Fossil Tengah Siapkan Smartwatch Generasi Keenam dengan Hardware Baru dan OS Baru

Dari sekian banyak produsen smartwatch, Fossil Group mungkin adalah salah satu yang paling konsisten meluncurkan smartwatch dari platform Wear OS. Sejauh ini smartwatch bikinan mereka sudah memasuki generasi kelima, dan generasi berikutnya pun sudah disiapkan seiring peleburan Wear OS dan Tizen menjadi Wear yang diumumkan belum lama ini.

Berdasarkan wawancara petinggi Fossil dengan CNET, dikatakan bahwa Fossil tengah menyiapkan smartwatch generasi keenam yang akan menjalankan sistem operasi Google Wear. Berbeda dari sebelumnya, smartwatch Fossil Gen 6 ini bakal menduduki kategori premium, lengkap dengan peningkatan hardware yang signifikan.

Salah satu di antaranya adalah chipset baru, yang sudah pasti bakal menawarkan kinerja sekaligus efisiensi energi yang lebih baik. Perangkat juga akan dilengkapi konektivitas LTE, dan ini berlaku untuk pasar global ketimbang hanya di negara-negara tertentu saja.

Smartwatch Fossil Gen 6 juga akan mengusung fitur-fitur yang serupa dengan penawaran dari Google maupun Samsung ke depannya, sebab platform yang digunakan memang bakal sama persis. Salah satu fitur yang paling menarik mungkin adalah integrasi Fitbit, yang diyakini bakal menambah daya tarik smartwatch Wear secara drastis.

Untuk pengoperasiannya, Fossil percaya bahwa layar sentuh masih merupakan metode input utama yang paling pas untuk smartwatch. Meski demikian, Fossil tetap bakal mengeksplorasi kombinasi tombol dan crown yang tak hanya akan memberikan akses cepat, tetapi juga sentuhan manis ekstra terhadap desain perangkat secara keseluruhan.

Namun yang mungkin jadi pertanyaan banyak orang adalah, bagaimana nasib smartwatchsmartwatch Fossil sebelumnya, semisal Fossil Gen 5 yang sampai artikel ini ditulis belum berusia dua tahun? Sayang sekali produk-produk lama tersebut tidak akan kebagian jatah update Google Wear. Namun kalau melihat sisi baiknya, ini bisa menjadi indikasi bahwa peningkatan hardware yang dijanjikan oleh smartwatch Wear ke depannya memang signifikan dibanding sebelumnya.

Kemungkinan besar, smartwatchsmartwatch generasi sebelumnya itu masih akan tetap dijual dengan harga yang lebih terjangkau, mirip seperti strategi yang ditetapkan oleh Apple pada Apple Watch.

Sumber: CNET.

Fossil Hybrid HR Sembunyikan Layar E-Ink di Balik Tampang Tradisionalnya

Fossil bukanlah nama yang asing di kategori smartwatch hybrid, dan baru-baru ini mereka kembali menunjukkan bahwa pengalaman panjangnya berhasil membuahkan inovasi yang cukup menarik. Inovasi tersebut datang dalam wujud Fossil Hybrid HR.

Tidak seperti smartwatch hybrid pada umumnya, ada sesuatu yang berbeda di balik sepasang jarum penunjuk Hybrid HR. Bagian membulat tersebut rupanya merupakan panel layar e-ink yang bersifat always-on, dirancang untuk menampilkan sejumlah informasi esensial tanpa menguras baterai secara berlebihan.

Fossil Hybrid HR

Berhubung ini e-ink, wajar apabila tampilannya monokrom. Informasi penting yang dapat disajikan cukup beragam, mulai dari data activity tracking, informasi cuaca, sampai notifikasi dari berbagai aplikasi. Jika dilihat sepintas dari jauh, sebagian besar orang mungkin bakal mengira perangkat ini sebagai jam tangan tradisional.

Fitur pintarnya jelas kalah lengkap apabila kita bandingkan dengan smartwatch Wear OS. Pun demikian, konsumen masih dipersilakan melakukan kustomisasi sesuai kebutuhan dan seleranya masing-masing. Satu pembeda yang paling utama antara Hybrid HR dan smartwatch Wear OS adalah tidak adanya app store di perangkat ini.

Fossil Hybrid HR

Kabar baiknya, keterbatasan seperti itu bisa dibayar dengan daya tahan baterai yang sangat lama, sampai sekitar dua minggu kalau kata Fossil, namun angka pastinya tentu sangat bergantung pada pola pemakaian masing-masing konsumen. Proses pengisian ulang baterainya juga tidak memerlukan waktu yang lama, cukup satu jam dari kosong sampai penuh.

