Kerja Sama BNI dan DIMO Hadirkan Aplikasi E-Wallet UnikQu

PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Dimo Pay Indonesia (DIMO) belum lama ini melakukan soft-launching produk digital terbarunya BNI UnikQu. Produk tersebut merupakan sebuah aplikasi e-wallet berbasis server yang dapat diakses melalui platform mobile. Konsepnya mirip dengan apa yang ditawarkan oleh Sakuku. Sistem ini didesain menggunakan teknologi Pay by QR untuk proses transaksi pembayaran, baik secara online maupun offline.

Meliat geliat tersebut, menjadi semakin jelas inovasi di bidang fintech akan terus mendapatkan peminat yang besar seiring variasi layanan dan penerimaan dari sisi penyedia jasa/produk. Faktor lain dari sisi pengguna turut mendorong penerapannya, mulai dari gaya hidup non tunai yang mulai menjadi tren kalangan millennial, jaminan keamanan, dan sebaran aplikasi terpadu sebagai penerima transaksi digital. Perbankan perlu meramu strategi lebih dini, untuk bersinergi dengan para disruptor di sektor fintech.

“Pengguna UnikQu akan dimudahkan karena tidak perlu menjadi nasabah bank. Aplikasi UnikQu dapat digunakan oleh siapa saja yang memiliki smartphone, dengan proses pendaftaran yang mudah. Transaksi juga lebih cepat karena pembayaran cukup dilakukan dengan cara memindai QR Code yang tertera di kasir,” ujar Senior Executive Vice President Teknologi Informasi BNI Dadang Setiabudi.

Saat ini sekurangnya telah ada 2000 jaringan merchant yang menerima pembayaran melalui sistem DIMO. Untuk memberikan keamanan yang lebih baik, pengguna UnikQu diharuskan melakukan otentikasi dengan PIN 6 digit sebelum melakukan pemindaian untuk transaksi. Kerja sama dengan BNI turut menghadirkan sistem pengisian saldo melalui sistem perbankan BNI, di antaranya melalui SMS Banking.

“Kami sangat antusias menyambut langkah BNI untuk menjadi semakin relevan dengan perkembangan teknologi. Kerja sama UnikQu adalah wujud dari salah satu misi bersama antara BNI dengan DIMO dalam menciptakan ekosistem pembayaran non tunai yang terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat dan juga bentuk dukungan kami ke pemerintah dalam mewujudkan cashless society di Indonesia,” sambut CEO PT Dimo Pay Indonesia Brata Rafly.

Sebelumnya bank lain, yakni Mandiri, juga sedang serius menggencarkan layanan serupa melalui Mandiri e-Cash. Untuk membuatnya lebih bersahabat, belum lama ini pihaknya menjalin kemitraan dengan LINE, menghadirkan LINE Pay e-Cash, sebuah sistem e-money yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara online di mitra penjual.

Sebagai langkah ke depan, BNI akan terus bekerja sama dengan jaringan merchant dan berkolaborasi dengan perusahaan pengembang fintech untuk memperluas alternatif pengisian saldo dan transaksi UnikQu.

Application Information Will Show Up Here

Dimo Kini Miliki 80 Ribu Pengguna Aktif Bulanan

Berkat tren perkembangan teknologi digital tahun ini adalah fintech, turut mendongkrak pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan bagi PT Dimo Pay Indonesia (Dimo). Dari Januari 2016 hingga November 2016, persentase pertumbuhan jumlah pengguna, volume transaksi, hingga nilai transaksi diklaim mencapai ribuan persen.

Kenaikan ini dipicu karena pihak issuer yang sudah menjalin kemitraan dengan Dimo jumlah kini mencapai 15 issuer, dibandingkan dengan tahun lalu baru sebesar tiga issuer. Jumlah merchant yang bergabung kini sudah lebih dari 2.500 merchant, sementara di tahun lalu masih di bawah 200 merchant.

Kabar terbaru, issuer yang baru bergabung dengan Dimo di bulan ini ada tiga perusahaan, yakni BNI untuk produk e-wallet UnikQu, BRI untuk BRI Mobile, BRI Internet Banking, dan BRI Credit Access. Juga bergabung Finnet untuk kebutuhan pembayaran tagihan siaran TV kabel.

