5 Smartphone Gaming 2021 yang Bisa Dibeli di Indonesia

Pada awal bulan Desember 2021 ini, ASUS meluncurkan smartphone gaming seri ROG Phone 5s ke Indonesia. Mereka adalah ROG Phone 5s dan versi Pro-nya, keduanya sama-sama ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 888+.

Sebagai smartphone gaming, artinya perangkat ini dari awal memang dirancang untuk memberikan pengalaman bermain game mobile sebaik mungkin. Lantas, apa keunggulan smartphone gaming dibandingkan dengan smartphone flagship?

Salah satu pembedanya ialah opsi kontrol yang lebih intuitif. Pada smartphone gaming ROG Phone 5s Pro misalnya, ia punya kontrol berbasis sentuhan yang telah dioptimalkan dengan layar yang memiliki refresh rate dan touch sampling rate tinggi, serta touch latency rendah.

Selain itu, ia juga punya sensor sentuh di bagian belakang untuk memicu fungsi L2/R2 seperti controller konsol. Sensor ultrasonik di sebelah kanan bodi pada sisi atas dan bawah yang mendukung ketuk, geser, dan dua gerakan secara bersamaan. Juga tersedia pula aksesori khusus ROG Kunai GamePad yang menyulapnya menjadi layaknya konsol genggam.

Walau tidak menjamin ‘auto win‘ saat bermain game kompetitif pada smartphone gaming, tetapi setidaknya meningkatkan peluang kemenangan. Berikut saya rangkum lima smartphone gaming 2021 yang tersedia dan bisa dibeli di Indonesia untuk momen tahun baru 2022.

1. ASUS ROG Phone 5s Pro Rp18.999.000

ASUS ROG Phone 5s Pro

ROG Phone 5s Pro adalah smartphone gaming terbaru dari ASUS dan sekaligus terkuat yang bisa Anda miliki di Indonesia. Tak main-main, ASUS memadukan chipset Snapdragon 888+ dengan RAM mencapai 18GB LPDDR5 dan penyimpanan internal UFS 3.1 512GB.

Hal istimewa lainnya ialah ASUS menyematkan layar AMOLED berukuran kecil pada bagian belakang ROG Phone 5s Pro yang disebut ROG Vision yang dapat menampilkan animasi visual notifikasi dan gambar berwarna.

Layar depannya menggunakan panel AMOLED E4 buatan Samsung 6,78 inci FHD+ 10-bit HDR. Dioptimalkan dengan refresh rate 144 Hz, touch sampling rate 360 Hz, response time 1 ms, dan touch latency 24 ms.

Kapasitas baterainya sendiri tergolong besar, 6.000 mAh sehingga dapat menemani gamer berjam-jam lamanya dan dibekali dengan adaptor HyperCharge 65-watt.

2. ASUS ROG Phone 5s Rp9.999.000

ASUS ROG Phone 5s

Meski harga ROG Phone 5s Pro dipatok tinggi, tetapi versi original-nya dijual dengan harga yang cukup terjangkau yakni mulai dari Rp9.999.000 untuk varian memori 8GB/128GB dan Rp14.999.000 untuk versi 12GB/256GB. Kinerjanya tak perlu diragukan, karena sebagian besar spesifikasi ROG Phone 5s identik dengan versi Pro-nya.

Termasuk chipset Snapdragon 888+, panel AMOLED 144 Hz, hingga baterai jumbo 6.000 mAh dengan pengisian cepat 65-watt. Perbedaannya hanya pada kapasitas RAM, tampilan di bagian belakang, dan isi paket penjualannya. Paket penjualan ROG Phone 5s tidak dilengkapi aksesori AeroActive Cooler 5.

3. ASUS ROG Phone 5 Ultimate

ASUS ROG Phone 5 Ultimate

Perangkat gaming ini juga belum lama tersedia di Indonesia, tepatnya awal bulan Oktober dan dijual Rp18.999.000. Sama seperti ROG Phone 5s Pro, ROG Phone 5 Ultimate juga mengemas layar AMOLED berukuran kecil di bagian belakang yang disebut ROG Vision, serta RAM 18GB LPDDR5 dan penyimpanan internal UFS 3.1 512GB.

Dari segi spesifikasi, ROG Phone 5 Ultimate tidak jauh berbeda dengan seri ROG Phone 5s. Bedanya ia ditenagai chipset Snapdragon 888 dan panel AMOLED 144 Hz-nya punya touch sampling rate 300 Hz dan touch latency 24,3 ms.

4. ASUS ROG Phone 5 Rp9.999.000

ASUS ROG Phone 5

Perangkat gaming yang satu ini merupakan pendahulu dari ROG Phone 5s, ia mendarat di Indonesia pada Juni dengan harga mulai dari Rp9.999.000. Namun sekarang ROG Phone 5 bisa diperoleh dengan harga promo Rp8.699.000 untuk varian 8GB/128GB.

Spesifikasinya tak jauh beda dengan ROG Phone 5 Ultimate, termasuk chipset Snapdragon 888, panel AMOLED 144 Hz dengan touch sampling rate 300 Hz dan touch latency 24,3 ms, serta baterai 6.000 mAh dengan fast charging 65W. Bedanya ia tak punya ROG Vision dan sensor sentuh di bagian belakangnya.

5. Xiaomi Black Shark 4

Selain rangkaian ROG Phone dari ASUS, smartphone gaming yang bisa ditemui di Indonesia adalah Black Shark 4 dari Xiaomi yang dirilis di Indonesia pada bulan Agustus lalu.

