Ini Dia Cara Menyambungkan Controller Nintendo Switch ke PC

Hanya beberapa hari setelah tersedia, beberapa pengguna segera mencoba mengekspos segala hal dalam Nintendo Switch. Banyak orang menemukan masalah, namun kita juga akhirnya mengetahui detail mengenai chip Nvidia Tegra yang produsen gunakan sebagai otaknya, termasuk kompatibilitas periferal Switch dengan perangkat lain.

Anda mungkin sudah sempat membaca soal kesanggupan Nintendo Joy-Con dan Switch Pro Controller buat tersambung ke device Android ataupun Windows berkat koneksi Bluetooth tanpa memerlukan software tambahan – berbeda dari controller Xbox One dan DualShock 4. Dan lewat artikel ini, saya akan mencoba membantu Anda menyambungkan Joy-Con serta Pro Controller ke PC.

Nintendo Joy-Con

Di Indonesia, sepasang Joy-Con bisa Anda miliki seharga Rp 1,25 juta, sedangakn Pro Controller dijajakan di Rp 1,28 juta. Agar bisa dibaca oleh komputer desktop, Anda juga perlu membeli aksesori Bluetooth receiver.

Prosedur selanjutnya tidak terlalu kompleks: Putuskan Joy-Con dari Switch seperti biasa, lalu nyalakan koneksi Bluetooth di PC. Selanjutnya, tekan dan tahan tombol ‘sync di Joy-Con – berada di antara tombol SR dan SL – sampai lampu LED di sisi atas mulai menyala.

Nintendo Joy-Con dalam kemasan

Silakan beralih ke layar PC, kemudian cari Joy-Con di dalam menu Bluetooth, dan pilih opsi untuk memasangkan periferal itu. Berbeda dari saat dihubungkan ke Switch, lampu pairing akan tetap berkedip meskipun controller sudah terbaca, namun Anda bisa mengetahui koneksinya langsung dari setting Bluetooth. Jika muncul notifikasi eror, Anda hanya tinggal menggerakkan posisi Joy-Con dan mencoba kembali proses pairing.

Perlu diketahui bahwa sistem akan tetap membaca sepasang komponen Joy-Con sebagai dua controller terpisah dan fitur motion tracking juga belum bekerja. Buat sekarang, Anda hanya dapat menggunakannya buat bermain game-game platformer 2D.

Switch Pro Controller 1

Untuk Pro Controller, prosedurnya tidak jauh berbeda dari Joy-Con. Anda tak perlu repot-repot mencolokkan kabel USB-nya karena gamepad tidak akan terbaca. Solusinya adalah sambungan wireless. Tombol sync berada di bagian atas controller, di sebelah port micro USB type-C.

Switch Pro Controller 2

Dibanding Joy-Con, Nintendo Pro Controller jauh lebih fungsional buat mendukung aktivitas ber-gaming di PC karena layout-nya lebih menyerupai gamepad standar. Meski demikian, ia tetap tidak lepas dari masalah. Periferal tersebut menggunakan API DirectInput, bukan XInput, membuatnya tidak kompatibel ke sejumlah permainan baru.

Solusi dari kendala ini ialah dengan menggunakan program x360ce (bisa diunduh gratis). Walaupun didesain buat controller Xbox 360, software bisa membaca Pro Controller.

Sumber: Digital Trends.

Samsung Gear VR Baru Beserta Controller-nya Siap Dirilis Bulan Depan

Keseriusan Google menggarap headset virtual reality mobile kelas high-end tampaknya memicu sang pionir di ranah itu untuk ikut meramu pesaingnya. Di ajang Mobile World Congress 2017, Oculus VR dan Samsung memperkenalkan versi baru dari perangkat Gear VR, kali ini juga disertai unit controller motion sebagai metode berinteraksi dengan lingkungan virtual.