“Kenaikan drastis ini didapat dari pengguna aplikasi PayByQR pada issuerissuer Dimo dari sisi e-wallet, mobile banking hingga credit card loyalty. Kami akan terus mengembangkan teknologi yang ada untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan rekanan kami,” ungkap CEO Dimo Brata Rafly, Kamis (15/12).

Dari segi pertumbuhan pengguna, persentase pertumbuhannya mencapai 7.062% dengan kisaran 80 ribu pengguna aktif per bulannya. Sementara, dari segi volume transaksi tumbuh 7.150% dengan pertumbuhan nilai traksaksi sebesar 16.885%. Brata enggan membeberkan lebih lanjut soal angka dan nominalnya,

Bergabungnya BNI, BRI, dan Finnet diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan bisnisnya bisa lebih signifikan lagi. Pasalnya, ketiga perusahaan tersebut masing-masing memiliki pangsa pasar yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia.

Jumlah nasabah aktif BRI mencapai 22 juta orang, sementara BNI mencapai 16 juta yang bisa digaet untuk menggunakan PayByQR.

“Nanti teknologi PayByQR di Finnet akan digunakan untuk pembayaran TV kabel. Sudah ada tiga juta TV yang terhubung di bawah jaringan Finnet. Saat ini masih proses integrasi, perkiraannya Februari sudah bisa di-launch dengan Finnet.”

Rencana Dimo tahun 2017

Menurut Brata, fintech ke depannya akan terus menggempur industri petahana, sehingga mau tak mau mereka “dipaksa” untuk berkolaborasi daripada hancur karena enggan untuk berubah. Keyakinan inilah yang memacu pihaknya untuk terus mengejar kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari perbankan, layanan e-commerce, hingga industri transportasi, sembari menambah jumlah merchant.

Layanan PayByQR disebut didesain secara agnostic, tidak bersifat eksklusif dan bisa diterapkan untuk semua issuer, juga memudahkan konsumen saat bertransaksi.

Brata mengungkapkan, Bank CIMB Niaga sudah mulai melirik kerja sama dengan Dimo. Rencananya baru akan direalisasikan kerja samanya di Januari 2017.

Tak hanya itu, Dimo juga akan mulai gencar mengajak kerja sama dengan penyedia layanan e-commerce. Sudah ada dua layanan e-commerce yang sudah menggunakan teknologi PayByQR, yaitu Lazada dan JD.id.

“Kalau tahun ini, kami baru mengejar kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di offline. Tahun depan kami akan kejar bisnis yang online, di antaranya layanan e-commerce.”

Dimo juga akan terus melakukan edukasi ke masyarakat secara hyperlocal, bergantung lokasi issuer. Adapun saat ini lokasi pengguna Dimo masih terpusat di Jakarta. Diharapkan tahun depan akan mulai merambah ke kota lainnya, mengikuti lokasi operasional di mana pihak issuer berada.

“Edukasi yang kami lakukan agak berbeda, kami edukasi sesuai dengan lokasi issuer, sehingga masih terpetak-petak. Kemudian, convert merchant yang ada di sekitar bank untuk jadi merchant Dimo,” pungkas Brata.

Application Information Will Show Up Here

DOKU Resmikan Kemitraan dengan Dimo

Bertujuan agar bisa lebih fokus menciptakan inovasi dan fitur-fitur terkini, DOKU sebagai penyedia solusi pembayaran elektronik menggandeng Dimo untuk menghadirkan pilihan pembayaran non tunai menggunakan layanan Pay By QR.

Dalam acara peresmian kerja sama tersebut hari ini di Jakarta, Senior VP Consumer Product DOKU Ricky Richmond Aldien mengungkapkan proses kerja sama telah berlangsung selama 6 bulan, dari development sistem dan uji coba sebelum akhirnya diluncurkan hari ini kepada publik.

