Grab and Sinar Mas Land Formed Strategic Partnership for “Digital Smart City” in BSD City

Grab and Sinar Mas Land officially formed a strategic partnership for the development of integrated smart digital city in BSD City. Grab will be the technology partner in the region by introducing the latest innovations in line with the solution in connectivity and mobility.

Through the MoU signing, today (3/4), will be the beginning of other collaborations between Grab and Sinarmas Group. In the ocassion, attended also Michael Widjaja as Sinar Mas Land Group CEO with Anthony Tan as Grab’s CEO and Co-Founder.

In fact, Grab’s investment for this partnership is said to include in Grab for Indonesia 2020 master plan worth of US$700 million and Grab Ventures with US$250 million.

“Indonesia is still in a big challenge of connectivity and mobility. There are lots of homework to do. Sinar Mas Land acquire experts in technology to facilitate BSD residents can get through daily activity,” Donny Rahayu, Sinar Mas Land’s Managing Director said.

Grab’s company, is in line with BSD City’s plan for digital smart city transformation. Where, the effort has been initiated since the city was built 30 more years ago. One of the already developed technology by Sinar Mas Land is OneSmile app, and it’s to be integrated with Grab.

Grab Indonesia’s President Director, Ridzki Kramadibrata added, there are three initiatives to do in BSD City. The most recent is running the mapping method of BSD City area to make it easier for passengers to decide the pickup and delivery points more accurately.

Later, to run trial of Personal Mobility Devices (PMD) which can be a close-distance personal transportation vehicle at affordable costs. Finally, conducting pilot mobility sharing solutions in the BSD City area.

“In the transportation technology, there are many kinds of mobility, intracity can be given as shuttle in the new way. There’s also feeder, but everything in new technology with better objective for customers,” he added.

Ridzki said PMD has been through trial and trusted in Singapore with GrabWheels service using e-scooter. They’re partner with National University of Singapore (NUS) for student transportation.

In BSD City, Grab is to build Grab Innovation and Engineering Lab as the as the center of research and innovation development in GOP 9, BSD City, using artificial intelligence to create smart and organized transportation system. It’s located in the same building with Apple.

In addition, Grab will create Grab Ventures Velocity program in BSD City for training and mentoring for selected startups. They’ve given opportunity to develop business and collaborate in Grab app. It was said, BSD City is the first integrated smart digital city in Indonesia on the right location for the program.

Aside from solution for transportation, both companies are supporting local culinary-based SMEs in the region by creating satellite kitchen called Kitchen by Grab Food.

“In every super app outside transportation modes, Grab wants to empower more SMEs with their technology. Because technology can make better productivity, also broader market access.”

Kitchen by GrabFood concept was first introduced in September 2018 located in Kedoya, West Jakarta. In this concept, Grab provides food court for selected culinary SMEs and focuses on take away service for every order from GrabFood


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Sinar Mas Land Kerja Sama Strategis untuk “Digital Smart City” di BSD City

Grab dan Sinar Mas Land meresmikan kerja sama strategis untuk pengembangan integrated smart digital city di BSD City. Grab akan menjadi mitra teknologi di kota tersebut dengan menghadirkan berbagai inovasi terbaru yang sejalan dengan solusi di bidang konektivitas dan mobilitas.

Lewat penandatangan nota kesepahaman pada hari ini (4/3), akan mengawali kerja sama lainnya antara Grab dengan Sinarmas Group. Dalam kesempatan tersebut turut dihadiri Group CEO Sinar Mas Land Michael Widjaja dan Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan.

Perlu diketahui, investasi yang disiapkan Grab dalam kerja sama ini diungkapkan sudah termasuk bagian dari master plan Grab for Indonesia 2020 sebesar US$700 juta dan Grab Ventures dengan investasi US$250 juta.

“Indonesia masih memiliki tantangan besar soal konektivitas dan mobilitas. Jadi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Sinar Mas Land gandeng expert di bidang teknologi agar masyarakat BSD dapat lebih mudah melakukan kegiatan sehari-harinya,” ucap Managing Director Sinar Mas Land Donny Rahayu.

