[Review] Samsung Galaxy S20 FE, Versi Hemat Bawa Fitur Inti S20 Series

Samsung Galaxy S20 series yang terdiri dari Galaxy S20, S20+, dan S20 Ultra – resmi hadir di Indonesia pada bulan Maret 2020. Namun belum lama ini, Samsung kembali memperkenalkan satu lagi anggota baru keluarga Galaxy S20 series yaitu edisi Fan Edition (FE).

Kalau kata Samsung, Galaxy S20 FE ini merangkum fitur-fitur favorit penggemar untuk mengajak lebih banyak orang mendapatkan pengalaman premium dari lini Galaxy S. Dibanderol dengan harga Rp9.999.000, selisih harganya memang cukup tipis. Sebagai pembanding, saat ini Galaxy S20 dijual Rp10.999.000, S20+ Rp11.999.000, dan S20 Ultra Rp14.999.000.

Sayangnya bila Galaxy S20 FE dibandingkan dengan Galaxy S20 original, Samsung melakukan banyak sekali penyesuaian di sana sini. Meski tetap mempertahankan beberapa bagian-bagian penting agar layak menyandang nama ‘S20’.

Jadi, mending pilih Galaxy S20 FE atau lebih baik sekalian beli Galaxy S20 original? Simak review Samsung Galaxy S20 FE selengkapnya.

Desain

Review-Samsung-Galaxy-S20-FE-2
Desain Samsung Galaxy S20 FE | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung Galaxy S20 FE datang dengan pilihan enam warna vibrant, meliputi Cloud Red, Cloud Orange, Cloud Lavender, Cloud Mint, Cloud Navy, dan Cloud White. Unit yang saya review berwarna Cloud Mint, hijau muda pastel yang tampil kekinian dan minimalis.

Bagian punggungnya menggunakan material plastik dengan finishing matte dan memiliki efek textured haze yang terasa cukup premium saat disentuh, serta dapat meminimalisir noda dan bekas sidik jari. Modul kamera belakangnya agak menonjol dan dibingkai persegi panjang dengan warna senada (macam dark green).

Hadir dengan dimensi 159.8×74.5×8.4 mm dan bobot 190 gram, ukuran Galaxy S20 FE terasa klop dalam genggaman tangan. Bingkainya dari aluminium dan bodinya tetap memiliki daya tahan terhadap air dan debu berkat sertifikasi IP68.

Review-Samsung-Galaxy-S20-FE-3
Layar Samsung Galaxy S20 FE | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Balik ke depan, Galaxy S20 FE mengusung desain Infinity-O Display dengan punch hole kecil di bagian tengah atas. Bezel tepi layarnya terlihat sedikit lebih tebal dibanding Galaxy S20 dan desain layarnya ini sepenuhnya datar tidak memiliki lengkungan di sisi kanan kirinya.

Untuk atributnya, tombol power dan volume berada di sisi kanan, sisi sebrangnya polos. Slot kartu SIM dan microSD yang digunakan berbentuk hybrid, bersama mikforon sekunder di bagian atas. Sementara, mikrofon utama, port USB Type-C, dan speaker terletak di bagian bawah.

Layar Refresh Rate 120Hz

Review-Samsung-Galaxy-S20-FE-9
Layar Samsung Galaxy S20 FE | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dari sisi layar, Galaxy S20 FE masih dibekali panel dengan refresh rate tinggi 120Hz. Bentang layarnya 6,5 inci dalam rasio 20:9, ukurannya lebih besar dibanding Galaxy S20 (6,2 inci) tetapi lebih kecil dibanding versi Plus-nya (6,7 inci).

Namun Samsung tidak menggunakan teknologi layar terbaiknya, Galaxy S20 FE belum menggunakan Dynamic AMOLED 2X, melainkan masih Super AMOLED. Resolusinya pun tidak sampai QHD (1440×3200 piksel), tetapi hanya Full HD+ (1080×2400 piksel). Perlindungan layarnya juga sebatas Gorilla Glass 3, bukan generasi ke-6.

Bukan berarti kualitasnya jelek, hanya saja spesifikasi yang diusung lebih mendekati Galaxy A series. Di pengaturan layar, terdapat opsi ‘motion smoothness‘ yaitu high 120Hz yang menyuguhkan animasi dan scrolling lebih mulus atau standard 60Hz yang dapat memberikan daya tahan baterai lebih lama.

Kemudian ada dua screen mode, vivid yang bisa diatur lagi tingkat white balance-nya atau natural bila lebih mementingkan akurasi warna. Layarnya juga sudah mendukung HDR10+ dan memiliki sertifikasi Widevine Level 1. Konten video HDR di YouTube sudah bisa dinikmati dan bisa streaming konten HD di Netflix.

Android 10, One UI 2.5

Samsung Galaxy S20 FE sudah menggunakan One UI versi 2.5 berbasis Android 10 dan di masa depan akan mendapatkan tiga pembaruan OS utama. Berbagai fitur andalan Samsung menyertainya, termasuk Samsung Dex Wireless yang memungkinkan melakukan mirror tampilan smartphone ke layar yang lebih besar seperti SmartTV yang mendukung teknologi Miracast dan Anda dapat menggunakan Galaxy S20 FE sebagai touchpad.

Kemudian Link to Windows untuk mengintegrasikan Galaxy S20 FE dengan laptop Windows 10 secara seamless. Untuk kemudahan berbagi file ada fitur Nearby Share, Quick Share, Music Share, dan Scann QR code. Fitur lainnya ialah Smart View, Secure Folder, Edge Lighting, Bixby Routines, Focus Mode, Samsung Kids, Dolby Atmos, dan banyak lagi.

Sistem keamanan biometrik smartphone ini mengandalkan sensor fingerprint yang tersemat di layar berjenis optical dan tak lupa juga opsi face recognition, proses buka kunci kedua opsi tersebut relatif cepat. Konektivitas NFC dan fitur Samsung Pay juga tersedia, Anda dapat menghubungkan dompet digital Dana dan juga mengecek kartu e-money.

Kamera

Review-Samsung-Galaxy-S20-FE-18
Kamera Samsung Galaxy S20 FE | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sebagai bagian dari keluarga Galaxy S20 series, Samsung tetap mempertahankan kamera utama yang sama dan lengkap dengan berbagai fitur premiumnya. Terdapat tiga unit kamera di punggung Galaxy S20 FE, kamera utamanya 12MP f/1.8 dengan ukuran sensor 1/1.76 inci, piksel 1.8µm, dilengkapi sistem Dual Pixel PDAF, dan OIS.

Dua kamera lainnya mengalami penyesuaian, kamera dengan lensa ultrawide yang digunakan juga 12MP f/2.2 yang menyuguhkan bidang pandang 123 derajat. Namun menggunakan sensor kamera lebih kecil 1/3.0 inci dengan ukuran per piksel 1.12µm.

Demikian juga lensa telephoto-nya, Galaxy S20 FE mengandalkan kamera 8MP f/2.0 (1/4.5 inci, 1.0µm, PDAF, dan OIS) dengan lensa 73mm yang memberikan kemampuan memperbesar gambar 3x optical zoom dan 30x space zoom. Satu lagi kamera depannya juga berbeda, Galaxy S20 FE menggunakan sensor Sony IMX616 beresolusi 32MP f/2.2.

Dengan kamera utamanya yang sama dan dilengkapi fitur kamera Pro yang komplet, pengalaman fotografi premium berhasil disuguhkan oleh smartphone ini. Mulai dari single take, night, food, panorama, live focus, live focus video, slow motion, super slow-mo, hyperlapse, Pro, Pro video, Bixby Vision, AR Zone, dan lainnya.

Favorit saya tentu mode foto Pro, di mana kita bisa mengatur berbagai parameter seperti ISO, shutter speed, exposure compensation, manual focus, white balance, autofocus area, metering, hingga semacam profil yang memungkinkan menyetel tint, contrast, saturation, highlight, dan shadow. Kita juga bisa menyimpan foto dalam format Jpeg + Raw, sehingga potensi untuk meningkatkan kualitas foto lebih tinggi lewat post processing.

Namun yang lebih mengejutkan ialah kemampuan perekam videonya, Galaxy S20 FE memang tidak dapat merekam video 8K tetapi bisa 4K pada frame rate 60fps dan memiliki mode video Pro. Rumus seperti shutter speed harus 2x frame rate bisa diterapkan di sini, sebab bisa atur ISO, shutter speed, dan frame rate sendiri.

