Setelah GrabBajay dan GrabBentor, Kini GrabAndong Diluncurkan di Kawasan Malioboro

Grab, Kementerian Pariwisata dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta hari Sabtu (24/8) lalu meluncurkan layanan GrabAndong. Inovasi tersebut memungkinkan pengguna aplikasi Grab untuk memesan/menyewa moda transportasi ikonik andong atau dokar untuk menunjang kebutuhan wisata, khususnya di seputar Malioboro.

Untuk menggunakan layanan ini, pengguna Grab dapat mengakses dari menu Explore Car/Mobil, lalu pilih opsi Rent di bagian kanan atas. Di sana akan ada pilihan “Rent Andong”, selanjutnya bisa melakukan pembayaran melalui Ovo atau tunai. Tarif per jam yakni Rp150.000, dengan setiap kelebihan waktu dikenakan biaya Rp1.250 per menit.

Tidak hanya ini, Grab sebelumnya juga sudah meluncurkan GrabBajay di Jakarta serta GrabBentor di Medan dan Gorontalo. Tujuannya sama, yakni meningkatkan aksesibilitas transportasi ikonik di kawasan wisata.

Dalam peluncuran GrabAndong, dihadiri langsung Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi. Menurut data yang dipaparkan, pada tahun 2017 jumlah turis Yogyakarta melebihi 435 ribu orang, 50% di antaranya mengunjungi kawasan Malioboro.

Dukungan perawatan kuda andong

Neneng menyampaikan, Melalui fitur GrabAndong, Grab berusaha untuk meningkatkan penghasilan dari mitra melalui peningkatan produktivitas mereka. Saat ini, ada 500 andong yang tersebar di Malioboro. Namun, untuk fase GrabAndong pertama, hanya 26 andong yang terdaftar untuk proyek awal.

Sebagian pendapatan dari GrabAndong nantinya akan dialokasikan untuk perawatan kesehatan kuda. Secara khusus Grab menjalin kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk hal ini. Dengan demikian, mereka memastikan bahwa kuda-kuda yang digunakan mitra senantiasa dalam kondisi sehat saat dioperasikan.

Dalam sambutannya, Ketua Paguyuban Andong DIY Purwanto mengatakan, “Terkait perawatan kuda, setiap harinya kuda kami selalu diawasi secara intensif, mulai dari perawatan seperti membersihkan kuda, merawat sepatu kuda, bahkan memandikannya. Setiap hari, andong kami jalan maksimal 6-7 jam. Itu pun ketika mereka berhenti, kami selalu memberi air minum.”

Application Information Will Show Up Here

Sulitnya Pemain Baru Masuki Pasar Transportasi “On Demand”

Layanan transportasi on demand di Indonesia sudah berkembang. Belakangan ini ramai diperbincangkan bahwa ada beberapa nama baru yang bakal mengaspal di Indonesia.

Pemain baru yang memulai debutnya di Indonesia adalah BitCar. Layanan yang berasal dari Malaysia ini masuk ke Indonesia di bawah naungan PT Bitokenpay Digital Indonesia. Perusahaan tersebut mengelola merk BitCar di Indonesia.

Bitcar Indonesia saat ini berkantor di kawasan Ruko Garden Shooping Arcade, Central Park, Grogol Jakarta Barat. Layanan yang mulai beroperasi Agustus 2019 ini menawarkan jasa taksi online. Mitra pengemudinya disebut sudah mencapai 1.000 pengemudi.

“Kami ini bukan anak perusahaan, kami kerja sama. Kami pernah ketemu dengan mereka di Malaysia, saya bicarakan beliau setuju. Kami kerja sama menggunakan mereknya,” ungkap COO Bitcar Indonesia Christian Wagey.

Masih dari sumber yang sama, Wagey menjelaskan bahwa mereka tidak memosisikan diri sebagai pesaing, tapi sebagai alternatif mereka bagi masyarakat Indonesia. Bitcar cukup optimis bisa sukses di Indonesia karena strategi pendekatan terhadap komunitas sopir taksi online yang ada.

Ada pula Maxim, aplikasi transportasi online yang sudah beroperasi di sejumlah kota di Indonesia, bahkan sempat terjadi penolakan di beberapa daerah karena menyalahi aturan tarif yang sudah ditetapkan pemerintah. Kemudian FastGo, perusahaan asal Vietnam ini dikabarkan juga menyasar Indonesia sebagai target ekspansi.

