Malaysia Punya Fasilitas Esports Baru, SS Lazio Ikut Bertanding di eFootball PES

Minggu lalu, ada beberapa kejadian menarik di industri esports. Salah satunya adalah pembukaan fasilitas esports seluas 65 ribu kaki di Kuala Lumpur Malaysia. Selain itu, SS Lazio juga mengumumkan bahwa mereka akan ikut bertanding dalam eFootball PES.

SS Lazio akan Ikuti eFootball PES

SS Lazio bakal ikut bertanding dalam eFootball PES dari Konami. Dengan ini, Konami akan mendapatkan hak untuk menggunakan nama dan lambang dari SS Lazio, serta para pemain legendaris dari klub asal Italia tersebut. President, Konami Digital Entertainment B.V., Naoki Morita percaya, melalui kerja sama ini, Konami akan bisa menjangkau lebih banyak fans sepak bola, menurut laporan Esports Insider. Sebelum ini, Konami menggandeng Federasi Sepak bola Italia, memungkinkan developer Jepang itu untuk menampilkan federasi tersebut dalam game mereka.

EBN Esports City Dibuka di Malaysia

Esports Business Network (EBN), organisasi esports asal Asia Tenggara, mengumumkan peresmian EBM Esports City di Kuala Lumpur, Malaysia pada minggu lalu. Esports City itu merupakan fasilitas seluas 65 ribu kaki yang akan digunakan untuk menyelenggarakan berbagai turnamen dan kegiatan esports. Dengan dibangunnya fasilitas ini, diharapkan ekosistem esports di Malaysia dan Asia Tenggara akan bisa berkembang.

EBN Esports City juga akan jadi markas dari Orange Esports.
EBN Esports City juga akan jadi markas dari Orange Esports.

Terletak di lantai paling atas dari Quill City Mall, EBN Esports City dilengkapi dengan teknologi untuk mengadakan turnamen dan konferensi esports. Di sini, Anda akan menemukan EB Esports Arena, Orange Esports Club, EBN Headquarters, kafe internet, dan tiga studio yang bisa digunakan untuk melakukan siaran live, lapor Esports Insider.

Fnatic Dapat GBP2 Juta dari Crowdfunding

Fnatic berhasil mendapatkan GBP2 juta (sekitar Rp37,9 miliar) dari kampanye crowdfunding yang mereka lakukan di Crowdcube. Pada awalnya, mereka hanya menargetkan untuk mendapatkan GBP1 juta (sekitar Rp19 miliar). Pendanaan ini diikuti oleh lebih dari 4.000 orang. Dana yang Fnatic dapatkan dari kampanye ini akan digunakan untuk mengembangkan merek mereka di dunia. Selain itu, mereka juga akan menggunakan investasi itu untuk membuat tim esports yang kuat, lapor GamesIndustry.

Di Ulang Tahune ke-26, DreamHack Lakukan Rebranding

Dalam DreamHack Day, penyelenggara turnamen esports dan festival gaming, DreamHack mengungkap bahwa mereka akan mengubah identitas brand mereka. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan brand agency, Superunion. Dalam DreamHack Day, DreamHack juga merayakan ulang tahun mereka yang ke-26. Pada awalnya, DreamHack tidak lebih dari turnamen esports LAN. Sekarang, perusahaan asal Swedia itu telah beroperasi di berbagai negara di dunia, lapor Esports Insider.

Logo baru DreamHack.
Logo baru DreamHack.

Metafy Dapat Investasi Sebesar US$3 Juta

Platform pelatihan game, Metafy, mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan kucuran dana sebesar US$3 juta (sekitar Rp42,5 miliar). Ronde pendanaan tahap awal ini dipimpin oleh Forerunner Ventures. Beberapa investor lain yang ikut serta dalam ronde investasi ini antara lain Tekton Ventures, M25, beberapa eksekutif Facebook dan Microsoft, serta pendiri dari Tempo Storm dan Tribe Gaming, menurut laporan Esports Observer.

Metafy, yang didirikan oleh Josh Fabian dan Thomas McNiven pada Agustus 2020, mengungkap bahwa mereka akan menggunakan investasi ini untuk mengembangkan produk mereka. Tujuan mereka adalah untuk “memudahkan transisi dari pemain hebat menjadi guru hebat.”

EXP Esports Menangkan Free Fire Continental Series 2020, PUBG Mobile Kolaborasi dengan Rich Brian

Pekan lalu, ada beberapa berita menarik terkait esports. Salah satunya, EXP Esports berhasil memenangkan Free Fire Continental Series 2020 dan membawa pulang US$80 ribu (sekitar Rp1,1 miliar). Selain itu, Duracell menjadi sponsor dari Ellevens Esports milik Gareth Bale, sementara Red Bull bekerja sama dengan T1 dari Korea Selatan.

PUBG Mobile Kerja Sama dengan Rich Brian

PUBG Mobile akan berkolaborasi dengan rapper Indonesia, Rich Brian. Salah satu bentuk kerja sama itu adalah Brian akan memiliki voice pack dan mengisi suara dalam game battle royale tersebut. Selain itu, single dari Brian, Love in My Pocket, juga akan dirilis dalam PUBG Mobile. Sebelum ini, Brian juga ikut memeriahkan turnamen PMPL SEA Finals Season 2 pada Oktober 2020, seperti dikutip dari Antara. Kali ini bukan pertama kalinya PUBG Mobile menggandeng musisi sebagai rekan. PUBG Mobile juga pernah berkolaborasi dengan BlackPink.

EXP Esports Menangkan Free Fire Continental Series 2020

EXP Esports berhasil membawa pulang trofi dari Free Fire Continental Series (FFCS) 2020. Di awal babak final, performa tim asal Thailand itu tidak begitu baik. Mereka hanya dapat duduk di peringkat enam walau mereka berhasil membunuh tujuh pemain lain, menjadikan mereka sebagai tim dengan jumlah kill terbanyak kedua. Namun, perlahan, performa mereka membaik dan mereka berhasil mendapatkan satu BOOYAH!

EXP Esports menangkan FFCS
EXP Esports berhasil memenangkan FFCS 2020. | Sumber: Egg Network

EXP Esports sempat kesulitan untuk menghadapi King of Gamers Club, yang juga berasal dari Thailand, menurut Egg Network. Namun, kekukuhan mereka berhasil membuat mereka unggul walau hanya dengan selisih satu poin pada pertandingan terakhir. Dengan begitu, mereka berhasil keluar sebagai juara FFCS 2020 dan membawa pulang US$80 ribu (sekitar Rp1,1 miliar). King of Gamers Club membawa pulang US$ 50 ribu (sekitar Rp707 juta) sebagai juara dua sementara RRQ Hades US$30 ribu (sekitar Rp424 juta) sebagai juara tiga.

Duracell Jadi Sponsor dari Ellevens Esports Milik Gareth Bale

Duracell menjadi sponsor pertama dari Ellevens Esports, organisasi esports milik pesepak bola Gareth Bale. Melalui sponsorship ini, tim Ellevens akan menampilkan logo Duracell dalam seragam mereka. Tak hanya itu, mereka juga akan mempromosikan Duracell melalui berbagai program digital dan kegiatan dalam game FIFA.

“Kami tahu bahwa gaming dengan cepat menjadi hiburan yang paling digemari, tidak hanya di Inggris Raya, tapi di seluruh dunia,” kata Luke Anderson, Marketing Manager, Duracell Inggris & Irlandia, menurut laporan Game Reactor. “Data kami pada tahun ini menunjukkan meningkatnya pembelian baterai, untuk digunakan pada game controller. Hal ini menunjukkan peran Duracell dalam memberikan pengalaman bermain yang baik pada para gamer.”

