Lewat Editions At Play, Google Ingin Menjual Buku yang Mustahil untuk Dicetak

“Sepraktis apapun ebook, tetap tidak bisa menyamai kualitas terpendam yang disimpan buku fisik.” Saya yakin sebagian besar dari Anda pernah mendengar seorang teman atau saudara beranggapan seperti ini. Anggapan ini tidak salah. Yang paling gampang, ebook tentu saja tidak punya bau kertas yang sangat memuaskan. Hal ini boleh saja Anda bilang konyol, tapi faktanya tidak sedikit orang yang mengamini pendapat tersebut.

Baik buku fisik dan ebook tentunya punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Untuk itu, tim Google Creative Lab di Australia ingin membuktikan bahwa masih ada kelebihan ebook atau buku digital yang tak bisa kita jumpai pada buku fisik.

Berkolaborasi dengan penerbit asal London, Visual Editions, mereka meluncurkan Editions At Play. Editions At Play pada dasarnya merupakan sebuah inisiatif untuk mengeksplorasi potensi terpendam dari buku digital. Bukan semata ebook biasa yang hanya berisi halaman dan teks saja, tetapi yang bisa melakukan sesuatu yang mustahil diterapkan pada buku fisik.

Lewat inisiatif ini, Google bermisi untuk menjual buku yang sama sekali tidak bisa dicetak, yakni yang benar-benar ditujukan buat medium digital, utamanya smartphone. Sejauh ini sudah ada dua judul yang telah dijual: Entrances & Exits dan The Truth About Cats & Dogs, masing-masing dihargai sekitar Rp 45 ribu.

Entrances & Exits - Editions At Play

Entrances & Exits sejatinya merupakan kombinasi Google Street View dan deretan cerita fiktif terkait lokasi-lokasi yang ditampilkan. Jadi selagi pembaca bernavigasi di dunia virtual tersebut, mereka bisa menemukan sejumlah cerita yang menarik. Cerita-ceritanya pendek, hanya perlu waktu sekitar 1 jam untuk menghabiskan semuanya.

The Truth About Cats & Dogs malah lebih menarik lagi. Buku ini merupakan karya sepasang penulis yang masing-masing mewakili sang hewan. Anda bebas membaca narasi masing-masing penulis, dan seiring berjalannya waktu, Anda akan condong untuk membela satu sisi saja sehingga akhirnya Anda-lah yang menentukan manakah sang protagonisnya, apakah si anjing atau si kucing.

Strata - Editions At Play

Ini baru dua contoh konten dinamis yang menjadi fokus utama dari Editions At Play. Bulan April nanti, dua judul lain siap dipasarkan, yakni Strata dan All This Rotting, masing-masing tentunya dengan dinamika dan cara penyampaiannya tersendiri. Strata misalnya, mempunyai konten yang terdiri dari sejumlah dunia dan memadukan elemen fiktif dan sains. Berbeda dengan All This Rotting, dimana teks pada buku digital tersebut dapat bertransformasi selagi Anda membaca.

Sekali lagi, apa yang ditawarkan Editions At Play ini bukanlah digitalisasi buku-buku fisik, melainkan konten dinamis yang hanya bisa dinikmati melalui medium digital. Buku-buku digitalnya bisa dinikmati langsung di browser, baik di perangkat Android, iOS maupun desktop. Browser yang disarankan adalah Chrome atau Safari.

Sumber: BuzzFeed dan Google Blog.

Google Akan Tutup Layanan Penyimpanan Foto Picasa

Google akan memensiunkan Picasa dalam waktu dekat. Kabar ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Malahan sebagian orang mungkin sudah memprediksinya sejak Google meluncurkan layanan baru bernama Google Photos. Mengapa? Karena banyak yang menilai Picasa sudah terlalu tertinggal soal fitur.

