Pinhome Luncurkan iVestment, Permodalan untuk Pengembang Properti

Setelah sebelumnya merilis program cicil rumah, platform marketplace jual-beli-sewa properti Pinhome meluncurkan “iVestment”. Ini adalah sebuah program untuk memfasilitasi penanaman modal bagi pengembang perumahan. Selain modal usaha, developer akan mendapatkan dukungan pemasaran melalui aplikasi Pinhome, serta dukungan teknologi untuk mendukung pelaku usaha properti mengembangkan proyek perumahan mulai dari tahap mana pun.

Menggunakan modal dari Pinhome

Terkait dukungan teknologi, iVestment Pinhome akan membantu proses penjualan rumah, transaksi, biaya booking fee, dan lainnya. Selain itu, Pinhome telah bekerja sama dengan 15.000+ agen properti, agensi properti, mitra perbankan, dan tim pemasaran yang berpengalaman untuk memberikan dukungan penuh kepada proyek perumahan yang terdaftar di iVestment.

Perwakilan perusahaan mengungkapkan, untuk modal pembiayaan tersebut saat ini sepenuhnya datang dari Pinhome. Dengan memastikan prosesnya sesesuai dengan regulasi yang ada.

Pinhome mencatat tantangan yang ditemukan di lapangan saat ini. Salah satunya terkait tren kenaikan harga bahan bangunan dan tuntutan pembeli properti yang menginginkan rumahnya sudah siap huni/fully furnished. Dari sana banyak pengembang properti membutuhkan tambahan dana untuk mengakselerasi pembangunan proyeknya.

“Dukungan modal akan membuka potensi proyek-proyek untuk dikembangkan, di mana pengembang dapat berbagi risiko dengan Pinhome sebagai investor. Selain berbagi risiko, dukungan investasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pengembang, serta meningkatkan atau memperbaiki kualitas proyek-proyek hunian di Indonesia,” kata Head of Business Development Investment Pinhome Alfian Renata.

Hingga saat ini, Pinhome sudah menawarkan lebih dari 600 ribu pilihan properti dengan sekitar 25 ribu penyedia jasa yang tersebar di 100 kota. Selain itu, perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 20 bank dan multifinance di Indonesia untuk memberikan ragam penawaran dan pembiayaan bagi calon pembeli.

Dalam kurun waktu dua tahun, Pinhome mengklaim berhasil mencetak nilai transaksi triliunan Rupiah, sepertiga dari transaksi properti ini paling banyak berada di bawah 300 juta Rupiah.

Luncurkan layanan baru di Pinhome Home Service

Dikarenakan tingginya permintaan pasar terhadap jasa deep cleaning dan hair & nail care, Pinhome secara resmi meluncurkan kedua jasa tersebut kepada masyarakat, melalui salah satu sub-bisnis miliknya Pinhome Home Service (PHS). Untuk sementara, dua jasa tersebut baru tersedia untuk wilayah DKI Jakarta, kecuali kabupaten administrasi Kepulauan Seribu.

Harga yang dikenakan kepada pelanggan, untuk jasa deep cleaning mulai dari
Rp50 ribu dan untuk jasa hair & nail care mulai dari Rp85 ribu. Hingga kini, PHS telah memiliki delapan jasa unggulan yakni home cleaning, cuci mobil, cuci AC, perbaikan AC, massage, hingga disinfektan fogging. PHS sendiri telah melayani pelanggan di lebih dari 34 kota di Indonesia dan akan terus memperluas area cakupannya.

Didirikan oleh Dayu Dara Permata yang dulu sempat mengembangkan layanan spin-off dari Gojek yaitu Go-Life, sebelumnya Pinhome juga telah menyematkan layanan jasa mereka di aplikasi Gojek. Namun saat ini perusahaan mulai mengembangkan layanan tersebut didalam platform.

“Visi kami di Pinhome Home Service adalah untuk menjadi one-stop shop untuk segala kebutuhan dan kenyamanan yang dibutuhkan di rumah setiap penduduk Indonesia. Dengan meluncurnya dua layanan terbaru ini, saya berharap semakin banyak lagi orang yang mencoba mempermudah hidup mereka dengan layanan Home Service dari Pinhome,” terang Sugih.

Application Information Will Show Up Here

Pinhome Dikabarkan Kantongi Pendanaan Seri B 719 Miliar Rupiah

Platform proptech Pinhome dikabarkan telah mengantongi pendanaan seri B senilai $50 juta atau setara 719 miliar Rupiah. Dari data yang disetorkan ke regulator, beberapa investor yang terlibat meliputi Goodwater Capital, Intudo Ventures, Ribbit Capital, Eurazeo Smart City, Insignia Ventures Partners, Watiga Trust, Global Founders Capital, dan sejumlah lainnya.

DailySocial.id mencoba untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait, namun mereka enggan untuk menjelaskan lebih lanjut terkait dengan pendanaan ini. Menurut juru bicara Pinhome yang diwakilkan oleh Head of Marketing & PR Pinhome Dani, mereka belum dapat memberikan komentar apapun terkait dengan pendanaan maupun investor.

“Fokus Pinhome saat ini untuk meningkatkan layanan serta pengalaman konsumen saat melakukan transaksi properti maupun layanan rumah tangga, sehingga dapat meningkatkan new user serta monthly active user di aplikasi dan situs kami.”

