ASUS Luncurkan Mechanical Keyboard dengan Hot-Swappable Switch dan Programmable Mini LED

ASUS meluncurkan sederet perangkat gaming baru di CES 2022, termasuk halnya sejumlah periferal gaming. Salah satu periferal yang cukup mencuri perhatian adalah sebuah mechanical keyboard bernama ROG Strix Flare II Animate.

Daya tarik utamanya datang dari segi desain. Embel-embel “Animate” pada namanya merujuk pada kemampuannya menampilkan animasi bergerak via 312 mini LED yang tertanam di atas area numpad-nya. Kalau ini terkesan familier, itu karena Anda sudah pernah melihatnya di laptop ROG Zephyrus G14 maupun headset ROG Delta S Animate.

Seperti di kedua perangkat tersebut, deretan mini LED di keyboard ini juga dapat diprogram dengan berbagai macam efek melalui software Armoury Crate. ASUS menamai fiturnya AniMe Matrix, dan ini bisa jadi pendamping yang serasi untuk pencahayaan RGB-nya yang cukup melimpah. Bicara soal RGB, ASUS memastikan bahwa RGB di sisi bawahnya bakal tetap menyala dengan apik meski wrist rest-nya sedang terpasang.

ROG Strix Flare yang dirilis di tahun 2018 mengemas sejumlah elemen desain yang cerdas, dan sekuelnya ini pun juga demikian. Posisi kenop dan tombol multimedianya sekali lagi ditempatkan di sebelah kiri, sehingga pengguna dapat mengaksesnya tanpa harus melepaskan tangan dari mouse (kecuali untuk pengguna yang kidal).

Tidak berhenti sampai di situ saja, ASUS turut membekali ROG Strix Flare II Animate dengan PCB yang hot-swappable. Artinya, mechanical switch di balik setiap tombolnya dapat kita lepas-pasang tanpa harus melibatkan proses solder-menyolder. Jadi kalau tidak suka dengan switch bawaannya (yang merupakan rancangan ASUS sendiri), pengguna tinggal mencabut dan menggantinya dengan switch lainnya.

Fitur-fitur lain ROG Strix Flare II Animate mencakup polling rate 8.000 MHz, USB 2.0 passthrough, keycap berbahan PBT double-shot, serta lapisan foam peredam suara di bagian dasar keyboard.

ASUS berniat menjual keyboard ini seharga $220. Di saat yang sama, ASUS juga bakal menawarkan varian lain dari keyboard ini yang tidak dibekali fitur AniMe Matrix, yang tentu saja dibanderol lebih terjangkau ($180). Sayangnya, selain mengorbankan deretan mini LED yang programmable, varian standar itu rupanya juga tidak dibekali hot-swappable switch.

Sumber: ASUS via The Verge.

Corsair K65 RGB Mini Kian Panaskan Persaingan Keyboard Gaming dengan Layout 60%

Persaingan brandbrand gaming mainstream di ranah mechanical keyboard berukuran ringkas terus memanas. Razer boleh dibilang mengawalinya di pertengahan tahun 2020 lewat Huntsman Mini — sebenarnya ada brand lain seperti Glorious yang lebih dulu meluncurkan mechanical keyboard dengan layout 60%, akan tetapi pengaruhnya jelas belum bisa menandingi brand sekelas Razer.

Setelahnya, HyperX menyusul dengan Alloy Origins 60 di awal 2021, dan sekarang giliran Corsair yang unjuk gigi — berapa lama lagi sebelum Logitech dan SteelSeries ikut menyusul? Satu hal yang membuat saya agak bingung adalah namanya: Corsair K65 RGB Mini. Awalnya saya mengira keyboard ini mengemas layout 65% yang dilengkapi arrow key, namun ternyata ia mengusung layout 60%.

Alasannya mungkin karena Corsair sudah punya keyboard lain bernama K60, yang ternyata memakai layout full-size standar 104 tombol. Well, setidaknya masih ada embel-embel “Mini” pada namanya.

