CS:GO Jadi Free-to-Play dan Pengaruhnya terhadap Esports

6 Desember 2018, Valve mengumumkan bahwa Counter Strike: Global Offensive (CS:GO) berubah jadi game Free-to-Play (FTP). Kabar ini memang menggemparkan dunia persilatan meski memang bukan yang pertama kali dilakukan oleh Valve. Sebelumnya, Team Fortress 2 (TF2) juga menerapkan sistem bisnis yang serupa. 23 Juni 2011, TF2 berubah menjadi FTP setelah sebelumnya berbayar.

Lalu bagaimana dengan para pemain yang telah membeli CS:GO sebelumnya? Buat mereka yang telah membeli, para pemain tersebut akan secara otomatis mendapatkan Upgrade Prime Status. Para pemain dengan Prime Status akan ditandingkan (matchmaking) dengan pemain yang sama berstatus Prime. Mereka juga berhak untuk menerima in-game items yang eksklusif.

Keputusan CS:GO jadi FTP tentu mengundang perdebatan di antara komunitasnya karena memang ada dampak positif dan negatifnya. Lalu bagaimanakah perubahan sistem bisnis ini akan berpengaruh terhadap scene esports CS:GO?

Richard Permana (kanan). Sumber: Richard "nxl> frgd[ibtJ]" Permana
Richard Permana (kanan). Sumber: Richard “nxl> frgd[ibtJ]” Permana
Saya pun menghubungi 2 orang yang termasuk dalam ikon esports CS:GO Indonesia untuk menanyakan pendapatnya. Pertama adalah Richard Permana, yang mungkin bisa dibilang sebagai salah satu orang paling berjasa dalam perkembangan esports CS:GO Indonesia ataupun esports secara luas. Ia adalah pemain sekaligus CEO dari TEAMnxl> yang merupakan salah satu organisasi esports Indonesia yang masih eksis dari 2006 sampai sekarang.

Sedangkan yang kedua adalah Kevin “xccurate” Susanto yang merupakan satu dari 2 pemain CS:GO profesional kebanggaan Indonesia yang bermain di tim luar negeri. Ia bersama Hansel “BnTeT” Ferdinand bermain untuk tim Tiongkok bernama TyLoo. Keduanya tak hanya bisa dibilang pemain CS:GO terbaik asal Indonesia, tapi juga Asia Tenggara.

Kevin Susanto. Sumber: HLTV
Kevin Susanto. Sumber: HLTV

Dampak Positif dan Negatif Free-to-Play

Baik Richard dan Kevin sama-sama setuju bahwa berubahnya CS:GO jadi FTP merupakan kabar baik buat game FPS yang dirilis di 22 Agustus 2012. “Lebih bagus soalnya jadi lebih banyak orang yang tertarik untuk bermain CS:GO.” Ujar Kevin.

Richard juga menambahkan bahwa Valve sebenarnya tidak butuh pendapatan dari user yang membeli game ini karena mereka bisa mencari revenue dari in-game item. Dengan jadi gratis, CS:GO juga mungkin akan lebih menarik bagi pasar Indonesia yang suka game-game gratisan.

“Harusnya dari dulu (jadi gratis)… Hahaha.” Kata Richard sambil tertawa.

Penambahan jumlah pemain ini juga terbukti dengan data yang kami lihat di SteamCharts ataupun SteamDB. Dari SteamCharts, jumlah pemain tertinggi di November 2018 mencapai 546.031 sedangkan, di Desember 2018, angka tersebut naik ke 692.891 pemain. Sedangkan di SteamDB, terlihat tren yang serupa. Ada kenaikan jumlah pemain di bulan Desember 2018.

Namun begitu, kenaikan jumlah pemainnya memang tidak signifikan (setidaknya sampai artikel ini ditulis). Bahkan di kedua situs tadi, data dari 7 hari terakhir bukan merupakan periode dengan jumlah pemain tertinggi. Namun demikian, angka ini masih bisa saja berubah mengingat baru satu hari CS:GO digratiskan.

Fluktuasi pemain CS:GO. Sumber: SteamCharts
Fluktuasi pemain CS:GO. Sumber: SteamCharts

Kevin berharap bahwa dengan perubahan sistem bisnis ini, CS:GO bisa booming kembali seperti saat CS:GO jadi satu-satunya game FPS kompetitif. “Saya sih berharap seperti itu (booming lagi). Apalagi ada mode baru juga, Battle Royale Danger Zone. Sebenarnya, CS:GO itu seru banget (tapi) mungkin karena dulu berbayar orang-orang jadi malas untuk bermain. Apalagi CS:GO itu tidak terlalu mudah jadi harus benar-benar sering bermain untuk jadi pro (player).” Ungkap Kevin.

Sedangkan Richard sendiri sedikit pesimis bahwa CS:GO akan kembali ke puncak kejayaannya. Ia beranggapan bahwa, di Indonesia, CS:GO tetap tidak akan seramai game mobile karena bermain CS:GO butuh perangkat yang tidak murah – setidaknya dibandingkan perangkat mobile.