Biar video tampil lebih sinematik, ada opsi rasio lebar 21:9. Mikrofon yang digunakan juga bisa dipilih, selain mikrofon bawaan kita bisa memilih mikrofon eksternal yang dicolok lewat USB, atau TWS yang terhubung lewat Bluetooth.

Fitur manual focus juga mudah digunakan dan dilengkapi focus peaking. Serta, ada histogram dan fitur zoom hingga 10x untuk mendapatkan variasi gambar. Yang jelas, dengan semua fitur di atas saya cukup percaya diri bisa menghasilkan video yang layak dengan smarthphone ini.

Hardware dan Performa

Versi Samsung Galaxy S20 FE yang masuk Indonesia menggunakan chipset Exynos 990, performanya satu level seperti Galaxy S20, S20+, dan S20 Ultra. Sangat kuat untuk berbagai tugas sehari-hari, bahkan aktivitas yang menuntut seperti editing foto maupun video hingga gaming berat sekalipun.

SoC Exynos 990 ini dibangun pada proses fabrikasi 7nm+, mengemas CPU octa-core yang terdiri dari 2x 2.73 GHz Mongoose M5, 2x 2.50 GHz Cortex-A76, dan 4x 2.0 GHz Cortex-A55. Bersama GPU Mali-G77 MP11 dan ditopang oleh RAM 8GB dengan penyimpanan internal 128GB.

Galaxy S20 FE memiliki tangki baterai dengan kapasitas cukup besar, 4.500 mAh. Mendukung fast charging 25W, fast wireless charging 15W, dan reverse wireless charging 4.5W. Sayangnya dalam paket penjualan, Galaxy S20 FE ini hanya dibekali adaptor Adaptive Fast Charging tipe lawas dengan output maksimal 15W dan kabel data yang digunakan memiliki interface USB-A ke USB-C. Untuk mengisi penuh baterainya dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam lebih.

Verdict

Review-Samsung-Galaxy-S20-FE-26
Unboxing Samsung Galaxy S20 FE | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung Galaxy S20 edisi Fan Edition merupakan versi terjangkau dari Galaxy S20, meski selisih harganya cukup tipis hanya sekitar Rp1 jutaan saja. Namun sangat disayangkan banyak sekali penyesuaian yang terjadi di sana sini.

Beberapa bagian inti memang masih dipertahankan oleh Samsung. Sebut saja performa yang sama kuatnya, layarnya punya refresh rate tinggi 120Hz meski tak pakai teknologi layar terbaik Samsung, dan kemampuan kameranya meski konfigurasinya mengalami perubahan tetapi masih dapat diandalkan.

Lantas apakah smartphone ini pantas menyandang nama besar lini Galaxy S? Jawabannya tetap iya, ini smartphone flagship dengan harga yang lebih bersahabat khusus untuk para penggemar Samsung. Posisinya saja yang berat, tetapi masih merupakan smartphone yang menarik. Meskipun terus terang saya akan lebih merekomendasikan Galaxy S20 original untuk mendapatkan pengalaman premium yang sebenarnya.

Sparks

  • Layar dengan refresh rate 120Hz
  • Kamera utama 12MP yang sama
  • Fitur kamera dan video lengkap
  • Chipset Exynos 990 yang powerful

Slacks

  • Banyak pemangkasan di sana sini, seperti yang dijelaskan di atas
  • Dilengkapi adaptor charging tipe lama
  • Harga terlalu dekat dengan Galaxy S20 original

 

[Review] Samsung Galaxy M51, Jagokan Baterai Jumbo 7.000 mAh & Performa Mumpuni

Lewat Galaxy M series, Samsung berupaya menghadirkan smartphone dengan titik harga dan performa terbaik. Membawa tagline #SobatAntiLowbat, kapasitas baterai besar menjadi identitas dari seri ini dan yang terbaru; Galaxy M51 mengemas baterai 7.000 mAh.

Smartphone yang dijual seharga Rp5.499.000 ini tak hanya bermodalkan baterai jumbo. Di atas kertas, aspek lain seperti layar, kamera, dan performa juga tidak akan mengecewakan, karena dicomot langsung dari Galaxy A71 yang merupakan smartphone A series paling top saat ini. Namun guna menekan harga agar lebih terjangkau, Samsung mau tidak mau harus mengorbankan beberapa hal, apa saja itu? Berikut review Samsung Galaxy M51 selengkapnya.

Desain Klasik

Desain-Samsung-Galaxy-M51-1
Desain Samsung Galaxy M51 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Penggunaan baterai besar tentu membuat bodi Galaxy M51 cukup gemuk, ketebalannya di angka 9,5mm belum termasuk case dan bobotnya 213 gram. Bahkan tonjolan modul kamera belakangnya hampir sama rata dengan permukaan punggungnya.

Desainnya klasik, bagian muka mengemas Infinity-O display berukuran 6,7 inci dengan lubang kamera depan di dahi. Sementara, bingkai dan bagian belakangnya terbuat dari material plastik dengan finishing glossy polos tanpa motif. Saat proses foto dan syuting Galaxy M51, saya harus rajin-rajin membersihkan noda atau bekas sidik jari yang sangat mudah menempel.

Layar-Samsung-Galaxy-M51-1
Layar Samsung Galaxy M51 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saat dibandingkan dengan Galaxy A71, Galaxy M51 memang terlihat sedikit lebih tebal meski panjang dan lebarnya mirip. Menurut saya, ketebalan 9,5mm ini masih tergolong wajar dan justru terasa mantap dalam genggaman tangan. Meski beratnya mungkin akan sedikit merepotkan saat digunakan dalam durasi lama.

Samsung memangkas kelengkapan seperti earphone, case, dan anti gores dalam paket penjualan guna menekan harga. Menurut Samsung, meski case dan anti gores penting untuk menjaga perangkat dalam penggunaan sehari-hari, tetapi aksesori tersebut bisa dengan mudah dibeli secara terpisah.

Selain itu, Samsung juga mengambil fitur premium fingerprint under display digantikan sensor sidik jari konvensional yang terintegrasi dengan tombol power yang terletak di samping kanan. Kabar baiknya, performa kecepatan dan keakuratan dalam membuka kunci layar jauh lebih cepat.

Untuk atributnya, selain tombol power di samping kanan juga terdapat tombol volume dan SIM tray berada di sisi sebrangnya yang terdiri dari dua slot kartu SIM dan satu microSD. Di atas ada mikrofon sekunder, serta di sisi bawa ada jack audio 3,5mm, port USB Type-C, mikrofon utama, dan speaker.

Layar Terbaik di Kelasnya

Layar-Samsung-Galaxy-M51-2
Layar Samsung Galaxy M51 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bentang layar 6,7 inci milik Galaxy M51 mengandalkan panel Super AMOLED Plus dengan resolusi 1080×2400 piksel dalam rasio 20:9 dan diproteksi Gorilla Glass 3. Kualitas layarnya ini salah satu yang terbaik di kelas menengah, khas AMOLED yang dapat menampilkan warna hitam pekat, kontras tinggi, dan warna-warna cerah secara lebih menonjol.

Di pengaturan terdapat screen mode, bagi yang kerap edit foto di smartphone dan butuh keakuratan warna bisa memilih mode natural. Sementara, bagi penikmat konten multimedia seperti nonton video atau bermain game akan lebih dimanjakan dalam mode vivid. Dark mode dan fitur blue light filter juga tersedia untuk menyaring cahaya biru agar ramah dilihat mata.

Layarnya juga sudah dilengkapi dengan sertifikasi Widevine L1 yang memungkinkan menikmati konten HD saat streaming di aplikasi Netflix. Anda juga bisa menikmati video HDR di YouTube, pengalaman saya menonton video HDR 1080p 60fps di Galaxy M51 terasa sangat mengesankan.

Selain itu, layarnya ternyata memiliki tingkat kecerahan maksimum lebih tinggi dibanding layar Galaxy A71. Bagi yang kerap bekerja di lapangan, layar yang terang ini penting agar smartphone tetap nyaman ketika dipakai di bawah terik matahari.

Kombinasi baterai besar membuat kita tak perlu khawatir akan cepat kehabisan daya ketika menggunakan kecerahan maksimum. Lalu apa yang kurang? Samsung masih mengandalkan panel dengan refresh rate standar 60Hz, padahal di segmen ini para kompetitornya sudah mulai menawarkan layar dengan refresh rate tinggi 90Hz atau 120Hz.

