Hal yang Wajib Dihindari untuk Menjaga Kualitas Layanan Pelanggan

Hubungan yang baik dengan pelanggan tidak hanya ditentukan dengan kualitas produk atau layanan. Salah satu faktor lain yang berperan sebagai penentu adalah layanan pelanggan. Layanan pelanggan memegang peran sentral dalam menjembatani hubungan antara bisnis dengan pelanggan. Jika gagal menjalin hubungan yang baik taruhannya ada di citra bisnis dan retensi pengguna.

Dalam laporan DailySocial yang bertajuk Digital Customer Service, ditemukan fakta bahwa 86,82% responden memperhatikan kualitas pelayanan pelanggan sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan sebuah layanan. Beberapa hal yang diperhatikan pelanggan mengenai kualitas pelayanan pelanggan adalah masalah waktu menanggapi.

Masih dari survei yang sama, ada 22,91% responden yang hanya bersedia menunggu 10 menit kurang untuk tanggapan dan ada 32,45% responden yang bersedia menunggu antara 10 hingga setengah jam dalam menunggu tanggapan.

Untuk menghindari kesalahan dalam mengelola pelayanan pelanggan, berikut beberapa hal yang harus dihindari ketika bisnis memutuskan membuka kanal layanan pelanggan.

Layanan yang tidak konsisten di seluruh organisasi

Layanan pelanggan merupakan kanal utama yang menghubungkan pelanggan dengan bisnis. Namun fakta tersebut tidak serta-merta meletakkan tanggung jawab di pundak layanan pelanggan untuk membina hubungan yang baik dengan pelanggan. Semua tim dan bagian dalam organisasi harus memiliki standar yang tinggi untuk membantu kinerja layanan pelanggan.

Contoh sederhananya ketika ada keluhan mengenai hal teknis, layanan pelanggan hanya berperan sebagai jembatan komunikasi antara tim teknis dan pengguna. Selanjutnya kecepatan antisipasi laporan ada di tangan tim teknis. Hal yang sama misalnya terjadi permasalahan di bidang pembayaran. Kualitas tim finansial harus sama baiknya.

Satu standar pelayanan untuk semua jenis pelanggan

Jika bisnis menawarkan berbagai paket berlangganan yang berjenjang dan memiliki satu standar kualitas pelayanan untuk semua jenis pelanggan itu merupakan sebuah kesalahan. Jika ada paket berjenjang maka layanan pelanggan harus juga memiliki jenjang. Meski harus memiliki standar minimal yang tinggi.

Pelanggan yang membayar lebih tinggi dibanding pelanggan lainnya tentu mengharapkan perlakuan yang berbeda ketika menggunakan layanannya. Ini masalah prioritas. Harus ditentukan mana pelanggan yang memiliki prioritas lebih dibanding pelanggan lain. Sekali lagi, ini semua masalah ekspektasi dan kepuasan pelanggan.

Interaksi yang tidak efisien

Waktu tunggu, kualitas jawaban, dan kualitas pertanyaan-pertanyaan yang disajikan operator pelayanan pelanggan menjadi highlight untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan, yakni tentang efisiensi interaksi. Pastikan petugas yang bertugas telah mendapatkan standarisasi yang serupa, sehingga pertanyaan yang ditanyakan, waktu tunggu, dan cara mereka berinteraksi tidak memiliki perbedaan yang mencolok.

Petugas harus tahu kapan mengharuskan petugas menunggu dan kapan harus menjawab langsung apa yang ditanyakan. Selain itu sopan santun dalam berbahasa harus menjadi kemampuan wajib.

Siasat aCommerce, Blanja, dan Pinjam Menjaga Retensi Karyawan

Karyawan itu adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, menjaga karyawan untuk tetap betah bekerja adalah suatu hal yang perlu diperhatikan oleh pemimpin perusahaan. Tidak perlu menyediakan fasilitas yang “wah” bila pembagian kerja dengan tim tidak jelas. Bukan juga memberikan fleksibilitas kerja, yang tanpa mempertimbangkan fasilitas tunjangan lainnya.

Sebenarnya, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan founder startup untuk menjaga karyawannya agar tetap betah? DailySocial merangkum hasil wawancara singkat dengan tiga founder startup dari aCommerce, Pinjam, dan Blanja. Berikut hasilnya:

Buat program pengembangan talenta terstruktur

Menurut CEO aCommerce Hadi Kuncoro, solusi yang dilakukan perusahaan untuk menjaga retensi karyawannya dengan fokus pada membangun budaya organisasi korporat dengan semangat “hybrid startup”. Ini diimplementasikan dalam program pengembangan talenta terstruktur untuk seluruh lapisan pekerjaan.

