Refleksi Upbit Indonesia di Tengah Musim Dingin Kripto

Tak cuma industri teknologi, pasar kripto global ikutan ambruk tahun lalu—dan trennya masih berlanjut sampai sekarang. Tekanan makroekonomi global disebut sebagai salah satu faktor di balik merosotnya pasar kripto global, termasuk di Indonesia.

Kolapsnya kripto di Indonesia terlihat dari penurunan nilai transaksi di 2022 yang jeblok ke angka Rp306,4 triliun dari Rp859,4 triliun—pertumbuhan tertingginya sejak 2020 hingga saat ini. Data Bappebti mencatat nilai transaksi kripto pada Januari-Agustus 2023 turun 65% (YoY) menjadi Rp86,45 triliun.

Sumber: Bappebti / Diolah kembali oleh DailySocial

Bagaimana platform pertukaran aset kripto Upbit Indonesia merefleksi situasi tersebut?

Kelola risiko, fokus di satu produk

Upbit adalah platform pertukaran aset kripto milik Dunamu, startup teknologi keuangan asal Korea Selatan yang berdiri pada 2012. Selain Korea Selatan dan Indonesia, Upbit beroperasi di Thailand dan Singapura. Dunamu juga mengoperasikan platform investasi Stockplus dan U-Stockplus.

Upbit masuk ke Indonesia pada 2018 dan telah terdaftar di Bappebti. Pihaknya masih menanti lisensi perdagangan aset kripto. Sama seperti negara operasi lainnya di Asia, Upbit baru menyediakan layanan spot market untuk aset kripto di Indonesia. Ada 177 aset yang diperdagangkan.

DailySocial.id berbincang dengan VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi terkait krisis kripto yang masih berlanjut terlepas adanya tren kenaikan jumlah investor. Ia menyebut situasi ini justru menjadi momentum ‘seleksi alam’ untuk mengeliminasi pengguna-pengguna yang berkualitas.

Alih-alih fokus pada jumlah, menurutnya Upbit kini mengutamakan kualitas pengguna yang akan tercermin dari peningkatan volume transaksi. “Pengguna lama kami sudah lebih aware dan paham mengenai cara kerja kripto, bagaimana fluktuasi pasar. Industri [kripto] memang turun, tetapi akan meningkat kembali dalam jangka panjang,” tutur Resna.

Upbit mengoreksi target bisnis mengingat situasi pasar sudah jauh berbeda dengan lima tahun lalu. Resna membandingkan, jika target 100 ribu pengguna bisa diperoleh di 2018, angka ini tidak mungkin tercapai sekarang. Menurutnya, mengejar target pengguna di kisaran 20.000-50.000 lebih masuk akal.

Resna mengungkap, sejak beroperasi hingga sekarang, layanan Upbit disambut cukup baik oleh pasar Indonesia. Pihaknya mengaku mengantongi pertumbuhan signifikan pada saat pandemi di 2020. Kendati begitu, belum ada rencana untuk menambah layanan/produk baru untuk memperluas skala bisnisnya.

“Platform lain memang punya ragam fitur, seperti staking atau NFT. Namun, kami memilih untuk fokus di spot market. Bagi kami, bermain di produk baru akan menambah risiko—meski itu terukur. Jadi, kalau ada sesuatu terjadi, kami tidak ikut terseret dari risiko itu,” ungkap Resna.

“Di Upbit, kami memiliki proses KYC yang ketat dari pusat. Ini yang menjadi salah satu diferensiasi kami di pasar. Sejauh ini, belum ada rencana untuk menambah produk baru. Namun, kami menawarkan beberapa fitur, misalnya trading fee 0%, program referral code, dan trading competition untuk pengguna.”

Di Indonesia, sejumlah platform sejenis mulai menambahkan fitur staking alias fitur yang memungkinkan investor untuk menyimpan asetnya, layaknya deposito, dan mengucinya pada periode waktu tertentu. Fitur ini sudah ada di platform, seperti Pintu dan Reku.

Kepercayaan publik masih sulit

Terlepas dengan penurunan pasar kripto di Tanah Air, Resna meyakini appetite masyarakat untuk berinvestasi masih besar. Apalagi generasi muda kini semakin melek berinvestasi dan punya keinginan untuk mencoba.

Sumber: Bappebti / Diolah kembali oleh DailySocial

“Justru public trust menjadi tantangan yang sulit bagi kami selama lima tahun terakhir. Apalagi, beberapa tahun belakangan banyak kasus di industri kripto, seperti robo trading. Ini menjatuhkan kepercayaan yang telah kami bangun dalam tiga tahun ini,” ujarnya.

Secara umum ia mengaku optimistis masih ada peluang pertumbuhan bagi proyek blockchain lain di masa depan, misalnya DeFi atau NFT. Produk non-fungible token (NFT) memang dilaporkan kini tidak ada lagi harganya. Namun, ia menilai NFT dan proyek berbasis blockchain lainnya dapat bertahan selama dapat diolah sesuai kebutuhan yang relevan dengan pengguna. 

Saat ini, pihaknya tengah aktif berkomunikasi dengan regulator untuk mendorong agar ekosistem dan legalitas industri kripto dapat tetap terjaga. Apalagi, pengawasan perdagangan kripto kini sedang dalam proses transisi dari Bappebti ke OJK. Targetnya dapat rampung pada 2025.

Application Information Will Show Up Here

Reku Soroti Kolaborasi Antarpemangku Kepentingan untuk Dorong Adopsi Kripto

Kolaborasi lintas pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk pelaku industri, asosiasi, dan regulator, menjadi salah satu kunci utama adopsi kripto di Indonesia yang disoroti oleh startup pedagang aset kripto Reku.

Menurutnya, kolaborasi ini dapat menghasilkan solusi lebih baik dalam mendorong pengembangan inovasi produk dan menerapkan regulasi yang ideal. “Hal ini dilakukan untuk memperbaiki ekosistem aset kripto di Indonesia sehingga tercipta industri yang sehat dan menguntungkan semua pihak,” tutur Chief Compliance Officer Reku Robby pada Media Clinic Reku, Selasa (19/9).

Disampaikan dalam keterangan resminya, Reku berupaya untuk aktif berkolaborasi bersama BAPPEBTI dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) untuk mengembangkan industri aset kripto yang sehat, termasuk meninjau penerapan regulasi dan kondisi pasar.

Robby juga mengungkap isu keamanan dan sentimen negatif masih menjadi tantangan utama dalam mendorong adopsi kripto di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab dan ketidaksesuaian dengan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan laporan Bappebti, total nilai transaksi kripto periode Januari-Juni 2023 mencapai Rp66,4 triliun, merosot 68,6% dibandingkan periode sama tahun lalu. Dalam temuannya, Reku mendapati bahwa penerapan pajak pada transaksi kripto menjadi salah satu hal yang dikeluhkan pengguna.

“Hal tersebut berpotensi untuk mendorong banyak investor memilih bertransaksi aset kripto di luar negeri. Tentunya, ini dapat berdampak negatif bagi pedagang aset kripto di Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, maraknya exchanger ilegal juga ikut disoroti dalam sesi Media Clinic Reku. Menurut laporan OJK, kerugian masyarakat akibat kripto ilegal pada tahun lalu ditaksir mencapai lebih dari Rp4 triliun. Masyarakat tergiur bertransaksi exchanger ilegal yang dinilai bebas pajak dan memiliki produk bervariatif.

