Hadiri Diskusi Panel Esports Bersama Hybrid di Indocomtech, 3 November 2018

Pameran komputer akbar Indonesia, Indocomtech, saat ini tengah berlangsung di Jakarta Convention Center. Dengan 200.000 pengunjung, 300 perusahaan peserta pameran dan 100 media untuk meliput, Indocomtech berhasil menjadi tempat berkumpulnya brand dan produk-produk paling baru, paling inovatif, serta paling menarik di tahun 2017. Kali ini pun Indocomtech ingin mengulang keberhasilan serupa.

Tak ketinggalan, Hybrid pun turut berpartisipasi dalam acara tersebut sebagai salah satu pengisi booth. Dari tanggal 31 Oktober – 4 November 2018, Anda dapat mencoba berbagai macam produk di booth kami. Hybrid juga bekerja sama dengan Shinta VR untuk menyajikan berbagai game virtual reality untuk Anda nikmati. Ingat, lokasi booth Hybrid terletak di Jakarta Convention Center Hall B, Booth No. B26g – B26h.

Indocomtech 2018 | Hybrid Booth

Hybrid juga akan hadir di main stage untuk menggelar diskusi panel bertema pembentukan tim esports di Indonesia. Diskusi panel ini menghadirkan tiga pembicara yang sudah cukup senior di dunia game maupun esports. Mereka adalah Yansen Wijaya (Brand Manager EVOS eSports), Aerastio Taufiq Akbar (Creative Director Supreme League) dan Bambang Tirtawijaya (Product Manager Corsair).

Wawasan serta pengalaman yang akan mereka bagikan tentunya akan sangat bermanfaat bagi penggemar esports, terlebih lagi bila Anda profesional yang bergerak di bidang ini. Diskusi panel akan berlangsung pada tanggal 3 November 2018, pukul 18.30 – 19.30 WIB di Prefunction Hall, Jakarta Convention Center. Catat tanggalnya dan jangan sampai acara ini Anda lewatkan.

Indocomtech 2018 | Hybrid Panel Discussion

Esports di Indonesia saat ini sedang ada di masa yang cukup penting. Dengan jumlah pasar yang begitu besar, esports memiliki potensi untuk tumbuh menjadi industri raksasa di negara kita. Akan tetapi untuk mewujudkan hal itu jelas tidak mudah. Butuh kontribusi dari berbagai pihak, mulai penerbit game, pemilik brand, hingga para atlet esports itu sendiri. Mari kita bersama-sama bertukar pikiran untuk membuat industri esports Indonesia lebih maju sehingga tak kalah dengan esports di luar negeri.

Jangan lupa juga untuk terus mengikuti berita terbaru seputar esports, game, dan gaming gear, hanya di Hybrid. Maju terus esports Indonesia!

Keyboard Mekanis Terbaru Corsair Punya Tombol dan Switch Lebih Tipis dari Biasanya

Keyboard mekanis hampir selalu diasosiasikan dengan keyboard gaming. Namun pada kenyataannya banyak juga yang menggunakannya untuk mengetik secara rutin, termasuk saya sendiri. Bagi orang-orang seperti saya, Corsair punya penawaran baru yang cukup menarik.

Mereka belum lama ini mengumumkan Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile. Keunggulannya dibandingkan K70 standar bisa dilihat dari namanya. Embel-embel “Low Profile” menandakan bahwa ia mengemas tombol-tombol yang lebih tipis dari biasanya. Otomatis tebalnya secara keseluruhan menyusut dari 40 mm pada versi standarnya menjadi 29 mm saja.

K70 Low Profile (kiri) vs. K70 standar (kanan) / Corsair
K70 Low Profile (kiri) vs. K70 standar (kanan) / Corsair

Namun yang menipis rupanya bukan cuma tombolnya saja, melainkan juga tiap-tiap switch mekanis yang ada di baliknya. Alhasil, pengguna tidak perlu menekan terlalu dalam pada K70 Low Profile, dan Corsair percaya ini bisa membantu pengguna jadi tidak cepat lelah saat mengetik atau bermain.

Switch-nya sendiri ditawarkan dalam dua varian: Cherry MX Low Profile RGB Speed dengan actuation 1 mm, dan Cherry MX Low Profile RGB Red dengan actuation 1,2 mm yang linear pada model RapidFire. Sayang sekali tidak ada varian yang bersifat tactile (Brown atau Blue), yang menurut saya pribadi paling pas untuk mengetik.

Berhubung switch-nya lebih tipis, jaraknya dengan LED backlight di bawahnya jadi makin dekat. Dampaknya, pencahayaan RGB pada K70 Low Profile diklaim lebih terang, dan tentu saja pengguna masih dapat mengatur pola beserta efeknya melalui software Corsair iCUE.

Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile

Rangka aluminium khas seri K70 tetap hadir, namun sedikit direvisi di sini demi mengakomodasi tombol dan switch yang lebih tipis. Corsair bilang bahwa desain baru ini dapat membantu mengurangi beban tekanan pada telapak dan pergelangan tangan pengguna.