Dan dalam acara Unpacked Galaxy S8 dan the S8+ yang dilangsungkan di kota New York semalam, sang raksasa elektronik asal Korea Selatan itu turut mengumumkan informasi mengenai harga, waktu ketersediaan, hardware, serta detail lebih jauh tentang kompatibilitas controller Gear VR. Melalui langkah ini, S8 serta S8 Plus bukan lagi disajikan sebagai sekadar smartphone flagship, namun juga jantung dari platform VR Samsung.

Gear VR 2

Selain warna (kini mengusung penampilan yang lebih gelap), Gear VR baru masih mengusung komposisi hardware serupa pendahulunya. Galaxy S8 dan S8 Plus berfungsi sebagai komponen pengolah konten, disematkan di bagian depan visor. Walaupun dioptimalkan untuk handset Samsung high-end terbaru, Gear VR anyar tetap mendukung varian lama seperti S7, S6 serta Galaxy Note 5.

Gear VR 3

Controller Gear VR memiliki penampilan seperti versi mini dari HTC Vive Controller ketimbang Oculus Touch, tanpa lingkaran sensor. Periferal ini menyajikan touchpad melingkar, tombol back, home dan volume di atas, serta trigger button di bawah. Penyajian tombol trigger memungkinkan kita menggunakannya sebagai pistol dalam game atau pointer. Lalu ketika tidak digunakan, ia dapat disematkan di strap headset.

Kabarnya sudah ada 20 game yang menunjang fungsi controller Gear VR dan dalam beberapa bulan ke depan, Samsung berencana buat menambah jumlahnya jadi 70 judul. Sejauh ini, sang produsen telah menyediakan kurang lebih 700 aplikasi Gear VR. Sayangnya, aksesori tersebut tidak dibekali baterai rechargeable khusus, ia membutuhkan sepasang baterai AAA agar bisa bekerja.

Gear VR 1

Selain aspek hardware, Oculus VR telah memperbaiki ekosistem Oculus Home, mengganti game engine Unity dengan kreasi mereka sendiri agar akses konten tiga kali lebih cepat. Kemudian, upgrade tersebut juga menghemat penggunaan baterai hingga 30 persen. Dipadu controller, proses navigasi jadi lebih intuitif, apalagi di sana ada Oculus Explore yang siap membantu Anda menemukan app-app baru.

Gear VR 4

Akan mulai didistribusikan pada tanggal 21 April 2017 besok, bundel headset Gear VR dan controller dijajakan seharga US$ 130. Controller dapat dibeli secara terpisah, dibanderol US$ 40, atau bisa diperoleh gratis dengan mem-pre-order Galaxy S8 dan S8+.

Via BGR, Wired, & Engadget.

Tato Pintar SkinMarks Bisa Sajikan Notifikasi App dan Memungkinkan Kita Mengendalikan Smartphone

Karena intuitif dan menyajikan proses pemakaian yang mudah, sentuhan merupakan sebuah standar input kendali perangkat-perangkat modern. Dan beberapa tahun ke belakang, banyak orang mulai mengeksplorasi pemanfaatan metode tersebut di medium selain display. Satu contohnya ialah upaya pengembangan  smart tattoo  oleh MIT Media Lab dan Microsoft.

Kali ini percobaan serupa dilakukan tim peneliti dari Saarland University di Saarbrücken, Jerman. Bedanya, kreasi mereka yang diberi nama SkinMarks itu jauh lebih canggih karena betul-betul diterapkan di kulit layaknya tato – tak lagi hanya seperti stiker. Dengannya, Anda bisa memanfaatkan karakteristik kulit (misalnya keriput, tahi lalat, serta bintik-bintik di permukaan kulit) untuk mengontrol perangkat bergerak. Selain itu, elemen di tato elektronik bisa menyala dan berperan jadi notifikasi app.

Untuk menciptakan smart tattoo, Martin Weigel dan kawan-kawannya di Saarland University memanfaatkan tinta konduktif, berperan sebagai kabel sekaligus elektroda, dicetak pada kertas tato sementara. Kertas tersebut sangat tipis – lebih tipis dari rambut manusia. Seperti tato temporary, tinta ini ditransfer ke kulit dengan menggunakan air dan bisa bertahan hingga beberapa hari.