Maka itu, pihaknya meyakini Bursa Kripto dapat memberikan jaminan keterbukaan dan keamanan transaksi aset kripto. termasuk crypto village yang dapat meningkatkan literasi masyarakat.

Optimistis

Terlepas dengan tantangan in, Reku mengaku optimistis terhadap pertumbuhan dan prospek ekosistem kripto di Indonesia dengan mendorong inovasi untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar. Reku menyebut telah menjangkau pengguna di lebih 500 kota/kabupaten di Indonesia.

Pengguna Reku terdiri dari rentang usia bervariasi, mulai dari 18-30 tahun (48%), 31-44 tahun (38%), dan 45-55 tahun (13%). Berdasarkan kategori geografis, Reku mendapati Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi dengan volume transaksi tertinggi, menandakan potensi adopsi aset kripto di luar pulau Jawa.

“Salah satu upaya Reku untuk mendukung pertumbuhan ekosistem di Indonesia yakni melalui inovasi produk dan layanan, seperti melalui fitur staking yang telah digunakan oleh 70% pengguna dan mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 100% sejak Juni 2023,” ujar Robby.

Pada Juni lalu, Reku juga telah mengantongi lisensi dari BAPPEBTI untuk fitur Staking atau kemampuan untuk mengunci aset kripto ke jaringan blockchain untuk mendapatkan passive income tanpa harus perlu jual-beli atau trading.

Selain itu, Reku telah memperoleh sertifikasi ISO 27001 terkait perlindungan keamanan pengguna, penerapan autentikasi ganda, dan enkripsi sesuai standar internasional. Secara berkala, Reku merilis Proof of Reserve (PoR) yang diuji dan diaudit secara akurat untuk memastikan dana dan transaksi pengguna tersimpan secara utuh 1:1 dan dapat diverifikasi.

Selain Reku, di Indonesia juga sudah ada sejumlah pemain exchange lokal. Salah satunya Tokocrypto. Saat ini mereka memiliki lebih dari 3 juta pengguna terdaftar, 400.000 di antaranya aktif setiap bulan. Selama semester I 2023, Tokocrypto mencatat volume transaksi perdagangan rata-rata sebesar $300 juta per bulan, yang setara dengan sekitar Rp4,6 triliun, dan 10 juta setiap harinya.

Ada juga INDODAX yang sudah melayani lebih dari 5,8 juta member. Platform yang sudah didirikan sejak 9 tahun yang lalu tersebut memperdagangkan lebih dari 200 aset kripto dari seluruh dunia. Lewat kanal edukasi gratisnya, Indodax Academy, investor kripto bisa mempelajari seluk beluk kripto dan blockchain.

Application Information Will Show Up Here

Tokocrypto Rencanakan Penggalangan Dana, Tunda Ekspansi Produk Non-Trading Kripto

Tokocrypto mengungkapkan sedang menggalang pendanaan eksternal, untuk memperkuat produk trading aset kripto agar semakin mudah diakses semua orang. Perusahaan mencari investor strategis dengan ekosistem ritel yang kuat untuk lakukan kolaborasi bisnis.

“IPO tertunda dan bukan prioritas sekarang. Yang sedang kita kaji, kita terbuka untuk external fundraising untuk mencari potential partner yang bisa kasih kita value dari ekosistem dan kolaborasi produk dan B2B. Sudah mulai prosesnya [fundraising],” ucap CEO Tokocrypto Yudhono Rawis dalam media gathering di Jakarta, kemarin (9/8).

Sebagai catatan, pada akhir tahun lalu Binance resmi mengakuisisi Tokocrypto dengan kepemilikan saham hampir 100%. Para co-founder memilih untuk exit dan manajemen digantikan dengan orang-orang baru. Binance pertama kali masuk sebagai pemegang saham di Tokocrypto pada 2020.

Dampak besar lainnya dari akuisisi tersebut, Tokocrypto mengurangi lebih dari separuh karyawannya hingga tersisa 30% saja. Kondisi ini juga didukung dengan tren pasar kripto yang sedang bullish hingga sekarang.

“Waktu memutuskan restrukturisasi, kita mengedepankan untuk fokus pada bisnis exchange. Alasannya cost, saat market slow yang kita mau pastikan dari segi cost harus efisien buat sustain, makanya komisi [sebagai pemasukan] harus tetap sustain karena ini penting.”

Yudho pun memastikan perusahaan tidak akan lagi melakukan PHK ke depannya. Proses perekrutan mulai ditempuh, namun lebih selektif untuk posisi tertentu saja.

“Sekarang sudah in a good shape, ketika market sudah membaik kami mau expand lagi, hiring tapi selectively, sebab industri kripto itu up and down jadi kita harus responsible. Pelan-pelan bangun fondasi dan mau responsible ke depannya untuk tim member-nya.”

Alhasil berbagai faktor eksternal tersebut, membuat Tokocrypto untuk kembali memfokuskan diri pada bisnis exchange (trading/jual-beli) aset kripto. Terlebih, disebutkan saat ini perusahaan menduduki posisi sebagai exchange kripto nomor wahid di Indonesia berdasarkan pangsa pasar per Juni 2023, menurut Coingeko dan CoinMarketCap.

Menurut Yudho, masih banyak kesempatan yang bisa dilakukan untuk memperdalam penetrasi aset kripto. Misalnya, integrasi API yang memungkinkan investor Tokocrypto dapat melihat saldonya di aplikasi keuangan lain.

Dampak dari pengalihan fokus ini terlihat pada ditundanya pengembangan produk-produk perusahaan di luar trading, salah satunya NFT Marketplace Tokomall yang dirilis pada Agustus 2021.

“Kami masih aktif mengelola user yang masih ada tanpa melakukan aktivitas marketing. Nanti ketika market dan pengaturan sudah lebih jelas, pastinya mau kita reactivate lagi. Sekarang kita postpone, mau fokus mengembangkan bisnis exchange.”

Pencapaian Tokocrypto

Disebutkan saat ini Tokocrypto memiliki lebih dari 3 juta pengguna terdaftar dengan 400 ribu di antaranya aktif bertransaksi setiap bulannya. Tercatat rata-rata volume transaksi perdagangan hampir tembus ke angka $300 juta per bulan sepanjang semester I 2023 dengan transaksi rata-rata harian $10 juta.

Diklaim, Tokocrypto menjadi exhange kripto terbesar yang menawarkan lebih dari 350 aset kripto yang dapat diperdagangkan. Aplikasinya telah diunduh lebih dari 4 juta kali sejak pertama diluncurkan.

Dipaparkan sepanjang periode lima bulan pertama di tahun ini, perusahaan telah menyetor pajak ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan sebesar Rp42,4 miliar. Ini terkait pengenaan pajak pada transaksi aset kripto yang wajib dibayarkan sebesar 0,11% untuk PPn pembelian aset kripto dan 0,1% untuk PPH penjualan aset kripto.