Premis yang ditawarkan keyboard ini tentu adalah terkait desainnya yang compact sekaligus portable. Tanpa function row, nav cluster, dan arrow key, dimensinya jelas jauh lebih mungil ketimbang keyboard tenkeyless (TKL) sekalipun. Namun seperti halnya keyboard 60% lain yang dijual di pasaran, semua tombol-tombol yang hilang itu tetap bisa diakses dengan mengandalkan kombinasi tombol Fn.

Mengikuti tren, keycap yang digunakan pun terbuat dari bahan PBT double-shot. Di baliknya, ada pilihan switch Cherry MX Red, Silent Red, atau Speed Silver. Anehnya, Corsair sama sekali tidak menjual varian yang menggunakan optical switch seperti yang mereka tawarkan pada K100. Sebagai konteks, Razer Huntsman Mini malah hadir membawa optical switch saja, tanpa ada pilihan yang mengemas mechanical switch standar.

Secara estetika, K65 RGB Mini tampak jauh lebih simpel daripada keyboardkeyboard lain yang pernah Corsair buat. Desain case-nya juga tidak floating seperti biasanya, sehingga bagian switch-nya tidak langsung kelihatan begitu saja. Bagian belakangnya tidak dilengkapi adjustable feet, akan tetapi dari samping ia sudah kelihatan cukup miring untuk menyuguhkan posisi mengetik yang nyaman.

Di Amerika Serikat, Corsair saat ini sudah memasarkan K65 RGB Mini dengan harga $110, atau kurang lebih sekitar 1,6 jutaan rupiah. Lagi-lagi sebagai perbandingan, Razer Huntsman Mini punya banderol resmi di Indonesia sebesar Rp1.949.000 untuk versi clicky-nya, atau Rp2.099.000 untuk versi linearnya.

Sumber: Globe Newswire.

Razer Huntsman V2 Analog Padukan Switch Optical dengan Input Analog ala Controller

Razer baru saja menyingkap Huntsman V2 Analog, penerus langsung dari keyboard andalannya yang dirilis di tahun 2018 lalu. Sepintas penampilannya memang kelihatan identik, akan tetapi Razer telah menerapkan pembaruan yang signifikan pada jeroannya.

Generasi pertama Huntsman sejatinya berhasil membuat gebrakan berkat switch-nya yang bertipe optical ketimbang mechanical. Di versi keduanya ini, switch tersebut telah berevolusi menjadi switch optical sekaligus analog. Ya, analog seperti istilah yang kita asosiasikan ke controller PlayStation maupun Xbox.

Itu berarti switch-nya bisa menghasilkan input yang berbeda tergantung seberapa dalam kita menekan masing-masing tuts. Contoh yang paling gampang, kalau kita menekan tombol W sedikit saja, maka karakter dalam game kita akan berjalan, sedangkan kalau tombolnya kita tekan sampai mentok, maka karakternya akan berlari.

Hasil akhirnya adalah tombol WASD di Huntsman V2 dapat mewujudkan pergerakan 360° yang mulus ala joystick, bukan pergerakan 8 arah yang kaku seperti pada keyboard biasa. Razer memang bukan yang pertama mengimplementasikan teknologi analog pada keyboard, sebab di tahun 2016 dan 2017 sudah ada Wooting dan Roccat yang meluncurkan keyboard berteknologi serupa.

Kendati demikian, Razer adalah yang pertama mengombinasikannya dengan switch optical. Buat yang tidak tahu, switch optical menawarkan responsivitas yang lebih baik ketimbang switch mechanical berkat cara kerjanya yang melibatkan sinar inframerah ketimbang kontak fisik dengan pelat logam. Selain lebih responsif, switch optical juga lebih awet, dengan klaim ketahanan hingga 100 juta klik.