Picasa sendiri awalnya dibuat oleh sebuah perusahaan bernama Lifescape di tahun 2002. Barulah di tahun 2004, Google mengakuisisi Picasa dan menjadikannya gratis. Sepanjang kiprahnya, Picasa tentu saja masih sempat menggaet cukup banyak pengguna setia, khususnya mereka yang ingin mengorganisir foto dalam jumlah amat banyak.

Maka dari itu, Google pun tak mau semena-mena menutup Picasa tanpa ada perlakuan khusus bagi pararpenggunanya. Mulai tanggal 15 Maret 2016 nanti, Google akan menghentikan pengembangan aplikasi desktop Picasa. Artinya, pengguna tetap bisa memakainya, hanya saja tidak akan ada lagi update untuk aplikasi tersebut.

Namun yang lebih penting adalah bagaimana Google memperlakukan fitur Picasa Web Album. Untuk mendapatkan semua foto dan video yang tersimpan dalam Picasa Web Album, pengguna hanya perlu login menggunakan akun Google Photos-nya, lalu lanjut mengunggah foto-foto baru dan mengorganisir momen-momen berkenangnya melalui Google Photos.

Buat yang bersikeras tidak ingin menggunakan Google Photos, Google berencana menyediakan “tempat baru” sehingga mereka dapat tetap mengakses berbagai Picasa Web Album buatannya, lengkap beserta tag, caption maupun komentar yang ada. Mereka dapat tetap melihat, mengunduh atau menghapus suatu Web Album, tapi tidak bisa membuat baru atau mengeditnya – hal ini jadi tugas Google Photos sekarang.

Perubahan pada Picasa Web Album ini baru akan dimulai pada tanggal 1 Mei 2016. Jadi sampai jangka waktu tersebut, Picasa Web Album masih akan aktif seperti biasa. Meski demikian, sangat jelas bahwa Google menginginkan semua pengguna Picasa untuk bermigrasi ke Google Photos nantinya.

Sumber: Picasa Blog.

Gmail Kini Punya Fitur Peringatan untuk Email yang Tak Aman

Google dan sejumlah perusahan industri yang berkecimpung di dunia maya sepertinya sadar betul keamanan adalah isu terpenting dalam bisnis mereka. Tanpa keamanan yang baik, mustahil pengguna mau menggunakan produk mereka yang notabene hidup dan bernafas dari pengguna.

Di hari Safer Internet Day, Google merayakannya dengan dua bingkisan istimewa, pertama dengan memberikan 2GB ruang simpan Drive secara cuma-cuma bagi pengguna yang melakukan pemeriksaan keamanan akun mereka. Dan kedua Google juga memberikan pembaruan untuk Gmail, yang masih menyoroti soal keamanan di mana kini Gmail akan menandai pesan email yang dikirim atau diterima dari sumber yang tidak terenkripsi.

Dalam memberikan rasa aman bagi penggunanya, layanan Gmail menerapkan standar enkripsi TLS untuk seluruh pesan yang dikirimkan dan diterima oleh pengguna. Standar ini sayangnya tidak diadopsi oleh semua layanan email, dan jika pengguna Gmail mengirimkan atau menerima pesan ke salah satu layanan tersebut, maka Gmail akan menampilkan ikon gembok terbuka berwarna merah tepat di sebelah alamat email penerima atau pengirim.

Sementara jika pengguna Gmail menerima email dari sumber yang tidak terototentikasi, maka sistem akan menampilkan tanda tanya merah tepat di sebelah foto profil pengirim.

Dalam tulisan resminya Google menekankan bahwa tidak semua pesan bertanda di atas berbahaya bagi pengguna. Namun pengguna disarankan untuk berhati-hati bila tidak yakin siapa dan apa yang dikirimkan di dalam email tersebut.

Pembaruan ini akan mulai digulirkan minggu ini ke pengguna Gmail platform web. Belum ada informasi apakah Google berencana membawa fitur yang sama ke platform mobile. Namun jika melihat kebiasaan Google dan jumlah pengguna aktif mobile yang mencapai 1 miliar, kemungkinan itu tampaknya cukup besar.

