Yakuza 0 Jadi Game Terbaik di Awal Tahun 2017

Judul-judul game dari publisher asal Jepang tampak mendominasi jadwal rilis di bulan Januari 2017, dan Yakuza 0 merupakan salah satu yang paling dinanti. Yakuza 0 adalah permainan action-adventure open-world, sempat dirilis secara terbatas di Jepang di tahun 2015, dan ditunggu oleh para penggemarnya di seluruh dunia hingga akhirnya ia siap dilepas global di PlayStation 4.

Beberapa saat sebelum peluncurannya, pihak Sega telah mempersilakan sejumlah media untuk menikmatinya lebih dulu dan menceritakan pengalaman mereka lewat ulasan. Dan di artikel ini, saya merangkum beberapa review yang bisa Anda jadikan takaran sebelum memutuskan buat membelinya. Ayo disimak.

Cuma memberikan nilai 5 dari 10, Nick Plessas dari EGM Now tampak tidak puas dengan Yakuza 0. Karena repetitifnya sistem pertempuran serta percakapan yang canggung, EGM tidak menyarankan fans seri Yakuza memainkan kisah prekuel ini. Opini Nick sangat menarik (dan boleh dibilang kontroversial) karena di bagian konklusi, sang reviewer juga mengakui bahwa dirinya adalah ‘seorang pendatang baru’.

Kontras dengan EGM, GameSpot memuji Yakuza 0 dari sisi cerita dan humor yang absurd, beragamnya koleksi minigame, serta dunia open-world yang menghibur. Kecuali betul-betul ingin menghindari tema kekerasan dan seks (karena mengusung elemen serupa GTA), GameSpot sangat menyarankan Anda untuk menjajal Yakuza 0. Narasinya akan mengejutkan Anda, dan game ini mampu menghidangkan petualangan seru bagaimana pun cara Anda mememainkannya. Yakuza 0 mendapatkan nilai 8 dari GameSpot.

IGN menyodorkan skor 8.5 buat Yakuza 0, mengapresiasi formula open-world dan banyaknya hal yang bisa dilakukan pemain, serta epiknya cerita bertema kriminal di sana. Karena dibuat sebagai prekuel, Yakuza 0 tidak dibebani oleh kompleksnya cerita latar belakang tiap-tiap karakter, sehingga game lebih mudah dinikmati para pemain baru dibanding judul-judul Yakuza sebelumnya. IGN sendiri melihat sedikit kekurangan pada sistem pertarungan jarak dekat – Yakuza 0 belum secanggih standar modern.

Menjadi salah satu media yang memberikan penilaian tertinggi (9.0), Destructoid menyebut Yakuza 0 sebagai mahakarya. Game memang mempunyai kekurangan di sana-sini, namun ia berjalan mulus dan terlihat menakjubkan di PlayStation 4 serta menghidangkan narasi dan cerita mengagumkan – lebih baik dari para pendahulunya. Bagi pemula, Yakuza 0 adalah game terbaik untuk mulai mendalami seri ini; dan buat veteran, sudah pasti Anda tidak boleh melewatkannya.

Sejauh ini, Digitally Downloaded ialah satu dari dua reviewer yang memberikan skor sempurna. Humor, ketegangan di narasi, serta melimpahnya konten yang dihadirkan oleh developer menjadi kekuatan utama Yakuza 0. Berkat detail-detail kecil di permainan, perjalanan sederhana ke toko untuk mencari obat bisa mensimulasikan berjalan-jalan di kota Tokyo tahun 80-an. Menurut editor-in-chief Matt S., Yakuza 0 layak disebut sebagai permainan klasik, dan merupakan game terbaik di genre itu.

Saat artikel ini ditulis, Yakuza 0 berhasil mendapatkan skor rata-rata sementara sebesar 85 di Metacritic dan 86 di OpenCritic.

Terlepas Dari Sejumlah Kekurangan, Mayoritas Reviewer Menyukai Final Fantasy XV

Lamanya masa pengembangan Final Fantasy XV berdampak pada tingginya harapan serta antusiasme para fans, membuatnya jadi salah satu permainan yang paling dinanti di 2016. Tepat di tanggal 29 November ini, Square Enix akhirnya melepas mahakaryanya itu – maka jangan heran jika ada beberapa rekan Anda yang cuti atau tiba-tiba ‘sakit’ dalam satu atau dua hari ini.