“Kami melihat partnership ini merupakan kemitraan strategis yang dilancarkan oleh DOKU dengan Dimo untuk memberikan pilihan pembayaran secara offline terbaru kepada pengguna. Dengan demikian kami bisa fokus menciptakan inovasi dengan fitur-fitur terkini ke depannya,” kata Ricky.

Salah satu kemudahan yang bakal dinikmati pengguna Doku dan Pay By QR dari Dimo adalah uang elektronik Doku (DOKU Wallet) kini dapat digunakan di ribuan merchant offline bertanda khusus Pay By QR. Pengguna uang elektronik Doku kini punya lebih banyak pilihan untuk melakukan transaksi di merchant offline setelah sebelumnya dapat digunakan untuk belanja di gerai Alfa Group seluruh Indonesia menggunakan metode online token.

“Kami ingin memanfaatkan teknologi yang saat ini sudah dimiliki oleh Dimo dengan Pay By QR dan diharapkan bisa memberikan alternatif baru kepada pengguna Doku untuk melakukan pembayaran transaksi offline melalui pemindaian kode QR,” kata Senior VP Public Relation & Marketing Yolanda Nainggolan.

Di sisi lain Dimo yang saat ini telah memiliki sekitar 2 ribu merchant bisa memberikan layanan lebih kepada pengguna Doku untuk berbelanja di merchant milik Dimo dan menggunakan transaksi pembayaran dengan kode QR.

“Bagi kami di Dimo menjadi kebanggaan tersendiri dengan kemitraan dengan Doku sebagai salah satu fintech pertama di Indonesia, bagi kami di Dimo diharapkan kerja sama ini bisa mempromosikan layanan PayByQR kepada semua pengguna Doku di seluruh Indonesia,” kata CEO Doku Brata Rafly.

Layanan Pay By QR yang ada di aplikasi Doku sudah bisa digunakan di merchant berlogo Pay By QR yang telah terdaftar.

Tampik informasi soal akuisisi DOKU oleh EMTEK

Disinggung tentang berita telah diakuisisinya Doku oleh EMTEK, Ricky menyebutkan masih belum menerima kabar terkait akuisisi tersebut.

“Selama ini kami memang kerap bertemu dengan pihak merchant, investor dan pihak terkait lainnya, namun belum ada rencana untuk diakuisisinya bisnis kami di Doku. Semua masih berjalan seperti biasa,” kata Ricky.

DOKU yang disebutkan telah memiliki 1 juta pengguna mengklaim telah berhasil mengumpulkan total transaksi sebanyak Rp 8,5 triliun hingga akhir tahun 2015 dan menargetkan pertumbuhan sebesar 30-40 persen setiap tahunnya. Selain itu DOKU telah memiliki 22 ribu merchant dan 15 mitra perbankan.

DStour #17: Menikmati Art Work Unik di Kantor Dimo

Terletak di kawasan bisnis Jakarta Pusat, kantor startup fintech Dimo sarat dengan nuansa warna putih, merah dan biru. Salah satu keunikan dan ciri khas dari kantor Dimo adalah art work yang menjadi focal point di kantor dua lantai ini.

Ingin tahu apa fungsi “hell room” dan “heaven room” di Dimo? Simak liputan lengkap DStour berikut ini yang dibantu langsung oleh CEO Dimo Brata Rafly.

Strategi Dimo Sosialisasi Pembayaran dengan Kode QR

Memasarkan financial technology (fintech) di Tanah Air memerlukan kolaborasi dengan pihak perbankan untuk pemasarannya agar semakin dikenal masyarakat Indonesia. Untuk itu pada tahun pertama ini PT Dimo Pay Indonesia (Dimo) berdiri, fokus menambah mitra perbankan dan merchant.

Brata Rafly, CEO Dimo, mengatakan kolaborasi merupakan kunci utama yang perlu dilakukan oleh seluruh fintech yang bergerak di e-money agar semakin familiar di telinga orang Indonesia. Apalagi untuk penyedia jasa pembayaran kode QR terkesan sangat ‘techie.’

Menurutnya, dari total 120 perbankan di Indonesia, sekitar 50 bank di antaranya sudah memiliki produk e-money sendiri. Dari jumlah tersebut, yang sudah memantapkan diri untuk menggabungkan teknologi mobile banking-nya dengan Dimo adalah BNI, Bank Mega, Maybank, dan Bank DBS.