Sumber berita Gmailblog dan gambar header Shutterstock.

Google Bagi-Bagi Bonus Kapasitas Penyimpanan Google Drive Sebesar 2 GB

Google paham betul bagaimana cara memanjakan konsumen setianya. Dalam rangka merayakan Hari Internet Aman Sedunia pada tanggal 9 Februari kemarin, mereka menawarkan bonus kapasitas penyimpanan di Google Drive sebesar 2 GB secara cuma-cuma.

Bonus ini bisa didapat hanya dengan menjalani proses checkup keamanan akun, dimana Anda akan diminta untuk mengulas kembali informasi pemulihan akun, perangkat yang tersambung, serta aplikasi dan layanan apa saja yang memiliki akses ke akun Google Anda. Semuanya bisa diselesaikan tidak sampai satu menit.

Menariknya, bonus ini sifatnya permanen. Tidak seperti bonus dari sistem referral yang biasanya berdurasi satu atau dua tahun. Tahun lalu Google juga sempat memberikan penawaran serupa, dan Anda yang sudah kebagian jatah tahun lalu tetap diperbolehkan mengambil bonus di tahun ini.

Google Account Security Checkup

Untuk mengklaim bonus ini, silakan kunjungi situs resmi Google lalu login menggunakan akun Anda. Setelah proses checkup-nya selesai, bonus kapasitas 2 GB akan langsung Anda terima tanpa syarat lebih lanjut.

Buat yang berpikiran “Oh saya tidak pernah menggunakan Google Drive, jadi bonus ini tidak ada gunanya buat saya.” Perlu dicatat bahwa kapasitas penyimpanan di Google Drive ini juga berlaku di Gmail maupun Google Photos. Jadi semisal Anda hanya memakai Gmail saja, tidak ada salahnya menambah kapasitas ekstra sebesar 2 GB.

Sumber: The Verge. Gambar header: Google Drive via Shutterstock.

Android Wear Kini Dilengkapi Gesture Baru dan Input Suara untuk App Pihak Ketiga

Google baru saja meluncurkan update untuk smartwatch Android Wear. Dalam versi terbarunya tersebut (versi 1.4), terdapat tiga fitur anyar yang cukup menarik.

Yang pertama adalah penambahan gesture baru. Sebelumnya, pengguna sudah bisa melakukan scrolling antar satu card dan yang lain dengan memutar-mutar pergelangan tangannya. Kini pengguna juga bisa memilih opsi pada suatu card dengan mengepalkan tangan lalu menggerakkannya ke bawah dengan cepat, atau sebaliknya untuk kembali ke halaman semula.

Lebih lanjut, pengguna juga bisa kembali ke tampilan watch face secara instan dengan menggerakkan kepalan tangannya maju-mundur dengan cepat. Gesture ini bisa diterapkan kapan saja, plus berfungsi untuk membatalkan aksi-aksi tertentu.

Update versi 1.4 ini juga membawa fitur input suara di aplikasi pihak ketiga. Pengguna kini bisa mengirim pesan di aplikasi macam Hangouts, Telegram, Viber, WeChat atau WhatsApp dengan menggunakan suaranya. Contoh perintah suaranya adalah, “OK Google, send a WhatsApp message to Nathan: I’ll be right there.”

Selain input suara, dukungan speaker kini juga tersedia di Android Wear. Yang pengguna perlukan tentu saja adalah smartwatch yang dilengkapi speaker, seperti Huawei Watch dan Asus ZenWatch 2. Dengan kedua smartwatch ini, pengguna bisa melakukan panggilan telepon via sambungan Bluetooth, atau mendengarkan pesan audio/video dari app macam Glide.