Agar karyawan tetap puas bekerja di aCommerce, pihaknya rutin mengadakan kegiatan mentoring dan konseling, serta melatih talenta jiwa kepemimpinan untuk seluruh divisi. Tujuannya agar tingkat kepuasan bekerja tetap tinggi.

Dari sisi penilaian kinerja, sambung Hadi, perusahaan menerapkan standar manajemen kinerja yang tepat. Untuk karyawan dengan kinerja terbaik, terbuka kesempatan baginya melanjutkan ke jenjang berikutnya.

“Dalam berkomunikasi, kami juga menerapkan sesi one-on-one untuk seluruh lapisan kerja. Ini penting untuk menjaga hubungan baik antara karyawan dengan atasannya,” terangnya.

Lakukan komunikasi terbuka

CEO Blanja Aulia E Marinto menjelaskan dirinya melakukan komunikasi terbuka dan konstruktif dengan tim. Aulia menyediakan waktunya untuk diakses oleh seluruh karyawannya, kapanpun mereka butuhkan.

Juga, ruang untuk melakukan “error” demi mendapatkan solusi dan keputusan bisnis terbaik dan pendekatan dari bawah ke atas terkait inovasi dan implementasi suatu ide.

“Ini adalah beberapa langkah konkret yang kami lakukan untuk membuat para talent terbaik ini betah, nyaman, dan selalu memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap Blanja,” ucap Aulia.

Hal lainnya yang dilakukan adalah memberikan remunerasi yang kompetitif, ruang kerja yang nyaman, dan memfasilitasi berbagai macam kegiatan internal seperti olahraga dan kesenian. Tujuannya ingin membangun tim kerja yang solid, sekaligus memberikan “life balancing”.

Adapun tindakan yang menurut Aulia sebaiknya harus dihindari founder saat menjaga rentesi karyawan, adalah membuat keputusan yang jelas terhadap arah dan strategi perusahaan. Ini dikhawatirkan akan menggiring karyawan jadi tidak nyaman.

Beri tantangan dan tunjukkan apresiasi

Sedangkan menurut CEO dan Co-Founder Pinjam Teguh B Ariwibowo, karyawan terbaik itu sangat menyukai dengan hal baru sebagai peluang mereka untuk belajar dan mendapatkan apresiasi. Menurutnya, untuk menjaga kenyamanan karyawan, sebaiknya founder beri mereka tantangan dengan jabatan dan tanggung jawab.

Hal di atas dilakukan Pinjam Misalnya ada beberapa proyek yang diberikan langsung kepada mereka yang menjadi best performer. Ketika mereka berhasil melampaui dari tantangan yang diberikan, berilah suatu apresiasi secara personal.

“Kebiasaan di Pinjam, kami ambil dua sampai tiga orang dari divisi bisnis dan teknologi yang memang outstanding performer. Saya siapkan kadonya sendiri untuk mereka. Bentuk apresiasi lainnya, kami umumkan kinerja mereka di townhall meeting,” kata Teguh.

Sementara itu, untuk hal-hal yang sebaiknya tidak lakukan adalah founder terhadap karyawannya adalah sikap yang tidak profesional, terlalu cepat merespon terkait perubahan organisasi. Padahal, itu memerlukan pertimbangan yang matang karena berhubungan dengan organisasi, struktur, atau man power.

Mencermati Peranan Media Sosial untuk Startup

Sejak pertengahan tahun 90-an, diawali dengan situs jejaring sosial, blog dan mikroblog, media sosial saat ini sudah mengalami pertumbuhan yang cepat. Bukan hanya untuk berbagi cerita, tulisan hingga aktivitas, media sosial sudah sarat dengan fitur terkini seperti gambar, video hinga GIF. Melihat tren dan kebiasaan dari pengguna, media sosial saat ini juga sudah menjadi platform promosi dan publikasi secara gratis hingga berbayar yang paling efektif untuk startup hingga korporasi. Menargetkan kalangan tertentu atau orang banyak dalam waktu yang diinginkan, semua informasi, perkembangan terkini hingga tanggapan dari perusahaan, bisa di sampaikan melalui media sosial.

Kontribusi besar media sosial untuk startup

Di dunia startup sendiri media sosial sudah menjadi platform “wajib” untuk melakukan engagement hingga penyebaran informasi kepada pelanggan. Sudah banyak keberhasilan yang diraih oleh startup memanfaatkan akun media sosial, dalam hal penambahan jumlah pengguna, branding, awareness, hingga edukasi produk.