Tahun 2021 lalu Pinhome telah mendapatkan pendanaan seri A yang dipimpin oleh Ribbit Capital dengan nilai investasi sebesar $25,5 juta atau setara 369,3 miliar Rupiah. Beberapa investor lain juga turut andil dalam pendanaan Pinhome, di antaranya Goodwater Capital, Insignia Ventures Partners, dan Global Founder Capital selaku unit investasi milik Rocket Internet.

Sebelumnya Pinhome juga telah melakukan penggalangan dana awal. Investor yang terlibat di antaranya adalah Insignia Ventures dan Global Founders Capital. Dari keseluruhan pendanaan yang berhasil dibukukan, diperkirakan valuasi Pinhome saat ini sudah mencapai $225 juta dan masuk ke jajaran Centaur.

Didirikan oleh CEO Dayu Dara Permata dan CTO Ahmed Aljunied sejak tahun 2020, Pinhome hadir dengan tujuan memfasilitasi transaksi properti agar lebih mudah, cepat, dan transparan dengan bantuan teknologi.

Dalam sebuah kesempatan wawancara Dara menjelaskan, “Pinhome sangat berbeda, kami adalah sebuah platform online yang memfasilitasi interaksi antara pemilik, pembeli, dan agen properti. Sebagai pemilik properti akan sangat dimudahkan karena ke depannya kami akan memiliki akses ke ratusan ribu agen yang siap membantu memasarkan propertinya.”

Dilengkapi fitur unggulan

Sempat melakukan integrasi dengan Gojek, saat ini Pinhome mengklaim telah dibekali dengan sederet keunggulan, salah satunya panduan membeli properti. Pengguna akan dipandu dalam menentukan budget dan properti ideal, opsi pembayaran, mengontak agen, melakukan kunjungan properti, menentukan estimasi harga, panduan KPR, memulai transaksi, menyiapkan dokumen penting, hingga proses serah terima semua dalam satu aplikasi.

Menurut survei internal Pinhome, KPR masih menjadi primadona generasi muda dalam membeli rumah idaman. Sebanyak 78% memiliki metode KPR bank, 12% memilih metode uang tunai (cash keras, cash bertahap), dan 9% menggunakan KPR multifinance. Saking pentingnya program KPR bagi pemilik rumah, Pinhome juga membuka kesempatan untuk KPR refinancing.

Saat ini, Pinhome telah bermitra dengan 50 lembaga keuangan, mulai dari bank dan multifinance yang dapat dipilih konsumen.

Application Information Will Show Up Here

Pinhome Hadirkan Layanan Pembiayaan Properti untuk Masyarakat Berpenghasilan Tidak Tetap

Kebutuhan akan hunian tetap selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Banyak orang yang sudah memiliki gambaran akan rumah impian mereka di masa depan. Namun, harga rumah yang kian melonjak setiap tahunnya membuat sebagian masyarakat bingung memilih apakah harus menyewa atau mulai mencicil rumah baru.

Pada tahun 2020, BPS menyebutkan bahwa lebih dari 71 juta penduduk berpenghasilan rendah di Indonesia, 15% di antaranya atau sekitar 11 juta jiwa belum memiliki rumah layak huni. Salah satu hambatan utama yang dihadapi para calon pembeli adalah uang muka (down payment) yang mahal yang biasanya mencapai minimal 15-20% dari harga total rumah.

Melihat fakta yang terjadi pada masyarakat, platform marketplace jual-beli-sewa properti (proptech) Pinhome memperkenalkan solusi teranyar yaitu program cicil rumah khusus untuk memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat berpenghasilan tidak tetap (Non-fixed Income/NFI) untuk memiliki rumah impian mereka dengan tagline #CicilDiPinhome.

“Kami berharap dengan adanya program ini, semakin banyak orang bisa mendapatkan rumah impian mereka menuju penghidupan yang lebih baik.” jelas Founder & CEO Pinhome Dayu Dara Permata.

Cara mendapat fasilitas cicilan di Pinhome

Berbekal visi utama untuk memberikan akses yang lebih mudah ke industri properti untuk meningkatkan penghidupan dan inklusi finansial untuk masyarakat Indonesia, program #CicilDiPinhome ini dapat dinikmati lewat empat langkah mudah.

Pertama, konsumen menentukan rumah idaman yang ingin dimiliki, dan Pinhome akan melakukan inspeksi terhadap legalitas rumah tersebut. Langkah kedua adalah konsumen mengirimkan dokumen persyaratan seperti KTP, NPWP, bukti penghasilan, dan membayar first payment yang bersifat refundable. Terakhir, konsumen sudah bisa menempati rumah pilihan mereka dan membayar cicilan tiap bulannya sampai lunas.

Beberapa proposisi nilai juga ditawarkan termasuk dengan tanpa mengharuskan proses checking dari BI ataupun Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), yang membuat program ini terbuka untuk mereka yang memiliki pendapatan tidak tetap. Selain itu, Program #CicilDiPinhome ini tidak mengharuskan lampiran profil pendapatan serta menawarkan cicilan yang fleksibel sampai 50%.

Chief Commercial Officer Pinhome Muhammad Hanif juga mengungkapkan, “Kami juga melihat adanya sebagian konsumen yang sebenarnya sudah memiliki penghasilan yang mencukupi, namun belum bisa masuk kriteria KPR perbankan karena pendapatannya yang tidak tetap. Di #CicilDiPinhome kami berusaha menyederhanakan dokumen yang diperlukan calon pembeli, sambil tetap menjaga keamanan transaksi karena semua rumah tapak yang masuk program ini dapat dipantau melalui website Pinhome.”

