LifeBeam Vi Padukan Fitness Tracker dan Earphone Nirkabel, Plus Sentuhan AI

Kombinasi earphone dan fitness tracker sedang menjadi tren belakangan ini. Hal ini didasari oleh kebiasaan mayoritas pengguna yang gemar sekali berolahraga sambil mendengarkan musik. Maka dari itu, kategori baru yang kerap disebut hearable ini pun tidak terbendung.

Satu hearable baru yang sangat menarik datang dari platform crowdfunding Kickstarter. Namanya LifeBeam Vi, dan ia sangat istimewa karena ditenagai oleh kecerdasan buatan (AI) yang bisa beradaptasi dan memahami fisiologi penggunanya.

Bentuknya sendiri mirip seperti earphone nirkabel pada umumnya, akan tetapi di dalamnya bernaung sederet sensor canggih. Vi bisa mengukur laju jantung, variabilitasnya, pergerakan, elevasi dan lain sebagainya. Data-data ini kemudian akan diterjemahkan menjadi masukan lisan buat pengguna.

LifeBeam Vi dipersenjatai oleh sederet sensor, mulai dari sensor laju jantung, barometer, dan lain sebagainya / LifeBeam
LifeBeam Vi dipersenjatai oleh sederet sensor, mulai dari sensor laju jantung, barometer, dan lain sebagainya / LifeBeam

Jadi ketika pengguna sedang berlari dan Vi mendeteksi ia kurang begitu bersemangat – dilihat dari laju jantungnya – maka Vi akan menyuruhnya untuk berlari sedikit lebih cepat lagi. Ini hanyalah satu contoh, mengingat Vi juga bisa memberikan masukan-masukan lain seperti cara menurunkan berat badan secara optimal, menekan kadar stres dan masih banyak lagi.

Lalu bagaimana dengan kinerjanya sebagai earphone nirkabel biasa? Well, untuk itu LifeBeam telah bekerja sama dengan Harman/Kardon demi menyajikan kualitas suara yang istimewa bagi penggunanya.

Saat ini Vi bisa dipesan melalui Kickstarter seharga $179 selama masa early bird. Harga retail-nya diperkirakan akan naik menjadi $249.

Sumber: Wareable.

Samsung Resmi Umumkan Gear Fit2, Sekuel dari Activity Tracker-nya yang Punya Layar Melengkung

Bukan lagi rumor, Samsung hari ini secara resmi memperkenalkan activity tracker terbarunya, Gear Fit2, bersamaan dengan headset nirkabel Gear IconX. Muncul dua tahun lebih setelah generasi pertamanya, pembaruan macam apa saja yang dibawa oleh Gear Fit2?

Dari segi desain, fisiknya yang tahan air secara keseluruhan tidak berubah banyak, hanya saja ia kini lebih tipis dan diyakini lebih ergonomis. Perangkat masih ditenagai oleh layar sentuh Super AMOLED 1,5 inci yang melengkung dan beresolusi tinggi, tepatnya di angka 216 x 432 pixel.

Performanya juga sudah bisa dipastikan jauh lebih oke ketimbang pendahulunya. Gear Fit2 memercayakan prosesor dual-core 1 GHz sebagai otaknya, didukung oleh RAM 512 MB dan storage sebesar 4 GB. Untuk apa storage ini? Untuk menyimpan dan memutar file lagu, yang berarti pengguna bisa meninggalkan ponselnya di rumah ketika sedang berolahraga di luar.

Layar sentuh melengkung masih menjadi ciri khas dari Samsung Gear Fit2 / Samsung
Layar sentuh melengkung masih menjadi ciri khas dari Samsung Gear Fit2 / Samsung

Gear Fit2 masih mengemas sensor laju jantung, tapi yang benar-benar baru adalah kehadiran GPS, sehingga tracking bisa dilakukan secara lebih akurat. Tidak ketinggalan juga fitur Auto Activity Tracking, dimana pengguna tak perlu lagi mengaktifkan perangkat secara manual guna memonitor beragam aktivitas, mulai dari berjalan, berlari, bersepeda, sampai menggunakan mesin dayung maupun peralatan latihan elliptical.

Soal sistem operasi, Gear Fit2 menjalankan Tizen rancangan Samsung sendiri. Ia kompatibel dengan perangkat Android, minimal yang menjalankan versi 4.4 dan memiliki RAM 1,5 GB. Baterainya punya kapasitas 200 mAh, tapi sayang Samsung tidak mengungkapkan berapa lama baterai ini bisa bertahan pastinya.