Brilio sendiri sebagai media teknologi yang sepenuhnya mengandalkan media sosial untuk penyebaran informasi hingga artikel yang viral, sudah sangat membantu kegiatan tersebut sekaligus menargetkan pengguna yang diincar yaitu kalangan millennial.

“Media sosial memiliki peran yang cukup penting bagi kami di Brilio, terutama ketika saat ini sebagian besar pengguna media sosial di Indonesia adalah mereka yang masuk dalam kategori millenial,” kata CEO & Co-Founder Brilio Joe Wadakethalakal.

Menurut Joe, meskipun masih didominasi oleh startup berbasis teknologi, pemanfaatan media sosial secara perlahan namun pasti juga mulai diterapkan oleh perusahaan besar yang masih menjalankan bisnisnya secara konvensional.

“Penyebaran informasi melalui media sosial saat ini tidak bisa dihiraukan lagi, ketika kegiatan pemasaran banyak yang berhasil melalui channel media sosial.”

Hal senada juga diutarakan CEO Picmix Calvin Kizana. Menurut Calvin, keberhasilan Picmix saat ini sebagian besar dipengaruhi oleh eksistensi akun media sosial yang ada. Hal tersebut memiliki efek yang cukup positif, terutama bagi startup yang berupaya untuk mendapatkan pertumbuhan pengguna.

“Namun demikian ketika semua startup memanfaatkan channel yang sama yaitu media sosial akan menjadi crowded dan sarat dengan kompetisi memanfaatkan media sosial untuk berpromosi.”

Pada akhirnya, menurut Calvin, selama startup bisa menjaga kepuasan dan loyalitas dari pengguna melalui engagement atau program loyalitas yang dilakukan, hubungan baik dengan target pengguna akan menuai hasil yang positif.

“Kami cukup rajin melakukan kegiatan kompetisi, pemberian hadiah atau permainan lainnya kepada pengguna melalui media sosial, kegiatan tersebut cukup mampu untuk mempertahankan hingga menambah jumlah pengguna.”

Media sosial sebagai sumber komunitas startup

Menurut Head Marketing Blanja Faiz Fashridjal, saat ini media sosial sudah memberikan kontribusi terbesar untuk mendapatkan pengguna baru sekaligus penjualan di Blanja. Untuk bisa terus mempertahankan jumlah yang ada, Blanja kemudian mengumpulkan jumlah pengguna yang ada dalam sebuah komunitas yang merupakan channel organik sebagai media penyebaran informasi, promosi online dan offline.

“Kebanyakan orang di Indonesia memanfaatkan media sosial terlebih dahulu sebelum berbelanja untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi, dari situlah akun media sosial memiliki fungsi yang penting untuk menarik perhatian calon pelanggan,” kata Faiz.

Selain memanfaatkan media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, Youtube dan channel publisher lainnya, Blanja juga rajin memperluas kemitraan dengan operator telekomunikasi, bank dan perusahaan terkait lainnya demi menyebarkan informasi dan menambah jumlah pengguna. Hal tersebut cukup membantu Blanja memanfaatkan celah baru untuk mempercepat pertumbuhan jumlah pengguna.

Sementara itu bagi Tribe yang sepenuhnya mengandalkan aplikasi, media sosial merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk penyebaran informasi hingga promosi sekaligus akuisisi pelanggan. Kegiatan tersebut dilakukan secara agresif setiap harinya.

“Saat ini kami melihat hanya media sosial platform yang bisa memberikan target segmen yang tajam untuk ke calon pengguna yang memang kami tuju. Platform lain selain media sosial audience-nya terlalu luas,” kata Country Head Tribe Indonesia Rasyefki Sultani.

Tiga Kunci Sukses Membangun Produk Teknologi

Membangun startup yang sepenuhnya mengandalkan teknologi tidak semuanya akan berakhir sukses. Dari data yang ada, hanya 1% saja aplikasi yang terdapat di Apps Store mendapatkan keuntungan yang stabil dan selebihnya akan berakhir gagal, meskipun telah mendapatkan pendanaan dari investor.

Kesimpulan yang dapat diambil dari data tersebut adalah, menjalankan bisnis startup dengan mengandalkan teknologi, memerlukan prioritas yang tepat. Terdapat banyak keputusan yang harus diambil yang bisa mempengaruhi keberhasilan startup. Artikel berikut ini akan mengupas tiga aspek penting yang perlu diterapkan ketika menjalankan startup berbasis teknologi.

