CMO Tiket.com Ceritakan Strategi Bertahan Saat Pandemi: Kami Memotong Semua Kecuali Pegawai

Sebagai pionir OTA di Indonesia, Tiket.com masih konsisten memperdalam layanan mereka yaitu akomodasi dan tiket perjalanan. Meskipun saat ini sudah ada beberapa layanan tambahan, namun perusahaan memilih untuk fokus kepada core business tersebut.

Dalam sesi acara “Tech in Asia Conference 2022″, Co-Founder & CMO Tiket.com Gaery Undarsa mengungkapkan, setelah memberikan layanan kepada masyarakat Indonesia selama 11 tahun, saat ini menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan untuk bangkit kembali, setelah pandemi mengganggu pertumbuhan bisnis selama dua tahun terakhir.

Tidak melakukan PHK

Tahun ini perusahaan juga mengklaim telah mengalami record breaking pertumbuhan, dengan pulihnya kegiatan wisata di tanah air. Sejak awal perusahaan tetap percaya bahwa pada akhirnya kegiatan wisata akan kembali pulih, meskipun sempat mengalami penurunan secara drastis selama pandemi.

“Pandemi menyerang industri travel paling besar, dalam waktu 2 tahun tidak ada yang mau berwisata. Kami masih percaya dengan industri ini dan travel menjadi esensial. Kami menyadari bahwa ada kesempatan besar, karena saat krisis biasanya ada big button yang disebut reset,” kata Gaery.

Meskipun pandemi mengganggu bisnis mereka, namun tidak ada satu pun pegawai yang mereka rumahkan. Dikatakan perusahaan tetap memegang keyakinan bahwa pegawai adalah investasi dan faktor pendukung terbesar untuk perusahaan.

Gaery menyebutkan keputusan ini tentunya menjadi hal yang paling sulit untuk dilakukan oleh perusahaan, ketika perusahaan lain yang menawarkan layanan serupa melakukan PHK secara besar-besaran. Namun demikian hal tersebut tidak pernah terjadi di Tiket.com selama pandemi hingga saat ini.

“Bukan hal yang mudah bagi kami, kami memotong semua kecuali pegawai. Kami percaya dengan mereka. Setelah kondisi mulai kembali normal, kami bisa mempertahankan talenta terbaik, kepercayaan pegawai kepada perusahaan juga makin tinggi dan kami juga masih terus melakukan perekrutan,” kata Gaery.

Saat ini Tiket.com sudah memiliki sekitar 1200 pegawai. Berbagai strategi pun dilancarkan oleh perusahaan untuk bisa bertahan saat keadaan sedang sulit. Di antaranya adalah mulai diversifikasi bisnis ke produk pendukung perjalanan (non-esensial).

Tren staycation yang merebak sepanjang pandemi, juga menjadi salah satu faktor pendukung dibalik pencapaian tersebut. Pertumbuhan tertinggi juga datang dari penjualan tiket aktivitas liburan TO DO melonjak hingga 10.083% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Lalu, dari segi pengguna naik 299% atau hampir 3x lipat.

Menurut Gaery, pandemi menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan untuk bisa melihat peluang baru dan bagaimana perusahaan bisa memanfaatkan kesempatan yang ada, meskipun dalam kondisi yang sulit.

“Saat waktu sulit lihat kepada kesempatan yang ada, terutama ketika membangun bisnis untuk jangka panjang,” kata Gaery.

Rencana IPO

Disinggung tentang rencana IPO Tiket.com, Gaery enggan untuk berkomentar. Sebelumnya dikabarkan perusahaan akan melakukan IPO di bursa saham New York melalui SPAC. Perusahaan tengah berdiskusi dengan COVA Acquisition Corp. (COVA), dengan estimasi nilai gabungan perusahaan mencapai $2 miliar.

Tahun 2021 lalu perusahaan juga telah menyandang status unicorn. Fokus Tiket.com saat ini adalah bisa cepat pulih dan kembali menjadi pemain layanan OTA yang unggul dengan memberikan layanan dan produk yang relevan kepada pengguna.

Tiket.com didirikan tahun 2011 dan diakuisisi Djarum Group melalui Blibli pada tahun 2017. Saat ini keduanya tetap berjalan dengan entitas legal (PT) terpisah, sehingga memungkinkan jika Tiket.com melangsungkan IPO terlebih dulu.

Para pendiri Tiket.com di antaranya adalah Mikhael Gaery Undarsa (CMO), Wenas Agusetiawan, Dimas Surya Yaputra (CCO), dan Natali Ardianto (CTO – sudah exit). George Hendrata saat ini menjadi CEO perusahaan.