Selebihnya, K70 Low Profile menawarkan fitur-fitur pemanis yang sama seperti versi standarnya, yang mencakup tombol multimedia, kenop volume, dan palm rest bertekstur yang dapat dilepas-pasang. Tombol WASD dan QWERDF cadangan yang memiliki warna dan tekstur berbeda juga tersedia buat yang gemar bermain game FPS maupun MOBA.

Baik K70 Low Profile maupun K70 Low Profile RapidFire saat ini sudah dipasarkan seharga $170.

Sumber: Corsair.

Lewat iCUE, Corsair Tunjukkan Bahwa RGB Bukanlah Sekadar Pemanis Mata

Kepopuleran RGB di gaming gear merupakan hal yang dipuji sekaligus dicemooh. Di satu sisi, kehadirannya membuat periferal jadi terlihat jauh lebih menarik, terutama untuk kalangan casual, sangat cocok bagi mereka yang gemar memamerkan perangkat gaming kesayangannya. Tapi di sisi lain, gamer hardcore berpendapat bahwa RGB tidak banyak membantu meningkatkan performa bermain.

Namun apakah benar begitu? Beberapa brand seperti SteelSeries dan MSI mulai memanfaatkan warna-warni RGB untuk menyampaikan informasi dalam permainan. Contohnya, LED bisa menampilkan tingkat health atau jumlah amunisi yang tersisa, atau dapat pula menyampaikan notifikasi voice chat. Fitur ini belakangan juga diadopsi oleh perusahaan hardware PC asal Fremont, Corsair Components.

Corsair 4

Langkah Corsair dalam mengintegrasikan fungsi notifikasi gaming ke sistem RGB dimulai lewat kolaborasi bersama Ubisoft belum lama ini: gamer Far Cry 5 yang bermain menggunakan periferal Corsair dapat menikmati pertunjukan LED serta memperoleh notifikasi status game via pencahayaan. Sejauh ini, kapabilitas tersebut baru hadir di Far Cry 5, tapi Corsair sempat mengungkap rencana untuk mengekspansinya ke game shooter survival Metro Exodus.

Corsair 8

Bagi saya, integrasi antara LED dan game merupakan suatu arahan menarik yang membuat kehadirannya memberikan dampak positif bagi gamer dan bukan sekadar pemanis mata. Sejumlah pertanyaan saya ajukan pada tim Corsair Indonesia tentang kolaborasi mereka dengan publisher serta implementasi sistem tersebut. Sebagai respons mereka, Corsair malah meminjamkan satu set PC lengkap dan mempersilakan saya dan tim DailySocial menjajalnya langsung.

 

iCUE

Namun sebelum saya membahas pengalaman menikmati Far Cry 5 dengan sistem RGB Corsair, kita perlu tahu satu teknologi yang memungkinkan hadirnya kapabilitas tersebut. Dahulu, perusahaan menyediakan aplikasi Corsair Utility Engine sebagai medium untuk mengonfigurasi periferal serta mengutak-atik pola LED. Fungsi ini diperluas lagi via iCUE, memungkinkan software membaca seluruh produk Corsair yang terpasang di PC dan menyinkronkan mereka.

Dengan iCUE, sistem tak hanya bisa membaca periferal semisal headset atau mouse saja, tapi juga solusi pendingin, RAM, hingga LED strip di casing. Kabarnya, Corsair mengeluarkan banyak biaya riset dan pengembangan untuk menggarap iCUE. Dan begitu revolusioner-nya iCUE, teknologi ini bahkan diadopsi oleh Lenovo di notebook gaming Legion mereka.

Corsair 7

iCUE memungkinkan pengguna memilih pola pencahayaan menyeluruh atau malah mengustomisasinya secara berbeda satu per satu. Misalnya, Anda dapat menerapkan pola pelangi atau menggunakan efek riak yang dipicu oleh sentuhan di tombol keyboard, menyambung hingga ke RAM, kipas dan water cooling. Proses kustomisasi disuguhkan secara sederhana, via UI yang mudah dipahami. Anda bisa mengimplementasikan dua atau lebih efek pencahayaan di gaming gear, menghapusnya, serta menyimpan profil itu jika sudah puas dengan hasilnya.

Corsair 1

PC yang Corsair pinjamkan mempunyai spesifikasi hardware sebagai berikut:

  • Case Corsair Crystal 460X RGB
  • Power supply unit Corsair RM750X
  • Cooler Corsair Hyrdro Series H150i Pro
  • RAM Corsair Vengeance RGB Pro DDR4-3200 32GB
  • SSD Corsair Force LE200 480GB

Dan ini merupakan daftar gaming gear-nya:

  • Keyboard Corsair K70 RGB MK.2 Special Edition
  • Mouse Corsair Glaive RGB
  • Mousepad Corsair MM800 RGB Polaris
  • Headset Corsair HS70 Wireless
  • Headset stand Corsair ST1000

 

Far Cry 5

Tak ada langkah rumit yang harus dilakukan untuk menikmati fitur integrasi Corsair iCUE di game shooter Ubisoft ini. Setelah semua hardware terpasang dan tersambung dengan baik, Anda hanya perlu menginstal software iCUE di PC. Selanjutnya, ia secara otomatis akan mendeteksi seluruh komponen Corsair, mencantumkan daftarnya, dan mempersilakan Anda mengaksesnya dari software.