Google menjelaskan bahwa update ini akan dirilis dalam beberapa minggu ke depan untuk semua smartwatch Android Wear, termasuk yang masih baru seperti Casio Smart Outdoor Watch. Fitur-fitur barunya memang tidak membawa perubahan yang sangat dramatis, tapi paling tidak bisa cukup bermanfaat, terutama fitur input suara pada app pihak ketiga tadi.

Sumber: Android Blog.

Terinspirasi Film, Engineer Google Ciptakan Perangkat Cermin Pintar

Seandainya Anda seorang engineer Google yang sangat berpengalaman, apa yang Anda lakukan ketika melihat gadget canggih di sebuah film fiksi ilmiah? Mungkin hal pertama yang Anda coba adalah berusaha membuatnya sendiri.

Itulah yang dilakukan oleh seorang engineer Google bernama Max Braun. Terinspirasi oleh suatu adegan di film The 6th Day yang dibintangi Arnold Schwarzenegger, beliau membuat sebuah prototipe cermin pintar yang dapat menampilkan berbagai informasi.

Dijelaskan secara cukup merinci pada blog-nya di Medium, cermin pintar ini dibentuk dari sejumlah komponen yang bisa didapat dengan mudah. Utamanya adalah cermin dua arah, panel display, papan controller dan perangkat sejenis Google Chromecast atau Amazon Fire TV Stick.

Smart Mirror by Max Braun

Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar, informasi yang ditampilkan sejauh ini barulah prakiraan cuaca, waktu dan tanggal, serta sejumlah headline berita terkini. Nantinya, Max berencana menambahkan informasi lain seperti kondisi lalu lintas, reminder, dan sederet info lain yang biasa kita jumpai dalam wujud kartu di Google Now.

Semua informasi ini akan di-update secara otomatis, jadi pengguna sama sekali tak perlu berinteraksi dengan cermin tersebut. Jangan bayangkan cermin pintar ini sebagai layar sentuh raksasa, ia hanyalah sebuah alat bantu berdandan yang mencoba menjadi lebih bermanfaat lagi lewat deretan informasi yang ditampilkannya.

Smart Mirror by Max Braun

Dari luar prototipe cermin pintar ini memang tampak sangat apik. Panel display-nya yang sangat tipis tersembunyi dengan baik di antara panel cermin. Tapi saat Anda buka, Anda bisa melihat sejumlah komponen yang berserakan di bagian belakangnya.

Terlepas dari itu, upaya yang dilakukan Max Braun ini patut mendapat acungan jempol setinggi-tingginya. Dengan modal sejumlah komponen, kreativitas dan ketekunan, ia bisa menyulap sebuah cermin kamar mandi biasa menjadi perangkat terkoneksi yang amat bermanfaat.

Tentunya Max tidak melontarkan rencana untuk menjual cermin pintar ini ke pasaran. Namun paling tidak pabrikan hardware lain bisa terinspirasi dan mencoba mengeksekusi idenya sendiri. Kalau satu orang dengan perlengkapan seadanya saja bisa membuat gadget sekeren ini, bagaimana jadinya satu tim riset dan pengembangan perusahaan.

Sumber: Medium.

Google Safe Browsing Kini Lindungi Pengguna dari Tombol Download Tipuan

Anda tentu pernah menjumpai sebuah halaman situs yang menawarkan iklan atau tombol download dengan penawaran yang seolah-olah ditujukan khusus untuk Anda. Atau biasanya tak jarang yang menawarkan update aplikasi tertentu yang bila diklik isinya tidak “nyambung” dengan apa yang ditawarkan. Teknik penyamaran semacam ini menyimpan resiko yang merugikan pengguna internet, bisa berupa penyusupan malware, pencurian data pribadi dan lain-lain. Namun rupanya Google menangkap strategi “busuk” ini dan telah mempersiapkan perisai baru untuk mencegah hal buruk itu menimpa penggunanya.

