The Settlers Versi Reboot Siap Menyapa Para Penggemar Game RTS pada Bulan Maret

The Settlers, seri game RTS lawas yang cukup populer di tahun 90-an, bakal kembali menyapa para penggemar game strategi tahun ini. Setelah mengalami beberapa penundaan, reboot The Settlers ini akan resmi meluncur pada tanggal 17 Maret 2022 mendatang.

Tanpa menghitung sejumlah judul spin-off-nya, total ada tujuh game The Settlers yang diluncurkan dari tahun 1993 sampai 2010, sebelum akhirnya franchise ini vakum selama satu dekade lebih. Di tahun 2014, Ubisoft sebenarnya sempat menggarap game The Settlers yang ke-8, akan tetapi game tersebut batal dirilis setelah menerima respons negatif selama masa pengujian closed beta-nya.

The Settlers versi reboot ini pertama kali diumumkan pada event Gamescom 2018, dengan rencana awal perilisan di tahun 2019. Jadwalnya lalu mundur hingga kuartal ketiga 2020, namun seperti yang kita tahu, pandemi COVID-19 melanda, dan di bulan Juli 2020 Ubisoft memutuskan untuk kembali menundanya. Well, semoga saja kali ini tidak mundur lagi.

Dibandingkan game-game RTS lain, The Settlers memang tidak terlalu mengedepankan aspek kompetitif dan bisa dimainkan secara cukup santai. Hal ini semakin dimantapkan berkat visualnya yang apik dan mendetail, dan di versi reboot-nya ini, The Settlers digarap menggunakan engine Snowdrop yang terkenal punya visual beserta tingkat detail yang memukau.

Selain campaign dengan cerita yang mendalam, The Settlers juga menawarkan beberapa mode permainan lain seperti mode skirmish dan onslaught, termasuk halnya mode multiplayer yang mendukung hingga 8 pemain. Ada tiga faksi berbeda yang dapat dimainkan — Elari, Maru, dan Jorn — serta beberapa bioma yang bisa dieksplorasi di The Settlers.

Bagi yang sudah tidak sabar dan ingin segera memainkannya, Anda bisa mengikuti program pengujian closed beta The Settlers yang akan segera berlangsung mulai tanggal 20 sampai 24 Januari 2022. Selama masa closed beta, hanya ada mode skirmish 1v1 dan 2v2 yang bisa dimainkan di dua map yang berbeda. Kalau tertarik, Anda bisa mendaftarkan diri di situs resminya.

Sumber: PC Gamer dan Ubisoft.

Sekuel Game Strategi, Frostpunk 2 Akhirnya Diumumkan

Frostpunk mungkin menjadi salah satu game strategi – survival yang memiliki konsep dan tema unik yang membuat game-nya memorable bagi banyak gamer. Meminta para pemain untuk membangun kota sekaligus bertahan hidup dengan kondisi badai salju ektrim memang memberikan pengalaman berbeda.

Dan 3 tahun setelah game pertamanya dirilis, pengembang 11 Bit Studios akhirnya mengumumkan keberadaan sekuel dari game tersebut yang diberi judul Frostpunk 2. Bersamaan dengan pengumumannya di berbagai akun media sosial-nya, 11 Bit Studios juga menunjukkan trailer perdana untuk game ini.

Untuk sekuelnya ini, Frostpunk akan mengambil latar waktu 30 tahun setelah badai salju besar mematikan yang datang di akhir campaign original Frostpunk. Dan selama jeda waktu 30 tahun tersebut kehidupan di dalam Frostpunk sudah berkembang maju.

Bila di game sebelumnya, pemain mengharuskan para pemain untuk membangun kehidupan masyarakat di sekitar mesin bertenaga batu bara. Maka dalam sekuelnya para pemain akan sekali lagi memimpin sekelompok penyintas untuk membangun peradaban yang kini berkutat kepada minyak bumi.