Sayangnya, saat ini adalah waktu yang tidak tepat.

Variabel pengganjal

Untuk menarik perhatian pengguna, biasanya layanan akan menggunakan strategi promosi dengan menawarkan potongan harga. Meskipun demikian, strategi memangkas tarif mungkin tak lagi efektif.

Harga masih jadi acuan banyak pengguna sebelum memutuskan untuk mencari tumpangan, tetapi kenyamanan dan kemudahan pembayaran ada dalam variabel-variabel perhitungan. Seiring berjalannya waktu, masyarakat paham bahwa kredibilitas dan keamanan menjadi faktor utama dalam melakukan perjalanan, itu sebabnya potongan tarif tidak lagi efektif.

Tantangan selanjutnya di bagian regulasi. Tak hanya soal izin tetapi juga regulasi yang menata tarif atas dan tarif bawah transportasi online. Regulasi ini cukup lama disiapkan dan baru-baru ini sudah disahkan untuk segera diterapkan sebagai acuan.

Belum lagi, para raksasa perusahaan teknologi transportasi punya segudang promosi setiap harinya.

Loyalitas

Di Indonesia, pengguna ada di ambang loyal dan tak loyal. Saya pribadi dan beberapa orang yang saya temui memiliki lebih dari satu aplikasi dengan fungsionalitas yang sama untuk transportasi online dan belanja. Namun aplikasi-aplikasi tersebut jarang ada lebih dari tiga. Alasannya beragam, mulai dari promo yang ditawarkan cukup menggiurkan atau bahkan aplikasinya ringan sehingga dianggap tidak membebani kinerja smartphone.

Gojek dan Grab menjelma menjadi sebuah aplikasi yang multifungsi. Mereka menyebutnya sebagai “super app”, satu aplikasi dengan segudang layanan di dalamnya. Ini adalah konsep yang sempurna untuk menjaga pelanggan “tak kemana-mana”. Hanya di satu aplikasi. Tak hanya transportasi, keduanya juga menawarkan fitur isi pulsa, pesan makanan, pesan hotel, berbelanja, pesan tiket cinema, hingga bahkan isi pulsa. Keduanya juga memperluas fungsionalitas dengan menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan digital lainnya.

Satu fitur yang menurut saya berperan penting dalam hal menjaga pengguna adalah pilihan metode pembayaran. Integrasi dengan dua platform e-money terbesar di Indonesia, Go-Pay dan Ovo, membuat perjuangan para pemain baru semakin berat.

Gojek dan Grab tak hanya lengkap dari segi layanan, tapi juga jangkauan. Keduanya sama-sama sudah memperluaskan jaringan di hampir seluruh penjuru Indonesia. Kota-kota dengan permasalahan kepadatan lalu lintas sudah mereka singgahi.

 

Dewasa bersama pengguna

Gojek dan Grab saat ini sudah masuk pada fase memperkaya inovasi dan variasi layanan. Masa-masa mencari mitra driver dan pengguna, mengedukasi pasar, dan penolakan-penolakan sudah mereka lewati beberapa tahun lalu. Mereka sudah berkembang dan dewasa bersama pasar. Sebaliknya, para pemain baru di Indonesia, meski sudah beroperasi di negara asalnya, tetaplah pemain baru. Mereka harus mulai dari awal mengenali keunikan pasar Indonesia.

Dari sudut pandang pengguna sulit untuk berpaling dari kedua aplikasi ini. Butuh strategi “pelokalan” bagi para pemain baru dari luar negeri untuk bisa mendapat tempat di Indonesia.

Kesimpulan

Gojek dan Grab ada di mana-mana. Di berbagai kota dan berbagai jenis layanan. Mereka tak hanya berhasil mengakuisisi pengguna di Indonesia tetapi juga berhasil tumbuh dan berkembang bersama pasar yang ada. Gojek dan Grab telah melalui serangkaian penolakan, memaksa regulator menelurkan regulasi, hingga berhasil mengubah keseharian masyarakat.

Saat ini hampir tidak ada celah untuk para pemain baru untuk bisa menggeser dominasi keduanya. Sekedar jadi alternatif cukup berat, promo saja juga tak cukup. Butuh sesuatu yang benar-benar inovatif dan berguna–yang belum ada di keduanya.

Softbank to Invest More on Grab and Tokopedia

Softbank Group stated to add up $2 billion (more than Rp28 trillion) for Grab. The fresh money will be allocated to develop the next generation of city transport, also the essential service transformation, such as the health industry.