Dalam pernyataan terbarunya, Google mengatakan bahwa mereka telah memperluas kemampuan perlindungan tool Safe Browsing yang akan membantu pengguna Chrome dalam mengidentifikasi konten dan iklan samaran yang disisipkan di halaman situs tertentu.

Teknologi ini nantinya bekerja dengan cara memberikan peringatan kepada pengguna apabila situs yang dikunjunginya memuat iklan samaran. Tool juga mampu memberikan peringatan yang sama untuk situs yang mengandung malware atau menerapkan trik licik dengan cara memasang aplikasi atau plugin ke browser pengguna. Pesan peringatannya kurang lebih akan seperti gambar di bawah ini.

SBWarnBlur

Ketika pesan peringatan tersebut dijumpai, Anda tetap punya keleluasaan untuk mengakses halaman tersebut dengan menutup jendela tersebut. Namun disarankan sekali untuk berhati-hati ketika mengklik apapun yang ditampilkan di sana. Biasanya, jika diperhatikan dengan seksama, iklan atau konten yang dimaksudkan Google punya desain, warna, border yang sedikit berbeda dengan desain utama situs. Pengguna dituntut untuk jeli membedakannya.

Google sendiri dalam tulisannya memastikan bahwa ini baru langkah awal, ke depan mereka akan terus mengembangkan fitur Safe Browsing agar pengguna internet – khususnya Chrome dapat lebih terlindungi.

Sumber berita Google dan gambar header Shutterstock.

Gmail Bukukan Rekor 1 Miliar Pengguna Aktif

Tak mau kalah dengan WhatsApp, Google pun menorehkan rekor serupa di mana layanan emailnya, Gmail berhasil merangkul 1 miliar pengguna aktif bulanan. Angka ini naik dari pengumuman lalu di ajang I/O developer conference sebanyak 900 juta.

Dengan pencapaian impresif ini, maka Gmail resmi bergabung ke dalam klub 1 miliar pengguna menyusul sejumlah layanan kepunyaan Google, antara lain Google Search, Chrome, Android, Maps, YouTube dan Google Play.

Sundar Pichai juga mengatakan 10 persen akun di aplikasi mobile  menggunakan smart replies untuk menjawab pesan yang diterimanya secara otomatis. Fitur smart replies diperkenalkan pada tahun lalu, menawarkan pengguna kemudahan dan kecepatan dalam menjawab pesan.

Dalam pengumuman update yang dipublikasikan terakhir kali, dikatakan bahwa hampir 75% pengguna Gmail mengakses akun mereka dari perangkat mobile. Angka ini tampaknya tak banyak berubah di laporan terbaru ini, sehingga Google tak memberikan rincian terbarunya. Peluncuran Inbox yang memang masih berupa produk eksperimen disinyalir membantu mendorong pengguna untuk menggunakan Gmail.

Selain itu, pertumbuhan pengguna Android sudah barang tentu menjadi faktor paling signifikan meningkatkan penggunaan Gmail. Kita tahu bahwa setiap perangkat Android “diwajibkan” menggunakan akun Gmail untuk dapat mengakses Play Store dan menikmati berbagai layanan di dalamnya mulai dari mengunduh aplikasi, game, membaca buku, mendengarkan musik hingga film.

Sumber berita Theverge dan gambar header Shutterstock.

Kemendag Jalin Kerja Sama dengan Alibaba dan Google untuk Bawa UKM Go Internasional

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terlihat makin serius untuk mengajak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk dapat bersaing di era digital seperti saat ini. Salah satu terobosan teranyar yang dilakukan Kemendag ialah dengan menjalin kerja sama dengan pemain global, dalam hal ini bersama Google dan Alibaba.

Kedua pemain internasional tersebut dinilai akan memberikan dampak strategis untuk perkembangan UKM di ranah digital. Kerja sama dengan Google akan dioptimalkan membantu produk Indonesia merangkul pasar internasional yang lebih luas dengan platform pemasaran Google. Rencananya Google Adwords akan digunakan untuk mendongkrak laju gerak UKM untuk menumbuhkan profitabilitas dan pangsa pasar global.