Teaser perdananya sangat singkat dan berfokus pada adegan sinematik untuk membangun pondasi cerita dari game-nya nanti. Dengan narasi yang menunjukkan bagaimana kondisi masyarakat yang mampu selamat dari badai salju mematikan yang terjadi, pemain akan menjadi pimpinan baru untuk memimpin koloni yang ada untuk bertahan hidup yang kini semakin kompleks.

Meskipun tidak ditampilkan dalam teaser-nya, namun dalam deskripsinya diceritakan bahwa perkembangan dan pergantian yang terjadi tersebut juga membawa masalah baru. Karena, tidak semua orang menyambut arah baru tersebut. Sebagai pimpinan, pemain nantinya akan dihadapkah dengan beberapa faksi yang memiliki kemaunan dan ekspektasinya masing-masing.

Seperti sebelumnya, pemain akan berusaha menjaga orang-orang yang ada tetap bisa bertahan hidup dari berbagai masalah. Mulai dari cuaca dingin yang terus membahayakan, sumber daya minyak yang harus diatur. Sekaligus menyatukan berbagai macam masyarakat yang hidup di dalamnya untuk tetap bersatu dan bersiap untuk menghadapi ancaman dari luar.

Frostpunk 2 menjadi salah satu dari 3 pengumuman baru dari pengembang 11 Bit Studio. Sayangnya, Frostpunk 2 masih belum memiliki tanggal rilis pasti. Namun para pemain dapat menunggu game ini nantinya dirilis untuk PC lewat Steam, Epic Game Store, maupun GOG.

Dirilis 13 Agustus 2020, Total War Saga: Troy Bisa Didapat Secara Gratis di Hari Pertamanya

Kabar gembira bagi para penggemar seri game strategi Total War. Judul terbarunya yang diumumkan tahun lalu, Total War Saga: Troy, akhirnya mendapat jadwal rilis pasti, yakni 13 Agustus 2020 melalui platform Epic Games Store.

Eksklusif? Ya, tim Creative Assembly dan Sega selaku publisher sekaligus perusahaan induknya rupanya telah meneken kontrak agar game ini bisa menjadi penawaran eksklusif Epic Games Store selama satu tahun pasca perilisannya. Namun kabar baiknya adalah, Total War Saga: Troy bisa didapatkan secara cuma-cuma di hari pertama peluncurannya.

Jadi jangan lupa catat di kalender dan buat reminder, sebab periode gratisan ini hanya berlaku selama 24 jam pertama. Menurut pengembangnya, ini merupakan kado yang sangat istimewa bagi franchise Total War, yang bakal merayakan ulang tahun ke-20 tidak lama lagi.

Total War Saga: Troy

Total War Saga: Troy terbilang unik karena ia mencoba meleburkan sejumlah elemen mitologi ke dalam peristiwa sejarah yang, hingga saat ini, juga masih dipertanyakan kebenarannya. Dalam naskah aslinya, kisah Perang Troya banyak diselipi elemen supranatural, seperti misalnya makhluk-makhluk mitos macam minotaur dan centaur.

Menariknya, seperti dijelaskan secara mendetail oleh tim Creative Assembly, mereka punya interpretasinya sendiri akan elemen mitologi di game ini. Ketimbang menggambarkan minotaur sebagai seekor banteng bertubuh manusia, game menyajikannya sekadar sebagai prajurit bertubuh besar yang mengenakan tengkorak banteng sebagai topeng.

Demikian pula untuk centaur, yang dalam game ini tidak lebih dari sekadar pasukan berkuda ketimbang makhluk campuran manusia dan kuda. Di sini bisa kita lihat bahwa Creative Assembly masih lebih memprioritaskan aspek sejarah, selagi di saat yang sama mencoba menambahkan bumbu penyedap guna meningkatkan keasyikan bermain.

Sumber: PC Gamer dan Creative Assembly.

