[Where Are They Now] Apa Kabar Lima Penggiat Startup Ini

Dalam waktu lima tahun terakhir banyak perubahan yang terjadi di dunia startup Indonesia. Merger dan akuisisi, pivot bisnis, pergantian posisi pimpinan, dan tutupnya startup mewarnai dinamika ini.

Beberapa orang yang menjadi pimpinan di suatu tempat kemudian memutuskan untuk mundur dan mendirikan startup baru. Berikut ini rangkuman informasi terkini beberapa penggiat startup yang tetap aktif di ekosistem ini.

Razi Thalib

Berada di bawah bendera PT Cinta Sukses Makmur, Setipe didirikan oleh Razi Thalib akhir tahun 2013. Di tahun 2017 Setipe mengumumkan pihaknya telah bergabung dengan Lunch Actually Group Singapura. Setipe menjadi unit bisnis di bawah kelolaan Lunch Actually Group dan Razi memimpin operasional Lunch Actually Group di Indonesia.

Setelah beberapa waktu mengelola Lunch Actually, Razi kemudian bergabung mendirikan RevoU. RevoU adalah platform pendidikan online yang mendorong individu mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk meluncurkan karier yang sukses di bidang teknologi.

I have always been passionate about education. Dulu pernah terlibat bantu kembangkan Indonesia Mengajar. Setelah exit dari Setipe/Lunch Actually di awal tahun lalu, saat melakukan consulting sekaligus mencari next thing I wanted to focus on, kebetulan diajak ketemuan sama Matteo [rekan eks Zalora] dan ngobrol-ngobrol tentang ide RevoU. The rest is history,” kata Razi kepada DailySocial.

Razi menambahkan, saat bekerja di Zalora dulu dirinya melihat kesulitan untuk menemukan talenta di bidang teknologi. Khususnya di bidang yang dikuasai Razi secara personal, yaitu Product dan Marketing, startup kebanyakan harus merekrut anak muda yang cerdas untuk kemudian diberikan pelatihan.

“Setelah saya cek perkembangan mereka yang dulu gabung di tim saya, senang banget melihat mereka sudah menjadi some of the leading digital marketing professionals in the region. That experience inspires how we teach at RevoU and also our expectations of graduates when they get into the workforce,” kata Razi.

Daniel Tumiwa

Sosok yang satu ini sudah lama malah melintang di industri startup. Selain di startup e-commerce, Daniel Tumiwa juga aktif di Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) sebagai Chairman pertamanya. Tahun 2017 Daniel mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO OLX Indonesia.

Setelah meninggalkan OLX, Daniel disibukkan dengan startup adtech yang bernama Adsvokat. Daniel mendapatkan inspirasi mengembangkan memberdayakan medium tradisional dengan memanfaatkan teknologi. Setelah berjalan selama 11 bulan, startup ini tak lagi dilanjutkan.

Saat ini Daniel mengurusi platform e-learning Udemy for Government. Marketplace edtech asal Amerika Serikat Udemy meresmikan kehadirannya di Indonesia awal tahun 2019 lalu. Udemy berisi konten edukasi yang mengarah ke pengembangan karier profesional dan pengayaan pribadi.

Alex Rusli

Nama Alex Rusli dikenal saat dirinya menjabat sebagai Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo. Banyak inovasi teknologi yang dilahirkan saat dirinya memimpin Indosat, namun akhirnya kebanyakan layanan ini ditutup dan Indosat kembali fokus sebagai operator.

Tahun 2017 Alex mundur dari jabatannya. Dirinya kemudian disibukkan dengan kegiatan baru, termasuk Chairman iflix Indonesia dan Co-founder dan Direktur Digiasia Bios, sebuah holding startup yang didirikannya. Alex juga terlibat sebagai komisaris di tiga perusahaan (Hermina, Linknet, Unilever) dan menjadi angel investor di beberapa perusahaan.

Dayu Dara Permata

Dayu Dara Permata kita kenal ketika menggawangi kelahiran GoLife. Layanan ini sempat mewarnai diversifikasi produk Gojek, namun sayangnya harus ditutup tahun ini seiring dengan meredupnya efektivitas bisnis sejak akhir tahun lalu.

Lepas dari Gojek, Dayu mengembangkan startup baru yang menyasar sektor properti (proptech). Bersama Ahmed Aljunied, Pinhome didirikan untuk memfasilitasi transaksi properti agar lebih mudah, cepat, dan transparan dengan bantuan teknologi. Kepada DailySocial Dayu mengklaim Pinhome bukanlah sebuah property house atau marketplace.