The Japanese conglomerate is said to invest more on another portfolio in Indonesia, Tokopedia.

The announcement is made by Softbank’s Chairman and CEO, Masayoshi Son after meeting Indonesia’s President, Joko Widodo (7/29) at Istana Merdeka, Jakarta. Accompanied by Grab’s CEO, Anthony Tan, Grab Indonesia’s President, Ridzki Kramadibrata, and Tokopedia’s CEO, William Tanuwidjaya. Also participated in the event Coordinating Minister for Maritime Affairs, Luhut Binsar Pandjaitan and Head of the Investment Coordinating Board, Thomas Lembong.

“We’re to invest $2 billion through Grab. Tokopedia is indeed very important for us to make it grow even bigger,“ he said as quoted from Bloomberg, Monday (7/29).

Son officially revealed on a different occasion that the Grab investment is to accelerate digitization on some essential services and infrastructure projects. Grab and Softbank will create the next generation of the transportation network for Indonesia with the environment-friendly electric vehicles.

Both companies are to build a geo-mapping solution in Indonesia to accelerate local development and future technology adoption.

In addition, as part of the long-term commitment, Grab is to build the second HQ in Indonesia. It’ll be a home for the R&D Center and headquarter for GrabFood.

Thus, Grab can serve better for Indonesia’s unique demand and focus on creating solutions that support SMEs and Grab-Kudo agents.

[Le-Ri] Grab's CEO Anthony Tan, Softbank's Chairman and CEO Masayoshi SSon, Coordinating Minister of Maritime Affairs Luhut Binsar Pandjaitan, and President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata / Grab
[Le-Ri] Grab’s CEO Anthony Tan, Softbank’s Chairman and CEO Masayoshi SSon, Coordinating Minister of Maritime Affairs Luhut Binsar Pandjaitan, and President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata / Grab
The HQ should provide career opportunities for dozens of talents and improve their skills in terms of technology through partnerships with Indonesia’s top lists of universities.

Grab’s CEO, Anthony Tan represented his team to make a long-term commitment in this country’s development. He believes through investment for the essential services and infrastructure projects digitization, Indonesia is on its way to being the biggest economy digital in Southeast Asia.

Moreover, Luhut Binsar Pandjaitan added to the development of electric vehicles, there will be trials in Jakarta. It should be finished in three years, along with Softbank investment.

He also said Softbank investment in Indonesia for the next three years could reach $5 billion (over Rp70 trillion), it includes the latest $2 billion for Grab.

The investment, he thought, is to be placed in small startups, such as Aruna in the maritime sector. “We’re on a discussion, it might be for SMEs, not only Grab and Tokopedia,“ he said, quoted from Katadata.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Berencana Dirikan Kantor Pusat di Indonesia

Hari ini (29/7) Presiden Joko Widodo bertemu dengan CEO Softbank Masayoshi Son, CEO Grab Anthony Tan, dan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Setelah pertemuan tersebut Masayoshi menjelaskan Softbank berencana untuk menambah investasinya ke Grab hingga $2 miliar (setara lebih dari Rp28 triliun). Selain itu turut disampaikan rencana Grab membuka kantor pusat di Indonesia.

Ridzki menjelaskan bahwa ide tersebut datang dari Menteri Luhut dan sudah disetujui oleh Presiden Jokowi.

Jika terealisasi, kantor pusat Grab di Indonesia akan menjadi kantor pusat kedua setelah di Singapura. Selain itu perusahaan juga berencana untuk mengembangkan produk-produk yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi, seperti GrabFood dan juga pengembangan R&D (Research and Development).

“Indonesia selalu menjadi fokus bagi Grab. Kantor pusat yang kedua di Jakarta akan membuat kami dapat melayani kebutuhan Indonesia dan ekonomi berkembang di kawasan ini. Sebagai technology decacorn, Grab sangat memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia. Kami berada di posisi yang tepat untuk mendukung terwujudnya lebih banyak perusahaan berbasis high technology dan infrastruktur dari Indonesia,” terang Ridzki dalam rilis yang kami terima.

Grab yang semakin nyaman di Indonesia

Dibukanya kantor baru dan R&D di Indonesia bisa menandakan Grab semakin nyaman di Indonesia. Tak hanya soal pengguna, tetapi juga dukungan yang diberikan oleh pemerintah. Dalam rilisnya Grab menjelaskan saat ini mereka sudah hadir di 224 kota dan Indonesia menjadi pasar paling besar.

