Telkomsel Luncurkan MSIGHT, Layanan “Telco Big Data” untuk Bisnis

Bertujuan mendukung transformasi digital bisnis di Indonesia, Telkomsel meluncurkan Mobile Consumer Insight (MSIGHT). Sebagai salah satu operator seluler terbesar berpelanggan 178 juta, Telkomsel mengklaim telah memiliki data komprehensif yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah hingga perusahaan untuk mengembangkan bisnis.

“MSIGHT beroperasi secara business to business (B2B) hadir untuk memberikan nilai tambah bagi lembaga pemerintah dan sektor industri seperti keuangan, transportasi, e-commerce, dan sebagainya,” kata VP Data Insight and Interface Services Development Telkomsel, Mia Melinda.

Nantinya MSIGHT akan menghadirkan sejumlah produk yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi seperti big data, IoT, robotik, artificial intelligence (AI), blockchain, dan lainnya.

“Produk-produk MSIGHT meliputi Risk insight, Mobility Insight, Lifestyle Insight, dan API marketplace; menawarkan berbagai manfaat bagi pelaku usaha mulai untuk marketing communication, business intelligence, maupun risk assessment,” tambah Mia.

Informasi dari platform tersebut bisa juga digunakan untuk melakukan monitoring perubahan jumlah trafik pengunjung, segmentasi konsumen berdasarkan profil tertentu, mengetahui perilaku digital konsumen, pola pergerakan konsumen antar lokasi, dan perilaku konsumen terhadap produk/servis.

Beberapa layanan MSIGHT tahun ini telah dimanfaatkan instansi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk melakukan studi secara lebih efisien dan mendapatkan sudut pandang yang lebih kaya. Aplikasinya diterapkan pada studi dampak makro-ekonomi dari penyelenggaraan Asian Games 2018.

“Informasi big data yang kami peroleh akan dikelola secara anonim, agregat, dan efisien menjadi insight, serta diperbarui secara berkala. Kekuatan Telkomsel dalam menyelenggarakan big data adalah pada basis 178 juta pengguna atau mewakili sebagian besar pengguna data internet di Indonesia,” kata Mia.

Menyelami Lebih Dalam Tentang Data Science Lewat Workshop

Workshop data science menjadi salah satu bagian dari gelaran Finhacks 2018 #DataChallenge. Dilaksanakan di tiga kota, workshop ini bertujuan untuk memperdalam wawasan peserta mengenai data science, sekaligus membuat mereka semakin mantap untuk mengikuti Kompetisi Finhacks 2018 #DataChallenge.

Finhacks 2018 #DataChallenge telah menyelenggarakan workshop di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Konsep dan susunan acara di ketiga kota tersebut sebenarnya dibuat serupa. Namun, karena tema dan narasumber yang dihadirkan beragam, maka tetap dapat dirasakan suasana yang berbeda di setiap kotanya.

Workshop Jakarta

Untuk workshop yang pertama dilaksanakan di Jakarta pada 1 September 2018, tepatnya di The Akmani Hotel. Meski Jakarta sempat diguyur hujan di pagi hari, namun antusiasme para peserta workshop tetap besar, dibuktikan dengan tingkat kehadiran peserta yang tinggi dan memenuhi seluruh kursi yang disediakan panitia.

Narasumber yang hadir dalam workshop di Jakarta adalah Adhitya Bhaswara – Data Scientist BCA, Samuel Chan – Co-Founder Algoritma, dan Djarot Subiantoro – Co-Founder DCI Indonesia. Dimoderatori oleh Wiku Baskoro dari DailySocial.id, tema yang diangkat dalam sesi diskusi panel ini adalah “Data Science Trend Forecasting”.

Adhitya Bhaswara selaku data scientist BCA menjelaskan mengenai tantangan-tantangan yang dialami oleh para data analyst dalam dunia perbankan. Salah satunya adalah masih banyaknya data perusahaan yang berbentuk non-digital, seperti berupa arsip tulisan dalam lembaran kertas yang jumlahnya sangat banyak. Sebagai seorang data scientist, hal seperti ini mungkin akan dihadapi. Karena tidak semua perusahaan, apalagi yang telah lama berdiri, memiliki data digital sejak awal memulai bisnisnya.