“Pinhome sangat berbeda. Kami adalah sebuah platform online yang memfasilitasi interaksi antara pemilik, pembeli, dan agen properti. Sebagai pemilik properti akan sangat dimudahkan karena ke depannya kami akan memiliki akses ke ratusan ribu agen yang siap membantu memasarkan propertinya.”

Brata Rafly

Brata Rafly sudah cukup lama berkecimpung di dunia teknologi Indonesia, termasuk bekerja di Microsoft, Yahoo dan Intel. Tahun 2015 Brata resmi menjabat sebagai CEO Dimo. Dimo bergerak di layanan sistem pembayaran berbasis kode QR dengan jargonnya Pay by QR.

Lepas dari Dimo, Brata kemudian menjabat sebagai CEO Finfleet. Finfleet adalah bentuk pivot dari Etobee, sebuah startup marketplace logistik.

Finfleet menempatkan diri sebagai startup yang bergerak di logistik dengan layanan khusus jasa keuangan, dengan model bisnis B2B2C. Jenis layanannya mulai dari verifikasi konsumen, pengiriman produk keuangan seperti kartu debit dan kredit, pembayaran dan pick up (dokumen, COD, mobile ATM) dan akuisisi konsumen (jual produk keuangan).

Pinhome Proptech to Digitize Interaction Process in Property Transactions

Pinhome provides services to property owners/agents and buyers. Founded by CEO Dayu Dara Permata and CTO Ahmed Aljunied, they found some unsolved issues for businesses in the ecosystem. Therefore, Pinhome aims to accommodate property transactions as easier, faster, and transparent with the technology support.

Dayu revealed to DailySocial, Pinhome is not a property house, nor is it a marketplace. “Pinhome is very different, we are an online platform that facilitates interaction between owners, buyers and property agents. As property owners, it will benefit them for we will have access to hundreds of thousands of agents who are ready to help market their properties in the future.”

As a prospective buyer, Pinhome is ready to escort the transaction process, from the beginning to the contract process. As for fellow agents, the profits will not only help market the property they represent but more than that, they will provide access to millions of other properties.

“Currently, the company is still focused on creating value for users. Pinhome, through the platform, will provide a lot of conveniences both for property owners, for potential buyers, partner agents, to our partners such as banks, contractors, and others. Along with the company’s value, get revenue from revenue sharing among stakeholders involved in property transactions,” Dayu said.

Partnership with BNI Sharia

As a newcomer, Pinhome aspired to collaborate with hundreds of thousands of property agents throughout Indonesia. To date, the platform has been available in big cities in Indonesia. Furthermore, the company wants to provide the best property transaction experience in all cities in Indonesia inclusively.

One of the strategic steps launched by Pinhome is a partnership with BNI Syariah. Through this collaboration, they are targeting more potential customers, especially in the millennial segment for the Pinhome platform focuses on online transactions.

In this partnership, BNI Syariah provides housing ownership financing facilities (BNI Griya iB Hasanah) for people who want to have housing in accordance with sharia principles. There are several residential options, namely houses, apartments, office shophouses (shophouses) and shophouses.

“We hope this collaboration can ultimately have a positive impact on our consumers, where they have the freedom to choose the type of financing that suits them. Therefore, we have conventional and sharia financing options,” Dayu said.

Currently, Pinhome has established partnership with several banking institutions. However, partnership with BNI Syariah became very special, because this is the first collaboration with sharia-based banking. This year, there are several targets to achieve, including the number of property listings, fellow property agents, and partners.

“In addition, we will continue to complete the Pinhome system. This is certainly to provide the best service to all Pinhome customers, both owners, buyers, agents, and all our partners,” Dayu said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Layanan Proptech Pinhome Ingin Digitalkan Proses Interaksi dalam Transaksi Properti

Platform proptech Pinhome mulai menghadirkan layanan kepada pemilik/agen properti dan pembeli. Didirikan oleh CEO Dayu Dara Permata dan CTO Ahmed Aljunied, mereka melihat saat ini masih ada hambatan yang dialami oleh pelaku bisnis di ekosistem tersebut. Dengan alasan tersebut, Pinhome didirikan dengan tujuan memfasilitasi transaksi properti agar lebih mudah, cepat, dan transparan dengan bantuan teknologi.