Penambahan jumlah pemain memang bisa dibilang sebagai dampak positif dari gratisnya CS:GO yang mungkin kehilangan popularitasnya gara-gara Fortnite ataupun PUBG di PC ataupun maraknya game-game kompetitif di platform mobile.

Namun demikian, dengan berubah jadi gratis, jumlah cheaters ataupun trolls (orang-orang yang sekadar ingin mengganggu jalannya permainan) di CS:GO juga kemungkinan besar akan bertambah besar. “Yup! Bener (cheater dan trolls akan semakin banyak). Siap-siap aja.” Kata Richard.

Patch CS:GO 7 Desember 2018. Sumber: Counter-Strike.net
Patch CS:GO 7 Desember 2018. Sumber: Counter-Strike.net

Ia juga menambahkan semoga Valve terus meningkatkan sistem keamanan game mereka (VAC) untuk menekan hal tersebut. Jumlah orang-orang yang tidak serius bermain memang tak dapat dihindari dan komunitas CS:GO di Reddit sendiri sudah merasakannya. Mereka pun meminta sebuah fitur dari Valve agar para pemain gratisan bisa diblok di Community Server dan Valve mengabulkan fitur tersebut (di patch 7 Desember 2018).

Saya pribadi, yang telah berkecimpung di industri game dari 2008, memang tak melihat CS:GO akan kembali ke puncak kejayaannya jika tak ada peningkatan dari dukungan ekosistemnya, seperti esports-nya.

Dampaknya terhadap Esports Scenes?

Dampak kenaikan jumlah pemain mungkin memang juga akan berdampak positif terhadap dunia esports CS:GO. Sampai hari ini, ajang kompetitif CS:GO memang bisa dibilang lebih buruk dari pada saudaranya, Dota 2 yang sama-sama besutan Valve.

Kenapa? Karena para pemain profesional Dota 2 punya tujuan akhir The International (TI) yang merupakan piala dunianya game tersebut. Sedangkan CS:GO tak punya kompetisi semacam itu. Baik Dota 2 dan CS:GO sama-sama punya jenjang kompetisi Major dan Minor namun hanya Dota 2 yang punya jenjang di atas Major.

Sumber: Counter-Strike.net
Sumber: Counter-Strike.net

Apakah dengan naiknya popularitas CS:GO yang jadi gratis ini akan membuka peluang agar Valve membuat turnamen yang setara TI? Richard dan Kevin setuju bahwa bertambahnya jumlah pemain bisa berpengaruh pada munculnya turnamen CS:GO setingkat TI. Sayangnya, keduanya juga mengaku belum mendapatkan kepastian soal hal tersebut.

Di satu sisi, munculnya ajang kompetitif berskala besar memang dipengaruhi oleh jumlah pemain di game tersebut mengingat butuh dana yang tidak kecil juga untuk menggelar turnamen berskala internasional. Namun demikian, jumlah pemain juga bukan jadi satu-satunya faktor penentu. Keseriusan developer atau publisher game menggarap esports scene game itu juga berpengaruh besar terhadap ekosistemnya.

Coba saja kita bandingkan dengan TF2 yang saya sebutkan di awal artikel. TF2 yang berubah dari berbayar jadi gratis tidak serta merta membuat ekosistem esports-nya hidup. Jika memang Valve ataupun stakeholders lainnya tak ada keinginan untuk membesarkan ekosistem esports CS:GO, jumlah pemain yang bertambah tak akan berdampak apapun.

Hubungan antara ekosistem esports dan popularitas sebuah game memang saling terkait erat. Ajang esports memang dapat berfungsi sebagai alat pemasaran bagi game tersebut namun para stakeholders esports juga kecil kemungkinannya akan menggelontorkan dana besar jika game tersebut tak punya angka pemain yang masif. Perdebatan ini memang seperti perdebatan mana yang lebih dulu antara ayam dan telur.

C9. Sumber: VPEsports
C9. Sumber: VPEsports

Selain soal skala, ada perbedaan besar juga antara dunia persilatan ajang kompetitif CS:GO dan Dota 2. Juara-juara TI berasal dari regional yang berbeda-beda, dari mulai Amerika Utara, Eropa, ataupun Asia (Tiongkok). Namun pemerataan juara ini tak terjadi di CS:GO. Sampai artikel ini ditulis, Amerika Utara baru 1x menang kejuaraan setingkat Major. Selebihnya, kejuaraan setingkat Major hanya dimenangkan oleh tim-tim Eropa.

Apakah hal ini akan berubah dengan berubahnya CS:GO jadi FTP, mengingat pemainnya sekarang bisa berasal dari berbagai kalangan seperti Dota 2? Richard beranggapan CS:GO masih akan didominasi oleh para pemain Eropa meski sudah jadi FTP. “Region lain benar-benar harus jadi sebuah tim yang benar-benar bisa perform, dengan work rate yang tinggi.”

Soal dominasi ini, menurut saya, bisa jadi akan sedikit merata setelah CS:GO berubah jadi FTP. Namun, berhubung butuh waktu yang lama untuk benar-benar berada di puncak ajang kompetitif, mungkin tim-tim baru tidak akan serta merta tampil memukau dalam waktu dekat.