Meski FFXV sangat ditunggu-tunggu, aturan main membeli game tetaplah sama: sebelum mengeluarkan uang, Anda sangat direkomendasikan untuk membaca ulasan-ulasannya terlebih dulu. Dan di artikel ini, saya sudah menyiapkan rangkumannya.

Menurut saya, review tanpa skor Eurogamer merupakan yang paling komprehensif. Mereka memuji banyak faktor di FFXV, di antaranya ialah chemistry masing-masing karakter utama, sistem pertempuran, sampai penyajian open world. Sayangnya, ada kelemahan di sisi penyampaian cerita dan plot. Sang reviewer berpendapat, narasi FFXV berpotensi membingungkan para pendatang baru, bahkan potongan-potongan trailer Omen dan adegan di film Kingsglaive tak bisa mengobatinya.

GamesRadar sendiri memberikan skor tinggi, yakni 9 dari 10, mengapresiasi tiga faktor dalam game: epiknya dunia permainan, kekompakan dari empat tokoh utama ala anime-nya, serta cara Square Enix menyuguhkan pertempuran. Meski demikian, GamesRadar juga mengakui bahwa jalan cerita FFXV berantakan serta tak masuk akal. Sang pengulas berpendapat, boleh jadi hal ini adalah dampak dari tercampur aduknya beragam ide dalam lamanya proses penggarapan.

Andrew Reiner dari Game Informer bilang, FFXV tak seperti RPG open world yang pernah ia mainkan. Developer berusaha mati-matian untuk membuatnya unik, dan meski keputusan itu membuat desain game sedikit bermasalah, Final Fantasy XV tetap mampu menyuguhkan pengalaman bermain yang memuaskan. Game Informer berharap, Square Enix berkenan memanfaatkan struktur permainan serupa FFXV di kreasi-kreasi mereka selanjutnya.

Gamespot menyodorkan skor 8 buat FFXV. Sang reviewer tidak menyalahkan jika ada fans ataupun gamer baru yang kecewa dengan permainan ini. Karakter-karakter permainan kurang mengesankan, lalu plot-nya gampang ditebak. Beberapa hal terasa dangkal, namun aspek lainnya terlalu kompleks. Walau demikian, keindahan dunia game serta kontennya membuat Gamespot tetap merekomendasikan Anda menikmati Final Fantasy XV.

Skor paling rendah diberikan oleh ThisGenGaming, hanya 7 dari 10. Di judul ulasan, Charlie Oakley menuliskan bahwa FFXV merupakan pengalaman mengecewakan untuk pemula. Hype tidak sesuai dengan eksekusi. Sang pengulas memang memuji penyampaian karakter, dialog mereka, dan kemampuan permainan menghidangkan sensasi berpetualang. Sayang sekali aspek-aspek negatif menodai hal itu, ditambah lagi game berjalan kurang optimal di Xbox One.

Via situs agregat review OpenCritic, Final Fantasy XV berhasil mengumpulkan skor rata-rata sementara 85.

Ayo Simak Pendapat Reviewer Mengenai Sony PlayStation 4 Pro

PlayStation 4 Pro, sebuah upgrade hardware dari Sony di era console generasi kedelapan, rencananya akan meluncur beberapa hari lagi. Sejumlah media terpilih diberi kesempatan menjajal kemampuannya terlebih dulu, dan dampak positifnya bagi konsumen adalah kita bisa mempelajari opini profesional mereka, menjadikannya sebagai panduan sebelum membeli.

Jadi apakah PS4 Pro layak Anda pinang atau apakah keberadannya masih belum seesensial versi standar console current-gen Sony itu? Ayo simak dulu apa pendapat para reviewer ternama.

Merupakan salah satu media yang telah menguji Pro secara intensif, Eurogamer bilang bahwa produk ini ialah pilihan terbaik jika Anda belum mempunyai console. PS4 Pro menyuguhkan performa GPU dua kali lipat, CPU lebih cepat, kemampuan display dan streaming media ‘future-proof‘, serta kapasitas hard disk dua kali lebih lapang. Bahkan bagi pemilik PS4 pun, Pro cukup dianjurkan apalagi jika Anda mengidamkan peningkatan mutu visual dan performa.

Bagi Engadget, PlayStation 4 Pro merupakan hardware sempurna buat memamerkan TV 4K Anda, namun bukanlah upgrade wajib bagi user PS4. Saat ini, Pro adalah home console paling mumpuni, tapi Anda memerlukan dukungan TV high-end agar bisa mengeluarkan seluruh potensinya. Beberapa hal tetap perlu diingat: PS4 Pro tidak mempunyai optical drive Blue-ray 4K dan pemain harus menunggu update agar bisa menikmati game-game yang kompatibel di mode ‘pro’.