“Fokus tahun pertama, kami ingin menambah jumlah mitra bank dan merchant. Lalu di 2017 baru menggenjot dari segi transaksinya. Kami juga menargetkan jumlah merchant di 2017 bisa bertambah jadi 20 ribu sampai 30 ribu merchant. Semakin banyaknya jumlah mitra bank tentu akan sangat membantu masyarakat untuk proses edukasi dan sosialisasinya,” ujarnya di sela-sela acara Mobile Marketing Association (MMA), Kamis (22/8).

Sementara itu, dari segmen merchant yang ingin diakuisisi perusahaan adalah jenis usaha di bidang fast moving consumer goods (FMCG). Ada tujuan yang hendak disasar oleh Dimo dari strategi tersebut, yaitu ingin membiasakan orang-orang untuk menggunakan transaksi cashless. Sebab boleh dibilang, saat ini kebanyakan merchant e-money dipergunakan untuk membeli pulsa, telepon, listrik, dan air.

Selain itu, Dimo juga ingin mengarahkan orang yang unbankable bisa menggunakan transaksi cashless sebagai alat pembayaran sehari-harinya. “Selama ini tidak semua orang bisa menggunakan transaksi cashless karena mereka belum menjadi nasabah bank.”

Saat ini, teknologi Dimo sudah bisa diterapkan dalam beberapa aplikasi e-money yang dimiliki beberapa perusahaan, seperti Uangku, Simobi, Dompetku, T-money, dan Pay Access. Dari segi merchant, beberapa di antaranya adalah Coffee Bean, Lazada, Chatime, Pepper Lunch, Bakerzin, Fish Market, dan lainnya.

Dimo sebagai marketing tool

Selain memfokuskan diri sebagai solusi pembayaran dengan kode QR, Dimo juga memiliki potensi bisnis lainnya yang bisa dikembangkan. Yakni, menjadi alat marketing untuk berbagai perusahaan lewat salah satu produk Dimo yaitu QR Store. Produk itu merupakan sebuah konsep penjualan dengan kumpulan gambar produk dua dimensi yang dilengkapi dengan kode QR dan label harga.

Transaksi dapat dilakukan cukup dengan memindai kode QR menggunakan aplikasi mobile banking dilengkapi dengan teknologi Pay by QR. Menurutnya, keuntungan yang dirasakan perusahaan bila memakai produk ini bisa membuat statistik penjualan jadi lebih terukur, meski menjual produk tradisional.

“Dimo bisa menjadi partner perusahaan untuk penjualan secara online-to-offline (O2O). Sasarannya lebih untuk orang-orang yang sedang berada di luar rumah, hanya membawa handphone, dan ingin membeli kebutuhan sehari-hari yang sifatnya urgent,” pungkas Brata.

Application Information Will Show Up Here

PopBox Jalin Kerja Sama dengan Dimo untuk Solusi Pembayaran

Layanan loker pintar PopBox belum lama ini telah menjalin kerja sama dengan Dimo untuk solusi pembayaran. Melalui kerja sama tersebut, masyarakat kini bisa berbelanja online melalui PopBox dan melakukan pembayaran menggunakan metode Pay By QR yang disediakan Dimo. Kerja sama ini telah dijalin sejak Mei 2016 dan pembayaran bisa dilakukan melalui aplikasi Uangku, Simobi, atau aplikasi lainnya yang terhubung denga sistem Pay by QR dari Dimo.

CEO PopBox Asia Adrian Lim mengatakan, “Kami selalu mencoba mencari produk atau fitur baru untuk memberikan pelayanan kepada konsumen melalui layanan loker kami. […] PopBox saat ini juga tengah tumbuh secara agresif dengan menambah jumlah loker di berbagai lokasi, sedangkan Dimo ingin membuat metode Pay by QR menjadi mainstream. Jadi, yang bisa kami lakukan adalah saling melengkapi satu sama lain karena pada akhirnya kami percaya dengan customer engagement physically.”

