Gojek Wraps Up Acquisition of Moka at 2 Trillion Rupiah Valuation

The acquisition news of Moka point-of-sales startup by Gojek finally comes to an agreement, after spreading rumors since Agustus 2019. First, the company has submitted corporate action to the regulator, in this case, through KPPU official page as of April 9th, 2020.

Keterangan akuisisi Moka oleh Gojek di laman KPPU
Moka’s acquisition by Gojek in KPPU official page

Second,  Bloomberg also reported from a reliable source that Moka has acquired by Gojek at US$130 million or around 2 trillion Rupiah. The number has increased from the reported ones at US$120 million. The transaction is ongoing since last year and met an agreement just few months ago.

Gojek has taken the strategic step to channel the Series F funding which has been going since October 2018. In mid-March 2020, the company reportedly received additional funds of US$ 1.2 billion or equivalent to 18 trillion Rupiah for the round, completing the acquisition target of US $ 3 billion or equivalent to 42.2 trillion Rupiah.

Moka’s role can be very significant. Based in Jakarta, the company currently established by Grady Laksmono and Haryanto Tanjo since 2014 has reached users in 100 cities in Indonesia. More than 35 thousand restaurants, cafes, and other retail outlets take advantage of its POS mobile application.

Catatan capaian Moka sepanjang tahun 2019 / Moka
Moka’s achievement lists during 2019 / Moka

Moka aware of the tight competition in this vertical and continues to innovate including to launch Moka Fresh platform (purchasing raw materials) and Moka Capital (merchant loan funds) – in his statement Tanjo said that Moka’s vision of becoming a “merchant supper app”, intends to accommodate various retailers’ needs in an integrated manner through a digital platform.

In addition to cash transactions, the Moka cashier system allows business owners to accept payments with digital platforms such as Gopay, Ovo, LinkAja, even Kredivo and Akulaku. While a deeper collaboration scenario between Gojek and Moka has not been delivered.

This is becoming one, out of many Gojek’s acquisitions for Indonesian startups. Previously, the local decacorn also took several startups including Loket, Kartuku, Midtrans, Mapan, and Promogo.

Some acquisitions has succeeded in expanding the Gojek service ecosystem, for example, the consolidation with Loket team that produced the GoTix service. Loket Founder Edy Sulistyo was lined up to lead the entertainment division owned by Gojek.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek Resmi Akuisisi Moka, Dikabarkan Nilainya Capai 2 Triliun Rupiah

Kabar akuisisi startup point-of-sales Moka oleh Gojek akhirnya mencapai titik terang, setelah sebelumnya menjadi rumor sejak Agustus 2019 lalu. Pertama, perusahaan telah melaporkan aksi korporasi tersebut ke regulator, dalam hal ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha – kini juga bisa dibaca melalui laman resmi KPPU tertanggal 9 April 2020.

Keterangan akuisisi Moka oleh Gojek di laman KPPU
Keterangan akuisisi Moka oleh Gojek di laman KPPU

Lalu kedua, hari ini (23/4) Bloomberg turut memberitakan, sumber yang dekat dengan kesepakatan itu mengatakan akuisisi Moka telah dirampungkan Gojek senilai US$130 juta atau setara 2 triliun Rupiah. Angka ini sedikit meningkat dari yang sebelumnya banyak beredar US$120 juta. Transaksi telah dirundingkan sejak tahun lalu dan baru mencapai sepakat beberapa bulan lalu.

Langkah strategis ini dilakukan Gojek memanfaatkan perolehan pendanaan seri F yang telah berlangsung sejak Oktober 2018 lalu. Pertengahan Maret 2020 diberitakan, perusahaan mendapatkan tambahan dana US$1,2 miliar atau setara 18 triliun Rupiah untuk putaran tersebut, melengkapi target perolehan US$3 miliar atau setara 42,2 triliun Rupiah.

Peran Moka bisa jadi sangat signifikan. Berbasis di Jakarta, saat ini perusahaan yang didirikan Grady Laksmono dan Haryanto Tanjo sejak tahun 2014 ini telah menjangkau pengguna di 100 kota di Indonesia. Lebih dari 35 ribu restoran, cafe, dan gerai ritel lainnya manfaatkan aplikasi mobile POS yang dimilikinya.