One UI Core 2.1

Beralih ke antarmuka, Samsung Galaxy M51 ini menjalankan One UI Core versi 2.1 berbasis Android 10. Bedanya apa dengan One UI yang standar? Ini adalah versi yang lebih basic dari One UI, jadi beberapa fitur tidak tersedia.

Penggunaan One UI Core juga salah satu cara Samsung menekan harga dan sekaligus menjadi pembeda dengan Galaxy A series yang lebih mahal. Dibanding One UI 2.1 di Galaxy A71, saya menemukan beberapa fitur yang hilang antara lain Bixby, Secure Folder, Link to Windows, Edge Lighting, Samsung Kids, dan mungkin ada lagi yang lain.

Mungkin pemangkasan beberapa fitur bawaan Samsung ini akan mempengaruhi pengalaman pengguna, tetapi perbedaannya tidak begitu signifikan. Untuk antarmukanya juga semakin matang, sangat intuitif, dan mudah digunakan dengan ikon dan elemen menu berukuran besar.

Galaxy M51 sendiri merupakan smartphone Galaxy M series pertama yang memiliki konektivitas NFC, fitur ini dianggap semakin penting ke depannya. Fitur Samsung Pay juga tersedia yang memungkinkan lebih cepat melakukan pembayaran dengan teknologi QR menggunakan dompet digital Dana.

Quad Camera dengan Kamera Utama 64MP

Kamera-Samsung-Galaxy-M51-1
Kamera Samsung Galaxy M51 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke sektor fotografi, Galaxy M51 dibekali empat unit kamera belakang dengan kamera utama 64MP f/1.8 menggunakan sensor Sony IMX682 berukuran 1/1.73 inci dan piksel 0.8µm. Sensor ini mengadopsi teknologi Quad Bayer, di mana hasil optimalnya secara default 16MP dengan piksel besar 1.6µm atau 64MP jika semua piksel digunakan dengan piksel 0.8µm.

Proses pemotretannya didukung fitur HDR yang secara otomatis aktif bila dibutuhkan dan AI Scene Optimizer yang akan mengenali subjek atau adegan, kemudian mengoptimalkan pengaturan sesuai kondisi. Mode foto 64MP bisa dipilih di pengaturan aspek rasio, namun perlu dicatat mode resolusi tinggi ini tidak didukung HDR dan AI Scene Optimizer.

Kamera-Samsung-Galaxy-M51-2
Kamera Samsung Galaxy M51 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera utamanya turut ditemani kamera sekunder 12MP f/2.2 dengan lensa ultrawide yang memberikan bidang pandang seluas 123 derajat. Kemudian 5MP f/2.2 sebagai depth sensor dan juga 5MP f/2.4 dengan lensa macro. Serta, kamera depan 32MP f/2.0 menggunakan sensor Sony IMX616. Konfigurasi kameranya sangat mirip dengan Galaxy A71, bedanya kamera utama Galaxy A71 menggunakan sensor ISOCELL Bright GW1.

Meski begitu, dukungan fitur-fitur kameranya sangat identik. Ada Single Take yang mana dalam sekali tekan dapat mengambil foto dan video secara bersamaan untuk mengabadikan momen secara lebih lengkap. Peningkatan mode kamera Pro, di mana kita dapat melakukan penyesuaian mulai dari ISO, shutter speed, fokus manual, white balance, dan exposure compensation. Juga terdapat semacam profil, di mana kita bisa mengatur temperature, tint, contrast, saturation, highlight, dan shadow.

Baik kamera depan maupun belakang sudah mendukung perekaman video dari resolusi 720p, 1080p, hingga 4K pada frame rate 30fps. Dilengkapi fitur Super Steady khusus untuk kamera belakang dengan memanfaatkan kamera wide angle untuk mendapatkan pergerakan yang lebih mulus di video.

Ada dua hal yang saya harap bisa hadir di Galaxy M51 lewat update firmware berikutnya. Pertama ialah opsi untuk menyimpan foto dalam format Raw yang secara signifikan dapat meningkatkan hasil foto.

Kemudian yang kedua opsi frame rate 60fps di video yang mana memungkinkan memperlambat video hingga 40 persen untuk mendapatkan efek sinematik. Samsung memang menyematkan mode slow-mo dan super slow-mo, tapi pengaturannya tidak bisa diotak-atik dan hasilnya terbatas pada resolusi 720p.

Berikut hasil foto kamera utama dan mode wide-angle Samsung Galaxy M51:

Hardware & Performa

Dari sisi performa, Galaxy M51 ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 730G yang sedari awal dirancang untuk keperluan gaming. Kemampuan olah grafisnya disebut 15 persen lebih baik dibanding Snapdragon 730 versi standar dan dilengkapi beberapa fitur Snapdragon Elite Gaming seperti Jank Reducer yang secara signifikan mencegah terjadinya lag dan mendukung True HDR 10-bit.

SoC ini memiliki fabrikasi 8nm dengan AI Engine generasi ke-4, mengemas CPU octa-core yang terdiri dari dual-core 2.2GHz Kryo 470 Gold dan hexa-core 1.8GHz Kryo 470 Silver, serta GPU Adreno 618. Berpadu RAM sebesar 8GB dan penyimpanan internal 128GB yang bisa ditambah dengan menyisipkan microSD.

Semua fitur gaming di Galaxy M51 bisa diakses lewat Game Launcher. Pusat kontrol permainan ini memiliki fitur Game Booster yang mana salah satunya kita bisa mengatur mode game ke focus on performance bila membutuhkan tenaga ekstra. Lewat Game Launcher, game-game yang diinstal dapat dikumpulkan menjadi satu, lengkap dengan statistik, history, dan tips bermain.

Ada beberapa game yang saya coba, Genshin Impact, Honkai Impact 3, League of Legends: Wild Rift, dan Mobile Legends. Semua game tersebut dihajar habis-habisan tanpa kendala dan sebagai gambaran soal performa di atas kertas berikut hasil benchmark dari Galaxy M51.

Soal baterai, kapasitas 7.000 mAh dapat memberi ketenangan bagi para penggunanya. Untuk pemakaian yang cukup intens, Galaxy M51 dapat bertahan sepanjang hari. Menurut Samsung, bisa buat telponan hingga 64 jam, mendengarkan musik hingga 182 jam, dan hingga 34 jam buat streaming maraton nonton film series.

Baterai jumbo tersebut tentu perlu pasangan yang tepat. Dalam paket penjualan sudah dilengkapi adaptor charger dengan teknologi Super Fast Charging 25W yang dapat mengisi penuh baterai 7.000 mAh dalam waktu kurang lebih 115 menit atau hampir dua jam.

Kabel data yang disertakan sudah menggunakan USB Type-C ke USB Type-C dan dengan kemampuan Wired Powershare, Galaxy M51 bisa berfungsi layaknya power bank. Anda bisa berbagi daya dengan smartphone lain yang menggunakan port USB Type-C.

Verdict

Layar-Samsung-Galaxy-M51-7
Layar Samsung Galaxy M51 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung Galaxy M51 adalah smartphone klasik yang berfokus pada kebutuhan pokok ber-smartphone secara umum. Anda akan mendapat baterai besar 7.000 mAh, layar besar 6,7 inci Super AMOLED Plus, kamera utama beresolusi besar 64MP yang dapat diandalkan, dan performa besar Snapdragon 730G yang powerful untuk komputasi sehari-hari bahkan untuk gaming.

Dibanderol Rp5.499.000, harga Galaxy M51 memang sangat kompetitif di kelasnya meskipun tidak bisa dikatakan ‘murah’. Namun untuk mencapai harga tersebut, Galaxy M51 datang dengan sejumlah kompromi. Seperti penggunaan One UI Core 2.1 dengan banyak fitur yang dipangkas, termasuk fingerprint under display dan layarnya juga belum memiliki refresh rate yang tinggi.