Perangkat ini juga membawa panel AMOLED E4 besutan Samsung berukuran 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate 144 Hz. Bahkan touch sampling rate-nya diklaim mencapai angka 720 Hz dan multi-finger touch response time delay 8,3 ms.

Black Shark 4 juga dibekali tombol mekanis khusus untuk bermain game yang posisinya berada di ujung bodi sebelah kanan dan dapat mengenali tekanan lembut atau kuat.

Saat dirilis, Black Shark 4 dijual dengan harga mulai dari Rp8.479.000, sedikit lebih murah dari ROG Phone 5. Namun perlu dicatat, bahwa dapur pacu yang digunakan adalah Snapdragon 870 alias versi refresh dari Snapdragon 685 yang dipadukan dengan RAM 8GB LPDDR5, penyimpanan internal UFS 3.1 128GB, dan baterai 4.500 mAh dengan pengisian cepat 120W.

Penutup

Itulah lima pilihan smartphone gaming 2021 yang bisa dibeli di Indonesia. Selain ROG Phone dari ASUS dan Black Shark dari Xiaomi, sebetulnya masih ada seri Legion dari Lenovo seperti yang terbaru Legion Duel 2 dan Legion 2 Pro, serta nubia dari ZTE dengan nubia Red Magic 6s dan nubia Red Magic 6s Pro, namun mereka tidak masuk Indonesia.

Assassin’s Creed Valhalla Kedatangan Expansion Ketiga dan Konten Crossover dengan AC Odyssey

Dirilis pada November 2020, Assassin’s Creed Valhalla sejauh ini telah menerima dua story expansion, yakni “Wrath of the Druids” dan “The Siege of Paris”. Namun seperti yang sempat diumumkan di event Ubisoft Forward pada bulan Juni kemarin, Valhalla masih akan menerima expansion lain lagi di tahun keduanya.

Tanpa harus menunggu lama, Ubisoft baru saja mengungkap bahwa expansion ketiga untuk Valhalla, “Dawn of Ragnarok”, akan resmi dirilis pada 10 Maret 2022. Ubisoft bilang ini merupakan expansion paling ambisius yang pernah mereka buat di sepanjang sejarah franchise Assassin’s Creed, dengan konten yang diperkirakan cukup untuk menyita waktu bermain selama sekitar 35 jam, dan lokasi baru dengan luas sepertiga dari lokasi di base game-nya.

Seperti yang bisa ditebak dari judulnya, Dawn of Ragnarok bakal berfokus pada mitologi Norse. Sang lakon utama, Eivor, bahkan bakal berperan sebagai Odin di sini, di dunia mitos bernama Svartalfheim. Kisah yang diangkat adalah perjalanan Odin menyelamatkan anaknya, Baldr, dan di sepanjang perjalanannya, tentu saja bakal ada sejumlah makhluk mitologi yang menghadang, mulai dari makhluk api dari Muspelheim, sampai Frost Giant dari Jotunheim.

Dawn of Ragnarok juga bakal menampilkan Surtr, iblis raksasa dengan api yang menyala di sekujur tubuhnya (yang juga muncul di film Thor: Ragnarok). Namun tentu saja, Eivor turut dibekali sejumlah kemampuan baru sebagai Odin, dari kemampuan untuk menyerap kekuatan musuh, teleportasi, sampai shape-shifting.

Dawn of Ragnarok digarap oleh tim Ubisoft Sofia, tim yang sama yang bertanggung jawab atas expansion Curse of the Pharaoh untuk Assassin’s Creed Origins, yang berarti ini bukan pertama kalinya mereka diminta mendalami sekaligus menyajikan narasi dari suatu mitologi populer.

Namun Dawn of Ragnarok bukan satu-satunya kejutan yang Ubisoft siapkan.

Assassin’s Creed Crossover Stories

Selagi menanti kedatangan expansion ketiganya tadi, pemain juga bisa menikmati konten ekstra bertajuk Assassin’s Creed Crossover Stories mulai 14 Desember 2021. Sesuai namanya, Crossover Stories bakal mempertemukan Eivor dengan Kassandra, lakon perempuan dari game sebelumnya, Assassin’s Creed Odyssey.

Kok bisa keduanya bertemu padahal ada jarak ribuan tahun? Well, kalau Anda sudah pernah menamatkan Odyssey, Anda pasti paham bagaimana ceritanya. Jadi ada baiknya alasannya tidak disebutkan di sini demi menghindari spoiler. Satu hal yang pasti, Crossover Stories ini merupakan DLC gratis untuk Odyssey dan Valhalla sekaligus.

Di Odyssey, DLC berjudul “Those Who Are Treasured” ini bakal bisa langsung dimainkan setelah menyelesaikan chapter pertama. Namun seperti yang saya bilang, sebaiknya Anda menamatkan main story-nya dulu secara menyeluruh supaya terhindar dari spoiler. Sementara di Valhalla, DLC-nya mengambil judul “A Fated Encounter” dan dapat dimainkan setelah membuka Valka the Seer sekaligus mencapai settlement level empat di Ravensthorpe.

Sumber: GamesRadar.

Sembrani Kiqani dan Bukalapak Berinvestasi di Startup Game “Play-to-Earn” Filipina

Sembrani Kiqani, dana kelolaan milik BRI Ventures (BVI), dan startup unicorn Bukalapak terlibat dalam investasi di Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA) yang berhasil mengumpulkan $15 juta lewat dua putaran pembiayaan (financing round).