Kerja sama dengan SMF

Dalam memberikan layanan ini, Pinhome bekerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) yang merupakan BUMN di bawah Kementerian Keuangan yang khusus didirikan dalam mendukung sektor perumahan. Kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka sinergi pemberian fasilitas kepemilikan rumah yang nantinya akan merealisasikan Program KPR Sewa Beli dengan skema rent to own. Produk ini diharapkan bisa meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan rendah atau non fixed income untuk dapat memiliki hunian melalui skema sewa dan kemudian dilanjutkan dengan opsi membeli di tengah atau di akhir periode sewa.

Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo mengungkapkan bahwa kehadiran SMF sebagai mitra Pinhome merupakan wujud dari kehadiran negara untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan.

“SMF sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah kementerian keuangan memiliki misi yang sejalan dengan Pinhome untuk dapat mewujudkan akses dan keterjangkauan setiap masyarakat di Indonesia untuk dapat memiliki hunian yang layak. Untuk itu, program sewa-beli diharapkan dapat menjangkau segmen masyarakat yang selama ini memiliki keterbatasan akses (unbankable),” ujarnya.

Hingga saat ini, Pinhome sudah menawarkan lebih dari 600 ribu pilihan properti dengan sekitar 25 ribu penyedia jasa yang tersebar di 100 kota. Selain itu, perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 20 bank dan multifinance di seluruh Indonesia untuk memberikan ragam penawaran dan pembiayaan bagi calon pembeli. Dalam kurun waktu 2 tahun, Pinhome berhasil mencetak nilai transaksi triliunan Rupiah, sepertiga dari transaksi properti ini paling banyak berada di bawah 300 juta.

Potensi pembiayaan di pasar properti

Berdasarkan data internal Pinhome, lembaga keuangan cenderung melayani pembiayaan properti di segmen white collar atau masyarakat berpenghasilan tetap (fixed income). Hal ini yang menyebabkan sekitar 70 persen penolakan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terjadi karena faktor eligibilitas atau kelayakan.

CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda yang turut hadir dalam acara konferensi pers secara daring (16/3) turut mengungkapkan  bahwa dampak dari pandemi COVID-19, minat konsumen untuk membeli rumah segmen ini terhitung sedikit, karena pandemi berdampak cukup signifikan pada daya beli. Oleh karena itu, perlu ada skema lain yang dapat mengakomodasi kebutuhan segmen ini, yang tidak hanya bisa mendongkrak penjualan, tetapi juga bisa memberikan angin segar kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak tetap.

Selain itu, hambatan yang juga dialami masyarakat adalah terkait Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang ketat untuk mendapatkan KPR, bahkan walaupun mereka mampu secara finansial. Tahapan pengajuan KPR yang cukup panjang dan melibatkan banyak pihak juga menjadi salah satu kepedulian dari pada calon pembeli.

Sumber: SMF

Berdasarkan data dari SMF, beberapa alasan masyarakat belum memiliki rumah adalah karena belum menemukan rumah yang tepat, belum mampu secara finansial, belum mampu bayar DP, belum mampu bayar KPR, masih ada cicilan, merasa belum perlu atau memikirkan, dan lainnya.

Terdapat lebih dari 50% masyarakat yang mengungkapkan alasan terkait finansial. Hal ini menunjukkan bahwa opsi pembiayaan memang sangat dibutuhkan di sektor properti agar tidak hanya masyarakat yang berpenghasilan tetap, namun juga masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak tetap bisa memiliki rumah dengan lebih mudah.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa pemain yang juga menawarkan solusi di industri properti. Sebut saja 99.co dan Rumah123 yang berada di bawah naungan REA Group, Rumah.com, juga pemain baru seperti Pintuitive dan Jendela360 yang sedang mencanangkan penggalangan dana. Ada juga platform fintech yang fokus ke properti, salah satunya Gradana.

Application Information Will Show Up Here

 

Mendalami Cara Pinhome Digitalkan Ekosistem Properti secara Menyeluruh

Saat ini, ekosistem proptech di Indonesia belum sepenuhnya digital. Pemain yang ada masih sekadar menjadi portal pencari properti, padahal itu hanya satu dari proses panjang dalam mencari hunian idaman. Dalam praktiknya, membeli rumah di Indonesia itu umumnya sulit karena berkaitan erat dengan isu ketimpangan pertumbuhan antara pendapatan anak muda dengan harga rumah yang diinginkan.

Kendati demikian, menurut hasil survei yang dipublikasi Goodwater, sebanyak 28% masyarakat Indonesia sedang berencana untuk membeli properti dalam 1-2 tahun yang akan datang. Posisi tertinggi berikutnya dipegang oleh mereka yang menjawab lima tahun mendatang sebesar 25% responden dan selanjutnya akan membeli di atas lima tahun mendatang sebesar 14%.

Diproyeksikan ada 150 juta orang generasi muda berada dalam usia produktif dan mereka adalah konsumen properti untuk pertama kali yang belum terjamah oleh pemain proptech saat ini. Pinhome berusaha menjawab kebutuhan tersebut dengan merilis aplikasi konsumer pada awal Oktober kemarin sebagai bagian dari upaya perusahaan dalam mendigitalkan ekosistem properti.

“Aplikasi ini memiliki fitur-fitur yang siapa pun di industri properti belum punya. Ini adalah bentuk dukungan kami dalam memberikan akses properti kepada 150 juta generasi milenial karena kami percaya mereka akan menjadi pendorong industri properti pada masa mendatang,” ucap Co-founder dan CEO Pinhome Dayu Dara Permata dalam konferensi pers yang digelar, kemarin (25/11).