Gamespot sendiri merekomendasikan PlayStation 4 Pro, baik buat pemilik TV 4K ataupun mereka yang belum punya console. Cukup dengan membayar US$ 100 lebih dari varian standar, Anda memperoleh lebih banyak port, hard drive lebih besar, dan fitur-fitur future-proof. Bahkan beberapa game tampil lebih baik di resolusi full-HD. PS4 Pro tentu akan diapresiasi oleh pencinta grafis berkat penyempurnaan efek anti-aliasing dan output warna yang lebih cerah, tapi sekali lagi, perbedaannya tidak begitu signifikan.

CNET berpendapat, PlayStation 4 Pro tidak memberikan sebuah perbedaan besar namun peningkatan kualitas visual bisa segera diliat dari sejumlah game. Perubahan baru betul-betul bisa dirasakan dalam beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun ke depan. Yang saat ini Sony butuhkan adalah ‘killer app‘, dan untuk sekarang, tidak ada alasan kuat untuk membeli PS4 Pro seandainya Anda sudah punya model standar. Ingat juga, Microsoft sedang menggodok Project Scorpio dan device ini kabarnya lebih mumpuni dari Pro.

TechRadar menyodorkan skor empat dari lima bintang buat PlayStation 4 Pro. Di bagian konklusi, reviewer menyampaikan bahwa PS4 Pro adalah opsi terbaik bagi mereka yang baru ingin berkecimpung ke dalam ekosistem PlayStation. Tapi bagi para gamer PS4 – terutama untuk mereka yang tidak mempunyai TV 4K ataupun niatan membeli PlayStation VR – ada peluang membayarkan harga lebih mahal tidak memberikan banyak manfaat. Di game, frame rate dan mutu tekstur memang meningkat, tapi lompatannya tidak begitu besar.

Sony menjajakan PlayStation 4 Pro di harga US$ 400, produk akan mulai dirilis pada tanggal 10 November 2016.

Para Reviewer Ungkapkan Apresiasi Tinggi Terhadap Titanfall 2

Titanfall 2 ialah game shooter blockbuster kedua yang EA lepas di bulan Oktober, memberikan alternatif bagi gamer yang lebih menyukai tema futuristis. Antisipasi gamer cukup besar karena developer Respawn Entertainment telah berjanji mereka akan menyempurnakan sejumlah aspek di permainan: kini betul-betul memisahkan elemen campaign singleplayer dan multiplayer.

Sedang menimbang-nimbang apakah Titanfall 2 layak dibeli? Ada datang ke tempat yang tepat. Beberapa hari sebelum peluncurannya di PC, Xbox One dan PlayStation 4, reviewer-reviewer ternama telah memublikasikan ulasan mereka, dan di artikel ini Anda bisa menyimak rangkumannya.

Agar seru, saya memulainya dari media yang memberikan skor paling rendah sejauh ini: Polygon. Arthur Gies mengeluhkan ketidakkonsistensian Titanfall 2, padahal seluruh mode permainan telah didukung mekanisme permainan fantastis. Game terasa lebih lengkap dari sebelumnya, sayang penyajiannya kurang pas. Atas dasar ‘hilangnya fokus’, Polygon cuma menyodorkan nilai 7 dari 10.

Kontras dari Polygon, Game Informer menghadiahkan Titanfall 2 nilai sangat tinggi, 9.5/10. Javy Gwaltney memuji tingginya kualitas singleplayer dan melimpahnya konten multiplayer, memungkinkan pemain menikmati game dengan gaya mereka sendiri. Di era ketika developer harus mengorbankan satu mode buat fokus ke mode lain, Titanfall 2 merupakan sebuah paket lengkap. Bagi Game Informer, Titanfall 2 adalah game wajib pecinta first-person shooter.

Gamespot punya pendapat senada. Sedikit konfigurasi pada multiplayer membuat Titanfall 2 lebih dinamis dan lebih pintar. Lalu singleplayer-nya secara cerdas mampu membangun momentum di tiap misi, dengan klimaks bombastis, menuntut Anda mengeluarkan seluruh kemampuan pilot dan Titan. Game ini mengerti bahwa, kadang kala, laju harus diturunkan agar pemain bisa menikmati seluruh kontennya. Bagi Gamespot, Titanfall 2 ialah sekuel fantastis, shooter energik, dan game spektakuler.