Sejauh ini belum ada informasi mengenai harga dari Samsung Gear Fit2, akan tetapi pemasarannya akan segera berlangsung mulai tanggal 10 Juni mendatang. Ia akan ditawarkan dalam dua ukuran dan tiga pilihan warna: hitam, biru atau pink.

Sumber: Samsung.

Perangkat Besutan Fitbit ke Depannya Akan Diperkaya Fitur Pembayaran Berbasis NFC

Nama Fitbit selama ini selalu kita asosiasikan dengan fitness tracker atau perangkat wearable yang berfokus pada bidang kesehatan. Namun ke depannya, perangkat besutan Fitbit juga bisa menjadi salah satu metode pembayaran elektronik, seperti halnya Apple Watch yang diperkaya integrasi layanan Apple Pay.

Prediksi ini didasari oleh akuisisi Fitbit terhadap sebuah startup bernama Coin. Selama empat tahun terakhir, Coin sibuk mengembangkan platform pembayaran berbasis perangkat wearable, dan sekarang sejumlah aset intelektual mereka akan berpindah tangan ke Fitbit.

Akuisisi ini jelas akan mempercepat upaya Fitbit dalam mengembangkan solusi pembayaran elektronik berbasis NFC yang bisa diselipkan ke dalam perangkat Fitbit di masa yang akan datang. Fitbit sendiri menekankan bahwa fitur semacam ini baru akan hadir paling tidak tahun depan.

Fitbit sepertinya tidak ingin mengambil resiko dan tergesa-gesa meluncurkan sistem pembayaran elektroniknya sendiri. Fokus utama mereka masih di activity tracking dan sejumlah fitur lain terkait kesehatan, akan tetapi penambahan fitur macam pembayaran elektronik seperti ini jelas akan sangat menarik buat konsumen.

“Coin telah menjadi salah satu inovator utama dalam hal solusi pembayaran yang canggih. Kehadiran teknologi mereka di dalam lini produk kami akan membantu membuat Fitbit menjadi bagian yang sangat penting dari kehidupan para konsumen,” ucap James Park, CEO sekaligus co-founder Fitbit.

Mungkinkah solusi pembayaran elektronik berbasis NFC ini akan hadir bersama suksesor Fitbit Blaze, yang notabene merupakan smartwatch perdana Fitbit? Kita tunggu saja kelanjutannya…

Sumber: Fitbit dan Fortune.

Activity Tracker Terbaru Garmin Dibekali Heart-Rate Monitor, GPS dan Fitur Tracking Otomatis

Garmin terus membentangkan sayapnya di ranah perangkat wearable. Setelah memperkenalkan Vivomove, jam tangan analog dengan kemampuan activity tracking, kini Garmin kembali merilis versi anyar dari tracker andalannya, Vivosmart.

Versi baru ini dijuluki Vivosmart HR+. Bentuk dan desainnya hampir identik dengan Vivosmart HR yang diumumkan tahun kemarin. Perbedaannya ada ada jeroannya, dimana Vivosmart HR+ kini tak cuma dibekali sensor laju jantung saja, tetapi juga GPS dan kemampuan memonitor sejumlah aktivitas secara otomatis (Garmin Move IQ), mulai dari berjalan, berlari, bersepeda, berenang sampai latihan elliptical.

Kehadiran GPS juga berarti data yang dikumpulkan untuk aktivitas berbasis jarak akan jauh lebih akurat. Meski sepintas pembaruannya terdengar biasa-biasa saja, penambahan GPS dan fitur Move IQ tadi saja sudah bisa memberikan pengalaman yang lebih signifikan ketimbang pendahulunya.

Sama seperti perangkat wearable Garmin lainnya, data yang dikumpulkan Vivosmart HR+ akan disinkronisasikan secara otomatis dengan aplikasi Garmin Connect di smartphone. Pengguna juga bisa memanfaatkan Vivosmart HR+ untuk meneruskan notifikasi, mengontrol jalannya musik maupun melacak lokasi ponsel yang terselip entah ke mana.

Soal baterai, Vivosmart HR+ diklaim mampu beroperasi hingga lima hari nonstop meski tengah memonitor laju jantung secara konstan. Namun perlu dicatat, daya tahan baterainya akan menurun drastis menjadi 8 jam saja ketika GPS diaktifkan.

Garmin Vivosmart HR+ saat ini sudah mulai dipasarkan dengan banderol harga $220. Ia datang dalam tiga pilihan warna dan dua ukuran strap.

Sumber: Garmin.

