingga action button.

Super Nintendo 3DS XL 1

Seperti yang ditunjukkan gambarnya, Super Nintendo 3DS XL mengikuti arahan desain edisi internasional Super NES. Sebelumnya, edisi khusus 3DS XL yang diperkenalkan Nintendo menyajikan rancangan ala Super Famicom. Perbedaan kedua varian hanya terletak pada komposisi warna dan decal.

Super Nintendo 3DS XL 3

Super Nintendo 3DS XL menyimpan spesifikasi hardware serupa tipe standar, dengan layar 3D yang lebih lebar dari New Nintendo 3DS. Device tak lupa dibekali fitur backward compatibility, siap menjalankan hampir seluruh permainan DS. Di dalam bundel penjualan, Nintendo turut menyertakan kode download gratis permainan Super Mario Kart, tapi unit adaptor AC dijual terpisah.

Belum diketahui apakah Nintendo punya agenda untuk menyediakan ‘edisi Super Nintendo’ buat New Nintendo 3DS. Sejauh ini, 3DS XL merupakan varian console handheld yang lebih laris dibanding adiknya itu, dengan komparasi penjualan 9,82 juta versus 2,49 juta unit (per 31 Desember 2016).

Rencananya, Super Nintendo 3DS XL akan meluncur pada tanggal 27 November 2017, kurang lebih dua minggu setelah pelepasannya di Eropa. Di Amazon, produk ini dibanderol seharga US$ 200, lebih murah dibanding Nintendo New 3DS XL Pikachu Yellow Edition dan Nintendo New 3DS XL Red.

Via The Verge.

Nintendo Umumkan Console Handheld Baru, Nintendo 2DS XL

Nintendo ialah satu dari sedikit perusahaan hiburan yang masih percaya diri pada konsep console portable di tengah gempuran perangkat bergerak. Belakangan, mereka harus beradaptasi menghadapi perubahan dengan turut melangkah ke ranah itu. Namun meski resmi bermain di segmen game mobile, tak berarti Nintendo berniat melepas dominasi mereka di handheld.

Setelah me-refresh 3DS kira-kira tiga tahun silam, kali ini giliran 2DS yang memperoleh upgrade. 2DS adalah versi entry-level dari 3DS, minus kemampuan 3D stereoscopic. Walaupun dipuji karena harganya lebih murah, 2DS mendapatkan banyak kritik, terutama terkait buruknya desain, kualitas suara, serta lemahnya daya tahan baterai. Mungkin hal ini memotivasi Nintendo buat meramu varian terbarunya, 2DS XL.

Nintendo 2DS XL 4

Di tanggal 27 April 2017 kemarin, Nintendo menyingkap agenda untuk meluncurkan versi lebih canggih dari 2DS: 2DS XL. Ia merupakan anggota ketiga keluarga sistem permainan handheld Nintendo, mengisi celah antara 2DS standar dan 3DS XL. Pelepasan Nintendo 2DS XL akan dibarengi bersama perilisan dua permainan blockbuster baru, yakni Hey! Pikmin and Miitopia.

Nintendo 2DS XL 1

“Tambahan baru di lineup hardware portable Nintendo menunjukkan komitmen kami di pasar handheld,” tutur Reggie Fils-Aime selaku presiden Nintendo Amerika di rilis pers. “Nintendo 2DS XL menyajikan desain clamshell yang cantik serta menawarkan keseimbangan terbaik antara harga dan performa.”

Berbeda dari 2DS dengan rancangannya yang buruk rupa, desain New Nintendo 2DS XL lebih menyerupai 3DS. Ia menyuguhkan dua layar di tiap komponen, tersambung via engsel, dengan bagian atas lebih besar dari bawah. Dibanding 2DS, panel di 2DS XL lebih luas 82 persen dan bobotnya juga lebih ringan.

Nintendo 2DS XL 2

Layout-nya juga hampir identik seperti varian 3D: D-pad, thumb stick dan tombol home berada di jangkauan jempol kiri; lalu action button beserta tombol start dan select ada di kanan. Nintendo juga membubuhkan dua pasang tombol di belakang buat mengendalikan kamera serta sebagai input tambahan.