Juga unik pada Huntsman V2 adalah opsi kustomisasi yang diberikan. Pengguna dapat mengatur aktuasi tiap-tiap tuts antara 1,5 mm hingga 3,6 mm, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi semisal pengguna sedang mengetik, tentunya akan lebih nyaman menekan tiap-tiap tombol sampai mentok. Sebaliknya, saat sedang bermain game kompetitif, tingkat aktuasi yang rendah pastinya bisa membantu mewujudkan pergerakan yang lebih lincah.

Tidak kalah menarik adalah fitur aktuasi dua langkah, yang memungkinkan satu tuts untuk mengaktifkan dua fungsi yang berbeda yang telah diprogram pada dua titik aktuasi yang berbeda pula. Contohnya, dalam game shooter, menekan tombol F sedikit akan meng-equip granat, lalu jika ditekan sampai mentok, maka granatnya akan dilempar.

Selain switch anyar, Huntsman V2 juga menghadirkan sejumlah pembaruan lain yang didasari oleh masukan dari komunitas pengguna Huntsman Elite. Yang paling utama, Huntsman V2 memakai keycap dari bahan doubleshot PBT yang lebih kokoh dan tahan lama, dan bentuk tuts di baris bawahnya pun sudah mengikuti standar sehingga lebih fleksibel perihal kustomisasi.

Selanjutnya, Razer turut menambahkan port USB 3.0 passthrough di sisi kiri keyboard. Namun untuk bisa menggunakannya, pengguna harus memasangkan kabel kedua terlebih dulu. Untuk konektornya, pengguna bebas memilih antara USB-C atau USB-A dengan bantuan adaptor (yang termasuk dalam paket penjualan). Sama seperti sebelumnya, Huntsman V2 juga hadir bersama wrist rest yang dapat dilepas-pasang secara magnetis.

Kabar terbaiknya, Anda yang menginginkan keyboard ini tidak perlu menunggu terlalu lama. Razer Huntsman V2 Analog kabarnya akan segera tersedia di Indonesia pada akhir bulan Februari ini juga. Harga resminya dipatok Rp4.199.000.

Asus Umumkan Keyboard dan Mouse Gaming Baru, ROG Claymore II dan ROG Gladius III

Asus meluncurkan sederet perangkat gaming anyar di ajang CES 2021 pekan lalu. Dua di antaranya adalah periferal yang cukup menarik, yakni keyboard ROG Claymore II dan mouse ROG Gladius III.

Kita mulai dari keyboard-nya terlebih dulu. Secara teknis, Claymore II merupakan sebuah keyboard wireless dengan layout TKL alias tenkeyless. Menariknya, ia datang bersama sebuah numpad yang dapat dilepas-pasang dengan mudah, memberikan akses cepat ke tombol-tombol angka, sekaligus empat tombol shortcut yang dapat diprogram beserta sebuah kenop volume.

Wujud modular ini jelas membuatnya sangat fleksibel, persis seperti generasi pertamanya yang dirilis lima tahun silam. Jadi saat sedang bekerja, biarkan saja numpad-nya terpasang, lalu saat waktu bermain sudah tiba, pengguna dapat melepas numpad-nya.

Alternatifnya, modul numpad tersebut juga bisa dipindah ke sebelah kiri keyboard, cocok bagi yang memerlukan sederet tombol macro ekstra selama bermain. Selain numpad, ada pula wrist rest yang dapat dilepas-pasang secara magnetis.

Namun bentuk yang modular belum menceritakan perangkat ini secara lengkap. Inovasi lainnya juga dapat kita temukan di balik masing-masing tombolnya, yakni switch baru bertipe optical. Dibandingkan mechanical switch biasa, optical switch menjanjikan responsivitas dan ketahanan yang lebih baik berkat cara kerjanya yang melibatkan sinar inframerah ketimbang pelat logam yang ringkih.

Sejauh ini populasi keyboard gaming yang dibekali optical switch di pasaran memang belum banyak. Dua yang paling populer adalah Razer Huntsman dan Corsair K100, dan sekarang tampaknya Asus juga ingin mencuri sebagian pangsa pasar di kategori tersebut.