Kehadiran Grab, sambungnya, sejalan dengan upaya BSD City yang sedang bertransformasi ke arah digital smart city. Yang mana, upaya tersebut sudah dirintis sejak kota ini dibangun pada lebih dari 30 tahun yang lalu. Teknologi yang sudah dikembangkan Sinar Mas Land, salah satunya aplikasi OneSmile bakal disiapkan agar dapat terintegrasi dengan Grab.

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menambahkan ada tiga inisiatif yang akan dilakukan Grab di BSD City ke depannya. Yang terdekat adalah menjalankan metode pemetaan daerah BSD City untuk memudahkan penumpang menentukan titik penjemputan dan pengantaran yang lebih akurat.

Kemudian, melakukan uji coba Personal Mobility Devices (PMD) yang dapat menjadi sarana transportasi personal jarak dekat dengan biaya terjangkau. Terakhir, melakukan program pilot solusi mobilitas berbagi di kawasan BSD City.

“Dalam teknologi transportasi itu banyak mobilitas di dalamnya, untuk intracity bisa kita berikan seperti shuttle tapi the new way. Juga ada feeder, namun semuanya dengan teknologi baru dengan tujuan pengalaman yang sebaik-baiknya untuk pelanggan,” kata Ridzki.

Ridzki menyebut PMD sudah diujicoba dan terbukti di Singapura dengan layanan GrabWheels yang menggunakan e-scooter. Di sana, Grab bermitra dengan National University of Singapore (NUS) untuk moda transportasi para mahasiswanya.

Di BSD City, Grab akan membangun Grab Innovation and Engineering Lab sebagai pusat penelitian dan pengembangan inovasi di GOP 9, BSD City, yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk menciptakan sistem transportasi yang cerdas dan tertata. Lokasi ini berada di gedung yang sama dengan Apple.

Di samping itu, Grab akan menyelenggarakan program Grab Ventures Velocity di BSD City untuk pelatihan dan mentoring buat startup terpilih. Mereka diberi kesempatan mengembangkan bisnis dan bergabung dalam aplikasi Grab. Disebutkan, BSD City adalah integrated smart digital city pertama di Indonesia dengan lokasi tepat untuk program tersebut.

Selain memberikan solusi untuk permasalahan transportasi, kedua perusahaan ini juga berupaya mendukung UKM lokal berbasis kuliner di kawasan tersebut dengan mendirikan dapur satelit yang disebut Kitchen by GrabFood.

“Dalam every day super app di luar moda transportasi, Grab mau berdayakan lebih banyak lagi UKM dengan teknologi yang kami punya. Sebab teknologi bisa membuat produktivitas mereka lebih baik, akses pasarnya pun bisa lebih luas.”

Konsep Kitchen by GrabFood pertama kali dikenalkan pada September 2018 dengan memilih Jakarta Barat, bertepat di Kedoya. Dalam konsep ini, Grab menyediakan food court untuk UKM kuliner terpilih dan hanya fokus ke layanan take away buat setiap pemesanan yang datang dari GrabFood.

Application Information Will Show Up Here

Super App Grab Semakin Mantap dengan Menjadi Decacorn

Sejak tahun lalu, platform transportasi online Grab telah menjadi Super App pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Hal ini bisa dilihat dari menu-menu baru di dalam aplikasinya selain hanya sekedar jasa transportasi. Fitur baru tersebut termasuk layanan konten video dari HOOQ (bagi pengguna level Platinum) dan layanan lainnya hasil kerjasama dengan pihak ketiga.

Beberapa di antaranya layanan kecantikan dan gaya hidup dengan Minutes, pemesanan tiket hiburan dengan BookMyShow, dan jasa servis dengan Sejasa.com. Ketiganya tergabung sebagai portofolio dalam program akselerator Grab Ventures Velocity. Berbagai layanan baru yang disediakan Grab pun merupakan hasil kerja samanya dengan beberapa perusahaan lain, seperti Tokopedia, OVO, dan Kudo.