Corsair 2

Corsair 12

Sistem iCUE segera membaca Far Cry 5 di PC terlepas dari versi yang Anda gunakan, baik Steam ataupun Uplay. Begitu permainan dimulai, seluruh pola RGB yang Anda gunakan akan digantikan oleh setting default Far Cry 5, dan mengubah pencahayaan jadi menyerupai bendera Amerika. Dominasi warna merah, putih dan biru di sana benar-benar mengekspos tema satir permainan ini.

Corsair 6

Corsair 13

RGB kembali bertransformasi ketika Anda memulai petulangan di Hope County, kali ini transisinya lebih dinamis. Dalam keadaan normal, LED di casing akan menampilkan warna biru muda, namun akan berubah jadi merah saat musuh mengetahui posisi Anda. Ketika berjalan di atas rumput di siang hari, LED pada keyboard menyuguhkan warna hijau dan kuning, dan segera beralih jadi biru tua sewaktu Anda berenang atau jadi merah menyala jika karakter Anda terbakar.

Corsair 3

Corsair 5

Kemampuan Corsair iCUE mengingatkan saya pada light bar di controller DualShock 4. Di sejumlah permainan PS4 (contohnya God of War), light bar bisa menunjukkan status atau kondisi karakter, menjadi biru saat Anda sedang mengarungi danau menggunakan sampan atau berubah merah jika karakter mendekati ajalnya. Bedanya, efek iCUE jelas lebih terasa karena cahaya RGB berada di sekeliling Anda.

Corsair 9

Corsair 14

iCUE bisa sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin menikmati Far Cry tanpa HUD – apalagi game menyediakan fitur untuk menonaktifkan elemen-elemen interface; dari mulai crosshair, indikator amunisi, kompas, sampai peringatan jika ada bahan peledak aktif di dekat Anda. Kombinasi setting tanpa head-up display dan iCUE membuat konten permainan tersaji lebih realistis sekaligus ‘immersive‘.

 

Harapan saya

Berkat penyajian yang menyeluruh dan dinamis, kehadiran iCUE dan RGB tersinkronisasi bisa membuat perbedaan pada game yang kita mainkan. Saya berharap akan ada lebih banyak permainan mendukungnya, dan sebagai penggemar berat genre action dan kompetitif, saya pribadi sangat ingin agar judul-judul multiplayer turut menggunakannya.

Corsair iCUE memberikan kesempatan bagi developer untuk meminimalkan penyajian HUD yang sering kali membingungkan karena memenuhi tampilan in-game, contohnya Monster Hunter: World, Warframe, hingga Titanfall 2. Dan bayangkan apiknya iCUE seandainya ia diintegrasikan dengan game simulasi seperti Project CARS 2. Bermain tanpa HUD, Anda tetap bisa mengetahui jika ada bagian mobil yang tidak sehat, ditunjukkan oleh perubahan warna LED.

Catatan: Corsair meminjamkan satu unit PC lengkap beserta segala gaming gear-nya sebagai bagian dari program kolaborasi antara Corsair dengan DailySocial.

Elgato Stream Deck Mini Adalah Solusi Terjangkau untuk Kreator Sekaligus Multitasker

Masih ingat dengan Elgato Stream Deck, semacam keyboard mini yang mengemas deretan tombol yang dapat diprogram untuk kebutuhan para live streamer? Elgato Gaming, yang kini berada di bawah naungan Corsair, baru saja mengumumkan versi mini dari perangkat inovatif tersebut.

Berbeda dari kakaknya yang mengemas total 15 tombol, Elgato Stream Deck Mini hanya memiliki 6 tombol, dengan layout 3 x 2. Dimensinya pun menyusut secara drastis menjadi 84 x 60 x 58 mm. Kenapa jadi lebih tebal? Karena dudukannya tidak bisa diatur tingkat kemiringannya seperti milik kakaknya.

Elgato Stream Deck Mini

Terlepas dari itu, fungsinya sama persis; keenam tombolnya bisa diprogram sesuai keperluan (plus dapat menampilkan beragam icon melalui panel LCD-nya masing-masing), dan perangkat pun terintegrasi ke berbagai software macam OBS dan XSplit, serta layanan seperti Twitch, YouTube dan Mixer.

Perangkat ini sejatinya bisa dijadikan semacam pusat kendali bagi para live streamer dan kreator, terutama yang selalu melibatkan multitasking. Stream Deck Mini pada dasarnya merupakan jawaban atas keluhan calon konsumen Stream Deck orisinil yang merasa perangkat tersebut terlalu overkill dengan 15 tombolnya.

Karena lebih kecil dan lebih terbatas, harganya pun jelas lebih murah. Stream Deck Mini saat ini sudah dipasarkan seharga $100, lebih murah $50 dibanding kakaknya.

