Solusi Membangun Bisnis Online Bersama Komerce, Bisa Hire Talent Terlatih

Membangun bisnis online kini semakin mudah sejak adanya e-commerce enabler company, seperti Komerce, dimana fokus utamanya adalah membantu UMKM mengembangkan atau membangun bisnis online-nya dengan bantuan talent terlatih.

Saat ini, memang mayoritas UMKM telah memulai perjalanan bisnisnya secara online karena banyak sekali peluang dan keuntungan yang bisa diperoleh. Meskipun terlihat mudah, namun akan lebih baik apabila Anda memiliki bekal dan partner berpengalaman untuk mengembangkan bisnis online Anda.

Jika tertarik untuk memulainya bersama Komerce, berikut ini informasi yang dibagikan oleh Nofi Bayu Darmawan, selaku Founder & CEO Komerce, mengenai apa itu Komerce, layanan yang dimilikinya, cara membangun bisnis bersama Komerce, hingga modal yang dibutuhkan.

Apa Itu Komerce?

 

Komerce

 

Seperti yang telah dijelaskan sedikit di atas, Komerce adalah end-to-end e-commerce enabler yang memiliki tugas untuk membantu UMKM terjun ke dunia digital, terutama e-commerce, agar lebih maksimal dalam penjualan. 

Sebelum menjadi e-commerce enabler, Komerce awalnya merupakan jasa penyedia talent untuk memperkuat peran peran digitalisasi UMKM. Selain itu, Komerce juga merupakan rebranding dari sebuah gerakan sosial bernama Kampung Marketer.

Gerakan ini diinisiasi sendiri oleh sang founder, yaitu Bayu, untuk menjawab permasalah pemuda di sekitar kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang kesulitan mencari pekerjaan.

Melalui gerakan tersebut, Bayu mengadakan pelatihan untuk pemuda desa agar bisa menguasai bidang digital marketing dan customer service. Kemudian, setelah dirasa mampu, pemuda-pemuda tersebut pun diterjunkan ke lapangan untuk membantu memaksimalkan penjualan dan layanan pelanggan dengan digitalisasi UMKM.

Dari situlah, kemudian, Komerce terus berkembang untuk membantu UMKM memaksimalkan penjualan dan layanan pelanggan secara digital. Hal itu dibuktikan dengan Komerce yang kini telah memiliki kantor di Purbalingga dan Yogyakarta.

Layanan yang Disediakan oleh Komerce

Saat ini, Komerce menyediakan tiga layanan jasa atau talent yang bisa direkrut oleh UMKM, yaitu Advertiser, Customer Service, dan Admin Marketplace. Bayu juga menjelaskan bahwa masing-masing dari talent tersebut memiliki tugas yang berbeda-beda dalam membantu UMKM

“Masing-masing (talent) memiliki tugas yang berbeda, misalnya untuk advertiser memiliki tugas running iklan digital (Google Ads dan Facebook Ads) untuk memperluas jangkauan pemasaran sebuah brand dengan target yang ditentukan. Customer Service memiliki tugas untuk handle chat yang masuk ke nomor whatsApp partner, dan admin marketplace untuk membantu optimasi toko di marketplace mulai dari dekorasi toko, membalas chat, iklan (shopee), dan sebagainya,” jelas Bayu.

Keuntungan Menggunakan Layanan dari Komerce

Membangun bisnis online memang bisa dikatakan susah-susah gampang. Melalui layanan-layanan yang disediakan Komerce, Bayu memaparkan bahwa UMKM akan mendapatkan sejumlah kemudahan dan keuntungan, di antaranya sebagai berikut:

  • Kemudahan mengelola karyawan untuk bisnis Anda.
  • Mendapatkan talent yang telah terlatih dan lulus pendidikan dasar yang diadakan Komerce. Selain itu, akan ada training berjenjang oleh Komerce untuk menjaga kualitas talent.
  • Talent diawasi oleh leader Komerce yang berpengalaman di bidangnya.
  • Semua kinerja talent dapat dimonitor melalui satu aplikasi Komerce, termasuk di dalamnya laporan absensi harian hingga invoice.
  • Komerce menjaga privasi bisnis partner.
  • Tanpa kontrak kerja. Anda sebagai partner bisa mengakhiri kerjasama kapan saja jika sudah tidak memungkinkan untuk diperpanjang.