Grab telah menjalani tahun-tahun yang penuh dengan gejolak hingga saat ini. Setelah mengakuisisi Uber pada bulan Maret 2018, Grab terus berkembang untuk membentuk ekosistem digital terbesar di Indonesia. Kesepakatan tersebut juga membantu Grab untuk memperluas bisnis intinya, dan menjadi Super App sehari-hari.

Grab saat ini bermain di liga-liga besar. Terutama setelah naik status dari unicorn ke decacorn, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin (19 November) oleh Google dan Temasek. Bagi Anda yang belum memahami perbedaannya, unicorn adalah perusahaan yang bernilai lebih dari $1 miliar, sementara decacorn bernilai lebih dari $10 miliar.

Dengan valuasi $11 miliar, Grab adalah decacorn pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara, dan berencana melipatgandakan nilai dengan mengintegrasikan lebih banyak layanan di platformnya. Untuk itu, perusahaan juga membuka pusat R&D ke-7 di Kuala Lumpur dan berencana menambah 1.000 pekerjaan teknologi untuk mendukung upaya pengembangan.

Dengan tercapainya decacorn ini sekaligus mengawali visi grab di tahun 2019, Grab pastinya akan menambahkan lebih banyak lagi layanan sesuai permintaan di platformnya, untuk meningkatkan statusnya sebagai Super App.

grab super app

Bagi Grab sektor transportasi adalah bagian inti dari bisnis, Grab mencari untuk meningkatkan kemampuannya sebagai perusahaan teknologi untuk mengembangkan fitur keamanan yang digerakkan teknologi untuk diintegrasikan ke dalam platformnya.

Karena orang menghabiskan lebih banyak waktu pada ponsel mereka dan lebih sedikit waktu beralih antar-aplikasi, Grab makin tumbuh seiring dengan perkembangan smartphone dan juga transaksi non-tunai yang menjadi gaya hidup masyarakat modern. Awalnya yang hanya menawarkan layanan ride-hailing, mulai berkembang dengan fitur fintech hingga marketplace. Kini Grab telah beroperasi di 8 negara dan 336 kota yang ada di Asia Tenggara. Mulai dari Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina, Kamboja, Malaysia, Singapura dan Indonesia.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Grab.

Perjalanan Grab Menjadi Decacorn Pertama di Asia Tenggara

Unicorn” sempat menjadi perbincangan yang cukup hangat selama beberapa minggu terakhir ini. Istilah unicorn yang sebelumnya lekat dengan dunia bisnis startup mulai semakin sering dibahas oleh berbagai kalangan warganet, serta masyarakat pada umumnya. Selain unicorn, baik di media sosial maupun media massa mulai muncul pula berbagai perbincangan mengenai istilah-istilah lain mengenai tingkatan valuasi perusahaan startup. Mulai dari Cockroach, Ponies, Centaurs, Unicorn, Decacorn, hingga Hectocorn.

Istilah unicorn awalnya muncul karena perusahaan startup dengan nilai valuasi sebesar $1 miliar masih tergolong langka di tahun 2013 lalu. Namun, ternyata para unicorn semakin berkembang dan meningkatkan valuasinya hingga lebih dari $10 miliar. Sehingga muncul istilah baru, yaitu Decacorn (valuasi mencapai $10 miliar) dan Hectocorn (valuasi mencapai $100 miliar).

Unicorn yang telah naik kelas menjadi decacorn antara lain Uber, WeWork, Airbnb, SpaceX, Pinterest, dan Grab. Sejak akhir tahun 2018 lalu, Grab menjadi perusahaan startup pertama dari Asia Tenggara yang meraih gelar decacorn, dengan valuasi saat ini mencapai sekitar $11 miliar.