Andalkan fitur inovatif

Fitur-fitur yang disematkan dalam aplikasi mencakup seluruh permasalahan yang dialami para pencari properti di Indonesia. Dara menjelaskan, dari survei internal yang dilakukan perusahaan, responden menjawab ketika ingin mencari properti, ada tiga keluhan yang umumnya dirasakan. Yakni, sulit mencari informasi yang tepat dan terpercaya, tidak tahu harga yang wajar di pasaran, dan ragu memilih metode pembayaran yang paling sesuai.

Kemudian, ketika mereka sudah menemukan opsi rumah, kembali menemukan tiga isu. Yakni, info properti kurang lengkap, akurat, dan representatif; sering kali sulit menghubungi penjual properti; dan opsi pilihan masih belum sesuai dengan preferensi. Isu kembali muncul ketika mereka memutuskan membeli properti. Yakni, kurang pengetahuan soal KPR, banyak biaya yang tidak diketahui, dan terkadang tidak mendapat info perkembangan proyek inden.

Aplikasi Pinhome dibekali dengan sederet keunggulan, salah satunya panduan
membeli properti. Pengguna akan dipandu dalam menentukan budget dan properti ideal, opsi pembayaran, mengontak agen, melakukan kunjungan properti, menentukan estimasi harga, panduan KPR, memulai transaksi, menyiapkan dokumen penting, hingga proses serah terima semua dalam satu aplikasi.

Terdapat pula, PINvalue yang merupakan kisaran nilai/harga suatu rumah, apartemen atau properti residensial lainnya di pasaran menurut Pinhome. Dengan demikian, konsumen bisa mendapat gambaran harga saat hendak membeli atau menjual hunia.

“Dari seluruh pengalaman membeli rumah sebesar 100%, sekarang Pinhome sudah mendigitalisasi sekitar 80% dari situ. Kami akan terus perbaiki pengalaman konsumen, sehingga bisa frictionless dan seamless.”

Dara mencontohkan, untuk pengajuan KPR biasanya memakan waktu yang lama karena biasanya konsumen memiliki limitasi dalam mencari rekomendasi penawaran KPR terbaik dari lembaga keuangan. Pun ketika sudah dapat, bank biasanya menyaratkan konsumen harus lolos tahap pra-kualifikasi untuk memastikan apakah mereka layak mendapat KPR.

Namun, dalam aplikasi Pinhome, setidaknya konsumen bisa mendapat mengetahui range properti yang mampu mereka beli dan seperti apa range cicilannya, juga rekomendasi satu atau dua bank rekanan Pinhome dalam waktu kurang dari 1 menit. Rekomendasi tersebut diambil dari algoritma dari profil konsumen. “Meski rekomendasi bank ini pada akhirnya menjadi keputusan konsumen, tapi setidaknya dengan adanya rekomendasi bisa membuat konsumen mengambil keputusan terbaik.”

Setelahnya, saat mengajukan KPR biasanya dibantu oleh agen. Aplikasi Pinhome memungkinkan konsumen untuk melakukan pemantauan hingga disetujui. “Saat ini enggak semua prosesnya paperless, tapi minimal pengajuannya bisa di-tracking progresnya secara online. Approval-nya juga sudah bisa diketahui lewat aplikasi.”

Menurut survei internal Pinhome, KPR masih menjadi primadona generasi muda dalam membeli rumah idaman. Sebanyak 78% memiliki metode KPR bank, 12% memilih metode uang tunai (cash keras, cash bertahap), dan 9% menggunakan KPR multifinance. Saking pentingnya program KPR bagi pemilik rumah, Pinhome juga membuka kesempatan untuk KPR refinancing.

Saat ini, Pinhome telah bermitra dengan 50 lembaga keuangan, mulai dari bank dan multifinance yang dapat dipilih konsumen.

Tak hanya mendukung kebutuhan membeli atau menjual rumah, aplikasi Pinhome juga disematkan dengan layanan jasa rumah tangga dan gaya hidup, Pinhome Home Service (PHS). Solusi ini untuk menyasar pengguna Pinhome yang ingin merawat rumahnya, kendati belum berencana membeli/menjual rumah dalam jangka waktu dekat.

PHS ini mencakup jasa kebersihan rumah, cuci mobil, cuci AC, jasa pijat, dan disinfectant fogging. Mitra PHS sudah tersebar di 27 area di seluruh Indonesia.

Solusi digital untuk sisi suplai

Dari sisi suplai, Pinhome juga aktif menyusun berbagai solusi digital untuk agen properti dan kantor properti, pengembang, bank dan multifinance, hingga rekan jasa. Mereka semua adalah bagian dari ekosistem properti yang tak kalah pentingnya membutuhkan solusi digital untuk mempermudah aktivitasnya.

Co-founder dan CTO Pinhome Ahmed Aljuneid merinci solusi untuk agen properti yang telah dirilis perusahaan berbentuk aplikasi. Aplikasi ini juga dikemas dengan fitur-fitur yang mempermudah pekerjaan mereka, mulai dari panduan komprehensif (ratusan ribu listing, referral KPR, pasang listing gratis, dan edukasi properti); komisi instan untuk proyek properti primer; Co-Broke dengan antar agen properti (Wants to Buy/WTB, Wants to Sell/WTS, dan Wants to Rent/WTR dengan kendali di tangan agen); dan transaksi online (mempermudah pengelolaan klien, detil SPR, tracking komisi dari berbagai proyek di satu tempat.

