EV Hive City @ Plaza Kuningan Diresmikan, Diklaim Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara

EV Hive resmi meluncurkan coworking space barunya EV Hive City di Plaza Kuningan, Jakarta. Coworking space ini diklaim menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan luas 6700 meter persegi dan dapat menampung lebih dari 1000 industri kecil menengah, pengusaha, dan para kreator dalam satu community hub.

Ruang kerja baru ini terdiri dari dua lantai yang didesain untuk mendukung atmosfer kolaboratif antar anggota EV Hive. Di setiap lantainya dilengkapi dengan team discussion pod, event spaces, dan lounge untuk para anggota yang ingin mengadakan networking event dan business skill workshop.

[Baca juga: Strategi EV Hive di Tengah Eksplorasi Industri Coworking Space]

“EV Hive memiliki visi sebagai community hub bagi para pengusaha untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka. Melalui EV Hive Platform, kita siap memasuki era ekonomi berbagi yang sangat membantu industri untuk tumbuh bersama-sama dan kesempatan networking yang sebelumnya terlalu mahal jika ditanggung perorangan,” kata Founder dan CEO EV Hive Carlson Lau, Rabu (29/11).

Kehadiran EV Hive City ini melengkapi lebih dari 10 jaringan EV Hive lainnya yang sudah lebih dahulu hadir. Di antaranya, JSC Hive, D.Lab, The Breeze, Satellite @ SCBD, Tower @ IFC, Dimo, EV Hive @ Clapham, dan The Maja. Sampai akhir tahun ini, ditargetkan akan ada dua tambahan lokasi baru yang diklaim Carlson sebagai hub yang lebih besar dari City @ Plaza Kuningan.

Hadirkan platform investasi

Selain mengumumkan lokasi coworking space baru, EV Hive juga meluncurkan platform EV Hive Community Awards. Platform tersebut diperuntukkan untuk penempatan modal demi mendukung kemudahan berinvestasi di kalangan investor dan pengusaha, sekaligus startup dari ekosistem EV Hive yang memiliki bisnis menjanjikan.

Pendirian platform ini digagas dari ide yang dikumpulkan dalam platform EV Hive lainnya yakni EV Hive Connect yang aktif memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh para anggota.

“Secara aktif EV Hive mempertemukan para pendiri perusahaan yang sedang berkembang dengan para angel investor, perusahaan modal ventura, dan mitra bisnis di dalam ekosistem kami. Dalam kondisi tertentu, EV Hive bersama para investor juga turut menanamkan investasi kepada para anggotanya. Hasilnya mereka pun mengalami pertumbuhan bisnis yang cepat,” pungkas Carlson.

Saat ini EV Hive menampung lebih dari 1.300 anggota dan 11 ribu acara dan workshop yang diselenggarakan para anggota. Beberapa anggota EV Hive di antaranya, SquLine, Member.id, HelloBeauty, dan Ride Jakarta.

EV Hive and Clapham Collective Merges, Will Use “EV Hive @ Clapham” for Medan and Sumatra

EV Hive has announced the merger with coworking space provider in Medan, Clapham Collective, for operational expansion. EV Hive plans in pouring investment to build coworking space in Medan and Sumatra. In associated with its own brand, EV Hive reported to be using the name “EV Hive @ Clapham”.

Chris Angkasa, Clapham’s founder, will join EV Hive advisory board. In terms of services, the EV Hive team is currently consolidating, as EV Hive @ Clapham will be using EV Hive’s SOP and platform technologies.

“As the third largest city in Indonesia, Medan becomes the main entrance for business in Sumatra. Along with the vision of EV Hive’s founder, coworking space will be popularize as cultural exchange platform as well as meeting places to strengthen business relationships of entrepreneurs in Jakarta and Medan,” Angkasa said.