Red Bull Tanda Tangani Kerja Sama dengan T1

Red Bull mengumumkan kerja samanya dengan T1 Entertainment & Sports, organisasi esports asal Korea Selatan yang paling dikenal dengan tim League of Legends mereka. Kerja sama yang akan berlangsung selama lebih dari satu tahun ini akan mencakup semua tim T1, termasuk VALORANT, Fortnite, PUBG Mobile, Super Smash Bros. Ultimate, dan lain-lain. Dengan ini, para pemain T1 akan bisa menggunakan fasilitas pelatihan milik Red Bull yang terletak di Austria dan California, Amerika Serikat.

Red Bull bekerja sama dengan T1. | Sumber: Esports Insider
Red Bull bekerja sama dengan T1. | Sumber: Esports Insider

“Sebagai gamer profesional, saya minum energy drink selama latihan dan sebelum pertandingan,” kata Lee “Faker” Sang-hyeok, mid-laner League of Legends T1, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami semua di T1 senang dengan kerja sama baru kami bersama Red Bull.”

ESPN Beli Hak Siar Turnamen VALORANT First Strike di Brasil

ESPN mendapatkan hak siar atas turnamen esports VALORANT First Strike di Brasil. Melalui kolaborasi dengan Riot Games itu, ESPN juga mengamankan kontrak dengan caster VALORANT, Bernardo “BiDa” Moura dan Nicolas “Nicolino” Emerenciano serta tiga analis, yaitu Guilherme ‘Tixinha’ Cheida, Gustavo ‘Melão’ Ruzza, dan Leticia Motta. ESPN akan menyiarkan turnamen First Strike di aplikasi dan channel berbayar mereka.

Menurut laporan The Esports Oberver, ESPN mengungkap bahwa mereka akan menutup divisi esports mereka. Namun, di cabang Brasil, divisi esports ESPN tampaknya masih akan beroperasi. Biasanya, ESPN membahas berita esports di channel dan situs lokal mereka.

Ninjas in Pyjamas Berkolaborasi dengan Leeds United

Organisasi asal Swedia, Ninjas in Pyjamas (NiP), baru saja mengumumkan kerja sama mereka dengan Leeds United, klub sepak bola asal Inggris. Bersama Leeds United, NiP akan mempromosikan esports FIFA dan ikut serta dalam ePremier League Season 3, yang baru diumumkan beberapa waktu lalu. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai dari kerja sama ini. Satu hal yang pasti, NiP dan Leeds United akan saling mempromosikan satu sama lain, lapor The Esports Observer.

Irisan Antara Organisasi Esports dan Klub Sepak Bola

Dalam bahasa Inggris, ada ungkapan: if you can’t beat them, join them. Hal inilah yang dilakukan oleh klub sepak bola pada esports. Walau pada awalnya dipandang sebelah mata, esports kini telah menjadi industri yang besar. Melihat hal ini sebagai kesempatan, klub-klub sepak bola pun mulai terjun ke dunia esports, baik dengan menggaet pemain profesional, bekerja sama dengan organisasi esports, atau bahkan membuat divisi esports sendiri. Dan fenomena ini juga terjadi di Indonesia.

 

Klub Sepak Bola Mana Saja yang Telah Menjajaki Esports?

Klub sepak bola pertama yang menjajaki dunia esports, menurut laporan The Esports Observer, adalah Besiktas Istanbul dari Turki. Mereka membuat Besiktas e-Sports Club pada Januari 2015. Sayangnya, tim esports itu tidak bertahan lama. Pada Januari 2016, divisi esports Besiktas dibubarkan. Namun, hal itu tidak mengurungkan niat dari klub sepak bola lain untuk masuk ke dunia esports.

Sejak 2015, ada banyak klub sepak bola yang masuk ke dunia esports. Dan masing-masing klub sepak bola punya pendekatan yang berbeda-beda. Misalnya, ketika memasuki dunia esports pada 2015, VFL Wolfsburg —  klub sepak bola yang berlaga di Bundesliga, Jerman  — memilih untuk menggandeng pemain FIFA, Benedikt “Salz0r” Saltzer. Wolfsburg bukan satu-satunya klub sepak bola yang memilih pendekatan ini. Pada Mei 2016, West ham United juga bekerja sama dengan Sean “Dragonn” Allen. Pada tahun yang sama, Manchester City juga menarik pemain FIFA profesional Kieran “Kez” Brown 

Di Indonesia, kebanyakan klub sepak bola yang masuk ke esports mengambil pendekatan ini. Sebut saja PERSIJA dan klub-klub sepak bola lain yang ikut serta dalam Indonesia Football e-League (IFeL), Liga 1 versi virtual. Para gamer profesional yang digaet oleh klub-klub sepak bola ini juga bukan pemain sembarangan. Kebanyakan dari mereka sudah berhasil menorehkan prestasi di skena esports PES, seperti Rizal “Ivander” Danyarta yang mewakili PERSIJA, Rizky Faidan yang membawa nama PSS Sleman, atau LuckyMaarif yang mewakili PERSIK Kediri.

Rizky Faidan berhasil lolos ke World Finals PSE 2019. | Sumber: Bola
Rizky Faidan berhasil lolos ke World Finals PSE 2019. | Sumber: Liga1PES

Pendekatan lain yang biasa klub sepak bola lakukan ketika mereka hendak masuk ke dunia esports adalah dengan menggandeng organisasi esports. Strategi ini masuk akal. Jika Anda hendak terjun ke industri baru yang tidak terlalu dipahami, daripada harus belajar dari nol dan melakukan segala sesuatunya sendiri, lebih mudah untuk bekerja sama dengan pihak yang sudah berkecimpung di industri tersebut.

Klub sepak bola pertama yang menggunakan strategi ini adalah Santos FC. Pada Agustus 2015, klub asal Brasil itu menggandeng Dexterity Team, yang memiliki roster di League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive, Battlefield 4, dan Heroes of the Storm. Pada tahun berikutnya, Clube do Remo, yang juga berasal dari Brasil, menggaet Brave e-Sports, yang berlaga di Hearthstone, Heroes of the Storm, dan SMITE.

Belum lama ini, pada November 2020, AC Milan mengumumkan kerja sama mereka dengan tim esports lokal Qlash. Sementara itu, Juventus menunjuk Astralis — yang dikenal dengan tim CS:GO mereka — untuk mewakili mereka di liga PES eFootball musim 2019/2020.

Ada juga klub sepak bola yang memilih untuk membentuk divisi esports sendiri, seperti Arsenal. Namun, mereka tidak memegang manajemen dari divisi tersebut. Arsenal menyerahkan tanggung jawab penuh atas divisi esports mereka Esports Gaming League, mulai dari pencarian talenta, wawancara dengan calon pemain, sampai tanda tangan kontrak.

Menariknya, kesertaan klub sepak bola di industri esports tidak terbatas pada liga sepak bola virtual. Ada beberapa klub sepak bola yang membuat tim yang berlaga di game esports lain selain FIFA dan PES. Contohhnya adalah Schalke 04. Tim sepak bola Jerman itu membeli slot liga League of Legends Eropa dari tim esports Elemenets pada 2016. Sampai sekarang, tim esports Schalke masih berlaga di League of Legends European Championship. Pada LEC Summer 2020, mereka berhasil duduk di peringkat lima dan memenangkan US$14.802.

Schalke 04 punya tim League of Legends.
Schalke 04 punya tim League of Legends.

Contoh lainnya adalah Paris Saint-Germain. Saat ini, mereka punya tim yang bertanding di tiga game esports, yaitu Dota 2, League of Legends, dan Brawl Stars. Sebelum ini, PSG juga pernah mencoba masuk ke Mobile Legends dengan menjalin kerja sama dengan RRQ. Sayangnya, kerja sama itu hanya bertahan selama satu setengah tahun.

 

Kenapa Klub Sepak Bola Tertarik Masuk ke Esports?