Pendanaan tersebut akan digunakan YGG SEA untuk mendorong adopsi game berbasis play-to-earn di kawasan Asia Tenggara. Sebagai informasi, YGG SEA merupakan organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) di bawah naungan Yield Guild Games (YGG), startup pengembang game berbasis blockchain asal Filipina.

Sembrani Kiqani merupakan kendaraan investasi terbaru BVI yang menyasar sektor direct-to-consumer (D2C) serta blockchain dan turunannya, termasuk cryptocurrency. BVI memang tengah mendorong investasinya untuk memperkuat ekosistem kripto di Indonesia.

Selain Bukalapak dan BVI, YGG SEA juga mengamankan pendanaan ini dari sejumlah investor antara lain Crypto.com Capital, Animoca Brands, MindWorks Ventures, Poloniex, Jump Capital, dan Overseas Bank Venture Management. Sebelumnya pada Agustus lalu, YGG SEA telah menerima pendanaan tahap awal yang dipimpin YGG dan Infinity Ventures Crypto.

YGG SEA dipimpin Co-Founder & CEO Evan Spytma. Co-Founder YGG lainnya adalah Dan Wang (sebelumnya mengepalai operasi Riot Games di Tiongkok) dan Irene Umar (juga menjadi Managing Partner Discovery Nusantara Capital, VC startup gaming berbasis di Indonesia).

Rencana ekspansi

Dengan keterlibatan Bukalapak dan Sembrani Kiqani, YGG SEA akan membidik Indonesia sebagai salah satu target utama ekspansinya di Asia Tenggara, diikuti dengan Vietnam, Singapura, dan Thailand. Usai ekspansi ke empat negara ini, barulah YGG SEA akan melancarkan ekspansinya ke seluruh kawasan Asia Tenggara

Investasi terbaru ini akan membantu perusahaan untuk membawa targeted offering ke komunitas gaming di regional. Perusahaan akan mendukung pengembangan game berbasis play-to-earn di setiap negara sehingga dapat mengumpulkan aset game yang dapat digunakan untuk membangun basis pemain di pasar lokal.

“SubDAO seperti YGG SEA akan menjadi inti dari strategi ekspansi YGG di seluruh dunia mengingat mereka memiliki kekuatan pada pengetahuan dan jaringan lokal,” ujar Co-founder YGG Gabby Dizon.

Lebih lanjut mengenai YGG SEA, DAO memanfaatkan protokol open source pada blockchain dengan berbasis smart contract. Tujuan utamanya adalah menyediakan cara otomatis dalam melaksanakan keputusan tata kelola. DAO pada YGG berbasiskan smart contract yang dibangun di atas Ethereum.

Konsep Play-to-Earn

Play-to-Earn (P2E) adalah salah satu turunan dari konsep NFT pada game yang akhir-akhir ini terus naik daun. Teknologi blockchain memungkinkan pemain melakukan jual-beli dan memperdagangkan aset digital dalam bentuk game. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa pengembang yang masuk ke sana, salah satunya Soulcops.

Saat ini, terdapat 3 ribu kartu digital dalam Soulcops yang sudah dapat dibeli oleh kolektor sebelum mobile game resmi dirilis pada tahun depan. Kolektor nantinya dapat memainkan koleksi NFT mereka karena masing-masing memiliki rarety yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan saat bermain game, serta dapat di-upgrade dengan senjata dan utilitas lain dalam membuat karakter yang lebih kuat. Hal lainnya adalah mendapat token yang dapat ditukar dengan uang nyata sebagai implementasi dari P2E.

Selain itu, terdapat beberapa produk game lain yang juga mengarah ke konsep berbasis NFT, di antaranya Arkipelago, Reality Chain, dan Meta Forest Society.

GRID Legends Meluncur 25 Februari 2022, Janjikan Opsi Gameplay yang Variatif dan Multiplayer Lintas Platform

Usai diumumkan pertama kali pada bulan Juli lalu, GRID Legends akhirnya punya jadwal rilis pasti. Game kelima dari franchise game balapan GRID itu dijadwalkan hadir pada 25 Februari 2022 di PC, PS5, PS4, Xbox Series X/S, dan Xbox One sekaligus.

Dibandingkan pendahulu-pendahulunya, GRID Legends menawarkan lebih banyak opsi gameplay, termasuk mode Drift yang banyak di-request oleh para penggemar setia seri GRID, demikian pula mode Elimination. Codemasters pun tidak lupa menyelipkan dua mode baru, yakni Electric Boost dan Race Creator. Mode yang terakhir ini mengemas segudang opsi kustomisasi demi menambah variasi permainan.

Tidak kalah penting adalah fitur multiplayer lintas platform, dan Codemasters turut memastikan supaya pemain bisa saling beradu bersama teman-temannya dengan cepat. Cukup tiga klik tombol kalau kata pengembangnya, dan sesi balapan pun bisa langsung dimulai tanpa mengharuskan para pemain mampir ke lobi terlebih dulu.

Tidak tertarik bermain bersama orang lain? Bukan masalah, sebab mode Career dalam GRID Legends dipastikan bakal menyita banyak waktu Anda, apalagi dengan lebih dari 300 event yang tersedia. Juga menarik adalah kehadiran sebuah story mode terpisah berjudul “Driven to Glory”.