Lapisan elastis super-tipis di sana memastikannya tidak kaku, bisa direnggangkan dan ditekuk. Selanjutnya, dengan menempelkan smart tattoo ini di kulit, Anda bisa menyentuh tahi lalat buat menjawab panggilan telepon, atau memanfaatkan buku-buku jari untuk mengatur volume. Dan hebatnya lagi, tato bisa dikonfigurasi untuk membaca postur tubuh. Misalnya: fungsi tombol akan berubah ketika tangan mengepal atau saat jari direntangkan.

Dan yang tidak kalah unik adalah fitur notifikasinya. Anda bisa mencetak icon aplikasi favorit atau logo-logo lain untuk dijadikan notifikasi. Jadi seandainya ada pesan masuk, atau sewaktu orang terdekat menelepon, tato itu akan menyala. Rahasia dari kemampuan SkinMarks terletak pada unit microcontroller yang berfungsi buat mengirimkan sinyal dari komputer atau smartphone ke tato.

Di sesi uji coba, Weigel dan timnya menggunakan pita tembaga untuk menyambungkan tato ke microcontroller Arduino yang dikenakan di tangan ala smartwatch. Meskipun teknologinya saat ini masih terbatas, smart tattoo atau perangkat on-skin sejenis merupakan langkah logis dalam pengembangan teknologi wearable karena kulit memiliki permukaan yang lebih luas dibanding layar sentuh gadget.

Tim Saarland University belum punya rencana buat memasarkan SkinMarks. Chris Harrison dari Carnegie Mellon University memperkirakan bahwa smart tattoo baru akan jadi perangkat mainstream 10 tahun lagi.

Sumber: New Scientist.

Unit Controller Nintendo Switch Ternyata Bisa Tersambung ke PC, Mac dan Android

Hal terunik dari Nintendo Switch ialah kemampuan platform menyediakan cara interaksi berbeda – dapat dinikmati ala home console ataupun sistem game handheld. Satu aspek yang memung-kinkan hal itu tercapai adalah kecanggihan Joy-Con. Terdiri atas dua unit kendali, ia bisa dipasang-kan di grip ataupun di layar/tablet Switch, dan masing-masing sanggup berkerja secara mandiri.

Nintendo membundel Joy-Con di bundel penjualan Switch, namun seperti aksesori lainnya, Anda bisa membelinya secara terpisah. Dan ada berita gembira bagi Anda yang ingin mencicipi sensasi menikmati Switch namun belum yakin untuk membeli satu paket console-nya: berdasarkan laporan dari beberapa narasumber, aksesori-aksesori Switch seperti Joy-Con dan Pro Controller ternyata dapat tersambung ke perangkat lain.

Nintendo Switch Pro Controller

Lewat video, seorang YouTuber bernama DreWoof mendemonstrasikan kemampuan Switch Pro Controller untuk terinskronisasi ke PC melalui menu Bluetooth Setting di Widows, dan klaim ini juga telah dikonfirmasi oleh pihak IGN. Menariknya lagi, DreWoof sempat menguji gamepad di platform lain, dan kabarnya Pro Controller bisa terkoneksi ke device Android dan kompatibel dengan Steam Big Picture.

Hal serupa berlaku buat Joy-Con. Bagitu dikeluarkan dari bungkusnya, aksesori tersebut juga bisa dibaca baik oleh PC dan Mac via Bluetooth tanpa memerlukan software tambahan apapun – berbeda dari controller Xbox One dan DualShock 4. Tentu saja, meski dapat tersambung, gamepad belum bisa berfungsi secara optimal. PC berbasis Windows mendeteksi pasangan Joy-Con sebagai controller terpisah, tidak bisa ‘disatukan’ walaupun ditempatkan di unit grip.

Selain itu, controller juga belum bisa tersinkronisasi ke device PC lewat USB type-C, hanya via Bluetooth. Dan walaupun dapat dikenali oleh perangkat Android, respons input-nya sangat lambat. Lalu di Steam, banyak permainan tidak menunjang seluruh fungsinya. Solusi untuk kendala-kendala ini sebetulnya tidak terlalu sulit, bisa diatasi dengan penyediaan software yang tepat.