Sama seperti Razer, Asus juga menawarkan dua macam optical switch yang bisa dibedakan melalui warnanya: merah (linear) atau biru (tactile). Namun apapun yang konsumen pilih, switch-nya dipastikan tahan hingga 100 juta kali klik.

Selain menawarkan konektivitas wireless, ROG Claymore II juga dapat disambungkan via kabel USB-C jika diperlukan. Dalam posisi wireless, baterainya diklaim sanggup bertahan hingga 40 jam per charge, atau sampai 100 jam apabila lampu RGB-nya dimatikan. Asus belum menentukan berapa harga jual dari keyboard ini, akan tetapi pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal kedua tahun ini.

ROG Gladius III

Untuk mouse-nya, ROG Gladius III hadir dalam dua varian: wireless atau wired. Desain ergonomis milik pendahulunya masih dipertahankan, akan tetapi bobotnya telah dipangkas secara drastis, dari 130 gram menjadi 89 gram. Varian wired-nya malah lebih ringan lagi di angka 79 gram, dan semua ini bakal terasa semakin nyaman dipakai bermanuver ketika dipadukan dengan mouse feet berbahan PTFE 100%.

Seperti sebelumnya, Gladius III datang membawa total enam buah tombol yang semuanya dapat diprogram sesuai kebutuhan. Juga sudah menjadi tradisi adalah switch tombol kiri dan kanannya yang mudah sekali dilepas-pasang. Dengan demikian, seandainya kinerja switch yang dipakai sudah mulai memburuk akibat umur pemakaian (double click), pengguna tinggal melepas dan menggantinya dengan yang baru tanpa melibatkan solder sama sekali.

Selain untuk memperpanjang umur mouse, kemudahan melepas-pasang switch ini juga berarti pengguna dapat melakukan kustomisasi jenis switch sesuai preferensinya masing-masing. Yang baru pada Gladius III adalah kompatibilitasnya dengan optical switch generasi anyar yang menggunakan lima buah pin konektor ketimbang tiga.

Untuk performanya, ROG Gladius III menggunakan sensor generasi baru yang menawarkan sensitivitas maksimum 19.000 DPI dan kecepatan tracking 400 IPS. Pada varian wireless-nya, pengguna bisa memilih antara konektivitas wireless 2,4 GHz, Bluetooth 5.1 LE, atau via kabel USB-C. Sayangnya Asus tidak bilang seberapa lama baterainya bisa bertahan di masing-masing mode.

Asus sampai saat ini juga belum mengumumkan harganya. Penjualannya sendiri tidak akan dimulai sebelum kuartal kedua 2021, sama seperti keyboard ROG Claymore II tadi.

Sumber: Asus 1, 2.

Razer BlackWidow V3 Meluncur dengan Fisik yang Lebih Kokoh dan Layout Multimedia Baru

Diperkenalkan pertama kali pada tahun 2010, Razer BlackWidow bisa dibilang merupakan mechanical keyboard pertama yang dirancang secara spesifik untuk kebutuhan gaming. Saya masih ingat kala itu generasi pertamanya datang membawa lima tombol macro di sebelah kiri, serta menggunakan switch Cherry MX Blue yang clicky dan berisik.

10 tahun berlalu, sekarang Razer sudah punya BlackWidow V3. Bentuknya seperti yang bisa kita lihat masih sangat khas dengan bagian bawah yang melandai, namun tentu saja rangka aluminiumnya ini dibuat lebih kokoh ketimbang milik versi sebelumnya.

Masih seputar topik ketahanan, BlackWidow V3 hadir membawa keycap dengan bahan double shot ABS. Memang bukan PBT yang secara umum lebih superior, tapi setidaknya teknik double shot mengindikasikan bahwa label huruf, angka, dan simbol pada masing-masing keycap-nya tidak akan pudar sedikit pun meski sudah digunakan sampai ribuan jam.