Mengenai demografi pengguna Tokocrypto, CMO Tokocrypto Wan Iqbal menjelaskan, sebagian besar datang dari kalangan usia 18-30 tahun (56,7%), 31-45 tahun (33,9%), 46-55 tahun (9,4%). Mereka tersebar di seluruh Indonesia, namun mayoritas berada di kota-kota besar, seperti Jabodetabek, Jawa, dan Bali.

“Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami untuk terus memperkenalkan aset digital dan kripto ke kota-kota lainnya, pada periode Januari sampai Juni 2023, kami telah menjangkau lebih dari 27.000 orang di 22 kota di Indonesia,” kata Iqbal.

Dalam meningkatkan kenyamanan dan pengalaman pengguna, ada sejumlah fitur baru di platform Tokocrypto, mulai dari Bukti Pajak, Profit and Loss, Easy Buy/Sell, layanan customer support 24/7 Live Chat, Price Alert dan peluncuran IDR. Seluruh fitur tersebut diharapkan dapat mendorong pengguna untuk mitigasi potensi risiko dan keuntungan lebih baik.

Untuk memastikan keamanan dan transparansi, Tokocrypto juga sudah merilis Proof of Reserve (PoR) atau Bukti Cadangan yang diaudit secara akurat. Perusahaan menyadari pentingnya kepercayaan pengguna dalam menghadapi industri yang dinamis dan berkembang pesat seperti aset kripto. Dengan cara ini, pengguna dapat memastikan bahwa dana mereka disimpan secara utuh 1:1 dan dapat diverifikasi.

Sepanjang tahun ini, perusahaan akan memperkuat produk Earn & Staking dan Local Token Listing. Yudho menjelaskan sekarang timnya sedang menyusun whitepaper terkini untuk token milik perusahaan TKO yang berisi rencana-rencana demi meningkatkan utilitasnya berkat bekerja sama dengan ekosistem.

Prospek industri aset kripto

Pada saat yang bersamaan, Yudho juga banyak berbagi optimismenya terhadap industri kripto, ditandai dengan hadirnya bursa aset kripto di Indonesia dan prospek pasar kripto secara global.

Mengenai kehadiran bursa kripto, ia merasa ini menandai standardisasi keamanan untuk bertransaksi kripto jadi setara. Hal tersebut tentunya membuat jaminan keamanan buat konsumen jadi lebih terjamin. Namun secara teknisnya, mengingat masih baru, jadi semuanya masih dalam tahap persiapan, termasuk pembahasan mengenai besaran biaya yang dibebankan ke konsumen.

Ia hanya menyampaikan bahwa sekarang Tokocrypto sudah mendaftar sebagai anggota dan nantinya ada surat rekomendasi dari Bappebti yang menandai perusahaan sebagai anggota resmi. “Mungkin setelah itu ada integrasi ke sistem dan lain-lain, sekarang prosesnya masih diskusi terus.”

Ia melanjutkan, “Bursa harus memastikan bawa value buat konsumen. Karena standar keamanan kita di exchange ini tinggi, jadi sekarang standarnya sama buat industri. Jadinya di industri ini [mencegah kasus] FTX terjadi di Indonesia.”

Walau secara global industri ini masih bearish, Bitcoin Halving akan terjadi pada 2024 menandai momen penting bagi investor kripto karena harga Bitcon akan terapresiasi setelah halving. Bitcoin Halving adalah peristiwa setiap empat tahun sekali, yang mana hadiah mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok hingga mencapai batas maksimum 21 juta.

Berdasarkan data terakhir di 11 Mei 2020, saat itu terjadi Bitcoin Halving ketiga, membuat harga BTC naik 700% pada all-time-high di 2021. Seperti diketahui, Bitcoin memiliki jumlah yang terbatas sebesar 21 juta, maka pasokan Bitcoin yang tersedia akan berkurang, yang meningkatkan nilai Bitcoin yang belum ditambang. Alhasil, terjadi peningkatan volatilitas Bitcoin setelah Halving, sebab asetnya akan menjadi lebih menarik.

Dengan akan diselenggarakannya Bitcoin Halving di tahun depan, maka akan menjadi tahun yang menarik bagi investor maupun penambang Bitcoin, meski fenomena ini cenderung terjadi pada kuartal akhir 2023.

“Secara historical, sekitar enam bulan menuju Halving harga akan naik. Sekarang angkanya masih flat dalam tiga bulan terakhir, harapannya akan naik terus menuju Halving tiba. Terlebih itu, ekonomi makro di Amerika Serikat juga sudah hentikan kenaikan bunga, ini sinyal yang bagus buat kripto.”

Saat ini, terdapat 30 legal exchange yang sudah memperoleh izin dari Bappebti. Dengan banyaknya pemain ini menandai bahwa Indonesia adalah pasar menggiurkan bagi industri aset kripto. Padahal pada 2020, Indonesia hanya memiliki 12 pemain saja.

Indikator lainnya juga terlihat dari pertumbuhan jumlah investor, terdapat empat juga investor kripto pada 2020. Setahun kemudian tumbuh hampir 4 kali lipat menjadi 11 juta investor, dan pada tahun lalu angkanya mencapai 16,7 investor.

Kendati jumlah investor meningkat, terjadi penurunan transaksi terutama pada 2022. Jumlah transaksi aset kripto di Indonesia sebesar Rp 64,9 triliun pada 2020 dan tercatat Rp 859,4 triliun pada 2021. Pada 2022 tercatat nilai transaksi yang sebesar Rp306,4 triliun.

“Jadi walau transaksi turun, jumlah investornya naik terus. Ini mencerminkan potensi pasar yang baik di Indonesia,” pungkas Yudho.

Application Information Will Show Up Here

CEO Triv Ungkap Rencana Strategis Perusahaan dan Tanggapi Dinamika Industri Kripto

Pandemi yang terjadi pada tahun 2020 memiliki dampak signifikan pada penetrasi cryptocurrency, termasuk di Indonesia. Digitalisasi yang ada dinilai berperan menjadi katalisator adopsi dan pengembangan platform crypto exchange. Khususnya menjadi jawaban saat orang mencari opsi investasi alternatif dan menjelajahi solusi keuangan digital.

Salah satu platform crypto exchange yang saat ini beroperasi dan telah mengantongi izin otoritas adalah Triv. Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Triv Gabriel Rey mengungkapkan rencana strategis perusahaan ke depan.

Luncurkan inovasi beragam

Pada awalnya, Triv dikenal sebagai platform brokerage yang memfasilitasi transaksi aset kripto secara langsung. Kini perusahaan juga telah meluncurkan beberapa fitur lain seperti Staking dan Gadai Koin. Bahkan disampaikan Rey, dalam waktu dekat Triv akan meluncurkan produk Tokenized Stock, yang berasal dari saham brand ternama di Amerika Serikat.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, tahun ini Triv juga akan mengupayakan penggalangan dana. Turut disinggung, melalui performanya sejauh ini Triv juga telah mencapai titik profitabilitas dan akan fokus kepada ekspansi produk dan layanan.

Produk Tokenized Stock dari Triv / Triv
Produk Tokenized Stock dari Triv / Triv

Triv mengklaim telah memiliki sekitar 2 juta pengguna terdaftar. Dan sejak pandemi, pertumbuhan pengguna mengalami peningkatan hingga 400%. Bukan hanya mereka yang sudah familiar dengan kripto, namun pengguna berusia 25-34 tahun yang tergolong baru pertama kali mencoba untuk berinvestasi di kripto.