“Dengan kehadiran kami di 224 kota, Indonesia merupakan pasar terbesar kami dan kami memiliki komitmen jangka panjang dalam pembangunan negeri secara berkelanjutan. Kami sangat senang dapat memfasilitasi investasi SoftBank dan percaya bahwa melalui investasi untuk digitalisasi layanan penting dan proyek infrastruktur, kami berharap dapat turut mendukung mewujudkan ambisi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara dan meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi jutaan orang di Indonesia,” terang CEO Grab Anthony Tan.

Di Indonesia, Grab hadir dengan beragam layanan yang ada dalam satu aplikasi. Kerja sama dengan beberapa pihak dan investasinya ke sejumlah startup membuka peluang untuk Grab menghadirkan lebih banyak integrasi layanan. Kebut-kebutan inovasi untuk mejadi aplikasi super dengan Gojek tak terbantahkan lagi. Saat ini selain ojek dan mobil Grab juga menjamah moda transportasi lain, seperti GrabWheels dan GrabBajay. Sejumlah layanan pendukung pun berangsur ditambahkan, seperti pembelian tiket bioskop, pemesanan hotel, dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Softbank Akan Kembali Suntik Dana Segar untuk Grab dan Tokopedia

Softbank Group mengungkapkan segera menambah investasi sebesar $2 miliar (lebih dari Rp28 triliun) untuk Grab. Rencananya dana tersebut akan dipakai untuk pengembangan jaringan transportasi perkotaan generasi selanjutnya, serta transformasi layanan penting seperti industri kesehatan.

Konglomerat asal Jepang ini juga siap tambah investasi untuk portofolionya yang lain di Indonesia, yakni Tokopedia.

Pengumuman ini disampaikan Chairman dan CEO Softbank Masayoshi Son setelah menemui Presiden Joko Widodo tadi pagi (29/7) di Istana Merdeka, Jakarta. Ditemani CEO Grab Anthony Tan, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, dan CEO Tokopedia William Tanuwidjaya. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

“Kami akan berinvestasi $2 miliar melalui Grab. Tokopedia juga sangat, sangat penting untuk itu kami akan tambah investasi ke sana agar tumbuh lebih pesat,” terang Son seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (29/7).

Secara terpisah, dalam keterangan resmi, Son mendetailkan suntikan untuk Grab ini bakal digunakan untuk mendorong digitalisasi di beberapa layanan penting dan proyek infrastruktur. Grab dan Softbank akan menciptakan jaringan transportasi generasi berikutnya untuk Indonesia dengan ekosistem kendaraan elektrik yang ramah lingkungan.

Kedua perusahaan juga akan mengembangkan solusi geo-mapping bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan dalam negeri, serta adopsi teknologi masa depan.

Tak hanya itu, sebagai komitmen jangka panjang, Grab akan mendirikan headquarter kedua di Indonesia. Nantinya kantor pusat ini akan menjadi rumah bagi R&D Center dan kantor pusat untuk bisnis GrabFood.

Dengan demikian, memungkinkan Grab melayani kebutuhan konsumen di Indonesia yang unik serta fokus menciptakan solusi yang mendukung pemberdayaan wirausahawan kecil dan agen Grab-Kudo.

[Ki-ka] CEO Grab Anthony Tan, Chairman dan CEO Softbank Masayoshi Son, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata / Grab
[Ki-ka] CEO Grab Anthony Tan, Chairman dan CEO Softbank Masayoshi Son, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata / Grab
Kantor pusat ini akan memberikan kesempatan berkarier bagi ribuan sumber daya manusia Indonesia dan meningkatkan keahlian talenta di bidang teknologi melalui kemitraan dengan universitas terkemuka di Indonesia.

CEO Grab Anthony Tan menerangkan, pihaknya memiliki komitmen jangka panjang dalam pembangunan negeri secara berkelanjutan. Dia percaya melalui investasi untuk digitalisasi layanan penting dan proyek infrastruktur, dapat mewujudkan ambisi Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan pengembangan kendaraan elektrik akan menjadi proyek percobaan di Jakarta. Dia menargetkan persiapan pengembangan ini akan selesai dalam waktu tiga tahun, sejalan dengan investasi Softbank.