Carlson Lau, EV Hive’s Co-Founder and CEO, added, “We are excited about the huge demand for coworking space and strong community scope from local communities and startups in the region. Moreover, Chris as a leader figure and investors with integrity. We are enthusiast to make him as our advisor. While extending network to 100 coworking space in Indonesia, we will continue to build strategies for partnering with local communities, as well as connecting people in our ecosystem.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

EV Hive dan Clapham Collective Merger, Lahirkan Brand “EV Hive @ Clapham”

EV Hive hari ini mengumumkan peresmian merger dengan penyedia layanan coworking space di Medan, Clapham Collective, untuk perluasan wilayah operasional. Bersama dengan penyatuan ini, EV Hive berencana untuk menggelontorkan investasi guna membangun ruang coworking yang lebih banyak di area Medan dan Sumatera. Terkait dengan brand-nya sendiri, disampaikan pihak EV Hive akan menggunakan nama “EV Hive @ Clapham”.

[Baca juga: Strategi EV Hive di Tengah Eksplorasi Industri Coworking Space]

Bersama dengan peresmian merger ini, Chris Angkasa selaku pendiri Clapham akan bergabung dalam jajaran Dewan Penasihat EV Hive. Dari sisi penyuguhan layanan, saat ini tim EV Hive sedang mengkonsolidasikan, karena EV Hive @ Clapham akan menggunakan SOP dan platfrom teknologi yang sudah menjadi standar di EV Hive.

“Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan menjadi gerbang utama dalam berbisnis di Sumatera. Sejalan dengan visi para pendiri EV Hive, coworking space pun akan kami populerkan sebagai platform pertukaran budaya sekaligus tempat pertemuan yang memperkuat hubungan bisnis para pengusaha di Jakarta dan Medan,” ujar Chris Angkasa.

[Lihat juga: DStour #33 Berbagai Ruangan Kreatif di EV Hive IFC Tower]

Carlson Lau, Co-Founder dan CEO EV Hive menambahkan, “Kami sangat antusias mengetahui banyaknya permintaan layanan coworking space dan wadah komunitas yang kuat dari para UKM dan startup di kawasan ini. Apalagi Chris sebagai sosok pemimpin dan investor yang berintegritas. Kami antusias bisa menjadikannya sebagai penasihat kami. Sambil memperluas jejaring kami ke 100 lokasi coworking space di Indonesia, kami akan terus merancang strategi untuk bermitra dengan para komunitas lokal, sekaligus menghubungkan setiap orang dalam ekosistem kami.”

DStour #33: Berbagai Ruangan Kreatif di EV Hive IFC Tower

Selama ini coworking space hanya fokus kepada ruangan kerja dengan kebutuhan pendukung untuk anggotanya. Hal berbeda ditawarkan coworking space EV Hive dengan cabang terbarunya.

Terletak di gedung IFC Tower Jakarta, EV Hive memberikan berbagai ruang kreatif, mulai dari ruangan untuk shooting dan editing video untuk para Youtuber, hingga “Zen Room” atau ruang tenang untuk para anggota yang ingin bekerja lebih fokus.

Berikut adalah liputan DailySocial di coworking space EV Hive IFC Tower Jakarta.

Strategi EV Hive di Tengah Eksplorasi Industri Coworking Space

Menyusul pendanaan pra-seri A senilai 46 miliar rupiah yang diumumkan bulan lalu, EV Hive meresmikan coworking space ketujuhnya di kawasan Sudirman Jakarta. EV Hive Tower begitu julukannya, didesain layaknya tempat yang dimiliki sebelumnya, terdapat ruang kantor, ruang kerja, ruang pertemuan hingga fasilitas relaksasi.

Tujuh tempat di kawasan produktif ibukota menunjukkan keseriusan EV Hive. Menurut CEO EV Hive Coworking Space Carlson Lau, ia melihat bahwa industri coworking saat ini menjadi salah satu tren di generasi muda dan millennials. Salah satu pola yang terbentuk ialah mobile workforce yang berpegang pada komunitas.