“Semua produk yang Triv hadirkan ingin memiliki konsep apa yang bisa kita hadirkan untuk menambah value kepada pengguna. Saat ini Triv sudah tumbuh bukan cuma sebagai platform jual-beli kripto saja, produk kita juga sudah bertambah dan bervariasi,” kata Rey.

Disinggung apakah ke depannya Triv ingin menambah investasi digital lainnya selain kripto, Rey menegaskan bahwa mereka masih fokus kepada kripto dan tidak memiliki niat untuk menambah opsi lainnya.

“Dengan harga yang menurun mereka tetap berani mengambil transaksi dan masih berani membeli bitcoin, masih berani take position dalam trading bitcoin dan saya melihat perkembangan pasar kripto semakin positif” kata Rey.

Tahun ini Triv memiliki target untuk menambah produk sekaligus menambah jumlah pengguna. Jika memang menemukan investor yang ideal, Triv juga membuka peluang untuk penggalangan dana.

Sejak berdiri tahun 2015 lalu, perusahaan masih menjalankan bisnis secara boostrapping dan telah mencapai profitabilitas tahun 2021-2022 lalu.

Lanskap pasar crypto exchange di Indonesia

Pasar kripto global telah mengalami pertumbuhan dan transformasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, dengan pertumbuhan yang pesat di negara seperti Amerika Serikat dan Eropa. Pandemi yang terjadi di awal tahun 2020 menjadi momentum bagi industri kripto untuk tumbuh secara pesat di Amerika Serikat hingga Eropa. Namun demikian ketika saat ini demand kripto di negara barat mulai menurun, tidak demikian dengan negara di Asia dan Asia Tenggara pada khususnya.

“Saya melihat the next bull market bukan lagi dari negara-negara barat lagi tapi negara di Asia. Bisa jadi dimulai di Asia Tenggara dan Asia, karena banyak potensi pertumbuhan pengguna yang masif dibandingkan barat, yang istilahnya sudah mature sekali pasarnya,” kata Rey.

Ia melihat pertumbuhan pasar crypto exchange dalam beberapa tahun ke depan bakal terjadi di negara Asia. Hal ini dikarenakan mulai banyak negara di Asia yang membuka peluang bagi pasar crypto exchange untuk berkembang.

Di Indonesia sendiri Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan telah meresmikan pendirian bursa kripto. Menurut Rey  inisiatif ini memudahkan pemain industri kripto seperti Triv dalam memberikan laporan.

Jika sebelumnya proses tersebut dilakukan secara manual ke Bappebti, kini semua proses bisa langsung dilaporkan ke bursa. Dari sisi keamanan, kehadiran bursa kripto juga meminimalisir terjadinya kecurangan yang merugikan kepada nasabah, seperti yang terjadi pada kasus FTX.

Namun demikian, agar industri kripto bisa tumbuh secara positif di Indonesia, regulator harus bisa bergerak cepat dan beradaptasi dengan teknologi dari industri kripto. Selain itu idealnya pemerintah dalam hal ini regulator, mendukung platform seperti Triv dan platform crypto exchange lainnya dalam hal pajak, bursa kliring dan terkait lainnya. Terlebih mengingat bahwa pajak transaksi kripto di Indonesia sendiri sudah cukup tinggi dibandingkan di negara tetangga.

Pajak resmi transaksi kripto di Indonesia sendiri sudah cukup tinggi, 0,21% dari setiap transaksi kripto, atau 300% lebih tinggi dari negara tetangga. Malaysia sendiri hanya menetapkan pajak final kripto di angka 0,01%, jadi jauh lebih murah. Menurut Rey jika hal itu sampai terjadi maka akan ada capital flight, perginya dana investasi kripto di Indonesia ke luar negeri.

“Kalau sampai akhirnya over all cost transaksi kripto di exchange Indonesia lebih tinggi dibanding di exchange luar negeri akibat penerapan berbagai pajak dan biaya tersebut, maka otomatis nasabah akan trading ke luar, sehingga khawatirnya ada capital flight. Efek lebih lanjutnya adalah penurunan keseluruhan dari investasi di industri kripto Indonesia” urai Rey.

Untuk itu Rey menyarankan ke para pihak pemangku kepentingan industri kripto, baik regulator maupun para pelaku bisnisnya untuk sama-sama menjaga iklim kompetisi industri kripto dalam negeri tetap dijaga dengan baik. Salah satunya dengan tetap menjaga berbagai biaya pajak dan transaksi kripto di Indonesia tetap kompetitif dibandingkan luar negeri.

Application Information Will Show Up Here

Bappebti Resmikan Pendirian Bursa Kripto Indonesia

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan meresmikan pendirian bursa kripto melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-BBAK/07/2023 tertanggal 17 Juli 2023 tentang Persetujuan Sebagai Bursa Berjangka Aset Kripto kepada PT Bursa Komoditi Nusantara.

Melalui siaran pers yang diterbitkan kemarin (21/7), Bappebti juga menunjuk PT Kliring Berjangka Indonesia sebagai lembaga kliring berjangka untuk penjaminan dan penyelesaian perdagangan pasar fisik aset kripto. Penunjukan ini diterbitkan melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-LKBAK/07/2023.

Serta, mengamanatkan PT Tennet Depository Indonesia sebagai pengelola tempat penyimpanan aset kripto, melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-PTPAK/07/2023.

“Pembentukan bursa, kliring, dan pengelola tempat penyimpanan aset kripto tersebut sebagai bukti pemerintah hadir dalam upaya menciptakan ekosistem perdagangan aset kripto yang wajar dan adil untuk menjamin kepastian hukum dan mengutamakan perlindungan bagi masyarakat sebagai pelanggan,” ujar Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko.

Secara terpisah, mengutip dari Kumparan, Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda menjelaskan, bursa kripto memiliki banyak fungsi, di antaranya untuk menganalisis dan menentukan tolak ukur harga kripto berdasarkan permintaan dan penawaran. Selain itu, transaksi kripto akan berjalan lebih tertib, teratur, dan transparan.

Dia menjelaskan, bursa tersebut juga akan menerima pelaporan, memfasilitasi transaksi, pengawasan pasar, pengembangan produk, rekomendasi sistem dan keanggotaan. Alhasil, bursa kripto bisa membangun kepercayaan investasi kripto di mata masyarakat dan investor.

Didid menjelaskan, pembentukan yang dilakukan pada masa transisi Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) ini memfokuskan agar industri kripto Indonesia tetap berjalan dan terjaga, serta mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian melalui penerimaan negara.

Dalam pengembangan dan penguatan bursa, kliring, dan pengelola tempat penyimpanan aset kripto, Bappebti tidak bekerja sendiri. Pihaknya bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait, khususnya OJK, BI, Kementerian Keuangan, serta masyarakat luas.

“Perdagangan fisik aset kripto mengandung risiko yang cukup tinggi. Sesuai sifatnya, nilai aset kripto bisa mengalami peningkatan maupun penurunan nilai yang sangat drastis dalam waktu yang cepat. Untuk itu, diperlukan pemahaman yang baik di masyarakat termasuk manfaat, potensi, dan risiko dari perdagangan aset kripto.”

