BerryKitchen Secures $1.25 Million Series A Investment from Sovereign’s Capital

Lunch bento is one of BerryKitchen's top products / Shutterstock

Online catering company BerryKitchen has secured $1.25 million (more than 16 billion Rupiah) Series A investment from Sovereign’s Capital. Existing investor East Ventures also involved in this round. The fund will be utilized to accelerate BerrryKitchen’s growth, to open additional kitchen and expand geographical reach. It targets to grow its business five-fold by June 2016.

Continue reading BerryKitchen Secures $1.25 Million Series A Investment from Sovereign’s Capital

Cermati Bangun Pondasi Untuk Menjadi Startup Fintech Terbaik Indonesia

Produk kartu kredit, dan pinjaman pribadi menjadi andalannya / Shutterstock

Portal finansial Cermati.com hari ini (9/7) mendapatkan pendanaan dari East Ventures dan BEENOS Plaza. Tidak ada nilai investasi yang diumumkan saat ini, meskipun begitu pihaknya menyatakan akan memperbesar kekuatan tim dan memperkaya produk jajaran produk mereka.

Pasar yang besar, namun masih hijau

Salah satu pendiri Cermati, Oby Sumampouw mengakui bahwa memang pasar dan potensi yang terbuka sangat luas. Oby memaparkan data dari McKinsey Personal Financsial Survey bahwa kepemilikan produk finansial per kapita masyarakat Indonesia berada di angka 2.3. Sementara negara tetangga memiliki angka yang jauh lebih baik yakni Thailand di angka 2.5, Malaysia di angka 5.4, dan Singapura di angka 7.7.

Nyatanya ekonomi masyarakat Indonesia saat ini menjadi jauh lebih baik, tingkat belanja turut meningkat. Lebih lanjut berdasarkan McKinsey, angka pinjaman masyarakat mencapai $120 miliar. Angka tabungan yang dimiliki masyarakat hanya berkisar 30% dari total GDP. Bahkan 60% dari masyarakat dewasa di Indonesia tidak memiliki rekening tabungan. Data ini semakin menguatkan pihak Cermati untuk turut terjun dan menghadirkan solusi terbaik bagi masyarakat guna melakukan riset, membandingkan, dan memilih produk finansial terbaik secara online.

“Cukup klise, alasan saya pulang kembali ke Indonesia [untuk memulai Cermati] ialah untuk turut membangun bangsa ini,” kata Oby yang sebelumnya merupakan programmer kawakan di Amerika Serikat.

Berlian dari negeri Paman Sam

Di negara tersebut, Oby telah berkarir di berbagai macam perusahaan berbasis teknologi di wilayah Silicon Valley. Empat tahun terakhirnya dihabiskan berkarir di LinkedIn membangun LinkedIn News dan LinkedIn Infrastructure. Sebelumnya Ia juga pernah bekerja di Google, dan Oracle.

Tak hanya Oby, pendiri Cermati lainnya ialah Andhy Koesnandar menimba ilmu dan telah berkarir juga di Amerika Serikat. Sementara Oby merupakan lulusan Stanford University, Andhy merupakan lulusan University of Washington dan University of Nebraska. Andhy memperkaya kemampuannya sebagai pimpinan software engineering di Microsoft selama tujuh tahun. Portofolionya melingkupi pengerjaan proyek komponen dari Bing.com, Cortana, MSN Travel, Windows Azure, dan Microsoft Dynamics.

Menjadi portal informasi produk finansial terbaik di Indonesia

Kedua pendirinya memutuskan kembali untuk membangun Cermati pada bulan Desember 2014 silam. Kini pihaknya mengklaim memiliki daftar 270 produk kartu kredit, pinjaman, dan produk finansial lainnya terlengkap di Indonesia.

“Demografis yang ideal bagi pasar kami ialah masyarakat produktif di umur 20 hingga 40 tahun yang tech-savvy dan sedang mengejar kesuksesan finansial. […] Kami akan fokus di produk kartu kredit dan pinjaman pribadi dalam waktu dekat ini,” ujar Oby dalam sesi wawancara kami.

Mengkombinasikan insight dari BEENOS Plaza di sektor finansial dan pengalaman pribadi para pendirinya, nantinya Cermati akan beroperasi untuk melayani masyarakat Indonesia sepenuhnya secara online secara efektif. Kecuali jika dibutuhkan tindakan offline sesuai dengan hukum yang mengikat.

Keberadaan Cermati akan mendatangkan keramaian di vertikal comparison site untuk produk-produk finansial yang sudah menjadi lapangan bermain bagi startup-startup seperti HaloMoney, CekAja dan AturDuit.