Djarot Subianto sebagai co-founder DCI Indonesia lebih banyak menjelaskan mengenai hubungan big data dengan Artificial Intelligence, serta pemanfaatannya saat ini. Sedangkan Samuel Chan berbicara tentang pentingnya pemahaman mengenai pengelolaan data yang baik dalam perusahaan.

Selain diskusi panel, terdapat pula sesi training data science yang dipandu oleh Tiara DwiputriSenior Data Science Instructor Algoritma, selama 3 jam. Dalam training ini, para peserta juga dapat mengikuti materi dan melakukan praktik secara langsung dengan menggunakan laptop yang mereka bawa. Videonya juga dapat kamu lihat di bawah ini:

Workshop Yogyakarta

Workshop kedua diselenggarakan di Hotel Tentrem, Yogyakarta pada 8 September 2018. Animo peserta pada workshop Yogyakarta ini juga sangat tinggi, bahkan panitia sempat menyediakan kursi tambahan. Sebab, jumlah peserta yang hadir lebih banyak daripada peserta yang telah mengkonfirmasi kehadirannya kepada panitia. Namun, acara tetap berjalan lancar tanpa kendala yang berarti.

Adhitya Bhaswara selaku Data Scientist BCA kembali hadir menjadi narasumber di ketiga kota, dengan didampingi Doan SiscusHead of Data Analytics Traveloka dan Marsya Juwita AderizalProduct Marketing Manager Data and AI Microsoft. Moderator untuk sesi diskusi panel ini adalah Randi Eka Yonida dari DailySocial.id, dengan tema “Why Effective Data Science Needs Customer-Centric Mindset”. Sedangkan, sesi training dipandu oleh Ajeng Prastiwi – Junior Data Science Instructor Algoritma.

Marsya Aderizal dari Microsoft menjelaskan mengenai transformasi bisnis konvensional menggunakan teknologi berbasis data (data driven technology). Dengan pemanfaatan data driven technology dalam bisnis, maka perusahaan akan lebih mudah mendapatkan insight mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk mengembangkan bisnis.

Doan Siscus dari Traveloka membagikan pengalamannya selama bekerja menjadi seorang data advocator. Data scientist tidak hanya bertugas mengolah dan menganalisis data, tetapi juga harus memikirkan bagaimana hasil pengolahan data tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan produk yang bermanfaat, diperlukan, dan disukai oleh para pengguna.

Workshop Bandung

Workshop Finhacks 2018 #DataChallenge yang terakhir dilaksanakan di Mercure Bandung City Centre pada 15 September lalu. Jumlah peserta yang hadir tidak kalah tinggi dengan kota-kota lainnya. Selain Adhitya Bhaswara dari BCA, narasumber yang hadir di Workshop Bandung adalah Dinda PurnamasariSenior Researcher Tirto.id dan Ismail FahmiFounder Media Kernels Indonesia.

Dinda Purnamasari dari Tirto.id menjelaskan mengenai pemanfaatan data dalam bisnis media, untuk menyampaikan informasi yang lebih akurat dan mendalam. Tirto.id sebagai media jurnalisme berbasis data menjadi contoh kasus yang dibahas dalam presentasinya. Ia juga menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi oleh jurnalisme berbasis data.

Ismail Fahmi, founder Media Kernels Indonesia juga membagikan kisahnya dalam mengembangkan Drone Emprit. Konsep dasarnya adalah membaca pola (pattern) dengan data science, Drone Emprit telah berkontribusi membantu pemerintah, khususnya Kemenkominfo untuk menganalisis lalu lintas data, serta mengurangi penyebaran pornografi, judi online, dan berita hoaks.

Diskusi panel yang dimoderatori oleh Wiku Baskoro dari DailySocial.id juga berlangsung seru. Lewat tema “Data as a Cornerstone of Business Sustainability” sesi ini memancing banyak pertanyaan dari para peserta. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi training yang dibawakan langsung oleh Samuel Chan selaku Co-Founder Algoritma.