Application Information Will Show Up Here

Blibli dan Tiket.com Permudah “Login” Antarplatform Lewat “Widget Single Sign-On”

Usai resmi mengumumkan integrasi akun pengguna, Blibli dan Tiket.com meluncurkan widget single sign-on (SSO) untuk memudahkan pengguna melakukan login aplikasi antarplatform.

SSO adalah teknologi yang menggabungkan beberapa login di aplikasi berbeda menjadi satu. Pengguna tinggal memasukkan kredensial login mereka, seperti nama pengguna dan kata sandi, pada satu halaman untuk mengakses beberapa ekosistem layanan. Widget SSO memampukan pengguna untuk mengakses Tiket.com melalui platform Blibli dengan akun yang sama terdaftar di Blibli.

CMO Blibli Edward Kilian Suwignjo mengatakan, pihaknya fokus untuk membangun ekosistem terintegrasi dan menyeluruh ke level berikutnya sehingga dapat menjadi omnichannel commerce dan lifetstyle platform terpercaya di Indonesia.

“Kami berkomitmen meningkatkan ekosistem digital yang lengkap dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, mulai dari kebutuhan harian, integrasi single sign-on, hingga pelayanan travel dan lifestyle,” tuturnya.

Lebih lanjut, Co-founder dan CMO Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan, “Sebagai platform OTA yang fokus ke customer-centric, inovasi ini bertujuan untuk memaksimalkan kemudahan bagi pelanggan. Ekositem cerdas yang terintegrasi ini akan memenuhi setiap kebutuhan masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Seperti diketahui, Blibli dan Tiket.com mengumumkan sinergi pertama antarplatform e-commerce dan Online travel Agent (OTA) di Indonesia pada Februari lalu. Sinergi ini juga mempermudah pengguna untuk berkontribusi ke satu loyalty level untuk menaikkan level secara otomatis, mengikuti level tertinggi pada keanggotaan Blibli Loyalty dan Elite Rewards di Tiket.com.

Cara integrasi akun

Untuk mengintegrasikan akun di kedua platform, pengguna cukup membuka aplikasi Blibli dan pilih widget “tiket.com” di menu kategori. Kemudian, pilih tombol “Match Now” yang tersedia pada laman “Onboarding”.

Pengguna akan memperoleh permintaan konfirmasi untuk mengizinkan tiket.com mengakses data. Pilih “Allow Access” dan masukan OTP dari pesan yang dikirimkan ke nomor terdaftar. Apabila pelanggan memilih “Cancel”, tiket.com tetap dapat bisa dikunjungi melalui pilihan Webview tanpa akses akun.

Fitur SSO sudah dapat dinikmati pengguna Android dan iOS. Cara menggunakannya adalah mengklik ikon “Tiket.com” di dalam kategori mobile app. Jika akun Blibli tidak teregistrasi di tiket.com, akun baru akan otomatis terbuat dan terdaftar secara langsung dengan menggunakan email sama dalam akun Blibli.

Namun, jika pelanggan sudah pernah mencocokkan akun di kedua aplikasi, pelanggan akan diarahkan ke tiket.com Webview dan masuk dalam akun yang sudah sesuai. Pilih tombol “Keren” setelah status membership pelanggan disesuaikan.

Sinergi menuju IPO

Bertahap tapi pasti, sinergi kedua perusahaan ini menjadi langkah strategis Blibli untuk melantai di bursa saham. Bisa jadi langkah integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan valuasinya nanti.

Bahkan awal April ini, Bloomberg melaporkan Tiket.com tengah mempertimbangkan opsi merger dengan Blibli. Adapun, Tiket.com telah diakuisisi oleh Blibli sejak Juni 2017.

Sebelum ini, Blibli juga telah bermitra secara eksklusif dengan bank digital “blu” pada tahun lalu. Sinergi tersebut diklaim sebagai yang pertama antara platform e-commerce dengan bank digital.

Baik Blibli, Tiket.com, dan blu (anak usaha BCA) sama-sama merupakan anak usaha milik perusahaan konglomerasi Grup Djarum.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Blibli dan Tiket.com Resmi Integrasikan Akun, Upaya Memperkuat Ekosistem dan Loyalitas

Platform Blibli dan Tiket.com resmi mengumumkan integrasi akun pengguna di kedua platformnya. Langkah ini diklaim sebagai sinergi pertama antara platform e-commerce dan Online Travel Agent (OTA) di Indonesia.  Tiket.com sendiri telah diakuisisi Blibli sejak Juni 2017 lalu.