Bagi TrustedReviews, Titanfall 2 merupakan kejutan terbaik di musim gugur 2016. Game ini pintar, momentumnya digarap sempurna, dan dipenuhi adegan-adegan menegangkan; tidak sulit baginya buat menyingkirkan Halo 5 dan Killzone: Shadow Fall, serta menjadi penghalang terbesar bagi Call of Duty: Infinite Warfare untuk merebut gelar sci-fi shooter terbaik di 2016. Tanpa ragu, sang reviewer bilang bahwa Titanfall 2 adalah kreasi Respawn paling baik dan paling esensial.

Digital Spy sendiri mengaku, Titanfall 2 bukan hanya sekuel istimewa, tapi juga menyempurnakan game pertamanya dengan campaign singleplayer yang luar biasa. Di sana, permainan sukses mengombinasikan aksi bertempo cepat dan akrobat bersama narasi jempolan. Dan saat bagian ini rampung, robot-robot rakasa telah menanti Anda di dalam multiplayer. Digital Spy menyuguhkan skor 4.5 dari 5 bintang pada ‘mahakarya digital’ ini.

Di situs agregat OpenCritic, Titanfall 2 memperoleh skor rata-rata sementara 86 dari 100. Akan ada lebih banyak review diterbitkan menjelang perilisannya, yakni tanggal 28 Oktober 2016.

Titanfall 2 2

Sajikan Medan Tempur Perang Dunia Pertama Merupakan Arahan Tepat Bagi Battlefield 1

Meski didukung nilai produksi tinggi, kelemahan utama Star Wars: Battlefront ialah kontennya yang ringan dan casual. Itu mengapa penantian Battlefield 1 terasa menggelisahkan bagi fans. Mereka cemas ‘penyakit’ Battlefront akan menular ke game baru DICE itu, apalagi gamer masih bisa mengingat kurang mulusnya pelepasan Battlefield 4. Lalu bagaimana nasib Battlefield 1?

Battlefield 1 dijadwalkan untuk meluncur tanggal 21 Oktober besok, dan game sudah lebih dulu dijajal oleh para media ternama. Kabar gembiranya, ulasan-ulasan mereka mengindikasikan bahwa DICE berhasil meramu permainan secara optimal. Developer lagi-lagi membuktikan, mengombinasikan elemen sejarah dengan formula action merupakan kemahiran utama mereka.

Battlefield 1 1

Dahulu sempat memberikan skor sangat rendah untuk Battlefield 4, Polygon kini menyatakan bahwa Battlefield 1 jauh di luar ekspektasi mereka. Game memang tidak lepas dari sedikit kendala, tapi DICE tampak tidak takut mengambil resiko. Mode multiplayer  Battlefield 1 terasa berbeda, lalu singleplayer-nya digarap dengan penuh keterampilan. Selain diakui sebagai salah satu permainan terbaik di seri ini, Battlefield 1 juga menyuguhkan konten terlengkap.

Battlefield 1 4

The Daily Dot mengapresiasi cara DICE dalam membuat game jadi tidak membosankan: menghidangkan persenjataan asli ‘yang menyenangkan untuk dipakai’ meski saat itu jumlahnya tidak banyak, lalu membuat zeppelin terbang rendah sehingga bisa bertempur langsung melawan pasukan darat. Memang tidak akurat, tapi jadi sangat menyenangkan. Bagi Daily Dot, Battlefield 1 tersaji cantik dan mampu memberi rasa segar di genre action yang disesaki tema-tema futuristis.

Battlefield 1 2

Destructoid sendiri masih mengulik permainan, namun dalam review-in-progress, mereka menyampaikan kekaguman pada bagaimana Battlefield 1 menyampaikan cerita ala film dokumenter, serta berharap DICE dapat menjaga kualitas dan menyiapkan konten tambahan di singleplayer dalam season pass. Untuk multiplayer-nya sendiri, DICE memang sengaja mengorbankan aspek realisme demi keseimbangan gameplay, dan hal ini patut dipuji.

Gamespot memberikan Battlefield 1 nilai tinggi setara Overwatch, yakni 9 dari 10. Menurut reviewer Miguel Concepcion, EA berhasil membuktikan bahwa Perang Dunia pertama layak dijadikan setting permainan shooter. Developer juga mengedepankan negara-negara yang berperan besar dalam membentuk hidup kehidupan kita sekarang – beberapa dari mereka mungkin sudah tak ada lagi. Selain medium hiburan, Battlefield 1 dapat jadi alat edukasi sejarah mengasikkan.