Sparks

 

  • Baterai jumbo 7.000 mAh
  • Layar lapang 6,7 inci Super AMOLED Plus 
  • Kamera utama 64MP dengan sensor Sony IMX682
  • Performa powerful berkat Snapdragon 730G
  • Harga sangat kompetitif di kelasnya

Slacks

  • Profil bodinya agak gemuk
  • Belum memiliki panel dengan refresh rate tinggi
  • Menggunakan One UI Core 2.1, beberapa fitur dipangkas
  • Fingerprint under display diganti konvensional, tetapi lebih cepat

[Hands On] Samsung Galaxy S20 FE: Lini S20 Trendi dan Termurah dari Samsung

Samsung telah meluncurkan smartphone terbarunya yang dinamakan Galaxy S20 FE atau Fans Edition pada tanggal 23 September 2020 yang lalu. Perangkat ini pun juga sudah dijual oleh Samsung melalui beberapa jalur komersialnya secara online dan offline. Setelah produk ini tersebar luas di pasaran, giliran kami para media yang dapat merasakan perangkat lini S20 yang harganya paling murah.

Samsung secara spesifik mengeluarkan Galaxy S20 FE ini untuk para millenials. Samsung menganggap bahwa para millenial ini ingin memiliki smartphone yang sesuai antara warna dengan kepribadiannya. Seri FE yang satu ini diklaim Samsung dibuat karena mendengarkan masukan dari para Samsung Members dan para fans dari sosial media, fitur apa yang paling mereka sukai.

Hal ini diungkapkan pada saat Samsung menggelar acara exclusive interview dan Hands on Galaxy S20 FE. Acara ini sendiri diadakan secara online streaming melalui Zoom yang diadakan pada tanggal 20 September 2020.

Samsung Galaxy S20 FE - Color

Yang pertama yang paling signifikan dari S20 lainnya adalah warnanya. Warna-warna tersebut adalah Cloud Red, Cloud Orange, Cloud Lavender, Cloud Mint, Cloud Navy dan Cloud White. Menurut Samsung, keenamnya sesuai dengan keseharian dan kepribadian dari para millenials.

Kamera merupakan fitur yang paling disukai dari seri Galaxy S20. Samsung S20 FE memiliki tiga buah kamera yang terdiri dari kamera utama 12 MP, ultrawide 12 MP, dan tele 3x 8 MP. Kamera depannya memiliki resolusi 32 MP karena para millenials suka membuat konten sehingga hal tersebut sangat diperlukan.

Feature selanjutnya yang diinginkan oleh generasi millenials adalah layarnya. Samsung Galaxy S20 FE memiliki refresh rate Super Smooth 120 Hz. Layar ini mendukung game dengan frame rate yang lebih tinggi. Display dari S20 FE juga sangat luas dengan layar bernama Infinity O.

Yang ketiga yang diminta oleh para fans adalah baterai yang kapasitas besar. Samsung Galaxy S20 FE memiliki baterai yang lebih besar dari S20, yaitu 4500 mAh. S20 FE juga memiliki wireless powershare yang membuatnya menjadi sebuah charger wirelessCharger yang digunakan adalah 15 watt yang akan mengisi baterai 60% dalam waktu 30 menit.

Samsung Galaxy S20 FE

Performa juga menjadi perhatian dari para fans, yaitu yang pertama adalah dengan penyimpanan 128 GB dan 256 GB yang dipasangkan dengan RAM 8 GB. S20 FE juga ditenagai dengan prosesor Exynos 990 yang sama dengan keluarga S20 lainnya. SoC ini juga akan membuat semua game bisa dimainkan dengan setting rata kanan.

Tanpa Kamera 108 Megapiksel?

Saat perangkat yang satu ini datang, saya langsung mencoba mengambil gambar dengan kameranya. Namun yang sedikit berbeda dari keluarga Samsung Galaxy S20 lainnya adalah penggunaan kameranya yang hanya 12 MP saja. Padahal dengan menggunakan sensor 64 MP dan 108 MP, hasil fotonya akan meningkat lebih baik karena pixel size yang lebih besar dengan metode quad bayer.

Taufiq Furqan, selaku Product Marketing Manager Samsung Mobile SEIN mengatakan bahwa penggunaan sensor besar 64 MP dan 108 MP adalah untuk kebutuhan 8K video recording. Input para fans untuk perangkat yang satu ini mengatakan bahwa perekaman video 4K saja sudah cukup. Yang paling penting adalah gambar tetap tajam dengan image sensor yang lebih besar dan memiliki kualitas yang sama dengan seri S20 yang lainnya.

Samsung Galaxy S20 FE - Interview

Hal tersebut juga diganti dengan sensor kamera ultrawide yang memiliki spesifikasi yang sama dengan kamera utamanya. Kedua sensor ini adalah yang paling digunakan untuk keperluan sehari-hari. Dengan spesifikasi yang sama membuat hasilnya akan setara dengan keluarga S20 lainnya.

Apakah layarnya sudah terlindungi dengan Gorilla Glass?

Dengan menggunakan layar 120 Hz, tentu saja membuat mata sang pengguna menjadi lebih nyaman. Namun, banyak sekali pengguna yang cukup ceroboh seperti secara tidak sengaja menjatuhkan smartphone atau terbentur dengan benda keras yang membuat kacanya pecah. Pelindung apa yang digunakan pada Samsung Galaxy S20 FE ini?

“Saya buka contekannya dulu”, ujar Taufik. Samsung Galaxy S20 FE menggunakan Gorilla Glass 3 pada layar depannya. Untuk bagian belakangnya, Gorilla Glass 3 digunakan pada bagian kameranya agar lebih kuat terhadap goresan. Body dari S20 FE sendiri terbuat dari plastik polikarbonat dengan frame metal sehingga membuatnya menjadi lebih kuat.

Hands-On

Perangkat yang satu ini datang sekitar dua jam sebelum acara wawancara dimulai. Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan untuk mencoba perangkat yang satu ini memang tidak terlalu lama. Untungnya, Samsung meminjamkan perangkat ini dalam waktu yang cukup lama.

Samsung Galaxy S20 FE - leaf

Saat mulai melakukan setting pertama hingga selesai, perangkat ini tidak memiliki masalah yang berarti. Saya pun mencoba melakukan browsing pada beberapa situs (dan mencari APK Antutu 8). Namun yang saya dapatkan ternyata perangkat ini menghasilkan panas yang cukup mengganggu. Mungkin karena inisiasi awal dari Android membuatnya bekerja lebih ekstra.

Saat digenggam, Samsung Galaxy S20 FE memang masih terasa kokoh. Bagian belakangnya yang terbuat dari plastik polikarbonat memiliki tekstur matte. Sayangnya, tekstur seperti ini justru cukup licin di tangan. Oleh sebab itu, saya langsung menggunakan rubber back case bawaannya agar tidak selip di tangan.

Samsung Galaxy S20 FE - Depan

Bernavigasi pada perangkat ini memang terasa cepat dan mulus. Hal tersebut tentu saja berkat refresh rate 120 Hz yang memberikan animasi lebih banyak per detiknya dibandingkan dengan 60 Hz. Rasanya saya tidak ingin kembali ke layar 60 Hz yang ada pada kebanyakan smartphone yang beredar saat ini.

Samsung Galaxy S20 FE - Belakang

Kamera juga menjadi sasaran percobaan pertama saya. Ternyata, gambar yang dihasilkan dari kamera utamanya memang bagus. Warna yang diberikan cukup akurat dan memiliki tingkat ketajaman yang sangat baik untuk sensor 12 MP.

Pada malam hari, saya mencoba mengambil gambar di lapangan sebelah rumah. Pada jam 20.30, saya mengambil gambar pada lapangan gelap yang tidak memiliki cahaya penerangan. Hasilnya ternyata mengejutkan di mana mode malam pada Samsung Galaxy S20 FE membuahkan hasil yang bagus. Sebagai informasi, ada bagian pohon yang buram dikarenakan tertiup angin yang cukup kencang.

Untuk hands-on kali ini, saya mencoba melakukan benchmarking dengan menggunakan Antutu 8. Hasilnya pun juga cukup baik di mana Samsung Galaxy S20 FE mendapatkan nilai di atas 520 ribu. Hasil seperti ini tentu saja sudah sangat baik jika digunakan untuk bermain game yang cukup berat.

Tentu saja, saya akan melakukan pengujian yang lebih mendalam tentang perangkat yang satu ini. Jadi, ditunggu ya artikel review dari Samsung Galaxy S20 FE di DailySocial.

[Bahas Smartphone] Samsung Galaxy M51, Smartphone dengan Baterai 7.000 mAh

Samsung telah meluncurkan smartphone Galaxy M series terbarunya di Indonesia, yaitu Galaxy M51. Perangkat ini dirancang untuk menemani berbagai aktivitas penggunanya sepanjang hari, dengan tiga pilar utama pada baterai, layar, dan performa.