Lain waktu, mungkin kita akan berbincang-bincang lebih detail dengan Kevin untuk cari tahu kenapa dominasi tim-tim Eropa begitu kuat di CS:GO karena ia bersama timnya yang benar-benar sudah merasakan panasnya panggung CS:GO kelas internasional.

Danger Zone: Battle Royale CS:GO

Selain perubahan sistem bisnisnya, ada satu update lagi yang tak kalah penting kemarin yaitu mode Battle Royale di CS:GO. Genre Battle Royale sendiri memang sedang berada di puncak popularitasnya berkat Fortnite dan PUBG. Valve nampaknya benar-benar ingin menaikkan popularitas CS:GO di kalangan yang lebih luas dengan update kali ini.

Namun bagaimana pendapat Richard dan Kevin soal mode ini? Richard mengaku cukup positif dengan mode tersebut karena ia melihat Valve berani mengikuti tren dan keinginan komunitas tertentu. Hal ini ia anggap positif karena, menurutnya, CS sudah seperti mother of FPS esports.

Sedangkan Kevin juga setuju bahwa mode ini memang positif namun ia berharap ke depannya ada patch-patch baru untuk membuat Battle Royal CS:GO lebih mantab.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setuju dengan semua pendapat yang ada di sini? Apakah sistem FTP dan mode BR akan membuat CS:GO kembali ke puncak kejayaannya lagi? Kita tunggu saja ya!

Setelah Jakarta, Ultimo Hombre Axis Pyramid League Segera Hadir Juga di Surabaya

Surabaya kembali terpilih untuk jadi lokasi sebuah event kompetisi esports besar. Selain laga playoff Mobile Legends Professional League (MPL ID Season 2) yang diumumkan minggu lalu, ibukota provinsi Jawa Timur ini juga akan kedatangan ajang Ultimo Hombre Axis Pyramid League. Menariknya lagi, jarak antara kedua event di atas hanya terpaut seminggu. Arek-arek Suroboyo penggemar esports sepertinya langsung tahu harus menghabiskan akhir pekan ke mana dalam bulan November ini.

Sesuai dengan nama acaranya, Ultimo Hombre Axis Pyramid League adalah kompetisi hasil kerja sama antara organizer Ultimo Hombre Indonesia dan provider seluler Axis. Turnamen ini akan diadakan pada tanggal 24 – 25 November 2018, berlokasi di gedung Surabaya Convention Center (SCC), mal Pakuwon Trade Center.

Ultimo Hombre Axis Pyramid League | Mobile Legends
Kompetisi Mobile Legends berhadiah Rp100 juta | Sumber: Ultimo Hombre Indonesia

Mengusung uang hadiah yang mencapai Rp200 juta, turnamen ini mempertandingkan cukup banyak cabang esports. Pertama dan paling utama adalah Mobile Legends: Bang Bang dengan prize pool Rp100 juta. Selain itu ada juga kompetisi PUBG Mobile berhadiah Rp50 juta, cabang Dota 2 berhadiah Rp20 juta, Rp10 juta untuk Counter Strike: Global Offensive, ditambah kompetisi lain-lain seperti Tekken 7 dan FIFA.

Satu hal yang penting untuk diperhatikan, dalam Ultimo Hombre Axis Pyramid League tidak ada tahap kualifikasi online. Semua dilaksanakan langsung di lokasi acara secara offline. Jadi bila Anda memiliki tim dan berencana untuk unjuk gigi di turnamen ini, lebih baik maksimalkan waktu sebelum hari-H untuk berlatih agar dapat tampil maksimal.

Ultimo Hombre Axis Pyramid League | Dota 2
Tersedia juga kompetisi Dota 2 dan bermacam game lainnya | Sumber: Ultimo Hombre Indonesia

Pendaftaran Ultimo Hombre Axis Pyramid League Surabaya saat ini sudah dibuka, dan akan ditutup pada tanggal 18 November 2018. Untuk kompetisi Mobile Legends, formulir pendaftaran tersedia di tautan berikut. Sementara peserta Dota 2 dapat mendaftar lewat formulir yang satu ini. Belum ada informasi tentang pendaftaran cabang esports lainnya. Kita tunggu saja informasi lebih lanjut dari Facebook Page Ultimo Hombre Indonesia.

Selain peserta kompetisi, Ultimo Hombre juga membuka kesempatan bagi siapa saja untuk berpartisipasi sebagai freelancer untuk membantu jalannya acara. Anda yang punya pengalaman (atau ingin mencari pengalaman) menjadi runner, LO, wasit, atau kru perlengkapan dalam kompetisi esports dapat mendaftarkan diri lewat email ke [email protected]. Lebih jelasnya, silahkan simak pengumuman dari Ultimo Hombre di tautan ini.

Ultimo Hombre Axis Pyramid League | Freelancer
Dapatkan pengalaman menggelar acara esports di sini | Sumber: Ultimo Hombre Indonesia

Bagi Anda yang belum tahu, Ultimo Hombre adalah esports organizer asal Inggris yang baru saja masuk ke Indonesia pada bulan Juli 2018. Dengan fokus pada penyelenggaraan turnamen amatir, Ultimo Hombre memiliki visi menjembatani ranah esports profesional dan gaming kompetitif kasual. Mereka sebelumnya juga telah sukses mengadakan acara Ultimo Hombre Axis Pyramid League di Jakarta pada bulan Agustus lalu, dengan hadiah Rp150 juta.