Kepada DailySocial Dayu mengungkapkan, Pinhome bukanlah sebuah property house, juga bukan sebuah marketplace“Pinhome sangat berbeda, kami adalah sebuah platform online yang memfasilitasi interaksi antara pemilik, pembeli, dan agen properti. Sebagai pemilik properti akan sangat dimudahkan karena ke depannya kami akan memiliki akses ke ratusan ribu agen yang siap membantu memasarkan propertinya.”

Sebagai calon pembeli, Pinhome siap mengawal sepanjang proses transaksi, mulai dari kontak awal hingga proses akad. Sedangkan bagi rekan agen keuntungannya tidak hanya akan membantu memasarkan properti yang diwakilinya tapi lebih dari itu, mereka akan memberikan akses ke jutaan properti lainnya.

“Saat ini perusahaan masih fokus dalam menciptakan value bagi pengguna. Pinhome melihat bahwa melalui platform yang dihadirkan akan memberikan banyak sekali kemudahan baik bagi pemilik properti, bagi calon pembeli, rekan agen, hingga partner kami seperti bank, kontraktor dan lainnya. Seiring dengan value perusahaan, mendapatkan revenue dari bagi hasil antara stakeholder yang terlibat dalam transaksi properti,” kata Dayu.

Kerja sama dengan BNI Syariah

Meskipun usianya masih belia, Pinhome memiliki aspirasi menjalin kerja sama dengan ratusan ribu agen properti di seluruh Indonesia. Saat ini platform Pinhome sudah ada di kota-kota besar di Indonesia. Ke depannya, perusahaan juga ingin memberikan pengalaman transaksi properti terbaik di semua kota di Indonesia secara inklusif.

Salah satu langkah strategis yang telah dilancarkan oleh Pinhome adalah kerja sama yang terjalin dengan BNI Syariah. Melalui kolaborasi ini, mereka menargetkan untuk dapat menjangkau lebih banyak calon konsumen terutama di segmen milenial karena platform Pinhome yang fokus di transaksi melalui online.

Dalam kemitraan tersebut, BNI Syariah menyediakan fasilitas pembiayaan kepemilikan rumah (BNI Griya iB Hasanah) bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian sesuai dengan prinsip syariah. Ada beberapa pilihan hunian yaitu rumah, apartemen, ruko kantor (rukan) dan ruko.

“Kami berharap dengan kerja sama ini pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi konsumen kami, di mana mereka memiliki kebebasan untuk memilih jenis pembiayaan yang sesuai dengan keinginan. Jadi kami memiliki pilihan pembiayaan konvensional dan juga syariah,” kata Dayu.

Saat ini Pinhome telah menjalin kerja sama dengan beberapa institusi perbankan. Namun kerja sama dengan BNI syariah menjadi sangat istimewa, karena ini merupakan yang pertama bagi Pinhome dengan perbankan berbasis syariah. Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh Pinhome, di antaranya adalah meningkatkan jumlah properti listing, rekan agen properti, serta mitra.

“Selain itu tentu saja kami akan terus menyempurnakan sistem Pinhome itu sendiri. Hal ini tentunya tidak lain agar kami dapat memberikan layanan terbaik kepada seluruh konsumen Pinhome, baik pemilik, pembeli, agen, serta seluruh partner kami,” kata Dayu.

Application Information Will Show Up Here

GO-FIX dan HP Indonesia Hadirkan Layanan Tinta Printer “On-Demand”

Layanan GO-FIX dari GO-LIFE, yang meluncur sejak bulan Juni 2018 lalu, menambah fitur layanan kepada pengguna. Menggandeng HP Indonesia, GO-FIX menyediakan layanan pembelian tinta printer milik asli HP Indonesia, memanfaatkan tenaga runner (mitra GO-FIX) untuk mencari produk di ritel terdekat dan kemudian mengantar sekaligus memasangkan tinta tersebut di printer milik pengguna.

Berbeda dengan pembelian di layanan e-commerce dan marketplace yang membutuhkan waktu hingga 3 sampai 6 jam menunggu barang tiba di rumah pembeli, kerja sama strategis ini memungkinkan GO-FIX menyediakan tinta printer hanya dalam waktu satu jam, dari pembelian hingga pengantaran.

“Secara khusus GO-FIX memiliki visi dan misi yang sama dengan HP Indonesia, yaitu menyediakan solusi pengiriman cepat kepada pengguna GO-FIX,” kata Head of GO-LIFE Dayu Dara Permata.