Di balik setiap tombolnya, bernaung mechanical switch bikinan Razer sendiri. Ada dua pilihan switch yang tersedia untuk BlackWidow V3: Green yang tactile dan clicky, atau Yellow yang linear dan senyap. Razer cukup percaya diri kedua tipe switch ini bisa tahan sampai 80 juta klik.

Buat gamer yang memprioritaskan pencahayaan RGB di atas segalanya, kebetulan BlackWidow V3 juga sudah mengikuti tren terbaru di mana switch-nya dikemas dalam wadah yang transparan, sehingga backlight-nya bisa menyala dengan lebih terang dan lebih jelas.

Satu pembaruan yang cukup signifikan adalah penambahan tombol multimedia dan semacam scroll wheel memanjang di ujung kanan atas keyboard. Tentu saja keduanya dapat diprogram sesuai kebutuhan lewat software Razer Synapse, sehingga fungsinya bisa lebih dari sebatas untuk mengatur volume saja. Untuk menambah kenyamanan, BlackWidow V3 turut dibekali wrist rest yang dapat dilepas-pasang.

Di Amerika Serikat, Razer BlackWidow V3 saat ini telah dipasarkan dengan banderol $140. Alternatifnya, BlackWidow V3 juga ditawarkan dalam varian tenkeyless (TKL) yang lebih ringkas sekaligus lebih murah ($100), serta varian wireless ($230) yang mempunyai layout agak berbeda, terutama pada bagian tombol-tombol multimedianya.

Sumber: Razer.

Keyboard Gaming Corsair K100 Unggulkan Optical Switch dan Kenop Multifungsi yang Programmable

Diluncurkan pada tahun 2018, Razer Huntsman boleh dibilang belum punya pesaing di ranah keyboard gaming. Alasannya simpel: switch yang digunakannya sangatlah unik, bukan mechanical melainkan optical switch yang menjanjikan responsivitas sekaligus ketahanan yang lebih baik.

Namun status eksklusif itu berhenti hari ini, sebab Corsair baru saja mengumumkan keyboard anyar yang juga mengunggulkan optical switch hasil rancangan mereka sendiri. Pemakaian switch baru ini menarik karena Corsair selama ini memang merupakan satu dari segelintir produsen periferal yang setia dengan Cherry MX.

Dinamai Corsair K100, jelas sekali kastanya ada di atas K95 (yang sendirinya sudah masuk kategori premium). Optical switch-nya sendiri Corsair juluki dengan istilah OPX, dan switch ini memiliki sifat yang linear dengan aktuasi hanya 1 mm. Ini berarti masing-masing tombolnya hanya perlu ditekan sedikit saja supaya input-nya terbaca. Meski begitu, key travel hingga sedalam 3,2 mm mengindikasikan bahwa ia masih nyaman dipakai mengetik.

Janji performa yang lebih responsif itu semakin disempurnakan lebih lanjut oleh polling rate 4.000 Hz, alias empat kali lebih cepat daripada biasanya. Soal ketahanan, Corsair mengklaim optical switch-nya bisa tahan sampai 150 juta klik. Sebagai perbandingan, Razer mengklaim optical switch buatan mereka tahan sampai 100 juta klik.

Seandainya konsumen tetap tidak bisa move on dari mechanical switch, K100 juga ditawarkan dalam varian dengan switch Cherry MX Speed yang juga bersifat linear. Namun variasi switch baru sebagian dari cerita utuh seputar K100.

Juga unik dari keyboard ini adalah kehadiran satu kenop ekstra di sisi kiri atas. Fungsinya banyak sekali, dan semua pada dasarnya tergantung bagaimana masing-masing pengguna memprogramnya. Konsepnya kurang lebih sama seperti yang ditawarkan oleh keyboard Logitech Craft yang ditujukan buat kreator konten.

Seperti halnya K95, K100 juga dilengkapi enam tombol macro di sisi kiri, dan rangkanya juga terbuat dari bahan aluminium yang kokoh. Deretan tombol multimedia beserta kenop untuk mengatur volume di ujung kanan atas yang sudah menjadi ciri khas Corsair selama ini tetap dipertahankan pada K100.