Armand Hartono, Wakil Presiden Direktur BCA yang juga hadir dalam workshop Jakarta dan Yogyakarta mengatakan,”Saat ini pengolahan data menjadi hal yang sangat penting bagi bisnis. Makanya, di tahun ini BCA mengangkat data challenge sebagai tema utama Finhacks 2018. KIta yakin bahwa Indonesia juga memiliki data scientist berkualitas. Ayo buat negara lain terpana kepada kita dan jadikan Indonesia terbaik di bidang data.”

Para peserta yang mengikuti workshop juga merasa mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan baru mengenai data science lewat diskusi panel dan training yang diberikan. Selain memperdalam pemahaman teknis mengenai Kompetisi, mereka juga menjadi semakin yakin dalam menentukan pilihan kategori yang akan dipilih, yaitu antara Credit Scoring, Fraud Detection, dan ATM Cash Optimization.

Nah, bagi kamu yang telah mendaftar menjadi peserta Kompetisi Finhacks 2018 #DataChallenge dan telah lulus online pre-assessment test, apalagi buat yang juga telah mengikuti workshop, yuk segera submit model machine learning dari dataset yang telah diberikan.

Batas waktunya tinggal sebentar lagi, loh. Yaitu sampai tanggal 13 Oktober nanti. Jangan sampai kelewatan dan ketinggalan. Ingat, ada hadiah senilai total Rp 480 juta menanti kamu! Ayo kerjakan dan submit model machine learning-nya sekarang juga!

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial untuk rangkaian acara Finhacks 2018 #DataChallenge yang didukung oleh BCA

Google Luncurkan Mesin Pencari Baru untuk Jurnalis dan Peneliti

Google sudah jadi pelopor sumber informasi di dunia maya bagi komunitas pengguna komersil, hampir di seluruh dunia. Beberapa mesin pencari baru yang bermunculan tak banyak berdampak terhadap nama besar Google. Setelah sukses jadi penguasa pasar di sektor komersil, Google mengalihkan bidikannya ke ceruk komunitas cerdas yang mengedepankan data ilmiah lewat mesin pencari baru yang menyuguhkan kumpulan datasets.

Dinamai Dataset Search, mesin pencari ini menjadi pionir sekaligus wujud kekhawatiran Google akan luasnya cakupan data yang tersedia di mesin pencari, namun sebagian besar terfragmentasi dan tidak tercover dengan baik. Jurnalis, peneliti, perusahaan dan siapapun yang membutuhkan data seolah tak punya referensi di mana mereka dapat menemukan data yang dicari. Hasil pencarian Google Search memberikan temuan yang terlalu luas, tak terfokus dan cenderung berasal dari sumber yang tidak otentik.

Dataset Search menyediakan akses mudah ke kumpulan dataset yang “berserakan” di web, mencakup ilmu lingkungan, sosial, data pemerintah dan organisasi berita seperti ProPublica. Data dapat berasal dari banyak sumber, namun terfokus pada situs publisher, pustaka digital dan web pribadi penulis yang berreputasi baik. Tetapi tidak semua web dapat dibaca sebagai dataset, hanya mereka yang telah menerapkan skema markup yang diluncurkan oleh Google pada bulan Juli lalu.

Organisasi yang menerbitkan datanya secara online diharuskan menyertakan tags metadata di dalamnya yang menjabarkan data tersebut termasuk penulisnya. Laman ini akan diindeks oleh mesin pencari Google dan dikombinasikan dengan informasi dari Knowledge Graph.

Ke depan, ketika lebih banyak penerbit yang mulai menggunakan markah skema baru tersebut, maka cakupan data yang dapat diletakkan ke dalam hasil pencarian Dataset Search juga akan semakin luas.

Dataset Search dikonfirmasi dapat bekerja dalam berbagai bahasa. Dan sejumlah bahasa lain akan terus ditambahkan seiring pengembangannya di masa mendatang.

Sumber berita Google dan gambar header ilustrasi interface web Dataset Search.