Grab awalnya didirikan oleh Anthony Tan dan Hooi Ling Tan dengan nama MyTeksi di Malaysia pada tahun 2012. Kemudian pada 2013 mereka mulai berekspansi ke Filipina, Singapura, dan Thailand dengan nama GrabTaxi. Grab resmi menjadi unicorn pada tahun 2014 setelah mendapatkan pendanaan Seri D. Di tahun ini pula, GrabTaxi berekspansi ke Vietnam dan Indonesia. GrabTaxi kemudian meluncurkan layanan lain seperti GrabCar, GrabFood, GrabBike, dan sebagainya, serta mengubah namanya menjadi Grab di tahun 2016.

grab decacorn

Grab sempat mengakuisisi Kudo untuk mendukung teknologi pembayarannya pada 2017. Grab juga menghadirkan fitur GrabFresh, bekerja sama dengan HappyFresh untuk melayani pembelian bahan-bahan makanan segar. Pendiri Grab Anthony Tan juga sempat mengatakan, “Entah itu makanan, entah itu bahan-bahan makanan, kita perlu memastikan semuanya memiliki modal yang memadai, baik dari segi teknologi maupun dari segi finansial.” Hal ini menunjukkan bahwa seperti startup sukses lainnya, inovasi teknologi juga menjadi hal yang penting bagi perjalanan Grab menjadi decacorn pertama di Asia Tenggara.

Pada tahun 2018, Grab juga mengambil beberapa langkah besar, antara lain dengan mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara. Akuisisi ini tercatat sebagai aksi korporasi terbesar untuk perusahaan internet di Asia Tenggara. Lewat akuisisi ini, semua aset dan aspek operasional Uber di kawasan Asia Tenggara (meliputi Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) dialihkan ke Grab.

Di tahun yang sama, Grab juga menjalin kerjasama dengan OVO sebagai pilihan pembayaran dalam penggunaan layanannya, dengan mengubah GrabPay menjadi OVO Cash. Beberapa langkah besar tersebut cukup berhasil meningkatkan kualitas layanan Grab, serta menjadi “super app” yang telah diunduh lebih dari 138 juta kali hingga saat ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Grab.

Rencana Grab Luncurkan GrabBajay untuk Pengguna di Jakarta

Setelah sebelumnya mengumumkan kemitraan strategis dengan HOOQ, Grab berencana segera meluncurkan layanan transportasi alternatif untuk warga Jakarta, yaitu GrabBajay.

Dalam pernyataan resmi yang diterima oleh DailySocial, Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno mengungkapkan, layanan ini masih dalam tahap pengembangan dan belum secara resmi dirilis untuk pengguna.

“GrabBajay merupakan layanan baru yang tengah diuji coba secara beta. Dalam prosesnya, Grab berkoordinasi penuh dengan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan dan badan lain yang terkait. Peluncuran layanan GrabBajay di Jakarta secara resmi akan diumumkan di kemudian hari.”

Sebagai perusahaan teknologi yang mengklaim memiliki visi menjawab tantangan transportasi guna meluaskan kebebasan akses transportasi untuk seluruh masyarakat Indonesia, Grab berupaya memperkenalkan solusi inklusif untuk masalah transportasi dengan berangkat dari kearifan lokal dan disesuaikan dengan kondisi maupun kebutuhan dari masing-masing kota.

“Kami bertekad untuk menjadikan transportasi masyarakat di Jakarta lebih baik dengan menggunakan moda transportasi favorit yang biasa mereka gunakan,” lanjut Tri.

Berdasarkan informasi dari Katadata, sebelumnya Gojek telah menyediakan layanan transportasi yang berbasis kearifan lokal yakni Gojek Becak Motor atau Bentor di Gorontalo pada Mei 2018. Vice President Corporate Communications Gojek Michael Say mengklaim, layanan Bentor melalui aplikasi ini adalah yang pertama di Indonesia.

Mengadopsi teknologi dalam penggunaan transportasi tradisional

Keberadaan bajaj sendiri sebagai transportasi warga Jakarta saat ini sudah mulai berkurang jumlahnya. Karena fisiknya yang terlalu besar dan cenderung lambat saat bergerak di jalan raya, menjadikan bajaj transportasi yang kurang ideal saat ini. Disinggung seperti apa implementasi dan penggunaan bajaj di aplikasi Grab, Tri enggan mengungkapkan lebih lanjut.

Kurang lebih tujuh tahun beroperasi, Grab telah memiliki 8,5 juta micro entrepreneurs termasuk di dalamnya mitra pengemudi se-Asia Tenggara. Cakupan layanan Grab tersedia di 335 kota, 222 kota di antaranya adalah Indonesia.