Growth

Growth atau pertumbuhan memiliki definisi bagaimana startup mampu menjangkau banyak orang untuk kemudian menjadi pelanggan setia produk atau layanan yang ditawarkan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat growth atau pertumbuhan, mulai dari cara yang organik hingga berbayar. Manfaatkan platform seperti Google Ads, Facebook, email, TVC dan promosi offline, tim penjualan dan lainnya untuk mendapatkan pengguna baru. Tidak ada cara yang tepat ketika startup mulai melakukan kegiatan promosi atau penjualan melalui channel offline atau online, yang harus dicermati adalah, bagaimana kegiatan tersebut bisa membuat startup Anda lebih dikenal, dan pada akhirnya akan digunakan oleh orang banyak.

Dari kegiatan tersebut nantinya akan langsung terlihat, berapa banyak perhatian dari pengguna yang aktif atau nonaktif, lakukan pendekatan lebih intensif dengan pengguna tersebut dengan cara yang lebih personal. Menjadi hal yang penting untuk selalu bisa melakukan proses dan percobaan ketika sedang melakukan kegiatan tersebut, terapkan strategi yang berbeda setiap kali startup berencana untuk fokus pada growth.

Engagement

Intinya adalah bisnis apapun memerlukan pelanggan yang secara rutin menggunakan produk atau aplikasi. Dalam hal ini aplikasi yang mengandalkan teknologi seperti Facebook, Slack, Salesforce, dan Snapchat harus menjadi bagian dan kebiasaan dari gaya hidup penggunanya. Semakin banyak aplikasi digunakan semakin banyak perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Engagement yang baik kepada pengguna bisa membantu startup mendapatkan retention atau repeat order dari pengguna.

Untuk bisa melihat seberapa jauh metrik engagement, bisa dilihat dari perhitungan berapa persen orang menggunakan produk atau layanan secara sering agar bisa diklasifikasikan sebagai pengguna aktif. Untuk beberapa produk kalkulasi tersebut bisa berlangsung selama satu kali setiap tahun namun untuk produk lainnya bisa dilihat dalam waktu setiap jam.

Monetisasi

Ketika melakukan monetisasi, hal penting yang wajib dicermati adalah apakah layanan atau produk yang ditawarkan mampu untuk mengubah manfaat atau nilai menjadi profit atau keutungan dari pelanggan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan profit, mulai dari melakukan penjualan sekali di awal, menciptakan marketplace hingga biaya berlangganan.

Agar bisa melalukan monetisasi dalam jangka panjang, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana masa depan dari target pasar startup yang diincar, ciptakan terus peluang baru agar pendapatan bisa diraih secara stabil untuk masa depan startup.

Tiga Kesalahan Terbesar yang Kerap Dilakukan Pendiri Startup

Dalam sesi tanya jawab di halaman mediumnya, investor asal Amerika Serikat Bay McLaughlin yang banyak mengalokasikan dananya kepada startup IoT dan hardware, menyampaikan pengalaman menarik seputar startup. Dari jawaban yang dibagikan terangkum tiga hal penting yang wajib dicermati oleh pendiri startup, yaitu tiga kesalahan yang kerap dilakukan dan pastinya wajib untuk dihindari.

Keberhasilan seorang pendiri startup menjalankan bisnisnya, sepenuhnya dipengaruhi oleh tiga berikut, yang terangkum dalam artikel ini.

Membangun startup tanpa pengetahuan dan pengalaman tentang produk

Kesalahan pertama ini adalah kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh pendiri startup, hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh “hype” menjadi seorang Founder dan popularitas yang bakal diterima dari media. Idealnya jika Anda ingin membuat layanan kesehatan atau produk tentang pendidikan, pahami terlebih dahulu hal tersebut. Jika Anda sebagai pendiri memiliki latar belakang atau pendidikan terkait akan menjadi dasar yang kuat, namun jika Anda tidak memiliki pengetahuan atau latar belakang di bidang tersebut jangan dipaksakan.

Jika saat ini Anda merasa yakin dengan prototipe yang ada, bukan berarti Anda bisa membuatnya, begitu juga jika Anda mampu menjual kepada 100 pelanggan, bukan berarti produk tersebut akan terjual kepada 100 ribu orang. Carilah Co-founder atau partner yang menguasai bidang tersebut, dan ciptakan kolaborasi yang harmonis. Investor akan mencari siapa tim yang ada dalam startup, bukan kepada produk yang akan diluncurkan.