Fossil Hybrid HR bakal tersedia dalam lima varian gaya yang berbeda, tiga untuk kaum adam, dan dua untuk kaum hawa. Fossil mematok harga $195 untuk varian yang dilengkapi strap berbahan silikon atau kulit, sedangkan varian yang mengemas strap stainless steel dihargai $215.

Sumber: Wareable.

Fossil Mulai Luncurkan Deretan Smartwatch Generasi Kelimanya

Fossil baru saja menyingkap dua smartwatch anyar. Duo smartwatch bernama Fossil Julianna HR dan Fossil Carlyle HR ini menjadi anggota pertama dari keluarga smartwatch generasi kelima yang tengah disiapkan Fossil untuk tahun ini, yang kabarnya bakal mencakup tiga brand anyar, serta sejumlah smartwatch tipe hybrid.

Dibanding generasi sebelumnya, baik Julianna maupun Carlyle tentu membawa sejumlah penyempurnaan. Yang paling utama adalah penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon Wear 3100, menyusul jejak Fossil Sport yang telah hadir sejak akhir tahun kemarin. Juga ikut didongkrak adalah kapasitas RAM dan storage internalnya, yang masing-masing naik dari 512 MB dan 4 GB menjadi 1 GB dan 8 GB.

Fossil Julianna HR / Fossil
Fossil Julianna HR / Fossil

Kedua smartwatch yang pada dasarnya merupakan suksesor Q Venture HR dan Explorist HR ini sama-sama memiliki diameter 44 mm, dengan tebal casing 12 mm dan strap 22 mm yang dapat dilepas-pasang. Layar sentuh 1,3 incinya merupakan panel AMOLED beresolusi tinggi, dengan kepadatan pixel senilai 328 ppi.

Masih seputar hardware, Julianna dan Carlyle turut dibekali speaker terintegrasi, yang berarti Google Assistant dapat merespon secara lisan ketimbang hanya via teks. Manfaat lainnya, Julianna dan Carlyle dapat dipakai untuk menerima panggilan telepon yang masuk ke ponsel tanpa mewajibkan penggunanya mengenakan headset.

Fitur penerimaan telepon ini rupanya juga bakal tersedia untuk konsumen yang menggunakan iPhone via bantuan aplikasi tambahan, meski tidak langsung setelah perangkat dipasarkan. Dari segi software, Julianna dan Carlyle tentu sudah menjalankan versi terbaru Wear OS.

Fossil Carlyle HR / Fossil
Fossil Carlyle HR / Fossil

Selebihnya, fitur-fitur seperti integrasi NFC dan GPS, heart-rate monitor generasi baru beserta sebuah altimeter sudah menjadi standar buat Julianna dan Carlyle. Dalam satu kali pengisian, baterainya mampu bertahan hingga 24 jam. Charging-nya sendiri tidak butuh waktu lama: cuma 50 menit untuk mengisi kapasitas baterainya dari 0 sampai 80%.

Fossil saat ini telah memasarkan Julianna HR dan Carlyle HR seharga $295, sedikit lebih mahal ketimbang Fossil Sport, tapi memang fiturnya juga lebih lengkap.

Sumber: Wareable.

Google Tebus Teknologi Smartwatch dari Fossil dengan Mahar $40 Juta

Fossil, perusahaan perakit jam tangan pintar dan aksesoris yang juga menaungi brand Misfit dan Kate Spade disebut telah menerima pinangan Google untuk teknologi jam tangan pintar dengan mahar sebesar $40 juta. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, sejumlah tim penelitian dan pengembangan di balik kekayaan intelektual milik Fossil akan bergabung dengan Google.

Manuver ini memunculkan spekulasi bahwa Google tengah mempersiapkan perangkat smartwatch baru di bawah brandnya sendiri, diawali dengan membentuk tim yang terdiri dari sekelompok talent yang bekerja untuk memanfaatkan platform WearOS dan juga teknologi milik Fossil.

“Perangkat wearable dibangun untuk kesehatan, kesederhanaan, personalisasi dan bantuan, memiliki kesempatan untuk meningkatkan kehidupan dengan memberikan informasi dan wawasan yang dibutuhkan pengguna dengan cepat. Bergabungnya teknologi dan tim Fossil Group ke Google menunjukkan komitmen kami terhadap industri perangkat wearable dengan mengaktifkan portofolio beragam jam tangan pintar dan mendukung kebutuhan yang terus berkembang.” Kata Stacey Burr, presiden manajemen produk platform WearOS Google.