“Meski siapa pun bisa menjadi agen di Pinhome, tapi kami melakukan verifikasi khusus untuk memastikan bahwa mereka bukan agen nakal,” kata dia.

Selanjutnya, untuk pengembang properti disediakan platform yang memfasilitasi kegiatan operasional mereka secara menyeluruh. Terakhir, untuk kantor properti disediakan platform CRM khusus yang mendukung secara menyeluruh untuk rekan broker, mulai dari manajemen agen, listing, dan transaksi dalam satu dasbor. Solusi yang satu ini, menurut Aljuneid akan hadir dalam waktu dekat.

Tak hanya platform digital, Pinhome sekaligus meresmikan ruang kolaborasi bernama PINArena. Ini adalah sarana bagi seluruh anggota komunitas Pinhome melakukan berbagai kegiatan dengan dukungan fasilitas yang dapat disesuaikan kebutuhan. Rekanan agen properti, anggota kantor properti, dan para partner Pinhome dapat mengguna PINArena secara gratis untuk seminar, gathering, meeting, workshop, atau sebagai fasilitas ruang kerja.

PINArena berkapasitas maksimal 75 orang, meliputi empat ruang ditambah beberapa meeting pod, mini studio, ruang seminar, breakout area, ruang privat, dan snack bar. Satu lokasi PINArena yang sudah diresmikan terletak di Pinhome HQ, 18 Parc Palace, Jakarta Selatan.

Mengenai pencapaian Pinhome, sejauh ini perusahaan memiliki lebih dari 500 ribu listing properti di situsnya yang tersebar di 10 kota, situsnya telah dikunjungi lebih dari dua juta pengunjung unik tiap bulannya, dan 25 ribu jaringan agen, realtors, kantor properti & pengembang, dan rekan jasa.

Dara hanya menyebutkan bahwa perusahaan telah menangani transaksi properti berjumlah triliunan Rupiah. Dengan rincian, 33,5% transaksi properti di bawah Rp300 juta, 24% transaksi antara Rp301 juta-Rp700 juta, Jawa Barat adalah daerah dengan penjualan terbanyak. Kemudian, properti seharga Rp51,2 miliar adalah unit primary termahal yang pernah ditransaksikan, sementara untuk unit secondary seharga Rp14,5 miliar.

Application Information Will Show Up Here

Pinhome Luncurkan Aplikasi, Akomodir Seluruh Stakeholder di Bisnis Properti

Startup proptech Pinhome meresmikan aplikasi mobile yang didesain untuk menjangkau seluruh pengguna, baik itu pengguna yang baru belajar investasi, mencari hunian pertama, pencari properti, pemilik properti, dan orang-orang yang ingin menyewakan propertinya melalui Pinhome.

Kehadiran aplikasi ini sejalan dengan misi perusahaan yang ingin menjadikan properti lebih mudah diakses bagi masyarakat untuk memiliki hunian lewat transaksi yang mudah, cepat, dan transparan.

Perwakilan perusahaan menerangkan, berbeda dari aplikasi lain, Pinhome menyediakan panduan transaksi properti satu atap, mulai dari proses pencarian hingga serah terima, dan fitur konsultasi bagi calon pembeli properti pertama.

Lebih jauh dijelaskan, fitur-fitur unggulan Pinhome memungkinkan konsumen menentukan tipe dan budget properti sesuai kebutuhan, mengatur jadwal kunjungan, estimasi harga sesuai dengan jenis pembayaran, panduan pembiayaan KPR/KPA, hingga opsi pembayaran. Lalu, filter untuk mencari detail properti berdasarkan kategori primer, sekunder, dan lelang, sehingga konsumen dapat mencari properti di bawah harga pasar.

Terakhir, adalah fitur home financing, yang menyediakan program end-to-end KPR, mulai dari simulasi KPR untuk mengetahui angsuran yang harus dibayarkan dengan kondisi tertentu, tes kelayakan pengajuan KPR, hingga pengajuan KPR di berbagai pilihan bank konvensional maupun syariah.

“Aplikasi Pinhome juga menyediakan fitur konsultasi untuk membantu konsumen yang terkendala dengan SLIK/BI Checking. Pinhome telah ber-partner dengan berbagai bank baik konvensional maupun syariah. Lewat fitur ini, konsumen dapat membandingkan beberapa pilihan KPR dari bank berbeda.” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (11/10).

Tak hanya itu, Pinhome turut menghadirkan layanan jasa rumah tangga dan gaya hidup, yakni Pinhome Home Service (PHS), mencakup jasa kebersihan rumah, cuci mobil, cuci AC, massage, dan disinfectant fogging. Sebelumnya, fitur ini hanya bisa dipesan melalui aplikasi Gojek di menu GoService.

Tidak semua jasa ini tersedia di seluruh wilayah di Indonesia. Sebagai rincian, jasa home cleaning tersedia di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Sleman, Makassar, Medan, Yogyakarta, Bandar Lampung, Denpasar, Badung, dan Semarang. Adapun, untuk jasa cuci mobil baru tersedia di Jakarta (Selatan, Barat, Timur, dan Pusat), Kab. Bogor, Tangerang, Surabaya, Bandung, Bekasi, Denpasar, dan Badung.