Adskom Dapatkan Pendanaan Seri A, Fokus ke Ekspansi Pasar dan Mobile

Daniel Armanto dan Italo Gani / Adskom

Platform pengiklanan Adskom hari ini  mengumumkan seri pendanaan seri A terbaru yang didapatkan dari Geniee, Convergence Ventures dan juga investor lama East Ventures yang kembali berpartisipasi di ronde pendanaan ini. Sebelumnya Adskom sudah mendapatkan pendanaan dari Beenos Plaza, Skystar Capital, Rebright Partners dan Digital Garage.

Sejak didirikan pada tahun 2014 silam, Adskom kini telah mengelola 150 juta data pengguna unik untuk pasar dan Indonesia dan telah terintegrasi dengan 200 mitra supply, data dan demand.  Pasar periklanan di Indonesia sendiri, menurut Adskom, akan terus bertumbuh stabil hingga tahun 2019 hingga mencapai angka US$19,58 miliar (Rp 260,7 triliun). Di saat itu, anggaran belanja iklan digital dan mobile akan berkisar di angka US$7,6 miliar (Rp 101,2 triliun). Pasar dan market cap inilah yang membuat Adskom begitu diminati oleh klien dan juga barisan investor.

Ekspansi ASEAN

Meski potensi di Indonesia terbilang besar, Adskom tidak mau hanya fokus 100% di Indonesia. Italo Gani, founder dan CEO Adskom melalui wawancara dengan DailySocial, mengaku pihaknya sedari awal sudah mempersiapkan diri untuk membidik pasar internasional dalam 3-5 tahun ke depan.

Setelah membuka kantor di Silicon Valley akhir tahun lalu, Adskom mengaku akan menggunakan pendanaan baru ini untuk masuk ke pasar Malaysia dan Thailand. Dua pasar ini dipilih karena kesamaannya dengan pasar Indonesia baik dari sisi ekosistem maupun potensi pasar periklanan yang sedang bertumbuh.

Italo mengaku bahwa memasuki kedua pasar di luar Indonesia datang bersama dengan tantangan tersendiri namun pihaknya merasa percaya diri bahwa produknya bisa diterima dengan baik di kedua pasar tersebut setelah melalui proses kustomisasi yang diperlukan sebagai bagian dari proses adaptasi pasar lokal. Kultur bisnis yang tidak jauh berbeda juga menjadi salah satu faktor pendukung yang membuat Adskom begitu percaya diri memasuki kedua pasar tersebut.

Fokus ke Mobile

Meskipun bisa dibilang sebagai pemimpin untuk teknologi pengiklanan di Indonesia, Adskom melihat adanya beberapa kompetitor asing yang harus diperhatikan. Beberapa pemain lokal dan kompetitor asing sudah beroperasi dengan baik di Malaysia dan Thailand, sebuah hal yang juga menjadi perhatian khusus untuk Adskom ketika memasuki kedua pasar tersebut. Italo sendiri merasa teknologi yang diusung Adskom jauh lebih unggul ketimbang pemain-pemain lokal, memberikan Adskom kesempatan yang cukup baik untuk bisa masuk dan mendominasi kedua pasar asing tersebut.

Namun, Italo mengakui, bahwa teknologi yang dimilikinya masih belum teroptimasi untuk mobile. “Saat ini teknologi kami baru mendukung website mobile (mobile site), namun belum terintegrasi dengan aplikasi mobile”, kata Daniel Armanto, founder dan CTO Adskom yang juga merupakan pendiri situs jejaring sosial Koprol.

Melihat fenomena mobile yang makin mendominasi, posisi pimpinan untuk industri teknologi pengiklanan kini bisa ditentukan dari platform teknologi mana yang bisa mendukung mobile baik website maupun aplikasi dengan seamless dan terintegrasi secara penuh. Saat ini, integrasi mobile menjadi salah satu fokus Adskom untuk bisa meninggalkan kompetitor mereka lebih jauh lagi.

Exit strategy

Sebagai CEO, Italo sendiri mengakui bahwa dirinya harus memikirkan tentang Exit Strategy bagi Adskom, apalagi didukung fakta bahwa Adskom merupakan salah satu startup Indonesia yang memiliki lebih dari 5 investor yang pastinya akan terhibur dengan return yang baik.

Menyoal exit strategy, Italo tidak ingin berfikir terlalu jauh dan delusional. “IPO sepertinya masih sangat jauh untuk diraih untuk startup teknologi di Indonesia”, sahut pria lulusan Teknik Industri ITB itu. Akuisisi, menurut Italo, adalah exit strategy yang lebih masuk akal untuk perusahaan seperti Adskom, yang memiliki pemain-pemain raksasa global yang sudah lama memimpin industri seperti Google, comScore, Rubicon Project dan lain-lain.