Sementara itu berdasarkan laporan Wareable, teknologi yang dibeli oleh Google merupakan inovasi produk baru yang belum ada di pasaran. Tetapi sayang belum ada informasi yang bisa dipercaya yang dapat menjelaskan inovasi apa yang dimaksudkan. Beberapa orang mengaitkan teknologi itu dengan akuisisi Fossil terhadap Misfit empat tahun lalu, hampir bersamaan dengan peluncuran Apple Watch.

Fossil sendiri dekat dengan pengembangan teknologi yang fokus pada kesehatan dan kebugaran. Rekam jejak mereka bersama Google melalui platform WearOS menegaskan konsistensi di ceruk itu. Kedua perusahaan pertama kali bermitra pada tahun 2014 dalam pengembangan teknologi smartwatch.

Pasca pengumuman ini, dikutip dari CNBC saham Fossil melonjak cukup signifikan sebagai pertanda optimisme investor akan manuver perusahaan. Pada perdagangan hari Kamis (17/1) saham Fossil ditutup $18 per saham, naik 53 sen per saham, atau 3,3%.

Sumber berita Techcrunch.

Fossil Sport Jadi Smartwatch Wear OS Kedua yang Mengusung Chipset Terbaru Qualcomm

Montblanc Summit 2 yang dirilis pada bulan Oktober lalu mendapat perhatian ekstra karena ia merupakan satu-satunya smartwatch Wear OS yang mengusung chipset anyar Qualcomm Snapdragon Wear 3100 yang sudah dipasarkan. Sejumlah brand lain yang meluncurkan smartwatch setelahnya agak mengecewakan karena masih memakai chipset lawas Snapdragon Wear 2100.

Yang jadi masalah, banderol Summit 2 nyaris menyentuh angka $1.000. Beruntung Fossil bergerak cepat. Mereka baru saja menyingkap Fossil Sport, smartwatch kedua setelah Montblanc Summit 2 yang mengemas chipset buatan Qualcomm paling gres itu. Harganya? $255 saja, cukup masuk akal untuk mayoritas konsumen.

Sesuai namanya, desainnya mengarah ke sporty, dengan pilihan diameter 41 mm atau 43 mm. Casing-nya terbuat dari bahan aluminium dan nilon, sedangkan pilihan warnanya ada enam: abu-abu, silver, biru, merah, emas, dan rose gold. Untuk strap-nya, semuanya terbuat dari silikon, tapi ada 28 macam yang bisa dipilih, dengan variasi lebar 18 mm atau 22 mm.

Fossil Sport

Secara keseluruhan, penampilannya tergolong minimalis, dan aura sporty-nya turut ditunjang oleh ketahanan air yang mumpuni (bisa diajak berenang). Layar sentuhnya sendiri menggunakan panel AMOLED 1,2 inci dengan resolusi 390 x 390 pixel.

Fiturnya tergolong lengkap, tipikal smartwatch generasi terbaru keluaran Fossil Group. Heart-rate monitor menjadi fitur standar, demikian pula NFC dan GPS. Namun tetap saja yang menjadi bintang utamanya adalah chipset Snapdragon Wear 3100 itu tadi.

Fossil Sport

Dipadukan dengan baterai 350 mAh, chipset ini mampu menyuguhkan daya tahan yang lebih lama daripada chipset generasi sebelumnya. Fossil bilang Sport mampu beroperasi sehari penuh dengan fitur heart-rate monitoring dan location tracking aktif. Ambient Mode tetap tersedia supaya perangkat bisa bertahan sampai dua hari, meski dengan fitur yang terbatas.

Seperti yang saya bilang, $255 adalah banderol yang dipatok untuk Fossil Sport. Pemasarannya akan berlangsung mulai 12 November mendatang.

Sumber: Wareable.

Citizen dan Fossil Berkolaborasi Untuk Mengembangkan Smartwatch Hybrid

Ikut menciptakan smartwatch merupakan respons umum para perusahaan watchmaking tradisional dalam menanggapi meledaknya kepopuleran produk-produk buatan raksasa elektronik. Beberapa dari mereka menciptakan perangkat bertema serupa, dan sebagian lain mencoba memadukan konsep pintar dengan desain timeless arloji sehingga terlahirlah smartwatch hybrid.