Sedangkan dari sisi Alibaba, pemerintah ingin menginisiasi proses pemasaran produk makanan dan minuman baik secara Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C). Kesuksesan Alibaba di ranah e-commerce dinilai mampu memberikan insight dan solusi terbaiknya untuk industri lokal.

Proses kerja sama saat ini sedang dalam tahap negosiasi, terkait harga dan sasaran pangsa pasar, begitu diungkapkan oleh Irjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak. Ketika kerja sama ini sudah berjalan, nantinya berbagai produk lokal akan ditunjang Google untuk ditampilkan melalui kanal iklan yang dimiliki sesuai dengan target pasar di berbagai negara.

Benefit kemitraan dengan Alibaba adalah diterbitkannya sertifikasi perdagangan yang memberikan jaminan keamanan makanan dari Indonesia untuk melenggang ke ranah internasional. Selain itu dapat lebih melonggarkan dari sisi perpajakan dan bea masuk produk. Ditargetkan untuk fase awal nanti, setelah persiapan kerja sama rampung, ada 10 pengusaha asal Indonesia yang lolos sertifikasi Alibaba.

Secara umum pemerintah menargetkan bisa mencapai angka penjualan $10 juta tahun ini dan $50 juta di tahun depan dari kerja sama bersama Alibaba. Pemerintah meyakini bahwa digitalisasi proses bisnis ini menjadi langkah yang tepat untuk menyasar pangsa pasar internasional dan melenggangkan produk lokal.

Untuk itu bagi UKM yang nantinya akan bergabung dalam program ini akan disajikan mekanisme yang mudah, dengan melakukan pendaftaran secara online untuk mendapatkan akses dan legalitas dan pihak terkait. Seleksi produk dan validasi jaminan produk turut akan digulirkan dalam proses pendaftaran UKM.

Google Chrome Versi Desktop Bakal Dirombak Tampilannya Mengikuti Konsep Material Design

Hampir dua tahun sejak Google memperkenalkan konsep Material Design lewat Android Lollipop. Akan tetapi hingga kini masih ada salah satu produk populer Google yang belum kebagian jatah dandanan cantik tersebut: Google Chrome.

Pada kenyataannya, Google sebenarnya sudah cukup lama merencanakan pengaplikasian Material Design pada browser Chrome. Namun belakangan ini mereka sepertinya sudah semakin siap untuk merilis Chrome versi desktop yang bercita rasa Material Design.

Chrome Material Design

Apa saja perubahan tampilan yang dibawa konsep Material Design ke Chrome? Banyak. Yang paling mencolok adalah tampilan UI yang lebih menyiku. Tombol ‘hamburger’ di sisi kanan juga berubah menjadi tiga titik vertikal, senada dengan yang ada pada Android.

Material Design juga menitikberatkan pada animasi yang menarik. Maka dari itu, setiap tombol yang diklik pada Google Chrome akan memperlihatkan animasi-animasi tertentu.

Chrome Material Design

Sejumlah icon juga telah berubah desainnya, demikian pula dengan scrolling bar di sisi kanan. Kemudian saat pengguna mengaktifkan mode Incognito, tampilan UI akan berubah menjadi serba hitam.

Chrome Material Design

Untuk menu-menu yang biasanya akan dibuka di sebuah tab baru, seperti Downloads, Extension, Settings dan History, Material Design juga telah merombak tampilannya secara drastis. Kalau diperhatikan, tampilan menu Settings-nya jadi sangat mirip dengan di Android.

Berdasarkan laporan TheNextWeb, perubahan tampilan ke Material Design ini akan terlebih dulu mampir ke Chrome OS. Setelahnya, barulah Material Design akan merambah browser Chrome di Windows, Mac dan Linux lewat update versi 50.

Sumber: TheNextWeb.