Di satu sisi, pada pekan lalu (10/7), Komisi XI DPR RI telah memilih Hasan Fawzi sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto, merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Periode 2023-2028.

Pengangkatan ini menyambung dari disahkannya UU PPSK pada Desember 2022 yang mengamanatkan OJK sebagai pengatur dan pengawas aset kripto. Sebelum regulasi ini disahkan, emban tersebut berada di bawah Bappebti. Hingga kini transisi pemindahan pengawasan masih berlangsung dan akan ada rancangan PP sebagai landasannya.

Perkembangan aset kripto

Bappebti juga memaparkan kondisi terkini aset kripto per Juni 2023. Disampaikan terdapat penambahan pelanggan aset kripto sebanyak 141,8 ribu orang. Bila diakumulasi, pada bulan tersebut jumlah pelanggan aset kripto terdaftar mencapai 17,54 juta orang.

Nilai transaksinya tercatat Rp8,97 triliun atau naik 9,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun jenis aset kripto yang banyak ditransaksikan, yaitu Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Binance Coin (BNB). Sedangkan, total nilai transaksi periode Januari 2023-Juni 2023 tercatat sebesar Rp66,44 triliun atau turun 68,65% secara year-on-year.

Didit menuturkan, penurunan nilai transaksi tersebut disebabkan karena sejumlah faktor, di antaranya pasar kripto global mengalami penurunan volume perdagangan, potensi krisis likuiditas rendah yang berdampak negatif pada stabilitas harga dan efisiensi pasar, serta tekanan jual melonjak yang menyebabkan harga aset kripto terkoreksi.

Kebijakan Federal Reserve Pemerintah Amerika Serikat terkait kenaikan suku bunga menyebabkan perubahan perilaku masyarakat dari yang sebelumnya memilih bertransaksi aset digital beralih ke tabungan. Selain itu, saat ini masyarakat masih menunggu kebijakan pemerintah terkait UU P2SK.

“Namun demikian, dari sisi pemanfaatan teknologi blockchain, semakin banyak perusahaan seperti Meta, Google, dan Twitter yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain dalam kegiatan usahanya. Hal ini membuktikan bahwa ke depan perkembangan perdagangan fisik aset kripto masih cukup menjanjikan,” pungkas Didid.

Reku Kantongi Lisensi Staking Kripto dari Bappebti

Platfrom pertukaran dan pasar kripto Reku resmi menjadi platform pertama yang mendapatkan persetujuan tertulis untuk menawarkan layanan staking dari Badan Pengawas Perdagangan Komoditas dan Berjangka (Bappebti). Pihaknya juga mengungkapkan bahwa Reku merupakan satu-satunya platform pasar kripto yang meraih lisensi ini pada awal Juni 2023 lalu.

Sebelumnya, Reku sudah berkolaborasi dengan Bappebti dalam pelaksanaan peraturan dan tata tertib staking sejak 2 September 2022. Perolehan lisensi ini semakin memperkuat posisi Reku sebagai penyedia layanan staking yang reliabel. Regulator juga dapat mengevaluasi, melakukan audit, dan pengawasan sistem Reku secara ketat untuk meminimalisir resiko penyalahgunaan data.

Co-Founder & CCO Reku Robby sangat mengapresiasi dukungan BAPPEBTI terhadap perkembangan ekosistem kripto di Indonesia. “Dukungan ini tidak hanya terpajang dalam bentuk tulisan di Surat Keputusan, namun Reku berkomitmen untuk terus berinovasi demi kemajuan investor di Indonesia dan tetap menjunjung tinggi kepatuhan pada peraturan yang ada,” ungkapnya.

Untuk menjaga kredibilitas, Reku secara konsisten mengirimkan laporan kepada BAPPEBTI setiap hari. Perusahaan juga memberikan transparansi  transaksi para pengguna dapat terlihat di blockchain melalui wallet address Reku.

Tirta Karma Senjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi menambahkan, “Seleksi yang ketat perlu dilakukan sebelum mendapatkan keputusan kepala BAPPEBTI untuk menerbitkan surat persetujuan penambahan ruang lingkup calon pedagang aset kripto. Maka, penting untuk produk staking untuk diberlakukan standarisasi demi menjamin keamanan investor kripto di Indonesia.”

Didirikan lebih dari lima tahun yang lalu, Reku merupakan salah satu pionir perusahaan kripto di Indonesia dengan sekitar 500 ribu pengguna hingga saat ini. Sebelumnya, Reku telah memperoleh pendanaan seri A senilai $ 11 juta yang dipimpin oleh AC Ventures, dengan partisipasi dari sejumlah investor terkemuka, termasuk Coinbase Ventures.

Penyedia layanan staking di Indonesia

Dalam konteks aset kripto, staking berarti mengunci aset kripto ke dalam jaringan blockchain untuk mendapatkan passive income tanpa harus melakukan jual beli atau trading. Di Reku, terdapat setidaknya lima koin berbeda yang bisa di-staking dengan rewards hingga 12,5% per tahun, mulai dari Cardano (ADA), Ethereum (ETH), Polygon (MATIC), Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Tezos (XTZ).

Dengan kondisi fluktuasi pasar yang masih cukup dinamis, untuk jenis investor yang melihat hasil jangka menengah sampai panjang, investasi di staking ini bisa menjadi pilihan yang cocok. Reku memungkinkan konsep staking yang cukup fleksibel karena bisa stake dan unstake kapan saja tanpa jumlah minimum.

Di Indonesia, selain Reku, sudah ada beberapa platform yang juga menawarkan layanan serupa. Salah satunya Nobi, yang menyediakan tiga pilihan layanan, yaitu Strategy, Savings, dan Staking yang dapat dipilih menyesuaikan kebutuhan dan profil risiko investor. Setiap strategi dioperasikan dengan sistem “Robo Trading” yang bekerja 24 jam secara otomatis.

Di samping itu, beberapa platform investasi aset kripto seperti Pintu juga memiliki Pintu Staking. Bagi pemegang Pintu Token (PTU), cukup dengan mengunci aset PTU Token yang dimiliki bisa mendapatkan beragam benefit eksklusif. Platform kripto Indodax juga memungkinkan staking aset Polkadot (DOT) dengan minimal staking sebanyak 10 DOT.

Konsep berinvestasi dengan cara staking ini menjadi sangat diminati lantaran menawarkan rewards atau imbal balik atas partisipasi dalam perkembangan blockchain. Namun, dilansir dari Cointelegraph, konsep ini memiliki kesulitan tersendiri. Jaringan, misalnya, masih didominasi oleh pemegang token yang paling signifikan. Ini memberikan lebih banyak kekuatan untuk pengadopsi awal dan orang-orang dengan uang paling banyak.

Application Information Will Show Up Here

Bappebti Lakukan Penyesuaian Aturan Kripto, Utamakan Kepastian dan Perlindungan Hukum

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka (Bappebti) lakukan penyesuaian aturan serta menambah daftar aset kripto yang diperdagangkan di Indonesia menjadi 501. Hal ini dimuat dalam aturan baru mengenai perdagangan aset kripto di Indonesia, yakni PerBa Bappebti Nomor 4 Tahun 2023 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.