[Baca juga: Dimo Bertaruh pada Platform Berbasis QR]

CEO Dimo Brata Rafly menambahkan, “Kami melihat kesamaan visi dengan PopBox untuk membuat orang lebih mudah dan nyaman dalam berbelanja online. Dari sisi Dimo, kami memberikan teknologi pembayaran yang memungkinkan orang-orang untuk membayar tanpa menggunakan cash. Sedangkan dari sisi PopBox ini sama saja dengan memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja produk secara online. […] Saya percaya bahwa kami tidak bisa sendirian untuk menangani pasar karena terlalu besar, jadi kami perlu bekerja sama dengan perusahaan lain yang memiliki kesamaan visi.”

Melalui kerja sama ini masyarakat umum kini bisa berbelanja online melalui loker PopBox dan membayar secara cashless. Prosesnya terbilang mudah. Melalui menu belanja yang ada di loker PopBox, Anda bisa segera berbelanja secara online dan membayar melalui aplikasi yang menyediakan sistem pembayaran Pay by QR dari Dimo seperti Uangku dan Simobi. Produk yang dipesan nantinya bisa di ambil di loker tempat transaksi terjadi atau di loker yang dipilih sesuai dengan keinginan konsumen.

Kategori produk dalam menu Bllanja di loker PopBox yang bisa dibeli dengan Pay by QR Dimo / DailySocial
Kategori produk dalam menu Bllanja di loker PopBox yang bisa dibeli dengan Pay by QR Dimo / DailySocial

Kategori produk yang tersedia saai ini adalah Beauty & Care, Cosmetics, Gadget, Household, Snack dan Toys. Sementara daftar produk yang bisa dibeli berasal dari rekanan e-commerce yang telah menjalin kerja sama dengan pihak PopBox.

Loker pertama yang menjadi pilot project dari kerja sama ini ada di kawasan Sinarmas Land Plaza, Thamrin, Jakarta. Ke depannya, jumlah loker dengan layanan Pay by QR sendiri dijanjikan untuk terus ditambah jumlahnya.

Pada dasarnya, menu Blanja sudah tersedia di seluruh loker PopBox yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Tapi tidak semua sudah berfungsi sebagaimana mestinya karena di loker PopBox yang ada di Pasar Minggu yang sempat saya coba, menu Blanja hanya menampilkan halaman putih polos saja. Tidak ada produk apapun yang ditampilkan.

[Baca juga: Zalora Jalin Kerja Sama dengan PopBox]

“Kami juga masih belajar untuk memahami pasar saat ini dan terbuka terhadap siapa saja partner yang ingin produknya di feature. […] Masih ada banyak hal yang harus kami kerjakan agar potensinya bisa maksimal,” ujar Adrian.

Loker pintar PopBox sendiri saat ini sudah tersebar di wilayah Jabodetabek dan jumlahnya masih akan terus di tambah. Ke depannya, Adrian juga mengungkap akan mencoba untuk menjajaki pasar Malaysia.

Application Information Will Show Up Here

DScussion #54: Pay by QR dan Tren Industri Pembayaran Mobile di Indonesia

Dalam DScussion kali ini CEO Dimo Brata Rafli berbagi cerita tentang industri pembayaran mobile serta tantangan yang dihadapi setiap harinya. Menurutnya, pembayaran mobile adalah suatu keharusan sesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan kebiasaan konsumen.

Simak wawancara lengkap DScussion berikut ini.

Solusi “Pay by QR” Milik Dimo Dijajaki HappyFresh dan Orami

Metode pembayaran digital melalui kode QR (Quick Response) milik Dimo hari ini resmi dijajaki oleh HappyFresh dan Orami. Solusi ini memberikan opsi baru bagi para konsumen HappyFresh dan Orami untuk merasakan pengalaman baru berbelanja melalui konsep QR Store yang terintegrasi.