Aplikasi Grab sudah diunduh lebih dari 130 juta kali. Sementara jumlah karyawan Grab ada lebih dari 5 ribu. Saat ini, Grab menyediakan layanan GrabBike untuk kendaraan roda dua, GrabCar, Grab Gerak untuk pelanggan berkebutuhan khusus, dan Grab Taxi.

Application Information Will Show Up Here

Konten Video Hooq Kini Bisa Ditonton Melalui Aplikasi Grab

Grab hari ini (13/2) meresmikan kemitraan strategis dengan Hooq dalam menghadirkan konten video on-demand di dalam aplikasinya. Indonesia jadi negara pertama yang menjajal integrasi layanan tersebut, berikutnya akan digulirkan ke Singapura, Filipina, dan Thailand.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menerangkan, Indonesia jadi negara pertama menikmati layanan ini, karena bagi kedua perusahaan (Grab dan Hooq) Indonesia adalah pasar utama. Mengutip dari berbagai riset, video online telah menjadi salah satu format media yang paling populer di Asia Tenggara.

Sebanyak 80% masyarakat Asia Tenggara menyatakan mereka menonton video online setiap harinya. Diprediksikan pendapatan dari biaya berlangganan video on-demand meningkat hingga 6,5 kali, menjadi US$390 juta pada 2022 dari US$60 juta di 2017.

“Ke depannya kami juga akan menyediakan pilihan rekomendasi video yang sesuai dengan lokasi, waktu, dan perilaku pengguna,” ucapnya Rabu (13/2).

Ridzki menambahkan, kehadiran Hooq dalam Grab juga melihat dari tren tingkat unduhan aplikasi yang semakin ketat semakin waktu. Risiko churn rate yang tinggi mengakibatkan orang semakin selektif dalam menggunakan aplikasi. Upaya Grab untuk menjadi super app dengan menghubungkan ekosistem di sekitarnya dapat menjadi jawaban untuk risiko tersebut.

“Sekarang orang spending ke aplikasi sudah selektif. Jadi fight suatu aplikasi untuk dipakai sangat luar biasa. Sekarang pengguna Hooq tidak perlu unduh aplikasi lagi, cukup lewat Grab untuk menonton video.”

Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro melanjutkan, pihaknya tidak khawatir apabila terjadi penurunan dari angka unduhan karena pengguna yang mulai beralih ke Grab. Tinggi rendahnya angka unduhan bukan faktor utama yang dikejar perusahaan, melainkan berapa besar tingkat engagement yang dihasilkan.

“Ketika diklik [menu] video dalam Grab, itu engagement-nya masuk ke kita karena kan video player-nya yang sudah kita masukkan ke Grab. Jadi orang sudah enggak perlu unduh dua aplikasi lagi. Untungnya buat Grab, setelah selesai nonton, orang tetap ada di dalam Grab,” kata Guntur.

Aplikasi Hooq sendiri sudah diunduh lebih dari 35 juta kali di Indonesia. Dari seluruh negara, Indonesia menyumbang traffic terbesar antara 60%-70%.

Sebelumnya, Hooq sudah tersedia di dalam aplikasi Ovo. Namun sebatas menyediakan opsi pembelian paket Hooq. Untuk menonton videonya, pengguna diarahkan ke peramban atau aplikasi Hooq.

Pada tahap awal, konten Hooq dalam aplikasi Grab baru bisa dinikmati oleh pelanggan yang sudah berada di kategori Platinum. Pelanggan dapat menikmati seluruh tayangan Hooq, mulai dari premium channel, film lokal, free to air TV, multi channel network secara gratis sampai tiga bulan ke depan.

Pelanggan akan dikenakan biaya sebesar Rp100 ribu untuk berlangganan selama tiga bulan berikutnya. Pembelian paket Hooq ke depannya juga bisa dilakukan lewat Grab.

Rencana Grab

Setelah ini, Ridzki menyebut pihaknya akan merealisasikan investasi strategis yang sudah diumumkan tahun lalu lewat peluncuran sejumlah layanan baru. Grab akan segera menyediakan layanan medis dan travel di dalam aplikasinya, melengkapi ambisinya sebagai super app.