Ya, fitur paling mencolok pada Galaxy M51 ialah kapasitas baterainya yang mencapai 7.000 mAh. Menurut Samsung, perangkat ini bisa buat telponan hingga 64 jam, atau mendengarkan musik hingga 182 jam, dan hingga 34 jam buat streaming maraton nonton film series, dua season bisa dibabat habis.

DSC06265

Samsung paham betul, baterai jumbo tersebut perlu pasangan yang tepat. Dalam paket penjualannya, Galaxy M51 pun sudah dilengkapi adaptor charger dengan teknologi Super Fast Charging 25W yang dapat mengisi penuh baterai 7.000 mAh dalam waktu kurang lebih 115 menit.

Kabel data yang disertakan sudah menggunakan USB Type-C ke USB Type-C dan dengan kemampuan Wired Powershare, Galaxy M51 bisa berfungsi layaknya power bank. Anda bisa berbagi daya dengan smartphone lain yang menggunakan port USB Type-C.

Nah penggunaan baterai besar tentunya membuat bodinya tidak tipis dan bakal berat, tebalnya di angka 9,5mm dan bobotnya 213 gram. Kalau dibandingkan langsung dengan smartphone keluaran sekarang, memang terlihat tebal tapi menurut saya masih wajar dan justru terasa mantap di tangan.

DSC06268

Selain baterai, aspek layar dan performa menjadi fokus utama dan tak tanggung-tanggung Samsung mencomotnya dari Galaxy A71. Ia mengusung Infinity-O display dengan panel Super AMOLED Plus 6,7 inci, resolusinya 1080×2400 piksel dalam rasio 20:9 dan bentang layarnya diproteksi Gorilla Glass 3.

Sementara, dari sisi performa Galaxy M51 ditenagai oleh chipset Snapdragon 730G. SoC ini memiliki fabrikasi 8nm, mengemas CPU octa-core yang terdiri dari dual-core 2.2GHz Kryo 470 Gold dan hexa-core 1.8GHz Kryo 470 Silver, serta GPU Adreno 618. Beserta RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB.

DSC06267

Kemampuan fotografinya juga identik dengan Galaxy A71, Galaxy M51 dibekali empat unit kamera dengan kamera utama 64MP. Ditemani kamera 12MP dengan lensa ultra wide dan masing-masing 5MP dengan lensa macro dan sebagai depth sensor.

Sebagai smartphone Galaxy M series, Galaxy M51 hanya dijual secara online di e-commerce dan market place online. Tersedia dalam dua opsi warna, black dan white dengan harga Rp5.499.000. Selain merupakan smartphone Samsung dengan kapasitas baterai terbesar yang pernah hadir, ia juga dilengkapi dengan NFC sekaligus menjadikannya sebagai smartphone Galaxy M series pertama yang memilikinya.

Kok bisa murah? Samsung memang berusaha menghadirkan produk dengan value terbaik, namun tentunya ada sejumlah penyesuaian untuk menekan harga. Misalnya dalam paket penjualan Galaxy M51 tidak dilengkapi earphone, antigores, dan case bawaan. Kemudian sensor sidik jarinya berada di sisi samping dan menggunakan One UI Core. Untuk lebih detailnya, tunggu review selengkapnya Samsung Galaxy M51 di Dailysocial.

Hands-on Tablet Kelas Menengah Terbaru Samsung Galaxy Tab A7

Samsung telah meluncurkan tablet terbarunya di Indonesia, bernama Galaxy Tab A7 versi 2020. Tablet kelas menengah ini hadir dengan layar 10,4 inci dan ditenagai oleh chipset Snapdragon 662 yang siap menunjang pekerjaan atau belajar online anak-anak di rumah.

Samsung Galaxy Tab A7 tersedia di Indonesia dalam warna dark gray dan silver dengan harga Rp4.999.000. Pembelian Galaxy Tab A7 hingga 31 Oktober 2020 akan mendapatkan bonus 12 bulan perlindungan dari Samsung Care+ senilai Rp449.000, yang dapat ditukarkan di aplikasi Samsung Gift Indonesia.

Hands-on Samsung Galaxy Tab A7 2020

Samsung-Galaxy-Tab-A7-2

Unit yang coba varian dark gray dengan bezel layar berwarna hitam, sedangkan untuk warna silver punya bezel putih. Desain tepi bezel layarnya simetris dengan ketebalan 10,5mm yang kelihatan agak tebal tapi masih enak dipandang dan justru bermanfaat untuk mengistirahatkan jempol.

Layar 10,4 incinya menggunakan panel IPS beresolusi 1200×2000 piksel. Ukuran yang lapang membuatnya ideal untuk digunakan multitasking hingga menikmati konten multimedia seperti nonton film dan bermain game. Ditambah keluaran audio yang powerful berkat dukungan quad stereo speaker dengan Dolby Atmos.

Samsung-Galaxy-Tab-A7-3

Samsung merancang tablet ini agar optimal digunakan secara landscape, posisi kamera depan 5MP berada di sebelah kanan bagian tengah. Orientasi layar ini lebih nyaman untuk mengikuti video conference dan webinar, isi presentasi atau bahan ajaran dari guru terlihat dan terdengar jelas.

Hadir dengan dimensi 247,6×157,4mm dan ketebalan 7mm, bodi Galaxy Tab A7 tergolong ramping. Bobotnya pun ringan di angka 477 gram saja, meski kerangka dan punggungnya dari metal. Untuk mengoptimalkan fungsionalitasnya, sebaiknya langsung beli flip cover yang bisa berfungsi sebagai stand dan keyboard Bluetooth pihak ketiga.

Samsung-Galaxy-Tab-A7-4

Konektivitas menjadi salah satu keunggulannya, Galaxy Tab A7 dilengkapi jaringan 4G LTE sehingga Anda tidak sepenuhnya bergantung pada WiFi. Anda bisa menyisipkan satu kartu SIM, bisa buat telepon dan juga SMS. Port USB Type-C menjadi konektivitas kabelnya dan juga masih tersedia jack audio 3,5mm.

Tablet Android 10 dengan One UI 2,5 ini juga dibekali sejumlah fitur penting, proses multitasking bisa dilakukan dengan split screen view atau pop-up view. Lalu ada Quick Share untuk membagikan file berukuran besar ke 5 perangkat Galaxy lainnya pada saat bersamaan. Sayangnya, tidak ada antarmuka Samsung Dex yang memberi pengalaman seperti menggunakan desktop.

Juga ada Samsung Kids untuk belajar dan bermain bersama anak. Samsung Kids berisi aplikasi edukasi dan permainan untuk mengasah kreativitas. Untuk anak yang lebih besar, terdapat fitur parental control yang membantu memonitor maupun memahami penggunaan tablet oleh anak secara mendetail. Orang tua dapat mengatur aplikasi apa saja yang dapat dibuka saat tablet digunakan oleh anak, termasuk jam penggunaannya.

Seperti yang disebutkan di atas, Galaxy Tab A7 mengandalkan chipset Snapdragon 662 dengan RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB yang bisa diperluas dengan menyisipkan microSD. Kapasitas baterai 7.040 mAh akan menjaga Galaxy Tab A7 aktif seharian.

Samsung-Galaxy-Tab-A7-5

Sebagai gambaran, hasil benchmark GeekBench 5 memperoleh skor 311 untuk single-core dan multi-core 1383. Performanya memang tidak terlalu ngebut tapi masih bisa menangani komputasi harian dengan cukup baik. SoC ini dibangun pada process technology 11nm dengan AI Angine generasi ke-3 dan mengemas CPU octa-core yang terdiri dari 4×2.0 GHz Kryo 260 Gold, 4×1.8 GHz Kryo 260 Silver, serta GPU Adreno 610.

Di tengah kondisi pandemi, Galaxy Tab A7 akan menjadi perangkat yang serbaguna. Dari memenuhi kebutuhan multimedia, menunjang produktivitas, hingga perangkat keluarga dan alat belajar online anak-anak. Pada rentang harganya, saingan utama Galaxy Tab A7 ialah Huawei MatePad yang memiliki keunggulan aksesori smart keyboard, tapi ia hanya mengandalkan konektivitas WiFi dan tanpa layanan Google Mobile Service.