Nintendo 2DS XL 3

2DS XL juga memperoleh upgrade komponen, kini jadi lebih bertenaga. Ia kompatibel ke Amiibo, caranya cukup dengan men-tap figure tersebut di layar bawah. Dan berbeda dari Switch, 2DS XL didukung fitur backward compatibility, yang berarti tetap bisa menjalankan permainan-permainan lawas.

Nintendo 2DS XL rencananya akan dirilis pada tanggal 28 Juli nanti di kawasan Amerika Serikat. Produk dijajakan seharga US$ 150.

Via Nintendo Wire. Sumber: Nintendo.

Nintendo NX Ialah Console Portable Bertenaga Nvidia Tegra Dengan Controller yang Bisa Dilepas?

Jika Nintendo tidak mengubah agenda mereka, maka masih tersisa kira-kira delapan bulan lagi hingga NX akhirnya dilepas ke konsumen. Sejauh ini, kita sudah mendengar berbagai rumor mengenai sistem gaming next-gen dari perusahaan hiburan Jepang tersebut, dari mulai hardware yang lebih canggih dari PS4 sampai dukungan terhadap media cartridge dan disc.

Menambah ‘koleksi informasi’ mengenai Nintendo NX, Eurogamer mendeskripsikannya sebagai console portable dengan unit gamepad detachable. Laporan tersebut didasari dari konfirmasi sejumlah narasumber, menguatkan gagasan ‘hardware game berkonsep baru’ yang sebelumnya dijanjikan Nintendo. Penjabaran Eurogamer mengindikasikan bahwa NX merupakan perpaduan antara home console dan handheld console.

Nintendo NX

NX dihadirkan berupa console portable mumpuni dengan bagian display mandiri, lalu bagian kendali seperti D-Pad, sepasang analog stick dan action button diposisikan di sisi kiri dan kanan layar. Cukup normal bukan? Namun NX menyimpan kejutan: pengguna bisa melepas modul controller-nya.

Seperti PS Vita atau 3DS, NX didesain buat menemani Anda bermain game di perjalanan, kemudian saat sampai di rumah, Anda bisa menyambungkannya ke TV untuk menikmati permainan di layar lebar. Console dilengkapi base unit atau docking buat mengoneksikan komponen otak yang diposisikan di contoller ke display/televisi.

Kabar mengenai unit proses yang dipakai oleh NX juga cukup mengejutkan. Ketika platform current-gen semisal PlayStation 4 dan Xbox One memanfaatkan kreasi AMD, Nintendo malah memilih chip Nvidia Tegra X1 buat mentenagai sistem – serupa Shield Android TV. Penggunaan Tegra X1 turut memperkuat estimasi ke arah mana Nintendo mengembangkan NX, serta menampik info soal ia akan lebih mumpuni dari PS4.

Teknologi Nvidia Tegra dititikberatkan pada penyeimbangan aspek performa dan efisiensi pemakaian daya baterai – lebih cocok untuk menangani game-game mobile. Tapi Anda jangan buru-buru meremehkan kinerjanya. Digital Foundry memberi contoh di satu skenario: di Xbox 360 dan PS3, Doom BFG Edition berjalan di 720p 60fps dengan beberapa kali penurunan frame-rate. Sedangkan micro-console Shield Android TV sanggup menanganinya di resolusi 1080p 60fps tanpa masalah.

Untuk media distribusi konten NX sendiri, narasumber kembali menyampaikan pada Eurogamer bahwa Nintendo akan menggunakan cartridge, boleh jadi tipe berukuran 32GB; dan tidak menutup kemungkinan permainan disajikan via download digital. Pertanyaannya: apakah NX masih didukung fitur backward compatibility seperti Wii U dan 3DS?

Seorang informan bilang, produsen berencana menyingkap NX di acara pengumuman resmi di bulan September 2016 nanti. Ketika dimintai keterangan oleh Eurogamer, Nintendo tentu saja enggan memberi komentar.