Kepala Bappebti Didit Noordiatmoko dalam keterangan resmi mengungkapkan bahwa aturan ini disahkan untuk memenuhi kebutuhan perdagangan aset kripto serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat dalam bertransaksi. Penyesuaian ini telah ditetapkan dan mulai berlaku sejak 9 Juni 2023.

PerBa Nomor 4 Tahun 2023 ini disebut akan menggantikan peraturan sebelumnya, yaitu PerBa No. 11 Tahun 2022 yang dikeluarkan pada 8 Agustus 2022. Penyesuaian ini mengadopsi pendekatan positive list yang bertujuan untuk memperkecil risiko perdagangan jenis aset kripto yang tidak memiliki kejelasan whitepaper atau bertujuan ilegal seperti pencucian uang dan sebagainya.

Dalam menetapkan daftar aset kripto, Bappebti berkolaborasi dengan asosiasi, dan pelaku usaha, sehingga proses penilaian akan lebih cepat dan akurat. Selain itu untuk memberikan kepastian hukum, CPFAK yang akan melakukan listing atau delisting jenis aset kripto yang telah ditetapkan, wajib terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Bappebti.

Salah satu platform pedagang aset kripto di Indonesia, Tokocrypto, juga terlibat dalam proses penilaian ini. Melalui VP Corporate Communication-nya Rieka Handayani, perusahaan mengungkapkan apresiasi atas langkah Bappebti dalam menerbitkan PerBa terbaru ini. Ia melihat hal ini sebagai langkah penting untuk memperkuat kerangka regulasi aset kripto di Indonesia.

“Kami menganggap inisiatif ini sebagai langkah yang penting dalam memperkuat kerangka regulasi aset kripto. Daftar ini memberikan kejelasan dan kepastian hukum kepada pelaku industri dan pengguna aset kripto. Serta memberikan pelindungan yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan dalam perdagangan aset kripto,” ungkapnya.

Utamakan kepastian dan perlindungan hukum

Sementara regulator tengah mengupayakan terbentuknya ekosistem aset kripto yang sehat dan aman, kabar tidak sedap terus berdatangan dari ranah global. Teranyar, Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat menggugat perusahaan pertukaran kripto, Binance dan Coinbase, atas tuduhan penggelapan dana nasabah dan pelanggaran regulasi sekuritas serius.

Indonesia Fintech Society (IFSOC) buka suara mengenai hal tersebut. Pihaknya memandang bahwa permasalahan Binance dan Coinbase, serta serangkaian permasalahan aset kripto, menjadi peringatan yang serius pada ekosistem dan
tata kelola kripto tanah air.  Terlebih, Binance memiliki exposure yang besar di Indonesia.

Seperti diketahui, salah satu platform perdagangan aset kripto, Tokocrypto, telah resmi diakuisisi oleh Binance. Perusahaan mengumumkan restrukturisasi organisasi menyeluruh menyusul aksi penambahan kepemilikan oleh Binance selaku pemegang saham mayoritas perusahaan. Tokocrypto juga melakukan pemangkasan karyawan (layoff) jilid kedua dengan penyesuaian hingga 58%.

Peristiwa ini tentu mempengaruhi bagaimana para investor memandang aset kripto. Hal ini mendorong pihak regulator untuk melakukan berbagai upaya  preventif untuk memastikan kejadian yang sama tidak terulang di Indonesia.

Ketua Steering Committee IFSOC Rudiantara mengungkapkan bahwa Indonesia telah menunjukkan satu langkah konkret yang dalam merespons perkembangan kripto ke depan adalah dengan terintegrasinya pengaturan kripto dengan sektor keuangan nasional melalui Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).

“Melalui UU PPSK, apalagi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nantinya akan ada Dewan Komisioner yang mengatur khusus aset kripto, maka ke depan kita berharap pengaturan dan pengawasan aset kripto akan lebih komprehensif. Hal ini juga akan mendorong pengembangan pasar kripto dan mengoptimalkan
dampaknya pada sektor keuangan dan ekonomi nasional,” tambah Rudiantara.

Di sisi lain, Anggota Steering Committee IFSOC Tirta Segara menekankan urgensi adanya regulasi dan skema perlindungan dana investor. Menurutnya, hal ini akan berperan sebagai tonggak dan acuan jelas kepada platform mengenai batasan-batasan pengelolaan dana investor.

Menurut Tirta, sebagaimana telah diterapkan di area pasar modal, platform dan pelaku industri kripto mestinya juga tidak boleh menampung, mengalihkan, dan apalagi menginvestasikan dana yang dikelola secara serampangan dengan risiko tinggi tanpa izin. Hal ini sangat krusial dalam meningkatkan aspek perlindungan konsumen di area kripto.

Ia juga mengatakan perlunya penguatan aspek kelembagaan di pasar kripto sehingga fungsi-fungsi yang ada dan dapat mengalami benturan kepentingan dapat disegregasi dengan baik: peran sebagai pedagang, pialang, kustodian, dll. “Segregasi fungsi lembaga di pasar kripto ini mendesak segera dilakukan untuk mewujudkan tata kelola yang baik di pasar kripto,” tegasnya.

Target bursa kripto

Di Indonesia sendiri, pemerintah tengah menargetkan peluncuran bursa perdagangan aset kripto di tahun 2023.  Bursa kripto akan menjadi platform terbuka bagi para pemangku kepentingan terkait dengan mengutamakan perlindungan konsumen secara komprehensif dan menciptakan ekosistem kripto yang aman.

Pihak Bappebti mengaku akan terus melakukan peninjauan terhadap inovasi kripto yang terjadi di pasar. Mereka juga akan melakukan peninjauan kembali minimal setiap satu tahun sekali terhadap aset kripto di exchange atau platform yang tersedia di Indonesia untuk melihat status legalitasnya masih layak diberikan atau tidak.

Sejauh ini, terdapat 28 calon pedagang fisik aset kripto (CFAK) yang telah mengantongi lisensi operasional dari Bappebti. Salah satu startup pedagang aset kripto teranyar yang juga telah mendapatkan pendanaan dari AC Ventures adalah Rekurebrand dari Rekeningku.

Di samping itu, Bappebti juga mencatat nilai transaksi kripto sepanjang tahun 2022 mencapai Rp 306 triliun,dimana nilai tersebut menurun 64% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 859 triliun. Meskipun begitu, jumlah Investor Kripto di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 16,7 juta orang, meningkat 45% dari tahun sebelumnya yang mencapai 11,2 juta orang. Dengan jumlah investor yang semakin besar, potensi pertumbuhan kripto di Indonesia tentu masih besar.

Industri Kripto Bertumbuh Pesat, Hasilkan Pajak 246,45 Miliar Rupiah

Kesadaran pemerintah akan pesatnya pertumbuhan industri kripto di Indonesia telah mendorong kebijakan pengenaan pajak atas transaksi kripto. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68/PMK.03/2022 tentang PPN PPh, pemerintah memandang aset kripto sebagai komoditas yang memenuhi kriteria sebagai objek PPN. Ketentuan ini mulai berlaku pada 1 Mei 2022.