Nintendo Joy-Con dalam kemasan

Menurut pengamatan TechCrunch, ada kemungkinan keputusan Nintendo buat mengandalkan teknologi Bluetooth di Joy-Con dan Pro Controller merupakan sumber masalah koneksi yang dirasakan banyak pengguna Switch di hari perilisannya. Dan itu sebabnya Nintendo sangat menyarankan para pemilik console untuk menjauhkan perangkat-perangkat berkonektivitas wireless lain saat bermain game demi menghindari interferensi.

Nintendo Switch sudah tersedia di Indonesia, saat ini ditawarkan di harga yang tergolong mahal, sekitar Rp 6,5 jutaan.

Oculus VR dan Samsung Umumkan Controller Untuk Headset Gear VR

Setelah teknologi virtual reality kelas konsumen semakin matang, para produsen dan developer kini memusatkan perhatian mereka untuk menyempurnakan penyajiannya lewat teknologi pendukung, dan menyediakan sistem kendali yang andal merupakan salah satu aspek krusial. Alasannya sederhana: tak seperti konten hiburan lain, VR mengisolasi penggunanya.

Sejauh ini, baru perangkat VR high-end yang mendapatkan dukungan periferal kontrol secara komprehensif. Hal ini mendorong beberapa pengembang untuk turut memberikan alternatif input, satu contohnya adalah Nolo yang kompatibel ke beberapa tipe headset VR berbasis mobile. Namun jika masih Anda menanti solusi kendali ‘resmi’ buat Gear VR kesayangan, Oculus dan Samsung baru saja mengungkap kabar gembira.

Di pembukaan Mobile World Congress 2017, Oculus VR memperkenalkan periferal Controller khusus untuk head-mounted display Samsung Gear VR. Seperti Oculus Touch, Gear VR Controller dirancang buat memudahkan pengguna berinteraksi dengan permainan virtual reality. Pengumuman ini merupakan langkah penting bagi Samsung mengingat ekosistem Gear VR terus berkembang pesat – kini dihuni oleh ratusan game, app, film dan video.

Gear VR Controller mempunyai wujud seperti versi mini dari Oculus Touch minus lingkaran sensor. Penampilannya mungil dan ergonomis, memiliki touchpad melingkar di ujung atas, lalu terdapat tombol home, volume, serta back sehingga navigasi bisa dilakukan tanpa mengganggu faktor ‘immersion‘. Periferal ini memungkinkan Anda melangsungkan manuver seperti menggenggam objek, membidik, serta menembak.

Selain menyingkap Gear VR Controller, Oculus juga menginformasikan akan ada lebih dari 70 aplikasi dan permainan baru yang akan ditunjang oleh controller. Dan di hari perilisannya nanti, app-app Gear VR yang sudah ada juga siap mendukung periferal tersebut (Oculus VR telah membuka pendaftaran akses SDK dan permintaan hardware Gear VR Controller khusus buat developer).

Rencananya, Oculus VR dan Samsung akan membeberkan informasi lebih lengkap mengenai Gear VR Controller di ajang Game Developer Conference 2017 – juga dilaksanakan minggu ini, di Moscone Center, San Francisco. Jika kebetulan ada di sana, Oculus mengundang Anda untuk mampir di Booth 1014 North Hall, dibuka di tanggal 1 sampai 3 Maret dari jam 14:00 hingga 15:00. Di sana Anda bisa bertemu langsung dengan para co-founder serta tim pencipta konten.

Saat ini terhitung ada 550 lebih aplikasi tersedia di Oculus Store, dan Oculus VR sangat bangga dengan melimpahnya konten library Samsung Gear VR.

Sumber: Oculus.