Grab menggandeng startup medis dari Tiongkok Ping An Good Doctor dan Booking Holdings untuk menyediakan layanan travel. Kedua mitra ini tergabung dalam putaran pendanaan Grab. Dia enggan menyebut kapan peluncurannya, namun dipastikan seluruh layanan akan hadir dalam tahun ini.

Kurang lebih tujuh tahun beroperasi, Grab telah memiliki 8,5 juta micro entrepreneurs termasuk di dalamnya mitra pengemudi se-Asia Tenggara. Cakupan layanan Grab tersedia di 335 kota, 222 kota di antaranya adalah Indonesia. Aplikasi Grab sudah diunduh lebih dari 130 juta kali. Sementara jumlah karyawan Grab ada lebih dari 5 ribu.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Tunjuk Neneng Goenadi sebagai Managing Director, Ridzki Kramadibrata Kini jadi President Grab Indonesia

Grab hari ini (01/2) umumkan penunjukan Neneng Goenadi sebagai Managing Director baru untuk Grab Indonesia. Sementara Ridzki Kramadibrata beralih jabatan menjadi President of Grab Indonesia.

Keduanya akan memiliki tugas kunci berbeda. Managing Director fokus pada peningkatan layanan korporasi, khususnya di segmen transportasi. Sementara President fokus menangani hubungan perusahaan dengan pemerintah, serta mengatur strategi keamanan dan dampak sosial.

Penunjukan Neneng didasarkan pada pengalamannya yang hampir 30 tahun di Accenture Indonesia. Sebelumnya Neneng menjabat sebagai Country Managing Director Accenture Indonesia selama 5 tahun. Neneng juga pernah menjabat sebagai Head of Inclusion and Diversity Asia Pasific untuk Industry Resources dan Head of Human Capital and Diversity ASEAN.

“Ini merupakan waktu yang sangat baik untuk bergabung dengan Grab, yang telah secara langsung memperbaiki kehidupan jutaan masyarakat di Indonesia. Grab merupakan sebuah organisasi yang berpegang teguh pada misinya untuk mendekatkan setiap orang kepada berbagai hal yang berarti bagi mereka,” sambut Neneng.

Sementara itu Ridzki mengungkapkan, dirinya akan mengambil peran strategis untuk menciptakan lebih banyak sinergi antara berbagai bisnis dan mitra perusahaan untuk membangun satu ekosistem digital yang akan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan di Indonesia.

“Grab berada di tempat untuk berkontribusi bagi pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia dalam banyak hal besar dan signifikan. Kami akan bermitra dengan pemerintah untuk membantu Indonesia menciptakan lebih banyak lapangan kerja, mendorong pertumbuhan startup dan ekonomi, serta menempatkan Indonesia di peta dunia,” ujar Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Grab Partners with Hooq, Introducing In-App Video Content

A ride-hailing service, Grab, partners with video on-demand platform, Hooq, to introduce in-app video channel. This is Grab’s initiative to be the “everyday super app”. As it was said by Grab’s Group Head of Strategy, Hidayat Liu, the latest feature is to be tested first in Indonesia.

Previously, other than on-demand platform services, Grab has released GrabDaily, a special page contains informative content and entertainment. It’s to invite customers to often access the app, not only for transportation or delivery.

He said, video-based content will be more entertaining. It goes along with a moment of interest growth on video subscription. Based on “Video-on-demand Survey 2017” report released by DailySocial, Hooq (48.30%) is the most popular service in Indonesia, followed by Netflix (24.93%), and iflix (24.35%).

Peter Bithos in his speech said the partnership with Grab is a way to make the service available in various platforms. The scenario is, new user will watch movie teaser or video from Grab, then they’ll watch the full version through Hooq.

In marketing the service, Hooq has partnered with telco in Indonesia. They provide exclusive access bundled with internet data. It’s a good penetration, considering Netflix, the competitor is currently blocked by ISP under Telkom group.