Harga Samsung Galaxy M51 di Indonesia Diumumkan, Pre-order Dibuka 10 Oktober 2020

Varian baru dari seri Galaxy M kembali menyapa fans Samsung di Indonesia, kali ini dalam wujud smartphone bertenaga besar 7000 mAh, Galaxy M51 yang merupakan smartphone kelas menengah dengan kemampuan menarik.

Continue reading Harga Samsung Galaxy M51 di Indonesia Diumumkan, Pre-order Dibuka 10 Oktober 2020

[Hands-on] Samsung Galaxy Z Fold 2: Resmi Hadir di Indonesia untuk para Luxury Tech

Generasi ketiga smartphone lipat dari Samsung akhirnya tiba di Indonesia. Saat ini, Samsung sedang mengadakan pre-order untuk Samsung Galaxy Z Fold2. Perangkat yang satu ini ternyata membawa teknologi layar yang lebih baru lagi dibandingkan dengan Fold generasi pertama.

Smartphone baru ini ditujukan bagi mereka yang disebut Samsung sebagai luxury tech. Golongan Luxury Tech yaitu mereka yang mengapresiasi inovasi dan kerap menjadi yang pertama dalam mengadopsi teknologi mutakhir, serta memandangnya sebagai sebuah kemewahan untuk mendukung hidup yang lebih baik. Jadi memang pangsa pasar yang dituju sudah berbeda dari Galaxy S dan Note.

Galaxy Z Fold2 - Closed

Perubahan yang cukup bisa saya rasakan adalah pada saat membuka Samsung Galaxy Z Fold2 menjadi tablet. Layarnya tidak lagi kenyal seperti yang ada pada Samsung Galaxy Z Fold pertama. Layar ini bernama Samsung Ultra Thin Glass dengan teknologi DynamicAMOLED 2x, membuatnya menjadi lebih kokoh jika dibandingkan dengan pendahulunya. Di atas layar tersebut sudah ditambahkan sebuah lapisan tahan goresan yang melindungi lapisan utamanya.

Saat tertutup, Z Fold2 terlihat seperti sebuah smartphone dengan layar panjang. Layar Super AMOLED tersebut ternyata sudah menggunakan Gorilla Glass Victus terbaru yang diklaim lebih tahan terhadap benturan. Engsel yang ada pada Z Fold2 juga didesain tersembunyi dan telah diuji sampai 200.000 kali buka tutup.

Samsung Galaxy Z Fold2 juga membawa kemampuan untuk melakukan multi tasking. Dengan menggunakan menu yang ada pada sebelah kanan, membuat pengguna bisa membuka tiga aplikasi sekaligus. Saya beberapa kali mencoba menggunakan Chrome, Gmail, dan Gallery dan tanpa masalah sekalipun.

Galaxy Z Fold2 - Back

Kameranya juga membawa setting yang baru. Pada perangkat ini, Samsung tidak menyematkan kamera dengan resolusi 108MP. Namun, tiga buah kamera dengan resolusi 12 MP ada pada bagian belakangnya. Dua kamera selfie juga terpasang dengan resolusi 10 MP yang terdapat pada bagian depan dan bagian dalamnya.

Samsung Galaxy Z Fold2 memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Qualcomm Snapdragon 865
CPU Kryo 585 Gold 3.09 GHz + 3x Kryo 585 Gold 2.40 GHz + Kryo 585 Silver 1.80 GHz
GPU Adreno 650
Layar Depan 6.2″ Super AMOLED 2260×816 Gorilla Glass Victus
Layar Dalam 7.6” QXGA+ Dynamic AMOLED 2X Display Infinity Flex Display 2208 x 1768 120 Hz
RAM 12 GB
Penyimpanan internal 256 GB UFS 3.1
Dimensi Tertutup 68.0 x 159.2 x 16.8mm
Dimensi Terbuka 128.2 x 159.2 x 6.9mm
Kamera Belakang 12 MP (utama) + 12 MP (Ultrawide) + 12 MP (Telephoto)
Kamera Depan 10 MP
Kamera Dalam 10 MP
Bobot 282 gram
Baterai 4500 mAh

Di Indonesia, Galaxy Z Fold2 dijual dengan harga Rp33.888.000, serta tersedia dalam 2 pilihan warna, Mystic Black dan Mystic Bronze.

Layar Lebih Baik: Tidak lagi was-was

Pada Samsung Galaxy Z Fold pertama, kita mendengar bahwa layar dari smartphone ini sangat mudah rusak. Apalagi, setelah salah satu kanal Youtube memperlihatkan lapisan yang ada pada layar Z Fold justru membuat rusak saat dicabut. Padahal, goresan pada layar kerap terjadi pada saat penggunaan.

Hal tersebut pun saya tanyakan langsung kepada Taufik Furqan selaku Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia. Hal tersebut dikarenakan pada layar dalamnya, sudah terpasang sebuah lapisan anti gores. Dan saat sudah banyak goresan, apakah aman untuk menggantinya sendiri dengan lapisan lain seperti hydrogel.

Galaxy Z Fold2 - Opened

Taufik mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada layar yang diproduksi dengan standar seperti Gorilla Glass untuk yang foldable. Namun, kekuatan layarnya sudah diuji hingga 200 ribu kali buka tutup dan lebih baik dari generasi pertamanya.

Untuk lapisan anti gores yang terpasang, ternyata memang khusus dibuat untuk Samsung UltraThin Glass tersebut. Jadi pada saat ingin menggantinya, Samsung menyarankan untuk menggantinya di service center. Taufik sendiri tidak menyarankan untuk mencabut lapisan tersebut sendiri karena memang sudah disesuaikan dengan ultra thin glass-nya.

Mengapa tidak menggunakan 108 MP?

Samsung memiliki sebuah kebanggaan tersendiri terhadap sensor kamera yang mereka ciptakan. Dengan resolusi sangat tinggi, yaitu 108 MP, kameranya dapat menangkap gambar dengan detail yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Namun ternyata, pada Samsung Galaxy Z Fold2 resolusi kameranya hanya 12 MP saja.

Taufik mengatakan bahwa Fold memang ditujukan kepada para luxury tech dimana yang paling utama adalah penggunaan layar yang lebar. Yang kedua adalah penggunaan multi windows experience yang mampu menampilkan tiga aplikasi sekaligus. Dua faktor ini merupakan yang utama Samsung kembangkan pada Fold.

Galaxy Z Fold2 - Buttons

Selanjutnya adalah hal-hal lain seperti kamera. Walaupun sama-sama menggunakan 12 MP, namun sensor dan hasil gambarnya sudah lebih baik dibandingkan dengan generasi pertamanya. Samsung pun juga membuat kamera ultra wideangle dan telephoto-nya memiliki resolusi yang sama, sehingga membuat kameranya memiliki kelas yang sama dengan lini Galaxy S20.

Hands-On

Saat menerima Samsung Galaxy Z Fold2, saya diberitahukan bahwa smartphone ini hanya untuk demo saja. Dengan aturan IMEI yang diberlakukan, membuat perangkat yang saya dapatkan tidak bisa dipakai untuk melakukan panggilan melalui jaringan seluler.

Sayang memang, waktu yang diberikan oleh Samsung untuk mencoba smartphone ini kurang lama karena pada akhir pekan saya harus mempersiapkan kebutuhan keluarga karena ada acara. Jadi, saya tidak bisa mencobanya dengan mendalam.

Galaxy Z Fold2 - Multitasking

Hal pertama yang saya coba tentu saja layar dalamnya yang sebesar tablet. Saat menyentuhnya, memang yang terasa bukanlah bahan seperti plastik yang ada pada Fold pertama. Kali ini layarnya sudah lebih keras sehingga tidak perlu berhati-hati saat menekannya. Selain itu, saya juga melihat lapisan anti gores pada layar dalamnya tersebut.

Seperti yang sudah dikatakan oleh Taufik, lapisan anti gores ini sudah dibuat khusus untuk Samsung Galaxy Z Fold2. Jika saya memiliki smartphone ini, tentu saja layar dalamnya tidak akan lepas dari lapisan hydrogel yang lebih baik dalam menahan goresan.

Lapisan anti gores yang terpasang di bagian dalamnya ternyata harus sering dilap. Pasalnya, lapisan anti goresnya sangat ramah terhadap sidik jari. Saya harus membersihkannya berkali-kali saat menggunakannya untuk memainkan beberapa game ringan.