Demografi pengguna EV Hive sendiri sangat tersegmentasi berdasarkan layanan yang ada. Sebagai contoh, penggunaan ruang kerja privat kebanyakan digunakan ostartup yang sudah memiliki tim antara 5-10 orang. Sementara ruang kerja bersama kebanyakan didominasi oleh anak muda, pekerja lepas dan tim startup yang baru terbentuk. Sedangkan ruang acara banyak dioptimalkan oleh komunitas atau perusahaan setempat.

Persaingan model coworking space di Indonesia

EV Hive bukan satu-satunya penyedia layanan coworking space. Masih ada pemain lain seperti Rework, Freeware, Spacemob (yang kini diakuisisi WeWork), hingga BLOCK71. Kendari demikian, Carlson Lau menilai bahwa industri ini masih tergolong pendatang baru dan pasar yang bisa dieksplorasi masih sangat besar dengan beragam model yang ditawarkan coworking space di Indonesia.

“Kami yang berkecimpung di industri ini melihat bahwa generasi saat ini sudah sangat berkembang dan bervariasi. Pekerjaan tidak lagi hanya sekedar membutuhkan kantor dengan gaya tradisional saja, jenis lapangan pekerjaan sudah sangat luas. Oleh karena itu, semakin banyak variated industry player yang kami ajak bekerja bersama, semakin luas pula jaringan yang kami bentuk untuk merasakan keuntungan dan keunikan bekerja menggunakan fasilitas coworking space,” ujar Carlson kepada DailySocial.

EV Hive disebutkan memilih memfokuskan pada visi utama yang menargetkan kalangan entrepreneur. Yang dilakukan ialah memahami secara detail apa yang dibutuhkan para pengguna, contohnya sisi fasilitas bekerja dan kesempatan networking.

“Kami memberikan pendekatan pada pengguna dengan mendengar kebutuhan dan keinginan mereka dan berusaha menyediakan berupa kenyamanan dalam fasilitas lingkungan kerja. Servis bisnis bahkan menghadirkan sarana networking antar komunitas yang bertujuan untuk meluaskan jaringan bisnis dan membuka kesempatan baru,” terang Carlson.

Kejelian bermanuver

Model bisnis yang ditawarkan bisnis coworking space yang ada saat ini cukup unik. Tidak lagi secara pragmatis mengejar untung dengan menyewakan layanan fasilitas, lebih dari itu mereka ingin menciptakan sebuah sinergi berkesinambungan dengan para pemain bisnis dan pengembang ekosistem/komunitas, khususnya industri kreatif.

Carlson menjelaskan, “Kami melihat dan mempertimbangkan bahwa masing-masing komunitas mempunyai karakter dan kebutuhan yang unik. Kekuatan kami adalah membentuk konsep yang berbeda-berbeda sesuai dari suatu kelompok target market tersebut. Sebut saja kebutuhan dari komunitas fashion, tech startup dan creative industry. Tentu saja kami tidak akan lengah dan tetap terus beradaptasi dengan berkembang dan meluasnya kebutuhan.”

Industri secara umum tengah dihadapkan pada sebuah pergeseran, yang banyak disokong urgensi dari transformasi digital. Implikasinya juga menyusur langsung pada pekerja secara individu, karena keterbukaan yang diberikan memberikan banyak kesempatan sekaligus keleluasaan untuk dapat bergerak maju di tengah persaingan yang sangat ketat.

“Dalam beberapa tahun yang akan datang, coworking akan menjadi salah satu pemain terbesar di perubahan industri ini. coworking akan memunculkan suatu potensi besar sendiri dalam bisnis, individu maupun komunitas. Dengan perkembangan variasi industri di Indonesia, coworking akan menjadi tujuan utama sebagai wadah modernisasi tempat bekerja, juga untuk membentuk suatu kolaborasi dalam bentuk strong business partnership,” tutup Carlson.