Gojek, as Grab’s biggest competitor, actually intends to implement similar strategy – to provide in-app entertainment. To make it possible, Gojek, through its venture unit – Go-Venture – has make an investment to an online news portal kumparan and Millennials video content developer Narasi TV.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Jalin Kerja Sama dengan Hooq, Grab Hadirkan Konten Video di Aplikasinya

Layanan ride hailing Grab bermitra dengan platform video on-demand Hooq untuk menghadirkan kanal video di dalam aplikasi. Inisiatif ini dilakukan sebagai salah satu langkah menjadi Grab sebagai “everyday super app”. Menurut pemaparan Group Head of Strategi Grab Hidayat Liu, rencananya fitur anyar tersebut akan diuji coba pertama kali untuk pengguna di Indonesia.

Sebelumnya, di luar layanan pokok sebagai platform on-demand, Grab telah merilis GrabDaily, yakni sebuah laman khusus yang berisi konten informatif dan hiburan. Misinya agar pengguna bisa lebih sering untuk mengakses aplikasi, tidak sekadar saat ingin melakukan jasa transportasi atau pengiriman barang.

Liu memaparkan, konten berbasis video dinilai akan lebih diminati pengguna. Hal ini bebarengan dengan momentum pertumbuhan minat terhadap layanan video berlangganan. Menurut laporan “Video-on-Demand Survey 2017” yang dirilis DailySocial, Hooq (48,30%) menjadi layanan paling populer di Indonesia, di atas Netflix (24,93%), Viu (25,02%), dan iflix (24,35%).

Dalam sambutannya CEO Hooq Peter Bithos mengatakan, kerja sama dengan Grab merupakan cara baru bagi perusahaan untuk membuat layanannya tersedia di berbagai platform. Skenario yang diharapkan, pengguna awal akan melihat teaser film atau video dari aplikasi Grab, selanjutnya ia akan menonton secara utuh melalui aplikasi Hooq.

Sejauh ini untuk memasarkan layanannya, Hooq bermitra dengan perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Mereka menghadirkan akses eksklusif yang dipaketkan dengan paket internet. Penetrasinya cukup baik, terlebih pesaing utamanya Netflix hingga saat ini masih diblokir oleh ISP di bawah grup Telkom.

Tidak hanya Grab, pesaing terbesarnya Gojek juga terus mengupayakan strategi yang sama – menghadirkan konten hiburan ke dalam aplikasi. Untuk menghadirkan in-app content, secara khusus Gojek melalui unit ventura miliknya –Go-Ventures—telah memberikan investasi kepada portal berita online kumparan dan pengembang konten video milenial Narasi TV.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Partners with ZhongAn, Introducing Insurance Product in App

In order to provide insurance for customers and drivers, Grab Holdings Inc. (Grab) forms a strategic partnership by creating a joint venture with ZhongAn Online P&C Insurance Co., Ltd. Furthermore, there will be various categories in the Grab app.

The product will be available in Singapore earlier this year. Grab offers insurance products for drivers to protect them of losing income due to health problem or accident.

Later, the insurance product will arrive to other countries, including Indonesia. This platform is expected to create access to the insurance products for those uninsured and underinsured.

“The insurance platform launching is part of our commitment to be the top “everyday superapp” in Southeast Asia. With more than 130 million downloads in around 336 cities, our in-depth knowledge of customer’s behavior and demand makes it possible to provide innovative insurance products that could give additional value for customers.

Customers can purchase insurance in Grab app

This partnership is to bridge the issues often discovered in the search of insurance products, including unaffordable premium. Payment through GrabPay is allowed.

“We’re very pleased to announce comprehensive partnership with Grab. We ensure to overcome the Southeast Asian customer’s insurance demand, along with Grab and other leading insurance companies,” Wayne Xu, ZhongAn’s Vice General Manager said.

As part of the partnership agreement, ZA International,for business development overseas created by ZhongAn Insurance, will bring technical assets in making platform and insights related to internet ecosystem in the established joint venture.

“As the only player in the digital payment industry with license in Southeast Asia’s six major countries, we’ll improve our regional network and partnered up with global insurance to grow rapidly in countries where our business run,” Ruben Lai, Head of Grab Financial said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here