Finhacks 2018 #DataChallenge Sambangi 3 Kota di Indonesia

Gelaran Finhacks 2018 #DataChallenge telah dimulai sejak 8 Agustus 2018 lalu. Ajang kompetisi ini hadir bagi kamu, para data science enthusiast, untuk menciptakan solusi inovatif dalam menjawab permasalahan dunia perbankan lewat perspektif data science. Selain menjadi bagian dari ekosistem data science di Indonesia, kamu juga berkesempatan meraih hadiah senilai total Rp 480 juta.

Finhacks 2018 #DataChallenge merupakan wujud nyata dari komitmen PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) untuk mendorong kemajuan dan pertumbuhan data science di Indonesia. Dalam kompetisi ini, para data science enthusiast ditantang untuk mengembangkan model machine learning, yang dapat menghadirkan solusi bagi tiga masalah perbankan yang diangkat, yaitu Credit Scoring, Fraud Detection, dan ATM Cash Optimization.

 

 

Kompetisi Finhacks 2018 #DataChallenge terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia. Baik dari kalangan data scientist, IT developer, mahasiswa IT, hingga startup di Indonesia. Namun, kesempatan ini juga terbuka buat kamu yang masih awam dengan dunia data science, lho! Untuk membekali diri sebelum mengikuti kompetisi, kamu bisa mengikuti Workshop Data Science terlebih dahulu.

Workshop Data Science merupakan bagian dari rangkaian acara Finhacks 2018 #DataChallenge yang akan diselenggarakan di tiga kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Dalam Workshop ini, kamu bisa menyaksikan talkshow dan diskusi panel mengenai data science yang akan disampaikan oleh para praktisi ahli dan data scientist professional.

Berikut jadwal dan tema Workshop Finhacks #DataChallenge yang bisa kamu ikuti.

  • Workshop Jakarta: “Data Science Trend Forecasting
    1 September 2018, The Akmani Hotel Jakarta
  • Workshop Yogyakarta: “Why Effective Data Science Needs Customer- Centric Mindset
    8 September 2018, Hotel Tentrem Yogyakarta
  • Workshop Bandung: “Data as a Cornerstone of Business Sustainability
    15 September 2018, Mercure Bandung City Centre

Dalam acara Workshop Finhacks #DataChallenge, diadakan pula sesi training dan praktik secara langsung yang akan diberikan oleh tim dari Algoritma. Para peserta diwajibkan membawa laptop sendiri untuk dapat mengikuti sesi training ini, agar lebih mudah dalam mengikuti materi yang diberikan. Untuk mengikuti Workshop Finhacks 2018 #DataChallenge, kamu bisa mendaftarkan diri secara online lewat url berikut ini: https://finhacks.id/index/event

Dengan memperdalam pengetahuan dan wawasan lewat Workshop Data Science ini, kamu akan mendapatkan bekal yang cukup dan menambah kepercayaan diri kamu untuk mengikuti kompetisi Finhacks 2018 #DataChallenge. Kesempatan kamu pun terbuka lebar untuk meraih hadiah senilai total Rp 480 juta. Yuk daftarkan diri kamu sekarang juga!

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial untuk rangkaian acara Finhacks 2018 #DataChallenge yang didukung oleh BCA.

Ambil Kesempatanmu untuk Jadi Data Scientist!

Big data saat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari bisnis berbasis teknologi. Apalagi bagi perusahaan-perusahaan besar di bidang perbankan, telekomunikasi, marketplace, dan sebagainya yang memiliki lalu lintas data sangat tinggi. Besarnya jumlah dan ukuran data yang masuk dalam sistem jaringan ini tentu membutuhkan penanganan khusus. Di sinilah dibutuhkannya peran penting para tenaga ahli di bidang data science.

Data scientist sedang marak diperbincangkan sebagai profesi yang menjanjikan dengan besaran penghasilan sangat tinggi. Bahkan, dalam majalah Harvard Business Review edisi Oktober 2012, Thomas H. Davenport dan DJ Patil mengatakan bahwa profesi data scientist merupakan “The Sexiest Job of the 21st Century” alias pekerjaan paling seksi di abad ke-21.