Konsep ini belakangan menjadi cukup populer, diadopsi baik oleh watchmaker seperti Mondaine dan Skagen, serta diusung pula oleh nama-nama semisal Misfit serta Lenovo. Mungkin melihat kesempatan besar menanti di segmen itu, perusahaan arloji raksasa asal Jepang mengumumkan dimulainya kerja sama strategis dengan Fossil Group dalam upaya mengembangkan produk smartwatch hybrid lebih jauh.

Ada tiga poin yang menjadi misi dari kolaborasi ini. Pertama, Citizen berencana untuk memproduksi sistem pergerakan smartwatch hybrid yang ditunjang oleh teknologi milik Fossil. Kedua, brand Jepang itu bermaksud buat memasarkan teknologi movement ciptaannya secara lebih luas. Dan ketiga, Fossil akan membantu Citizen menciptakan terobosan-terobosan terbaru di ranah smartwatch.

Citizen Fossil

Fossil bukanlah nama asing di bidang produksi smartwatch. Dan di tahun 2016, mereka mulai memperkenalkan perangkat wearable pintar berkonsep hybrid. Produk-produk tersebut tetap mempertahankan penampilan klasik khas arloji analog namun mampu menyampaikan notifikasi (baik panggilan atau update aplikasi) secara tersembunyi serta bisa pula menakar aktivitas fisik yang Anda lakukan.

Citizen sendiri memang bukan nama yang muncul di benak kita saat membahas smartwatch, namun jauh sebelum Apple dan Samsung memperkenalkan jam pintar pertamanya, Citizen telah lebih dulu mencoba mengintegrasikan konektivitas Bluetooth di arloji mereka. Kemudian di tahun 2016, kemampuan tersebut produsen integrasikan pada lini jam bertenaga surya Eco-Drive. Inkarnasi terbarunya belum lama ini diperkenalkan, mengusung desain yang lebih kecil dan tipis lagi.

Tokura selaku CEO Citizen menyampaikan bagaimana perusahaannya akan benar-benar menyeriusi pasar smartwatch. Kerja sama tersebut merupakan cara bagi kedua perusahaan untuk menggabungkan kekuatan mereka dalam langkah ‘menjadi pemimpin di segmen smartwatch‘. Buat Citizen sendiri, langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses adopsi perangkat bertema hybrid serta membuat proses produksinya lebih efisien.

Berdasarkan riset yang dilakukan Juniper Research, smartwatch hybrid diprediksi akan mendominasi pasar jam pintar di tahun 2022 nanti dengan persentase mencapai 50 persen. Angkanya berpeluang melonjak 460 persen dari jumlah di tahun 2017, dengan perkiraan pengapalan menyentuh 80 juta unit.

Sumber: Citizen.

Skagen Falster 2 Masih Minimalis Seperti Pendahulunya, Tapi Jauh Lebih Cekatan

Berbekal desain yang minimalis sekaligus elegan, Skagen Falster boleh dibilang merupakan smartwatch Wear OS yang paling menawan saat ini. Namun cantik belum tentu berfitur lengkap, dan itu yang mendorong Skagen untuk meluncurkan suksesornya meski hanya terpaut beberapa bulan saja.

Diperkenalkan di ajang IFA 2018, Skagen Falster 2 nyaris tidak membawa perubahan desain apapun. Saya bilang nyaris karena sejatinya ada sedikit yang berubah, yakni tombol sampingnya kini bertambah dua (bisa diprogram sesuai kebutuhan), lalu strap stainless steel bermotif jaring-jaringnya kini menggunakan pengait magnetik. Sisanya masih sama simpel dan kelihatan mewah seperti sebelumnya.

Skagen Falster 2

Yang berubah banyak justru tersembunyi di dalamnya. Chipset yang digunakan masih sama Snapdragon Wear 2100, akan tetapi Skagen telah menambahkan sensor laju jantung, GPS dan NFC. Penambahan ini jelas meningkatkan kapabilitas fitness tracking-nya secara drastis. Falster 2 bahkan juga memiliki bodi yang tahan air, sehinga memonitor aktivitas berenang pun juga dapat ia sanggupi.

Pembaruan yang diterapkan ke Falster 2 ini sejalan dengan smartwatch terbaru Fossil, Q Venture dan Q Explorist, sebab Skagen memang masih di bawah satu payung Fossil Group. Berhubung masih gres, Falster 2 semestinya juga akan kebagian update tampilan Wear OS yang baru.