Untuk memudahkan pembeli menggunakan tinta printer yang sudah dibeli di GO-FIX, runner sudah diberikan pelatihan untuk memasangkan tinta tersebut.

“Kami ingin memberikan kemudahan kepada pembeli dengan menjual tinta asli dari HP Indonesia memanfaatkan runner dari GO-FIX,” kata Presiden Direktur HP Indonesia David Tan.

Segera terintegrasi dengan GO-PAY

Setelah berjalan selama satu tahun lebih, saat ini aplikasi GO-LIFE telah diunduh oleh sekitar 5,5 juta orang. Layanan GO-LIFE sendiri saat ini sudah hadir di sekitar 56 kota di Indonesia. Untuk saat ini, layanan GO-FIX pembelian tinta printer HP untuk saat ini hanya tersedia di Jakarta saja. Rencananya area layanan akan diperluas di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Untuk urusan pembayaran, GO-FIX masih menyediakan pilihan pembayaran tunai. Masih dalam proses “staging“, nantinya pembayaran dengan menggunakan GO-PAY juga akan tersedia di aplikasi GO-LIFE.

“Saat ini kami mencatat layanan service home appliance hingga gadget paling digemari oleh pengguna. Melalui kerja sama ini kami ingin memberikan kemudahan dan layanan baru kepada pengguna GO-LIFE,” tutup Dayu.

Application Information Will Show Up Here

GO-DAILY and GO-FIX are Now Accessible in All Over Jakarta

Previously operating only in South Jakarta, GO-DAILY and GO-FIX from GO-LIFE are now available in all over Jakarta. It’s still on development, GO-LIFE upcoming plan is to expand the service in Jabodetabek area.

“The development of GO-DAILY is ongoing step by step. In the future, our focus will be to provide the service to be experienced by all customers in Jabodetabek, as soon as possible,” Dayu Dara Permata, Head of GO-LIFE, said to DailySocial.

Aside of GO-DAILY and GO-FIX, GO-LIFE has other leading services, including GO-MASSAGE, GO-CLEAN, GO-GLAM, and GO-AUTO.

“Users can now get their groceries with no difficulty by GO-DAILY and no need to worry about electronic repairment solutions by GO-FIX. Through the latest two, users can now have better time efficiency and an excellent user experience,” she said.

Both services are aimed at responding to household needs, professional workers and SME’s entrepreneurs need for groceries. GO-DAILY provides services to buy LPG, mineral water, rice, instant noodle, and egg, while GO-FIX is focused on AC repairment and maintenance.

Partnership with traditional market

Unlike GO-MART that has a specific partnership with modern retails, GO-LIFE deliberately partnered up with the traditional markets for GO-DAILY. It is to encourage those working in Indonesia’s informal sectors.

“In terms of GO-DAILY, we have two partners, runner and merchant. GO-DAILY’s runners are those dedicated from GO-LIFE to bridge customers with service providers. In addition, we also work with food stall owners and SMEs to join GO-DAILY partners as merchants to provide those needs,” Permata added.

In GO-DAILY, we expect those stall owners as part of SMEs can be facilitated to get new sales to join today’s market in the digital era.

In addition to the latest service, GO-LIFE also provides more attractive homepage and a better experience for all users in the use of this app. The new interface is presented to facilitate users in getting GO-LIFE services quick and easy.

“Not only the city development, we will continue to develop and innovate our services.” she concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Layanan GO-DAILY dan GO-FIX Kini Sudah Hadir di Seluruh Jakarta

Setelah sebelumnya hanya tersedia di kawasan Jakarta Selatan, kini layanan GO-DAILY dan GO-FIX dari GO-LIFE saat ini sudah tersedia di seluruh Jakarta. Masih dalam proses pengembangan, rencana GO-LIFE selanjutnya adalah memperluas wilayah layanan hingga Jabodetabek.

“Pengembangan layanan GO-DAILY masih melalui proses dengan waktu yang bertahap. Kedepannya fokus kami adalah menyediakan layanan ini untuk dapat dinikmati oleh seluruh pengguna di daerah Jabodetabek secepatnya,” kata Head of GO-LIFE Dayu Dara Permata kepada DailySocial.

Selain GO-Daily dan Go-FIX, GO-LIFE juga memiliki layanan unggulan lainnya seperti GO-MASSAGE, GO-CLEAN, GO-GLAM dan GO-AUTO.