Bagaimana Cara Hiring Talent dari Komerce?

Setelah membagikan kisah awal mula Komerce dan jasa yang disediakan, Bayu juga berbagi infomasi mengenai cara UMKM merekrut talent dari Komerce untuk dijadikan partner dalam mengembangkan bisnis.

Kriteria UMKM

Sebelum masuk ke prosedur untuk hiring talent, ada baiknya Anda mengetahui kritera UMKM yang bisa merekrut talent dari Komerce. Untuk kriteria atau syarat-syarat, Bayu menyebutkan bahwa masing-masing layanan yang disediakan oleh Komerce memiliki kriteria tertentu. Ia juga memberikan contoh syarat UMKM untuk bisa hire advertiser dari Komerce.

“Misalnya untuk hire advertiser, UMKM harus dari distributor, produsen, atau pemilik brand dan jenis produk bukanlah produk yang dilarang dan memiliki ijin edar (untuk makanan dan kosmetik). Begitu juga dengan partner CS dan partner admin marketplace yang memiliki kriteria tertentu,” tuturnya.

Selain syarat dari masing-masing layanan yang nantinya akan diinfokan lebih jelas kepada Anda dalam proses hiring, terdapat pula syarat umum yang harus dipenuhi oleh UMKM jika ingin ber-partner dengan talent dari Komerce.

Syarat yang pertama adalah UMKM harus bersedia menyediakan device untuk talent bekerja. Sebagai contoh, jika Anda ingin hire partner Customer Service, pada website Komerce dijelaskan bahwa Anda harus menyediakan device handphone dengan minimal RAM sebesar 3GB untuk talent melakukan pekerjaannya.

Tapi, jangan khawatir, karena nantinya device akan dikembalikan kepada Anda apabila sudah tidak ada kerja sama.

Kemudian, syarat yang kedua adalah bersedia menyediakan biaya sesuai dengan ketentuan, yang nanti akan dibahas lebih lanjut di segmen modal.

Prosedur Hiring Talent dari Komerce

Setelah Anda merasa sesuai dengan kriteria di atas dan tertarik untuk merekrut partner bisnis dari Komerce, selanjutnya Anda hanya perlu menghubungi kontak Komerce yang tersedia di website dan media sosial Komerce.

Kemudian, Anda bisa konsultasikan kebutuhan Anda untuk nantinya akan dibantu diarahkan kepada layanan yang tepat. Pihak Komerce juga akan mengonfirmasi kesediaan Anda untuk memenuhi persyaratan biaya dan memenuhi kebutuhan device talent untuk bekerja.

Apabila Anda telah bersepakat dengan Komerce untuk mengikuti semua ketentuan dan berhasil bekerjasama dengan talent Komerce, selanjutnya Anda bisa melakukan komunikasi melalui WhatsApp, telepon, atau conference call. Selain itu, Anda juga bisa memonitor kinerja talent melalui aplikasi Komerce.

Modal yang Dibutuhkan

Nah, informasi ini mungkin menjadi informasi yang Anda nanti-nantikan karena modal adalah hal terpenting bagi UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Jadi, berapa modal yang dibutuhkan untuk mulai mengembangkan bisnis dengan bantuan talent dari Komerce?

Bayu sendiri tidak bisa menyebutkan nominal pastinya. Namun, selain device untuk talent bekerja, ia menekankan beberapa hal terkait yang harus disiapkan. Di antaranya adalah biaya admin dan gaji serta bonus untuk talent.

Untuk biaya admin, Anda bisa melihat nominal per bulannya untuk masing-masing jasa di website Komerce. Sedangkan untuk gaji dan bonus, Anda bisa menegosiasikannya dengan pihak Komerce melalui kontak yang juga tersedia di website.