Sumber: Ultimo Hombre Indonesia

Divisi CS:GO Capcorn Resmi Kontrak 2 Pemain Baru dari Singapura

Meski kondisi esports CS:GO sedang gersang kompetisi lokalnya, Capcorn justru mendatangkan 2 pemain baru dari Singapura, Fal dan ZeesBeew.

Capcorn sendiri merupakan organisasi esports baru yang cukup mencuri perhatian beberapa waktu belakangan. Mereka punya divisi yang cukup banyak meski terhitung masih muda. Tim Capcorn punya divisi Mobile Legends, Dota 2, CS:GO, Point Blank, ataupun Fortnite. Mereka juga berencana untuk memiliki divisi AoV dan PUBGM dalam waktu dekat.

Selain divisi Mobile Legends mereka yang berhasil lolos ke MPL Regular Season, tim CS:GO mereka juga cukup diperhitungkan di dunia persilatan nasional. Tim ini sempat menjadi finalis di eXTREMESLAND 2018 Indonesia Qualifier meski memang kala itu mereka kalah melawan XcN.

Klasemen Sementara IESPL untuk CS:GO. Sumber: IESPL
Klasemen Sementara IESPL untuk CS:GO. Sumber: IESPL

Saat artikel ini ditulis, tim CS:GO Capcorn juga menempati posisi 4 klasemen sementara IESPL.

Nampaknya, mereka ingin lebih serius lagi di CS:GO karena mereka langsung mendatangkan 2 pemain dari Singapura. Kedua pemain tersebut adalah Alex ‘fal.’ Cheang dan Sha ‘ZesBeeW’ Mohtar.

Keduanya sama-sama berasal dari Singapura, tim yang sama (Resurgence), dan pemain muda. Dari data HLTV, fal berusia 23 tahun dan ZesBeew berusia 18 tahun. Karena ZesBeew memang lebih senior, ia sebenarnya punya pengalaman lebih banyak.

Kami pun menghubungi Ari Kurniawan, COO dari Capcorn, untuk berbincang-bincang tentang 2 pemain baru mereka tadi. Cerita Ari, “emang sebenernya kita udah lama incer Zes. Dan kebetulan emang sebelumnya kita -2 dan pemain di Indonesia udah “habis”. Jadi, kita coba hubungin Zes”.

2 pemain ini juga sebenarnya telah bermain untuk Capcorn sejak pekan kelima IESPL CS:GO. Namun sebelumnya mereka masih berstatus sebagai stand-in.

Lalu apa target Capcorn sendiri dengan datangnya 2 pemain baru tadi? Ari mengatakan bahwa target mereka adalah juara 1 untuk IESPL namun masuk Tier 1 dulu untuk kelas Asia Tenggara.

Sumber: Team Capcorn
Sumber: Team Capcorn

“Target sih paling bisa tembus Tier 1 SEA dulu kali ya. Semua tim pasti mau ke Major, (tapi) kita mau gapainya step-by-step. Yap gitu kalo dari kita, ga muluk-muluk yang penting objektifnya tercapai step-by-step.” Tutup Ari.

Semoga tercapai ya semua targetnya dengan 2 pemain barunya!

Marlo Ernesto, Putra dari Presenter Terkenal Terpilih Jadi Sniper-nya Tim NXL

Berkat prestasi-prestasi yang didulang para gamer profesional lokal, semakin banyak orang awam menyadari bahwa gaming bukanlah industri sepele. Kini ada banyak tim terkenal di tiap ‘cabang olahraga’, namun kita tidak boleh melupakan jasa para pionir yang telah membangun pilar eSport di tanah air. Apalagi, beberapa dari mereka hingga kini masih terus berkiprah di sana.

Akhir minggu lalu, saya mendapatkan kabar gembira dari tim yang memulai sepak terjangnya sejak era Counter-Strike lebih dari satu dekade silam, NXL. Sang kapten sekaligus CEO menghubungi saya langsung dan mengabarkan bahwa timnya telah diperkuat oleh satu anggota baru yang istimewa. Ia adalah putra seorang presenter televisi terkenal Andy F. Noya.

Marlo Randy Ernesto Noya, lebih dikenal dengan nama Marlo Ernesto, ialah anak ketiga dari pembawa acara Kick Andy itu. Marlo lahir di tahun 1996, dan kabarnya mulai terjun ke gaming sejak usia delapan tahun, dan tidak lama, ia segera tertarik pada eSport. Marlo mengaku, saat itu ia mengikuti kakaknya bermain Stargate Online dan Ragnarok Online di iCafe. Marlo juga punya banyak pengalaman sebagai YouTuber, ranah yang ia tekuni dari tahun 2011.