“Konsumen dapat memesan jasa PHS sesuai kebutuhan, memilih gender rekan jasa yang bertugas, dan menentukan sendiri jadwal kedatangan rekan jasa. Namun yang terpenting, Pinhome memberikan jaminan asuransi kepada konsumen berupa klaim kerusakan, kehilangan, dan kecelakaan yang disebabkan oleh rekan jasa.”

Saat ini Pinhome memiliki ratusan ribu hunian primer dan sekunder terdaftar, ribuan agen properti, puluhan bank dan platform keuangan, serta ribuan rekan layanan PHS juga telah menjadi bagian dalam ekosistem layanan Pinhome. Perusahaan mencatatkan ribuan transaksi dari Desember 2019 hingga kini melalui kanal website.

Diharapkan, dengan kehadiran aplikasi dapat memperluas kanal penjualan, sekaligus memudahkan masyarakat untuk dapat mengakses layanan dan untuk dapat berkontribusi dalam mendorong inklusi keuangan di sektor properti, melalui penyediaan layanan properti satu atap di kanal digital.

“Kami sadar bahwa saat ini mobilitas masyarakat sangat tinggi, akses terhadap gawai serta koneksi bisa didapatkan di manapun. Oleh karena itu, untuk lebih mempermudah akses seluruh penggiat properti, kami menyediakan aplikasi Pinhome setelah sebelumnya penggiat properti dapat mengakses layanan Pinhome melalui website. Hal ini sejalan dengan misi kami untuk memastikan properti lebih aksesibel untuk semua orang,” tutup Founder & CEO Pinhome Dayu Dara Permata.

Pemain proptech di Indonesia

Di Indonesia, layanan proptech cukup berkembang pesat. Beberapa pemain, khususnya dengan fitur listing, mendapati traksi yang cukup mengesankan. Selain itu beberapa model bisnis lain juga mulai hadir di lanskap digital, seperti layanan pembiayaan.

Sementara di kancah regional, persaingan makin mengerucut di dua grup besar, yakni PropertyGuru (unitnya di Indonesia: Rumah.com dan Rumahdijual.com) dan 99.co (sempat mengakuisisi Urbanindo). 99.co juga menjalin kerja sama strategis dengan REA Group, yang sebelumnya terlebih dulu akuisisi iProperty — termasuk di dalamnya platform Rumah123 di Indonesia.

Namun dengan layanan yang lebih spesifik dan menekankan pada hal-hal kultural, startup lokal seperti  Travelio, Mamikos, Rukita, dan sebagainya mencoba memenangkan pasar lokal.

Startup proptech di Indonesia
Startup proptech di Indonesia per 2019
Application Information Will Show Up Here

Bank Mandiri Gencarkan Transformasi dengan Menghadirkan Layanan Digital Kolaboratif

PT Bank Mandiri Tbk (IDX: BMRI) tengah gencar bertransformasi digital untuk memperkuat posisinya di segmen perbankan ritel. Bank Mandiri meluncurkan layanan digital kolaboratif, yakni mesin Electronic Data Capture (EDC) berbasis Android dan Rumah Idamanku (RIKu). 

Mandiri berkolaborasi dengan PT Mitra Transaksi Indonesia melalui penyedia solusi keuangan digital Yokke. EDC Android dapat digunakan pada point of sales (POS), platform merchant, hingga promosi dan loyalty, serta menerima berbagai alternatif pembayaran berbasis QR, contactless, dan wearable. 

Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya mengembangkan teknologi terkini dalam menghadirkan alat pembayaran digital yang adaptif dan optimal bagi nasabah dan mitra merchant.

Ia menargetkan EDC Android dapat mendongkrak kenaikan jumlah transaksi secara masif. Saat ini, EDC Android baru tersedia di Sogo Indonesia saja. “Kami juga berharap solusi ini dapat mempermudah merchant untuk memantau transaksi secara real-time dengan teknologi EDC positioning system,” tambah Aquarius dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.

Hingga Juli 2021, Mandiri mencatat 150 ribu mitra merchant dengan total EDC sebanyak 218.000 unit. Dari jumlah tersebut, Bank Mandiri mengantongi volume penjualan sebesar Rp62 triliun atau naik 13% dan 104 juta transaksi atau naik 12% dibandingkan periode sama tahun lalu (YoY).

Sinergi keduanya tidak mengherankan mengingat Yokke adalah salah satu portofolio investasi Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang juga anak usaha investasi milik Bank Mandiri Group. Melalui sinergi ini, Mandiri mendapatkan akses terhadap inovasi, dan sebaliknya Yokke menerima modal untuk memperluas koneksi dan pengembangan produk.

Masuk ke segmen proptech

Selain fintech, Bank Mandiri juga melebarkan jangkauan layanan keuangan dengan masuk ke segmen proptech. Pihaknya berkolaborasi dengan startup Pinhome untuk meluncurkan aplikasi Rumah Idamanku (RIKu). 

Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo, mengatakan nasabah sulit mencari properti semenjak pandemi Covid-19. Ruang gerak pemasar properti juga terbatas dengan adanya pembatasan sosial. Dengan situasi ini, pihaknya berupaya memberikan alternatif layanan untuk mengakomodasi perubahan perilaku konsumen ke arah digital.

Untuk itu, aplikasi RIKu dinilai dapat membantu nasabah dalam mencari hunian mulai dari pencarian, jadwal kunjungan, konsultasi, hingga pengajuan KPR atau KPA baik rumah, apartemen, dan ruko. Para broker properti juga dapat memasarkan listing-nya.