Catatan capaian Moka sepanjang tahun 2019 / Moka
Catatan capaian Moka sepanjang tahun 2019 / Moka

Sadar persaingan di vertikal bisnis ini sangat banyak, Moka terus lakukan inovasi termasuk dengan menghadirkan platform Moka Fresh (pembelian bahan baku) dan Moka Capital (pinjaman dana merchant) – dalam keterangannya Tanjo mengatakan bahwa visi Moka menjadi “merchant supper app”, bermaksud mengakomodasi berbagai kebutuhan peritel secara terpadu melalui platform digital.

Selain mencatatkan transaksi tunai, sistem kasir Moka memungkinkan pemilik bisnis untuk menerima pembayaran dengan platform digital seperti Gopay, Ovo, LinkAja, bahkan Kredivo dan Akulaku. Sementara skenario kolaborasi yang lebih mendalam antara Gojek dan Moka belum disampaikan.

Ini jadi proses akuisisi kesekian yang dilakukan Gojek terhadap startup Indonesia. Sebelumnya decacorn lokal tersebut juga caplok beberapa startup termasuk Loket, Kartuku, Midtrans, Mapan, hingga Promogo.

Beberapa hasil akuisisi berhasil memperluas ekosistem layanan Gojek, misalnya konsolidasi dengan tim Loket yang menghasilkan layanan GoTix. Founder Loket Edy Sulistyo didapuk untuk memimpin divisi hiburan yang dimiliki Gojek.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Moka Umumkan Perolehan Pendanaan Baru Senilai 26 Miliar Rupiah

Moka, startup SaaS penyedia layanan POS/kasir berbasis aplikasi, mengumumkan perolehan pendanaan senilai $2 juta (lebih dari 26 miliar Rupiah) yang dipimpin investor baru Mandiri Capital. Turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan kali ini adalah investor terdahulu, yaitu Convergence Ventures, East Ventures, Fenox, dan Northstar Group.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Moka Haryanto Tanjo mengungkapkan investasi kali ini adalah investasi strategis dan mereka akan bekerja sama dengan Bank Mandiri (sebagai induk Mandiri Capital) untuk meningkatkan jaringan merchant dan distribusi penjualan.

Mandiri memiliki banyak mitra UKM dan urusan pencatatan penjualan, inventaris, dan timbal balik dari konsumen merupakan suatu pekerjaan rumah bagi mereka.

CEO Mandiri Capital Eddi Danusaputro dalam rilisnya mengatakan, “Salah satu kesulitan yang kami lihat dari konsumen UKM kami adalah pencatatan penjualan dan kebanyakan pemilik bisnis masih melakukannya secara manual. Kami pikir Moka adalah mitra yang tepat dari jajaran startup yang tersedia untuk menyediakan layanan ini ke [mitra] UKM.”

Moka bulan Juni tahun lalu mengumumkan perolehan dana Seri A senilai $1,9 juta (lebih dari 25 miliar Rupiah) dan kini telah memiliki lebih dari 2500 merchant berbayar yang menggunakan produknya. Tahun ini mereka berharap lebih agresif menjaring konsumen.

SaaS merupakan salah satu sektor yang diprediksikan DailySocial sebagai sektor yang bakal menarik perhatian banyak startup dan investor tahun ini. Secara bisnis, SaaS memiliki model bisnis yang jelas, konsumen yang ingin membayar (korporasi), dan memberikan solusi terjangkau (khususnya untuk konsumen UKM) dibandingkan paket solusi on-premise yang membutuhkan biaya investasi besar di awal.

Pendanaan ini disebutkan akan menjadi katalis untuk menarik talenta terbaik yang dapat mendukung Moka mengembangkan produknya. Selain di kawasan Jabodetabek, Moka juga disebutkan telah dan akan memperluas tim penjualan di berbagai kawasan, seperti Bandung, Bali, dan Surabaya.

Co-Founder dan CTO Moka Grady Laksmono menambahkan, “Kami membedakan diri kami [dengan kompetitor] dengan membangun kumpulan produk untuk bisnis yang paling user friendly dan komplet. Kami berencana menggunakan dana ini untuk menarik talenta terbaik.”

Application Information Will Show Up Here

Moka mPOS Mungkinkan Pedagang Terima Pembayaran Kartu Kredit dan Debit Melalui Smartphone

Pengembang aplikasi point of sales Moka pagi ini resmi meluncurkan solusi pembayaran baru bekerja sama dengan Bank Mandiri. Solusi tersebut memungkinkan pedagang dapat dengan mudah menerima pembayaran dengan kartu kredit dan kartu debit dari pelanggan menggunakan smartphone dan tablet sebagai medium transaksi. Sejak diluncurkan pada awal tahun 2015 sebagai layanan yang mengakomodir transaksi bisnis dari beberapa merchant yang dimiliki, Moka mengaku telah diaplikasi di lebih dari 350 toko.

