Melihat Peta Persaingan Layanan “Grocery” Online di Indonesia

Penggantian CEO HappyFresh dan penjualan RedMart Singapura ke Lazada menjadi highlight akhir tahun 2016 yang menunjukkan kerasnya persaingan bisnis grocery online di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Melihat peta persaingan yang ada, model bisnis yang tampaknya bakal bertahan adalah yang berafiliasi dengan pemain ritel konvensional yang sudah ada.

Sekitar 4-5 tahun yang lalu, beberapa pemain teknologi berusaha men-disrupt bisnis pasar swalayan. Mereka menciptakan inventorinya sendiri dan berusaha menjadi pasar swalayan yang hanya beroperasi secara online. Fast forward ke tahun 2017, kebanyakan dari mereka tidak bisa bertahan.

Hanya SeroyaMart yang tersisa dari rezim lama dan masih bergerilya berjualan melalui beberapa marketplace besar, meskipun tampaknya tidak lagi mempertahankan layanan e-commerce-nya sendiri.

Tahun ini setidaknya ada 5 pemain layanan grocery online di Indonesia. Mereka adalah HappyFresh, Honestbee, KeSupemarket, Hypermart, dan Go-Mart. Yang terakhir merupakan bagian Go-Jek. KeSupermarket adalah joint venture grup pemilik Ranch Market dan Kresna Graha Investama, sedangkan Hypermart merupakan perpanjangan tangan grup ritel Lippo yang dikelola MatahariMall.

Kendati dari sisi nominal pangsa pasar bisnis grocery online belum signifikan di Indonesia, masih ada keyakinan bagi mereka untuk mengeksploitasi lebih dalam potensi di segmen tersebut.

Grocery sebagai kebutuhan pokok masyarakat, setiap rumah membutuhkannya / Pixabay
Grocery sebagai kebutuhan pokok masyarakat, setiap rumah membutuhkannya / Pixabay

Mendefinisikan model bisnis kepada masyarakat

Jika melihat segmentasi produk yang dijajakan, grocery adalah barang yang sehari-hari dibutuhkan di setiap rumah, bahan makanan. Segmentasinya jelas, kebutuhan rumah tangga, umumnya dikelola oleh ibu atau asisten rumah tangga. Implikasinya penyedia layanan grocery perlu menyesuaikan strategi manuver (pemasaran, penyampaian produk dan lain-lain) yang sesuai dengan pangsa pasarnya.

Mengambil kasus di Jabodetabek, pasar tersebut sedang didominasi digital native dan digital immigrant, namun memiliki kadar kepekaan terhadap digitalisasi yang jauh berbeda. Para ibu di perkotaan, yang tech savvy, umumnya perempuan karier dan menyerahkan kebutuhan rumah tangga kepada asisten di rumah (umumnya non tech savvy). Sementara ibu rumah tangga yang berbelanja langsung secara sehari-hari masih banyak dikategorikan ke dalam digital immigrant.

Polanya menjadi semakin jelas, produknya menjadi kebutuhan banyak orang, tetapi pembelanjanya memiliki level yang perlu disesuaikan dan diedukasi dalam mengadopsi digitalisasi. Tantangannya tentu bagaimana membawa layanan online grocery ke segmentasi mayoritas tersebut.

Pendekatan terpadu perlu dilakukan dengan mendefinisikan ulang layanan online grocery secara lebih gamblang, memasarkannya dalam medium yang tepat dan melakukan edukasi pengguna dari hulu ke hilir. Masih terlalu lama untuk menunggu golongan digital native menjadi mayoritas konsumen di pasar produk grocery.

Keterlibatan komponen lain untuk penetrasi layanan online grocery

Melewati era millenium, pertumbuhan pengguna digital di Indonesia begitu signifikan, semua survei dan penelitian menyatakan simpulan yang sama. Internet menjadi faktor utama, kemampuannya untuk melebur jarak dan waktu membuat penggunanya terbuai. Lebih spesifik layanan internet yang makin memanjakan, ditambahkan penetrasi perangkat pintar yang tak kalah tinggi angkanya. Namun internet dan perangkat pintar tak akan mungkin sepopuler itu tanpa ada layanan/aplikasi pendukung di dalamnya.