Skagen Falster 2

Rencananya, Skagen Falster 2 akan dipasarkan mulai 12 September, dengan harga mulai $275. Harganya ini sama persis seperti pendahulunya, sehingga konsumen yang tertarik dengan Falster generasi pertama sebaiknya menahan diri dulu sambil menunggu Falster 2 tersedia di pasaran.

Sumber: Business Wire.

Fossil Luncurkan Smartwatch Q Venture dan Q Explorist Generasi Keempat

Pilihan smartwatch yang ada di pasaran sudah beragam sekali ya. Karena tak cuma dihadirkan oleh perusahaan teknologi saja, perusahaan jam tangan mewah juga sudah terjun menghadirkan aneka ragam bentuk smartwatch premium.

Salah satunya Fossil, mereka baru saja memperkenalkan smartwatch berbasis OS Android Wear generasi keempat miliknya yaitu seri Fossil Q Venture HR dan Q Explorist HR dengan desain klasik tapi berteknologi modern.

Perbedaan utama keduanya ialah ukurannya – Q Venture HR berdiameter 40mm dengan band interchangeable berukuran lebih kecil yakni 18mm, sementara Q Explorist HR berdiameter 45mm dengan band 22mm.

Soal fitur dan spesifikasi, keduanya cukup identik – keduanya dibekali sensor detak jantung, GPS, NFC, dan swimproof  dengan sertifikasi 3 ATM. Fitur lainnya seperti memori internal 4GB, di mana Anda bisa menyimpan musik offline dan lainnya. Lalu, konektivitas Bluetooth 4.1 low energy, WiFi b/g/n, dan daya tahan baterai yang diklaim tahan sepanjang hari.

Terlepas dari sebuah fashion, penggunaan smartwatch tentunya memiliki lebih banyak manfaat ya dibanding jam tangan analog. Terutama fitur fitness tracker yang membantu penggunanya tetap bugar.

Smartwatch juga terhubung dengan smartphone, di mana notifikasi yang masuk bisa langsung diketahui dan dibaca. Tapi semakin canggih sebuah smartwatch, biasanya daya tahan baterainya sangat buruk – cukup repot juga ya kalau harus charge smartphone dan juga smartwatch bersamaan setiap hari.

Terakhir untuk harga, smartwatch Fossil Q Venture HR dan Q Explorist HR juga sama. Edisi dengan band leather dibanderol US$255 (Rp3,6 jutaan) dan band stainless steel US$275 (Rp3,9 jutaan).

Sumber: GSMArena

Smartwatch Hybrid Baru Skagen Mampu Menyamar Sempurna Sebagai Arloji Klasik

Sebagai respons dari invasi merek-merek consumer electronics ke ranah wearable, Skagen Denmark ialah satu dari banyak brand aksesori dan fashion yang ikut memperkenalkan smartwatch. Anak perusahaan Fossil ini melakukan debut di segmen tersebut pada tahun 2016, namun baru di awal tahun ini mereka meluncurkan versi lebih canggih berbekali Android Wear 2.0.

Tapi ketika kita mengira Skagen akan menerapkan standar modern lengkap dengan layar sentuh di smartwatch anyarnya, mereka malah memanfaatkan pendekatan desain produk perdananya. Di Baselworld 2018, Skagen menyingkap jam pintar berkonsep hybrid baru bernama Holst. Sang produsen menyediakan dua pilihan, namun semuanya mengusung rancangan klasik minimalis layaknya dress watch.

Smartwatch Holst merupakan ekspansi dari keluarga jam analog Skagen Holst yang telah ada. Menariknya, berbeda dari smartwatch bertema mekanis yang memiliki banyak complication, Skagen menghemat banyak aspek di bagian dial-nya. Holst hanya memiliki dua jarum, dengan garis-garis penunjuk waktu standar serta angka-angka indikator mungil yang diposisikan di bagian pinggir. Anda mungkin tak akan menyangka bahwa ia adalah jam pintar.

Aspek andalan lain dari Skagen Hybrid Holst adalah pemanfaatan material titanium. Titanium merupakan logam yang lebih padat dan lebih ringan dari stainless steel, membuatnya lebih kuat serta tiga kali lebih keras dari bahan baja anti-karat. Berdasarkan pengakuan Wareable, smartwatch Holst terasa begitu enteng bahkan saat Anda mengenakan model dengan strap rantai logam. Alternatifnya, ada opsi varian ber-strap kulit.