Peran data scientist memang sangat penting. Para data scientist harus mengolah, mengorganisir, serta menganalisis data dalam jumlah dan ukuran yang sangat besar tersebut dengan cermat. Mereka juga perlu memvisualisasikan hasil analisisnya dalam bentuk grafik agar lebih mudah dimengerti.

Lebih dari itu, lewat kesimpulan analisis yang dihasilkan, para data scientist diharapkan dapat memberikan saran terbaik mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan perusahaan.

Gelaran Finhacks 2018 #DataChallenge

Namun dengan kebutuhan yang tinggi tersebut, jumlah data scientist di Indonesia masih belum mencukupi. Hal inilah yang mendorong PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) untuk menggelar Finhacks 2018 #DataChallenge, didukung oleh DailySocial.id dan Algoritma dalam penyelenggaraannya.

Gelaran ini sekaligus memperlihatkan komitmen BCA untuk meningkatkan perkembangan data science sekaligus juga pertumbuhan data scientist di Indonesia. Hal tersebut dimungkinkan mengingat Finhacks 2018 #DataChallenge menjadi sebuah ajang kompetisi yang memberikan kesempatan bagi para talenta muda di bidang data science untuk membuktikan diri dengan menciptakan terobosan di bidang machine learning data. Dampak positif lainnya, gelaran ini sekaligus juga mendorong peningkatan kualitas ekosistem data science di Indonesia.

Para peserta Finhacks 2018 #DataChallenge akan ditantang untuk mengembangkan model dari dataset yang diberikan. Model tersebut harus mampu memberikan solusi inovatif bagi tiga permasalahan dunia perbankan yang diangkat, yaitu Credit Scoring, Fraud Detection, dan ATM Cash Optimization. Semua tantangan dapat diikuti dan dikerjakan secara online lewat website resmi https://finhacks.id/.

Raih Hadiah Senilai Total Rp 480 Juta

Penyelenggara akan memilih 15 finalis dengan model terbaik yang akan mempresentasikan hasil karyanya dalam babak Demo Day di Jakarta. Terdapat hadiah uang tunai yang disediakan bagi para pemenang Finhacks 2018 #DataChallenge senilai total Rp 480 juta. Jadi, tunggu apa lagi? Bagi kamu yang berminat mengikuti ajang ini langsung saja mendaftar secara online lewat website resmi https://finhacks.id/.

Selain itu, bagi kamu yang tertarik untuk memperluas wawasan mengenai data science, akan dilaksanakan pula roadshow dan workshop Finhacks 2018 #DataChallenge di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Pendaftaran untuk acara ini juga dapat dilakukan secara online lewat website resmi https://finhacks.id/.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial untuk rangkaian acara Finhacks 2018 #DataChallenge yang didukung oleh BCA.

Data Merupakan Mata Uang Baru, Benarkah?

Data merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia. Tidak hanya sekedar dari segi bisnis dan komersial, tetapi dapat dikatakan bahwa segala hal adalah data. Bahkan, kita sebagai manusia pun merupakan akumulasi data yang tersusun sedemikian rupa dan disebut DNA. Semua hal yang kita lakukan, serta segala bentuk interaksi kita dengan berbagai aspek kehidupan sangat erat kaitannya dengan data. Segala kegiatan yang kita lakukan menghasilkan informasi yang dapat dianalisis, diproses, dan digunakan untuk berbagai keperluan.

Karena cakupannya yang begitu luas, maka data yang tersedia pun sangatlah banyak jumlahnya. Namun, data sebanyak itu hanyalah merupakan barang mentah, layaknya sebongkah batuan emas yang belum memiliki nilai sebelum dijadikan perhiasan. Untuk itulah diperlukan tenaga ahli dalam bidang pengolahan data yang lebih dikenal sebagai ilmuwan data alias data scientist.

 

Data Science dalam Bisnis Perbankan

Data scientist memiliki peran yang penting dalam proses bisnis, sebab diperlukan keahlian khusus dalam menjalankannya. Proses pengolahan data mengubah sejumlah besar data yang acak dan tidak terstruktur, sehingga menjadi informasi lengkap serta sistematis dan dibutuhkan untuk kebutuhan analisis yang spesifik. Informasi yang telah diolah inilah yang memiliki nilai tinggi dan dapat digunakan. Sehingga seperti layaknya emas murni, data akan mampu menjadi mata uang baru di masa depan.