Asumsi jika produk sudah dibuat, pelanggan pasti akan membeli

Hal berikut adalah kesalahan kedua terbanyak yang kerap dilakukan oleh pendiri startup. Terlalu percaya dengan ide dan pemikiran pribadi tanpa dilengkapi dengan faktor pendukung lainnya. Ketika ide atau produk yang Anda miliki telah diterima dengan baik oleh keluarga, teman dan orang-orang terdekat lainnya bukan berarti produk tersebut akan diterima oleh publik.

Faktanya keinginan atau behavior dari masyarakat umum cukup kompleks, tidak bisa dibuktikan berdasarkan kalangan terdekat saja. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan riset, coba temukan produk atau layanan yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat umum. Dari sana nantinya Anda bisa memutuskan bagaimana produk yang Anda miliki, bisa memberikan kontribusi kepada orang banyak, dan tentunya dibutuhkan.

‘Be obsessed with the problem you want to solve, not your solution.’ -Danae Ringelmann

Tidak mau menerima bantuan atau nasihat

Kesalahan terakhir ini masih banyak dilakukan oleh pendiri startup. Keyakinan yang sangat tinggi bahkan cenderung angkuh menyebabkan para pendiri enggan untuk bertanya atau minta bantuan kepada pihak yang relevan. Yang perlu diingat adalah dalam dunia startup dukungan dari investor, mentor dan partner memiliki andil yang cukup besar untuk kesuksesan startup.

Untuk itu ciptakan relasi yang baik dengan komunitas dan mentor yang sesuai dengan startup Anda. Terima dengan baik masukan atau feedback dari investor, hindari menghiraukan atau bertentangan dengan investor terkait dengan ide, operasional dan rencana ke depan dari startup.

Lima Tahap Panduan Saat Akuisisi Startup

Meski perusahaan startup Anda sudah berkembang dengan baik, pasti selalu ada pertimbangan untuk selalu aktif memperluas fitur demi meningkatkan jumlah penggunaan. Opsi yang paling rasional adalah membangunnya secara in-house memberdayakan talenta yang sudah dimiliki atau mengambil langkah lebih cepat dengan mengakuisisi startup lain yang telah memiliki teknologi signifikan.

Akuisisi masuk ke dalam pertimbangan karena banyak memberikan dampak positif bagi perusahaan Anda pada masa depannya. Bagi konsumen existing Anda, akuisisi akan membuat mereka jadi lebih menikmati layanan yang diberikan. Bagi konsumen baru, hal ini menjadi solusi yang komprehensif untuk dipilih.

Apabila Anda ingin mengakuisisi startup untuk pertama kalinya, artikel ini akan membahas tahapan yang perlu Anda perhatikan agar proses akuisisi bisa berjalan sukses. Berikut rangkumannya:

1. Rajin memilah calon kandidat

Sebaiknya Anda perlu sediakan banyak waktu saat mencari calon kandidat startup. Lakukan proses uji tuntas atau due dilligence demi memastikan startup yang Anda bidik memiliki fitur, teknologi, dan ruang lingkup yang sesuai dengan tujuan strategis Anda.

Penting juga untuk melihat apakah mereka berada di posisi yang berkeinginan di akuisisi oleh perusahaan Anda. Bentuk komunikasi yang cukup untuk membangun hubungan Anda dengan calon startup, demi menemukan kesepakatan strategis yang menguntungkan kedua belah pihak.

Jauhi perusahaan yang terlihat bersusah payah ingin diakusisi karena ingin melemparkan masalah yang mereka alami ke Anda.

2. Kembangkan resep strategis akuisisi

Setelah Anda memiliki resep strategis akuisisi yang tepat, jadikan ini sebagai acuan untuk rencana akusisi di masa depannya. Pastikan resep tersebut mencakup detil mengenai proses pendekatan, jangka waktu, isi kesepakatan, bagaimana bentuk komunikasinya, dan lain-lain.

Meski Anda sudah memiliki resep, Anda harus selalu pastikan pelajaran apa saja yang bisa dipetik agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Kemudian tinjaulah secara berkala agar tetap sesuai dengan kondisi yang berlaku.

3. Luangkan waktu untuk saling mengenal

Ini mirip seperti mencari pasangan hidup. Anda harus meluangkan waktu untuk berkumpul demi saling mengenal, bertukar cerita dan informasi, berdiskusi tentang keyakinan dan aspirasi masing-masing di masa depan. Pada saat inilah, Anda akan benar-benar mengerti jika Anda itu adalah pasangan yang cocok untuk jangka panjang.