Sebelum ini, Hybrid pernah membahas betapa pentingnya regenerasi pemain di dunia esports. Saya percaya, di dunia sepak bola, regerasi juga sama pentingnya, baik regenerasi pemain maupun fans. Menurut data perusahaan marketing, CSM Sport & Entertainment, umur rata-rata fans Premier League adalah 42 tahun. Sebagai perbandingan, umur rata-rata penonton esports adalah 26 tahun, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Paper Money Grading pada 2018. Jadi, jika ditanya apa alasan klub sepak bola berbondong-bondong masuk ke dunia esports, salah satu jawabannya adalah darah muda.

“Fakta bahwa umur rata-rata fans sepak bola terus naik memaksa tim-tim sepak bola untuk memikirkan cara agar mereka bisa bertahan dan tetap relevan bagi fans generasi berikutnya. Apa yang harus klub sepak bola lakukan untuk memastikan mereka tetap menarik bagi para sponsor?” ujar Corporate Strategy Director, CSM Sport & Entertainment James Gallagher-Powell dalam ESI Digital Summer, seperti dikutip dari Insider Sport. “Melalui esports, klub sepak bola bisa membuat fans muda tertarik untuk menonton pertandingan sepak bola, yang merupakan bisnis utama mereka. Jadi, mereka bisa memastikan bahwa mereka tetap populer di generasi muda sehingga mereka tetap bisa mendapatkan untung di masa depan.”

Hal serupa diungkapkan oleh Chairman dari European Club Association dan Chairman dari Juventus, Andrea Agnelli. Tahun lalu, dia mewanti-wanti, industri sepak bola harus siap bersaing dengan industri game dan esports dalam memperebutkan hati penonton.

“Sekarang, kebiasaan para fans mulai berubah,” ujar Agnelli, lapor Goal. “Kita kini menghadapi ‘Gen Z’, digital natives yang kini mulai beranjak dewasa. Kita harus tahu bagaimana kebiasaan mereka. Kita harus sadar, kita tidak hanya bersaing dengan klub sepak bola lain, tapi juga esports, League of Legends, dan Fortnite. Ke depan, merekalah yang harus kita hadapi.”

 

PENONTON

Penonton bukan satu-satunya keuntungan yang bisa didapatkan oleh klub sepak bola ketika mereka masuk ke dunia esports. Menurut Gallagher-Powell, esports bisa menjadi sumber pemasukan baru bagi klub sepak bola di masa depan. Dia menyadari, biaya franchise liga esports besar kini ada di rentang harga US$10-50 juta, sama seperti nilai liga sepak bola Eropa sekitar 20 tahun lalu.

Memang, pada 2018, slot di League of Legends European Championship dihargai US$13 juta. Di tahun yang sama, Activision Blizzard mematok harga slot Overwatch League di US$20 juta untuk 12 tim pertama. Mereka kemudian menawarkan slot ekstra yang dihargai sekitar US$30-60 juta.

Klub sepak bola juga bisa menjadikan esports sebagai alat marketing, menurut Co-founder dan Managing Director Esports Insider, Sam Cooke. Klub yang berhasil melakukan ini adalah Manchester City. Pada September 2019, Manchester City mengumumkan kerja samanya dengan FaZe Clan. Melalui kerja sama ini, keduanya akan membuat merchandise co-branded edisi terbatas. Tak hanya itu, Manchester City juga punya pemain profesional yang mewakili mereka dalam pertandingan FIFA. Dengan begitu, para fans esports akan menjadi familier dengan nama Manchester City.

Hanya saja, esports dari game olahraga seperti FIFA dan PES masih kalah populer dari game esports MOBA dan FPS, seperti Dota 2 atau CS:GO. Menurut Remer Rietkerk, Head of Esports at Newzoo, tiga game esports yang paling populer adalah League of Legends, CS:GO, dan Dota 2. Di YouTube dan Twitch, total watched hours dari ketiga game itu mencapai 845 juta jam pada 2019. Sebagai perbandingan, total watched hours FIFA 19 hanya mencapai 8 juta jam dan FIFA 20 hanya 3 juta jam.

“FIFA adalah game yang bagus dan banyak orang yang memainkan game itu. Tapi, tidak ada fans hardcore esports yang akan setia menonton game itu selama bertahun-tahun,” kata Carlos Rodriguez, pendiri G2 Esports, dikutip dari Financial Time.

Hal yang sama diungkapkan oleh Account Director, CSM Sport & Entertainment, Debs Scott-Bowden. Aktif dalam skena esports FIFA dan PES memang bukan langkah yang buruk bagi klub sepak bola, karena mereka dapat memberikan eksposur ekstra pada sponsor. Namun, jumlah penonton game esports bola memang tidak sebanyak game esports MOBA dan FPS.

Jadi, bagi klub sepak bola yang terjun ke esports demi menjangkau audiens lebih luas, mereka sebaiknya menyeburkan diri ke skena esports dari game yang lebih populer, seperti League of Legends dan CS:GO. Dan saat ini, sudah ada beberapa klub sepak bola yang telah melakukan hal ini, seperti Schalke 04, PSG, dan FC Copenhagen. Di Indonesia, contoh tim sepak bola yang melakukan ini adalah Bali United (IOG Esports), yang memiliki tim Free Fire dan Mobile Legends.

“Strategi ini memiliki risiko yang lebih tinggi daripada sekadar masuk ke esports game olahraga, tapi keuntungan yang ditawarkan juga lebih besar,” kata Gallagher-Powell. “Game esports non-sepak bola memiliki jumlah fans yang jauh lebih banyak dari fans esports dari FIFA dan Rocket League. Jika sebuah klub ingin menjangkau audiens baru, mereka sebaiknya membuat divisi esports dari game-game yang lebih populer.”

Biaya besar jadi salah satu kendala yang harus dihadapi oleh klub sepak bola jika mereka ingin membuat tim esports dari game yang populer. Ketika tim sepak bola ingin ikut masuk dalam liga esports dengan sistem franchise — seperti yang dilakukan oleh Schalke 04 — maka mereka harus membayar biaya yang tidak kecil. Tak hanya itu, gaji dari para pemain esports League of Legends, Dota 2, atau CS:GO juga lebih mahal dari pemain FIFA atau PES. Gallagher-Powell memperkirakan, gaji seorang pemain League of Legends kelas atas bisa digunakan untuk membiayai keseluruhan tim esports FIFA.

 

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia, klub sepak bola dan pemain esports profesional dipertemukan dalam Indonesia Football e-League (IFeL). Putra Sutopo, Head of IFeL bercerita, “Ide awal untuk IFeL itu sebenarnya karena iri dengan negara tetangga yang punya Liga 1 virtual sendiri, sementara di Indonesia belum ada. Padahal, Liga 1 di Thailand itu diikuti oleh pemain-pemain dari Indonesia. Peringkat satu sampai lima saja rata-rata didominasi oleh pemain Indonesia.”

Putra mengaku heran dengan fenomena ini. Pasalnya, dia merasa, fans sepak bola di Indonesia tidak hanya banyak, tapi juga fanatik. Dari sana, dia lalu mengambil inisiatif untuk mengajak klub-klub sepak bola Liga 1 untuk ikut serta dalam IFeL. “Respons dan hasilnya di luar ekspektasi kita,” ujarnya. “Viewers-nya banyak banget, bahkan liga tetangga saja nggak seramai itu.”

Baik tim sepak bola maupun pemain profesional tentunya memiliki fans sendiri-sendiri. Putra mengungkap, penonton IFeL adalah gabungan dari keduanya. Dia juga yakin, liga sepak bola dan liga esports bisa berjalan berdampingan, tanpa harus khawatir akan saling berebut penonton. “Kita justru bakal jadi pre-event-nya,” ujar Putra. “Misalnya, pertandingan jam 7 malam, kita bakal tanding di jam 5.”