Huawei Rilis Fitness Tracker Unik “Honor Band A1” Seharga $15

Pertama yang wajib Anda ketahui, harga yang tertera di judul ini bukan typo. Wajar jika Anda bertanya-tanya apakah benar fitness tracker buatan Huawei ini dijual semurah itu. Pasalnya, dari sekian banyak produk serupa yang pernah diluncurkan, selain Xiaomi dan Huawei, belum ada yang berani menjualnya seharga $15.

Fitness tracker Honor Band A1 bukanlah proyek coba-coba Huawei, sebab di tahun lalu pabrikan asal Tiongkok ini sudah pernah meluncurkan smartwatch bernama Huawei Watch. Kendati kelengkapan dan peruntukannya agak berbeda, namun setidaknya kita bisa tenang karena Honor Band A1 yang super murah dibangun oleh perusahaan yang punya reputasi baik di ranah wearable.

Fitness tracker Honor Band A1 yang dibalut gelang kulit
Fitness tracker Honor Band A1 yang dibalut gelang kulit

Huawei Honor Band A1 adalah sebuah fitness tracker dengan desain yang tak jauh berbeda dengan aksesoris gelang, di mana bagian luarnya mempunyai rupa yang cukup premium. Tetapi jangan biarkan tampilan luarnya menipu Anda, sebab dalaman Honor Band A1 mempunyai sejumlah fitur yang lebih unik. Yang paling menonjol adalah fitur sensor UV yang bekerja mengukur tingkat radiasi di sekitar penggunanya. Fitur ini kemudian akan memberikan rekomendasi lanjutan sebagai langkah pencegahan.

Kendati tak dilengkapi dengan layar, Honor Band A1 punya komponen LED mini yang akan berkedip ketika menerima notifikasi, misalnya jika ada panggilan atau pesan masuk, ditambah dengan fitur getaran jika pengguna melewatkan notifikasi via LED. Perangkat ini juga dapat terhubung ke perangkat Android dan iOS, serta sebagaimana fungsi utamanya, ia dapat mengukur berbagai data, antara lain jumlah langkah, jarak berlari atau berjalan, dan jumlah kalori yang terbakar.

Di belakang terdapat baterai 70mAh yang diklaim dapat bekerja selama 28 hari dalam modus standby, kemudian ada juga port microUSB untuk pengisian ulang dan fitur IP57 untuk melewan air dan debu.

Belum ada informasi apakah Huawei Honor Band A1 akan dipasarkan juga di luar Tiongkok. Namun jika iya, Huawei mungkin juga bakal menawarkan varian gelang kulit dengan banderol di kisaran $30 seperti yang dijajakan di pasar lokal.

Sumber berita GSMarena.

Inilah Bocoran Foto Samsung Gear Fit 2 dan Gear IconX

Rumor beredar bahwa Samsung tengah bersiap meluncurkan dua perangkat baru dari lini Gear-nya, yakni Gear Fit 2 dan Gear IconX. Kabar tersebut semakin diperkuat dengan adanya sejumlah bocoran foto perangkat yang beredar di internet.

Bocoran foto-foto di atas diterima oleh situs VentureBeat dari seorang penguji – Gear Fit 2 di sebelah kanan, sedangkan Gear IconX di sebelah kiri. Spesifikasi lengkap Gear Fit 2 belum terungkap, namun bisa dilihat bahwa wujudnya tidak jauh berubah dari versi sebelumnya yang dirilis di tahun 2014 lalu, yang tidak lain merupakan pionir perangkat wearable berlayar melengkung.

Menurut keterangan dari sang pembocor foto, Gear Fit versi baru ini sedikit lebih melengkung sekaligus lebih nyaman dikenakan. Perubahan lain yang cukup mencolok adalah kehadiran chip GPS, yang tentunya dapat meningkatkan akurasi dari fitur tracking yang berbasis jarak.

Gear Fit 2 diklaim lebih nyaman digunakan ketimbang pendahulunya / VentureBeat
Gear Fit 2 diklaim lebih nyaman digunakan ketimbang pendahulunya / VentureBeat

Kalau Gear Fit 2 merupakan suksesor, lain halnya dengan Gear IconX. Ini merupakan produk yang benar-benar baru dari Samsung, yakni sebuah headset Bluetooth yang tidak mengemas kabel sama sekali – tiap earpiece-nya bisa langsung dijejalkan ke dalam telinga tanpa harus tersambung satu sama lain.

Tahan debu dan air, IconX rupanya juga berfungsi sebagai sebuah fitness tracker sekaligus alat pemutar musik terpisah. Yup, ia dibekali storage berkapasitas 4 GB, yang berarti pengguna dapat mendengarkan lagu tanpa harus menyambungkannya terlebih dulu dengan smartphone.