Disampaikan pada konferensi pers virtual, Co-founder & Chief Marketing officer Ticket.com Gaery Undarsa mengatakan bahwa ini menjadi langkah awal untuk memperkuat ekosistem digital di platform masing-masing secara seamless dan integrated.

“Kami melihat kebutuhan masyarakat semakin banyak, mereka ingin serba praktis dan cepat. Kami ingin menjadi the most customer-centric OTA. Dengan sinergi ini, pengguna bisa mendapatkan pengalaman dan manfaat maksimal,” ungkap Gaery.

Chief Marketing Officer Blibli Edward Kilian Suwignyo menambahkan, sinergi ini menggabungkan kelebihan yang dimiliki platform masing-masing ke dalam satu akun tunggal pengguna. Dengan begitu, pengguna dapat menikmati manfaat secara efisien. “Integrasi akun pengguna merupakan langkah awal dari sinergi berkesinambungan yang akan dilakukan kedua platform ke depan,” tuturnya.

Untuk dapat menikmati pengalaman bertransaksi terintegrasipengguna harus menghubungkan atau mencocokkan akun Blibli dan Tiket.com terlebih dulu. Setelah tervalidasi, pengguna dapat bertransaksi apapun di satu akun yang sama  untuk memenuhi kebutuhan harian, perjalanan, rekreasi, fashion, hingga elektronik.

Beberapa reward yang dapat dinikmati di antaranya, voucher gratis ongkir, dedicated customer care line, hingga early access berbagai program promosi. Sinergi ini juga mempermudah pengguna untuk berkontribusi ke satu loyalty level untuk menaikkan level secara otomatis, mengikuti level tertinggi pada keanggotaan Blibli Loyalty dan Elite Rewards di Tiket.com.

Kolaborasi lintas vertikal

Dalam konteks kolaborasi strategis, sinergi antar-platform/startup bukanlah sesuatu yang baru di industri digital Indonesia. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, sinergi justru lebih banyak terjadi antara startup dan bank digital. Misalnya, Akulaku-Bank Neo Commerce dan Gojek-Bank Jago.

Namun, sinergi antara OTA dan e-commerce yang dilakukan Blibli dan Tiket.com tampaknya menjadi yang pertama di Indonesia. Langkah ini masuk akal mengingat platform OTA mulai mulai memperkuat lini produk lifestyle sejak pandemi Covid-19 menjatuhkan pasar pariwisata yang selama ini berkontribusi signifikan ke bisnis OTA.

Adapun, sinergi yang dilakukan oleh Tiket.com dan Blibli tampaknya menjadi langkah strategis untuk menaikkan valuasi terkait kabar rencana IPO keduanya. Tiket.com, seperti dilaporkan Bloomberg tahun lalu, mempertimbangkan IPO dan bergabung dengan salah satu super app. Blibli juga dikabarkan akan go public.

Sebagai informasi, keduanya merupakan sama-sama anak usaha di bidang digital milik perusahaan konglomerasi Grup Djarum.

Menurut catatan DailySocial.id, tahun lalu Blibli bermitra secara ekslusif dengan bank digital “blu” yang notabene anak usaha BCA yang juga dimiliki oleh Grup Djarum. Seperti halnya sinergi di atas, kolaborasi Blibli dan blu diklaim sebagai platform e-commerce pertama yang terintegrasi dengan bank digital.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tiket.com Confirms the Unicorn Status, Considering IPO through SPAC on the NYSE

Tiket.com is exploring the potential to go public on the New York stock exchange through SPAC. According to a Bloomberg report, the company is in discussions with COVA Acquisition Corp. (COVA), with an estimated of $2 billion combined value of the companies. The company is also said to consider raising an additional $200 million through the PIPE scheme.

The representative of Tiket.com has confirmed the unicorn status. He ensured that the company is exploring the potential to go public.

“Regarding that, we can now confirm that Tiket.com is now a unicorn, and Tiket.com plans for an IPO in the future,” a spokesperson for Tiket.com said.

Tiket.com was founded in 2011 and acquired by the Djarum Group through Blibli in 2017. Currently, both are operating as separate legal entities (PT), therefore, it is possible whether Tiket.com run for an IPO first.

Tiket.com founders are Mikhael Gaery Undarsa (CMO), Wenas Agusetiawan, Dimas Surya Yaputra (CCO), and Natali Ardianto (CTO – already exited). George Hendrata currently serves as Tiket.com’s CEO.

In April 2021, Tiket.com’s Co-Founder & CMO Gaery Undarsa stated at the media gathering that airline ticket sales has increased by 331%, while hotel reservations increased by 321%.