Berdasarkan Final Publikasi APBN KiTa Edisi Januari 2023, pajak atas transaksi Kripto jika merujuk pada PMK 68/2022 Pasal 19, dikenakan PPh Pasal 22 kepada Penjual aset Kripto, Penyelenggara PMSE, dan Penambang Aset Kripto (miner). Sedangkan subjek PPN Kripto atau yang dikenakan PPN atas transaksi aset Kripto adalah Pembeli aset Kripto dan Penjual aset Kripto.

Bila dijabarkan per jenis pajaknya, Pajak Kripto merupakan hasil dari penerimaan PPh Pasal 22 atas Transaksi Aset Kripto melalui Penyelenggara PMSE DN, serta penyetoran sendiri PPN DN atas Pemungutan oleh Non-Bendaharawan.

Sumber: Final Publikasi APBN KiTa Edisi Januari 2023

Belum lama ini, Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Jerry Sambuaga mengungkapkan bahwa akumulasi pajak kripto per Desember 2022 mencapai Rp246,45 miliar. Dengan rincian, total perolehan pajak PPh sebesar Rp117,44 miliar dan PPN sebesar Rp129,01 miliar.

Angka tersebut mewakili 53,55% dari total pajak atas transaksi kripto dan pajak Fintech P2P Lending yang bernilai Rp456,49 miliar. “Kontribusi  transaksi kripto kepada negara, dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan dan India, kita termasuk yang proporsional,” tambahnya.

Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) Asih Karnengsih turut menyampaikan, “Walaupun pajak kripto baru diterapkan pada 1 Mei 2022, sudah dapat meraih  angka Rp246,45 pada Bulan Desember 2022. Asosiasi Blockchain Indonesia beserta pemain Kripto lainnya percaya bahwa pengembangan sektor kripto akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan regulasi dan minat masyarakat.”

Penggunaan token kripto di Indonesia

Memasuki tahun 2022, pasar kripto disebut tengah mengalami masa bear market. Mengacu pada situs Investopedia, bear market adalah kondisi di mana nilai cryptocurrency telah turun setidaknya 20% dan terus turun. Contohnya ketika terjadi crash cryptocurrency di tahun 2017 lalu, investor melihat Bitcoin turun dari US$20 ribu menjadi US$3.200 dalam beberapa hari.

Kondisi ini juga berdampak pada jumlah transaksi kripto di Indonesia yang mengalami penurunan dan hanya bernilai Rp266,9 triliun. Angka ini menurun 68,9% dari tahun sebelumnya di angka Rp858,76 triliun. Terkait hal ini, Jerry mengungkapkan, “Kontribusi transaksi kripto kepada negara, dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan dan India, kita termasuk yang proporsional.”

Meskipun demikian, pengguna platform kripto yang telah melewati tahapan know your customer (KYC) disebut meningkat menjadi 16,3juta pengguna. Faktanya, jumlah pengguna kripto di negara ini terus bertambah, yang tadinya hanya 11,2 juta pengguna di tahun 2021, meningkat sebesar 48,7% pada November 2022 di angka 16,55 juta pengguna.

Di samping itu, Jerry juga melihat adanya potensi ekspor pada token yang diterbitkan proyek lokal. Ia menyebutkan ada 10 token lokal dari 383 token yang telah disetujui Bappebti. Token lokal yang dimaksud, antara lain Toko Token (TKO), LDX Token, Zipmex Token (ZMT), NanoByte (NBT), TadPole (TAD), ASIX Token (ASIX), Leslar, Pintu (PTU), Vexanium (VEX), dan Tokenomy (TEN).

Menurut Jerry, konsep aset kripto dan blockchain akan memberikan pengaruh luas dan mengubah pola pengaturan ekonomi perdagangan menjadi berbasis otoritas pasar dan komunitas. Salah satu yang menjadi perhatian adalah diperlukan kehadiran sebuah lembaga yang mengatur dan mengawasi industri kripto terkait perlindungan konsumennya.

Asih menambahkan, “Kami belum lama ini juga telah melakukan audiensi dengan OJK dan turut menyampaikan potensi dari pembentukan Bursa Kripto yang dapat membantu pengawasan perdagangan dan inovasi aset kripto kedepannya. Kami harap untuk kedepannya, peresmian Bursa Kripto ini dapat membantu industri Kripto di Indonesia serta pengembangan teknologi Blockchain secara keseluruhan.”

Kemendag dan Bappebti juga disebut segera merealisasikan hal tersebut adalah dengan menyegerakan peluncuran bursa kripto yang ditargetkan segera rilis sebelum Juni 2023. Bursa Kripto Indonesia akan berperan sebagai “pengatur” dalam industri kripto dengan tujuan untuk mencegah pihak-pihak tertentu dalam melakukan monopoli pasar.

Lanskap industri Web3 di Indonesia. Sumber: Indonesia Cypto Outlook 2022

Laporan “Indonesia Web3 Landscape dan Crypto Outlook 2022” yang dirilis Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) dan Indonesia Crypto Network (ICN) menunjukkan bahwa terdapat 569 perusahaan atau startup terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS) yang masuk dalam kategori “Aktivitas Pengembangan Teknologi Blockchain” dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Industri (KBLI) 62014.

Platform Bursa Kripto “Mobee” Peroleh Dana Segar Dipimpin 1982 Ventures

Usai mengantongi izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), platform bursa kripto Mobee mengumumkan pendanaan baru dipimpin oleh 1982 Ventures. dengan nominal yang dirahasiakan. Turut terlibat investor strategis lainnya dari perusahaan keluarga hingga individual.

Mobee didirikan oleh Andrew Tjahyadikarta dan Jeff Pradana pada 2022. Keduanya memiliki pengalaman dan latar belakang kuat di sektor finansial. Andrew sebelumnya sempat bekerja di JP Morgan dan pernah memimpin Kaja Group. Sementara, Jeff pernah bekerja di Lehman Brothers dan Barclays Capital.

“Kami sangat senang meluncurkan platform exchange baru ini, yang memungkinkan investor Indonesia untuk dengan mudah mengakses berbagai produk investasi tingkat institusional dalam aset dan sekuritas digital,” kata Co-Founder dan CEO Mobee Andrew Tjahyadikarta dalam keterangan resminya.

Mobee menawarkan berbagai produk keuangan bagi investor yang ingin mencari pendapatan pasif. Adapun pengelolaan aset investasi dirancang untuk investor yang lebih aktif, termasuk kripto.

Pihaknya menyebut, izin operasional yang diperoleh dari Bappebti menjadikannya sebagai platform digital exchange pertama di Indonesia yang fokus menyasar segmen investor terkualifikasi, pemilik bisnis keluarga, dan lembaga institusional.

“Mobee mengisi kesenjangan besar di salah satu segmen yang tumbuh paling cepat dalam layanan keuangan di Indonesia. Mobee adalah satu-satunya platform pertukaran kripto berlisensi di Indonesia untuk melayani investor terbesar dan teraktif dengan produk institusional,” kata Founding Managing Partner 1982 Ventures Herston Powers.

Pendanaan baru

Mobee akan menggunakan dana segar ini untuk mengembangkan operasional, meluncurkan produk baru, dan merekrut lebih banyak profesional yang sudah memiliki pengalaman di layanan finansial dan aset digital.