Salah satu bidang yang memanfaatkan pengolahan data adalah perbankan. Dunia perbankan saat ini mulai beralih dari metode konvensional menjadi digital banking atau perbankan digital. Mulai dari penggunaan aplikasi smartphone, asisten virtual / chatbot, dan berbagai fitur yang mempermudah nasabah dalam melakukan berbagai transaksi dan aktivitas perbankan lainnya.

Bentuk pemanfaatan pengolahan data dalam sektor perbankan juga cukup beragam. Mulai dari pendeteksi fraud, risk modeling, serta analisis pertumbuhan bank, baik secara real-time maupun analisis prediktif. Selain itu, terdapat pula pemanfaatan data yang lebih berorientasi kepada nasabah. Misalnya pengelolaan data nasabah, pembagian segmentasi nasabah, serta layanan dukungan nasabah (customer support).

 

Finhacks 2018 #DataChallenge

BCA sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia juga memahami pentingnya pemanfaatan data dalam bidang perbankan. Sebagai bentuk komitmen untuk memajukan dunia pengolahan data di tanah air, khususnya di sektor perbankan, BCA akan menyelenggarakan Finhacks 2018 #DataChallenge. Dalam ajang ini, kalian akan ditantang untuk mengembangkan solusi perbankan dengan memanfaatkan pengolahan data.

Buat kalian yang mau belajar dan memperluas wawasan kalian tentang data science, ada juga roadshow dan workshop di tiga kota yang menjadi bagian dari rangkaian acara Finhacks 2018 #DataChallenge. Lewat ajang ini, BCA berusaha mengajak generasi muda untuk dapat terlibat dalam kemajuan teknologi pengolahan data dalam perbankan, dan menjadi data scientist yang profesional. Sebab, pengolahan data dan pemanfaatan hasilnya akan menjadi kunci penting dalam kemajuan perbankan digital di masa depan.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial untuk rangkaian acara Finhacks 2018 #DataChallenge yang didukung oleh BCA.

Cara Membatasi Penggunaan Data Internet oleh Aplikasi di Perangkat Android

Sebelum ini, saya sudah beberapa kali membahas topik serupa menggunakan cara yang berbeda-beda, seperti di artikel ini dan ini. Tapi, saya yakin tidak semua orang cocok dengan dua cara tersebut, sehingga saya ingin sekali lagi membahas topik serupa tapi kali ini menggunakan aplikasi yang berbeda.

Adapun aplikasi yang saya pilih adalah DataEye buatan LotusFlare Inc yang cukup populer di Play Store. Alasan saya memilih DataEye, karena aplikasi ini menawarkan fitur yang cukup baik, lengkap dan mudah digunakan. Berdasarkan pengalaman menggunakan DataEye selama dua minggu, kinerjanya untuk memblokir penggunaan data oleh aplikasi ataupun sistem sangat bisa diandalkan. Di tutorial ini, saya ingin membagikan cara pakai DataEye untuk Anda yang juga ingin menghemat kuota internet Anda.

  • Unduh dan install dulu aplikasinya dari Play Store, kemudian jalankan.
  • Tap Continue untuk menuju ke interface utama DataEye.

Cara Hemat Kuota Data Smartphone Android dengan Aplikasi DataEye

 

  • Seperti inilah tampilan terdepan DataEye.
  • Untuk mengaktifkan fungsi utamanya, pertama kali ubah posisi tombol ke ON.

Cara Hemat Kuota Smartphone Android dengan Aplikasi DataEye

 

  • Sebelum bisa bekerja, DataEye membutuhkan izin akses ke Apps with Usage Access, ikuti prosedurnya dan ubah posisi DataEye ke posisi On.