The positive result was obtained amidst various restrictions due to the pandemic.

Previously, several unicorn startups had planned to go public through SPAC, including Traveloka, which is Tiket.com’s closest competitor. Other unicorns also  rumored to conduct an IPO, including GoTo (Gojek and Tokopedia) and Bukalapak. In addition, the MNC conglomerate’s OTT business unit has chosen a similar step.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Tiket.com Konfirmasi Sandang Status Unicorn, Jajaki Potensi Melantai di Bursa New York (UPDATED)

Menurut pemberitaan Bloomberg, Tiket.com dikabarkan menjajaki potensi go public di bursa saham New York melalui SPAC. Perusahaan tengah berdiskusi dengan COVA Acquisition Corp. (COVA), dengan estimasi nilai gabungan perusahaan mencapai $2 miliar. Perusahaan disebut juga berpotensi meraih dana tambahan $200 juta melalui skema PIPE.

Kepada DailySocial, pihak Tiket.com mengonfirmasi status unicorn ini. Mereka juga memastikan perusahaan sedang menjajaki potensi go public. Meskipun demikian, perusahan tidak menyebutkan apakah akan menggunakan kendaraan SPAC.

“Sehubungan dengan itu, saat ini kami dapat memastikan bahwa Tiket.com telah berstatus unicorn, dan Tiket.com memiliki rencana IPO ke depan,” ujar juru bicara Tiket.com.

Tiket.com didirikan tahun 2011 dan diakuisisi Djarum Group melalui Blibli pada tahun 2017. Saat ini keduanya tetap berjalan dengan entitas legal (PT) terpisah, sehingga memungkinkan jika Tiket.com melangsungkan IPO terlebih dulu.

Para pendiri Tiket.com adalah Mikhael Gaery Undarsa (CMO), Wenas Agusetiawan, Dimas Surya Yaputra (CCO), dan Natali Ardianto (CTO – sudah exit). George Hendrata saat ini menjadi CEO perusahaan.

Di sebuah kesempatan temu media pada April 2021 lalu, Co-Founder & CMO Tiket.com Gaery Undarsa menyampaikan penjualan tiket pesawat naik sebesar 331%, sementara reservasi hotel naik di angka 321%.

Capaian positif ini didapat di tengah berbagai pembatasan akibat pandemi.

Sebelumnya beberapa startup unicorn telah merencanakan go public via SPAC, termasuk Traveloka yang merupakan kompetitor terdekat Tiket.com. Unicorn lain yang dikabarkan hendak menjajaki IPO adalah GoTo (Gojek dan Tokopedia) dan Bukalapak. Di samping itu unit bisnis OTT konglomerasi MNC juga memilih langkah serupa.

Application Information Will Show Up Here

Catatkan Kinerja Positif di Q1 2021, Dua Pemain OTA Andalkan Tren “Staycation”

Dua pemain OTA lokal, yakni Tiket.com dan Pegipegi, mencatatkan pertumbuhan positif untuk bisnis tiket pesawat dan reservasi hotel sepanjang Q1 2021 dibandingkan periode sebelumnya. Tren staycation yang merebak sepanjang pandemi, menjadi salah satu faktor pendukung dibalik pencapaian tersebut.

Melihat dari kinerja Tiket.com, meski tidak dijabarkan dengan rinci, penjualan tiket pesawat dengan naik sebesar 331% reservasi hotel di angka 321%. Sementara itu, pertumbuhan tertinggi justru datang dari penjualan tiket aktivitas liburan TO DO melonjak hingga 10.083% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Lalu, dari segi pengguna naik 299% atau hampir tiga kali lipat.

Kenaikan pesat TO DO yang pesat, tak lain karena produk ini baru dirilis bertepatan pada Maret 2020 dan peresmiannya dilakukan pada awal tahun ini. Kendati masih jadi produk baru, Co-Founder & CMO Tiket.com Gaery Undarsa menerangkan, TO DO menjawab kebutuhan pelanggan untuk mengunjungi tempat atraksi dan playground buat keluarga, dan kebutuhan pelengkap perjalanan tes Covid-19.

“Kami melihat masyarakat sekarang sudah lebih strategis saat merencanakan liburannya. [..] Angka transaksi yang meningkat tajam dalam reservasi hotel menjadi bukti keberhasilan Tiket.com dalam mengajak masyarakat untuk liburan baik dalam bentuk staycation, Work From Hotel, atau liburan dekat rumah secara aman dan sesuai protokol kesehatan,” terangnya, Senin (19/4).