Kontrolnya mengandalkan panel sentuh yang tertanam di masing-masing earpiece. Ia datang bersama sebuah case mirip kotak kacamata yang merangkap sebagai charger. Kalau asumsi saya benar, case ini mengemas unit baterai untuk menyimpan sejumlah daya layaknya power bank sehingga charging perangkat dapat dilakukan di mana saja.

Mengingat semua ini baru sebatas rumor dan bocoran, tentunya belum ada kepastian mengenai kapan Samsung akan merilisnya maupun berapa banderol harganya. Mungkin saja Samsung menyimpannya untuk event IFA di bulan September nanti, atau malah bisa lebih cepat dari itu.

Sumber: VentureBeat.

Berkat Update Baru, Pebble Kini Jadi Fitness Tracker yang Lebih Mumpuni

Bulan Desember lalu, Pebble merilis sistem activity dan sleep tracking perdananya yang dijuluki Pebble Health. Keputusan itu tentunya mendapat respon positif dari para konsumen, mengingat Pebble sebelumnya hanya mengandalkan sistem besutan developer pihak ketiga saja.

Selang beberapa bulan, kini Pebble sudah siap meluncurkan update yang membawa sejumlah fitur baru untuk Pebble Health, sekaligus menjadikan smartwatch Pebble sebagai fitness tracker yang lebih mumpuni – paling tidak semakin mendekati reputasi Fitbit.

Aplikasi pendamping Pebble kini punya tab Health baru dengan tampilan komprehensif / Pebble
Aplikasi pendamping Pebble kini punya tab Health baru dengan tampilan komprehensif / Pebble

Berkat update baru ini, pengguna sekarang bisa mendapat gambaran yang lebih lengkap dan jelas terkait aktivitas dan pola tidurnya sehari-hari melalui aplikasi pendamping Pebble di smartphone. Mereka bisa membandingkan aktivitas hari ini dengan yang kemarin, minggu lalu atau bahkan bulan lalu guna mengukur efektivitasnya.

Ringkasan data activity dan sleep tracking harian juga akan dikirim menuju ke smartwatch agar mudah dipantau oleh pengguna, lengkap beserta sejumlah tips yang bermanfaat. Lebih menarik lagi, Pebble Health kini bisa mendeteksi dan memonitor kegiatan berjalan atau berlari secara otomatis tanpa menunggu input pengguna.

Fitur Smart Alarm untuk Pebble Time akan mengidentifikasi fase tidur pengguna dan mengaktifkan alarm yang relevan / Pebble
Fitur Smart Alarm untuk Pebble Time akan mengidentifikasi fase tidur pengguna dan mengaktifkan alarm yang relevan / Pebble

Khusus untuk pengguna Pebble Time, update ini juga menghadirkan fitur Smart Alarm yang akan mencoba mengidentifikasi apakah Anda sedang berada dalam fase deep sleep atau sudah hampir bangun. Seandainya sudah hampir bangun, alarm akan berdering 30 menit lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan agar Anda bisa bangun lebih segar.

Untuk pengguna Pebble yang ingin menikmati fitur-fitur baru ini, silakan update aplikasi pendampingnya di iPhone atau Android ke versi 3.12, selanjutnya update firmware milik smartwatch ke versi 3.12 juga.

Sumber: The Verge dan Pebble Blog.

Seriusi Bidang Kesehatan Digital, Nokia Akuisisi Withings

Kebesaran nama Nokia di dunia ponsel resmi sirna ketika Microsoft menyelesaikan proses akuisisinya tepat dua tahun yang lalu. Akan tetapi sebagai sebuah korporasi, Nokia tentu saja masih belum habis. Bahkan baru-baru ini mereka mengumumkan rencananya mengakuisisi pabrikan asal Perancis, Withings.

Withings yang berdiri di tahun 2008 ini sudah memiliki reputasi yang cukup baik di bidang wearable dan kesehatan digital lewat produk-produk seperti smartwatch, fitness tracker maupun termometer pintar. Dan kini mereka – beserta semua asetnya – akan bergabung dengan divisi Nokia Technologies dengan nilai akuisisi mencapai 170 juta euro.

CEO Nokia, Rajeev Suri, menjelaskan bahwa akuisisi ini didasari oleh ketertarikan Nokia untuk merambah ranah kesehatan digital sejak lama. Baik Nokia maupun Withings sama-sama memiliki visi untuk menciptakan produk berdesain cantik yang bisa berperan dalam keseharian pengguna, yang pada akhirnya berujung pada persetujuan ini.