 

Fabelio Peroleh Pendanaan Awal Enam Miliar Rupiah

Fabelio Mendapat Seed Funding sebesar $500.000 / FabelioFabelio mengumumkan telah mengantongi seed funding sebesar $500.000 (sekitar Rp 6,6 miliar) dari grup investor yang dipimpin oleh 500 startups. Ikut serta dalam putaran pendanaan kali ini adalah KK Fund, IMJ Investment Partners dan dua angel investor, Sandeep Tandon (Co-Founder Freecharge) dan Roshni Mahtani (Founder Tickled Media). Dana yang diperoleh akan digunakan untuk memperkuat tim, investasi di sektor pemasaran, dan peningkatan pelayanan pengguna. Continue reading Fabelio Peroleh Pendanaan Awal Enam Miliar Rupiah

Touchten Sealed Series C Funding from GREE

Today (7/7), prominent Jakarta-based mobile game studio Touchten officially announced an undisclosed Series C funding led by GREE, Inc. that it just secured. GREE as the lead investor in this round will join 500 Startups to be members of Touchten’s executive board. Continue reading Touchten Sealed Series C Funding from GREE

Touchten Raih Pendanaan Seri C dari GREE

GREE, Inc. dan Touchten Mengumumkan Pendanan Seri C / Touchten

Hari ini (7/7), studio mobile game kenamaan asal Jakarta Touchten secara resmi mengumumkan penggalangan dana seri C yang dipimpin oleh GREE, Inc. GREE sebagai investor utama akan bergabung bersama 500 Startups sebagai co-investor ke dalam jajaran dewan eksekutif Touchten. Tidak ada nilai total investasi yang dipublikasikan dalam pendanaan kali ini.

Continue reading Touchten Raih Pendanaan Seri C dari GREE

Aavishkaar Siapkan Dana Seri A 100 Miliar Rupiah untuk Startup di Empat Negara, Termasuk Indonesia

Indonesia mulai terlihat sexy bagi para investor venture capital untuk menjadi tempat singgah / Shutterstock

Venture capital asal India Aavishkaar berencana memboyong dana Seri A senilai total $75 juta (atau sekitar 100 miliar Rupiah) di empat wilayah dengan pertumbuhan startup yang cukup tinggi. Indonesia adalah salah satunya. Diungkapkan oleh Senior Investment Manager Aavishkaar Adi Sudewa sebagai representatif untuk Indonesia, Aavishkaar Frontier Fund (AFF) akan difokuskan di luar India untuk pendanaan Seri A di bidang pertanian, kesehatan, pendidikan, pengelolaan air dan sanitasi, serta energi terbarukan.  Continue reading Aavishkaar Siapkan Dana Seri A 100 Miliar Rupiah untuk Startup di Empat Negara, Termasuk Indonesia

Formation 8 Prepares Five Trillion Rupiah to Invest in Southeast Asia and South Korea

Formation 8 has prepared specific fund called the F8 Asia Growth worth up to $400 million (more than five trillion Rupiah) to invest at startups in South Korea and Southeast Asia. They intend on investing at ten startups top. Continue reading Formation 8 Prepares Five Trillion Rupiah to Invest in Southeast Asia and South Korea

Formation 8 Siapkan Dana Lima Triliun Rupiah untuk Berinvestasi di Asia Tenggara dan Korea Selatan

Formation 8 dikabarkan akan fokus investasi di kawasan Asia / Shutterstock

Perusahaan investasi Formation 8 menyiapkan dana khusus F8 Asia Growth senilai total hingga $400 juta (lebih dari lima triliun Rupiah) untuk berinvestasi di startup yang berbasis di Korea Selatan dan kawasan Asia Tenggara. Mereka berniat berinvestasi di maksimal sepuluh startup.

Continue reading Formation 8 Siapkan Dana Lima Triliun Rupiah untuk Berinvestasi di Asia Tenggara dan Korea Selatan

Tech In Asia Peroleh Investasi $4 Juta

Media online Asia Tech In Asia mengumumkan bahwa mereka baru saja menerima pendanaan sebesar $4 juta. Putaran pendanaan kali ini dipimpin oleh SB-ISAT Fund, dana investor bentukan Softbank dan Indosat yang bernilai total $50 juta. Pendanaan kali ini juga melibatkan sejumlah investor baru, seperti Co-Founder Facebook Eduardo Saverin, Walden International, Marvelstore, m&s Partners, dan Co-Founder Nitrous Andrew James Solimine. Para investor Tech In Asia sebelumnya, termasuk East Ventures, Fenox Venture Capital, dan Simile Venture Partners, juga terlibat dalam pendanaan kali ini. Continue reading Tech In Asia Peroleh Investasi $4 Juta