“Kini Para pengguna bisa mendapatkan kebutuhan sehari-hari tanpa ribet dengan GO-DAILY dan tidak perlu merasa khawatir dalam mencari solusi perbaikan alat elektronik dengan GO-FIX. Melalui dua layanan terbaru ini, para pengguna bisa mendapatkan efisiensi waktu yang lebih baik dan user experience yang prima.” kata Dara.

Kedua layanan baru ini ditujukan untuk menjawab kebutuhan rumah tangga,
para pekerja profesional serta pengusaha UMKM dalam pemenuhan keperluan sehari-hari. GO-DAILY memberikan layanan pembelian gas, air mineral, beras,  mie instan, dan telur, sementara GO-FIX fokus ke perbaikan dan perawatan AC.

Kemitraan dengan warung tradisional

Berbeda dengan layanan GO-MART yang menggandeng secara khusus gerai toko modern, GO-LIFE sengaja melakukan kolaborasi dengan warung tradisional untuk GO-DAILY. Dipilihnya warung tradisional sebagai mitra untuk memberdayakan para pekerja sektor informal di Indonesia.

“Untuk GO-DAILY kami memiliki dua mitra yaitu runner dan merchant. Para runner GO-DAILY yang merupakan mitra dedicated dari GO-LIFE menjadi penghubung antara pengguna dan penyedia jasa layanan ini. Selain itu kami juga bekerja sama dengan para pemilik warung dan UMKM untuk bergabung menjadi mitra GO-DAILY sebagai merchant dalam menyediakan kebutuhan tersebut,” kata Dara.

Melalui GO-DAILY, harapannya para pemilik warung tradisional yang tergolong UMK bisa terbantu mendapatkan saluran penjualan baru sehingga dapat turut bergabung dalam pasar era digital saat ini.

Selain penambahan layanan terbaru, GO-LIFE pun memberikan tampilan homepage yang lebih menarik untuk pengalaman yang lebih baik bagi para pengguna dalam penggunaan aplikasi. Tampilan terbaru ini dihadirkan untuk memudahkan pengguna dalam mendapatkan layanan dari GO-LIFE secara cepat dan mudah.

“Tidak hanya pengembangan kota layanan, kami juga akan terus melakukan pengembangan dan inovasi terhadap layanan-layanan kami.” tutup Dara.

Application Information Will Show Up Here

Mematahkan Persepsi Bias Eksistensi Wirausahawan Perempuan di Dunia Startup

Persoalan masih rendahnya jumlah entrepreneur perempuan di dunia teknologi hingga masih minimnya jumlah C-Level perempuan di startup menjadi sorotan yang dibahas tuntas dalam sesi diskusi yang digelar Alpha JWC Ventures.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir nara sumber seperti, Grace Natalia (pendiri situs AsmaraKu), Dayu Dara Permata (SVP GO-JEK, Head of GO-LIFE), Sonia Barquin (Partner, McKinsey&Company), dan Alyssa Maharani (Google Launchpad Accelerator Startup Success Manager) untuk membahas keseimbangan hidup dan karier, bagaimana mendapatkan dukungan untuk maju, hingga bagaimana cara membawa diri di lingkungan kerja yang didominasi laki-laki.

Di hadapan tamu undangan yang kebanyakan adalah mahasiswa dan pelaku startup kalangan perempuan, terungkap bahwa kurangnya kepercayaan diri dan masih belum banyaknya jumlah entrepreneur perempuan yang berhasil menjadi alasan mengapa belum banyak jumlah entrepreneur perempuan di dunia teknologi saat ini.

Keterbatasan dan persepsi yang miring

Dalam sesi diskusi tersebut para nara sumber menjabarkan beberapa tips menarik hingga pengalaman bekerja selama ini. Catatan menarik yang kemudian disimpulkan adalah masih adanya persepsi miring hingga bias di kalangan masyarakat umum yang menyebutkan perempuan tidak memiliki keseimbangan emosi yang baik hingga prioritas perempuan yang pada akhirnya harus kembali menjadi ibu rumah tangga.

Meskipun persoalan tersebut dibantah narasumber yang hadir, namun sulit untuk meyakinkan rekan kerja hingga pihak terkait lainnya (yang kebanyakan adalah kalangan laki-laki) untuk kemudian menempatkan posisi perempuan lebih baik dan memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan rekan kerja laki-laki pada umumnya.