Publisher Cities: Skyline Bakal Buka Studio Baru di Spanyol, Dinamai Paradox Tinto

Paradox Interactive, perusahaan di balik Age of Wonders: Planetfall dan Cities: Skyline, baru saja mengumumkan bahwa mereka akan membuka studio baru di Barcelona, Spanyol. Studio tersebut akan dinamai Paradox Tinto. Paradox Interactive sendiri bermarkas di Stockholm, Swedia. Selain di Swedia, mereka juga membuka kantor di dua negara lain, yaitu Amerika Serikat (Berkeley dan Seattle) serta Belanda (Delft). Dengan ini, Paradox memiliki 7 studio di 4 negara. Keputusan Paradox untuk membuat studio baru berarti munculnya lowongan baru di industri game.

“Kesuksesan studio kami dalam beberapa tahun belakangan memungkinkan kami untuk terus mencoba ide baru. Hal ini juga membuat kami menjadi lebih ambisius sehingga sekarang, kami tengah mengembangkan lebih banyak game,” kata Chief Operating Officer Paradox, Charlotta Nilsson, menurut laporan VentureBeat. “Saat ini, kami membuka sekitar 70 lowongan baru di 7 studio kami. Pada 2020 saja, kami berencana menambahkan kurang lebih 200 pegawai baru.”

Paradox Interactive masuk dalam daftar 10 publisher terbaik versi Metacritic. Paradox mengkhususkan diri dalam membuat game ber-genre strategi. Beberapa franchise game strategi buatan Paradox antara lain Crusader Kings dan Europa Universalis. Untuk memimpin studio barunya, Paradox menunjuk Johan Andersson, kreator Europa Universalis yang telah bekerja di perusahaan selama lebih dari 25 tahun. Tugas pertama Paradox Tinto adalah mengembangkan franchise Europa Universalis. Sementara di masa depan, mereka akan ditugaskan untuk mengembangkan game-game strategi lain.

“Saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan pada saya untuk membuat studio baru di lokasi baru, memungkinkan saya untuk menggunakan semua pengetahuan yang telah saya dapatkan dalam membuat game selama bertahun-tahun,” kata Andersson, seperti dikutip dari Gematsu. “Tujuan saya adalah membuat tim dan membangun studio dari nol untuk terus mengembangkan merek Europa Universalis dan di masa depan, membuat game-game strategi baru.”

Sumber header: Twitter

Command & Conquer Remastered Janjikan Dukungan Modding yang Sangat Lengkap

Selagi bersabar menunggu perilisan Command & Conquer Remastered Collection pada tanggal 5 Juni mendatang, banyak dari penggemarnya yang juga menanti jawaban atas pertanyaan mereka seputar modding. Mereka penasaran apakah C&C Remastered bakal mendukung modding atau tidak.

Jim Vessella yang menjabat sebagai produser akhirnya angkat bicara, dan jawabannya benar-benar tidak mengecewakan. C&C Remastered bakal mendukung modding, dan lebih istimewa lagi, EA juga akan merilis source code-nya di bawah lisensi open-source GPL versi 3.0.

Akses langsung terhadap source code berarti komunitas modder bisa berkreasi dengan lebih leluasa. Berbagai perubahan gameplay yang signifikan dapat mereka terapkan, demikian pula kebebasan untuk menciptakan unit-unit pasukan baru, lengkap dengan aset grafik barunya pula.

Guna menggambarkan keleluasaan yang bakal didapatkan para modder, developer Petroglyph memamerkan satu unit pasukan baru yang cukup unik, yakni Nuke Tank yang merupakan hasil perkawinan Brotherhood of Nod dan Mammoth Tank. Nuke Tank nantinya bisa dimainkan dengan meng-install mod-nya.