Langkah Marlo menggeluti Counter-Strike: Global Offensive dilakukan empat tahun silam. Meski boleh dibilag tidak terlalu lama, dalam masa ‘pengawasan’, Richard mengaku melihat mahirnya Marlo dalam bermain serta memecahkan situasi-situasi sulit. Akhirnya NXL memutuskan buat merekrut Marlo sebagai personel baru mereka, mengontraknya selama setahun.

Di NXL, Marlo (dengan nickname Ernesto di dalam permainan) memperkuat tim sebagai penembak jitu. Richard berharap agar kemampuan Marlo terus berkembang sehingga ia dapat menjadi ‘sniper yang melegenda di dunia Counter-Strike dan menjelma jadi peman serbabisa di kawasan Asia Pasifik’.

Marlo sendiri punya keinginan untuk membantu NXL mencapai target-targetnya, salah satunya ialah untuk mendukung mereka kembali menjadi tim eSport nomor satu di nusantara serta berkesempatan mewakilkan Indonesia di ajang-ajang internasional. Target jarak dekatnya tentu saja adalah ‘memenangkan setiap turnamen yang NXL ikuti’.

“Saya sangat berterima kasih pada Tuhan karena sudah diberikan kesempatan seperti ini dan juga saya ingin berterima kasih kepada orang-orang terdekat yang selalu mendukung saya,” tutur Marlo. “Saya sangat bahagia akhirnya dapat bermain CS:GO di level lebih tinggi bersama NXL – tim impian saya sejak awal terjun ke Counter-Strike. Saya berharap, kedatangan saya di NXL dapat membawa kemenangan bagi tim.”

Belum lama, tim NXL juga terpilih jadi brand ambassador baru MSI. Dan mewakilkan DailySocial, saya mengucapkan selamat pada NXL atas pencapaian-pencapaian penting ini. Semoga sukses selalu.

Marlo Ernesto

Update: Ada sedikit modifikasi pada judul, dimaksudkan agar lebih informatif.

Fasilitas Baru nan Mewah Team Liquid Adalah Bukti Pesatnya Pertumbuhan Industri Esport

Bagi yang mengikuti perkembangan esport, nama Team Liquid pasti sudah terdengar familier di telinga Anda, terutama sejak tim Dota 2-nya menjuarai turnamen paling bergengsi The International tahun lalu. Selain mendatangkan hadiah sebesar $10,8 juta, prestasi luar biasa tersebut tentu saja menjadi motivasi Team Liquid untuk terus mengasah talenta masing-masing atletnya.

Salah satu caranya adalah dengan membangun pusat latihan baru yang demikian mewah, jauh melebihi ekspektasi kita terhadap tempat berlatihnya suatu tim esport. Fasilitas baru tersebut bisa dianggap sebagai kado istimewa dari salah satu sponsor utama Team Liquid, yakni Alienware, yang sudah menemani tim asal Belanda tersebut selama enam tahun.

Maka dari itu, jangan kaget melihat nama Alienware Training Facility terpampang di gedung seluas ± 740 meter persegi itu. Lokasinya berada di kota Santa Monica, tidak jauh dari kantor pusat Riot Games, pengembang game League of Legends (LoL). Rencananya, fasilitas baru ini memang bakal dijadikan markas untuk kedua tim LoL (profesional dan amatir) serta satu tim Counter-Strike milik Team Liquid.

Salah satu sudut ruang berlatih di Alienware Training Facility milik Team Liquid / VentureBeat
Salah satu sudut ruang berlatih di Alienware Training Facility milik Team Liquid / VentureBeat

Namun jangan bayangkan fasilitas ini sebagai warnet luar biasa besar dengan komputer berspesifikasi kelas dewa, sebab Team Liquid juga memperhatikan aktivitas-aktivitas di luar sesi latihan. Para atlet akan didorong untuk berolahraga di gym setiap pagi, dan seorang ahli nutrisi dipercaya meracikkan menu dan pola makan yang sehat bagi masing-masing atlet.

Bicara soal spesifikasi komputer, Alienware benar-benar totalitas dalam memanjakan salah satu tim kebanggaannya tersebut. Sederet monitor 4K 25 inci telah disiapkan, demikian pula sejumlah gaming laptop dan PC, termasuk halnya komputer kelas sultan Area 51. Saya yakin sebagian dari Anda pasti bertanya dalam hati, “buat apa spesifikasi setinggi itu kalau hanya untuk bermain League of Legends dan CS:GO?”

Tidak, semua itu tidak akan disia-siakan begitu saja, sebab fasilitas ini juga bakal dihuni oleh tim manajemen, dan yang paling penting, oleh 1UP Studios, yang tidak lain merupakan tim produksi video mandiri milik Team Liquid sendiri. Semuanya diharapkan bisa bekerja dan berkolaborasi secara efisien dengan adanya fasilitas terpusat seperti ini.

Sampai sekarang fasilitas ini masih dalam tahap pembangunan, akan tetapi Team Liquid sudah punya rencana untuk membangun fasilitas serupa lain di kampung halamannya apabila semuanya berjalan dengan baik. Juga tidak menutup kemungkinan adalah inisiatif dari tim esport lainnya untuk membangun fasilitas serupa, apalagi jika melihat pertumbuhan industri esport yang begitu pesat, serta melibatkan perputaran uang dalam skala luar biasa besar.