Dalam bisnis, mungkin bentuk nyatanya bisa berupa mewawancarai semua anggota dari masing-masing tim, berbagi laporan keuangan, mendokumentasikan strategi, serta menghitung hasilnya. Ketika semua pekerjaan ini selesai, akan terlihat apakah startup tersebut adalah jodoh Anda atau bukan.

Apabila saat proses pendekatan ini, Anda dan calon startup merasa tidak menemukan kecocokan. Jangan paksakan. Anda bisa mundur, mengikuti insting, dan tetap mengacu pada analisis data dalam setiap memutuskan suatu keputusan.

4. Jangan terburu-buru lakukan integrasi

Anda tidak harus langsung memboyong seluruh tim saat proses akuisisi selesai. Luangkan waktu untuk melakukannya dengan benar agar setiap orang dalam tim merasa nyaman, sembari menentukan bentuk sinergi yang tepat. Proses ini cukup penting karena Anda dapat mengurangi potensi terjadinya strategi yang tumpang tindih.

Lakukan rencana komunikasi secara internal dan eksternal, guna memastikan alasan dan manfaat nyata yang dirasakan semua pihak yang terlibat, termasuk konsumen. Libatkan karyawan agar mereka tahu bagaimana bekerja nantinya setelah integrasi berhasil diselesaikan.

5. Visualisasikan hasil

Meski proses akuisisi memakan banyak waktu, tenaga, biaya, hingga rintangan yang terus bermunculan, Anda harus tetap dapat memvisualiasikan hasil akhirnya. Hal ini akan membuat Anda untuk tetap fokus dan mampu melewati rintangan. Anda meyakini bahwa dari akuisisi dengan startup X akan membawa keuntungan yang baik bagi konsumen. Dengan demikian, Anda jadi selalu termotivasi dan berkomitmen untuk melihat hasil akhir dari akusisi yang sedang dijalankan.

Tiga Tipe Pemilik Startup yang Wajib Dihindari

Maraknya kehadiran startup saat ini telah melahirkan banyak pendiri dan pemilik startup yang memiliki ide segar, teknologi terkini, dan produk yang menarik.

Dari sekian banyak pendiri startup saat ini, hanya sebagian saja yang masuk dalam kategori enthusiast founder, atau pendiri startup yang memliki kecintaan cukup besar terhadap startup yang dimiliki. Tipe pendiri startup seperti ini, biasanya enggan untuk menyerah ketika mulai mengalami kendala dan selalu berhasil menghadirkan inovasi baru untuk kemajuan startup sekaligus memberikan manfaat lebih kepada orang banyak.

Artikel berikut ini akan membahas tiga jenis pemilik startup yang wajib dihindari karena memiliki tujuan dan sikap yang kurang sesuai dengan karakter pendiri startup yang ideal.

Hanya ingin menjadi “founder”

Berawal dari mengikuti tren dan sekedar mencoba saat ini masih banyak pendiri startup yang membangun startup hanya demi mengejar title atau jabatan yang bergengsi sebagai Founder. Tipe pendiri startup seperti ini biasanya tidak memiliki tujuan dan rencana jangka panjang, namun hanya fokus kepada status dan popularitas, ketika berhasil mendapatkan pendanaan dari investor ternama, telah meluncurkan startup dan diliput oleh berbagai media.

Menjadi seorang pendiri startup merupakan tanggung jawab besar, memerlukan proses,dan rencana jangka panjang. Tidak hanya bersifat sementara atau “in the moment” saja.

Cenderung “lari” ketika mendapatkan masalah

Untuk membangun startup dibutuhkan kemampuan, kesabaran dan dedikasi yang tinggi, ketika pendiri startup hanya memikirkan cara cepat untuk keluar dari permasalahan atau hanya memikirkan exit strategy, bisa jadi pendiri startup tersebut tidak memiliki cukup ambisi dan keinginan untuk menjalankan bisnis startup.

Tipe pendiri startup seperti ini biasanya juga akan gampang menyerah ketika dihadapkan dengan masalah atau tantangan dan cenderung lari atau menghindar ketimbang mencari solusi terbaik untuk terus menjalankan bisnis. Keberhasilan sebuah startup sepenuhnya tergantung dari keyakinan dan kemampuan pendiri mencari solusi terbaik ketika sedang mengalami kesulitan.