Luhut juga mengungkapkan komitmen investasi Softbank untuk Indonesia pada tiga tahun mendatang bisa mencapai sebesar $5 miliar (lebih dari Rp70 triliun), termasuk suntikan modal baru untuk Grab sebesar $2 miliar.

Investasi ini, menurutnya, bakal disalurkan Softbank untuk perusahaan startup kecil seperti Aruna yang juga bergerak di sektor maritim. “Kami sedang dalam diskusi, mungkin pelaku usaha kecil juga, tidak hanya Grab dan Tokopedia,” terang Luhut dikutip dari Katadata.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Expands GrabWheels to Universitas Indonesia

Grab expands the electric scooter GrabWheels coverage to the Engineer Faculty of Universitas Indonesia. This is the following step of the strategic partnership between Grab and UI in May 2019 at the UI Works accelerator program.

Grab Indonesia’s President, Ridzki Kramadibrata said, UI’s Engineer Faculty becomes the second place for GrabWheels business after The Breeze, BSD. He expects this mode can be used by lecturers, students, and all UI’s academic communities daily.

In addition, with a strong background in engineering, students and lecturers can give advice, in terms of technology and user experience for better GrabWheels.

“Feedback is very important to us for GrabWheels can keep expanding to other locations,” he said on Wed (7/17).

UI’s Dean of Engineer Faculty, Hendri D.S. Budiono added, based on area, Engineer Faculty is the second largest in UI that’s quite necessary for mobility vehicles in daily activity. The road infrastructure is getting better for the electric scooter around campus area.

In fact, GrabWheels shared the same vision with the faculty in developing IT-based environment. He also expects this collaboration can build-up student’s research and innovation spirit to bring this country on top through technology.

Grab is currently providing 45 units for GrabWheels to use around UI’s Engineer Faculty area. The cost hasn’t been set, it’s free. Only, there will be market education for security behavior through direct message in GrabWheels app.

Users are required to use the helmet for a safety standard. During the trial, Grab provides a special team to help the users for technical issues.

Ridzki said their team is to add up more units, based on demand. Furthermore, GrabWheels is to be available in all over UI. It is soon to be launched in Grab’s main app.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Dukung Taksi Pelat Kuning Berbasis Teknologi “GreenLine Taxi”

Grab mulai memperkenalkan layanan teranyar “GreenLine Taxi Powered by Grab”, yang merupakan taksi konvensional pelat kuning dan sudah dibekali dengan teknologi Grab. Taksi ini sudah bisa ditemui di Plaza Semanggi Jakarta yang memang terafiliasi dengan Grup Lippo.

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, di sela-sela peluncuran GrabWheels di Universitas Indonesia, mengonfirmasi kehadiran GreenLine Taxi ini adalah hasil kolaborasi dengan penyedia jasa transportasi yang segera masuk ke dalam ekosistem Grab. Secara resmi, layanan tersebut diperkenalkan pada 5 Juli 2019.

“Grab ini sebagai mitra teknologi untuk taksi GreenLine. Walaupun pelat kuning, tidak masalah karena mereka sudah dukung teknologi terdepan. Kami permudah transaksinya jadi cashless, bisa beli snack bayarnya juga non tunai,” terangnya, Rabu (17/7).

GreenLine Taxi adalah brand dari perusahaan taksi PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI). Dalam sebuah tayangan yang diunggah di YouTube, taksi ini sudah dilengkapi dengan boks berisi snack yang bisa dibeli dan dibayar secara cashless lewat Ovo dan tablet berisi tayangan hiburan dari Hooq atau streaming YouTube.

Menariknya, selayaknya taksi konvensional pada umumnya, penumpang bisa memesannya dari pinggir jalan atau lewat aplikasi Grab. Apabila pesan secara offline, sistem pembayarannya berdasarkan argometer. Pembayarannya bisa dengan Ovo dengan scan barcode.

Setiap kendaraan dilengkapi juga dengan kamera keamanan demi meminimalisir potensi kejahatan yang mungkin terjadi. Mitra pengemudi yang bergabung ditawarkan sejumlah insentif, seperti bonus reward, asuransi anak, beasiswa pendidikan, dan berkesempatan memiliki kendaraan jadi milik pribadi.