PaperStick Ialah Controller VR Headset yang Tidak Lebih dari Secarik Kertas Biasa

Google Cardboard membuktikan bahwa kita hanya memerlukan sejumlah kertas karton dan sepasang lensa saja untuk bisa menikmati virtual reality. Akan tetapi, VR tidak hanya terbatas pada aspek visual saja, melainkan juga interaksi yang lebih bervariasi dengan bantuan controller. Yang jadi pertanyaan, apakah ini juga bisa diselesaikan dengan selembar kertas karton?

Jangankan karton, kertas biasa saja bisa. Mari berkenalan dengan PaperStick, sebuah controller VR yang terbuat dari secarik kertas. Tidak ada komponen elektronik yang tersembunyi, PaperStick tidak lain dari kertas biasa. Namun Anda mungkin bertanya apa kegunaan sederet teks yang ada di atasnya?

Well, teks ini punya fungsi seperti QR code yang bisa dipindai oleh kamera ponsel. PaperStick bekerja dengan aplikasi bernama Poppist, dimana setelah berhasil di-scan, selembar kertas tersebut akan tampak sebagai sebuah pistol yang bisa menembakkan laser di dalam aplikasi.

Untuk menembak, pengguna cukup mengusapkan jarinya di area yang sudah ditandai pada PaperStick. Gerakan senjata dalam game pun akan mengikuti gerakan tangan pengguna yang tengah menggenggam PaperStick.

Versi kedua PaperStick kurang ergonomis dibanding versi pertamanya, tapi kinerja tracking dalam aplikasi pun jadi lebih akurat / Ko Jong-Min
Versi kedua PaperStick kurang ergonomis dibanding versi pertamanya, tapi kinerja tracking dalam aplikasi pun jadi lebih akurat / Ko Jong-Min

Namun PaperStick tentunya bukan tanpa limitasi. Versi pertamanya dirancang supaya bisa dilipat menjadi segitiga dan mudah digenggam. Namun konsekuensinya, tracking jadi kurang akurat. Versi keduanya di sisi lain jadi kurang ergonomis karena hanya berbentuk lipatan kertas begitu saja. Pun begitu tracking-nya jadi jauh lebih akurat dan responsif.

Kreatornya, seorang developer asal Korea Selatan bernama Ko Jong-Min, memastikan PaperStick bisa dinikmati oleh semua orang dengan mengunduh desainnya dan mencetaknya sendiri di atas kertas A4. Namun perlu dicatat, aplikasi Poppist sendiri harus ditebus seharga Rp 23 ribu dari Play Store.

Ke depannya, bisa dipastikan ada sejumlah pihak yang tertarik untuk mematangkan konsep yang dicanangkan oleh Ko Jong-Min ini, merancang desain PaperStick yang lebih optimal dan mengembangkan lebih banyak aplikasi maupun game yang kompatibel.

Sumber: Fast Company.

Application Information Will Show Up Here

Sony Perkenalkan Dua Gamepad Baru Untuk Pro Gamer di PlayStation 4

Di waktu ke depan, kata eSport akan lebih sering lagi kita dengar. Meski sangat lekat dengan platform PC, ranah gaming kompetitif juga bukanlah hal baru di console. Di sana, game-game ber-genre fighting dan olahraga jadi favorit. Dan demi mendukung pengembangan ekosistemnya, satu console maker raksasa asal Jepang menggandeng dua perusahaan spesialis periferal gaming ternama.

Lewat blog PlayStation, Sony menyingkap dua controller berlisensi resmi khusus para gamer profesional, yaitu Razer Raiju dan Nacon Revolution. Sang produsen tidak sekedar ‘menunjuk’ perangkat yang pas untuk dipasangkan ke PlayStation 4. Proses pengembangannya dilakukan secara kolaboratif oleh Sony dan kedua perusahaan tersebut, di mana mereka mencoba membenamkan elemen DualShock 4 serta memastikan gamepad beroperasi optimal dengan console.

Nacon Revolution

Dengan layout yang mirip, sadar atau tidak, Nacon Revolution terlihat seperti upaya menghadirkan controller Xbox ke PlayStation 4. Para gamer di platform ‘sebelah’ akan segera familier dengan penempatan thumb stick yang menyilang, bahkan wujud grip-nya hampir serupa. Bedanya, Revolution dibekali touchpad di area atas, lalu Nacon turut membubuhkan empat tombol shortcut ekstra.