Sumber: Corsair.

Akuisisi Elgato Gaming, Corsair Ambil Ancang-Ancang Buat Invasi Ranah Stream Video?

Corsair telah melangkah begitu jauh dari saat mereka memulai bisnisnya dengan menjadi pemasok memori PC. Ketika nama Corsair disebutkan sekarang, konsumen akan segera mengasosiasikannya dengan hardware dan periferal gaming premium. Dan beberapa tahun lagi, perusahaan asal Fremont itu mungkin akan jadi salah satu pemain di ranah live stream.

Di tanggal 27 Juni kemarin, Corsair Components mengumumkan bahwa mereka sudah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi divisi gaming dari Elgato. Elgato ialah perusahaan teknologi berbasis Munich, Jerman, yang terkenal akan produk perekam video EyeTV. Belakangan, Elgato mulai memperkenalkan deretan perangkat pintar seperti key fob, smart bulb sampai smart water controller.

Pemberitahuan itu cukup singkat dan belum mengungkap detail-detail seperti seberapa nilai total dari pengambil-alihan tersebut, apakah teknisi Elgato Gaming akan dipindahkan ke markas utama Corsair, serta kapan mereka mulai beroperasi bersama tim di Kalifornia. Corsair juga belum menyingkap arahan bisnis mereka selanjutnya, tapi melihat reputasi Elgato Gaming, kita bisa memprediksi ke mana Corsair akan melakukan ekspansi.

Divisi gaming Elgato memperkenalkan Game Capture HD di tahun 2012, yaitu aksesori console berkonektivitas USB yang berfungsi buat merekam sesi bermain. Produk ini kabarnya diramu sebagai respons munculnya kegiatan tak terduga di kalangan konsumen mereka: mengoprek produk EyeTV untuk merekam game. Dua tahun setelahnya, Elgato melepas versi baru Game Capture, yakni HD 60 – mampu mengabadikan video di 1080p 60fps.

Melihat fokus Corsair pada penyediaan aksesori gaming, tidak aneh jika buah dari akuisisi ini adalah kelahiran perangkat recording serupa dengan fitur dan spesifikasi lebih canggih lagi. Dan seperti produk mereka lainnya, kustomisasi dan konfigurasi (boleh jadi) dapat dilakukan lewat software Corsair Utility Engine. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Corsair berupaya memperluas kompatibilitas gaming gear mereka sehingga bisa dinikmati pula oleh gamer console.

Akuisisi tidak diterapkan pada seluruh aset Elgato. Divisi connected home mereka, Elgato Eve, akan terus beroperasi secara independen dan terpisah, mengusung nama Eve Systems. Corsair juga mengabarkan bahwa mereka meminta bantuan firma investasi global Drake Star Partners untuk menjadi penasehat finansial, serta Bird & Bird sebagai penasehat hukum bagi Elgato di masa transisi tersebut.

Nama Elgato mungkin cukup jarang kita dengar, namun perangkat Game Capture HD mereka bisa mudah ditemukan di sejumlah platform eCommerce lokal. Pertanyaannya, akankah produk-produk itu tetap mendapatkan dukungan purna jual setelah Elgato bergabung bersama Corsair?

Corsair Luncurkan Versi ‘MK.2’ dari 2 Keyboard Gaming Andalannya

Sebagai pemain di ranah keyboard gaming, Corsair merupakan salah satu brand favorit para gamer pro dan hardcore karena selain menyuguhkan konsumen beragam pilihan produk, perangkat mereka turut dibekali fitur-fitur fungsional. Kali ini, perusahaan komponen asal Fremonts itu me-refresh dua model yang sudah cukup lama menjadi andalannya.

Di bulan Juni ini, Corsair memperkenalkan varian ‘Mark II’ dari tipe K70 RGB dan Strafe RGB. Dalam meramu versi anyar itu, sang produsen tetap mempertahankan desain dan ciri khas produk terdahulu. Upgrade diterapkan secara minor, lagi pula, buat apa memperbaiki yang tidak rusak? Seperti biasa, kedua model ini bukan saja efektif dalam menanani game, tapi juga siap menemani aktivitas mengetik sehari-hari.

 

K70 RGB MK.2

Khusus model ini, Corsair menghidangkan Anda tidak kurang dari lima pilihan switch mekanis berbeda: Cherry MX Speed, MX Red, MX Brown, MX Blue dengan sensasi clicky-nya dan MX Silent yang hening. Switch ini dibenamkan dalam papan ketik full-size dengan rancangan familier. K70 RGB MK.2 kembali mengusung tubuh berbahan aluminium yang kokoh, menyajikan sistem pencahayaan RGB per key.

Layout-nya pun hampir tidak berubah. Ada tiga tombol utility (buat mematikan RGB hingga menonaktifkan tombol Windows) di kiri atas, Anda akan kembali menemukan scroll pengendali volume di kanan atas, lalu Corsair menyediakan key cap WASD tambahan bertekstur untuk memaksimalkan cengkeraman jari ketika ber-gaming. Corsair juga tidak lupa menyempurnakannya dengan wrist rest anti-slip yang lapang.