Saat ini Mobee telah menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan terkemuka di industri aset digital. Bersama dengan tim kripto dan ahli TradFi mereka, Mobee menyediakan produk yang memenuhi standar tertinggi dalam tata kelola, risiko manajemen, kepatuhan, dan pelaksanaan layanan.

Beberapa layanan yang dihadirkan oleh Mobee di antaranya adalah, OTC trading (over-the-counter trading). Dalam perdagangan OTC, pembeli dan penjual menegosiasikan persyaratan transaksi, termasuk harga, kuantitas, dan tanggal penyelesaian, di antara mereka sendiri, tanpa mengandalkan pertukaran terpusat untuk mencocokkan pembeli dan penjual.

“Indonesia akan menjadi satu dari hub kripto utama di global. Kerangka kerja yang telah dibuat oleh regulator memberikan kepercayaan bagi investor untuk meningkatkan eksposur mereka terhadap aset digital. Kami saat ini bekerja dengan mitra utama dalam memberikan produk wealth management yang dapat diandalkan untuk memfasilitasi adopsi lebih lanjut di negara kita,” kata Co-Founder dan CIO Mobee Jeff Pradana.

Berdasarkan data Bappebti pada Februari 2023, total investor kripto di Indonesia mencapai 16,99 juta orang. Kenaikan ini didorong dari nilai transaksi perdagangan aset kripto sebesar Rp13,8 triliun, atau tumbuh 13,7% dari Januari 2023 yang sebesar Rp12,14 triliun.

Optimistis Kripto Akan “Rebound”, Reku Siapkan Rangkaian Fitur Baru

Meskipun pasar kripto masih ‘batuk-batuk’, tetapi keyakinan untuk kembali rebound tetaplah ada. Reku, rebrand dari Rekeningku, mempersiapkan kedatangan momentum tersebut tiba dengan fitur inovatif, di antaranya Staking dan dua mode pengguna (Pro dan Lightining), yang sudah dirilis baru-baru ini.

Saat dihubungi DailySocial.id, COO Reku Jesse Choi menyampaikan, meskipun saat ini masih crypto winter, pada momentum ini, pihaknya melihat banyak peluang untuk menyelesaikan masalah pengguna.

Misalnya, pengguna menginginkan cara untuk mendapatkan hadiah pasif (passive rewards) dengan cara yang transparan dan aman. Masalah tersebut melatarbelakangi kehadiran fitur Staking, yang diklaim secara unik memecahkan masalah yang belum dapat dilakukan oleh perusahaan lain.

“Musim dingin kripto tidak berarti kita harus berhenti memecahkan masalah, tetapi sebaliknya, ini adalah waktu yang tepat untuk menginvestasikan lebih banyak waktu dalam membangun produk unggulan,” kata Choi.

Dijelaskan lebih jauh, fitur Staking di Reku berbeda dengan produk pendapatan lainnya, karena terjadi langsung di blockchain sehingga lebih transparan. Staking di Reku juga disebut lebih mudah karena bisa dimulai dari di bawah Rp5 ribu, dan reward bisa didapatkan setiap hari.

Selanjutnya pada dua mode pengguna, Mode Pro didesain untuk mempermudah para investor menggunakan fitur lebih mendalam dan mengatur harga jual-beli sesuai target atau strategi masing-masing. Sementara, Mode Lightining hadir untuk membantu investor agar lebih instan dalam melakukan pembelian atau penjualan sebuah koin tanpa perlu memikirkan harga yang harus diajukan.

Pada mode ini, desainnya sengaja dibuat lebih sederhana agar proses menjadi lebih mudah dan efisien bagi investor. Kedua mode ini dapat digunakan oleh para investor dalam satu aplikasi yang sama melalui Reku.

Choi memastikan akan menyusul fitur-fitur baru lainnya untuk menjadi pemain yang terdepan. Kendati demikian, ia memaparkan pencapaian sejauh ini, Reku telah tumbuh dengan cukup baik, dengan posisi 3 teratas di Indonesia berdasarkan volume, dan diklaim rata-rata pengguna Reku lebih aktif daripada rata-rata pengguna perusahaan lain.

“Kami akan terus berfokus memberikan pengalaman pengguna yang terbaik, mudah digunakan, menyenangkan, serta menyediakan produk dan fitur investasi baru yang inovatif. Kami juga akan terus fokus pada misi kami untuk memberdayakan masyarakat Indonesia menjadi investor kripto yang lebih bijak dengan kombinasi produk baru serta konten dan penelitian kelas dunia.”

Potensi kripto masih menjanjikan

Berdasarkan data laporan pasar kripto yang dianalisis dan disusun oleh Reku pada 2023, ada beberapa indikator penting yang menunjukkan tren positif pasar kripto diiring dengan berkembangan investasi, khususnya dari investor institusi untuk mengembangkan aplikasi atau teknologi baru di berbagai proyek.

Proyek blockchain bahkan telah menjalin kerja sama strategis dengan institusi-institusi ternama dengan jutaan pengguna. Capaian tersebut terjadi ketika pasar berada pada fase bearish dan harga Bitcoin terkoreksi lebih dari 50% dari titik tertingginya.

Terlepas dari kapitalisasi pasar yang saat ini masih turun, sektor-sektor potensial seperti DeFi misalnya, telah membukukan peningkatan jumlah pengguna aktif lebih dari 20% serta peningkatan jumlah transaksi sebesar lebih dari 55% secara year-on-year pada 21 Februari 2023, menurut hasil penelitian Reku.

Berdasarkan analisis data tersebut, keadaan pasar kripto pun secara fundamental diproyeksi akan lebih baik dan kuat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, dapat berpotensi memicu pertumbuhan aset kripto yang ada menjadi lebih besar lagi.

Didukung oleh data terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), total investor kripto di Indonesia mencapai 16,99 juta orang hingga Februari 2023, bertambah 13 ribu orang dibanding Januari 2022. Kenaikan juga terefleksi dari nilai transaksi perdagangan aset kripto sejak awal tahun ini. Tercatat pada Februari 2023, nilai transaksi kripto sebesar Rp13,8 triliun, naik 13,7% dari Januari 2023 yang sebesar Rp12,14 triliun.

Masih mengutip dari sumber yang sama, disampaikan demografi investor aset kripto di Indonesia pada 2022 didominasi oleh generasi muda direntang usia 18-24 tahun (28,2%) dan 25-30 tahun (28,5%). Menariknya, kelompok profesi pelajar/mahasiswa (23,5%) menjadi salah satu yang paling dominan untuk latar belakang investor aset kripto. Demografi rata-rata nilai transaksi aset kripto menunjukan sebesar 64,6% yang bertansaksi di bawah Rp500 ribu. Nominal transaksi tertinggi di atas lebih dari Rp100 juta hanya sekitar 4,1%.

“Kami optimistis dengan pertumbuhan industri kripto. Ada banyak perkembangan menarik dan banyak orang cerdas di seluruh dunia bekerja untuk mendorong inovasi lebih lanjut dalam industri ini, jadi kami yakin ada banyak hal yang menarik,” tutup Choi.

Application Information Will Show Up Here