Hanya mengejar keuntungan

Idealnya ketika startup didirikan harus memiliki nilai dan bagaimana layanan serta produk yang ada bisa memberikan kontribusi untuk orang banyak. Meskipun mendapatkan keuntungan atau profit merupakan tujuan utama dari sebuah startup, namun jika tidak dibarengi dengan visi dan misi yang bernilai akan menjadikan Anda pendiri startup yang hanya memikirkan kepada keuntungan saja.

Tipe pendiri startup seperti ini biasanya akan menghiraukan cara-cara yang tepat untuk membangun bisnis dan hanya fokus kepada mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Bukan hanya mengejar kesempatan dan popularitas saja, tipe pendiri seperti ini akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Efektif Menggunakan Media Sosial untuk Tingkatkan Loyalitas Pengguna

Media sosial merupakan salah satu kanal terbaik untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Bagi bisnis, media sosial merupakan media paling mudah untuk menjangkau pelanggan. Berkomunikasi dengan mereka dan membagikan konten-konten yang bisa mereka nikmati, semua itu termasuk dalam rencana dan strategi pengelolaan loyalitas pengguna.

Berikut beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan loyalitas pengguna melalui media sosial.

Detil dalam menjawab

Sebagai media komunikasi masa kini media sosial menjelma sebagai ruang komunikasi bagi pengguna berkonsultasi mengenai layanan. Baik itu pertanyaan mengenai penawaran, promo hingga pertanyaan teknis. Media sosial memberikan kesempatan bisnis terhubung langsung dengan mereka.

Untuk tidak merusak ekspektasi dan tetap menjaga kepercayaan pengguna, usahakan setiap orang yang memegang akun resmi mengetahui dengan persis pertanyaan dan permasalahan yang dihadapi. Minimal ada koordinasi di sana. Jawab pertanyaan pengguna dengan sejelas mungkin. Selain waktu tunggu, kejelasan soal pertanyaan akan berpengaruh pada kepuasan pengguna.

Ucapkan terima kasih

Mengucapkan terima kasih adalah salah satu adab dalam berkomunikasi atau saat seseorang meminta tolong. Dalam prakteknya, mengucapkan terima kasih berperan penting untuk memberikan penghargaan kepada pengguna yang memberikan komentar atau berinteraksi dengan bisnis melalui media sosial. Harus ada standar yang ditetapkan bagi mereka pemegang akun resmi untuk selalu mengucapkan terima kasih dalam rangka menjaga interaksi positif dan membangun loyalitas yang lebih.

Terlibat dalam percakapan dan membagikan konten dari pengguna

Menjalin komunikasi atau percakapan melalui media sosial memang sering terjadi. Komplain atau sekedar menanyakan masalah yang dialami misalnya. Interaksi ini penting bagi bisnis karena bisa mengetahui dengan langsung pain point dari sumbernya. Selain itu mencari tahu percakapan di media sosial dan berinteraksi dengan mereka yang terlibat juga tidak ada salahnya. Keterlibatan bisnis dengan percakapan seputar layanan yang ditawarkan memberikan kesan kedekatan bagi masyarakat.

Uuntuk menghargai pengguna, bisnis juga bisa membagikan konten-konten yang dibuat oleh fans atau pengguna, baik review atau jenis konten positif lainnya. Interaksi ini akan memberikan dampak positif bagi loyalitas pengguna.

 

Bagaimana Mengoptimalkan Konversi di Media Sosial

Saat ini salah satu kanal terbaik untuk menghasilkan penjualan adalah media sosial. Kegemaran masyarakat Indonesia, terutama generasi milenial, dalam berinteraksi dan berkomunikasi melalui media sosial adalah peluang tersendiri bagi bisnis untuk mengubahnya menjadi sebuah proses pembelian atau berlangganan. Konversi adalah tujuan utamanya.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan konversi di media sosial.

Kualitas dibanding kuantitas

Konversi dari iklan atau pemasaran di media sosial ke pembelian atau berlangganan merupakan sebuah proses yang direncanakan. Ada strategi di sana. Untuk memaksimalkan proses konversi yang wajib jadi pemikiran adalah kualitas di atas kuantitas. Proses konversi sebenarnya tidak hanya soal mengarahkan pengguna untuk mengeluarkan uangnya, tetapi proses berkesinambungan dan berkelanjutan dengan hubungan baik antara bisnis dengan pelanggan. Jadi alih-alih fokus pada seberapa banyak yang didapat, fokuslah pada seberapa baik proses menggiring pelanggan untuk mengeluarkan uangnya.