Ridzki menyebutkan GreenLine sudah melakukan debut di beberapa lokasi, salah satunya di Plaza Semanggi Jakarta. Pengguna bisa menemukan logo GreenLine dengan mudah di halaman parkir mall tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Grab Perluas Kehadiran GrabWheels di Universitas Indonesia

Grab memperluas layanan skuter elektrik GrabWheels di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kehadirannya ini merupakan kelanjutan dari kerja sama strategis antara Grab dan UI pada Mei 2019 dalam program akselerator UI Works.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menerangkan, Fakultas Teknik UI menjadi lokasi kedua untuk kehadiran GrabWheels, setelah The Breeze, BSD. Dia berharap moda transportasi ini bisa dimanfaatkan untuk keseharian dosen, mahasiswa, dan seluruh sivitas akamedika UI.

Tak hanya itu, dengan latar belakang yang kuat di bidang engineering, para mahasiswa dan dosen bisa memberikan masukan, baik dari segi teknologi dan user experience agar GrabWheels lebih baik ke depannya.

“Masukan dari pengguna itu sangat penting buat kami karena inginnya GrabWheels bisa terus diperluas ke lokasi lainnya,” katanya, Rabu (17/7).

Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S. Budiono menambahkan, dilihat dari luas wilayahnya, Fakultas Teknik merupakan terluas kedua di UI sehingga ada kebutuhan perangkat mobilitas dalam aktivitas sehari-hari. Infrastruktur jalan juga sudah mendukung untuk menggunakan skuter elektrik dalam area kampus.

Alhasil, kehadiran GrabWheels sejalan dengan visi fakultas dalam mengembangkan IT-based environment. Hendri pun berharap, kolaborasi ini dapat terus memupuk semangat riset dan inovasi para mahasiswa untuk memajukan bangsa melalui inovasi teknologi.

Sementara ini, Grab menyediakan sekitar 45 unit GrabWheels yang bisa langsung dipakai dalam area Fakultas Teknik UI. Belum ada biaya yang dikenakan, alias gratis. Hanya saja, sebelum menggunakannya ada edukasi perilaku berkendara aman melalui pesan langsung di aplikasi GrabWheels.

Pengguna diwajibkan menggunakan helm sebagai kelengkapan berkendara. Selama masa uji coba berlangsung, Grab menyediakan tim khusus untuk bantu pengguna jika mengalami kendala teknis.

Ridzki menyebut pihaknya akan terus menambah unit skuter, tergantung tingkat permintaan nantinya. Terlebih, rencananya GrabWheels akan segera bisa digunakan untuk seluruh kawasan UI. Juga, dalam waktu dekat bakal hadir dalam aplikasi utama Grab.

Application Information Will Show Up Here

Kudo Rencanakan Ekspansi Regional dan Bidik Empat Juta Agen pada 2021

Kudo mengungkapkan rencana ekspansi ke Asia Tenggara untuk mengembangkan bisnis warung tradisional pada dua tahun mendatang. Wacana ini selaras dengan relasi langsung Kudo dengan Grab yang disebut sebagai pemain regional terdepan.

“Untuk sampai setahun sampai dua tahun mendatang, kami mau mengembangkan Kudo untuk pasar Indonesia karena ini market terbesar. Tapi untuk rencana ke regional pasti ada karena kami ini adalah bagian dari Grab sebagai pemain terbesar di Asia Tenggara,” terang Co-Founder & CEO Agung Nugroho, Kamis (27/6).

Agung enggan membicarakan detail mengenai rencana tersebut. Namun dalam kurun waktu yang sama, sambungnya, perusahaan berencana untuk menambah jumlah agen hingga dua kali lipat, dari 2 juta menjadi 4 juta agen. Perusahaan akan menyasar ke luar Jawa, lantaran di sana dianggap tidak memiliki banyak pilihan untuk mengembangkan usaha selain buka warung tradisional.

Kondisi tersebut dinilai membuat peluang Kudo jauh lebih besar untuk memajukan warung jadi serba bisa karena dibantu oleh teknologi. Beda kondisinya dibandingkan di dalam Jawa. Kesempatan untuk mengembangkan usaha jauh lebih besar, tidak harus buka warung saja.

“Dari kondisi ini kami sadar bahwa teknologi punya peran besar untuk bantu warung bisa berjualan apa saja. Mereka pun punya daya saing saat disandingkan dengan peritel modern.”

Perusahaan juga terus mengembangkan fitur-fitur untuk agen warung agar mereka bisa lebih ‘canggih’. Meski tidak dijelaskan secara spesifik, fitur tersebut nantinya akan didesain untuk meningkatkan penghasilan agen, efisiensi operasional, dan pemberian modal kerja.