Nacon Revolution 2

D-pad Revolution mampu membaca delapan arah, lalu stik analognya mempunyai amplitudo 46 derajat, didukung oleh firmware agar menyajikan jangkauan dan keakuratan maksimal saat dipakai dalam permainan-permainan eSport. Nacon tersambung ke PlayStation 4 melalui kabel USB detachable sepanjang 3m, dan ia juga menyimpan kompartemen internal buat menyimpan pemberat – bisa ditambah atau dikurangi sesuai keinginan Anda.

Nacon Revolution 1

Uniknya lagi, Anda dipersilakan mengkonfigurasi gamepad – dari mulai mengubah fungsi tombol sampai mengaktifkan fungsi macro – dapat dilakukan via aplikasi companion di PC.

Razer Raiju

Lewat Raiju, Razer mencoba memanjakan gamer profesional di console PS4. Layout-nya mirip DualShock 4, tapi tubuhnya sedikit lebih tebal dan mengusung desain dramatis. Selain thumb stick dan rangkaian tombol familer, ada akan menemukan tidak kurang dari tiga pasang trigger button – dua di depan dapat dilepas dan satu pasang mirip pelatuk pistol. Cap stick analog juga bisa diganti dengan material karet sehingga cengkraman jari lebih mantap.

Razer Raiju 2

Raiju dilengkapi switch trigger-stop dan mode hair trigger, menjanjikan respons ‘ultra-cepat’. Terdapat control panel build-in di depan gamepad; kemudian Anda dipersilahkan memodifikasi dua profile, mengutak-atik fungsi tombol, serta dibebaskan beralih ke profile lain kapanpun diperlukan. Seperti Nacon Revolution, Raiju memanfaatkan kabel USB detachable sepanjang 3m untuk tersambung ke PlayStation 4.

Razer Raiju 1

Di situs mereka, baik Razer dan Nacon Gaming belum menyingkap rincian fitur dan info harga gamepad Raiju serta Revolution. Pihak Sony sendiri menyebutkan bahwa kedua controller akan mulai dijual pada ‘musim liburan’ tahun ini.

Hori TAC Pro Hadirkan Senjata Andalan Gamer PC di Console PlayStation 4

Selain jadi sistem input utama PC, perpaduan keyboard dan mouse menawarkan kecepatan, keakuratan, serta kenyamanan yang sulit disamai oleh controller game lain. Karena alasan itu, sudah lama produsen mencoba menghadirkan metode kendali tersebut di console, dan salah satu spesialis aksesori gaming tertua asal Jepang belum lama menyingkap alternatif baru dari gamepad biasa.

Biasa melakukan kolaborasi bersama para console maker ternama, kali ini Hori digandeng oleh Sony untuk meramu Tactical Assault Command Pro. Periferal ber-nickname TAC Pro ini terdiri dari dua komponen, yaitu mouse dan keyboard, disiapkan untuk mendukung penuh PlayStation 4 serta diklaim kompatibel ke seluruh game. Periferal menyuguhkan metode gerakan via stik analog dan tombol keyboard, serta menjanjikan keleluasaan kustomisasi.

TAC Pro 1

TAC Pro bisa segera Anda gunakan setelah tersambung ke console, sengaja dirancang untuk permainan-permainan first-person shooter. Unit controller kiri menyerupai area kiri keyboard Anda, namun tombol-tombolnya sudah digantikan oleh simbol controller PlayStation seperti lingkaran, kotak, segitiga, L1 sampai R2, dan sebagainya. Tuts ala keyboard dipersenjatai switch mekanik racikan Hori sendiri. Wrist rest dibuat menonjol dan ergonomis, ada touchpad di sisi atas yang dapat diraih ujung jari, kemudian stik analog dan tombol disediakan di wilayah jempol.