 

K70 RGB MK.2 SE

Versi ‘edisi spesial’ dari K70 RGB MK.2 ini mempunyai karakteristik desain dan fitur yang sama seperti model standar, namun tubuhnya dibalut oleh warna metalik cerah dan key cap putih. K70 RGB MK.2 SE bisa jadi alternatif bagi Anda yang mempunyai gaming rig berwarna cerah.

 

Strafe RGB MK.2

Strafe RGB MK.2 boleh dibilang sebagai versi lebih ramping dan ringan dari K70. Alih-alih aluminium, konstruksi tubuh papan keyboard ini tersusun dari plastik. Selain itu, ia masih mengusung layout full-size serta dibundel bersama keycap WASD ‘gaming‘. Kemudian, penempatan tombol utility, tombol mute serta scroll volume juga identik dengan K70 RGB MK.2.

Khusus tipe ini, Corsair ‘cuma’ menawarkan dua opsi switch mekanis Cherry, yakni MX Red berprofil linier dan MX Silent. Seperti kakaknya itu, Strafe RGB MK.2 tersambung ke PC melalui kabel.

Kedua papan ketik ini telah mulai dipasarkan, dan khusus Strafe RGB MK.2, harganya berbeda sesuai jenis switch.

  • K70 RGB MK.2: mulai US$ 170
  • Strafe RGB MK.2 MX Silent: US$ 150
  • Strafe RGB MK.2 MX Red: US$ 140

Via TechSpot.

Berkat Deretan Periferal Baru Corsair, Kegiatan Gaming di Ruang Keluarga Jadi Lebih Nikmat

Mengawali bisnis di bidang penyediaan memori komputer, Corsair kini juga menjadi brand yang disegani di segmen periferal gaming kelas premium. Demi membuat kehadirannya lebih terdengar, tahun lalu produsen hardware PC Amerika itu mengadakan Press Tour perdana di Indonesia dan memperkenalkan produk-produk mereka secara lebih personal ke media dan gamer.

Ternyata tradisi ini terus dipegang oleh Corsair Components. Setahun setelah momen itu, produsen kembali melangsungkan Press Tour, kali ini mengangkat tema Unplug and Play. Di sana, Corsair memperkenalkan sejumlah perangkat anyar yang sempat menjadi primadona di CES 2018, mengungkap versi baru dari varian yang sudah dipasarkan, serta mempresentasikan fitur-fitur mutakhir di produk andalannya.

Lewat Unplug and Play, Corsair mencoba menggarisbawahi konsep wireless yang diterapkan di sejumlah produk. Sejak 2017, Corsair berupaya membuat kegiatan PC gaming lebih santai dan fleksibel sehingga tak cuma dapat dinikmati di depan monitor di atas meja. Seperti bermain game di console, hobi Anda itu bisa dilakukan sepenuhnya dari atas sofa di ruang keluarga berkat dukungan konektivitas wireless.

 

Gaming gear

Ada empat gaming gear yang menjadi bintang di Corsair Unplug and Play Press Tour 2018 kemarin. Mereka adalah keyboard K63 Wireless plus unit lapboard, mouse Dark Core RGB, serta mousepad MM1000 yang dilengkapi teknologi Qi wireless charging.

Corsair 10

Dalam presentasinya, senior product line manager Michael Grey menjelaskan bahwa para gamer tak hanya menuntut periferal dan hardware berperforma tinggi, tapi juga kenyamanan penggunaan. Buat memenuhinya, Corsair memfokuskan perhatiannya pada sejumlah faktor krusial. Pertama mereka memastikan respons perangkat berlangsung super-singkat di 1-milidetik dengan frekuensi 2,4GHz, dan selanjutnya, Corsair membekali device bersama baterai tahan lama serta kemudahan proses isi ulang.

Corsair 4

Dalam sesi diskusi terpisah, Michael Grey bercerita pada saya bahwa mengedepankan koneksi wireless memang memberikan tim teknisi Corsair beragam tantangan. Misalnya saja di Penny Arcade Expo East (PAX East) awal bulan ini. Di sana, ribuan smartphone pengunjung ternyata dapat menginterferensi sambungan wireless gaming gear ke PC. Namun Corsair sudah mempunyai solusinya.

Corsair 3

Misalnya buat keyboard K63 wireless. Corsair membekalinya dengan opso koneksi Bluetooth low energy, Wi-Fi via dongle, dan kabel jika Anda sedang betul-betul tidak menginginkan adanya kompromi pada aspek responsivitas.

 

K63 Wireless & lapboard

Varian baru ini merupakan alternatif nirkabel dari keyboard gaming mekanis entry-level yang meluncur tahun lalu. K63 Wireless mengusung desain dan spesifikasi serupa pendahulunya, termasuk pemanfaatan switch Cherry MX Red, layout tenkeyless, serta dukungan tombol kendali multimedia sehingga fungsi-fungsinya bisa mudah diakses. Perbedaan K63 Wireless sisi penampilan hanya terletak pada pemakaian LED biru – bukan merah. Pola pencahayaannya dapat Anda kustomisasi lebih jauh melalui Corsair Utility Engine.