Dengan resolusi layarnya yang 22,5:18, membuat tidak semua aplikasi dapat berjalan sesuai dengan dimensi layarnya. Contohnya Instagram, aplikasi ini akan menampilkan dua ruang kosong pada kiri dan kanannya. Jadi, gambar yang ditampilkan sama seperti sebuah smartphone pada posisi portrait.

Galaxy Z Fold2 - Camera fold

Hal kedua yang saya coba tentu saja kameranya. Saat mengambil beberapa gambar, saya melihat hasilnya cukup mengesankan pada layar Fold2. Warna serta ketajamannya cukup baik saat dilihat. Namun, saat gambarnya saya pindah ke laptop, lain lagi ceritanya.

Gambar yang ada terasa sedikit washed out saat di zoom 100%. Hasil seperti ini tentu saja cukup terasa jika dibandingkan dengan hasil dari Galaxy S20. Namun, hari ini (tanggal 29 September 2020) saya mendengar dari seorang rekan media bahwa ada system update yang sepertinya memperbaiki hasil kameranya. Sayang memang, saya tidak sempat mencobanya karena harus dikembalikan.

Mode pengambilan gambar pada Galaxy Z Fold2 juga beragam. Yang pasti, kamera terbaik pada smartphone ini terletak pada bagian belakangnya. Jadi, gunakanlah kamera pada bagian belakangnya untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Hal tersebut termasuk mengambil swafoto.

Galaxy Z Fold2 - Selfie with main cam

Jika mengambil gambar dengan posisi Z Fold2 ditutup, maka pengoperasiannya dilakukan pada layar luarnya. Saat dibuka, pengoperasian akan dilaksanakan pada layar bagian dalamnya. Dan jika layarnya ditekuk 90 derajat, maka bagian yang berdiri akan menjadi viewfinder dan bagian yang tertidur akan menjadi ruang untuk tombol dan galeri foto.

Satu hal yang menurut saya menarik adalah pengambilan gambar swafoto dengan kamera belakang. Yang saya lakukan adalah menekan tombol pada bagian kiri atas yang hanya bertuliskan off. Klik tombol tersebut dan baliklah Z Fold2 tersebut, maka layar depan akan menampilkan gambar dari kamera utamanya. Hasilnya? Sebuah foto selfie berukuran 12 MP terbaik yang bisa diberikan oleh Galaxy Z Fold2.

Hal ketiga adalah melakukan benchmarking. Pada Galaxy Z Fold2, saya sudah melakukan benchmark dengan dua aplikasi, yaitu Antutu dan GeekBench 5. Hasilnya pun menakjubkan dan bahkan lebih cepat dari seri Galaxy S dan Note yang dikeluarkan di Indonesia. Berikut adalah hasilnya

Galaxy Z Fold2 - Antutu Galaxy Z Fold2 - GeekBench 5

Sayang memang, waktu yang diberikan oleh Samsung cukup sempit sehingga saya tidak bisa melakukan pengujian lain seperti bermain game. Mungkin suatu saat nanti, Samsung bakal meminjamkan kembali Galaxy Z Fold2 untuk diuji secara mendalam. Overall, saya puas bisa menjadi sultan dalam waktu tiga hari.

Samsung Galaxy Tab Active3 Diperkenalkan, Tablet Tangguh untuk Bekerja di Lapangan

Samsung telah mengumumkan tablet tangguh bernama Galaxy Tab Active3 yang dirancang untuk para pekerja di lapangan. Tablet ini dilengkapi rugged case yang memungkinkannya dapat bertahan saat terjatuh dari ketinggian hingga 1,5 meter.

Bahkan bila tanpa casing pun dikatakan Galaxy Tab Active3 dapat bertahan saat jatuh pada permukaan datar dari ketinggian 1,2 meter. Tubuhnya sendiri sudah tahan terhadap debu dan air dengan sertifikasi IP68 dan MIL-STD-810H, memastikan dapat bekerja dalam kondisi cuaca hujan maupun di bawah teriknya matahari.

Layar berukuran 8 inci beresolusi 1920×1200 pikselnya dirancang untuk dioperasikan dengan sarung tangan, ada opsinya di dalam pengaturan. Namun bila sarung tangannya terlalu tebal, Galaxy Tab Active3 juga dilengkapi S Pen.

galaxy_tab_active3_s_pen

Aksesori stylus bawaan tersebut bisa disisipkan di bagian atas casing tablet dan juga juga bersertifikat IP68. Tombol navigasinya masih berbentuk fisik, ada tombol home, back, dan task switcher.

Dalam hal spesifikasi, Galaxy Tab Active3 ditenagai oleh chipset Exynos 9810. Berpasangan dengan RAM 4GB dan penyimpanan internal 64GB atau 128GB yang dapat diperluas melalui microSD.

Adapun sistem operasi yang digunakan Android 10 dengan mode Samsung Dex untuk pengalaman seperti menggunakan desktop dengan perlindungan keamanan Samsung Knox. Samsung menjanjikan pembaruan OS Android hingga tiga generasi.

Otentikasi biometriknya mengandalkan fingerprint reader dan face recognition dengan kamera depan 5MP. Sementara, kamera belakangnya 13MP yang telah dioptimalkan untuk pemindaian barcode.

galaxy_tab_active3_front_dl2

Baterai 5.050 mAh miliknya dapat dilepas, didukung pengisian cepat melalui pin USB atau POGO, dan juga dapat digunakan tanpa baterai saat terhubung dengan aksesori sumber daya khusus.

Samsung Galaxy Tab Active3 akan tersedia di negara tertentu di Eropa dan Asia, harga dan ketersediaannya akan diumumkan kemudian. Ada versi dengan konektivitas LTE dan versi WiFi saja.

Sumber: GSMArena

[Hands On] Samsung Galaxy Watch 3 Diluncurkan, Dukung Indonesia Sehat

Ternyata pada masa pandemi seperti saat ini, tidak menyurutkan niat Samsung untuk meluncurkan produk jam tangan pintar baru. Saat ini, Samsung sudah memiliki Galaxy Watch 3 yang memiliki feature kesehatan baru. Peluncuran ini diadakan di Indonesia pada tanggal 23 September 2020 secara streaming melalui Zoom.

Fitur paling baru yang dimiliki oleh Samsung Galaxy Watch 3 adalah Blood Oxygen atau SpO2. SpO2 atau yang sering disebut dengan oxymeter akan mengukur dan memantau saturasi oksigen di dalam darah. Pengukuran SpO2 cukup diminati saat ini karena kaarnya bisa menjadi salah satu langkah awal dalam mendeteksi penyakit Covid-19. Samsung sendiri mengatakan jika hasilnya di bawah 90%, pengguna bisa langsung melakukan pemeriksaan di rumah sakit.

Samsung Galaxy Watch 3 - Button

Samsung Galaxy Watch 3 juga menawarkan VO2max yang akan mengukur konsumsi oksigen saat melakukan olah raga. Selain itu, mereka yang suka olah raga lari juga bisa mendapatkan analisa langsung dari fitur Running Analysis. Untuk yang gemar dengan fitness, Samsung juga memiliki 120 video latihan yang bisa dihubungkan dengan smartphone dan smartTV.

Fitur terbaru yang dapat membantu mereka yang sudah manula adalah fall detection. Jam tangan pintar ini akan mendeteksi pada saat sang pemakainya jatuh. Saat terdeteksi jatuh, maka jam tangan ini akan langsung memberitahukan kontak SOS yang sudah ditetapkan sehingga bisa langsung mendapatkan perhatian.

Samsung Galaxy Watch 3 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Exynos 9110 Dual core 1.15 GHz
Layar 360 x 360 Super AMOLED, Full Color Always On Display, Corning® Gorilla® Glass DX
Baterai 45mm: 340mAh / 41mm: 247mAh WPC-based wireless charging
OS Tizen Based Wearable OS 5.5
Memori 1GB RAM + 8GB internal storage
Konektivitas Bluetooth v5.0, Wi-Fi b/g/n, NFC, GPS/Glonass/Beidou/Galileo
Durabilitas 5ATM + IP68 / MIL-STD-810G

Galaxy Watch 3 Stainless Steel tersedia dalam ukuran 41mm dan 45mm. Varian Galaxy Watch 3 41mm dijual dengan harga Rp. 5.999.000, dan varian 45mm tersedia dengan harga Rp. 6.299.000. Galaxy Watch 3 Titanium 45mm dijual dengan harga Rp 8.499.000.