Kemudian, jika Anda merekrut advertiser, Anda juga harus menyiapkan modal untuk beriklan di platform iklan berbayar, seperti Google Ads atau Instagram Ads, karena biaya admin belum mencakup biaya tersebut.

Video Alur Hiring Talent Komerce

Transmigrasi Bisnis Offline ke Online dengan Komerce

Jika melihat jenis jasa yang disediakan oleh Komerce, memang Komerce terlihat lebih fokus kepada bisnis online yang sudah berjalan dan ingin dikembangkan. Namun, Bayu mengonfirmasi bahwa Komerce juga terbuka untuk partner yang mulai dari nol, seperti bisnis yang sebelumnya hanya berbasis offline dan ingin mulai terjun online.

“Perpindahan bisnis offline ke bisnis online bukan hanya sekedar “pindah tempat”. Tapi juga harus memiliki berbagai strategi agar dapat bersaing dengan ratusan ribu pebinsis dari berbagai wilayah. Jika pebisnis sudah mengerti akan ilmunya, maka mereka akan lebih mudah dalam menentukan strategi bisnis,” katanya.

Untuk alasan tersebut, Komerce biasanya mengadakan berbagai macam pelatihan untuk para UMKM yang berbasis offline, sebelum terjun ke bisnis online. Pelatihan-pelatihan tersebut diantaranya berupa webinar, digital marketing bootcamp, dan lain sebagainya.

Dari informasi yang diberikan Bayu selaku founder dan juga CEO Komerce, dapat disimpulkan bahwa Komerce tidak hanya fokus membantu UMKM untuk mengembangkan bisnis online-nya, tapi juga bisa menjadi partner untuk UMKM yang baru mulai terjun ke sektor digital.

Selain itu, Komerce juga memberikan fleksibilitas kepada UMKM dengan tidak adanya kontrak kerja dan jumlah gaji yang negotiable. Bagaimana, tertarik ber-partner dengan Komerce?

Atur Toko Bantu UMKM Kelola Usaha di Marketplace, Sediakan Teknologi dan Layanan Menyeluruh

Bertujuan untuk meminimalisir biaya saat memasarkan dan menjual produk mereka, platform e-commerce enabler Atur Toko, hadir menawarkan teknologi dan layanan kepada UMKM. Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Atur Toko Bagus Dewantara mengungkapkan, berawal dari sebuah proyek lalu muncul ide untuk kemudian mengembangkan teknologi yang relevan kepada UMKM guna memperluas kanal penjualan mereka.

Berangkat dari hipotesis tersebut bersama dengan pendiri lainnya yaitu Christiono Hendrawan, Asfar, dan Ricky Erri Thoiffur dibuat software sendiri agar bisa digunakan untuk merchant lebih banyak lagi.

Atur Toko resmi meluncur tahun 2019 lalu. Saat ini mereka telah memiliki sekitar 5 ribu merchant dan 200 brand yang tersebar di seluruh Indonesia. Secara khusus Atur Toko membantu optimalisasi penjualan brand dengan Team Brand Manager dari platform untuk mengelola strategi penjualan produk di marketplace.

Selain menyediakan teknologi Atur Toko juga menyediakan layanan pendukung. Di antaranya adalah tim fulfillment, store management, hingga gudang yang dikelola sendiri.

“Bisa dibilang platform kami sangat komprehensif secara end-to-end membantu mereka yang baru mulai berjualan hingga brand besar untuk mendorong pertumbuhan bisnis,” kata Bagus.

Produk unggulan Atur Toko

Saat ini teknologi Atur Toko telah terintegrasi dengan enam marketplace besar di Indonesia. Sistem yang terintegrasi memungkinkan UMKM untuk memonitor tokonya di berbagai platform marketplace hanya dengan satu dashboard; termasuk mendapatkan data penjualan, stok produk, layanan branding, pinjaman modal, hingga chatboard.