Corsair 11

Corsair 16

Agar lebih nyaman bermain dari sofa, Anda bisa mencantumkan K63 Wireless ke lapboard. Aksesori ini didesain khusus buat K63 Wireless, dan Anda tinggal menyematkan keyboard di slot yang telah tersedia dan mengamankannya dengan mengangkat sepasang kait. Lapboard menyediakan ruang lapang untuk mouse serta area buat mengistirhatkan telapak tangan, tetapi ia hanyalah sekadar papan dan tidak menyimpan komponen elektronik.

Corsair 17

Grey menjelaskan bahwa baterai berada sepenuhnya di dalam K63 Wireless, dan tidak ada unit baterai tambahan di lapboard. Alasannya ialah, selain berusaha menekan harga, Corsair ingin mendistribusikan produk secara mudah, tidak perlu lagi melakukan sertifikasi hardware.

Corsair 18

 

Dark Core RGB SE & mousepad MM1000 Qi

Beberapa media menyebut Corsair Dark Core RGB sebagai mouse gaming wireless terbaik saat ini. Ia memanfaatkan desain ergonomis dengan permukaan tubuh yang unik: bagian tombol mengusung teksur halus anti-slip, lalu area punggung dan thumb rest dilapisi karet berpola menonjol. LED RGB-nya diimplementasikan secara minimalis, berada di sisi pojok, di logo Corsair dan di scroll wheel; lalu tombol-tombol di sana sangat mudah dicapai jari.

Corsair 12

Dark Core RGB SE menyajikan sensitivitas maksimal 16.000DPI dan polling rate 1.000Hz. Dari pengalaman saya mencobanya sembari bermain Far Cry 5, performa mouse ini tak berbeda dari varian wired. Di sisi positifnya, tidak ada lagi kabel yang mungkin bisa mengganggu gerakan manuver mouse. Dan meski menyimpan baterai, Dark Core RGB SE tetap terasa ringan. Corsair menjanjikan daya tahan baterai selama 24 jam.

Corsair 13

Corsair 14

Dilihat dari perspektif harga, Dark Core juga lebih terjangkau dibanding Logitech G903 dan Razer Lancehead. Dan yang membuatnya unik adalah dukungan teknologi wireless charging Qi mousepad MM1000. Mousepad ini memungkinkan kita mengisi ulang baterai Dark Core Special Edition tanpa perlu mencolokkan kabel. Caranya cukup taruh Dark Core RGB SE di simbol lingkaran di area pojok kanan atas mousepad.

Corsair 15

Dan tak cuma Dark Core saja, Corsair MM1000 juga kompatibel dengan perangkat bersertifikasi Qi lain, memperkenankan kita men-charge smartphone sembari bermain.

 

K68 RGB

Walaupun bukan bagian dari keluarga gaming gear wireless, K68 RGB juga mencuri perhatian di acara pers kemarin. K68 ialah keyboard mekanis RGB yang mempunyai tubuh anti-tumpahan air IP32 – sangat berguna jika Anda sering menikmati minuman kaleng saat bermain game. Di dalam, K68 mempunyai rangkaian kanal buat mengalirkan cairan ke luar sebelum sempat merusak komponen elektronik keyboard.

Corsair 8

Corsair 9

Berbeda dari varian terdahulu, Corsair K68 RGB menawarkan dua opsi switch mekanis, yakni Cherry MX Red dan MX Blue – yang menyajikan sensasi clicky.

Corsair 6

Corsair 7

 

Ketersediaan

Selain gaming gear di atas, ada banyak produk yang Corsair pamerkan dan presentasikan di Unplug and Play Press Tour 2018, termasuk casing, headset hingga sistem pendingin; namun produsen belum menjabarkan detail harga dari masing-masing hardware. Meski demikian, acara ini tentu saja menandai pendaratan resmi seluruh produk tersebut di Indonesia.

Corsair 19

Corsair Umumkan 5 Finalis Casemod Competition Indonesia 2018

Mengeluarkan uang demi membeli PC built-up ialah cara termudah menikmati video game di tingkat visual paling tinggi, tetapi tidak ada yang mengalahkan rasa puas bermain menggunakan sistem yang Anda rakit dan modifikasi sendiri. Dalam melestarikan tradisi DIY itu, Corsair menggelar kompetisi modding case terbesar di Indonesia di awal tahun ini.

Mengusung tajuk Corsair Casemod Competition Indonesia 2018, sang produsen hardware PC asal Kalifornia itu menjanjikan hadiah total senilai Rp 60 juta. Dan sesuai agenda mereka, Corsair baru saja mengumumkan lima finalis yang disaring dari 15 kontestan via page Facebook resminya. Kompetisi berjalan dari bulan Januari hingga akhir Maret kemarin, dan proses penilaian dilakukan pada tanggal 1 sampai 7 April silam.