Fans sepak bola di Indonesia cenderung fanatik.
Fans sepak bola di Indonesia cenderung fanatik.

Menurut Putra, kerja sama antara tim sepak bola dengan pemain profesional merupakan simbiosis mutualisme. Industri esports akan diuntungkan karena semakin banyak pihak yang ikut serta dalam mengembangkan industri itu, khususnya skena sepak bola virtual.

“Selain itu, karena semakin banyak klub bola yang terjun ke industri esports, hal ini juga bakal buat PSSI melek akan industri sepak bola virtual,” ungkapnya. “Menurutku, ini langkah awal yang baik untuk industri sepak bola virtual, mengingat negara kita sebenarnya masih ketinggalan sama negara tetangga dalam hal pengembangan industri esports sepak bola virtual.”

Bagi pelaku industri esports, khususnya game sepak bola, ada keuntungan lain yang bisa didapat dengan melibatkan klub sepak bola dalam liga esports, ungkap Rizki Darmawan, CEO dan Founder dari IVPL. Keuntungan itu adalah ikatan emosional. Saat ini, dia menjelaskan, alasan kebanyakan orang menonton konten game atau pertandingan esports sepak bola adalah karena mereka ingin tahu tentang tips dan trik dalam bermain atau karena mereka tertarik dengan sang pembuat konten atau pemain yang bertanding. Mereka kurang tertarik pada konten esports sepak bola itu sendiri.

Lain halnya dengan fans klub sepak bola, ujar Rizki. Mereka biasanya punya ikatan emosi yang kuat pada klub, sehingga mereka akan tetap setia mendukung tim favoritnya, tak peduli apakah tim itu menang atau kalah. Dengan melibatkan klub sepak bola di liga sepak bola virtual, diharapkan, para penonton juga menjadi lebih setia pada game sepak bola virtual itu sendiri. Karena itulah, IVPL berencana untuk bekerja sama dengan tim-tim Liga 2.

“Kami ingin tap in ke Liga 2 agar muncul emotional bond. Karena kalau sudah suka, meskipun klubnya papan bawah, seorang fan akan tetap dukung klub itu. Kami ingin memanfaatkan kedekatan emosi ini untuk sesuatu yang berbeda,” ujar Rizki. Dia membandingkan ikatan emosi antara fans klub sepak bola dengan fans seorang artis. “Apapun yang sang artis lakukan, para fans akan mau tahu. Itu formula yang ingin kami gunakan.”

Satu hal yang membedakan IFeL dan IVPL adalah IFeL fokus pada pertandingan 1v1 di PES, sementara IVPL fokus pada laga 11v11 di FIFA. Rizki mengungkap, tujuan jangka panjangnya adalah untuk membuat tim nasional sepak bola virtual.

Ketika ditanya apa keuntungan yang didapatkan oleh klub sepak bola jika mereka terjun ke esports, Rizki mengungkap, “Mereka akan mendapatkan fans baru, sumber pemasukan baru, dan bisa jual merchandise baru.” Dia menambahkan, mengurus liga virtual juga relatif lebih mudah. Alasannya, pertandingan bisa dijalankan dan ditonton dari rumah. “Jadi, Anda tidak harus datang ke kota tempat pertandingan diadakan. Hal ini akan menghemat biaya. Nanti, tinggal bagaimana cara me-manage turnamen,” ujarnya.

Senada dengan Rizki, Putra menyebutkan, masuk ke esports akan memungkinkan klub sepak bola untuk memperluas pasar mereka dan menjangkau generasi milenial. “Kalau mereka bisa memanfaatkan ini dengan baik, esports bisa jadi metode bisnis baru yang mengguntungkan untuk para klub bola,” ungkapnya. “Sayangnya, belum banyak klub-klub sepak bola di Indonesia yang mengerti bisnis model esports.”

Lebih lanjut Putra menjelaskan, ketika klub sepak bola membuat tim esports dan merekrut pemain profesional, mereka akan bisa membuat tim tersebut untuk ikut dalam pertandingan esports. “Hal ini bisa jadi pemasukan untuk klub,” katanya. “Sponsor? Karena merek mereka sudah besar, tidak begitu sulit bagi mereka untuk mendapatkan sponsor demi manajemen esports.” Dia menambahkan, klub juga bisa mendapatkan untung dari penjualan atau peminjaman pemain profesionalnya.

Untuk masalah ketidaktahuan klub sepak bola akan esports, Putra merasa, masalah ini bisa diselesaikan dengan membuka wawasan tim-tim sepak bola tentang industri esports. “Mereka seperti itu karena belum tahu bagaimana sistem bisnisnya. Makanya, perlahan dengan adanya IFeL, terbukti ada beberapa klub yang buka tim esports, seperti PERSITA,” ungkap Putra.

 

Kesimpulan

Ada beberapa alasan kenapa sepak bola bisa menjadi salah satu olahraga paling populer di dunia. Salah satunya adalah peraturan yang mudah. Alasan lainnya adalah karena bermain bola tidak memerlukan peralatan khusus. Anda hanya memerlukan bola, tempat yang cukup luas, dan tentu saja, teman bermain. Namun, sekarang, hal-hal tersebut semakin sulit untuk didapatkan. Sebaliknya, smartphone justru semakin mudah didapatkan. Tak hanya itu, ada banyak game yang bisa dimainkan dengan gratis. Jadi, jangan heran jika sebagian orang lebih memilih untuk bermain game daripada sepak bola.

Kabar baiknya, sepak bola dan game serta esports, sebenarnya tidak harus saling bermusuhan. Keduanya bisa berdiri berdampingan. Buktinya, selama pandemi virus corona, berbagai liga sepak bola dialihkan menjadi pertandingan sepak bola virtual, seperti liga di Singapura dan Malaysia.

Kolaborasi antara klub sepak bola dengan pemain esports juga terbukti menguntungkan kedua belah pihak. Jadi, daripada saling menyerang satu sama lain dan membuat perebutan penonton sebagai zero-sum game, tidak ada salahnya jika pelaku industri esports dan sepak bola justru saling membantu satu sama lain.

Feat Image: Deposit Photos

Tencent Siapkan US$14 Juta untuk Total Hadiah Esports PUBG Mobile, Audiens Free Fire di Brasil Tumbuh Pesat

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik seputar industri esports. Tencent mengumumkan bahwa mereka akan menyiapkan US$14 juta sebagai total hadiah dari semua turnamen PUBG Mobile pada 2021. Selain itu, TSM juga merekrut pemain League of Legends asal Taiwan, SwordArt, dengan nilai kontrak US$6 juta.

Tencent Siapkan US$14 Juta untuk Total Hadiah Turnamen PUBG Mobile

Dalam PUBG Mobile Global Championship Season Zero (PMGC 2020), Tencent mengungkapkan sejumlah hal, termasuk beberapa pencapaian PUBG Mobile sepanjang 2020. Director of PUBG Mobile Global Esports, James Yang mengatakan, PUBG Mobile World League Season Zero (PMWL) berhasil mendapatkan concurrent viewers sebanyak 1,1 juta orang. Selain itu, jumlah tim yang mendaftar di PUBG Mobile Professional League (PMPL) dan PUBG Mobile Club Open (PMCO) mencapai 120 ribu tim.

Pada tahun ini, Tencent menyiapkan US$5 juta sebagai total hadiah dari semua turnamen esports PUBG Mobile. Tahun depan, konglomerasi Tiongkok itu menaikkan total hadiah yang mereka siapkan menjadi US14 juta. Selain itu, menurut laporan Egg Network, turnamen esports PUBG Mobile juga akan diselenggarakan di lebih banyak kawasan, termasuk Commonwealth of Independent States (CIS), Turki, Eropa barat, Amerika Utara, Amerika Latin, Brasil, dan Arabia.