Tanpa perlu terkejut, keyboard gaming sepremium K100 ini tentu juga hadir bersama wrist rest yang bisa dilepas-pasang secara magnetis. Semua ini tentu tidak murah; konsumen yang tertarik sudah bisa meminangnya sekarang juga dengan harga $230.

Sumber: Corsair.

Razer Huntsman Mini Ramaikan Tren Keyboard 60%

Keyboard 60% merupakan salah satu topik terhangat di industri periferal belakangan ini. Baik di kalangan enthusiast maupun gamer, keyboardkeyboard dengan ukuran mini itu sedang ramai diburu oleh konsumen, dan produsen periferal kenamaan macam Razer tentunya tak mau kehilangan momentum.

Mereka baru saja memperkenalkan Razer Huntsman Mini, versi ringkas dari keyboard inovatif bernama sama yang mereka rilis dua tahun silam. Istilah “keyboard 60%” sendiri datang dari ukuran fisiknya yang cuma 60% dari keyboard normal, dan itu juga berlaku pada Huntsman Mini. Ia bahkan lebih mungil ketimbang Razer Huntsman Tournament Edition yang masuk kategori tenkeyless (TKL) alias tanpa numpad.

Seperti seabrek keyboard 60% lain yang ada di pasaran, tentunya banyak tombol yang dieliminasi pada Huntsman Mini. Tombol arah panah, tombol F1 – F12, tombol Home, Print Screen dan kawan-kawannya sudah diubah menjadi function key, yang artinya Anda butuh kombinasi tombol tertentu untuk mengaksesnya.

Contoh yang paling gampang adalah, kombinasi tombol “fn + 1” sama saja dengan mengklik tombol “F1”, demikian pula untuk tombol-tombol lain, menyesuaikan dengan label yang ada di bagian sisi masing-masing tombol. Akses ke tombol pengontrol media pun masih tersedia; kombinasi “fn + Tab” misalnya, sama saja dengan mengklik tombol “Mute”.

Razer Huntsman Mini

Sebagai bagian dari seri Huntsman, tentu saja keunggulan utama Huntsman Mini terletak pada jenis switch yang digunakan, yakni optical switch yang diyakini lebih responsif ketimbang mechanical switch, plus memiliki ketahanan hingga 100 juta klik. Konsumen bisa memilih antara varian switch yang bersifat clicky atau linear, dan Razer mengklaim varian linearnya ini lebih senyap ketimbang yang ada pada Huntsman Tournament Edition.

Setiap switch dibungkus oleh keycap berbahan doubleshot PBT, bahan yang lebih tangguh ketimbang ABS yang umum dipakai di banyak keyboard, dan yang tidak mudah menyisakan bekas minyak dari jari-jari pengguna. Rangka keyboard-nya sendiri terbuat dari material aluminium, dan Razer tak lupa menyertakan kabel USB-C berwujud braided untuk Huntsman Mini (bisa dilepas-pasang).

Razer Huntsman Mini

Pertanyaannya, untuk siapa keyboard kecil seperti Huntsman Mini ini? Untuk gamer yang punya space terbatas di atas mejanya, untuk mereka yang memerlukan area pergerakan mouse yang lebih luas dari biasanya. Keyboard 60% pada dasarnya merupakan tandem yang sangat pas bagi para pemain game FPS kompetitif yang terbiasa menggunakan setting DPI rendah pada mouse-nya, yang kerap terlihat lebay saat menyapukan mouse-nya.

Daripada harus memiringkan salah satu sisi keyboard supaya tidak terbentur mouse (‘teknik’ yang umum saya jumpai pada banyak gamer kompetitif), menggunakan keyboard 60% jelas merupakan solusi yang lebih ideal, bahkan lebih ideal lagi ketimbang keyboard TKL.

Di Amerika Serikat, Razer Huntsman Mini saat ini telah dipasarkan seharga $120 untuk versi clicky-nya. Versi linearnya akan menyusul di bulan Agustus dengan banderol $130, sama persis seperti harga Huntsman Tournament Edition. Pilihan warnanya sendiri ada hitam atau putih.