Terdapat tiga produk unggulan yang bisa dipilih oleh pengguna. Di antaranya adalah AturToko+, omnipos dan Buat Toko+. Masing-masing memiliki layanan yang bisa dimanfaatkan oleh penjual baru hingga brand besar.

Untuk saat ini produk yang paling banyak dipilih oleh pengguna adalah AturToko+. Salah satu alasan mengapa makin banyak pengguna memilih produk yang bisa membantu pengguna memasarkan produk mereka dengan bantuan dari tim Atur Toko adalah, agar mereka bisa lebih fokus kepada produksi dan memastikan barang berkualitas.

“Selain itu kami melihat makin banyak di antara mereka yang ingin memiliki kanal penjualan lebih luas lagi dengan biaya yang rendah. Sementara saat ini kebanyakan di marketplace biayanya cukup tinggi dengan besarnya potongan yang dibebankan kepada mereka. Jika ada kanal penjualan lain dengan biaya yang rendah tentunya akan lebih membantu mereka,” kata Bagus.

Bagi mereka penjual baru yang belum memiliki produk bisa bergabung bersama dengan Atur Toko menjadi Drop Ship. Hanya dengan memasarkan semua katalog yang berasal dari brand UMKM yang bergabung dengan Atur Toko, mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan sebagai penjual.

Untuk memudahkan pengguna melakukan pembayaran disediakan pilihan yang bisa dikustomisasi. Meskipun sebagai platform Atur Toko mengedepankan komputasi awan (cloud) namun disediakan pilihan lain untuk mempermudah mereka mengelola bisnis. Ke depannya Atur Toko juga akan mengenakan biaya tahunan untuk pengguna.

“Saya melihat layanan ini bukan one model fit for all ada beberapa variasi model yang kami hadirkan meskipun hanya sedikit pilihannya. Fokus utama kami ke depannya adalah komputasi awan,” kata Bagus.

Gudang e-commerce dan rencana penggalangan dana

Tim dan manajemen Atur Toko / Atur Toko

Bekerja sama dengan pemerintah daerah, Atur Toko mendirikan gudang e-commerce untuk pengembangan UMKM. Gudang e-commerce memungkinkan pelaku UMKM untuk berfokus pada produksi saja sementara Atur Toko akan mengelola keseluruhan proses dan meningkatkan penjualan UMKM. Mulai dari foto produk, manajemen media sosial, kebijakan harga, media pengemasan produk, hingga proses pengiriman kepada pembeli.

Sepanjang tahun 2021, Atur Toko telah berhasil melakukan inisiasi dengan beberapa Pemda untuk menggagas kerja sama pendirian gudang e-commerce bagi UMKM Binaan Pemda. Di antaranya di daerah Garut, Gorontalo, Bekasi, Kalimantan Barat, dan Mojokerto. Di tahun 2022, Atur Toko menargetkan untuk melakukan penetrasi ke 20 Pemerintahan Daerah.

“Selain dapat menyimpan semua produk dari UMKM, Gudang E-commerce Atur Toko juga berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi pelaku UMKM yang ingin mengembangkan bisnis. Harapannya kami bisa mengawal usaha mereka, setelah mereka selesai melakukan pelatihan dengan Atur Toko,” kata Bagus.

Setelah menjalankan bisnis secara bootstrap, saat ini Atur Toko telah mengantongi pendanaan awal yang diperoleh dari angel investor. Rencananya pada kuartal pertama tahun 2022 ini, perusahaan akan melakukan penggalangan dana tahapan lanjutan.

Sebelumnya perusahaan mengklaim sempat dilirik oleh dua perusahaan teknologi Indonesia untuk kemudian diakuisisi. Namun demikian karena tidak adanya kesepakatan di antara kedua belah pihak, proses akuisisi tersebut tidak dilanjutkan.