Jadwal turnamen esports PUBG Mobile pada tahun 2021.
Jadwal turnamen esports PUBG Mobile pada tahun 2021.

Salah satu perubahan yang akan Tencent tetapkan pada skena esports PUBG Mobile tahun depan adalah mereka akan mengadakan kompetisi invitational setelah Spring Split dari PMPL dan PMCO. Hal ini berarti, turnamen PUBG Mobile akan selalu bisa ditonton sepanjang tahun. Kabar baiknya, fans PUBG Mobile tidak akan kehabisan pertandingan untuk ditonton. Hanya saja, tim profesional harus mempersiapkan diri untuk menghadapi jadwal yang ketat. Perubahan lainnya adalah, PMGC hanya akan diadakan pada akhir tahun.

SwordArt Tanda Tangani Kontrak dengan TSM, Senilai US$6 Juta

Team SoloMid menandatangani kontrak dengan pemain asal Taiwan, Hu Shuo-Chieh, yang lebih dikenal dengan nama “SwordArt”. Dengan kontrak bernilai US$6 juta ini, SwordArt akan bermain untuk TSM selama 2 tahum, yaitu pada 2021 dan 2022. Dengan ini, Sword Art jgua menjadi pemain League of Legends dengan gaji terbesar di kawasan Amerika Utara.

SwordArt memegang peran Support. Dia menarik perhatian pendiri TSM, Andy Dinh, setelah membantu timnya, Suning, maju ke babak final dari League of Legends World Championship. Dinh merasa, sekarang adalah waktu yang tepat bagi TSM untuk mencari pemain berbakat baru, terutama setelah dua pemain bintang mereka — Søren “Bjergsen” Bjerg dan Yiliang “Doublelift” Peng — memutuskan untuk mengundurkan diri. Bjergsen akan tetap bergabung dengan TSM sebagai pelatih, sementara Doublelift memutuskan untuk mengundurkan diri.

Dinh merasa, US$6 juta yang TSM keluarkan untuk mendapatkan SwordArt bukanlah harga mahal yang harus mereka bayar. Dia percaya, dengan keberadaan SwordArt, tim League of Legends akan banyak memenangkan turnamen di masa depan, sehingga mereka akan mendapatkan banyak fans. “Masuk akal bagi TSM untuk merekrut pemain baru,” kata Dinh, seperti dikutip dari The Washington Post.

Audiens Liga Free Fire Brasil Naik Dua Kali Lipat

Jumlah penonton Liga Free Fire Brasil (LBFF) pada 2020 naik 107% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Secara total, pertandingan-pertandingan dalam LBFF mendapatkan lebih dari 60 juta views di YouTube, channel TV kabel SporTV, dan platform streaming Garena, BOOYAH! Sementara itu, jumlah concurrent viewers di pertandingan LBFF mencapai 349 ribu orang. Sebagai perbandingan, jumlah concurrent viewers pada 2019 hanya mencapai 169 ribu orang.

Selain di Indonesia, Free Fire juga sangat populer di Brasil. Salah satu alasannya adalah karena game battle royale buatan Garena itu tidak membutuhkan smartphone berspesifikasi tinggi. Memang, sejak awal, Garena menargetkan pasar negara berkembang dengan Free Fire.

Di Brasil, organisasi esports lokal, LOUD, fokus pada skena esports Free Fire. Dan mereka berhasil menjadi tim esports pertama yang mendapatkan 1 miliar views di YouTube, lapor The Esports Observer. Sementara streamer dan pemain profesional Brasil, Bruno “Nobru” Goes berhasil menjadi streamer terpopuler di dunia pada Agustus 2020. Melihat tren ini, Twitch lalu menandatangani kontrak eksklusif dengan LOUD dan Goes.

ePremier League Season 3 Digelar Pada Januari 2021

Premier League dan Electronic arts mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan ePremier League musim ketiga di Januari 2021. Pendaftaran untuk EA Sports FIFA 21 Global Series akan dibuka pada 3 Desember 2020. Sementara babak kualifikasi akan mulai diadakan pada Januari 2021. Penyelenggara turnamen asal Inggris, Gfinity, dipercaya untuk mengadakan kompetisi ePremier League, menurut laporan The Esports Observer.

ePremier League musim ketiga akan kembali diadakan pada awal 2021.
ePremier League musim ketiga akan kembali diadakan pada awal 2021.

Perwakilan dari 20 klub sepak bola akan bertanding untuk memperebutkan tempat di babak playoff, yang akan diadakan secara online. Sementara babak final akan diselenggarakan pada Maret atau April 2021. Babak final itu akan disiarkan secara live di Sky Sports, channel Premier League, dan channel Twitch EA SPORTS FIFA.

Kompetisi ini terbuka untuk warga Inggris yang berumur setidaknya 16 tahun. Total hadiah yang ditawarkan dalam ePremier League musim ketiga ini mencapai GBP40 ribu. Para peserta akan bertanding menggunakan PlayStation 4 dan Xbox One. Peserta yang menang akan mendapatkan trofi dan dapat masuk dalam EA SPORTS FIFA 21 Global Series (FGS) European Playoff.

Klub Sepak Bola Prancis, Olympique de Marseille Terjun ke Esports

Klub sepak bola Prancis, Olympique de Marseille terjun ke dunia esports dengan berkolaborasi bersama Grizi Esports. Organisasi esports asal Prancis itu didirikan oleh pesepak bola Antoine Griezmann dan saudaranya, Théo Griezmann.

Untuk musim pertandingan 2020/2021 dari FIFA Global Series, akan ada dua pemain profesional yang akan mewakili Marseille. Selain kompetisi internasional, Marseille juga akan ikut serta dalam liga esports lokal, eLigue1, yang diselenggarakan oleh EA Sports bersama Liga Sepak Bola Prancis. Melalui kerja sama dengan Grizi Esports, Marseille berharap bisa mengadakan acara jumpa fans secara offline atau kegiatan online.

“Kami bangga dengan keputusan kami untuk masuk ke dunia esports melalui kerja sama dengan Grizi Esports,” kata Chief Marketing & Media, Olympique de Marseille, Hervé Philippe, seperti dikutip dari Esports Insider. “Hal ini akan memberikan kesempatan pada kami untuk memahami esports dengan lebih baik dan mendekatkan diri dengan para penonton yang masih muda.”

FIFA 21 Versi Console Next-Gen Hadirkan Sederet Upgrade yang Sangat Menarik

Industri game saat ini sedang berada dalam masa transisi. Kehadiran PlayStation 5 dan Xbox Series X menuntut sejumlah developer untuk memikirkan bagaimana cara untuk memaksimalkan kapabilitas masing-masing console next-gen, sehingga pada akhirnya mereka dapat menyajikan pengalaman bermain yang lebih baik lagi.

Berkat dukungan backwards compatibility yang ditawarkan masing-masing console, developer sebenarnya tidak perlu melakukan apa-apa agar permainannya dapat dinikmati di PS5 maupun Xbox Series X. Di saat yang sama, mereka juga punya opsi untuk memperbarui game-nya agar bisa lebih impresif lagi ketika dimainkan di console next-gen.

FIFA 21 adalah salah satu contoh dari opsi yang kedua ini. Game tersebut memang sudah tersedia di PS4, Xbox One maupun PC, dan secara keseluruhan sudah terkesan fresh dari segi desain maupun gameplay. Pun begitu, versi next-gen FIFA 21 yang dijadwalkan hadir pada tanggal 4 Desember mendatang menjanjikan penyempurnaan yang lebih banyak lagi.

FIFA 21 next-gen

Kita mulai dari yang paling simpel, yakni perkara waktu loading. Di PS5 dan Xbox Series X, waktu loading FIFA 21 jelas akan berlangsung jauh lebih singkat berkat penggunaan SSD NVMe pada masing-masing console. Kalau menurut EA sendiri, dari menu utama ke pertandingan hanya butuh beberapa detik saja.