“Dewan juri telah bekerja keras untuk memberikan penilaian dari sisi kreatifitas, estetika, originalitas, manajemen kabel dan presentasi foto final case. Pada akhirnya, juri memutuskan untuk menominasikan lima case terbaik untuk memperebutkan [gelar] juara,” tutur Corsair. Mereka juga mengucapkan terimakasih pada seluruh peserta yang sudah berusaha sekuat tenaga menciptakan karya-karya berkualitas.

Ini dia lima nominasinya:

 

1. Mercy, Yoga Permana

Tema ini diadopsi dari karakter healer favorit sang modder di permainan Overwatch. Seperti warna seragam yang dikenakan Angela Ziegler, case ‘Mercy’ mengusung warna putih dengan kombinasi jingga serta sejumlah decal berilustrasi siluet sang hero. Case memanfaatkan Corsair Graphite 760t Black sebagai basisnya.

CC1

CC2

 

2. Cor’space’air, Heru Suhadi & Teguh Indama

Ada dua elemen yang ingin ditonjolkan kedua kreatornya di Cor’space’air: konsep futuristis dan penggunaan material daur ulang. Dengan memanfaatkan bahan-baan sisa seperti aluminium dan MDF, mereka mencoba mengurangi sisa limbah. Hasilnya sendiri sangat mengagumkan, Cor’space’air tampak seperti pesawat luar angkasa.

CC4

CC5

 

3. Grey Area, William Wangsa

Modifikasi yang dilakukan William terhadap case Corsair Crystal 570X menambahkan kesan high-tech dan industrial tanpa mengurangi faktor elegannya sama sekali. Nama ‘Grey Area’ mungkin terinspirasi dari penggunaan warna abu-abu di tubuhnya, tapi desainnya itu juga membuat saya berimajinasi tentang UFO dan alien.

CC6

CC7

 

4. The Lost of Civilization, Fuadi Siswoyo

The Lost of Civilization mengusung form factor yang berbeda dari empat finalis lain. Dibangun dari Corsair Obsidian 250D, Fuadi ingin menonjolkan tema ‘budaya yang hilang’ dengan menggunakan decal dan pola ala suku Aztec. Namun warna perak di tubuh baloknya juga mengingatkan saya pada desain bergaya brutalis.

CC8

CC9

 

5. Lego Mining Transportation, Wirawan Ganda Setiawan

Selain menjadi favorit penggemar Lego, ada cerita unik di belakang penciptaan casemod ini: repot karena harus bolak-balik membeli balok Lego, akhirnya sang kreator merakinya di counter mainan Lego. Ia menyajikan segala hal yang Anda cintai mengenai Lego, dari mulai pola titik-titik bulat yang khas hingga penggunaan warna-warni cerah.

CC11

CC10

 

Pemenang kompetisi akan diumumkan dalam acara Corsair Unplug and Play Press Tour yang dilangsungkan di XXI Club Djakarta Theater pada tanggal 17 April 2018 nanti. Sejauh ini favorit saya pribadi adalah The Lost Civilization dan Cor’space’air. Semoga salah satu dari mereka keluar sebagai juaranya.

Case PC Corsair Obsidian 500D Tunjukkan Bahwa Simpel itu Superior

Maraknya praktek ‘pertambangan’ bitcoin membuat situasi jadi kurang kondusif bagi PC gaming. Anda mungkin sudah mendengar kabar yang menyatakan bahwa sekarang ialah waktu paling buruk untuk merakit PC. Tapi bagaimana jika Anda perlu membangun PC secepatnya? Solusinya, proses perakitan bisa dimulai dari memilih komponen paling tahan lama: case.

Jika kebetulan sedang mempertimbangkan buat membeli case lebih dulu, maka produk baru Corsair Components ini bisa jadi pertimbangan. Dinamai Obsidian 500D, ia menonjolkan sejumlah elemen yang biasanya bertolak belakang dari tema gaming PC standar: simpel dan elegan. Tentu saja, penampilan Obsidian 500D yang minimalis tetap berkiblat pada arahan desain khas Corsair.

Sedikit berbeda dari anggota keluarga Obsidian lainnya, Obsidian 500D mempunyai rancangan yang ‘lebih halus’. Tubuh case mid tower ini terbuat dari bahan aluminium, dipadu dengan bagian-bagian datar yang tegas dan lengkungan di area pojok. Produsen mengimplementasikan finishing brushed di sisi depan, lalu agar serasi namun tetap memungkinkan Anda memamerkan jeroan PC, Corsair memanfaatkan jendela kaca temperedsmoked‘ di samping.

Obsidian 500D 5

Perhatian Corsair terhadap kesederhanaan akses ke hardware direalisasikan lewat penggunaan side panel berengsel. Bagian tersebut bisa dibuka layaknya pintu ke arah belakang, cukup dengan menarik area melengkung di case. Berkat struktur seperti ini, para user bisa mudah memasang hardware atau melakukan upgrade.