Setelah peluncuran Pay by QR pada 3 Maret kemarin, Dimo menjelaskan solusi pembayaran yang bersifat inklusif dan agnostis tersebut dapat digunakan oleh sumber dana manapun (bank, operator, e-wallet), pengguna smartphone dengan brand apa pun, di merchant mana pun. Penagihan Pay by QR dapat dilakukan dengan menampilkan QR Code melalui print out pada mesin Electronic Data Capture (EDC), layar komputer, sticker tempel seperti yang digunakan di QR Store, maupun secara langsung pada layar smartphone melalui layanan QR Cashier. Kali ini Dimo memaparkan lebih jauh gagasan QR Store yang memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian secara online di toko fisik.

QR Store merupakan konsep penjualan yang menggantikan toko fisik tiga dimensi dengan kumpulan gambar produk dua dimensi yang dilengkapi dengan QR code statis dan label harga. Konsep ini memiliki fungsi ganda sebagai tempat promosi untuk menarik perhatian publik, dan juga sebagai media penjualan langsung.

“Tentunya kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan HappyFresh dan Orami, dua perusahaan startup bertaraf internasional dengan basis pelanggan yang besar,” ujar CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly dalam siaran pers yang kami terima hari ini (18/3).

“Semoga QR Store yang kami hadirkan dapat memberikan pengalaman belanja baru yang mudah, cepat, dan aman bagi seluruh pelanggan HappyFresh dan Orami,” lanjutnya.

Masyarakat sebagai pengguna cukup memanfaatkan ponsel pintar miliknya di toko fisik QR Store, untuk kemudian diproses layaknya pembelian online. Setelah itu, produk sesuai diskripsi dan gambar yang ditampilkan di QR Store akan segera dikirimkan ke alamat yang telah terdaftar di aplikasi mobile pembayaran yang mendukung sistem Pay by QR Dimo.

“QR Store menjadi sebuah strategi penjualan inovatif dengan potensi yang sangat besar. Sebagai startup yang mengedepankan terobosan digital guna meningkatkan kepuasan berbelanja pelanggan, tentunya kami akan mencoba untuk memaksimalkan pengaplikasian konsep QR Store milik Dimo,” ujar CEO dan founder HappyFresh Markus Bihler.

Senada dengan Bihler, Group CEO Orami Jeremy Fichet turut menyuarakan antusiasme yang sama tentang gagasan ini.

“Konsep QR Store milik Dimo memberikan kesempatan para pelaku e-commerce seperti kami untuk bisa memasarkan produk dan berjualan secara offline. Kami yakin para pelanggan kami juga akan mengapresiasi kemudahan berbelanja di QR Store yang kami tawarkan kepada mereka,” ungkap Fichet.

Dimo Bertaruh pada Platform Berbasis QR

Di tahun 2011, pengguna Internet dikejutkan dengan berita bagaimana gampangnya seorang konsumen Korea Selatan membeli barang kebutuhan sehari-hari di papan pengumuman sebuah stasiun kereta dan membayarnya menggunakan kode QR. Layanan yang diimplementasikan Tesco tersebut mulai bisa dirasakan di sini dengan hadirnya platform “Pay by QR” dari PT Digital Money Indonesia, atau Dimo.

Dalam peluncuran resminya hari ini di D.Lab, Jakarta Pusat, CEO Dimo Brata Rafly menjelaskan peluang Dimo memasuki bisnis fintech didorong rendahnya penetrasi produk perbankan di masyarakat, termasuk kartu kredit, dan tingginya kepemilikan smartphone di Indonesia. Ini adalah peluang yang bagi sebuah solusi alternatif, setidaknya begitu di benak punggawa Dimo.

IMG_2731

Fintech menjadi vertikal yang menarik karena investasi di sektor ini dalam sembulan pertama tahun 2015 di kawasan Asia Pasifik, menurut studi Accenture, mencapai angka $3,5 miliar. DailySocial sendiri, dalam laporannya, memprediksikan fintech bakal menjadi segmen primadona di tahun 2016.

Dimo didukung oleh sejumlah investor, dengan dukungan terbesar berasal dari SMDV, perusahaan investasi milik Sinar Mas.