EV Hive Raih Pendanaan Pra-Seri A Senilai 46 Miliar Rupiah

Operator co-working space EV Hive hari ini mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai $3,5 juta atau sekitar 46 miliar rupiah. Pendanaan ini dipimpin oleh Insignia Venture Partners dengan partisipasi dari Intudo Ventures, Pandu Sjahrir dan jaringan angel investor. Beberapa investor EV Hive sebelumnya seperti East Ventures, SMDV dan Sinar Mas Land juga turut berpartisipasi dalam putaran kali ini.

Dengan bertambahnya jaringan investor, EV Hive berharap dapat mempercepat rencana pertumbuhan bisnisnya, khususnya untuk memfasilitasi pengusaha dalam memperluas cakupan bisnisnya secara global. Saat ini EV Hive telah mengoperasikan co-working space di 7 wilayah sekitar Jakarta. EV Hive juga tengah merampungkan pembangunan co-working space di 9 lokasi lainnya.

[Baca juga: Rencana-Rencana EV HIVE dengan Manajemen Baru]

“Kami percaya dalam kekuatan jaringan komunitas dan peran teknologi sebagai enabler kolaborasi yang terbuka dalam ekonomi bersama saat ini. Dengan dana tambahan, kami terus menjalankan misi utama kami, yaitu untuk mendukung perjalanan pengusaha dengan rencana untuk membangun layanan bersama seperti co-living, co-warehousing dan vertikal lainnya yang dibutuhkan oleh komunitas kami,” sambut CEO EV Hive Carlson Lau.

Sementara itu Yinglan Tan selaku Founding Managing Partner dan CEO Insignia Venture Partners berpendapat, “Ide bagus merupakan hal yang baik namun eksekusi adalah kunci di ruang teknologi. Kepemimpinan dan tim EV Hive telah membuktikan diri sebagai satu-satunya operator co-working space yang dapat dengan cepat mengembangkan formula keberhasilan mereka di beberapa lokasi utama sambil tetap menjaga jaringan masyarakat dan secara efektif meningkatkan produktivitas anggota. Mereka telah membangun network effect yang sangat menarik, mulai dari tim, kepemimpinan, perusahaan, penasihat dan investor.”

Debut perdana Intudo Ventures

Pendanaan ini menjadi investasi perdana Intudo Ventures di Indonesia. Pemodal ventura yang didirikan oleh Eddy Chan dan Patrick Yip ini baru didirikan pada tahun ini. Namun para pendirinya sendiri telah berpengalaman berinvestasi di perusahaan ternama seperti SpaceX, Palantir, hingga Fortinet. Di Indonesia Intudo Ventures akan berfokus di tahapan investasi seri A.

“Intudo Ventures adalah investor modal ventura yang sangat selektif yang hanya mendukung beberapa pengusaha di Indonesia setiap tahun dan menawarkan dukungan penuh dan perhatian manajemen kepada kami. Tim EV Hive telah membuktikan diri untuk dapat terus menawarkan inovasi baik dalam ruang dan layanan untuk mendukung perjalanan pengusaha. Kami senang bisa bekerja sama dengan tim saat mereka dengan cepat menumbuhkan jejak mereka di seluruh wilayah,” sambut Co-Founder & Managing Partner Intudo Ventures Patrick Yip.

EV Hive dan Jakarta Smart City Resmikan Co-Working Space JSCHive

EV Hive dan Jakarta Smart City, yang merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, meresmikan coworking space Jakarta Smart City Hive (JSCHive). Kantor ini dirancang untuk memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan startup digital.

“Dalam 5-10 tahun mendatang, industri berat akan mulai bergeser ke Jawa Barat, tidak lagi di Jakarta. Lalu akan diisi oleh industri kreatif. Untuk antisipasi itu, Pemprov sediakan coworking space guna mengakomodir seluruh tantangan yang saat ini kerap dihadapi pemain startup digital,” terang Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Kamis (22/6).