Gaery melanjutkan, “Performa Q1 Tiket.com jauh melampaui best case scenario yang kami susun. Sebagai salah satu pelaku industri pariwisata, kami sangat optimis bahwa kinerja Tiket.com pada Q2 akan semakin tancap gas.”

Pencapaian positif juga dirasakan oleh Pegipegi yang mencatatkan tingkat pemulihan secara gabungan di dua bisnis utamanya sebesar 51%. Tidak dijabarkan lebih jauh kontribusi dari masing-masing bisnis tersebut. “Seiring berjalannya waktu, kami ingin recovery rate bisa melebihi angka 100% sampai akhir tahun ini,” ucap Head of Commercial Pegipegi Ryan Kartawidjaja, Selasa (20/4).

Berbeda dengan Tiket.com, yang mulai diversifikasi bisnis ke produk pendukung perjalanan (non-esensial), Pegipegi sejauh ini masih mengandalkan seluruh bisnisnya dari bisnis perjalanan dan reservasi hotel. Alhasil, perusahaan tak luput terkena dampak pandemi sejak Maret tahun lalu.

Meski tidak merinci seperti apa dampaknya terhadap perusahaan, Ryan mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tren okupansi hotel mengalami titik terendah pada April dan Mei 2020. Kemudian trennya terus merangkak naik pada bulan berikutnya hingga saat ini.

Kondisi yang sama juga terekam untuk tiket pesawat. Namun, perjalanan domestik perlahan-lahan mulai masuk ke titik pemulihan, sedangkan perjalanan internasional masih sangat terbatas karena pandemi yang belum usai.

“Kami melihat ada beberapa tren setelah post Covid-19, pada 1-2 tahun mendatang wisata domestik akan jadi tulang punggung pariwisata nasional. Lalu akan makin banyak pula konsumen yang memilih solusi digital karena lebih convenient, dan terakhir harga bukan lagi jadi concern utama karena sekarang banyak yang lebih mementingkan kenyamanan saat travelling,” imbuh Ryan.

Ia mengungkapkan Pegipegi sedang mempersiapkan inovasi baru pada tahun ini, namun masih menutup rapat-rapat terkait detailnya.

Andalkan tren staycation

Untuk mendongkrak transaksi di bisnis utama, kedua pemain OTA ini kompak membuat program marketing yang agresif. Gaery menuturkan, pencapaian Tiket.com tidak luput dari kontribusi kampanye yang rutin digelar, salah satunya Mendadak OTW (Online Tiket Week) yang digelar selama seminggu pada tanggal 5-11 April 2021 berhasil memberikan push kontribusi tambahan di awal Q2 2021.

Kampanye tersebut berhasil mendorong angka pembelian tiket pesawat sebesar 81%, reservasi hotel 131%, dan tiket TO DO 75%, kenaikan tersebut dibandingkan kampanye yang sama di awal tahun ini.

Adapun, destinasi yang banyak dikunjungi berdasarkan penjualan hotel saat kampanye berlangsung adalah Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, dan Yogyakarta. Sementara untuk tiket pesawat adalah Surabaya, Medan, Makassar, Bali, dan Yogyakarta.

Pegipegi membuat program kampanye KURMA (Kejar Untung Ramadan) dengan kemudahan pemesanan tiket keberangkatan pesawat yang lebih fleksibel, baik kini atau nanti. Serta, alternatif promosi reservasi hotel untuk staycation. Dari riset internal yang dilakukan perusahaan, mengungkapkan sebanyak 69% responden berencana untuk staycation saat Lebaran, dan 28% responden lainnya menyatakan ingin staycation di luar kota namun masih dekat dengan kota tempat tinggal.

Hal lainnya yang diungkap dalam riset tersebut adalah sebanyak 83,3% responden memilih tidak pulang kampung pada tahun 2020 lalu. Sebelum adanya larangan mudik, sebanyak 72% responden berencana pulang kampung di tahun 2021 ini. Sedangkan 28% responden memutuskan tidak pulang kampung di tahun 2021 ini.

Riset ini dilakukan untuk mengetahui preferensi pulang kampung Lebaran 2021 yang diikuti lebih dari 700 responden di seluruh Indonesia. Riset dilakukan sepanjang 25 Maret-1 April dan dilakukan dengan metode online.