Digitalisasi banyak didorong penetrasi mobile, e-commerce dan on-demand / Pixabay
Digitalisasi banyak didorong penetrasi mobile, e-commerce dan on-demand / Pixabay

Di Indonesia, popularitas digital dalam sektor riil banyak didorong hal-hal berikut ini yang memberikan edukasi secara native untuk adopsi layanan digital dalam aktivitas masyarakat, yakni media sosial, e-commerce dan on demand. Orang menjadi terbiasa berkomunikasi online berkat media sosial, orang menjadi terbiasa bertransaksi online berkat e-commerce, dan orang menjadi percaya untuk memilih layanan berbasis aplikasi berkat on demand.

Kembali kepada pasar online grocery, layanan ini trennya masih akan dianggap baru, sebelum ketiga hal di atas (media sosial, e-commerce, on demand) membentuk budaya baru dalam pemenuhan kebutuhan ini. Sama seperti ketika orang mulai meninggalkan taksi menuju layanan berbasis aplikasi. Selama kultur tersebut belum berhasil tertanam, tantangannya masih sangat besar, terlebih jika mengembalikan pada segmentasi konsumennya.

Ini hanya masalah waktu, karena ketiga hal di atas saat ini sudah mulai memperkenalkan sistem yang sama. Sebagai contoh melalui Go-Mart, orang yang sebelumnya sudah sangat terbiasa menggunakan aplikasi untuk memesan ojek, akan dibiasakan berbelanja menggunakan jasa tukang tersebut. Tak terkecuali segmen e-commerce yang memberikan pelayanan yang lebih luas, dengan cakupan produk makin beragam dan dukungan logistik satu jam sampai.

Ya, online grocery diperkirakan masih akan bergantung pada popularitas layanan lain dalam berkembang di Indonesia. Kendati demikian, dengan angka yang minim di wilayah yang terbatas, online grocery masih terlihat menjanjikan. HappyFresh pernah merilis sebuah laporan yang menyatakan tahun 2020 total pasar grocery online di Asia akan mencapai lebih dari Rp 182,4 triliun.


Amir Karimuddin berkontribusi untuk penulisan artikel ini

Kresna Graha dan Supra Boga Resmikan Platform E-Grocery Kesupermarket

PT Kresna Graha Investama Tbk dan PT Supra Boga Lestari Tbk meresmikan platform e-grocery Kesupermarket yang berada di bawah naungan perusahaan patungan PT Supra Kreatif Mandiri (SKM) khusus bergerak di bisnis e-commerce. Platform ini adalah official e-grocery pertama dari Ranch Market dan Farmers Market, yang merupakan produk supermarket dari Supra Boga.

Kedua merek dagang ini nantinya akan menjadi penyuplai eksklusif untuk Kesupermarket. Sebelumnya, Ranch Market dan Farmers Market telah meresmikan kemitraannya untuk penjualan online dengan HappyFresh, salah satu penyedia layanan e-grocery on-demand. Pihak Kesupermarket memastikan kemitraannya dengan perusahaan tersebut tidak akan mengganggu bisnis dari kedua belah pihak.

“Kemitraan kami dengan HappyFresh masih akan tetap berjalan, meski kami meluncurkan Kesupermarket. Hanya saja bakal ada perbedaan yang mencolok, misalnya jumlah SKU di Kesupermarket yang lebih banyak,” terang Meshvara Kanjaya, Direktur Utama SKM, Senin (21/11).

Dia mengaku, semenjak jadi mitra HappyFresh banyak hal pembelajaran yang menjadi pertimbangan bagi pihaknya untuk ke arah perbaikan untuk bisnis e-grocery ke depannya. Kontribusi bisnis yang disumbangkan HappyFresh ke kantung pendapatan perusahaan pun cukup baik, meski Meshvara enggan menyebutkan detilnya.