Ketimbang menggunakan teknologi motion capture untuk membuat cutscene di story mode ini, Codemasters justru menyelipkan adegan-adegan film yang disyuting bersama aktor asli dengan memanfaatkan teknik produksi virtual ala The Mandalorian. Singkat cerita, kalau Anda suka drama di dunia balap mobil profesional, Anda bakal menikmati mode yang satu ini.

Usai menuntaskan story mode, progresnya otomatis bakal diintegrasikan ke progres di mode Career, dan ini bakal memicu munculnya serangkaian event baru untuk dimainkan. Terkait variasi mobilnya, GRID Legends menjanjikan lebih dari 100 model yang berbeda di awal peluncurannya.

2022 tampaknya bakal jadi tahun yang membahagiakan buat para penggemar game balapan. Selain GRID Legends ini, juga akan ada Gran Turismo 7 yang bakal menyusul hanya seminggu setelahnya. Selagi menunggu keduanya, kita juga bisa menghabiskan banyak waktu di Forza Horizon 5.

Buktikan Performa Gaming OPPO A95, OPPO Kembali Jalin Kemitraan dengan Call of Duty: Mobile

OPPO resmi meluncurkan smartphone A95 pada 18 November lalu. Dalam kurun waktu yang singkat pasca perilisannya tersebut, perangkat ini telah berhasil memberikan lebih dari 30% market share OPPO di Indonesia. Selain kinerja kamera yang mumpuni, A95 juga banyak diincar karena menawarkan performa yang dapat diandalkan.

Untuk membuktikan kemampuan performa dari perangkat ini, OPPO Indonesia pun menggandeng salah satu game mobile berjenis first-person shooter (FPS) yang sangat populer di pasar tanah air, yakni Call of Duty: Mobile (CODM).

“OPPO A95 diluncurkan untuk menyajikan perangkat dengan performa yang dapat diandalkan penggunanya, termasuk memberikan kenyamanan pengguna untuk bermain mobile game. Maka dari itu, kami kembali bekerja sama dengan Call of Duty: Mobile (CODM) dengan tujuan lebih memperkenalkan fitur-fitur kenyamanan gaming pada A95 sekaligus memberikan kesempatan player CODM untuk mendapatkan perangkat ini secara cuma-cuma,” ujar Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia, dalam sebuah siaran pers.

Ini merupakan kali kedua OPPO Indonesia bekerja sama dengan CODM setelah kemitraan pertamanya di bulan yang sama pada tahun 2019 lalu. OPPO A95 memiliki kapabilitas untuk memainkan game CODM dengan nyaman berkat dukungan beberapa fitur gaming yang ditanamkan, sebut saja fitur ekspansi RAM yang dapat memperluas secara otomatis memori sementara pada A95, dengan pilihan perluasan mulai dari 2 GB, 3 GB, hingga 5 GB. Berkat opsi 5 GB, pengguna bisa mendapatkan total RAM hingga 13 GB layaknya sebuah smartphone flagship. Keberadaan fitur ini dapat membuat permainan CODM berjalan dengan mulus dan stabil sehingga memberikan kenyamanan ekstra pada pengguna.

Di samping fitur ekspansi RAM, OPPO turut melengkapi A95 dengan teknologi Hyper Boost yang telah dipatenkan. Fitur ini bakal memastikan frame rate yang stabil saat bermain game CODM dengan pemakaian daya yang lebih rendah dan pengaturan suhu yang jauh lebih baik.

Teknologi ini juga akan meningkatkan respons sentuhan, mengurangi lag, dan memangkas waktu yang dibutuhkan untuk loading game secara signifikan, menjadikan A95 sebagai perangkat dengan performa gaming yang dapat diandalkan.

OPPO dan CODM akan memulai rangkaian kegiatan pada platform media sosial dan juga in-game activation. Keterangan lebih lanjut mengenai kegiatan ini dapat dilihat melalui akun resmi Instagram @garenacodmid atau langsung pada game Call of Duty: Mobile itu sendiri.

Legacy Adalah Game NFT Ciptaan Kreator Populous dan Black & White

Game NFT terus bermunculan bagai jamur di musim hujan. Yang terbaru dan dijadwalkan hadir tahun depan adalah Legacy, game NFT bikinan 22cans. Tidak pernah mendengar nama studio tersebut? Well, mungkin Anda bakal lebih familier dengan pendirinya, Peter Molyneux.

Peter boleh dibilang merupakan pionir di genre god game lewat seri Populous dan Black & White, dan ia sekarang ingin mengawinkan formula tersebut dengan tren blockchain gaming. Namun ketimbang memakai istilah game NFT, Peter dan timnya lebih memilih mengategorikan Legacy sebagai sebuah “blockchain business sim”.

Dalam Legacy, pemain bakal diajak untuk menciptakan produk dan bangunan digital dari ribuan komponen yang tersedia. Selesai dikonsepkan, produknya bakal diproduksi dan siap diperjual-belikan dengan para pemain lain. Legacy juga bakal menghadirkan sejumlah in-game event dan kompetisi yang akan menguji keterampilan mendesain pemain, sekaligus kemampuan manajemen kotanya.

Namun seperti halnya Axie Infinity dan beberapa game NFT lain, Legacy memerlukan sejumlah modal awal untuk mulai bermain. Modal tersebut adalah untuk membeli aset NFT berupa lahan virtual yang akan dikembangkan menjadi bisnis di dalam game.