Obsidian 500D 4

Dan bukan hanya elok dilihat, Obsidian 500D menyimpan banyak fitur esensial. Salah satu yang Corsair banggakan adalah teknologi pendingin Direct Airflow Path. Sistem ini memastikan aliran udara dingin ke hardware-hardware penghasil panas utama tidak terhalang apapun. Obsidian 500D juga siap mendukung sistem pendingin berbasis cairan, mampu menjadi rumah bagi radiator depan 360mm, atau radiator 240 sampai 280mm di atas.

Obsidian 500D 3

Selain itu, Obsidian 500 siap menunjang banyak unit penyimpanan: dua drive 3,5-inci dan tiga drive 2,5-inci; lalu Anda dberikan ruang lapang untuk pengelolaan kabel, pencayahaan LED beserta aksesori Commander Pro. Sisi konektivitasnya juga ringkas. Melengkapi port-port di belakang, Anda akan segera menemukan dua slot USB 3.1, satu USB 3.1 type-C, dan sepasang port audio bertengger di depan.

Obsidian 500D 2

Obsidian 500D kabarnya akan tersedia di Indonesia ‘dalam waktu dekat’. Corsair belum mengumumkan harganya di Indonesia, tapi mereka membanderolnya seharga US$ 150 di Amazon.

Harga US$ 150 memang tergolong premium untuk sebuah case PC. Namun bagi saya, menakar dari kualitas material serta kemudahan penggunaan yang ditawarkannya, memilih Obsidian 500D ialah sebuah investasi dengan jangka waktu terpanjang dalam membangun PC.

Sumber: Corsair.

Versi Wireless Keyboard Gaming Corsair K63 Siap Menemani Anda Ber-Gaming di Atas Sofa

Sebuah argumen menyatakan bahwa console adalah perangkat gaming paling ideal di ruang keluarga. Ia mudah disambungkan ke TV, dan cukup dibantu gamepad, kegiatan tersebut bisa dinikmati dari sofa. Tapi sebetulnya PC pun bisa dimanfaatkan dengan cara yang sama, bahkan menawarkan alternatif sistem kendali yang jauh lebih presisi dari controller.

“Memangnya nyaman menggunakan keyboard dan mouse dari sofa?” tanya mereka. Tentu saja nyaman, jika Anda memilih periferal yang tepat. Di CES 2018 kemarin, Corsair Components memperkenalkan solusi atas masalah ini: versi wireless keyboard gaming mekanis K63 yang bisa dipasangkan dengan Gaming Lapboard. Dan di minggu ini, sang produsen hardware PC asal Fremont itu resmi meluncurkan keduanya.

Berkat kombinasi K63 Wireless serta Gaming Lapboard, papan ketik tak cuma dapat dipangku dengan nyaman, kita juga bisa leluasa memakai mouse. K63 adalah keyboard tenkeyless, dan absennya numpad memberikan area gerak mouse yang lapang. Untuk menjaga tangan Anda tetap nyaman, Gaming Lapboard dilengkapi wrist rest berbahan memory foam. Penggunannya sangat sederhana: tinggal sematkan K63 di slot yang tersedia di Gaming Lapboard.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 1

Bahkan tanpa konektivias wireless, K63 merupakan salah satu keyboard gaming mekanis kelas menengah berperforma tinggi. Ukuran yang tidak terlalu besar membuatnya sempurna untuk menemani para atlet eSport mengikuti turnamen. Keyboard juga dibekali tombol volume, Windows, LED, dan multimedia terpisah, sehingga aksesnya sangat simpel tanpa perlu memakai kombinasi tombol berbeda.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 2

K63 Wireless dipersenjatai switch makanis yang sama seperti varian wired-nya: Cherry MX Red. Switch ini ialah tipe paling ringan (45cN) dengan profil linier. Kecepatan respons yang disuguhkannya membuat MX Red populer di kalangan gamer. Keyboard tersambung ke PC melalui dongle Bluetooth 4.2 LE, menyuguhkan waktu respons 1-milidetik, ditenagai baterai yang mampu menjaganya tetap aktif selama 15 hingga 75 jam (jika LED dimatikan). Dan menariknya lagi, K63 Wireless juga siap mendukung koneksi kabel via port USB.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 4

Agar produk barunya berbeda dari sisi visual, K63 mengusung LED berwarna biru, terlihat kontras dengan backlight merah di model standar. Untuk mengatur pola pencahayaan hingga memprogram ulang tombol-tombolnya, Anda dapat memanfaatkan Corsair Utility Engine.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 3

Combo Corsair K63 dan Gaming Lapboard dijajakan di harga US$ 160. K63 Wireless juga bisa dibeli secara terpisah, seharga US$ 110.

Selain K63 Wireless dan Gaming Lapboard-nya, penyajian serupa turut digunakan oleh Roccat Sova dan Razer Turret. Namun buat saya, produk anyar Corsair ini lebih unggul karena ditunjang mode wireless dan wired. Keyboard juga dapat dikeluarkan dari lapboard jika Anda ingin ber-gaming secara tradisional di depan monitor.

Via PC Gamer.