Nuke Tank, contoh unit pasukan baru hasil modding / EA
Nuke Tank, contoh unit pasukan baru hasil modding / EA

Untuk mengunduh dan meng-install mod maupun custom map, pemain bisa memanfaatkan fitur Steam Workshop. Buat pemain yang membeli C&C Remastered via Origin, bakal ada menu dalam game untuk mengakses langsung beragam mod dan custom map dari komunitas.

Modding mungkin terkesan tidak penting buat sebagian pemain, tapi sering kali modding berperan besar dalam memperpanjang umur suatu game. Lihat saja The Elder Scrolls V: Skyrim, Grand Theft Auto V, atau The Witcher 3 yang hingga kini masih sangat aktif komunitas modding-nya, dan pada akhirnya mengundang banyak pemain untuk kembali memainkannya lagi.

Dalam konteks game strategi, kita tentunya tidak boleh lupa bahwa Dota 2 yang memopulerkan genre MOBA berawal dari sebuah mod untuk Warcraft III.

Sumber: EA via PC Gamer.

Before We Leave Ialah Game City Building Santai dengan Elemen Eksplorasi Luar Angkasa

Sepintas, game di atas kelihatan mirip seperti seri Civilization berkat tampilan serba heksagonalnya. Namun game berjudul Before We Leave ini rupanya masuk kategori city building, jauh lebih santai ketimbang seri Civilization maupun game 4X lain.

Yang unik dari game ini adalah adanya elemen eksplorasi, bahkan eksplorasi luar angkasa sekaligus. Salah satu ancaman terbesar dalam Before We Leave juga datang dari antariksa, spesifiknya seekor makhluk mirip paus tapi yang kerjanya menelan planet demi planet. Peradaban yang dibangun pada dasarnya harus disiapkan untuk menghadapi tantangan ini.

Before We Leave

Tidak ada peperangan dalam Before We Leave. Tidak ada faksi/bangsa lain yang berkompetisi. Sepintas premisnya terdengar seperti Frostpunk; peradaban yang dibangun ulang merupakan sisa yang selamat dari bencana alam, tapi saya menduga elemen survival-nya tidak seekstrem salah satu game favorit saya itu.

Seiring teritori meluas, pemain bakal menemukan sejumlah teknologi peninggalan perabadan sebelumnya. Saya menebak warisan-warisan inilah yang dapat dimanfaatkan untuk mengusir si space whale itu tadi, dan di sinilah elemen strategi mulai ditonjolkan.

Before We Leave

Jujur konsep yang ditawarkan cukup menarik, terutama jika Anda suka dengan gamegame seperti Cities Skylines, Frostpunk dan Civilization. Di tengah banyaknya game penuh kekerasan (Doom Eternal, Borderlands 3, dll) yang kita mainkan selama masa swakarantina, mungkin game bangun-membangun yang santai seperti inilah yang kita butuhkan.

Before We Leave merupakan game perdana bikinan Balancing Monkey Games, sebuah studio indie asal Selandia Baru. Permainan ini sudah dikerjakan sejak 2017, dan rencananya akan dirilis di Epic Games Store pada tanggal 8 Mei 2020 nanti.

Sumber: The Escapist.

Old World Adalah Game 4X Baru dari Lead Designer Civilization IV

Dua tahun lalu, beredar kabar bahwa lead designer Civilization IV, Soren Johnson, sedang mengerjakan game 4X baru berjudul 10 Crowns. Game itu sudah semakin dekat dengan peluncuran, akan tetapi judulnya sekarang diganti menjadi Old World.

Old World kabarnya bakal dirilis sebelum musim panas (pertengahan Juni) di Epic Games Store, tapi statusnya masih Early Access. Tujuannya adalah supaya pengembangnya bisa semakin menyempurnakan Old World berdasarkan input langsung dari para pemain.

Old World

Seperti seri Civilization, Old World menempatkan pemain sebagai seorang pemimpin bangsa di peradaban kuno. Yang membuatnya berbeda adalah, karakter yang pemain pilih di sini bisa mati karena usia. Setiap turn sama dengan satu tahun berlalu dalam Old World, dan ketika tokoh pemimpin yang dipilih sudah bertambah tua, saatnya mewariskan kekuasaan ke garis keturunannya.