Untuk berinteraksi dengan fitur-fiturnya, smartwatch Holst mempunyai tiga tombol fisik yang diposisikan di bagian kanan tubuh ala chronograph. Berdasarkan foto-fotonya, perangkat sepertinya menggunakan lug berukuran standar dan spring bar biasa, mempersilakan kita menggonta-ganti strap-nya.

Fossil belum memberikan informasi terkait spesifikasi serta software yang digunakan oleh Holst. Kemungkinan besar, ia menyajikan fungsi smartwatch hybrid Skagen terdahulu, termasuk kapabilitas fitness tracking dan juga fitur notifikasi app serta panggilan.

Belum diketahui kapan dua model smartwatch hybrid Holst ini akan tersedia, namun boleh jadi Fossil/Skagen akan melepasnya sebagai bagian dari jajaran koleksi musim semi atau musim panas mereka. Produsen kabarnya menjajakan model ber-strap kulit seharga US$ 175, dan membanderol model all-metal di US$ 195.

Buat saya, faktor terunik Skagen Hybrid Holst adalah absennya elemen-elemen yang menunjukkan bahwa ia merupakan smartwatch. Tidak ada logo Bluetooth, bahkan tidak ada pula indikator status target olahraga harian. Saya menduga, informasi itu akan ditunjukkan oleh dua jarum utama begitu Anda menekan tombolnya.

Via TechRadar. Header: TechRadar.

Skagen dan Kate Spade Luncurkan Smartwatch Android Wear Perdananya

Skagen meluncurkan smartwatch pertamanya di pertengahan tahun 2016 lalu, akan tetapi perangkat tersebut sejatinya tak lebih dari jam tangan analog yang dibubuhi fitur activity tracking. Tahun ini, produsen arloji asal Denmark yang merupakan anak perusahaan Fossil Group itu sudah siap dengan smartwatch digital perdananya.

Dinamai Skagen Falster, desainnya tampak minimalis sekaligus atraktif, seperti yang sudah menjadi ciri khas produk-produk Skagen selama ini. Meski sepintas terkesan unisex, diameter 42 mm membuatnya lebih ideal di tangan yang besar, sehingga mungkin kaum hawa bakal kurang tertarik dengannya.

Nuansa minimalis terus dibawa sampai ke ranah software. Falster menjalankan sistem operasi Android Wear 2.0, akan tetapi layar sentuh bulatnya juga siap menampilkan sejumlah watch face eksklusif yang tampak bersih sekaligus elegan. Skagen juga bilang bahwa tampilan serba hitam ini bisa membantu menghemat konsumsi baterai, mengindikasikan bahwa layarnya mengemas panel OLED.

Skagen Falster

Performanya ditopang oleh chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100. Sayang fungsi fitness tracking-nya juga terbilang minim, mengingat perangkat sama sekali tak dibekali sensor laju jantung maupun GPS. NFC pun turut absen, yang berarti perangkat tak bisa dimanfaatkan sebagai metode pembayaran elektronik.

Skagen Falster bakal tersedia dalam empat varian desain; dua dengan strap bergaya mesh, dan dua lagi dengan strap berbahan kulit. Harganya dipatok $275 – $295.

Kate Spade Scallop Touchscreen

Kate Spade Scallop Touchscreen

Selain Skagen, brand lain yang juga menyingkap smartwatch digital perdananya adalah Kate Spade, yang sebenarnya juga masih merupakan bagian dari Fossil Group tapi dengan sistem lisensi. Dijuluki Kate Spade Scallop Touchscreen, smartwatch yang satu ini benar-benar menonjolkan aura feminim dan ditargetkan untuk kalangan perempuan.

Namanya sendiri diambil dari motif pada bezel yang mengitari layar sentuh 1,19 incinya. Strap-nya hanya selebar 16 mm, sekali lagi menegaskan kaum hawa sebagai target pasarnya. Sama seperti Skagen Falster di atas, smartwatch ini juga dibekali OS Android Wear 2.0 dan sejumlah watch face eksklusif.

Yang agak unik, watch face ini bisa pengguna kustomisasi sendiri. Caranya juga tidak umum: ketimbang memilih bentuk dan warna dial, angka dan elemen lainnya sendiri, pengguna akan diberi pertanyaan seputar pakaiannya maupun warna-warna dominan pada perhiasaannya, baru setelahnya aplikasi akan meracikkan watch face yang sesuai.

Kate Spade berencana memasarkannya mulai awal Februari nanti. Varian dengan strap kulit dihargai $295, sedangkan varian dengan strap logam dibanderol $325.

Sumber: 1, 2, 3, 4.