Battlefield 1 3

Sejauh ini, penilaian terendah diberikan oleh Attack of the Fanboy. Menurut sang pengulas, bergesernya haluan Battlefield ke cerita-cerita yang lebih intim dipadu kualigas audio dan visual jempolan membuat mode singleplayer-nya sangat menarik. Sayang multiplayer-nya terasa kurang ambisius dibanding judul-judul Battlefield terdahulu, walaupun masih sanggup memuaskan fans yang menginginkan kacaunya pertempuran dan keharusan bekerja sama.

Di situs agregat review  OpenCritic, Battlefield 1 mencetak skor rata-rata 85. Sama sekali tidak mengecewakan.

Forza Horizon 3 Ialah Game Balap yang Selama Ini Anda Nantikan

Mengusung aspek penyajian permainan berbeda dari seri utamanya, pelan-pelan Forza Horizon berhasil membuktikan bahwa ia bukanlah spin-off biasa. Khususnya buat Forza Horizon 3, tim Playground Games tampaknya menerapkan segala ilmu serta pengalaman dari dua judul sebelumnya karena game ketiga ini menjadi hit yang tidak disangka-sangka – merupakan kabar gembira bagi para penggemar racing.

Akan dilepas tanggal 27 September nanti di console Xbox One dan PC, para reviewer yang sudah lebih dulu menjajal Forza Horizon 3 telah memublikasikan ulasan mereka. Sejauh ini, respons-nya sangat positif, dan permainan memperoleh rata-rata nilai sangat tinggi di situs agregat OpenCritic.

Sebelum mendengar komentar antusias para pengulas, ada baiknya Anda mengetahui siapa yang memberikan game ini skor paling buruk. Edward Smith dari IBTimes sangat kecewa pada performa Forza Horizon 3. Ia bilang, meski permainan menawarkan beragam pilihan mobil dan banyak sekali aktivitas, developer terlihat ‘bosan dengan mobil’. Setelah menikmatinya beberapa saat, permainan jadi terasa melelahkan.

Konklusi dari IBTimes tampak kontras dengan reviewer lain. Dan TrustedReviews sendiri memberikan nilai sempurna: lima dari lima bintang. Ced Yuen memuji banyaknya pilihan mobil dan lapangnya aspek kustomisasi, grafis permainan yang cantik, seru dan bervariasinya gameplay, mantapnya mode multiplayer online serta mengapresiasi kecerdasan AI Drivatar. TrustedReviews mengaku memainkannya selama seminggu penuh dan belum merasa bosan.

Luke Relly dari IGN berpendapat, Forza Horizon adalah permainan racing terbaik di kelasnya, lebih besar dan lebih unggul dari pendahulunya. IGN meng-aplaus indahnya grafis, luasnya pilihan mobil, serta segi kustomisasi yang sulit ditandingi permainan racing lain. Forza Horizon 3 juga tidak pernah sekalipun kehilangan aspek fun saat Anda berkendara melintasi lokasi-lokasi cantik. Dengan murah hati, IGN menyodorkan skor 9,5.

Destructoid mengutarakan hampir opini serupa: Forza Horizon 3 mungkin bukanlah lompatan besar dari game sebelumnya, tapi developer sukses men-digitalisasi benua Australia ke video game dan mengeksekusi segala faktor secara tepat. Selain mengacungkan jempol pada kepiawaian Playground Games dalam memberi karakteristik pada masing-masing kendaraan, reviewer Brett Makedonski juga memuji elemen pendukung game, contohnya musik dan stasiun radio.

Di bagian kesimpulan review-nya, Gamespot menyampaikan bahwa developer di belakang Forza Horizon 3 berhasil mengangkat status Horizon sebagai game balapan buat semua orang. Permainan menyuguhkan aktivitas yang melimpah serta memberi kesempatan lebih banyak bagi Anda untuk mengonfigurasi mobil. Forza Horizon juga menantang pemain keluar dari zona nyaman mereka dengan mencoba-coba kendaraan jenis lain. Gamespot memberinya nilai 9/10.

Apa Nasib ReCore Lebih Baik dari Mighty No. 9? Ayo Simak Pendapat Para Reviewer

Setelah performa Mighty No. 9 yang mengecewakan, perhatian tertuju pada ReCore. Ekspektasi jadi kian tinggi karena selain dinahkodai Keiji Inafune, permainan turut digarap oleh tim pencipta Metroid Prime serta didukung Microsoft. ReCore dilepas hari ini di Xbox One serta PC, dan pertanyaannya adalah: apakah kombinasi tiga nama besar itu mampu menghasilkan sebuah mahakarya?