Sejauh ini memang belum ada rencana konkret atau produk kesehatan seperti apa yang bakal dirilis Nokia ke depannya. CEO Withings sendiri memastikan bahwa semua aplikasi maupun produk besutannya saat ini akan tetap berfungsi seperti biasa tanpa terpengaruh akuisisi ini.

Proses akuisisinya diperkirakan akan selesai pada kuartal ketiga tahun ini. Apakah Nokia nantinya bakal meluncurkan pesaing Apple Watch atau Fitbit? Kita tunggu saja kelanjutannya.

Sumber: The Verge dan Nokia. Gambar header: Withings.

Adidas Ciptakan Fitness Tracker Khusus untuk Murid Sekolah

Adidas memang sudah menjadikan Runtastic sebagai anak perusahaannya yang bergerak di bidang teknologi wearable, namun hal itu rupanya belum bisa menghentikan komitmen sang pabrikan asal Jerman untuk terus mengaplikasikan kemajuan teknologi demi mendorong konsumennya menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

Bermitra dengan Interactive Health Technologies (IHT), sebuah perusahaan penyedia platform terhubung untuk pendidikan olahraga, keduanya memperkenalkan Adidas Zone. Zone merupakan sebuah fitness tracker berfisik tangguh yang dirancang secara spesifik untuk kebutuhan murid sekolah dalam menjalani kegiatan olahraga di institusinya masing-masing.

Fungsi utama Zone adalah memonitor laju jantung pengguna selama mereka beraktivitas. Data-data ini kemudian akan disimpan dalam kurikulum berbasis cloud yang dapat diakses dengan mudah oleh para pengajar. Dari situ, pengajar dapat mengembangkan kegiatan-kegiatan yang lebih personal, menyesuaikan dengan kebutuhan siswa secara individual.

Adidas Zone

Sinkronisasi data berlangsung via NFC, dan para siswa sendiri bisa memantau laju jantungnya selama berlatih pada layar milik Zone. Adidas tidak mengungkapkan secara merinci seberapa tahan daya baterai Zone, namun ia dipastikan bisa terus beroperasi mengikuti jadwal sibuk di sekolah.

Soal ketersediaan, Adidas bersama IHT akan bekerja sama langsung dengan institusi-institusi pendidikan yang tertarik. Sejauh ini baru sekolah-sekolah di Amerika Serikat saja yang bisa menikmati Zone. Namun hal ini tentunya tidak menutup kemungkinan bagi Adidas untuk mengekspansi program serupa di kawasan lain, apalagi jika dampaknya terhadap kesehatan siswa ternyata cukup signifikan.

Sumber: Wareable dan Adidas.

Huawei Perkenalkan TalkBand B3, Gelang Pintar Generasi Ketiganya

Bersamaan dengan smartphone flagship P9 dan P9 Plus, Huawei tidak lupa memperkenalkan perangkat gelang pintar generasi ketiganya, TalkBand B3. Ia masih mempertahankan ciri khas yang diusung kedua pendahulunya, yakni bagian tengah yang bisa dilepas dan dijadikan headset Bluetooth.

Headset ini dikunci oleh magnet. Untuk melepasnya, pengguna tinggal menekan tombol di bagian sisi TalkBand. Menurut Huawei, kualitas suaranya kini lebih baik, mampu menghasilkan volume 25 persen lebih keras serta fitur noise cancelling-nya 80 persen lebih efektif.

Layar melengkung merupakan aspek khas lain dari Huawei TalkBand B3. Layar sentuh ini memakai panel PMOLED beresolusi 80 x 128 pixel dan telah mendukung berbagai gesture. Butuh info ramalan cuaca dengan cepat? Semuanya bisa dipantau lewat layar ini.

Huawei TalkBand B3

TalkBand B3 mengusung fitur activity dan sleep tracking yang sederhana, namun bisa berlangsung secara otomatis. Ia akan mendeteksi jenis aktivitas fisik yang dilakukan dengan sendirinya, sedangkan progress-nya bisa dipantau lewat aplikasi pendampingnya yang tersedia di Android maupun iOS.

Semua ini dikemas dalam wujud yang ringkas sekaligus elegan. Ada tiga model strap yang ditawarkan: Active (silikon), Classic (kulit) dan Elite (logam). Kecuali yang varian Classic, sisanya siap Anda ajak berbasah-basahan dengan sertifikasi IP57. Baterainya sendiri bisa bertahan hingga tiga sampai empat hari.

Sejauh ini Huawei belum memaparkan jadwal perilisan TalkBand B3, akan tetapi banderol harga tiap-tiap modelnya adalah sebagai berikut: Active $192, Classic $227 dan Elite $284.

Sumber: PhoneArena dan Huawei.