Perbedaan ini menuntut mekanisme turn-based yang agak berbeda. Kalau di Civilization kita bisa menggerakkan setiap unit di tiap turn, di Old World tidak sesimpel itu. Ada satu resource baru bernama Orders, dan pemain hanya mempunyai jumlah Orders yang terbatas di setiap turn.

Nyaris semua aksi yang dilakukan dalam Old World membutuhkan Orders, bahkan yang sesederhana mendirikan bangunan baru sekalipun. Sistem Orders sejatinya bakal menuntut pemikiran yang lebih strategis, sebab pemain harus benar-benar paham dampak dari aksi yang mereka ambil di tiap turn.

Old World

Juga tidak kalah menarik adalah sistem Dynamic Events yang Old World siapkan. Dari waktu ke waktu, akan muncul sejumlah peristiwa unik berdasarkan progress permainan. Sebagian besar peristiwanya diambil langsung dari buku sejarah, sebagian lainnya bisa sesimpel memilih jurusan pendidikan yang harus diambil oleh garis keturunan sang pemimpin.

Pengembangnya bilang sejauh ini mereka sudah menyiapkan lebih dari 1.200 peristiwa yang dapat muncul kapan saja, dan mereka memprediksi jumlahnya bisa bertambah menjadi 2.000 peristiwa menjelang perilisan versi final Old World nanti. Lebih lanjut, pengembangnya juga bakal mempersilakan komunitas modder untuk menciptakan peristiwa-peristiwa baru.

Old World sepintas terdengar mirip seperti Civilization, dan tidak bisa dipungkiri banyak terinspirasi oleh permainan garapan Firaxis Games tersebut. Kendati demikian, sejumlah inovasi yang Old World terapkan pada mekanisme 4X semestinya bisa menjadi daya tarik tersendiri di mata penggemar game strategi.

Sumber: PC Gamer 1, 2.

Chimera Squad Ialah Spin-Off Sekaligus ‘Penerus’ Seri XCOM

Kesuksesan reboot XCOM memicu lahirnya rentetan permainan strategi turn-based generasi baru, contohnya Phoenix Point, Mutant Year Zero, Phantom Doctrine hingga Battletech. Tapi sejauh ini, game yang betul-betul layak jadi penerusnya hanyalah XCOM 2. Banyak fans berharap agar Gears Tactics betul-betul mengesankan seperti janji Xbox Game Studios, namun kabar baiknya, kita juga mendapatkan satu alternatif lagi.

Secara tiba-tiba, Firaxis mengumumkan ‘babak selanjutnya’ dari seri XCOM yang mereka namai Chimera Squad. Konsepnya cukup menarik karena XCOM: Chimera Squad bukanlah sekuel ataupun expansion pack. Ia merupakan spin-off sekaligus penerus kisah XCOM 2. Chimera Squad bukan hanya digarap buat para fans XCOM, namun juga diracik sebagai gerbang masuk bagi pendatang baru ke franchise ini.

Ketika dua game XCOM sebelumnya difokuskan pada perjuangan manusia melawan penindasan alien, latar belakang Chimera Squad sedikit berbeda. Lima tahun telah berlalu setelah pemerintah bayangan Advent berhasil ditumbangkan, dan manusia serta alien akhirnya dapat hidup harmonis. Kini mereka harus membangun ulang peradaban yang sebelumnya berantakan akibat konflik. Chimera Squad ialah nama dari pasukan khusus antar-spesies penjaga keamanan Kota 31.