Sumber: VentureBeat.

[Rumor] CS:GO Akan Kehadiran Mode Battle Royale ala PUBG?

Berawal dari sebuah mod untuk ARMA 2, PlayerUnknown’s Battleground berubah menjadi fenomena global dalam waktu kurang dari setahun. Permainan ber-genre action multiplayer ini sukses menumbangkan Dota 2 sebagai game terpopuler di Steam, serta memicu demam battle royale, membuat mode sejenis muncul di beberapa permainan seperti Fortnite serta Ark: Survival Evolved.

Kali ini ada berita mengejutkan datang dari komunitas Counter-Strike. Berdasarkan laporan dari Valve News Network via YouTube, permainan Counter-Strike: Global Offensive kabarnya akan kehadiran mode battle royale ala PUBG. Dan menariknya lagi, jika Valve betul-betul berniat untuk membubuhkan mode itu di sana, developer dirumorkan sudah mempunyai rencana tersebut jauh sebelum PlayerUnknown’s Battleground dirilis.

Sang kreator Valve News Network, Tyler McVicker, menyampaikan bahwa implementasi patch bertema survival telah dilangsungkan sejak bulan Mei 2016. Saat itu PUBG bahkan belum diumumkan, namun mode seperti ini sendiri sudah mulai naik daun di kalangan gamer berkat partisipasi Brendan ‘PlayerUnknown’ Greene dalam pembuatan mod Battle Royale di DayZ serta mode King of the Hill untuk H1Z1.

Lewat video ini, McVicker mengungapkan eksistensi dari sejumlah fitur dan konten yang ada dalam patch tahun lalu, namun belum hadir di CS:GO. Isinya menyebutkan banyak hal: senjata berupa busur (compound bow), kemampuan bertarung tanpa senjata, baju pelindung ‘ringan’ dan ‘berat, suntikan adrenalin, sonar dan suar, drone, peti perbekalan, granat dan peledak jenis baru, sampai kacamata night vision.

Selain itu, patch juga beberapa kali menyebutkan kata ‘survival’ serta ‘survival_island’ (yang akan membuat imajinasi kita melayang), tapi hingga kini belum ada informasi resmi apapun dari Valve. Jika rumor tersebut benar adanya, akan sangat menarik melihat bagaimana developer menyulap peta permainan CS:GO yang tidak begitu luas menjadi arena tempur open-world.

Sudah pasti, tetap ada peluang mode ‘survival’ ini tidak akan hadir di Counter-Strike: Global Offensive, meski mungkin Valve sempat merencanakannya. Hal ini tak jarang terjadi terjadi: gamer sudah pernah menemukan data-data terkait Left 4 Dead 3 dan Half-Life 3, tetapi hingga sekarang, keberadaan dua game ini belum dikonfirmasi.

Saat artikel ini ditulis, PUBG berada di posisi puncak daftar game dengan pemain terbanyak di Steam. CS:GO berada di urutan ketiga, namun jumlah pemainnya kurang dari satu per lima PlayerUnknown’s Battleground.

Via PC Gamer &VG247.

Ayo Dukung Tim NXL Berlaga di Kejuaraan PGL CS:GO Minor Jumat Besok

PGL adalah salah satu liga esport tertua, didirikan hampir dua dekade silam. CS:GO sendiri telah menjadi judul permainan utama di sana, meneruskan game-game kompetitif legendaris seperti Quake sampai StarCraft. Mungkin Anda sudah tahu, event PGL CS:GO Minor Championship segera dilangsungkan tidak lama lagi, dan tim favorit kita akan turut bertanding di kejuaraan itu.

PGL CS:GO Minor Championship Asia kali ini diikuti oleh delapan tim internasional – enam telah lolos babak kualifikasi, dan dua merupakan tim undangan. Kabar gembiranya, nama familier turut muncul di daftar peserta: NXL. Para jawara Counter-Strike asuhan kapten Richard Permana itu rencananya akan bertanding melawan tim-tim papan atas dunia; memperebutkan hadiah total US$ 50 ribu.

Kompetisi LAN tersebut akan dilaksanakan di Pinewood Iskandar Studios, berlokasi di Johor Bahru, Malaysia pada tanggal 28 sampai 31 Oktober 2016. PGL CS:GO Minor Championship Asia dibagi dalam dua grup, masing-masing berisi empat tim, mereka bertempur buat memperoleh posisi top 2. Tiap wilayah mempunyai jumlah slot berbeda: China satu slot, Asia Timur satu slot, India dan Timur Tengah satu slot, Oceania satu slot, dan Asia Tenggara dua slot.

Memang belum ada informasi rincian bracket di situs PGLePsports, namun via akun sosial media NXL dan update langsung dari Richard, para veteran Counter-Strike: Global Offensive tanah air ini akan berduel menghadapi satu dari dua tim undangan, yakni Tyloo dari Tiongkok. Tyloo sudah memupuk reputasi sejak generasi Counter-Strike terdahulu, dan belakangan sukses memenangkan tiga kompetisi secara berturut-turut.