Menurut Dayu Dara Permata, penting bagi calon entrepreneur perempuan untuk menciptakan pencitraan atau branding yang kuat, sebagai entrepreneur perempuan. Selain itu penting juga untuk membangun jaringan yang solid dengan entrepreneur perempuan lainnya.

Sementara itu menurut Grace Natalia, jangan pernah takut untuk mengungkapkan perasaan dan pemikiran kepada atasan, sampaikan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki agar bisa menemukan work life balance yang seimbang.

Kurangnya tokoh entrepreneur perempuan sukses

Meskipun saat ini sudah banyak pendiri startup hingga CEO perempuan, namun belum banyak di antara mereka yang kemudian berhasil memimpin startup. Hal tersebut yang kemudian diklaim Dayu jadi alasan mengapa tidak banyak kemudian perempuan yang tertarik untuk terjun ke dunia teknologi.

“Kurangnya role model tersebut yang pada akhirnya membuat kebanyakan perempuan enggan untuk terjun ke dunia teknologi dan menjalankan bisnis.”

Dalam survei yang dikeluarkan Linkedin disebutkan saat ini jumlah C-Level yang berasal dari kalangan perempuan berjumlah sekitar 17% saja, dibandingkan dengan kalangan laki-laki. Sementara untuk posisi manager hanya 30%, senior manager 27%, VP 25%, SVP 20%. Selebihnya untuk entry level dari kalangan perempuan berjumlah 36%.

Untuk bisa tampil lebih unggul dibandingkan dengan kalangan laki-laki, menurut Alyssa Maharani, perempuan harus memiliki sponsor, dalam hal ini adalah atasan atau senior yang telah memiliki posisi penting di perusahaan namun melihat besarnya potensi atau kemampuan dari Anda, perempuan bekerja atau entrepreneur. Dengan demikian mereka bisa memperjuangkan posisi Anda untuk selangkah lebih maju.

Jika di perusahaan saat ini Anda kesulitan untuk menemukan sponsor atau mentor tersebut, carilah di tempat atau lingkungan lain, seperti yang diungkapkan Sonia Barquin.

Tuntutan komitmen dari investor

Dalam sesi diskusi tersebut turut dibahas survei Google yang menyebutkan kebanyakan investor lebih tertarik untuk mendengarkan pitching dari pendiri startup laki-laki dibandingkan dengan pendiri perempuan, meskipun konten pitching tersebut adalah sama. Selain itu masalah komitmen juga dipertanyakan investor, jika startup yang ada memiliki CEO perempuan.

“Saya melihat investor hanya ingin melihat seberapa baik komitmen dari CEO perempuan. Mereka khawatir kalangan perempuan kemudian sibuk dengan urusan rumah tangga mereka sehingga meninggalkan komitmen awal, menjadi pemimpin di startup,” kata Grace.

Untuk bisa mematahkan persepsi tersebut, entrepreneur perempuan harus bisa memberikan komitmen yang terbaik kepada investor, dengan cara menentukan prioritas saat waktunya mengambil keputusan yang tepat.

“Selama ini perempuan sudah menjadi decision maker di rumah tangga mereka. Hal tersebut tentunya bisa diterapkan saat menjalankan perusahaan,” kata Dayu.

Selama menjalankan profesinya sebagai Google Launchpad Accelerator Startup Success Manager, Alyssa melihat sudah banyak startup yang mendapatkan revenue yang lebih berkat sentuhan jajaran pimpinan hingga CEO perempuan.

Di akhir sesi diskusi, saran narasumber tentang hal-hal yang harus dilakukan dan wajib untuk dihindari operempuan bekerja dan entrepreneur perempuan saat menjalankan bisnis adalah hilangkan keraguan, jangan takut gagal dan temukan support system, bisa menjadi tempat mengadu sekaligus mendapatkan motivasi saat mendapat tantangan ketika memimpin startup atau bekerja di startup.

GO-LIFE Berekspansi ke 17 Kota, Fokus pada Layanan GO-AUTO dan GO-GLAM

Setelah sebelumnya resmi mengumumkan total ekspansi di 50 kota untuk layanan GO-JEK, khususnya yang difasilitasi moda transportasi motor, kali ini giliran layanan GO-LIFE yang diperluas jangkauannya. Perluasan ini memfokuskan pada GO-AUTO (layanan jasa otomotif) dan GO-GLAM (layanan jasa kecantikan).