Seperti diketahui, awal tahun, mudik, dan akhir tahun adalah peak season bagi para pemain industri pariwisata. Karena pandemi masih berlangsung, pemerintah tetap melarang mudik. Data BPS mencatat pada tahun lalu ketika lebaran jatuh di 23-24 Mei, jumlah penumpang malah mengalami penurunan tajam Mei 2020 sebagai imbas pelarangan mudik 2020. Dari 840.000 penumpang April 2020 menjadi 90.000 penumpang Mei 2020, meski naik lagi ke Juni 2020 menjadi 620.000 penumpang.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tiket.com Resmikan Fitur Aktivitas Liburan “TO DO”

Tiket.com meresmikan fitur aktivitas liburan “TO DO”, setelah pertama kali soft launch pada Maret 2020. Diklaim, fitur ini tumbuh paling signifikan hingga 515% untuk angka penjualan tiket pada kuartal III dan IV 2020, melampaui kinerja tiket pesawat dan akomodasi masing-masing sebesar 89% dan 118%.

Co-Founder & CMO Tiket.com Gaery Undarsa menerangkan, awalnya TO DO baru melayani kategori tiket atraksi dan wahana. Namun sekarang TO DO menaungi 10 kategori dengan lebih dari 10.200 pilihan kegiatan online dan offline, 386 event di 62 negara. Khusus di Indonesia, tersedia 2 ribu pilihan kegiatan dan 380 event yang dapat dipilih konsumen.

TO DO dibentuk untuk melengkapi produk yang sudah kita punya, sekaligus menanggapi kebutuhan konsumen saat ini,” ucap Gaery saat konferensi pers virtual, Kamis (28/1).

Ada 10 kategori di dalam TO DO, di antaranya TO DO Online yang berisi jajaran kegiatan online seperti kelas online, seminar, gala premier film, podcast, dan lain-lain; atraksi; event (konser musik dan seminar); pelengkap perjalanan (travel essentials seperti tes Covid-19, pembelian SIM card); transportasi; tur; tempat bermain; kecantikan dan kebugaran; wisata kuliner; permainan dan hobi.

Dari keseluruhan kategori di atas, travel esensial, atraksi, dan event menjadi kategori yang paling banyak dibeli konsumen. Hal ini selaras dengan kondisi di mana konsumen yang mulai bepergian harus melengkapi sejumlah persyaratan dokumen kesehatan, sementara agar tidak bosan di rumah membeli tiket aktivitas online.

Ke depannya, perusahaan akan terus menambah kemitraan dengan berbagai pemain industri pariwisata on board ke dalam TO DO. Gaery menuturkan, selain industri penerbangan dan perhotelan, ada jutaan orang di sekitarnya yang terdampak akibat pandemi.

“Ada tempat rekreasi, tour guide, tempat souvenir, di sekitar industri pariwisata yang bisa dikunjungi. Ini yang sedang kami coba support mereka dengan bergabung ke TO DO,” pungkasnya.

Konsep yang sama juga sudah diluncurkan kompetitor terdekatnya, Traveloka dengan fitur Xperience. Agar lebih kompetitif, perusahaan baru merilis kategori OnlineXperience yang menawarkan lebih dari 100 sesi unik yang dirancang untuk mendorong konsumen menikmati waktu luang di rumah bersama keluarga.

Traveloka Xperience sendiri dirilis pada 2019. Sejak pandemi, perusahaan merilis layanan travel esensial berupa uji tes Covid-19. diklaim, fitur ini dimanfaatkan oleh 200 ribu pengguna.

Application Information Will Show Up Here

Kerja Sama dengan BNI, Lyfe Watch Bisa untuk Transaksi Pembayaran

Lyfe, startup yang masuk dalam segmen kesehatan mengumumkan kerja samanya dengan BNI. Kedua belah pihak berkolaborasi untuk menghadirkan jam tangan pintar Lyfe Watch yang dilengkapi dengan teknologi pembayaran.

Dengan dukungan Tapcash, jam tangan pintar besutan Lyfe tersebut akan mampu melakukan transaksi non tunai, mulai dari pembayaran tiket MRT, bus TransJakarta, parkir di Gelora Bung Karno, berbelanja di mini market yang sudah bekerja sama dan juga merchant BNI yang sudah menerima pembayaran TapCash. Untuk memonitor dan isi ulang saldo penggguna bisa memanfaatkan aplikasi TapCash Go.

Termasuk dalam jajaran Co-Founder Lyfe adalah Oscar Darmawan (Indodax) dan para pendiri Tiket.com, yaitu Gaery Undarsa, Wenas Agusetiawan, dan Dimas Surya Yaputra.

“Kami menghadirkan Lyfe Watch dengan tujuan untuk menunjang gaya hidupsehat masyarakat Indonesia. Adanya kerja sama dengan BNI juga menambah lagi fungsi Watch sebagai alat pembayaran yang membuat aktivitas masyarakat lebih mudah dan praktis,” terang CEO Lyfe Indra Darmawan seperti dikutip dari BeritaSatu.