Sayang sekali jawabannya bukan seperti yang kita harapkan. Respons reviewer terhadap ReCore memang lebih baik dari Mighty No. 9, namun ia tidaklah sehebat janji Comcept dan Armature Studio. Di situs agregator OpenCritic, ReCore cuma mendapatkan nilai ‘lemah’.

ReCore Inquisitive Mack

IGN mengakui bahwa skala permainan ReCore cukup mengejutkan. Awalnya, dunia permainan memang asik untuk dijelajahi, tetapi tidak banyak hal menarik terjadi di sana, termasuk jika dilihat dari perspektif sistem pertempuran. Menurut reviewer Vince Ingenito, dunia game tersaji terlalu luas dan pada akhirnya menyuguhkan konten yang sama. IGN hanya memberikan nilai 73.

Kritik GamesRadar lebih pedas lagi. Sam Prell mengungkapkan, game memang dibekali ide-ide unik, tapi eksekusinya berantakan: ReCore dipenuhi bug dan kendala teknis semisal lamanya waktu load. Lalu di sisi gameplay, musuh-musuh menggunakan cara-cara ‘murahan’ buat mengalahkan Anda, misalnya mengeksploitasi kemampuan skill stun berkali-kali. Kemudian, tingkat kesulitan tiba-tiba meroket di bagian akhir permainan.

ReCore 2

GameSpot cuma memberikan nilai 6 buat ReCore. Sang pengulas bilang, ReCore mempunyai pesona permainan platformer era Gamecube serta Dreamcast, dan kelirunya arahan developer sangat disayangkan. Lagi-lagi aspek teknis jadi kendala, Gamespot mengeluhkan lamanya waktu load di console Xbox One – memaksanya menunggu dua sampai tiga menit. Beberapa kali, game juga berhenti tiba-tiba serta mengalami crash.

Review terbaik diberikan oleh WCCFtech dengan nilai 80. Francesco De Meo memuji jalan cerita, formula gameplay serta melimpahnya konten, menyarankan ReCore bagi mereka yang sedang mencari permainan action adventure. Meski demikian, WCCFtech melihat adanya kelemahan dari minimnya tantangan, sehingga menyebabkan pertempuran jadi repetitif. Mereka juga mengonfirmasi kehadiran bermacam-macam masalah tekniks.

ReCore 1

Keri Honea dari Game Revolution mengaku bahwa narasi dan gameplay ReCore mampu membuatnya kecanduan selama beberapa jam pertama. Tapi setelah itu, permainan jadi terasa hambar dan ‘kecantikan’ para karakternya mulai pudar, seakan-akan game berjalan mundur ke era PlayStation 2. Hanya keinginan buat menyelesaikan ceritanya-lah yang mendorong sang reviewer untuk menyelesaikan ReCore.

Saat artikel ini ditulis, ReCore memperoleh skor rata-rata 61 dari 28 reviewer yang berhasil dirangkum OpenCritic; dan mendapatkan nilai 63 dari 28 media di Metacritic untuk versi Xbox One.

ReCore 4

Rangkuman Review Xbox One S, Apakah Versi Slim Console Current-Gen Microsoft Ini Layak Anda Miliki?

Gelombang pertama versi mungil console current-gen Microsoft yang diberi nama Xbox One S akhirnya meluncur kurang dari dua bulan setelah ia resmi diperkenalkan, tepatnya di tanggal 2 Agustus kemarin. Sejumlah website teknologi dan gaming ternama sudah menguji sistem game anyar itu secara intensif dan mempublikasi ulasannya beberapa jam lalu.

Apakah Xbox One S layak dimiliki, dan haruskah gamer Xbox beralih ke varian anyar itu? Ayo simak tanggapan para reviewer:

Menurut Gamespot, kehadiran Project Scorpio di tahun depan menyebabkan Xbox One S berada di posisi yang janggal. Mereka mempertanyakan, untuk siapa sebenarnya sistem ini ditujukan? Jika sudah mempunyai versi terdahulu, reviewer beropini bahwa One S tidak menawarkan banyak perbedaan, kecuali Anda benar-benar menginginkan sistem game berfitur HDR dan video 4K sekarang juga.