Belum ada Blood Pressure

Pada saat peluncuran globalnya, Samsung mengatakan bahwa Galaxy Watch 3 bakal hadir dengan fitur blood pressure. Fitur ini tentu saja sangat berguna untuk mengukur tekanan darah dan bisa membuat penggunanya mengambil langkah awal dalam sebuah pengobatan. Sayangnya, saat saya mencoba jam tangan pintar ini, fitur pengukur tekanan darah tersebut tidak tersedia.

Samsung Galaxy Watch 3 - Bawah

Leo Hendarto Marathon, Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia mengatakan bahwa secara hardware, alat pengukur tekanan darah memang sudah ada pada Samsung Galaxy Watch 3, namun saat ini baru diluncurkan di beberapa negara saja. Untuk Indonesia sendiri fitur ini bakal menyusul, namun untuk waktunya masih belum ditentukan. Nantinya pengguna akan diberitahukan dengan notifikasi melalui pembaruan software.

Saya sendiri adalah orang yang sering mengukur tekanan darah. Hal ini tentu saja sangat diperlukan untuk mendeteksi awal penyakit yang ada dalam tubuh. Sayangnya, fitur ini juga dijanjikan hadir pada versi Samsung Galaxy Watch pendahulunya dan sepertinya belum hadir sampai saat ini.

Hands-on: Keren namun feel-nya masih sama

Untuk mendapatkan gambar dengan lebih baik, Samsung pun mengirimkan Samsung Galaxy Watch 3 45 mm Stainless Steel. Saat pertama kali mencobanya, ternyata baterai yang ada pada jam tangan pintar ini sudah habis. Saya pun mencoba melakukan pengisian baterai.

Masalah awal yang terjadi adalah jam tangan pintar ini tidak bisa diisi ulang dengan menggunakan power bank saya yang mendukung wireless charging. Selain itu, saat mengisi ulang dengan menancapkan perangkat isi ulang bawaannya pada power bank, jam tangan ini menolak untuk menyala. Saya baru bisa mengisi ulang Samsung Galaxy Watch 3 saat menghubungkannya ke laptop.

Samsung Galaxy Watch 3 - on Hand

Pengisian baterai pada jam tangan ini memakan waktu yang cukup lama, mungkin karena mengambil daya dari laptop. Dan setelah pemakaian dua hari, baterainya sudah terpotong lebih dari 50%-nya. Itu pun saya gunakan dengan menyambungkan WiFi ke router.

Saya menemukan satu masalah pada jam tangan pintar ini. Saat mencoba melakukan deteksi SpO2, sepertinya posisi tangan harus pas. Dari 10 kali percobaan, mungkin hanya 3x saya berhasil mendapatkan hasil persentasi kadar oksigen. Itu pun hasilnya cukup variatif dari angka 95% hingga 98%.

Pengukuran detak jantung serta level stres berlangsung dengan sangat lancar. Dari 5 kali pengujian yang dilakukan, tidak satu pun ada yang gagal. Dan sekali lagi, rasa penasaran saya harus tetap tertahan karena pengukuran tekanan darah belum ada pada Samsung Galaxy Watch 3.

Samsung Galaxy Watch 3 - Charger

Bagi yang sebelumnya sudah memiliki seri Samsung Galaxy Watch, tentu saja tidak akan merasakan kesulitan pada saat menggunakan seri ke-3 nya ini. Hal tersebut dikarenakan semua menu dan tombol yang ada hampir tidak berbeda dengan seri sebelumnya.

Satu hal yang ingin saya coba sebenarnya adalah ketahanan didalam air. Sayangnya pada masa PSBB ini, DailySocial menerapkan sistem kerja di rumah. Dan di rumah saya tidak ada kolam renang 😁😁.

Sayangnya, perangkat ini tidak akan berlama-lama saya pegang. Produk ini pun sebentar lagi akan diambil sehingga saya tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk mencoba semuanya. Well, setidaknya saya sudah mencoba menggunakan jam tangan yang menurut saya keren ini.

Samsung Merilis Galaxy S20 FE, Sudah Bisa Dipesan di Indonesia

Trio smartphone flagship Samsung Galaxy S20 series secara resmi hadir di Indonesia pada awal bulan Maret 2020. Saat itu PSBB Jakarta belum diberlakukan, saya pun masih berkesempatan mengikuti rangkaian acara experience dan menjajal kecanggihan kameranya.

Setengah tahun lebih berselang, kini Samsung memperkenalkan satu lagi anggota keluarga Galaxy S20 series baru yaitu versi Fan Edition (FE). Kalau saya amati memang ada beberapa penyesuaian spesifikasi dibanding Galaxy S20 original, tetapi masih menggunakan chipset yang sama.

Samsung juga mempertahankan sejumlah fitur premium yang menjadi ciri khas Galaxy S20 series. Tentu saja, kemasan anyar ini dibanderol dengan harga lebih terjangkau.

Super AMOLED 120Hz

Samsung Galaxy S20 FE (4)

Dari sisi layar, Galaxy S20 FE masih dibekali panel dengan refresh rate tinggi 120Hz dalam desain Infinity-O. Ukuran layarnya 6,5 inci dalam aspek rasio 20:9, lebih besar dibanding Galaxy S20 (6,2 inci) tapi lebih kecil dibanding versi Plus-nya (6,7 inci).

Perbedaannya layar Galaxy S20 FE tidak menggunakan Dynamic AMOLED 2X, melainkan Super AMOLED standar meskipun tetap memiliki refresh rate 120Hz dan membawa dukungan HDR10+. Resolusi layarnya juga dipangkas menjadi 1080×2400 piksel dari 1440×3200 piksel.

Selain itu, bodi Galaxy S20 FE tetap tahan air dan debu dengan sertifikasi IP68. Sasisnya dari aluminium, bagian punggungnya dari plastik tetapi dengan efek textured haze yang premium untuk dapat meminimalisir noda dan bekas sidik jari, serta diproteksi oleh Gorilla Glass 3 pada bagian depan.

Kemampuan Kamera

Terdapat tiga unit kamera di punggung Galaxy S20 FE, yang istimewa kamera utamanya sama seperti kakaknya yaitu 12MP f/1.8 dengan ukuran sensor 1/1.76″, piksel 1.8µm, serta dilengkapi sistem Dual Pixel PDAF dan OIS.

Ditemani kamera 12MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 13mm yang menyuguhkan bidang pandang 123 derajat. Yang berbeda ialah kamera telephoto-nya, Galaxy S20 FE mengandalkan kamera 8MP f/2.0 dengan lensa telephoto 73mm yang memberikan kemampuan memperbesar gambar 3x optical zoom dan 30x space zoom. Sementara, para saudaranya menggunakan lensa telephoto dengan resolusi 64MP.

Selain itu, Galaxy S20 FE juga tidak memiliki kemampuan perekam video 8K dan hanya sebatas 4K. Kamera depannya juga berbeda, resolusinya lebih tinggi yaitu 32MP f/2.0 daripada 10MP f/2.2.

Paling Terjangkau

Smartphone Android 10 dengan sentuhan One UI 2.5 ini mengandalkan chipset yang sama seperti tiga saudaranya, Exynos 990 dan dijanjikan akan mendapatkan pembaruan operating system (OS) Android hingga 3 generasi.  Ada juga versi 5G dengan chipset Snapdragon 865, tetapi yang tersedia di Indonesia ialah versi LTE dengan Exynos 990 dengan RAM 8GB dan memori internal 128GB, serta baterai 4.500 mAh dengan fast charging 15W dan Wireless PowerShare.

Samsung Galaxy S20 FE (3)

Terakhir bagian terbaik dari Galaxy S20 FE adalah harganya yang paling terjangkau diantara para saudaranya. Pre-order untuk Galaxy S20 FE di Indonesia sudah dibuka dengan harga Rp9.999.000, mulai dari tanggal 24 September sampai tanggal 8 oktober 2020 dengan bonus Galaxy Fit2, wireless charger, dan clear view smart cover serta cahsback bank hingga Rp500.000.

Tersedia dalam opsi warna Cloud Red, Cloud Orange, Cloud Lavender, Cloud Mint, Cloud Navy dan Cloud White. Informasi lebih lengkap mengenai promo pre-order Samsung Galaxy S20 FE bisa diikuti di tautan ini.