“Tujuan kami sejak awal adalah bisa menciptakan supply chain dengan biaya yang rendah untuk supplier. Yang menarik dari social commerce adalah, semua biaya bisa sangat rendah karena memanfaatkan kanal seperti media sosial untuk berjualan, sehingga mereka bisa fokus kepada penyediaan produk yang bagus dan dari sisi logistik bisa memuaskan untuk pelanggan,” tutup Bagus.

BNI to Enter the Digital Bank Through Mini Bank Acquisition

Another top tier bank is to enter the digital business by acquireing a mini bank. Rumor has it, PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI) is to acquire Bank Mayora, a BUKU II bank with less than IDR 2 trillion core capital.

On CNBC, BNI’s President Director, Royke Tumilaar has confirmed the company’s plan to acquire a bank. He said the company had finalized the initial process, but the bank name is still undisclosed.

“We have reached an initial agreement for a bank acquisition with a strong business ecosystem to be transformed into a digital bank,” Royke said at a press conference.

He said, the digital bank is to target the MSME segment and collaborate with experienced strategic partners to develop financial technology. Royke said that technology plays an important role in digital bank management, and capable to drive more efficient operational costs than conventional banks.

In general note, Bank Mayora is a retail and consumer bank that offers a variety of financial products, ranging from loans and deposits. Some of the loan products offered include Vehicle Loans (KKB), Multi-Use Loans (KMG), and Home Ownership Loans (KPR).

Meanwhile, BNI engaged in the consumer and business segments, both through savings, deposit and credit products. The bank with a “46” logo has a strong association as a widely used banking product by students/universities.

Quoting from Investor.id, Royke had given a sign that the company would not be transformed 100% into a digital bank without branch offices, instead will develop in terms of services, business processes, and products.

He said, apart from having fairly strong legacy in Indonesia, the Government as BNI’s majority shareholder demand the bank to focus on strengthening its position further as an international bank or global bank

The battle over SME market

Throughout this year, the Indonesian banking sector has been crowded with the launch of digital banking services to corporate actions, seeking for strategic partners. Bank Jago, BCA Digital, and Bank Neo Commerce have implemented the business in this first semester.

While several other banks are looking for strategic investors to raise capital, the media conglomerate PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (IDX: EMTK) recently acquired 93% of Bank Fama‘s shares. Moreover, Kredivo has gradually acquired the shares of Bank Bisnis Internasional until eventually dominating with 40% ownership.

The corporate action is being pursued to meet the core capital obligation of IDR 2 trillion by the end of this year as stated in POJK No. 12.

Almost all of the banks are busy targeting the MSME segment amidst a surge in digital acceleration during the Covid-19 pandemic. Apart from being the foundation of the Indonesian economy, MSME is a segment with certain difficulties to capital access and has not been fully digitized.

Bank

Parent/Individual Acquisition/Subsidiary Transformation
BCA Bank Royal Indonesia BCA Digital
Jerry Ng and Patrick Walujo Bank Artos Bank Jago
BRI BRI Agro Bank Raya

Non-bank

Parent Acquisition/Subsidiary Transformation
Sea Group Bank Kesejahteraan Ekonomi Seabank
CT Group Bank Harda Internasional Allo Bank
EMTEK Bank Fama N/A
Kredivo Bank Bisnis Internasional N/A

This is a reason for digital banks to cooperate with platforms with a broad customer base and service ecosystem. That way, they can easily distribute financing products and loans using this leverage.

Based on data from the Central Statistics Agency (BPS), there were 65.5 million MSMEs in 2019, an increase of 1.98% from 64.2 million in 2018. Meanwhile, only about 8 million or 13% of MSMEs are integrated or utilize digital technology.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bertambah Lagi, BNI Akan Masuk ke Bank Digital Lewat Akuisisi Bank Mini

Bertambah lagi jumlah bank besar yang akan mencaplok bank mini untuk masuk ke bisnis digital. Kali ini PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI) dikabarkan akan mencaplok Bank Mayora yang merupakan bank BUKU II dengan modal inti tidak sampai Rp2 triliun.