Co-Founder dan CEO Moka Haryanto Tanjo menyampaikan bahwa dari sekurangnya 57 juta UKM di Indonesia sebagaian besar masih melakukan proses bisnis secara tradisional. Melalui solusi point of sales berplatform mobile (mPOS) diyakini para pelaku UKM, mulai dari tukang cukur sampai rumah makan dapat memberikan pelayanan ekstra, terutama dalam kaitannya dengan sistem pembayaran via kartu. Tanpa solusi tersebut pebisnis memang diharuskan mendaftarkan diri melalui bank untuk mendapatkan akses pembayaran (atau Electronic Data Caputre) via kartu kredit atau debit.

Moka mPOS meringkas berbagai proses yang ada untuk mendapatkan sistem pembayaran via kartu kredit atau debit. Tidak seperti bank yang mensyaratkan berbagai legalitas hukum dari bisnis dan memakan waktu lama, Moka hanya mensyaratkan kartu identitas pengguna untuk pendaftaran. Selain itu proses yang dibutuhkan untuk konfigurasi dan persiapan dikatakan paling lama tiga hari. Moka juga juga mengenakan tarif flat untuk MDR (Merchat Discount Rate), yakni 2,2 persen per transaksi kartu.

Solusi Moka mPOS ini mirip apa yang ditawarkan oleh Square, yang didirikan Jack Dorsey dan berbasis di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri BNI yang paling getol memasarkan m-Pos-nya ke kalangan korporasi dan (berikutnya) UKM.

Improvisasi layanan Moka sejalan dengan laporan yang diterbitkan Timetric per Mei 2013 lalu. Dalam laporan tersebut disampaikan bahwa adopsi mPOS diperkirakan akan meningkat dari 9,5 juta pengguna di tahun 2012 menjadi 28 juta pengguna pada 2017 dengan CAGR mencapai 42,7 persen. Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan sektor ritel, peningkatan perdagangan secara online, dan pertumbuhan pengguna smartphone dan kartu debit dan kredit.

Layanan point of sales yang ditawarkan Moka saat ini sudah tersedia di App Store dan Google Play untuk dukungan mobile, dan dapat diakses melalui platform berbasis web. Salah satu fitur yang turut diunggulkan Moka adalah analisis laporan transaksi yang ada dalam toko yang dikelola bisnis. Dengan memudahkan pengguna dalam memberikan akses penerimaan pembayaran melalui kartu kredit dan kartu debit, solusi ini diharapkan mampu memberikan banyak dampak baik bagi bisnis.

Bersama dengan Bank Mandiri, Moka memungkinkan pedagang menerima pembayaran dengan kartu berlogo Visa dan MasterCard. Sementara bersama Telkomsel, Moka akan menawarkan bundel paket layanan mPOS untuk UKM.

Co-Founder dan CTO Moka Grady Laksmono menyampaikan rasa optimisnya akan produk tersebut. Grady menyampaikan dengan solusi Moka mPOS ini untuk pertama kalinya pedagang dapat diberdayakan dengan data tentang laju bisnis dan menerima pembayaran kartu dengan smartphone atau tablet yang dimiliki.

Moka Receives Seed Funding from East Ventures for Single-Click Payment Service

Mokapos (Moka) product and services have apparently attracted East Ventures to put its feet on the company. This is reflected just couple of days ago (22/9), as Moka announced that it has successfully closed an undisclosed seed funding from East Ventures. The funding would allow Moka to continue developing its product, which is now only available in beta version.

Continue reading Moka Receives Seed Funding from East Ventures for Single-Click Payment Service

Moka Kantongi Pendanaan Awal dari East Ventures

 

Mobile point-of-sale (mPOS) khusus ritel dan restoran Mokapos (Moka)hari ini (22/9) secara resmi mengumumkan pendanaan awal yang diperolehnya dari East Ventures. Nominal yang diterima tidak dibuka untuk publik, namun dari pendanaan ini kemungkinan besar akan dimanfaatkan Moka unntuk mengembangkan produknya yang kini masih dalam tahap beta.

Continue reading Moka Kantongi Pendanaan Awal dari East Ventures