“Kami dari awal berdiri untuk bangun warung tradisional, jadi kami terus konsisten mengembangkan fitur-fitur yang gunanya untuk bantu usaha mereka.”

Diharapkan fitur yang segera dirilis pada kuartal III tahun ini akan mendorong secara perlahan agen Kudo agar lebih aktif berjualan. Disebutkan dari dua juta agen, hanya ratusan ribu di antaranya saja yang aktif tiap bulannya.

Pencapaian lima tahun Kudo

Pada saat yang sama, Agung mengungkapkan sejumlah pencapaian Kudo sejak pertama kali berdiri di tahun 2014. Jumlah agen saat ini tumbuh 44% secara year on year. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Aceh, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Gorontalo, dan Sumatera Barat.

Dari segi transaksi, diklaim tumbuh 132% untuk periode yang sama. Sepanjang Ramadan 2019 saja, transaksi yang paling banyak dimanfaatkan agen adalah pulsa, utilitas, kirim uang, produk supermarket, kupon dan voucher.

Inovasi terbaru Kudo adalah belanja stok jualan warung (grosir) langsung dari aplikasi. Agen tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan stok jualan mereka karena akan diantarkan langsung oleh mitra Kudo pada esok harinya.

Layanan yang sudah dirilis sejak Oktober 2018 ini, tersedia di lebih dari 20 kota dan kabupaten di Indonesia. Kudo memanfaatkan kemitraan di tiap daerah untuk menyediakan stok barang dan gandeng startup buat pengirimannya.

Lalu, pada Mei 2019 perusahaan menjadi mitra strategis dengan BNI untuk menyediakan fitur kirim uang melalui agen Kudo bagi masyarakat yang tidak mendapatkan akses keuangan di daerah. Dalam hal ini, agen Kudo sekaligus menjadi agen LKD untuk BNI.

Untuk menjadi agen Kudo, persyaratannya cukup menunjukkan identitas diri dan membuktikan warung sesuai dengan yang mereka laporkan dalam aplikasi. Mereka yang berhasil jadi agen, diperbolehkan ikut layanan keagenan dari pemain lain.

“Kompetisi di ranah warung ini memang menarik, tapi kita sudah masuk dalam ekosistem Grab. Ini yang membuat kita beda dan lebih kuat. Terlebih dari awal ekosistem yang kita bangun ini end to end untuk warung saja,” pungkas Agung.

Selain Kudo, pemain lainnya yang turut meramaikan ranah ini adalah Mitra Bukalapak, Mitra Tokopedia, Kioson, Paytren, Payfazz, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Grab Begins Trial for Cancellation Fee in Lampung and Palembang

Grab plans to apply for a cancellation fee for passengers who cancel trips, starting with trials in Lampung and Palembang (6/17) for a month. This trial intends to set the right parameter before being implemented throughout Indonesia.

Grab Indonesia‘s President, Ridzki Kramadibrata said, one of the parameters on cancellation fine is five minutes after ordering. Less from that, the passengers won’t have to pay.

“We want to see customer’s feedback in two cities, the algorithm used to measure the fairness because we have two kinds of users, passengers and drivers. I believe the passengers will be happy if the driver’s happy,” he said, (6/17).

However, he avoids spilling the fine cost. He thought this is just a trial. The consideration to apply cancellation fine is due to the driver’s complaint of cancellation issues.

The thing is, it also costs them much when the order canceled, also, there’s a missed opportunity of other passengers when picking up one passenger.

“It’s fair to give a kind of treatment of cancellation form passenger. The driver will have their fines if they cancel an order from passengers.”

Lampung and Palembang, he added, was chosen for the trial because it’s not the first tier cities. They wish the complexity and impact of this trial won’t be significant. Though, both cities are quite crowded with tourists.

Before taking the fines to Indonesia, Grab was previously applied in Singapore and Malaysia. In Singapore, it was started on March 11th, 2019. Passenger canceling after five minutes order will be fined with SGD4 or around Rp41 thousand.

While in Malaysia, passengers should pay 3 to 5 Ringgit (around Rp10 to Rp17 thousand) after five minutes order. The rules applied since March 27th, 2019.

Before selling its business to Grab for Southeast Asia’s operation, Uber was also having a cancellation fee. In Indonesia, passengers will have to pay around Rp30 thousand for UberX (four-wheeler) and Rp10 thousand for Uber Motor (two-wheeler). The cost will be paid for the next order.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here