GO-LIFE adalah aplikasi yang menyediakan berbagai layanan on-demand mulai dari layanan pijat profesional, layanan kebersihan, layanan kecantikan, dan layanan solusi otomotif dengan menghubungkan pengguna dengan mitra yang saat ini diklaim telah mencapai 12.000 orang. Sebelumnya GO-LIFE menjadi satu aplikasi dengan GO-JEK, akan tetapi untuk efektivitas pengguna, Nadiem Makarim dan tim memutuskan untuk memisahkannya menjadi dua aplikasi berbeda. Kendati tetap sama-sama bisa menggunakan GO-PAY di akun tunggal.

Persisnya GO-AUTO berekspansi di 11 kota baru di Indonesia, yakni Bali, Bandung, Surabaya, Palembang, Malang, Jogja, Medan, Bogor, Makassar, Balikpapan dan Manado. Sementara layanan GO-GLAM kini hadir di 6 kota baru, meliputi Palembang, Manado, Medan, Jogjakarta, Malang dan Makassar.

“GO-LIFE memiliki misi untuk memudahkan kehidupan masyarakat perkotaan dengan menyediakan layanan jasa profesional seperti jasa kecantikan, kebersihan, pijat dan otomotif sekaligus memberdayakan mitra jasa profesional melalui teknologi. Dengan memanfaatkan layanan kami, masyarakat bisa mengakses layanan yang diinginkan kapan saja dan di mana saja, dan penghasilan mitra akan bertambah secara signifikan,” ujar Dayu Dara Permata selaku Head Of GO-LIFE.

Ini adalah upaya lanjutan yang dilakukan GO-JEK dalam strategi ekspansinya. Sebelumnya, setelah memantapkan layanan GO-RIDE di berbagai wilayah, layanan GO-MART turut dipesatkan sebarannya.

Application Information Will Show Up Here

Go-Auto dari Go-Jek Kini Rambah Kawasan Jadetabek dan Tambah Dua Layanan Baru

Go-Jek hari ini mengumumkan perluasan jangkauan layanan Go-Auto dan beberapa layanan tambahan di Go-Auto. Salah satu kota yang kini dijangkau adalah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sedangkan dua layanan terbaru yakni layanan cuci motor dan poles mobil. Untuk bisa memberikan pelayanan maksimal di kota-kota baru tersebut Go-Jek disebut telah melakukan penambahan mitra-mitra untuk bisa melayani permintaan pelanggan.

“Sebelum kami melakukan ekspansi ke kota lain, kami melakukan  berbagai persiapan di antaranya menambah para mitra yang sudah berpengalaman dan memberikan pelatihan bagi para mitra baru. Persiapan tersebut kami lakukan untuk memberikan layanan terbaik bagi seluruh pengguna Go-Auto,” papar Co-Founder Go-Life Dayu Dara.

Kedua layanan baru Go-Auto tersebut sudah bisa dipesan oleh seluruh penggunanya yang bertempat di kawasan Jadetabek dengan nominal harga mulai dari Rp20.000 untuk layanan cuci motor dan Rp450.000 untuk layanan poles mobil.

Menjelaskan penambahan layanan ini Dayu memaparkan bahwa sebelumnya Go-Auto hanya menyediakan berbagai macam layanan bagi para pengguna mobil saja, kini demi menjadi layanan yang menyediakan solusi otomotif yang lengkap dihadirkanlah layanan cuci motor.

“Sebelumnya Go-Auto hanya menyediakan berbagai layanan bagi para pengguna mobil saja, tetapi kami ingin menjadi solusi otomotif semua termasuk bagi para pengguna motor. Oleh karena itu, layanan cuci motor ini kami hadirkan. Kami juga menambah layanan poles mobil untuk semakin melengkapi layanan-layanan perawatan mobil seluruh pengguna kami,” jelas Dayu.

Dalam rilisnya pihak Go-Life menjelaskan untuk memberikan kualitas dalam setiap layanan mereka, termasuk layanan baru ini Go-Life menggandeng mitra yang sudah berpengalaman di bidangnya. Go-Life kabarnya juga mengajak mitra yang dengan disabilitas untuk bergabung dan meningkat kesejahteraan bersama Go-Jek.

“Kami bekerja sama dengan komunitas disabilitas supaya anggotanya bisa bergabung menjadi mitra. Sebelum bergabung mereka juga telah mendapatkan pelatihan mengenai layanan yang Go-Auto berikan dan cara menggunakan aplikasi,” terang Dayu menambahkan.