Selanjutnya adalah perihal visual atau grafis. Selain bisa berjalan pada resolusi 4K 60 fps, FIFA 21 versi next-gen juga mampu menyajikan tekstur yang lebih realistis – termasuk halnya pada pemain – berkat penerapan teknik deferred rendering dan runtime lighting. Berdasarkan laporan Eurogamer yang melihat langsung demonstrasinya, kita bahkan bisa melihat secara jelas setiap helai rambut pada sejumlah pemain top.

Sebagian dari upgrade visual ini memang tidak akan terlalu kelihatan selama pertandingan berlangsung, tapi sangat kentara ketika replay diputar. Contoh spesifik lainnya adalah bagaimana otot kaki Paul Pogba tampak jauh lebih realistis pada FIFA 21 versi next-gen ketimbang current-gen.

Animasi juga mendapat perhatian ekstra pada FIFA 21 versi next-gen. EA bilang bahwa mereka telah menambahkan sejumlah animasi pada pemain saat sedang tidak membawa bola. Beberapa contohnya mencakup animasi membenarkan posisi ban kapten, mengepaskan pelindung lutut, maupun animasi menunjuk ke suatu titik seakan memberi sinyal ke kawannya untuk mengoper bola.

Menariknya, penyempurnaan animasi ini terkadang juga bisa berdampak pada kemulusan gameplay. Satu contoh adalah animasi saat pemain menerima umpan lambung menggunakan dadanya, yang terasa lebih responsif di FIFA 21 versi next-gen karena bolanya bersentuhan dengan sang pemain lebih banyak dari biasanya.

Aspek-aspek sinematik pada FIFA 21 versi next-gen juga dibuat lebih dramatis, baik dari segi visual maupun audio. Contoh yang paling mudah adalah ketika gol terjadi di menit-menit terakhir, di mana ekspresi tim pemenang terlihat lebih gereget dan terkadang manajernya bisa lompat masuk ke lapangan, tidak ketinggalan juga komentator yang terdengar lebih bersemangat.

PC tidak kebagian upgrade next-gen

FIFA 21 next-gen

Kalau kita akumulasikan penyempurnaan-penyempurnaan tadi, FIFA 21 semestinya bakal terkesan jauh lebih fresh lagi di console next-gen. Saya juga belum menyinggung soal fitur yang spesifik untuk tiap console, seperti misalnya di PS5, di mana tombol trigger pada controller DualSense bakal terasa semakin berat seiring menurunnya stamina pemain.

Satu hal yang mungkin bakal sangat disayangkan oleh penggemar FIFA 21 adalah absennya fitur cross-gen play, yang berarti pemain FIFA 21 di PS5 hanya dapat berjumpa dengan pemain lain yang juga menggunakan PS5, dan pemain PS4 juga hanya bisa bertanding bersama atau melawan pemain PS4 lainnya.

Juga mungkin bakal terdengar mengecewakan adalah keputusan EA untuk tidak menghadirkan sederet upgrade next-gen ini ke FIFA 21 versi PC, dengan alasan supaya tuntutan spesifikasi minimumnya tidak jadi ketinggian. Dengan kata lain, cara terbaik untuk menikmati FIFA 21 nantinya hanyalah dengan membeli PS5 atau Xbox Series X.

Kabar baiknya, EA tidak menarik biaya tambahan apabila Anda sudah terlanjur membeli FIFA 21 di platform current-gen. Jadi kalau Anda sudah punya FIFA 21 di PS4, versi next-gen-nya nanti dapat langsung Anda mainkan begitu kiriman PS5 Anda datang pada tanggal 22 Januari 2021. Hal ini juga berarti Anda tidak perlu menunda membeli FIFA 21 di platform current-gen selagi masih menunggu kedatangan console next-gen.

Juga melegakan adalah fakta bahwa progres yang sudah kita catatkan pada mode VOLTA maupun FUT bisa ditransfer ke FIFA 21 versi next-gen, sehingga Anda tidak perlu lagi menguji keberuntungan Anda kembali di PS5 nanti.

Sumber: Eurogamer.

PMCC Kembali Digelar, Singtel Adakan Turnamen Esports Lagi

Dalam seminggu terakhir, ada pengumuman tentang berbagai turnamen esports yang akan diadakan pada Oktober dan November 2020. Salah satunya adalah turnamen Mobile Legends dan Valorant dari perusahaan telekomunikasi Singapura, Singtel. Selain itu, juga ada turnamen sim racing untuk kawasan Asia Pasifik, E1 Championship Season Zero.

Singtel Gelar Turnamen PVP Esports Community Championship

Untuk kedua kalinya, Singtel mengadakan PVP Esports Community Championship. Pada musim pertama, tiga game yang dipertandingkan adalah Dota 2, Mobile Legends, dan PUBG Mobile. Ketika itu, turnamen PVP Esports punya dua kategori yaitu Campus untuk kalangan mahasiswa dan Corporate untuk para pekerja.

Dalam PVP Esports Community Championship musim kedua, hanya ada dua game yang akan diadu, yaitu Mobile Legends dan Valorant. Sama seperti pada musim pertama, PVP Esports musim kedua juga memiliki kategori Campus untuk para mahasiswa. Hanya saja, kategori Corporate diganti dengan kategori Open, yang bisa diikuti oleh siapa saja. PVP Esports akan diadakan pada 31 Oktober sampai 13 Desember 2020, dengan total hadiah mencapai SG$78 ribu.

“Memenangkan turnamen ini membuat kami menjadi lebih percaya diri,” kata Sophia “Selfridgemiss” He, kapten dari Team TurretHeist, tim yang memenangkan PVP Esports musim pertama, dikutip dari The Strait Times. “Tim kami telah berumur dua tahun dan kami juga memenangkan PVP Esports pada tahun lalu. Jadi, tim kami telah punya sinergi dan kami ingin bertanding di turnamen musim kedua dengan tim yang sama.”

Team TurretHest. | Sumber: Singtel
Team TurretHest. | Sumber: Singtel

Perusahaan Properti Malaysia Adakan Turnamen FIFA 21

FIFA 21 baru saja dirilis. Namun, hal ini tidak menghentikan perusahaan properti asal Malaysia, IOI Properties Group, untuk mengadakan turnamen FIFA 21. Turnamen ini ditujukan untuk para pemain FIFA 21 amatir dan semi-profesional. Harapannya, mereka akan bisa membangun karir profesional di esports. IOI Properties Group juga menggandeng pemain FIFA profesional, Luqman “Fenrir” Haziq untuk mengadakan IOI Esports FIFA 21 Challenge.

“Kami senang karena kami dapat membantu para gamer untuk mengasah kemampuan mereka di esports, bidang yang semakin diminati oleh generasi muda,” kata Chief Sales & Marketing Officer, IOI Properties Group, Jason Tie, menurut laporan IGN. “Dengan menyelenggarakan kompetisi ini, kami mendorong komunitas grassroot untuk berpartisipasi.”

Turnamen dari IOI Properties Group ini menawarkan total hadiah sebesar RM10 ribu (sekitar Rp35,4 juta). Turnamen itu akan diselenggarakan pada 18-25 Oktober 2020. Babak final dari turnamen tersebut akan disiarkan di halaman Facebook dari IOI Properties Group.

Turnamen Balap E1 Championship Season Zero Siap Digelar

Axle Sports bekerja sama dengan eGG Network untuk menyelenggarakan E1 Championship Season Zero. Turnamen itu menjadi pembuka dari seri RaceRoom Racing Experience yang akan diselenggarakan pada tahun depan. Turnamen sim racing tersebut akan menggunakan simulator balapan, RaceRoom.