Sumber: Razer.

Tipis dan Ringkas, Logitech G915 TKL Juga Siap Manjakan Gamer dengan Konektivitas Wireless

Logitech G915 yang dirilis tahun lalu merupakan sebuah keyboard mekanis yang cukup unik. Unik karena semua tutsnya jauh lebih tipis dari biasanya, dan tebal perangkat secara keseluruhan hanya berkisar 22 mm saja.

Dipadukan dengan konektivitas wireless, G915 merupakan solusi portable yang sangat menarik bagi penggemar keyboard mekanis. Sayang sekali keberadaan deretan numpad di sebelah kanan mungkin membuat sejumlah konsumen jadi enggan membelinya, dan ini secara langsung juga berpengaruh pada portabilitasnya.

Buat mereka yang enggan, Logitech sudah punya jawabannya. Mereka baru saja menyingkap G915 TKL. TKL, bagi yang tidak tahu, merupakan singkatan dari istilah “tenkeyless“, dan semua keyboard yang mengusung embel-embel TKL di belakangnya sudah pasti tidak memiliki numpad.

Tebal dan lebar sasis aluminiumnya sama persis seperti G915 versi standar, akan tetapi panjangnya menyusut drastis menjadi 36,8 cm sehingga jauh lebih mudah dimasukkan ke dalam tas. Satu hal yang perlu dicatat, selain kehilangan numpad, G915 TKL juga tidak memiliki 5 tombol makro di bagian kiri seperti versi standarnya.

Logitech G915 TKL

Selebihnya, kedua keyboard cukup identik. G915 TKL tetap mengemas sederet tombol multimedia sekaligus kenop volume. Keunggulannya pun tetap dipertahankan, yakni switch mekanis jenis low profile yang menawarkan aktuasi 25% lebih cepat. Logitech lagi-lagi menghadirkan tiga pilihan switch dengan karakteristik yang berbeda: Clicky, Tactile, dan Linear.

Menariknya, daya tahan baterai G915 TKL justru lebih awet, sampai 40 jam pemakaian meski backlight RGB-nya menyala dengan tingkat kecerahan maksimum. G915 standar di sisi lain cuma bisa bertahan sampai 30 jam dengan skenario yang sama.

Di Amerika Serikat, Logitech G915 TKL saat ini telah dipasarkan seharga $230, alias $20 lebih murah daripada versi standarnya, dan $30 lebih mahal ketimbang G815, yang pada dasarnya merupakan G915 standar versi non-wireless.

Sumber: Logitech.

Logitech G915 dan G815 Usung Switch Mekanis Berukuran 2x Lebih Tipis dari Biasanya

Logitech punya sepasang keyboard mekanis baru untuk para gamer: Logitech G915 dan G815. Keduanya merupakan keyboard pertama Logitech yang mengusung switch baru bertipe low profile, dengan dimensi jauh lebih tipis daripada switch mekanis pada umumnya.

Logitech bilang bahwa tebal switch low profile ini hanya separuh switch mekanis standar. Karena tipis, masing-masing tuts-nya juga bisa ikut dibuat tipis, dan tebal keseluruhan perangkatnya pun tercatat hanya 22 mm. Bukan sebatas memberikan kenyamanan ekstra, kombinasi ini juga berdampak pada performa; dengan klaim 25 persen aktuasi yang lebih cepat, mengingat kita tak perlu menekan tombol sedalam biasanya.

Switch dengan kode GL ini tersedia dalam tiga varian: GL Clicky, GL Tactile, dan GL Linear. Masing-masing memiliki karakteristik yang serupa dengan trio switch Cherry MX yang paling umum: GL Clicky mirip Cherry MX Blue, GL Tactile mirip Cherry MX Brown, dan GL Linear mirip Cherry MX Red.