Di ulasan singkatnya, Ryan McCaffrey dari IGN bilang bahwa sebagai pemilik Xbox One, ia lebih baik menghemat uang dan menunggu Scorpio. Pada dasarnya, Xbox One S tak memberi banyak manfaat seandainya Anda tidak mempunyai TV 4K HDR. Meski demikian, IGN memuji Microsoft karena kehadiran Xbox One S artinya memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen, serta membuat Xbox One tipe standar turun harga.

Tim Digital Foundry Eurogamer merasa fitur video 4K Xbox One S kurang dikembangkan secara sempurna, kemudian performa GPU-nya belum mampu memberikan perbedaan signifikan buat meningkatkan pengalaman bermain. Namun mereka mengapresiasi Microsoft karena Xbox One S menyuguhkan segala permintaan fans, satu contohnya ialah desain yang lebih kecil dan lebih baik. Eurogamer mengakui, Xbox One S merupakan sebuah lompatan penting dari varian standar.

Dibanding media lain, pandangan Engadget sangat menarik. Di judul ulasan, mereka menekankan: Xbox One S ialah penerus sejati Xbox 360. Tapi bagian konsklusi terasa senada dengan IGN dan Gamespot: Xbox One S tidak wajib dimiliki kecuali Anda mempunyai TV high-end. Satu-satunya keunggulan versi slim ini adalah ruang penyimpanan yang lebih luas, namun bukan alasan kuat karena Anda sebetulnya bisa meng-upgrade kapasitas storage Xbox One standar.

Tech Radar sendiri memberikan Xbox One S skor tinggi, 4,5 dari 5 bintang. Bagi mereka, Xbox One S menetapkan sebuah tingkatan baru dalam pengembangan console, yang seharusnya Microsoft lakukan tiga tahun lalu. Xbox One S lebih anggun, lebih murah (dibanding varian bundel Kinect 2.0), dan lebih bertenaga dari sang pendahulu. Tak hanya sempurna bagi konsumen yang ingin mulai menikmati game Xbox, Tech Radar menilai, upgrade dari Xbox One ke Xbox One S merupakan langkah pintar.

Meski tampaknya bukan sebuah produk ‘esensial’, respons media terhadap Microsoft Xbox One S terbilang cukup positif.

Akhirnya Dirilis, Ayo Simak Rangkuman Review Mighty No. 9

Setelah masa pengembangan yang lama dan sejumlah penundaan, akhirnya penerus spiritual Mega Man karya Keiji Inafune, Mighty No. 9 dirilis di pertengahan minggu ini. Proyek Comcept itu tak akan sukses tanpa dukungan dari 71.493 backer, dan sebagai ucapan terimakasih, Anda harus menghabiskan waktu 3 jam 48 menit untuk menyimak seluruh isi credit-nya.

Namun apakah hype yang developer Comcept bangun sesuai dengan harapan gamer? Simak rangkuman review dari beberapa media game ternama ini.

Mighty No. 9 Review Round-up 4

Sejauh ini, skor paling tinggi diberikan oleh GameWatcher, yaitu 80. Reviewer Anthony Shelton mengakui, meski Mighty No. 9 menyimpan banyak kekurangan – dari mulai sisi teknis sampai masa sulit ketika proses pengembangan berlangsung, aspek negatif tersebut tidak merusak permainan. Mighty No. 9 bukanlah Mega Man, namun ia sukses mengusung semangat game side-scrolling 2D klasik itu, terbantu berkat aspek kontrol yang memuaskan.

Mighty No. 9 Review Round-up 3

Polygon memiliki opini berbeda. Menurut Michael McWhertor, Mighty No. 9 tidak terlihat atraktif dan terasa hambar. Reviewer menyayangkan segi teknis permainan seperti masalah pada cutscene dan kendali; kemudian pemain selalu dihadapkan pada tipe musuh yang hampir sama, dan kita disajikan narasi serta karakter non-orisinil. Polygon hanya memberi Mighty No. 9 nilai 5 dari 10.

Mighty No. 9 Review Round-up 2

Vince Ingenito dari IGN memberikan respons senada dengan Polygon, hanya menyodorkan skor 5,6 dari 10. Mighty No. 9 memang menghidupkan kenangan manis tentang Mega Man, tetapi mengkritisi segi visual dan animasi yang mengecewakan. Menurut mereka, Mighty No. 9 tidak mempunyai keistimewaan dan kepribadian. Permainan lebih terasa seperti tiruan Mega Man ketimbang penerus spiritual.