Sebelumnya kantor ini adalah Pusat Oleh-Oleh & Kerajinan Jakarta yang merupakan aset Pemprov DKI tak terpakai. Gedung ini kemudian dipugar menjadi coworking space seluas 550 meter persegi yang memiliki tiga lantai. Lokasi JSCHive berada di Jalan Prof.Dr Satrio No 7, Karet Kuningan, Jakarta Selatan.

JSCHive mengusung lima konsep, yakni Smart Office, Smart Energy, Smart Community, Smart Licensing, dan Smart Administration.

Yang menarik, berkat adanya integrasi langsung dengan Pemprov DKI, pemilik startup mendapat bantuan legal untuk pengurusan perizinan badan usaha. Juga, disediakan notaris dan pengacara untuk membantu seluruh pengajuan sehingga ditargetkan dapat memangkas lama waktu pendirian PT menjadi satu hari dari saat ini 5-8 hari.

Mereka juga berkesempatan mendapat akses data yang dimiliki Jakarta Smart City guna mendukung bisnis startup itu sendiri.

“Dukungan pemerintah itu penting terutama ketika berbicara perizinan usaha. Tingkat kemudahan berbisnis di Indonesia untuk tahun ini meningkat jadi peringkat 91 dari sebelumnya 109. Kami harapkan perizinan bisa lebih cepat jadi sehari, ini cukup realistis sebab di Singapura saja hanya butuh waktu dua jam,” ucap Komisaris EV Hive Willson Cuaca.

Biaya menjadi anggota JSCHive mulai dari Rp300 ribu per bulan. Anggota dapat menikmati akses multilokasi yang memungkinkan anggota dapat bekerja di setiap cabang EV Hive dan akses ke EV Hive Connect, yakni sebuah platform yang menyediakan software management, penasihat hukum, dan akses ke jaringan investor, korporat, dan startup.

Anggota juga berkesempatan untuk menjadi bagian dari sejumlah komunitas startup lokal seperti Komunitas Startup Jakarta (StartupJakarta.id). Di dalam komunitas tersebut ada kegiatan workshop, diskusi panel, kelas khusus, dan jaringan ke industri eksekutif dan pemerintah.

Saat ini EV Hive memiliki empat lokasi coworking space, tiga ada di Jakarta (The Maja, D.Lab Menteng, dan JSCHive Kuningan), dan satu di BSD City, Tangerang (The Breeze).

Willson menargetkan sampai akhir tahun ini EV Hive akan menambah lima lokasi baru, sehingga total lokasi EV Hive menjadi sembilan lokasi di Indonesia.

Rencana-Rencana EV HIVE dengan Manajemen Baru

Budaya penggunaan co-working space sebagai kegiatan profesional berkembang pesat di Indonesia. Di berbagai daerah mulai muncul co-working space sebagai tempat kerja dan sebagai tempat yang membuka kesempatan kolaborasi. Salah satu co-working space yang berkembang di Indonesia adalah EV HIVE. EV HIVE mengumumkan akuisisi terhadap D.Lab yang bertempat di Menteng. Akusisi ini membuat EV HIVE saat ini memiliki 4 lokasi di Indonesia. Tiga yang lainnya bertempat di Jakarta Smart City Kuningan, Maja Kebayoran Baru, dan Breeze BSD.

Selain mengumumkan akuisisi tempat baru EV HIVE juga mengumumkan penunjukkan tim manajemen baru. Carlson Lau (Chief Executive Officer), Jason Lee (Chief Financial Officer) dan Ethan Choi (Chief Strategy Officer) akan memimpin EV HIVE untuk memperluas perusahaan ke wilayah regional.

Saat ini EV HIVE yang bisa disebut sebagai salah satu co-working space yang memiliki visi untuk menghadirkan startup teknologi, entrepreneur, dan bisnis sebuah akses terjangkau ke jaringan workspaces, corporate services, dan komunitas para wiraswasta yang saling mendukung.