[Baca juga: Prediksi Tren Fintech Asia Tahun 2016 Versi Penyedia Data Center Digital Realty]

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel terdahulu, Pay by QR tidak menjadi sebuah aplikasi tersendiri. Solusi ini menempel ke aplikasi yang berbasis sumber dana, misalnya aplikasi e-money dan aplikasi perbankan. Setiap transaksi akan langsung memotong saldo e-money atau saldo tabungan. Perbankan dan operator telekomunikasi yang memiliki izin OJK menjadi tulang punggung teknologi Pay by QR. Bank Sinarmas, Bank Mega, Bank Danamon, Smartfren, dan Indosat adalah segelintir pendukung awal platform ini.

Pay by QR bisa diimplementasi di berbagai situasi

Penggunaan Pay by QR bisa dibedakan menjadi tiga hal. Pertama adalah penggunaannya di kasir toko dan restoran, atau warung pinggir jalan sekalipun. Jika kita berkunjung ke mitra Dimo, kita bisa membayar transaksi menggunakan berbagai metode yang mendukung Pay by QR. QR cashier bisa diimplementasikan di mesin EDC atau aplikasi QR Cashier.

Kedua adalah penggunaannya di layanan e-commerce. Pay by QR bisa menjadi opsi pembayaran di berbagai layanan e-commerce. Terakhir adalah implementasi Pay by QR di jaringan supply chain. Yang ini khusus untuk segmen B2B.

IMG_2736

Dimo, seperti ditegaskan Brata, berusaha mendukung semangat cashless yang dicanangkan pemerintah dengan membantu UKM mengurangi penggunaan uang tunai. Skema monetisasi Dimo adalah revenue sharing, artinya tidak perlu modal awal sama sekali untuk menggunakan fitur ini, dengan rataan biaya 1-1.5% per transaksi yang diklaim lebih rendah ketimbang menggunakan layanan Visa atau MasterCard.

Tentang kenapa memilih QR sebagai sistem yang paling didukung Dimo, Brata menjawab QR dianggap teknologi yang paling murah, sudah tersedia tanpa memerlukan infrastruktur tambahan, dan edukasi penggunaannya dianggap lebih mudah karena QR sendiri sudah mulai umum digunakan untuk kemudahan akses tautan situs. QR sendiri merupakan skema pembayaran yang umum digunakan di Tiongkok dan Korea Selatan. Alipay misalnya, menggunakan QR sebagai metode utamanya.

[Baca juga: Dimo Luncurkan “Pay by QR”, Metode Pembayaran dengan QR Code]

CTO Dimo Ari Awan mengaku pihaknya sendiri sudah berhasil mengimplementasikan berbagai teknologi canggih untuk pembayaran, seperti biometrik, suara, atau NFC yang sedang banyak digunakan. Dengan pertimbangan di atas, QR menjadi pilihan utama, tetapi tim R&D tetap melakukan riset tentang teknologi pembayaran yang up-to-date.

Head of Uangku Smartfren Steven Shih di kesempatan yang sama menyebutkan penggunaan Pay by QR saat ini sudah melampaui pemanfaatan fitur lain di aplikasi Uangku. Khusus kepada DailySocial, Steven mengaku pihaknya mengandalkan Pay by QR untuk melakukan penetrasi ke skema pembayaran e-commerce.

IMG_6945

Soal implementasi QR store yang menjadi cita-cita Dimo, mereka sudah mengimplementasikan QR store di kantor Sinar Mas Land sebagai pilot project-nya. Di acara peluncuran tadi juga ditunjukkan showcase tentang bagaimana mudahnya menggunakan QR store untuk membeli berbagai barang kebutuhan sehari-hari.

Tahun ini Dimo, disebutkan Brata, menargetkan Pay by QR siap tinggal landas dengan secara agresif mengembangkan infrastruktur, meningkatkan jumlah merchant, dan menambah partner pemilik sumber transaksi (issuer). Sejauh ini Dimo masih fokus ke pasar Jakarta yang dianggap memiliki adopsi teknologi paling cepat, tapi tak menutup kemungkinan ekspansi bersama mitra issuer ke daerah lain.

Pay by QR bergabung dengan Fira Pay, Sakuku, Mandiri E-Cash, atau BBM Money menjadi sarana pembayaran alternatif berbasis elektronik yang berupaya mencari peluang dari rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here