Cara Hemat Kuota Data dan Baterai Smartphone Android dengan Aplikasi DataEye

 

  • Satu tahapan lain yang dibutuhkan akses VPN, dan biasanya DataEye akan meminta Anda untuk menuntaskan langkah ini terlebih dahulu. Tak perlu bingung, semua diakses dari aplikasi DataEye dan semestinya Anda tak akan menemukan banyak kesulitan.
  • Setelah semua prosedur awal tuntas, sekarang tap menu Control dan di sana akan tersaji daftar aplikasi unduhan dan bawaan. Aplikasi yang boleh menggunakan data internet ditandai dengan tombol berwarna hijau, sedangkan yang dicekal berwarna abu-abu.
  • Anda dapat membuka dan memblokir aplikasi sesuka hati, dan pastikan Anda hanya mencekal aplikasi yang jarang sekali digunakan.

Cara Hemat Data internet dan Baterai Smartphone Android dengan Aplikasi DataEye

  • Di menu utama, Anda dapat mengatur beberapa hal tambahan misalnya auto start dan juga aksi cepat mencekal atau membuka blokir semua aplikasi.

Cara Hemat Internet Data dan Baterai Smartphone Android dengan Aplikasi DataEye

Tapi, ada beberapa hal yang juga perlu Anda ketahui tentang aplikasi DataEye ini.

  • DataEye tidak bisa bekerja dengan normal apabila Anda mengaktifkan fitur hotspot atau tethering.
  • DataEye akan memblokir notifikasi dari aplikasi yang dicekal, jadi pastikan Anda tidak memblokir aplikasi-aplikasi pesan instan misalnya WhatsApp, BBM, Email, atau WeChat.
  • Jangan pula memblokir aplikasi Google Play dan Google Play Game, karena akan membuat game dan aplikasi gagal diunduh, diupdate dan berjalan secara normal.
  • Perhatikan juga, jika suatu hari Anda gagal mengunduh sesuatu dari browser, periksa kembali, jangan-jangan Anda juga memblokir fungsi unduhan default smartphone. Kalau ternyata Anda kebingungan, coba saja non-aktifkan dulu Dataeye dan ulangi kembali.
Application Information Will Show Up Here

Melatih Kemampuan Prediksi Karyawan ala Twitch

Kegiatan analisis dan prediksi dewasa ini banyak terbantu dengan teknologi. Berbagai jenis layanan disuguhkan untuk membantu proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data agar mudah dibaca dan dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Namun di samping itu semua prediksi adalah sebuah hal yang komplit. Selain data, prediksi juga mengandalkan dan mempertimbangkan hal-hal yang lain. Seperti yang dilakukan oleh Twitch. Dalam sebuah tulisan diangkat bagaimana para karyawan Twitch dilatih untuk meningkatkan kualitas prediksi.

Prediksi yang baik adalah prediksi yang memiliki landasan. Dalam perusahaan landasan untuk memprediksi adalah data dan rekam jejak. Untuk mendapatkan kualitas prediksi data yang didapat pun harus akurat, setidaknya memiliki data yang lengkap. Budaya prediksi juga harus mulai dikembangkan oleh semua yang terlibat di dalam tim.

Seperti yang dilakukan Twitch misalnya, mereka percaya prediksi yang baik adalah berdasarkan angka-angka. Karena dengan angka-angka mereka dapat membantu para manajer memahami dan angka juga dapat memperjelas keputusan dan membantu tim untuk mengkomunikasikan prioritas yang mereka kerjakan.

Disampaikan Data Scientist Twitch Danny Hernandez pihaknya melakukan pelatihan prediksi untuk hampir semua elemen yang ada di tim. Sekarang posisi seperti product manager, engineers, researchers, business development hingga designer mendapat kesempatan untuk bisa memprediksi lebih baik dengan diadakannya pelatihan dan diberikan kesempatan.

Pertama mereka memberi pelatihan bukan untuk memprediksi masa depan tapi dengan memperkirakan metrik yang sebelumnya. Karena bagi pihak Twitch memahami angka bukan hanya memahami bisnis tetapi juga membantu karyawan untuk memperkirakan rata-rata penonton yang didapat, pertumbuhan penonton dari tahun ke tahun, atau berapa persen yang menonton melalui mobile.