Di XCOM: Chimera Squad, pemain akan mengendalikan dan mengelola tim berisi 11 agen (semuanya didesain oleh Firaxis). Game tetap mempertahankan formula strategi turn-based khas XCOM, namun ada banyak hal yang dimodifikasi developer. Perbedaan karakteristik, latar belakang, serta kemampuan unik masing-masing agen sengaja diusung untuk memberi warna pada tim. Pendekatan ini kabarnya terinspirasi dari expansion pack XCOM 2: War of the Chosen.

Sejumlah perubahan lain juga lebih fundamental. Ketika misi dimulai, pemain dipersilakan memilih lokasi penerjunan pasukan – developer menyebutnya Breach Mode. Beberapa tempat bisa diinfiltrasi oleh agen tertentu, dan tiap pilihan punya keuntungan dan kekurangannya sendiri. Perbedaan selanjutnya terletak pada bagaimana turn diterapkan. Sewaktu perintah dieksekusi, agen Chimera dan pasukan musuh akan beraksi bersama-sama; tidak bergantian seperti sebelumnya.

Dan karena tiap anggota Chimera Squad merupakan bagian dari narasi permainan (mereka akan berinteraksi dengan sesamanya), Firaxis juga menghilangkan sistem permadeath (kematian permanen). Saat seorang agen tumbang di tengah misi, rekannya harus menstabilkan kondisinya. Jika gagal, misi tersebut akan gagal. Kondisi ini berbeda dari game sebelumnya, ketika misi bisa diselesaikan meski hanya tersisa satu orang di tim Anda.

XCOM Chimera Squad 1

Hal menarik lain dari Chimera Squad adalah cara 2K Games menyajikannya. Terlepas dari kontennya yang orisinal, permainan dijajakan di harga expansion pack. Saat dirilis di tanggal 24 April nanti, Anda bisa memilikinya cukup dengan mengeluarkan uang Rp 105 ribu. Harganya akan naik jadi Rp 210 ribu di tanggal 2 Mei 2020. Buat sekarang, game baru tersedia untuk Windows PC via Steam.

Via US Gamer.

 

Game Total War Berikutnya Akan Bawa Anda ke Masa Perang Troya

Di antara begitu banyaknya jenis permainan, genre strategi ialah spesies yang mulai punah. Dari tahun ke tahun, kuantitas perilisan game strategi terus menurun. Sudah dua tahun berlalu sejak Age of Empires IV diumumkan tanpa ada update info apapun, dan kini banyak penggemar strategi menyandarkan harapannya pada tim The Creative Assembly selaku pencipta seri Total War.

Seri ini melakukan debutnya 19 tahun silam lewat peluncuran Shogun di PC. Ciri khas utama Total War adalah kombinasi gameplay antara strategi turn-based dengan skenario pertempuran real-time berskala raksasa, menantang Anda untuk memimpin ribuan prajurit di saat yang bersamaan. Total War umumnya selalu mengangkat tema sejarah (dengan Warhammer sebagai perkecualian). Tapi kali ini, Creative Assembly mencoba membawa kita ke masa ketika sejarah dan mitos tercampur aduk.

Minggu ini, studio asal Inggris itu resmi mengumumkan A Total War Saga: Troy. Seperti yang bisa diterka dari judulnya, permainan fokus pada konflik Perang Troya. Para sejarawan hingga kini masih mencari tahu apakah Perang Troya betul-betul terjadi atau itu semua hanyalah hasil imajinasi sang penulis legendaris Homer lewat epos Iliad. Namun latar belakang cerita game tetap seperti yang pernah Anda dengar/saksikan: Paris dari Troya menculik ratu Helen dari Sparta, memercik perang selama satu dekade.

A Total War Saga Troy 2

Tapi sedikit berbeda dari Iliad, faksi-faksi Yunani tidak serta-merta bersatu untuk memerangi Troya. A Total War Saga: Troy tetap menghidangkan struktur sandbox, dan delapan faksi yang bisa Anda pilih boleh jadi malah saling berperang. Beberapa kelompok juga ada yang lebih cenderung mendukung Troya, dan dengan bermain sebagai mereka, Anda bahkan bisa menghentikan bangsa Sparta sebelum mencapai Troya.