TAC Pro 3

Unit mouse-nya sendiri hampir identik dengan mouse PC biasa, terdapat dua tombol utama, satu scroll wheel, dua tombol buat mengatur level sensitivitas, dan dua tombol lagi di sisi kiri. Di dalam, periferal ini menyimpan sensor optik 3.200dpi. Baik mouse dan keyboard tersambung ke console melalui kabel USB.

TAC Pro 2

Ada sejumlah fitur yang segera memberikan keunggulan bagi para gamer PlayStation 4: Anda bisa menyesuaikan tingkat sensitivitas secara langsung ketika bermain, lalu dengan menekan Snipe Button, level kepekaan tersebut dapat dikurangi sejenak untuk membidik lebih akurat. Selain itu ada Walk Button, ditujukan agar gerakan karakter di game lebih presisi.

Kabar gembiranya lagi, tak hanya pemilik PlayStation 4 saja yang bisa memanfaatkan Hori TAC Pro. Periferal ini kompatibel ke PlayStation 3 dan juga PC. Meskipun menjadi highlight di situs PlayStation, menariknya seluruh potensi TAC Pro baru dapat tersaji saat tersambung ke Windows PC. Di sana, Anda bisa mengkonfigurasi tombol, menciptakan profile, serta mengatur setting mouse melalui app companion.

Hori TAC Pro sudah bisa dipesan via situs Amazon seharga US$ 150, rencananya akan dirilis pada tanggal 1 November 2016.

Sumber: Hori.

Di Steam Dev Days, Valve Bicara Masa Depan VR dan Pamerkan Controller Baru

Steam Dev Days ialah ajang tahunan yang diadakan penyedia layanan distribusi digital terbesar di dunia untuk mewadahi kegiatan sharing informasi, dari mulai strategi bisnis sampai teknologi. Dan sejak Valve mulai bermain di virtual reality, bidang ini juga jadi komponen penting di Steam Dev Deys. Dan di kesempatan kali ini, Valve mengungkap visi mereka mengenai masa depan VR.

Tak seperti acara gaming biasa, Steam Dev Days tidak terbuka untuk publik dan penyelenggara tak menyediakan live stream. Itu berarti, kita hanya bisa mengandalkan posting Twitter ber-hashtag  #SteamDevDays. Headset VR high-end mungkin sudah tersedia berbulan-bulan lalu, namun ‘balapan’ baru benar-benar dimulai di bulan ini, ditandai dengan pelepasan PSVR, serta dilangsungkannya Oculus Connect 3, dan tentu saja Steam Dev Days.

Valve sempat mengungkap bahwa teknologi tracking SteamVR mereka telah diadopsi oleh lebih dari 300 perusahaan buat beragam kegunaan, mayoritas produk segera diungkap atau diluncurkan di 2017. Untuk tahun ini, fokus para perusahaan teknologi adalah mencoba membawa pemakaian perangkat virtual reality ke luar ruangan; lalu di tahun depan, kita akan melihat peluncuran perangkat-perangkat VR baru beserta teknologi pelengkapnya.

Steam Dev Days 2016 1

Salah satu hal paling menarik di acara konferensi developer selama dua hari ini adalah penampakan unit prototype motion controller baru Valve untuk SteamVR. Detail mengenainya masih minim, tapi dari foto, penampilan device menyerupai versi mini controller HTC Vive. Ia mempunyai kait serta tersambung ke strap, dan lewat cara ini, Anda bisa melepas genggaman tanpa membuat controller terjatuh.

Valve menempatkan touchpad bundar berpermukaan cekung di modul kepala controller. Rancangan ini memudahkan user dalam menakar posisi jempol di touchpad. Saya belum dapat memastikan apakah objek lonjong di sisinya merupakan tombol, tapi saya melihat ada titik-titik sensor di bagian depan.

Steam Dev Days 2016 2

Masih berbicara soal input kendali, Valve juga berencana menghadirkan dukungan DualShock 4 di Steam. Via API buatan mereka, sang developer mengklaim performanya mampu menyerupai Steam Controller. Meskipun DualShock 4 sudah kompatibel ke PC, menurut Valve, masih ada banyak kelemahan di sana. Mereka bermaksud menyempurnakannya dengan menyederhanakan proses komunikasi antar device.