Application Information Will Show Up Here

Go-Life Akan Luncurkan Layanan Baru Tahun Ini

Pasca spin-off dari aplikasi Go-Jek, layanan gaya hidup yang kini lebih dikenal Go-Life akan meluncurkan layanan lainnya pada tahun ini. Meski tidak menjelaskan lebih detil layanan apa yang akan diluncurkan, namun pihak Go-Jek memastikan saat ini sudah memasuki proses due diligence.

“Ya, akan ada tambahan lainnya untuk aplikasi Go-Life tahun ini. Sekarang masih proses due dilligence, nanti akan diumumkan,” kata Co-Founder Go-Life Dayu Dara, Rabu (22/2).

Aplikasi Go-Life resmi di spin-off pada awal Februari 2017. Dara mengklaim hingga minggu kedua sejak aplikasi diluncurkan sudah diunduh lebih dari 10 ribu kali. Angka tersebut masih kecil bila dibandingkan jumlah unduhan aplikasi Go-Jek yang diklaim telah mencapai 33 juta kali.

Saat ini ada empat layanan yang tersedia dalam aplikasi Go-Life, yakni Go-Massage, Go-Clean, Go-Auto, dan Go-Glam. Bila ditotal, jumlah mitra yang telah tergabung dalam Go-Life mencapai lebih dari 7 ribu mitra.

Adapun lokasinya sudah bisa dinikmati di beberapa kota tempat Go-Jek beroperasi. Go-Massage tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Medan. Untuk Go-Glam tersedia di Jabodetabek, Bali, Surabaya, Semarang, dan Medan.

Go-Clean tersedia di Jabodetabek, Bandung, Bali, Surabaya, Semarang, dan Medan, sedangkan Go-Auto baru tersedia untuk pelanggan di Jakarta.

Beda arah fokus dengan aplikasi Go-Jek

Kehadiran aplikasi Go-Life yang kini terpisah dari aplikasi Go-Jek, lanjut Dara, dapat membuka manuver divisi gaya hidup ini dapat lebih gencar lagi. Pasalnya, Go-Jek nantinya akan tetap mengedepankan layanan yang bersifat transportasi dan logistik.

“Dari segi teknis, pemisahan lini bisnis ini akan buat ekspansi jadi jauh lebih cepat dan dinamis.”

Dara menargetkan layanan Go-Life dapat dinikmati semua pelanggan di 15 kota tempat Go-Jek beroperasi saat ini.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan menambah fitur yang bisa meningkatkan pengalaman konsumen jadi lebih baik lagi. Pasca spin-off, kini Go-Life memiliki beberapa peningkatan layanan, misalnya penambahan fitur 24 jam dan booking advanced.

“Kami selalu mengapresiasi masukan dari ribuan pengguna setia kami dan mencari solusinya. Masukan yang kami dapat di antaranya pelanggan ingin keleluasaan waktu untuk mendapatkan layanan. Sehingga kami tambahkan fitur 24 jam dan booking advanced untuk layanan Go-Life.”

Bakal integrasi dengan Go-Pay dan Go-Points

Untuk mendukung pengalaman pengguna, dompet elektronik milik Go-Jek yakni Go-Pay, serta produk loyalitasnya, Go-Points akan segera tersedia dalam Go-Life sekitar satu hingga dua bulan mendatang. Sementara ini, seluruh layanan Go-Life belum menyediakan pilihan pembayaran secara digital.

“Saat ini belum ada Go-Pay dan Go-Points. Itu sudah masuk ke dalam rencana prioritas kami dalam sebulan hingga dua bulan mendatang. Sehingga pengalamannya akan sama ketika mereka menggunakan Go-Pay dalam aplikasi Go-Jek.”

Pengalaman lainnya yang ditawarkan Go-Life adalah pengguna tidak perlu mendaftar ulang ketika baru mengunduh aplikasi. Mereka hanya cukup memasukkan data diri yang sudah terdaftar dalam aplikasi Go-Jek, sebab datanya sudah terintegrasi.

“Ada keistimewaan yang kami berikan untuk Go-Life, pengguna sudah terintegrasi dengan aplikasi Go-Jek. Cukup sign in satu kali pakai ID Go-Jek yang mereka pakai. Ini semua kami lakukan sama persis dengan Go-Jek karena tujuannya ingin meningkatkan pengalaman yang lebih baik,” ucap salah satu Product Owner layanan Go-Life Gilang Gibranthama.

Application Information Will Show Up Here