Juga seperti Axie, Legacy bakal menerapkan semacam sistem scholarship. Jadi setelah membeli lahan NFT, Anda bakal memiliki akses ke sejumlah Legacy Key. Semakin besar luas lahannya, semakin banyak jumlah Legacy Key yang didapat. Item ini kemudian bisa dipinjamkan ke orang lain, dan mereka otomatis bakal menjadi mitra bisnis Anda selaku sang pemilik lahan, dengan sistem bagi hasil tentu saja.

Semua ini bakal melibatkan mata uang crypto baru bernama LegacyCoin (LEGACY) yang beroperasi di jaringan Ethereum. Meski game-nya masih belum dirilis, lahan-lahan NFT-nya rupanya sudah dijual melalui platform Gala Games, dan sebagian besar juga sudah sold out, termasuk yang paling langka yang laku dengan nilai setara hampir $900 ribu. Cukup sinting untuk sebuah game yang belum bisa dimainkan sama sekali.

Sumber: Gala Games via VGC.

Final Fantasy VII Remake Intergrade Segera Hadir di PC, Seperti Apa Spesifikasi PC yang Dibutuhkan?

Seperti publisher-publisher besar lainnya, Square Enix tidak melewatkan kesempatan untuk memamerkan trailer game-game terbarunya di acara The Game Awards 2021. Dua di antaranya adalah Forspoken dan Babylon’s Fall, namun ternyata Square Enix juga punya kejutan lain, yakni Final Fantasy VII Remake Intergrade versi PC.

Sebagai pengingat, FF VII Remake Intergrade adalah upgrade next-gen yang dirilis di PlayStation 5 pada bulan Juni lalu, yang menghadirkan sederet penyempurnaan dari sisi performa sekaligus kualitas visual. Kabar baiknya, versi PC-nya juga akan menyertakan konten DLC Intermission yang sebelumnya dijual secara terpisah, yang menghadirkan episode campaign baru sekaligus karakter lawas yang tak kalah populer, yakni Yuffie Kisaragi.

Di samping itu, FF VII Remake Intergrade versi PC juga bakal membawa dukungan resolusi 4K dan HDR, serta kompatibilitas gamepad dengan API XInput maupun DirectInput seandainya tidak ingin menggunakan keyboard dan mouse.

Di PS5, FF VII Remake Intergrade sepenuhnya mendukung fitur adaptive trigger milik controller DualSense. Sayangnya sejauh ini belum ada konfirmasi apakah versi PC-nya juga demikian jika menggunakan DualSense. Satu hal yang pasti, game ini siap dijalankan di 120 fps bagi yang memiliki PC berspesifikasi sultan.

Kalau menurut Square Enix sendiri, spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk menjalankan FF VII Remake Intergrade adalah sebagai berikut:

Minimum

  • GPU: Nvidia GeForce GTX 780 atau AMD Radeon RX 480 (VRAM 3 GB)
  • CPU: Intel Core i5-3330 atau AMD FX-8350
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 100 GB

Recommended (1440p atau 4K)

  • GPU: Nvidia GeForce GTX 1080 atau AMD Radeon RX 5700 (VRAM 8 GB)
  • CPU: Intel Core i7-3770 atau AMD Ryzen 3 3100
  • RAM: 12 GB
  • Storage: 100 GB

Persyaratan spesifikasinya bisa dibilang tidak terlalu menuntut, dan masih di bawah God of War. FF VII Remake Intergrade versi PC dijadwalkan hadir pada 16 Desember 2021, akan tetapi hanya melalui Epic Games Store saja. Selain bonus DLC tadi, pemain juga bakal menerima sejumlah item dan equipment ekstra.

Berikut adalah sejumlah screenshot dari FF VII Remake Intergrade versi PC.

Sumber: PC Gamer.

Tahun Depan, PUBG: Battlegrounds Jadi Game Free-to-Play

Sebagian besar orang mungkin mengenal PUBG sebagai game free-to-play (F2P). Mereka tidak salah, kalau yang dimaksud adalah PUBG Mobile. Lain cerita untuk PUBG: Battlegrounds yang tersedia di PC, PlayStation dan Xbox, sebab versi ini dari awal dan hingga sekarang masih merupakan game premium.

Semua itu bakal berubah mulai tahun depan. Lewat acara The Game Awards 2021, PUBG Studios mengumumkan bahwa PUBG: Battlegrounds bakal bertransisi menjadi game F2P mulai 12 Januari 2022. Versi F2P-nya ini bakal tersedia di PC via Steam, PS5, PS4, Xbox Series X/S, dan Xbox One.

Pasca transisinya menjadi game F2P, PUBG: Battlegrounds bakal menawarkan upgrade akun bersifat opsional yang diberi nama Battlegrounds Plus. Upgrade ini wajib dimiliki apabila pemain ingin berpartisipasi dalam Ranked Mode maupun Custom Match. Kabar baiknya, Battlegrounds Plus hanya perlu dibeli satu kali seharga $13, dan para pembelinya juga bakal mendapat bonus sejumlah in-game item.

Bagaimana nasib mereka yang sudah membeli PUBG: Battlegrounds dari jauh-jauh hari? Well, mereka secara otomatis bakal mendapatkan PUBG – Special Commemorative Pack yang mencakup sejumlah item kosmetik, plus upgrade Battleground Plus itu tadi. Jadi tidak perlu menyesal seandainya Anda baru membeli game-nya kemarin.