Dengan kerja sama ini, jam tangan pintar Lyfe Watch tak hanya akan bekerja sebagai perangkat penunjang gaya hidup sehat seperti penghitung langkah, pengukur detak jatung dan tekanan darah, dan pengukur kalori yang terbuang, tetapi juga perangkat pengganti dompet karena kemampuannya untuk melakukan transaksi non tunai.

Lyfe Watch juga akan dapat disambungkan dengan Lyfe App melalui bluetooh. Dengan integrasi tersebut pengguna bisa dengan mudah untuk memantau pencapaian (terkait dengan pengukuran di Lyfe Watch) dan kondisi tubuh. Lyfe App juga memungkinkan penggunanya untuk mengikuti berbagai macam tantangan aktivitas sehat harian dan mendapatkan rewards untuk setiap tantangan yang diselesaikan.

“Kami berharap dengan peluncuran ini dapat bersama-sama memajukan perkembangan masyarakat Indonesia sesuai dengan arahan pemerintah mengenai Revolusi Industri 4.0. Ke depannya kita akan terus berinovasi menyediakan produk inovatif yang dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan dan tentunya menjangkau seluruh usia,” imbuh Indra.

Lyfe Watch sendiri akan dirilis pada akhir Juli mendatang. Untuk saat ini pihak Lyfe juga tengah membuka halaman khusus untuk pre-order jam tangan pintar ini.

Application Information Will Show Up Here

Tiket Announces Business Growth, Launching Customer Service via WhatsApp

Entering the holiday season, Tiket has claimed an increased traffic for all services. Starts from flight booking, hotel and trains. The current rising price for flight does not lessen people’s enthusiasm in traveling using airplane. The price increases for about 150% from the previous season.

In terms of train ticket, it increased by 52% this year.  It’s in line with Transportation Ministry’s prediction, for the land transportation to be increased by 30 per cent in this year’s mudik period.

“Currently, we are yet to offer bus ticket in the platform. Our focus is still around the flight, train and hotel reservation,” Gaery Undarsa as Tiket’s CMO said.

Customer service via WhatsApp, PayLater and activity

In order to provide better service to the customers, Tiket launches 24-hours customer service using WhatsApp. The strategic partnership by Tiket using WhatsApp is to facilitate customers to have direct interaction with 100 CS team specially prepared.

The customers are getting engaged with this feature due to the fast response and easy access, compared to the call center or email.

“We can make sure in 5 minutes, the CS team will make direct response and help customers. Currently we’re still using CS team, furthermore we also plan to implement AI and machine learning technology for general question,” he added.

To date, Tiket has been offering various payment options to users, from bank transfer to installment without credit card in partnership with Kredivo. Being mentioned about the plan for PayLater, they confirmed, and when it’s done, it’ll be launched this year.

The app with 16 million downloads also claimed to provide additional feature in activity category for business players. The event sale to the concert ticket in the platform also has significant increase.  The latest feature is expected to help users and the business players. Previously, Tiket is reportedly focused on B2B segment.

“When the PayLater’s ready supported by Tiket and product in the activity category targeting B2B segment will also be launched this year,” he said.

Increase partnership

The strategic partnership is also formed between Tiket and Gojek through Go-Travel. Using the service in Go-Jek’s platform, users can now purchase Tiket’s travel products. The latest collaboration is expected to reach more users and supported Gojek’s ambition to become the super app.

“Although Tiket and Gojek are under GDP Venture, the strategic partnership has become our focus in Tiket as local app, just like Gojek. We believe in this collaboration to give positive result,” Gaery said.

Previously, Grab has collaborated with Booking.com and Agoda to provide hotel reservation in Grab app. Shopee on the other hand, has partnered up with Traveloka.

The other strategic partnership by Tiket is formed with Umroh.com marketplace. The startup under Tiket’s founder guidance provides free umrahwithin Tiket’s special promo. In order to build up ecosystem, Tiket routinely held mentoring session to the related startups.

“In addition, we also have other startups which receives education also direct mentoring from us. Furthermore, we also plan to add new mentoring program for the relevant startups,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tiket Klaim Pertumbuhan Bisnis, Luncurkan Layanan Pelanggan via WhatsApp

Jelang libur lebaran, Tiket mengklaim mengalami peningkatan dari sisi trafik untuk semua layanan yang dimiliki. Mulai dari pemesanan tiket pesawat, hotel hingga kereta api. Adanya kenaikan harga tiket pesawat yang terjadi saat ini ternyata tidak menurunkan animo masyarakat untuk melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi udara. Pemesanan tiket pesawat mengalami kenaikan 150% dibandingkan dengan periode mudik 2018.