Founder & CEO Pinhome Dayu Dara Permata memastikan bahwa algoritma Pinhome dapat memberikan alokasi yang merata bagi para broker properti. “Pinhome memungkinkan seluruh informasi dan transaksi properti secara online, terautomasi lengkap dengan virtual reality, dan algoritma berbasis machine learning.

Transformasi tanpa konversi jadi neobank

Beberapa waktu lalu, Bank Mandiri telah menegaskan langkahnya untuk bertransformasi digital, tanpa perlu mengonversi menjadi neobank atau bank digital sebagaimana dilakukan bank-bank lain. Pihaknya menilai telah disokong oleh permodalan besar dan ekosistem perbankan yang mapan.

Salah satu langkah signifikan yang diambil anak usaha BUMN ini adalah melakukan rebranding aplikasi mobile banking Livin’ by Mandiri di pertengahan tahun ini. Berdasarkan kinerja semester I 2021, transaksi digital Bank Mandiri berkontribusi besar terhadap perolehan margin bisnis perusahaan. Pengguna Livin’ by Mandiri tercatat sebesar 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi mencapai Rp728,9 triliun.

Ekosistem layanan terintegrasi kini menjadi elemen penting bagi perbankan yang ingin bertransformasi digital. Bank Mandiri bahkan menyebut akan menjadikan Livin’ by Mandiri sebagai “super app“. Pihaknya menargetkan dapat menambah sejumlah fitur dan ekosistem layanan lebih banyak ke depan.

Application Information Will Show Up Here

[Video] Mengenal Pinhome, Platform Teknologi yang Mempermudah Akses Properti

Akses untuk memiliki properti yang diinginkan masih tergolong rendah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut data Kementerian PUPR, tercatat ada 81 juta milenial yang belum memiliki rumah.

DailySocial bersama Dayu Dara Permata dari Pinhome membahas visi dan misi dari perusahaannya dan bagaimana Pinhome mampu membantu masyarakat untuk lebih mudah mendapat akses properti yang diinginkan.

Untuk video menarik lainnya seputar startup dan teknologi, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV.

Ribbit Capital Reportedly Led Series A Funding for Pihhome

Pinhome proptech startup reportedly received a series A funding worth of $25.5 million or equivalent to 369.3 billion Rupiah. We received the information that Ribbit Capital led this round. It is also its second investment in Indonesia after previously leading the series A funding of Ajaib platform.

Some other investors also participated in Pinhome’s recent investment, including Goodwater Capital, Insignia Ventures Partners, and Global Founder Capital as the investment unit of Rocket Internet.

As DailySocial’s team reached out, Pinhome refused to provide a response regarding investment. They only said that their main focus is currently to incerease the number of listings and expanding collaboration with stakeholders in the property sector.

In addition, they also said that they are expanding intensively for the on-demand services, Pinhome Home Service. Currently, the service is available in 14 cities including Jabodetabek, Bandung, Malang, Sleman, Sidoarjo, and Surabaya. Users can access it through the GoService feature in the Gojek application.

Service differentiation

Was founded by Dayu Dara Permata (CEO ) and Ahmed Aljunied (CTO ) last year, Pinhome aims to facilitate easier, faster, and transparent property transactions with the help of technology.

In an interview, Dara explained, “Pinhome is very unique, we are an online platform that facilitates interaction between property owners, buyers, and agents. As a property owner, it will be very easy as in the future we will have access to hundreds of thousands of agents who are ready to help market their properties.”

In Indonesia, the proptech sector is rapidly growing. Some players, especially with the listing feature, find the traction quite impressive. In addition, several other business models are starting to appear in the digital landscape, such as financing services.

Startup proptech di Indonesia
Indonesia’s proptech startups, data as of the end of 2019

Meanwhile in the regional, competition is narrowing into two major groups, PropertyGuru (its units in Indonesia: Rumah.com and Rumahdijual.com) and 99.co (has acquired Urbanindo). 99.co also has a strategic partnership with REA Group, which previously acquired iProperty — including the Rumah123 platform in Indonesia.

However, with services more specific and emphasize the cultural matters, local startups such as Pinhome, Travelio, Mamikos, Rukita, and others are trying to win the local market.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Ribbit Capital Dikabarkan Pimpin Pendanaan Seri A untuk Pinhome

Startup proptech Pinhome dikabarkan mendapatkan pendanaan seri A senilai $25,5 juta atau setara 369,3 miliar Rupiah. Dari informasi yang kami dapatkan, Ribbit Capital memimpin putaran tersebut. Ini sekaligus menjadi investasi kedua mereka di Indonesia setelah sebelumnya memimpin pendanaan seri A platform investasi Ajaib.

Beberapa investor lain juga turut andil dalam pendanaan Pinhome, di antaranya Goodwater Capital, Insignia Ventures Partners, dan Global Founder Capital selaku unit investasi milik Rocket Internet.

Ketika dihubungi DailySocial, pihak Pinhome enggan memberikan tanggapan terkait pendanaan. Mereka hanya menyampaikan saat ini fokus utamanya meningkatkan jumlah listing dan memperluas kerja sama dengan stakeholder di bidang properti.

Selain itu, mereka juga mengatakan tengah gencar melakukan ekspansi untuk layanan on-demand Pinhome Home Serivice. Saat ini layanan tersebut sudah bisa digunakan di 14 kota termasuk Jabodetabek, Bandung, Malang, Sleman, Sidoarjo, dan Surabaya. Pengguna bisa mengaksesnya melalui fitur  GoService di aplikasi Gojek.