Dari penuturan Danny pihaknya mempertajam perkiraan dengan memberikan interval, yang artinya mereka dapat mengukur perkiraan tertinggi dan terendah. Seperti memberikan interval tertinggi di angka 80% dan terendah di angka 20%.

Selanjutnya setelah semua karyawan memberikan perkiraan mereka dengan interval masing-masing, Twitch menyajikan jawaban yang benar sehingga karyawan mendapatkan umpan balik untuk menyesuaikan perkiraan mereka. Hal ini juga bisa menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah karyawan terlalu percaya diri atau kurang percaya diri. Model seperti ini juga bisa mendapatkan wawasan mengenai prioritas yang dimiliki masing-masing karyawan.

pendekatan Twitch pun banyak menemui kendala. Ada tiga kendala yang disebutkan Danny, pertama skeptisme mengenai perkiraan tidak akan ampuh dan prediksi tidak akan akurat, karyawan takut perkiraan dan prediksi mereka disalah artikan oleh manajer dan keyakinan bahwa tidak ada data atau bukti yang cukup untuk membuat prediksi. Perkiraan dan prediksi memang harus diasah dan dilatih karena dalam perkembangannya startup membutuhkan kemampuan prediksi yang cukup baik ditunjang dengan data-data dan insting yang kuat.

Empat Keuntungan UKM Memanfaatkan Teknologi Komputasi Awan

Makin besarnya penggunaan teknologi komputasi awan (cloud computing) secara global saat ini ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku UKM di Indonesia. Menurut informasi dari Worldwide Semiannual Public Cloud Services Spending Guide yang dipublikasikan International Data Corporation (IDC), belanja dunia untuk layanan public cloud diperkirakan akan mencapai 204 miliar poundsterling pada tahun 2021.

Sementara Tahun 2017, pengeluaran tersebut akan mencapai 98 miliar poundsterling, dengan peningkatan sebesar 25% dari pengeluaran di tahun 2016. Ke depannya sekitar 47% perusahaan berencana untuk memindahkan sistem ERP mereka ke cloud selama lima tahun ke depan.

Di Indonesia sendiri perusahaan besar hingga startup sudah makin banyak memanfaatkan teknologi komputasi awan. Diperkirakan Indonesia sebagai salah satu pusat kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN di masa depan.

Salah satu perusahaan raksasa yang mulai fokus mengembangkan teknologi cloud di Indonesia adalah Google, yang baru-baru ini menggelar Cloud Summit dan berencana untuk membangun jaringan serat optik “Indigo”.

Artikel berikut akan mengupas 4 hal positif yang bisa dinikmati oleh pelaku UKM jika mulai menggunakan teknologi komputasi awan.

Menyimpan data paling dasar (backup)

Saat ini data merupakan faktor faktor paling penting dalam bisnis. Selain berfungsi untuk mendapatkan informasi terkini, data juga merupakan source yang paling akurat untuk melihat, mencermati consumer behaviour dalam suatu bisnis. Teknologi komputasi awan bisa menyimpan data paling dasar yang dimiliki oleh bisnis, menjadikan data Anda tersimpan aman.

Perlindungan data

Ketika data sudah disimpan dalam cloud, secara otomatis data tersebut akan dijaga memanfaatkan teknologi yang akan selalu diperbarui agar terhindar dari kegiatan seperti hacking, bocor dan lainnya. Hal tersebut juga berlaku untuk perangkat mobile yang secara otomatis akan terhubung secara real time.

Skalabilitas penyimpanan data

Memanfaatkan cloud artinya memungkinkan data yang ada untuk di integrasi dan mempercepat proses skalabilitas. Gunakan juga tools analytic yang bisa membantu proses tersebut lebih cerdas. Pilih tools yang tepat, sesuai dengan budget untuk membantu bisnis mengolah data tersebut.

Berdaptasi dengan teknologi informasi

Agar sistem bisa bekerja dengan baik manfaatkan semua pendukung bisnis Anda menjadi digital. Mulai dari email untuk bisnis, data perusahaan dan pendukung lainnya. Dengan melakukan proses tersebut, bisnis bisa beradaptasi terhadap perubahan teknologi dan bisa mengamankan data perusahaan dari “ancaman”.