Saat game dimulai, faksi-faksi tersebut tidak besar. Dan seandainya memilih bermain jadi Raja Meneleus dari Sparta, Anda tak bisa langsung menghimpun prajurit dan berlayar ke Troya. Anda perlu mengumpulkan perbekalan seperti pangan dan anggur, serta menjalin persekutuan dengan faksi lain. Kemenangan juga lebih mudah dicapai jika para pahlawan mendukung Anda. Beberapa nama terkenal bisa Anda rekrut, contohnya Achilles, Agammemnon dan Hector. Pemain bahkan bisa memperkuat pasukannya dengan makhluk-makhluk mitos seperti minotour.

A Total War Saga Troy 3

Yang membuat A Total War Saga: Troy lebih dinamis adalah karakteristik unik para hero. Mereka sangat kuat, suka pamer dan gemar menantang sesamanya dalam pertempuran satu lawan satu. Pahlawan-pahlawan juga punya misi sendiri. Misalnya di tengah perang, Odysseus diminta pulang demi mengusir beberapa orang yang mencoba meminang istrinya serta merebut kerajaannya. Jika berhasil, ia akan mendapatkan senjata baru sekaligus mengangkat putranya sebagai hero.

A Total War Saga Troy 1

Dewa juga memegang peranan penting di Perang Troya. Mereka mungkin tidak akan membantu Anda meluluh-lantakkan musuh secara langsung, namun dengan tunduk dan patuh pada dewa-dewi tertentu, Anda akan mendapatkan bonus – contohnya membuat pasukan lebih kuat atau mendongkrak kemampuan negosiasi pemimpin faksi.

Sega selaku perusahaan induk Creative Assembly berencana untuk meluncurkan A Total War Saga: Troy rencananya di PC pada di tahun 2020, tapi buat sekarang, tanggal pasti perilisannya belum diketahui.

Via PC Gamer.

Game Strategi Call of Duty: Global Operations Siap Meluncur ke Android

Seri Call of Duty identik dengan game first-person shooter, tapi siapa yang menyangka franchise milik Activision itu bisa disulap menjadi game strategi di platform mobile. Yang terbaru, Activision menyerahkan pengembangan game strategi Call of Duty kepada Elex Wireless, developer game Clash of Kings yang cukup populer.

Di tangan Elex, lahirlah Call of Duty: Global Operations, yang saat ini sedang dalam masa soft launching untuk platform Android. Kalau melihat screenshot-nya, grafiknya jauh lebih bagus daripada Call of Duty: Heroes yang juga ber-genre strategi – wajar mengingat Heroes dirilis di tahun 2014.

Berhubung ini game strategi, gameplay pun disajikan dari tampilan bird’s eye. Global Operations juga mengusung elemen MMO; pemain memegang peran sebagai jenderal, bertugas membangun pasukan, merekrut komandan veteran seperti Captain Price, Ghost, Soap (karakter-karakter populer dari franchise CoD), dan membentuk aliansi dengan pemain lain.

Call of Duty: Global Operations

Mode multiplayer tentu tersedia, baik co-op maupun PvP (player versus player). Kendati demikian, pemain juga dipersilakan bersantai menikmati single-player campaign. Global Operations semestinya bisa membawa angin segar bagi para penggemar CoD yang sedang bosan dengan genre shooter, tapi di saat yang sama masih tertarik dengan kelanjutan dari franchise ini.

Untuk sekarang, Call of Duty: Global Operations baru tersedia di Filipina dan Australia. Peluncuran globalnya masih belum diketahui. Semoga saja nasibnya tidak seperti Call of Duty: Siege, game strategi yang tidak jadi dirilis pasca soft launching-nya pada Oktober 2016.

Sumber: VentureBeat.

Application Information Will Show Up Here