Logitech G915

Baik G915 maupun G815 sama-sama mengadopsi layout full-size, dengan tambahan sederet tombol makro di kiri dan tombol preset profil di atas, serta tombol multimedia dan kenop volume di ujung kanan atas. Semuanya tentu sudah dibekali RGB backlight, dan nyala warna-warninya ini dapat disinkronisasikan dengan jalannya game atau film yang sedang diputar.

Kedua keyboard ini sama-sama mengemas sasis aluminium. Yang membedakan di antara keduanya hanyalah soal konektivitas: G915 itu wireless, sedangkan G815 bukan. Wireless dalam kamus Logitech dikenal dengan istilah Lightspeed, yang pada dasarnya mengandalkan dongle yang menyambung ke komputer demi menyajikan koneksi wireless yang amat stabil dan rendah latency.

Logitech G815 / Logitech
Logitech G815 / Logitech

Soal baterai, G915 juga amat efisien. Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa tahan sampai 12 hari, atau bahkan sampai 135 hari apabila semua backlight-nya dimatikan. Proses charging-nya juga tergolong singkat, cuma 3 jam dari kosong hingga penuh, dan tentu saja perangkat tetap bisa digunakan selagi tersambung ke PC via kabel.

Logitech G915 saat ini telah dipasarkan seharga $250. Kalau konektivitas wireless bukan prioritas dan Anda ingin berhemat, Logitech G815 yang dihargai $200 bisa menjadi alternatif.

Sumber: Logitech.

Keyboard Razer Huntsman Andalkan Switch Unik Hasil Perkawinan Tipe Mekanis dan Optik

Belakangan industri gaming banyak membicarakan mengenai keyboard berbekal switch optik, bukan mekanis seperti yang kita agung-agungkan selama ini. Razer pun tidak mau ketinggalan. Mereka bahkan mencoba mengawinkan switch mekanis dan optik hingga melahirkan tipe baru yang mereka sebut dengan istilah “Opto-Mechanical”.

Switch tipe baru ini sudah bisa kita dapatkan lewat keyboard bernama Razer Huntsman. Razer sederhananya ingin memadukan kelebihan masing-masing tipe switch; sensasi taktil yang disuguhkan switch mekanis, plus responsivitas switch optik yang amat superior.

Razer Huntsman

Cara kerja switch Opto-Mechanical ini cukup unik. Di balik setiap tombol ada sinar inframerah yang menyala melintang. Tiap kali tombol diklik, maka bagian bawahnya akan ‘memotong’ sinar tersebut, dan komputer akan langsung menerima sinyal dari keyboard secara instan bahwa sebuah tombol telah ditekan.

Menurut Razer, switch Opto-Mechanical yang dimiliki Hunstman lebih responsif 30 persen ketimbang switch mekanis tradisional, dengan key travel sedalam 1,5 mm dan actuation force 45 gram. Ketahanannya pun diestimasikan bisa mencapai 100 juta klik, sekitar dua kali lebih tangguh dari switch mekanis.

Razer Huntsman Elite

Mengapa bisa lebih awet ketimbang keyboard mekanis standar? Karena pada switch Opto-Mechanical ini sejatinya kontak fisik yang terjadi ketika tombol ditekan sangatlah minim. Selain itu, Razer juga menyelipkan komponen stabilizer supaya respon keyboard tetap konsisten meski kita menekan tombol tidak benar-benar di tengah.

Razer menawarkan dua varian Huntsman: standar dan Elite. Perbedaannya, varian Elite mengemas sejumlah tombol multimedia di ujung kanan atas, lengkap beserta sebuah kenop multifungsi yang dapat diprogram sesuai kebutuhan. Di samping itu, varian Elite juga dilengkapi wrist rest unik yang mudah dilepas-pasang secara magnetik, serta bisa menyala warna-warni bagian sisinya seperti keyboard-nya.

Razer Huntsman Elite

Di Amerika Serikat, Razer Huntsman saat ini sudah dipasarkan seharga $150, sedangkan Huntsman Elite seharga $200.

Sumber: Razer.