Sejalan dengan penunjukan tim manajemen baru, EV HIVE juga meluncurkan layanan “flexi-desk”. Sebuah layanan Flexible co-working dek yang tersedia dengan harga Rp1 juta per bulan untuk akses meja kerja di berbagai lokasi EV HIVE.

Saat ini EV HIVE didukung oleh dua perusahaan modal ventura ternama di Asia Tenggara, yakni East Ventures dan SMDV (Sinar Mas Digital Ventures). Bersama dengan investor EV HIVE saat ini, manajemen baru EV HIVE akan menambahkan investasi sebesar USD 800 ribu (dari kocek sendiri) sebagai bagian dari penggalangan dana pre-Seri A EV HIVE. Pendanaan pre-seri A akan digunakan untuk rencana ekspansi EV HIVE. EV HIVE saat ini juga terbuka untuk kerja sama dengan para pemilik properti lainnya.

“EV HIVE telah memberikan layanan yang luar biasa sebagai platform komunitas East Ventures selama lebih dari satu setengah tahun terakhir. Kami telah berinteraksi dengan lebih dari 10.000 startups, mengadakan lebih dari 120 acara dewi mingguan dan gathering bersama mitra kami. Kami juga bermitra dengan para pemangku kepentingan di industri seperti Amazon Web Services, Facebook, Google, SGInnovate dan komunitas modal ventura,” Co-Founder dan Managing Director East Ventures Willson Cuaca.

Willson menambahkan bahwa saat adalah waktu yang tepat bagi EV HIVE untuk maju ke tahap berikutnya dan mengukuhkan posisinya di bisnis co-working di tanah air.

Senada dengan Wilson, CEO EV HIVE Carlson Lau mengungkapkan pihaknya saat ini menargetkan untuk memiliki 7 lokasi di tahun ini dan membuat EV HIVE menjadi jaringan co-working space terbesar di tanah air.

“Tim kami bekerja keras. Kami menargetkan untuk memiliki 7 lokasi tahun ini untuk EV HIVE, jaringan co-working space terbesar, sehingga para entrepreneur bisa berinteraksi, bertumbuh dan berinovasi di komunitas ini. Dengan biaya Rp. 1 juta untuk flexi-desk dan lokasi baru, kami terus melanjutkan misi kami untuk menghadirkan  entrepreneur di Indonesia akses terjangkau dan terbuka ke lingkungan, layanan dan platform komunitas EV HIVE,” ungkap Carlson.

Permudah Ekspansi Regional, East Ventures Jalin Kemitraan dengan SGInnovate

Perusahaan modal ventura East Ventures mengumumkan kemitraan strategis dengan SGInnovate yang merupakan badan khusus buatan Pemerintah Singapura untuk menangani pengembangan kewirausahaan. Kemitraan ini diwujudkan lewat coworking space yang dimiliki masing-masing, yakni EV Hive (milik East Ventures) dan BASH (milik SGInnovate).

Kedua coworking space tersebut akan menjadi kantor sebagai perlandasan startup masing-masing negara saat berencana ekspansi ke tingkat regional. Nantinya, startup akan mendapat tanda khusus yang dapat mereka gunakan untuk akses keluar masuk coworking space.

Selain itu, kemungkinan ke depannya akan ada program inkubasi yang khusus diadakan East Ventures dan SGInnovate sebagai medium untuk mempersiapkan startup sebelum benar-benar terjun. Startup juga akan mendapat peluang fasilitas pendanaan seri B ke atas yang diberikan oleh EDBI, perusahaan investasi milik Economic Development Board Singapura.

“Akan ada banyak kolaborasi yang bisa ditimbulkan dari kemitraan ini. Intinya kedua negara akan saling mendapat bantuan saat startup-nya akan ekspansi, sebab bantuan dari mitra lokal adalah hal terpenting yang dibutuhkan setiap startup saat ekspansi regional,” terang Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, Selasa (25/4).