Di Steam Dev Days 2016, Valve juga mengumumkan bahwa koleksi game di Steam telah melewati angka 10.000 judul – tersedia untuk Windows, OC dan Mac. Dukungan buat VR sendiri memang belum lama tiba di Steam, diperkenalkan enam bulan lalu. Menariknya, developer sudah merilis 600 lebih ‘pengalaman’ virtual reality di sana.

Via PC Gamer & VentureBeat. Sumber: Gamasutra.

Ayo Simak Rangkuman Info Mengenai PlayStation 4 ‘Slim’

Kira-kira seminggu lalu, internet jadi heboh karena kemunculan foto-foto yang diklaim sebagai versi ramping console PlayStation 4. Tapi tak cuma gambar, seseorang juga bilang dirinya telah membeli hardware dari situs lelang Gumtree, dan tak lama Eurogamer mengonfirmasi kebenaran klaim tersebut dengan mengunjungi serta bertanya langsung pada individu itu.

Lalu jika sudah mulai didistribusikan, mengapa hingga kini Sony masih belum mengumumkannya secara resmi? Apakah benar sang console maker Jepang itu akan menyingkapnya di acara pers yang dilangsungkan di kota New York tanggal 7 September besok? Lalu apakah pengumumannya dilakukan bersamaan dengan ‘Neo’? Di bawah ini ialah sejumlah info terkait tipe slim PlayStation 4 yang berhasil saya rangkum dari beberapa sumber:

Desain

Tak seperti ketika Xbox One S bocor, belum ada rincian mengenai komparasi volume antara PS4 dan versi slim-nya. Namun menakar dari foto-foto yang diunggah ke NeoGAF, hardware tampak lebih tipis dan rasio panjang serta lebarnya juga lebih kecil (mungkin sekitar 30-40 persen). Sejauh ini, baru tampak varian berwarna hitam, dan tubuhnya mengusung tekstur matte.

Tombol power dan eject berada di bagian sebelah kiri celah, dan dari foto, saya melihat ada slot untuk memasukkan disc. Bantalan karet di sisi bawah dibuat agar menyerupai simbol di action button controller DualShock. Lalu ia mempunyai konektivitas serupa PlayStation 4, yaitu port  power dan aksesori, HDMI serta Ethernet.

Controller

PlayStation 4 Slim 1

Sempat dipamerkan oleh Zee ReviewZ, seperti Xbox One S, desain controller tampaknya turut mendapatkan sedikit revisi. DualShock 4 untuk Slim mempunyai garis transparan di area atas touchpad sehingga cahaya bisa muncul di depan. Selain itu, penampakan keseluruhan controller cukup serupa dengan DualShock 4 standar.

Spesifikasi

Besar kemungkinan PlayStation 4 Slim memanfaatkan komposisi hardware serupa, tetapi tidak menutup peluang Sony akan membubuhkan beberapa fitur baru. Saya penasaran bagaimana produsen menandingi kemampuan Xbox One S dalam menyajikan video 4K. Dan berdasarkan laporan terkini, console tersebut turut didukung koneksi Wi-Fi 5GHz sebagai tambahan dari band 2,4GHz di model standar.

Harga dan ketersediaan

Rinciran mengenai waktu tersedianya PlayStation 4 Slim serta harga diprediksi akan diumumkan di acara Sony tanggal 7 September besok, namun jika boleh menebak, angkanya tidak akan jauh dari US$ 350, khususnya buat varian dengan penyimpanan 500GB. Lalu harga PlayStation 4 sendiri boleh jadi mengalami penurunan.

Kemudian jika Sony mempunyai agenda buat melepas PlayStation ‘Neo’ sebelum tahun 2016 berakhir, tidak ada alasan bagi mereka untuk menunda-nunda perilisan PS4 Slim.

Via Tech Radar & Business Insider.