PUBG Studios memang tidak menyebutkan alasan mereka mengubah karya pertamanya ini menjadi game F2P. Namun kalau kita amati, sebagian besar game di kategori battle royale memang banyak yang berstatus F2P, mulai dari Fortnite, Apex Legends, sampai Call of Duty: Warzone. Jadi wajar kalau PUBG sekarang ingin ikut menyesuaikan.l

Perubahan PUBG: Battlegrounds menjadi game F2P secara langsung bakal mendatangkan banyak pemain baru, dan itu berarti peluang adanya cheater pun semakin besar. Tim PUBG Studios sadar betul akan hal itu, dan mereka sudah punya rencana besar untuk mengantisipasinya.

Yang paling utama adalah dengan menyempurnakan solusi anti-cheat rancangan mereka sendiri, Zakynthos. Mulai tahun depan, Zakynthos bakal menerima sejumlah fungsionalitas baru, di antaranya analisis otomatis berbasis machine learning, serta monitoring selama 24 jam untuk Ranked match di kalangan upper rank.

Zakynthos juga bakal menerapkan algoritma hardware ban baru yang lebih efektif dan mampu mencegah celah-celah yang sebelumnya masih bisa dibobol. Singkat cerita, tim PUBG Studios bakal lebih serius lagi memerangi cheater pasca transisi ini.

Sumber: PUBG Studios.

25 Trailer Game Baru yang Diputar di Ajang The Game Awards 2021

Sesuai namanya, The Game Awards merupakan sebuah ajang penghargaan untuk mengapresiasi karya-karya terbaik di industri video game. Namun tidak sedikit juga yang menantikan event ini hanya untuk menonton trailer game-game terbaru yang bakal hadir ke depannya.

Dari pihak developer dan publisher, mereka sendiri juga tidak mau melewatkan kesempatan untuk mempertontonkan kreasi terbarunya ke hadapan jutaan orang; entah yang sudah siap untuk dirilis dalam waktu dekat, atau yang masih sneak peek dan belum punya cuplikan gameplay sama sekali.

Di artikel ini, saya telah merangkum 25 trailer game baru yang diputar di ajang The Game Awards 2021. Beberapa di antaranya adalah trailer baru untuk game yang sudah pernah diumumkan sebelumnya, namun ada juga beberapa judul yang baru diungkap untuk pertama kalinya.

Suicide Squad: Kill the Justice League

Setelah sekian lama, kita akhirnya bisa melihat cuplikan gameplay dari karya terbaru Rocksteady Studios ini, lengkap dengan aksi dari empat playable character-nya, yakni Deadshot, Captain Boomerang, King Shark, dan tentu saja, Harley Quinn. Suicide Squad: Kill the Justice Leage kabarnya akan dirilis di tahun 2022 (belum ada jadwal yang spesifik) di PC, PS5, dan Xbox Series X/S.

Wonder Woman

Kejutan lain dari WB Games adalah Wonder Woman, sebuah game open-world karya Monolith Productions, developer di balik Middle-earth: Shadow of Mordor dan Middle-earth: Shadow of War. Detail mengenai game ini masih minim, akan tetapi WB Games memastikan bahwa fitur Nemesis System dari kedua game Middle-earth itu bakal kembali muncul di sini.

Star Wars Eclipse

Saat ini sedang dalam tahap pengembangan awal, Star Wars Eclipse merupakan sebuah game action adventure dengan beberapa playable character dan narasi yang diambil dari era High Republic. Star Wars Eclipse digarap oleh Quantic Dream, studio yang mengerjakan Detroit: Become Human.

Star Trek: Resurgence

Oleh pengembangnya, Star Trek: Resurgence dideskripsikan sebagai sebuah narrative game interaktif yang mengangkat cerita pasca peristiwa yang terjadi pada Star Trek: The Next Generation. Game ini dikerjakan oleh Dramatic Labs, studio baru yang dibentuk oleh eks veteran Telltale Games yang sudah sangat berpengalaman dengan genre ini.

Slitterhead

Pada akhir tahun lalu, kreator Silent Hill, Keiichiro Toyama memutuskan untuk hengkang dari Sony dan mendirikan studionya sendiri yang diberi nama Bokeh Game Studio. Setahun berlalu, kita sudah bisa melihat cuplikan singkat IP baru yang tengah dikerjakannya, Slitterhead. Tetap saja horor dan menyeramkan.

Nightingale

Nightingale merupakan sebuah game survival dengan fitur shared world dan setting fantasi di era Victorian. Dikembangkan oleh Inflexion Games (eks karyawan BioWare), Nightingale dijadwalkan hadir dengan status early access tahun depan.

Senua’s Saga: Hellblade II

Sekuel game yang memenangkan banyak penghargaan bergengsi ini akhirnya punya trailer gameplay. Ya, video di atas bukanlah adegan sinematik, melainkan diambil langsung dari gameplay-nya. Kualitas grafik game ini benar-benar tidak main-main.

Warhammer 40.000: Space Marine 2

Setelah satu dekade berlalu, sekuel Warhammer 40.000: Space Marine akhirnya datang juga. Guna semakin memikat para penggemarnya, trailer-nya tidak lupa menampilkan Titus, kapten dari pasukan Ultramarine sekaligus lakon utama dari game pertamanya.