Diferensiasi layanan

Didirikan oleh CEO Dayu Dara Permata dan CTO Ahmed Aljunied sejak tahun lalu, Pinhome hadir dengan tujuan memfasilitasi transaksi properti agar lebih mudah, cepat, dan transparan dengan bantuan teknologi.

Dalam sebuah kesempatan wawancara Dara menjelaskan, “Pinhome sangat berbeda, kami adalah sebuah platform online yang memfasilitasi interaksi antara pemilik, pembeli, dan agen properti. Sebagai pemilik properti akan sangat dimudahkan karena ke depannya kami akan memiliki akses ke ratusan ribu agen yang siap membantu memasarkan propertinya.”

Di Indonesia sendiri, layanan proptech cukup berkembang pesat. Beberapa pemain, khususnya dengan fitur listing, mendapati traksi yang cukup mengesankan. Selain itu beberapa model bisnis lain juga mulai hadir di lanskap digital, seperti layanan pembiayaan.

Startup proptech di Indonesia
Startup proptech di Indonesia, data per akhir 2019

 

Sementara di kancah regional, persaingan makin mengerucut di dua grup besar, yakni PropertyGuru (unitnya di Indonesia: Rumah.com dan Rumahdijual.com) dan 99.co (sempat mengakuisisi Urbanindo). 99.co juga menjalin kerja sama strategis dengan REA Group, yang sebelumnya terlebih dulu akuisisi iProperty — termasuk di dalamnya platform Rumah123 di Indonesia.

Namun dengan layanan yang lebih spesifik dan menekankan pada hal-hal kultural, startup lokal seperti Pinhome, Travelio, Mamikos, Rukita, dan sebagainya mencoba memenangkan pasar lokal.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Gojek, Pinhome Luncurkan Layanan “On-Demand” untuk Jasa Kebersihan

Sebagai bentuk komitmen untuk mempermudah akses dalam mendapatkan jasa kebersihan properti yang dimiliki oleh pengguna, platform proptech Pinhome menghadirkan Pinhome Home Service dan memperluas jangkauan layanannya melalui aplikasi Gojek.

Kepada DailySocial, Head of Marketing & Project Partnership Pinhome Dani Budianto mengungkapkan, Pinhome Home Service merupakan produk baru dari Pinhome yang bermitra dengan GoService dalam menawarkan layanan pembersihan, cuci mobil, hingga cuci AC untuk membantu menjaga kebersihan dan lingkungan kerja yang aman — baik di rumah atau di kantor.

“Layanan Pinhome Home Service sudah tersedia di aplikasi GoService mulai bulan Januari 2021. Namun, hingga kini Pinhome Home Service belum melakukan press realese dikarenakan ekspansi wilayah yang dapat dijangkau oleh Pinhome Home Service dilakukan secara bertahap.”

Saat ini layanan Pinhome Home Service baru terbatas di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Cara Kerja Pinhome Home Service yaitu, sebagai platform yang mempertemukan antara penyedia jasa yang kredibel dengan pengguna melalui menu GoService di aplikasi GoJek. Mengingat luasnya pengguna aplikasi GoJek, hal ini sangat memudahkan bagi Pinhome Home Service untuk dapat menghubungkan pengguna dengan penyedia jasa yang dibutuhkan.

Untuk memastikan kualitas, Pinhome mengenakan syarat yang cukup ketat dalam menerima mitra. Termasuk dilengkapi dengan sertifikasi dan pelatihan yang diberikan oleh Mitra Bisnis Pinhome. Proses pelayanan mengedepankan protokol kesehatan 4P (Pengecekan berkala, Perlengkapan pelindung, Proses aman, Pencegahan dan pengawasan) dari Pinhome Home Service serta protokol J3K dari Gojek.

Geliat layanan on-demand untuk jasa kebersihan mulai tampak kembali seiring dengan awareness masyarakat untuk menjaga kebersihan. Terbaru, KliknClean menggandeng Bukalapak untuk sediakan layanan serupa melalui aplikasi. Saat ini sudah bisa diakses pengguna di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Sebelumnya JD.id juga mulai masuk ke segmen bisnis ini melalui JD Life, menghadirkan kanal khusus untuk menghubungkan penyedia jasa dengan pengguna.

Menampung mantan mitra GoLife

Pinhome Home Service bekerja sama dengan Gojek melalui Third-Party Platform (3PP). Sebelumnya CEO Pinhome Dayu Dara Permata pernah menjabat sebagai Sr.VP GO-JEK, Head of Lifestyle & Commerce Product Group, dan memiliki pengalaman membangun layanan GoLife yang resmi ditutup semua layanan pada awal tahun 2020 lalu.

Layanan Pinhome Home Service hadir pertama kali pada masa pandemi Covid-19. Kehadiran Pinhome Home Service juga diharapkan dapat memberikan dampak sosial yang positif juga beriringan dengan bangkitnya perekonomian masyarakat dengan cara membantu mitra penyedia jasa bertemu dengan pengguna jasa.

“Pinhome Home Service membuka kesempatan bermitra termasuk kepada mantan mitra GoLife untuk bergabung, di mana para Rekan Jasa mitra Pinhome Home Service adalah para penyedia layanan yang ahli di bidangnya dengan pengalaman kerja yang memenuhi syarat, dilengkapi dengan sertifikasi terpercaya, dan menerima pelatihan memadai yang diberikan oleh Mitra Bisnis Pinhome Home Service,” kata Dani.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here