Tim NXL mengajak Anda untuk menyaksikan match secara live, bisa diakses lewat channel  Twitch resmi PGL, pada pukul 9:30 pagi, hari Jumat tanggal 28 Oktober. Persaingannya akan sangat ketat karena panitia hanya mengambil tim dengan skor terbaik di satu babak (best of one).

NXL PGL

Di bawah ini ialah daftar lengkap tim peserta PGL CS:GO Minor Championship:

  • Tyloo (China, undangan)
  • LA Renegades (Amerika/Australia, undangan)
  • Vici Gaming (China, lolos kualifikasi)
  • Athletico (Australia, lolos kualifikasi)
  • MVP (Korea Selatan, lolos kualifikasi)
  • MVP Karnal (Malaysia, lolos kualifikasi)
  • Bot (Timur Tengah, lolos kualifikasi)
  • NXL (Indonesia, lolos kualifikasi)

Selain mendapatkan porsi terbanyak dari pool prize senilai US$ 50 ribu, dua tim terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kualifikasi offline event selanjutnya, PGL CS:GO Major.

Update: ada kesalahan penulisan asal tim Bot, sebelumnya tertulis Brazil.

Perangkat Wearable Ini Beri Anda ‘Pandangan 360 Derajat’ dalam Game CS:GO atau LoL

Dalam permainan kompetitif seperti CS:GO atau League of Legends, minimap merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dan berpengaruh besar pada kemenangan. Sayangnya masih ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan, sehingga seringkali pemain mengabaikan minimap dan otomatis kehilangan kesadaran akan posisinya di peta – atau yang gamer kenal dengan istilah map awareness.

Dampak buruknya? Pemain mudah disergap dari belakang atau samping di CS:GO. Contoh lain, komunikasi tim jadi kurang efektif dalam LoL karena pemain tidak mengetahui posisi rekan setimnya yang tengah diserbu oleh tim lawan. Singkat cerita, map awareness tidak kalah pentingnya dari sekadar bakat aiming dan respon cepat.

Masalah ini memicu sebuah startup bernama OmniWear Haptics untuk merancang solusi yang menarik. Bernama OmniWear Arc, perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah neckband yang dikalungkan di leher. Fungsinya adalah memberikan pengguna ‘pandangan 360 derajat’ lewat informasi minimap yang diterjemahkan menjadi getaran.

Menariknya, Arc sama sekali tidak perlu disambungkan ke komputer, dan pengguna juga tidak diminta untuk meng-install software tambahan. Arc bekerja dengan sebuah aplikasi smartphone yang dibekali teknologi computer vision untuk mengolah seluruh informasi yang ditangkap melalui minimap.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut: pasangkan ponsel pada mount yang tersedia dalam paket pembelian, dan arahkan kamera pada minimap. Ketika aplikasi mendeteksi ada musuh di belakang Anda, maka Arc akan menggetarkan sisi belakangnya dengan intensitas dan frekuensi yang beragam, tergantung seberapa dekat letak musuh.

OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics
OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics

Total ada 8 haptic actuator yang tersebar di bodi Arc, memberikan Anda petunjuk posisi musuh maupun objek lainnya dalam minimap sesuai delapan arah mata angin, alias 360 derajat. Dengan cara seperti ini, mata Anda bisa terus tertuju pada apa yang ada di hadapan Anda dan konsentrasi tidak harus buyar akibat harus melirik ke minimap.

Penggunaan smartphone terbilang menarik karena OmniWear sendiri bisa mengembangkan teknologinya tanpa perlu keterlibatan developer game. Sejauh ini baru CS:GO dan LoL saja yang didukung, tapi ke depannya OmniWear menjanjikan gamegame lain seperti misalnya Dota 2 dan lain sebagainya.

Saat ini OmniWear Arc ditawarkan melalui Kickstarter dengan harga early bird $99. Sayangnya OmniWear baru akan menawarkannya ke pasar Amerika Serikat dan Kanada saja.

NXL Beri Update Soal Perjalanan Mereka ke Turnamen di Shanghai

Sebulan telah berlalu sejak kita mendengar kabar mengenai kiprah tim NXL di Zowie Extremesland Asia 2016 yang terhalang kendala pembuatan visa. Jika mengikuti perkembangannya via sosial media mereka, Anda pasti sudah mendengar berita gembira. Para jawara CS:GO ini akhirnya bisa berangkat ke Shanghai untuk mengikuti babak selanjutnya di perhelatan tersebut.

Langsung dari Shanghai, kapten tim sekaligus CEO NXL Richard Permana memberi update soal perjalanan mereka hingga bisa sampai di sana, setelah paspor Albert ‘FrostMisty’ Giovanni tertahan selama berminggu-minggu di kedutaan China terkait ‘masalah keamanan’ acara G20. Richard menyampaikan, jalan keluar dapat mereka peroleh berkat bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan MPR.