Dengan total hadiah US$15 ribu (sekitar Rp220 juta), turnamen ini akan mengadu para sim racer terbaik di Asia Pasifik. Alasan mengapa lingkup turnamen itu dibatasi ke lingkup Asia Pasifik adalah untuk menjamin tidak ada masalah latensi ketika turnamen diselenggarakan.

E1 Championship memang bukan seri turnamen sim racing pertama. Namun, Alex Yoong, pendiri Axle Esports mengatakan, turnamen ini akan menggunakan format yang berbeda dari turnamen sim racing lainnya. “Kami ingin agar E1 jadi liga olahraga berkualitas yang tidak hanya menantang bagi para peserta, tapi juga menghibur bagi para penonton,” ungkap Yoong, lapor eGG Network.

Ronde pertama dari E1 Championship akan diadakan pada 18 November 2020. Turnamen ini akan diikuti oleh 12 tim. Masing-masing tim bisa menyertakan dua pembalap. Jadi, secara total, ada 24 sim racer yang akan berlaga di E1.

PUBG Mobile Campus Championship Kembali Diadakan di Malaysia

PUBG Mobile Campus Championship (PMCC) akan kembali diadakan di Malaysia. Total hadiah yang ditawarkan oleh turnamen ini mencapai RM60 ribu (sekitar Rp212 juta). PMCC 2020 akan dibagi ke dalam tiga stage. Pertama adalah babak kualifikasi regional, diikuti oleh babak final regional, sebelum diakhiri dengan babak final nasional, seperti yang disebutkan oleh eGG Network.

Babak kualifikasi PMCC Open akan diadakan di 5 region.
Babak kualifikasi PMCC akan diadakan di 5 region.

Diadakan di lima kawasan, babak kualifikasi dari PMCC akan diselenggarakan pada 31 Oktober 2020 sampai 5 November 2020. Sementara babak final regional akan diadakan pada 7-15 November 2020. Dari babak kualifikasi ini, akan dipilih 20 tim terbaik untuk berlaga di PMCC 2020 Grand Finals pada 27-29 November 2020.

Selain turnamen untuk para pemain PUBG Mobile, PMCC juga akan menggelar kompetisi Caster Search. Sesuai namanya, Caster Search merupakan ajang untuk mencari caster bertalenta. Di sini, para peserta bisa memamerkan kemampuannya dalam menganlisa pertandingan. Beberapa peserta yang terpilih akan diminta untuk menjadi komentator di turnamen tingkat nasional.

Dynamique Konzepts Adakan Kegiatan Sepak Bola Virtual

Dynamique Konzepts mengumumkan bahwa mereka akan menyelenggarakan kompetisi sepak bola virtual di Singapura, eSingaCup 2020. Turnamen FIFA 21 ini akan diadakan pada 31 Oktober-4 November 2020. Selain kompetisi esports, dalam eSingaCup, Anda juga akan menemukan berbagai kegiatan lain, seperti diskusi dan wawancara dengan pemain sepak bola serta para ahli.

Kompetisi FIFA 21 eSingaCup akan dibagi ke dalam dua kategori. Pertama adalah kategori 8 Nations Tournament, yang akan mempertemukan 352 atlet esports dari 8 negara yang berbeda. Ratusan atlet esports ini akan bertanding untuk memperebutkan gelar juara eSingaCup 2020. Sementara kategori kedua merupakan turnamen 1v1 bagi umum.

“Kompetisi eSingaCup 2020 dibuat untuk merayakan inklusivitas dalam olahraga, khususnya sepak bola dan bagaimana olahraga bisa menyatukan semua orang,” kata Selvakumar Panneerselvam, Tournament Director of eSingaCup 2020, menurut laporan Business Insider.

Guild Esports Milik David Beckham Dapat Investasi Rp383 Miliar

Guild Esports, organisasi esports milik David Beckham, baru saja mendapatkan investasi sebesar £20 juta (sekitar Rp383 miliar). Kucuran dana ini mereka dapatkan tepat sebelum mereka melakukan penawaran saham perdana (IPO) di London Stock Exchange pada hari Jumat, 2 Oktober 2020.

Rencana untuk melakukan IPO diumumkan oleh Guild Esports pada 9 September 2020 lalu. Keputusan tersebut disambut dengan kritik oleh komunitas esports yang merasa skeptik. Namun, hal ini tidak menghentikan Guild Esports untuk menjalankan rencana mereka untuk melakukan IPO.

Dengan ini, Guild Esports menjadi organisasi esports asal Inggris pertama yang menawarkan saham mereka pada para investor. Namun, mereka bukanlah organisasi esports pertama yang melakukan IPO. Sebelum ini, Astralis Group, organisasi esports asal Denmark, juga telah mencari investasi melalui IPO.

David Beckham esports
David Beckham menjadi co-owner dari Guild Esports. | Sumber: Nerd4Life

Pada hari Selasa, 29 September 2020, Guild Esports mengungkap bahwa mereka menawarkan 250 juta saham. Mereka menyebutkan, permintaan dari investor akan saham merkea ternyata lebih tinggi dari jumlah saham yang mereka tawarkan, menurut laporan Reuters.

Guild Esports akan menggunakan dana investasi yang mereka dapatkan kali ini untuk merekrut pemain baru dan mengembangkan merek mereka. Saat ini, Guild Esports berlaga di Rocket League milik Psyonix dan juga FIFA dari EA. Ke depan, mereka berencana untuk membuat tim yang berlaga di turnamen Counter-Strike: Global Offensive dan Fortnite.

“Di dunia, popularitas esports terus naik. Hal ini memungkinkan beberapa organisasi esports untuk melakukan monetisasi dari bisnsi mereka melalui sponsorship, menjual merchandise, menawarkan lisensi produk dan pakaian, siaran konten, dan juga turnamen,” kata Carleton Curtis, Executive Chairman, Guild Esports, seperti dikutip dari Esports Insider. “Guild akan menjadi organisasi esports pertama yang masuk ke pasar saham London, yang akan memberikan kami modal dan kredibilitas sehingga kami akan dapat masuk dalam daftar 10 organisasi esports terbaik di dunia dalam waktu 3 tahun.”

Setelah melakukan IPO, David Beckham akan menjadi pemegang saham terbesar ke-4 di Guild Esports dengan total saham sebesar 4,78%. Beberapa perusahaan yang turut menjadi investor dari Guild Esports antara lain Toro Consulting Ltd, the Blue Star Capital Plc, dan Schroder Investment Management Ltd.

Lakukan Konsolidasi, Astralis Group Ubah Nama Tim League of Legends Origen

Astralis Group dikenal dengan tim Counter-Strike: Global Offensive mereka, yang memiliki nama yang sama. Dalam 3,5 tahun terakhir, tim tersebut telah memenangkan 4 turnamen Major, menjadikan mereka sebagai salah satu tim CS:GO terbaik di dunia. Selain tim CS:GO, Astralis Group juga punya tim League of Legends bernama Origen dan tim FIFA yang dinamai Future FC. Astralis Group baru mengumumkan bahwa mereka akan melakukan konsolidasi dan mengubah nama Origen dan Future FC menjadi Astralis.

“Dalam beberapa tahun belakangan, jumlah fans dari tim-tim kami terus tumbuh. Khususnya, tim Astralis, yang juga dikenal di luar dunia esports,” kata CEO Astralis Group, Anders Horsholt, menurut laporan ESPN. “Dengan melakukan konsolidasi, hal ini akan menjadikan kami sebagai salah satu organisasi esports paling penting dalam dunia esports yang terus tumbuh. Tak hanya itu, kami juga akan memproduksi lebih banyak merchandise untuk fans.”