Mengutip CNBC, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar telah mengonfirmasi rencana perusahaan untuk mengakuisisi sebuah bank. Ia mengatakan perusahaan telah menyelesaikan proses tahap awal, tetapi ia masih merahasiakan nama banknya.

“Kami telah mencapai kesepakatan awal untuk akuisisi bank yang memiliki ekosistem bisnis kuat untuk dikembangkan menjadi bank digital,” ungkap Royke dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Menurutnya, bank digital ini akan membidik segmen UMKM dan menggandeng mitra strategis berpengalaman untuk mengembangkan teknologi keuangan. Royke menilai teknologi memainkan peran penting dalam mengelola bank digital, serta dapat menekan biaya operasional lebih efisien dibandingkan bank konvensional.

Sebagai informasi, Bank Mayora merupakan bank di bidang ritel dan consumer yang menawarkan berbagai produk keuangan, mulai dari pinjaman (lending) dan simpanan (funding). Beberapa produk pinjaman yang ditawarkan di antaranya Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), Kredit Multi Guna (KMG), dan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

Sementara, BNI bermain di segmen consumer dan bisnis, baik lewat produk tabungan, deposit, hingga kredit. Bank berlogo 46 ini memiliki asosiasi kuat sebagai produk perbankan yang banyak digunakan oleh kalangan mahasiswa/universitas.

Mengutip Investor.id, Royke sebelumnya pernah memberi sinyal bahwa perusahaan tidak akan 100% berubah menjadi bank digital yang tidak memiliki kantor cabang, tetapi bertransformasi dari sisi layanan, proses bisnis, dan produk.

Selain BNI telah memiliki legacy yang cukup kuat di Indonesia, ia menyebut Pemerintah selaku mayoritas pemegang saham mengamanatkan BNI untuk fokus memperkuat posisinya ke depan sebagai bank internasional atau bank global.

Berebut pasar UMKM

Sepanjang tahun ini, sektor perbankan Indonesia telah diramaikan dengan peluncuran layanan bank digital hingga aksi korporasi untuk mencari mitra strategis. Bank Jago, BCA Digital, dan Bank Neo Commerce sudah melakukan ini di semester I ini.

Sementara beberapa bank lain tengah mencari investor strategis untuk menghimpun modal. Baru-baru ini konglomerasi media PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (IDX: EMTK) mencaplok 93% saham Bank Fama. Kemudian, ada Kredivo yang secara bertahap mengakuisisi saham Bank Bisnis Internasional hingga kemudian menjadi pengendali dengan kepemilikan sebesar 40%.

Aksi korporasi tersebut tengah dikejar untuk memenuhi kewajiban modal inti Rp2 triliun sampai akhir tahun ini sebagaimana tertuang dalam aturan POJK Nomor 12.

Hampir semuanya ramai-ramai membidik segmen UMKM di tengah lonjakan akselerasi digital selama pandemi Covid-19. Selain merupakan fondasi perekonomian Indonesia, UMKM termasuk segmen yang cukup sulit mendapat akses modal dan rata-rata belum sepenuhnya terdigitalisasi.

Perbankan

Induk/Individu Akuisisi/Anak Usaha Transformasi
BCA Bank Royal Indonesia BCA Digital
Jerry Ng dan Patrick Walujo Bank Artos Bank Jago
BRI BRI Agro Bank Raya

Nonbank

Induk Akuisisi/Anak Usaha Transformasi
Sea Group Bank Kesejahteraan Ekonomi Seabank
CT Group Bank Harda Internasional Allo Bank
EMTEK Bank Fama N/A
Kredivo Bank Bisnis Internasional N/A

Ini salah satu alasan bank digital menggandeng platform-platform yang punya basis pelanggan dan ekosistem layanan yang luas. Dengan begitu, mereka dapat mudah menyalurkan produk pembiayaan maupun pinjaman dengan leverage tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sebesar 65,5 juta UMKM di 2019 atau naik 1,98% dari 64,2 juta di 2018. Sementara, baru sekitar 8 juta atau 13% UMKM yang terintegrasi atau memanfaatkan teknologi digital.