Sementara untuk pemesanan kereta api untuk mudik 2019 meningkat hingga 52% dibandingkan periode tahun lalu. Kenaikan ini sejalan dengan prediksi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yaitu arus mudik di jalur darat akan meningkat sekitar 30 persen pada lebaran 2019.

“Saat ini kami belum memiliki rencana untuk menghadirkan pembelian tiket bus dalam platform. Fokus kami masih seputar tiket pesawat terbang, kereta api dan tentunya hotel,” kata CMO Tiket Gaery Undarsa.

Layanan pelanggan via WhatsApp, PayLater dan aktivitas

Bertujuan untuk memberikan pelayanan lebih kepada pengguna, Tiket meluncurkan layanan pelanggan 24 jam memanfaatkan WhatsApp. Kemitraan strategis yang dilancarkan oleh Tiket dengan WhatsApp ini, memberikan kemudahan kepada pengguna untuk berinteraksi langsung dengan 100 orang tim Customer Service (CS) yang secara khusus disiapkan oleh Tiket.

Fitur WhatsApp ini sudah mulai diminati oleh pengguna, karena sifatnya yang cepat dan tentunya lebih mudah diakses, dibandingkan layanan pelanggan memanfaatkan telepon atau email.

“Kita bisa pastikan dalam waktu 5 menit, tim CS langsung menyapa pengguna dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Saat ini kita masih memanfaatkan tenaga tim CS, ke depannya kita juga berencana untuk menerapkan teknologi AI hingga machine learning untuk pertanyaan yang umum,” kata Gaery.

Saat ini Tiket sudah menghadirkan beragam pilihan pembayaran kepada pengguna, mulai dari bank transfer hingga cicilan tanpa kartu kredit bermitra dengan Kredivo. Disinggung apakah Tiket memiliki rencana untuk meluncurkan PayLater, disebutkan rencana tersebut memang ada, dan jika persiapan sudah final PayLater akan diluncurkan tahun 2019 ini.

Aplikasi yang sudah diunduh 16 juta orang ini mengklaim juga bakal menghadirkan fitur tambahan dalam kategori aktivitas, yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik bisnis. Penjualan acara hingga tiket konser dalam platform Tiket juga saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan diluncurkannya fitur baru ini, diharapkan bisa membantu pengguna sekaligus pemilik bisnis. Sebelumnya dikabarkan Tiket mulai fokus merambah segmen B2B.

“Jika sudah siap PayLater yang didukung langsung oleh Tiket dan produk dalam kategori aktivitas yang menyasar segmen B2B akan kami hadirkan juga tahun ini,” kata Gaery.

Menambah kemitraan

Kerja sama strategis juga sudah dilakukan oleh Tiket dengan Gojek melalui Go-Travel. Memanfaatkan layanan yang tersedia di platform Tiket, kini pengguna Go-Jek bisa melakukan pembelian produk travel milik Tiket. Kolaborasi yang baru diresmikan awal bulan Mei ini, diharapkan bisa menjangkau lebih banyak pengguna dan mendukung tujuan dari Gojek untuk menjadi Super App.

“Meskipun Tiket dan Gojek berada dalam naungan yang sama yaitu GDP Venture, namun kemitraan strategis ini sudah menjadi perhatian kami di Tiket yang juga merupakan aplikasi karya anak bangsa, sama halnya dengan Gojek. Kami optimis kolaborasi ini bisa memberikan hasil yang positif,” kata Gaery.

Sebelumnya Grab juga telah menggandeng Booking.com dan Agoda menyediakan pilihan pemesanan hotel dalam aplikasi Grab. Sementara Shopee telah menggandeng Traveloka.

Kerja sama strategis lainnya yang diperkenalkan oleh Tiket adalah dengan platform marketplace Umroh.com. Startup yang secara khusus merupakan binaan dari para founder Tiket ini, menyediakan hadiah umroh gratis dalam promo spesial Tiket. Untuk memperkuat ekosistem, Tiket secara rutin memberikan mentoring kepada startup terkait.

“Selain Umroh kita juga masih memiliki startup binaan lainnya yang telah mendapatkan edukasi hingga mentoring langsung dari kami. Ke depannya kami juga berencana untuk menambah mentoring program ini untuk startup yang relevan dengan kami,” kata Gaery.

Application Information Will Show Up Here