A Plague Tale: Requiem

Sekuel dari A Plague Tale: Innocence, A Plague Tale: Requiem melanjutkan petualangan Amicia dan Hugo dalam sebuah dunia yang kacau balu dan penuh elemen supranatural. Game karya Asobo Studio ini bakal tersedia tahun depan di PC, PS5, Xbox Series X/S, dan Nintendo Switch.

Saints Row

Tidak ada GTA 6 di The Game Awards 2021, tapi setidaknya kita disuguhi cuplikan gameplay dari remake Saints Row. Developer-nya, Deep Silver, juga berbaik hati dan menyingkap jadwal rilisnya: 23 Agustus 2022. Semoga saja tidak tertunda.

Alan Wake 2

Belum lama setelah Alan Wake Remastered dirilis, penggemarnya kembali dibuat tersenyum dengan pengumuman Alan Wake 2. Kendati demikian, mereka harus punya kesabaran ekstra mengingat Remedy baru akan merilis game ini di tahun 2023.

Forspoken

Sebelumnya dikenal dengan nama Project Athia, Forspoken adalah sebuah RPG open-world garapan Luminous Productions, studio yang bertanggung jawab atas pengembangan Final Fantasy XV. Game dengan setting dunia yang epik ini dijadwalkan meluncur pada 24 Mei 2022 di PC dan PS5 (maaf Xbox).

Babylon’s Fall

Babylon’s Fall adalah karya terbaru kreator Bayonetta, tentu saja dengan aksi pertarungan pedangnya yang ikonis. Game ini menawarkan fitur co-op hingga empat orang, dan Anda bisa mulai memainkannya mulai 3 Maret 2022 di PC, PS5, dan PS4 (lagi-lagi Xbox tidak kebagian sama sekali).

Final Fantasy VII Remake Intergrade versi PC

Kejutan terakhir dari Square Enix di akhir 2021 adalah Final Fantasy VII Remake untuk PC, lebih tepatnya versi Intergrade yang sebelumnya dirilis untuk PS5 dan membawa sejumlah penyempurnaan dari sisi grafis, lengkap beserta konten campaign ekstra. Tanpa harus menunggu lama, gamer PC bakal bisa memainkan game ini mulai 16 Desember 2021 melalui Epic Games Store.

Sonic Frontiers

Dengan kemampuannya berpindah dari titik A ke B dengan begitu cepat, sungguh aneh rasanya melihat Sonic tidak pernah membintangi sebuah game open-world dengan dunia yang amat luas. Well, imajinasi liar itu bakal terwujud pada akhir 2022 mendatang lewat Sonic Frontiers. Game ini akan tersedia di PC, PS5, PS4, Xbox Series X/S, Xbox One, dan Nintendo Switch.

Homeworld 3

Game ketiga dari franchise Homeworld ini siap meluncur pada kuartal keempat 2022. Sebuah penantian yang sangat panjang mengingat Homeworld 2 dirilis pada tahun 2003. Kabar baiknya, orang-orang yang mengerjakan game pertama dan keduanya dua dekade silam masih ikut berpartisipasi dalam pengembangan Homeworld 3.

Dune: Spice Wars

2022 bakal jadi tahun yang menarik buat penggemar game strategi bertema sci-fi. Selain Homeworld 3 tadi, juga bakal ada Dune: Spice Wars yang bakal menyelipkan banyak elemen genre 4X. Anda lebih suka novel Dune daripada filmnya? Well, game ini lebih banyak mengadaptasikan dari bukunya ketimbang filmnya.

The Lord of the Rings: Gollum – The Untold Story

Meski sampai sekarang masih belum punya jadwal rilis, setidaknya spin-off Lord of the Rings ini sudah punya subjudul yang jelas. Embel-embel “The Untold Story” secara tidak langsung mengonfirmasi bahwa kisah yang diceritakan adalah kisah orisinal yang belum pernah diangkat sebelumnya. Tentunya bakal sangat menarik menavigasikan Gollum/Smeagol dengan dua kepribadiannya yang bertolak belakang, apalagi jika game-nya membebaskan kita melewati tantangan dengan dua cara yang berbeda.

CrossfireX

Setelah dinanti cukup lama, single-player campaign dari CrossfireX yang digarap oleh Remedy Entertainment akhirnya punya jadwal rilis yang spesifik: 10 Februari 2022, eksklusif di Xbox Series X/S dan Xbox One. Campaign ini merupakan game yang terpisah dari mode multiplayer free-to-play yang dikerjakan oleh Smilegate Entertainment, bahkan engine yang digunakan pun berbeda.

Evil West

Koboi dengan kekuatan supranatural yang siap membasmi berbagai macam monster dan vampir, kira-kira begitulah premis sederhana dari Evil West. Combat yang brutal merupakan kekuatan utama game ini, dan developer-nya sendiri juga sudah sangat berpengalaman soal itu usai mengerjakan tiga game Shadow Warrior.

GTFO

Dua tahun setelah dirilis sebagai game early access, co-op survival horror FPS ini akhirnya sudah rampung dikerjakan dan resmi diluncurkan versi finalnya. Pengembangnya menjanjikan banyak penyempurnaan, termasuk halnya sistem matchmaking yang lebih baik. Namun seandainya Anda ingin bermain sendirian, Anda juga bisa memilih untuk ditemani bot.