Mighty No. 9 Review Round-up 6

Satu-satunya ulasan tanpa skor dipersembahkan oleh Eurogamer, tetapi kekecewaan terhadap Mighty No. 9 masih dapat dirasakan di sana. Walaupun game bisa disebut sebagai pengharaan sekaligus evolusi dari Mega Man, momen-momen cemerlang dalam Mighty No. 9 dirusak oleh sistem challenge. Di sisi positifnya, para veteran akan langsung familier dengan ritme dan struktur permainan, di mana 11 level di sana – lokasi kilang minyak, menara radio, sampai pengolahan air – mempunyai desain serupa.

Mighty No. 9 Review Round-up 5

Dengan menghidangkan skor 5 dari 10, Gamespot turut mengungkapkan kekecewaannya: untuk game yang dibuat demi meneruskan warisan seri Mega Man, Mighty No. 9 belum bisa memenuhi tugasnya. Walaupun memiliki bagian menyenangkan dan inovatif, Mighty No. 9 belum dapat meninggalkan kesan istimewa.

Di situs agregator OpenCritic, sementara ini Mighty No. 9 cuma mencetak skor rata-rata 52 (tertinggi 100) dari 34 ulasan. Game telah tersedia di Windows, PS4, Xbox One, Wii U dan PS3.

Screenshot diambil dari Steam.

Sudah Siap Menghadapi Dark Souls III? Simak Dulu Rangkuman Review-nya

Dark Souls III akan dirilis secara global minggu depan, namun gamer Jepang dan media-media video game terkemuka sudah mulai menikmatinya sejak tanggal 24 Maret silam. Director Hidetaka Miyazaki kembali memimpin pengembangannya, dan tak sulit ditebak, segala hal yang Anda sukai (atau benci) mengenai Dark Souls kembali hadir di permainan terbarunya.

Action-RPG ini kembali menyuguhkan formula serupa sang pendahulu, mengusung gameplay super-sulit, menuntut Anda untuk menerima kekalahan dan ‘merangkul’ kematian. Sisi positif dari perbedaan waktu rilis ialah kita diberikan kesempatan buat mencari tahu apakah Dark Souls III layak dimainkan atau tidak berdasarkan review-review yang telah dipublikasi. Dan fans Souls dapat bernafas lega karena Dark Souls III memperoleh respons sangat positif.

Dark Souls III Review Round-up 03

Dalam ulasan tanpa skor, Adam Smith via Rock Paper Shotgun menuliskan, jika Dark Souls III merupakan game terakhir di franchise tersebut, maka ia dengan bahagia mengucapkan selamat jalan. Meski bukan game Dark Souls terbaik, Dark Souls III menyempurnakan permainan sebelumnya, dan bahkan dapat dinikmati oleh mereka yang sama sekali belum pernah menyentuh Dark Souls.

Review IGN juga selaras dengan Rock Paper Shotgun. Mereka memuji gerakan-gerakan baru dalam permainan yang memperkaya sistem pertempuran, serta segi visual dari lokasi-lokasi di kerajaan Lothric – tempat Anda bertualang dan menghadapi lawan-lawan mematikan. Beberapa aspek memang butuh polesan, namun IGN setuju bahwa Dark Souls III layak jadi penerus seri ini.

Dark Souls III Review Round-up 02

Mike Mahardy dari GameSpot sendiri melihat sejumlah kesalahan arah dalam desain, contohnya cuma ada satu solusi spesifik untuk mengalahkan bos, ditambah pola permainan repetitif saat menghadapi musuh tangguh. Terlepas dari itu, GameSpot mengapresiasi banyak hal dalam Dark Souls III: desain level yang apik, pertempuran menegangkan, serta setting game yang cantik.

Salah satu ulasan dengan nilai paling rendah dipublikasi oleh Polygon, hanya 70. Reviewer Philip Kollar menyampaikan, Dark Souls 3 tetap menjadi sebuah pengalaman menakjubkan, namun di game teranyar itu, kelemahannya lebih terlihat. Ia kecewa karena game hanya menyimpan sedikit kejutan. Menakar dari desain, penyajian momentum, serta teknologi penopang permainan, Dark Souls III gagal memuaskan penggemar terberatnya.

Dark Souls III Review Round-up 04

Bertolak belakang dari Polygon, PC Gamer memuji sisi desain, pertempuran, serta penyampaian ceritanya. James Davenport bilang, “Dark Souls III adalah game Dark Souls terbaik, menetapkan sebuah standar baru bagi genre action RPG secara keseluruhan.”

Berikut skor sementara  berdasarkan situs agregator:

Dark Souls III akan meluncur pada tanggal 12 April nanti di PC, PlayStation 4 dan Xbox One.