Willson melanjutkan pihaknya memilih Singapura sebagai negara tujuan ekspansi lantaran negara tersebut dinilai memiliki ekosistem startup yang sudah sangat baik. Ditambah lagi, Singapura sudah dikenal sebagai negara digital hub karena memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.

Dia berharap bakal adanya transfer ilmu mengenai teknologi apa saja dari Singapura yang cocok untuk diterapkan di Indonesia. Transfer ilmu yang diberikan startup Indonesia untuk Singapura bisa berupa pendampingan untuk berbagi informasi tentang kultur dan budaya orang Indonesia.

Kendati demikian, Willson tidak bisa memprediksi akan menelurkan berapa banyak startup lokal yang bisa ekspansi ke Singapura. Menurutnya, tidak semua startup memiliki kesempatan untuk bisa ekspansi ke tingkat regional waktu yang singkat.

Kualitas produk yang baik lebih penting daripada mementingkan kuantitas startup yang ekspansi. Willson mencontohkan platform pencari pekerja lepas, seperti Sribulancer, memiliki peluang yang baik untuk ekspansi ke Singapura.

Saat ini EV Hive telah membantu pengembangan 36 startup dengan dua lokasi kantor di Jakarta Selatan dan BSD. Adapun enam di antaranya adalah startup dari Singapura. Willson menargetkan paling tidak ada tujuh coworking space EV Hive yang beroperasi tahun ini.

Pemerintah DKI Jakarta dan EV Hive Hadirkan JSC Hive, Co-working Space untuk Startup Digital

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tampaknya memberikan porsi lebih untuk industri kreatif di sana. Setelah kemarin meluncurkan Jakarta Creative Hub kali ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta dikabarkan akan segera menghadirkan co-working space sebagai tempat berkumpul para pelaku kreatif khususnya untuk pengembangan startup digital. Co-working ini merupakan buah dari kesepakatan yang dijalin dengan EV Hive yang nantinya akan diberi nama JSC Hive.

Dalam rilis resmi EV Hive disebutkan bahwa kesepakatan EV Hive dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini juga membuahkan StartupJakarta.id sebagai komunitas resmi startup di Jakarta. Dilansir dari Kompas JSC Hive ini bertempat di Jalan Prof Dr Satrio Nomor 7, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Komunitas startup Jakarta nantinya akan memberikan beberapa keuntungan bagi anggota mereka. Selain acara meetup dan komunitas online yang dibangun untuk menghubungkan satu sama lain komunitas startup Jakarta juga dibuat untuk bisa melakukan pelatihan. Baik yang dilakukan oleh perusahaan IT mapan, startup yang sudah sukses atau profesional di bidangnya.

JSC Hive akan menyediakan ruang acara yang kurang lebih bisa mengakomodasi 150 peserta. Dengan meja kerja dan private office yang bisa digunakan untuk pertemuan atau semacamnya.

“Ini adalah bentuk kolaborasi yang baik antara pemerintah dan warganya. Dengan adanya JSC Hive, kami berharap bahwa pemain startup digital di Jakarta akan dapat tumbuh lebih baik dan berkontribusi untuk kemajuan kota Jakarta. Ini berjalan bersama dengan komitmen pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendukung inisiatif 1000 Digital Startup,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi, Informasi, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta Dian Ekowati.

EV Hive sebagai pihak yang selama ini aktif dalam ekosistem teknologi di Indonesia berharap dengan kerja sama dengan pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa menjadi hubungan yang saling menguntungkan untuk mendukung ekosistem startup di Indonesia secara umum dan di Jakarta secara khusus.

JSC Hive nantinya akan menyediakan ruang kerja yang layak dan terjangkau bagi para pekerja digital. Kurang lebih akan disediakan lima smart komponen yang akan menjadi konsep utama JSC Hive, yakni Smart Economic Zone, Smart Community, Smart Administration, Smart Workspace, dan Smart Energy. Konsep-konsep ini nantinya diharapkan bisa mempermudah pengusaha startup digital menjalankan usahanya.