Konten adalah kunci

Di medium tempat berinteraksi antara pelanggan dan bisnis konten adalah kunci dari konversi yang baik. Konten yang dibuat setidaknya harus memiliki kedekatan dengan follower di media sosial. Ini menjadi perkara yang sulit, karena kepribadian dan tipe follower tentu berbeda, tapi personalisasi, menyasar sebagian kelompok akan menjadi cara ampuh. Tidak perlu membuat semua merasa terkait atau dekat konten yang dibuat, tapi buatlah konten yang pasti berkaitan atau  dengan pelanggan, meski sebagian.

Selanjutnya adalah keaslian. Untuk menarik minat dan perhatian follower tidak hanya dengan konten yang berkaitan tetapi juga keaslian. Ini penting untuk membuktikan bahwa bisnis berusaha memberikan yang terbaik, dan satu-satunya bagi pelanggan. Di sinilah kekuatan konten. Menarik keriuhan dan menjadikannya bahan perbincangan.

Memudahkan konversi

Setelah berhasil mendapatkan perhatian melalui konten yang menarik dan asli tips selajutnya adalah membuat proses konversi yang mudah. Ini berkaitan dengan hal teknis, di mana ketika setiap pelanggan yang tertarik hanya tinggal menyentuh atau meng-klik sebuah gambar atau tautan untuk bisa langsung dihadapkan pada menu pilihan pembayaran atau berlangganan. Untuk yang satu ini, platform media sosial besar seperti Facebook dan Instagram terlihat sudah menyiapkannya. Jadi tidak hanya iklan atau konten yang mudah didapat pelanggan, tetapi juga proses pembayaran yang mudah.

Lima Ungkapan yang Wajib Dihindari Pendiri Startup Saat Pitching

Kegiatan pitching atau presentasi dihadapan investor merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh pemilik startup, saat mulai berniat untuk melakukan penggalangan dana. Selain pitch deck yang menarik, wawasan yang cukup dari pemilik startup dan tentunya produk yang baik, ada beberapa hal yang wajib dicermati oleh pemilik startup saat melakukan pitching.

Artikel berikut ini akan membahas 5 ungkapan yang wajib dihindari saat melakukan pitching di hadapan investor.

Kami akan mengalahkan Google, Facebook atau Amazon

Tidak dapat dipungkiri perusahaan ternama seperti Google, Facebook dan Amazon telah menjadi main player saat ini untuk masing-masing industri. Menjadi hal yang terlalu berlebihan ketika Anda pemilik startup menyatakan ungkapan tersebut saat melakukan pitching. Idealnya sampaikan informasi yang jelas dan masuk akal saat Anda mulai memperkenalkan produk atau layanan kepada investor.

Kami ingin menjadi layanan seperti Airbnb untuk target pasar tertentu

Ide bisnis yang memiliki potensi untuk berkembang adalah ide bisnis yang original dan belum pernah diterapkan oleh perusahaan lain. Untuk itu temukan inovasi, model bisnis baru yang memiliki potensi, dan hindari membuat produk atau layanan serupa yang telah hadir sebelumnya. Memposisikan startup Anda dengan perusahaan yang lebih dahulu hadir dan telah memiliki nama besar, akan mempengaruhi keputusan investor memberikan pendanaan kepada startup Anda.

Kami memiliki “exit Strategy

Saat startup Anda baru saja melakukan pertemuan dengan investor untuk mendapatkan pendanaan, hindari untuk mengungkapkan exit strategy dihadapan investor. Hal ini akan memberikan kesan bahwa Anda sebagai pemilik tidak memiliki cukup banyak rencana dan inovasi, dengan langsung menyampaikan strategi exit saat mencari pendanaan.

Kami memiliki teknologi yang fantastis

Saat melakukan pitching masih banyak pemilik startup yang menyampaikan teknologi terkini untuk layanan atau produk yang bakal diluncurkan. Idealnya saat pitching berlangsung, sampaikan bagaimana startup Anda bisa memberikan solusi terhadap masalah yang kerap ditemui oleh masyarakat saat ini. Teknologi bukanlah menjadi pusat perhatian diawal proses pitching dilakukan, namun lebih kepada model bisnis, rencana monetisasi dan target pengguna.

Kami memiliki lebih dari satu Founder dan co-CEO

Meskipun masih jarang terjadi adanya lebih dari satu Founder dan co-CEO dalam sebuah startup saat ini, namun disarankan jika memang Anda membangun startup bersama dengan teman baiknya tentukan siapa saja Founder dan tetapkan satu CEO saja. Hal tersebut bisa membantu jalannya startup lebih efisien dan menghindari terlalu banyak pimpinan dalam startup.