Ketika mengetahui masalah ini, tim BenQ selaku penyelenggara turnamen memberikan deadline ke NXL. Nasib baik tampaknya memihak para atlet esport, dan selepas penantian panjang, urusan visa pun beres. Tapi ada problem lain menanti mereka: ujian skripsi Hansel ‘BnTeT’ Ferdinand di UPH bentrok dengan jadwal kepulangan tim. Alhasil, banyak pihak harus dilibatkan demi memperoleh izin reschedule – orang tua, rekan satu grup ujian, kepala jurusan, wakil kepala jurusan, pihak IeSPA sampai BenQ.

NXL baru saja menyelesaikan pertandingan melawan Renegades sebagai perwakilan Amerika-Australia. Sayang sekali tim kesayangan kita ini harus mengakui keunggulan Renegades, setelah sebelumnya berhasil menumbangkan tim Jepang, Rascal Jester.

NXL

Richard sempat bilang bahwa Renegades merupakan lawan berat, tim kelas dunia. Dan selain Renegades, sang team leader NXL menjelaskan ada banyak lawan lain yang sama sekali tidak boleh disepelekan, contohnya tim-tim asal Tiongkok, rival sesama negara Asia Tenggara, serta The Mongolz. Meski sempat terjatuh, fans tak perlu khawatir, NXL masih punya satu kesempatan lagi untuk kembali berjuang – kali ini akan berduel dengan tim EHOME.

Seusai Zowie Extremesland Asia CS:GO 2016, jangan dikira NXL punya banyak waktu untuk bersantai-santai. Yang terjadi malah sebaliknya. Mereka hanya diberi satu setengah minggu buat bersiap-siap menghadapi e-Sports World Championship yang diselenggarakan International e-Sports Federation di Auditorium Ancol, Jakarta.

Kendala-kendala yang belakangan menghambat kiprah NXL di laga internasional memang Richard akui menggangu konsentrasi kawan-kawannya. Salah satu contohnya, mereka sempat kalah dan turun ke posisi lower bracket dalam babak kualifikasi IeSF World Championship. Untung saja NXL bisa membalikkan keadaan.

“Hal ini mungkin mendandai galaunya NXL saat itu, apalagi dengan berbagai situasi yang harus dijalani dan dihadapi bersama-sama,” tutur Richard Permana.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Perjalanan NXL ke Grand Final Extremesland Terancam Gagal Karena Perubahan Aturan Mendadak

Keberhasilan NXL menjuarai kualifikasi Zowie Extremesland Asia CS:GO 2016 memberikan kesempatan bagi jawara eSport lokal ini untuk mewakili Indonesia dalam sesi grand final yang akan dilangsungkan di Shanghai bulan September besok. Sayang sekali, belum lama ini terdengar kabar kurang baik yang mengancam perjalanan NXL menuju laga internasional tersebut.

Lewat sosial media, minggu lalu NXL mengabarkan bahwa dua anggota mereka yakni Albert Gionvanni dan pemain cadangan Steven, kesulitan mendapatkan visa karena permohonan mereka di-cancel. Jika Albert dan Steven tak bisa berangkat, seluruh tim NXL kemungkinan akan gagal tanding di final. Perlu Anda tahu, pembatalan visa berbeda dari penolakan, sebab dengan begitu mereka baru diizinkan terbang di bulan Oktober, saat kompetisi sudah selesai.

Penyebabnya sangat sepele, dan melihat krusialnya event ini bagi NXL, sangat membuat mereka frustasi: visa tertahan karena peraturan baru terkait akan dilaksanakannya pertemuan G20 di Tiongkok bulan September 2016 serta alasan ‘masalah keamanan’. Regulasi tersebut berlaku secara sementara (mulai 10 Agustus sampai G20 rampung), penjabarannya ialah sebagai berikut:

  • Pemohon harus menyertakan paspor lama mereka.
  • Pemohon yang paspornya kosong tidak akan mendapatkan visa.
  • Paspor yang mempunyai visa Arab tidak akan diberi visa Tiongkok.
  • Pemohon yang tidak mempunyai paspor lama tidak akan memperoleh visa.

Peraturan tersebut menjadi kendala bagi dua anggota tim NXL. Albert tidak punya paspor lama karena paspor miliknya sekarang merupakan paspor pertama dan satu-satunya. Sedangkan Steven menggunakan paspor anak-anak dan sama sekali belum mendapatkan visa karena ia memang belum pernah pergi ke luar negeri. Petugas Kedutaan China ‘khawatir’, Steven menyimpan paspor lain.

NXL sudah mencoba memberikan penjelasan pada petugas consulate general, tapi tidak menghasilkan jalan keluar. Probabilitas selanjutnya adalah visa keempat anggota tim akan ditangguhkan dan baru bisa diperoleh di bulan Oktober. Kabar gembiranya, IeSPA mendukung penuh agenda NXL buat berangkat ke final di Shanghai dan telah mengeluarkan surat permohonan pengajuan rekomendasi pada Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga RI.

Tentu saja kita berharap semua masalah ini bisa segera teratasi, memberikan NXL kesempatan untuk bertanding di grand final Extremesland Asia CS:GO 2016.

Ada kabar bahwa perubahan regulasi mendadak karena konferensi G20 juga menyusahkan para pemohon visa beasiswa, dan juga menyebabkan ratusan pabrik di Tiongkok tutup.