Astralis Group konsolidasi
Tim League of Legends Astralis Group, Origen, berlaga di LEC. | Sumber: Inven Global

Pada 2018, Astralis Group mengakuisisi tim League of Legends, Origen. Mereka juga menggandeng pendiri Origen, Enrique “xPeke” Cedeño Martinez. Ketika itu, mereka juga meminta bantuan dari mantan pemain profesional dan mantan broadcaster League of  Legends European Championship (LEC), Martin “Deficio” Lynge untuk membantu mereka mendapatkan slot di LEC.

Setelah mengakuisisi Origen, Astralis memutuskan tidak mengubah nama tim tersebut. Tujuannya adalah untuk mempertahankan fans Origen. Hanya saja, sepanjang 2020, performa Origen di LEC tidak sebaik ketika tim tersebut lolos ke League of Legends World Championship pada 2015. Pada LEC Summer Split 2020, Origen menempati posisi ke-10. Karena itu, Astralis Group memutuskan untuk melakukan rebranding dan mengubah nama Origen menjadi Astralis.

Melalui konsolidasi ini, xPeke tak lagi turun tangan dalam menangani tim Origen. Meskipun begitu, dia masih akan tetap menjadi pemegang saham di Astralis Group. Selain mengumumkan rencana konsolidasi, Astralis Group juga memperkenalkan struktur media sosial dan program media baru, serta merchandise baru untuk para fans.

Astralis Group merupakah salah satu organisasi esports yang telah melakukan penawaran saham perdana alias IPO. Pada Maret 2020, mereka merilis laporan keuangan pertama mereka. Hasilnya, mereka masih mengalami kerugian  sebesar €4,6 juta (sekitar Rp74,8 miliar). Namun, laporan keuangan tersebut masih dianggap “memuaskan” karena memang sesuai dengan perkiraan sebelumnya.

Game FIFA 21 akan Hadirkan Fitur Gameplay yang Lebih Inovatif

Menjelang peluncurannya Electronic Arts selaku studio game yang mengembangkan seri game FIFA memperkenalkan fitur terbaru dari FIFA 21. Seperti sudah menjadi ciri khas EA, siapapun yang didapuk sebagai cover athelete akan selalu menjadi sorotan baik dari sisi penggemar olahraga maupun gamers yang memainkan gamenya.

Atlet sepak bola berkebangsaan Prancis, Kylian Mbappé, menjadi sosok yang mengisi tempat pada sampul game FIFA 21. Kylian Mbappé dinilai sebagai atlet sepak bola yang mampu menjadi perwakilan dari generasi pesepak bola terkini di dunia. Dengan usia yang masih muda Kylian Mbappé masih mungkin mencapai banyak hal lagi di masa depan.

“Menjadi cover athelete di game FIFA adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Sejak bermain bagi Bondy, Clairefontaine, hingga ke Piala Dunia, ini menjadi sebuah pencapaian besar,” ujar Kylian Mbappé dalam sebuah rilis.

Kylian Mbappé sendiri mengakui bahwa sudah memainkan seri game FIFA semenjak kecil dan merasa sangat terhormat terpilih sebagai cover athelete seri game FIFA.

Lebih jauh lagi EA menambahkan fitur interaktif yang belum pernah ada di seri game yang sebelumnya. Pada seri game terbaru FIFA 21, akan ada lebih banyak mode yang bisa dimainkan oleh 2 player atau bahkan lebih. Fitur ini memungkinkan terbangunnya komunitas player yang berinteraksi satu sama lain dalam ekosistem game yang positif.

Selanjutnya masih ada beberapa pembaruan yang akan diterapkan dari career mode. Player akan dibawa ke dalam proses manajemen tim yang lebih imersif. Proses mengasuh sebuah tim dibawakan dengan lebih mendalam. FIFA 21 akan memiliki sistem simulasi game yang lebih interaktif. Rangkaian proses transfer pemain, latihan, statistik, dan jalannya pertandingan dapat dipantau dengan lebih menarik.

FIFA 21 Cover Athelete Kylian Mbappé | via: EA
FIFA 21 Cover Athelete Kylian Mbappé | via: EA

Dari sisi gameplay FIFA 21 memberikan ruang kreativitas bagi player untuk mencoba dribble yang baru dan pergerakan yang dinamis dan intens. Ambience pertandingan juga menjadi suguhan yang akan membawa pengalaman bermain selangkah lebih maju.

Dengan hadirnya konsol next gen di ambang pintu, EA mengabarkan bahwa FIFA 21 bisa dimainkan baik di konsol generasi terkini dan konsol next gen. Jika tidak ada perubahan berarti rencananya FIFA 21 akan dirilis di tanggal 9 Oktober 2020 mendatang. Sampai saat ini EA sudah membuka kesempatan untuk pre-order dengan berbagai limited in game item.

David Beckham Masuki Industri Esports, Tanamkan Modal di Guild Esports

Mantan pesepak bola David Beckham kini memasuki dunia esports dengan menjadi co-owner dari Guild Esports, startup esports asal Inggris. Melalui DB Ventures, Beckham menanamkan modal di Guild Esports, yang tengah mengumpulkan pendanaan dengan target sebesar £25 juta (sekitar Rp44,6 miliar). Selain Beckham, Blue Star Capital juga menjadi salah satu investor awal dari startup esports tersebut.

“Sepanjang karir saya, saya beruntung karena bisa bermain dengan para atlet terbaik. Saya telah melihat semangat dan dedikasi yang diperlukan untuk bisa bermain di tingkat tertinggi,” kata Beckham, menurut laporan Esports Insider. “Saya tahu bahwa para atlet esports juga memiliki semangat tersebut. Di Guild, kami memiliki visi untuk menciptakan standar baru, serta mendukung para pemain profesional untuk maju di masa depan. Kami berkomitmen untuk mendukung pemain muda bertalenta melalui sistem akademi kami dan saya tidak sabar untuk membantu tim Guild Esports untuk tumbuh dan berkembang.”

Guild Esports akan menggunakan model akademi, lapor GamesIndustry. Hal itu berarti, Guild Esports akan mencari pemain muda berbakat dan melatih mereka untuk menjadi atlet esports profesional. Saat ini, Guild akan fokus untuk melatih pemain yang berlaga di Rocket League, FIFA, dan Fortnite.

David Beckham esports
David Beckham menjadi co-owner dari Guild Esports. | Sumber: Nerd4Life

Selain Beckham sebagai co-owner, Guild Esports juga memiliki Carleton Curtis sebagai Executive Chairman. Curtis sempat menjabat sebagai Vice President of Programming di Activision Blizzard. Dia juga berperan penting dalam penyelenggaraan Overwatch League dan Call of Duty League. Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Senior Director, Digital Strategy di Fox Sports serta Program Director, Esports di Red Bull.

“Industri esports tengah berkembang pesat dan masih akan terus tumbuh. Hal ini menjadi bukti bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi Guild Esports untuk masuk ke dalam industri esports,” kata Curtis. “Kami memiliki tim manajemen yang berpengalaman dan saya senang dengan keberadaan David Beckham sebagai co-owner dari startup ini karena dia memiliki pengalaman dan profesionalisme dalam membuat tim olahraga yang baik. Hal ini sesuai dengan strategi kami untuk membuat tim esports terbaik.”

Memang, meskipun Beckham paling dikenal sebagai pemain sepak bola profesional, dia juga merupakan pemilik dari Inter Miami, tim sepak bola Amerika Serikat baru yang berlaga di Major League Soccer. Beckham bukanlah satu-satunya pemain sepak bola yang tertarik untuk masuk ke dunia esports. Pada akhir tahun lalu, Gareth Bale juga membentuk tim esports yang dinamai Ellevens Esports.

“Di Guild Esports, David akan memegang peran penting dalam membuat program pelatihan yang akan diimplementasikan di akademi kami. Selain itu, dia juga bisa menjadi inspirasi bagi para atlet esports muda,” ujar Curtis.

Sumber header: The Esports Observer