Arc Raiders

Arc Raiders merupakan sebuah co-op third-person PvE shooter karya Embark Studios, studio game baru arahan mantan bos besar EA, Patrick Söderlund. Game ini bakal memprioritaskan kerja sama antar pemain di samping sedikit elemen survival, dengan setting dunia post-apocalyptic di masa depan. Arc Raiders kabarnya akan dirilis sebagai game free-to-play di PC, PS5, dan Xbox Series X/S.

Steelrising

Steelrising adalah third-person action RPG garapan Spiders, studio di balik RPG sukses lain yang berjudul GreedFall. Game ini mengambil setting yang tidak umum: era Revolusi Perancis, tapi dengan dunia yang dipenuhi robot-robot steampunk. Lakon utamanya pun juga merupakan salah satu robot tersebut.

Rumbleverse

Dikembangkan oleh Iron Galaxy, Rumbleverse merupakan sebuah “brawler royale” dengan berbagai karakter yang jenaka. Tidak ada senjata dalam game F2P ini, yang ada cuma adu otot antar 40 pemain dengan berbagai teknik gulat profesional seperti suplex maupun piledriver.

Tchia

Open-world adventure dengan atmosfer dan musik yang amat chill. Kalau melihat trailer-nya, sepertinya bakal ada banyak sekali yang bisa dilakukan dalam game ini. Anda bahkan bisa bermain ukulele secara manual jika mau. Selain di PS5 dan PS4, Tchia juga akan dirilis di PC pada musim semi 2022.

God of War Versi PC Janjikan Visual yang Lebih Wah, Lengkap dengan Dukungan Nvidia DLSS dan AMD FSR

Salah satu ikon kebanggaan PlayStation, Kratos, bakal resmi menjejakkan kakinya di PC tahun depan. Ya, seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, God of War bakal bisa dimainkan melalui Steam maupun Epic Games Store mulai 14 Januari 2022, nyaris empat tahun setelah game-nya pertama kali dirilis untuk PS4.

Versi PC-nya datang membawa sejumlah penyempurnaan, khususnya dari sisi visual. Pada versi aslinya, God of War memang sudah bisa menyajikan grafik kelas AAA yang memukau, namun ini bakal lebih dipercantik lagi di versi PC-nya berkat resolusi bayangan yang lebih tajam, penyempurnaan efek screen space reflection, ground truth ambient occlusion (GTAO) dan screen space directional occlusion (SSDO).

Tanpa harus terkejut, God of War di PC juga bisa berjalan tanpa batasan frame rate selama hardware kita sanggup. Kabar baiknya, Santa Monica Studio turut menyertakan dukungan fitur upscaling Nvidia DLSS sekaligus AMD FSR. Integrasi FSR ini merupakan kabar baik bagi pemain yang membutuhkan dorongan performa ekstra, tapi tidak punya kartu grafis seri Nvidia RTX.

God of War versi PC juga mendukung Nvidia Reflex, yang berarti latensi sistem dapat ditekan selama Anda menggunakan kartu grafis yang kompatibel (seri RTX atau GTX 900 ke atas) demi menyajikan gameplay yang responsif. Ini krusial untuk momen-momen pertarungan yang memerlukan reaksi cepat dari para pemain, seperti misalnya dalam sesi boss fight melawan Sigrun the Valkyrie Queen.

Tentu saja, yang menjadi pertanyaan terpenting adalah apakah PC Anda sanggup menjalankannya. Berikut rincian spesifikasi PC minimum yang dibutuhkan, langsung dari Sony:

Minimum (720p 30 fps)

  • Graphics settings: Low
  • GPU: Nvidia GTX 960 (4 GB) atau AMD R9 290X (4 GB)
  • CPU: Intel Core i5-2500K (4-core 3,3 GHz) atau AMD Ryzen 3 1200 (4-core 3,1 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB HDD

Recommended (1080p 30 fps)

  • Graphics settings: Original
  • GPU: Nvidia GTX 1060 (6 GB) atau AMD RX 570 (4 GB)
  • CPU: Intel Core i5-6600K (4-core 3,5 GHz) atau AMD Ryzen 5 2400G (4-core 3,6 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB SSD

High (1080p 60 fps)

  • Graphics settings: Original
  • GPU: Nvidia GTX 1070 (8 GB) atau AMD RX 5600XT (6 GB)
  • CPU: Intel Core i7-4770K (4-core 3,5 GHz) atau AMD Ryzen 7 2700 (8-core 3,2 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Performance (1440p 60 fps)

  • Graphics settings: High
  • GPU: Nvidia RTX 2070 (8 GB) atau AMD RX 5700XT (8 GB)
  • CPU: Intel Core i7-7700K (4-core 4,2 GHz) atau AMD Ryzen 7 3700X (8-core 3,6 GHz)
  • RAM: 16 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Ultra (4K 60 fps)

  • Graphics settings: Ultra
  • GPU: Nvidia RTX 3080 (10 GB) atau AMD RX 6800XT (16 GB)
  • CPU: Intel Core i9-9900K (8-core 3,6 GHz) atau AMD Ryzen 9 3950X (16-core 3,5 GHz)
  • RAM: 16 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Spesifikasi yang dibutuhkan tergolong standar untuk ukuran game AAA modern dan bisa dibilang cukup fleksibel. Semoga saja performanya bisa langsung mulus seperti Days Gone, dan bukan seperti Horizon Zero Dawn yang membutuhkan beberapa patch sebelum akhirnya bisa berjalan tanpa problem.

Sumber: Steam via PC Gamer.