Perbedaan yang cukup mencolok bila berbelanja lewat HappyFresh dengan Kesupermarket adalah jumlah SKU yang ditawarkan. Kesupermarket menjamin jumlah SKU yang ditawarkan oleh Ranch Market dan Farmers Market diklaim lebih dari 13 ribu SKU.

Selain itu, kualitas pemilihan produk akan terjamin karena produk akan dipilih oleh personal shopper yang sudah terlatih dari kedua merek dagang tersebut.

“Sedangkan kalau belanja lewat HappyFresh tidak ada tawaran pemilihan produk dari personal shopper.”

Tidak ingin edukasi konsumen dengan diskon

Beda dengan strategi yang diterapkan pemain e-commerce lainnya, Kesupermarket bertekad untuk tidak menggunakan diskon besar-besaran sebagai cara untuk mendapatkan konsumen saat awal berdirinya. Meshvara mengatakan, cara “bakar uang” secara terus menerus sebenarnya sangat tidak baik untuk keuangan perusahaan dan butuh dana investasi yang besar.

Pasalnya, perusahaan pada akhirnya harus mendapatkan profit. Cara yang akan dilakukan Kesupermarket cenderung tradisional dan standar yakni mengedepankan kualitas dan pelayanan yang terbaik.

Bentuk nyatanya, seperti melakukan kostumisasi pengiriman barang sesuai permintaan konsumen. Saat konsumen menyelesaikan proses pemesanan, akan ada consumer service yang akan menghubungi mereka untuk menanyakan pada jam berapa pesanan ingin sampai.

Kesupermarket sendiri menargetkan di tahun depan masih menjadi tahun edukasi yang bakal gencar dilakukan. Diharapkan pada tahun berikutnya, efek dari edukasi sudah mulai terbentuk sehingga sudah mulai menciptakan transaksi yang sehat.

“Kami banyak mempelajari dari pemain lama. Rata-rata mereka pakai strategi itu selama beberapa tahun terakhir. Efeknya, pendapatan hanya melonjak berkali-kali lipat saat promo besar-besaran saja. Kami tidak ingin edukasi konsumen dengan cara yang seperti itu.”

Tidak muluk-muluk, Meshvara hanya menargetkan kontribusi untuk tahap awalnya dari Kesupermarket ke induk perusahaan tidak lebih dari 1% saja.

Pihak Kesupermarket juga akan mendorong penggunaan kartu program loyalitas milik perusahaan induk yakni Trust. Menurut Meshvara, kontribusi penggunaan kartu terhadap total transaksi mencapai 40%.

Manfaatkan jaringan dari induk usaha

Kresna Graha merupakan salah satu induk usaha Kesupermarket. Perusahaan investasi tersebut memberikan peluang kepada Kesupermarket untuk mengambil manfaat dari ekosistem yang sedang dibangun dengan memanfaatkan infrastruktur dan enabler digital yang sedang dimiliki perusahaan.

Salah satu peluang yang siap diberikan adalah mengintegrasikan bisnis untuk sistem pembayaran e-wallet dengan Mandiri e-cash dan Line Pay e-cash.

“Ke depannya akan ada kerja sama unik lainnya yang akan dijalin dengan Kesupermarket dengan usaha digital kami lainnya,” ujar Jahja Suryandy, Direktur SKM sekaligus Managing Director Kresna Graha Investama.

Untuk menggunakan layanan ini, pengguna dapat mengakses melalui aplikasi smartphone Android dan iOS, atau situs web. Pemesanan dapat dilakukan selama 24 jam, dengan jaminan barang sampai di tangan konsumen cukup satu jam saja bila menggunakan layanan Express, atau maksimal 24 jam untuk layanan Regular.

Meski pemesanan dilakukan tengah malam, pengiriman dilakukan pada keesokan harinya, setelah jam pengiriman konfirmasi langsung oleh konsumen.

Kesupermarket menggandeng startup logistik dari Thailand Deliveree sebagai mitra eksklusif untuk jasa kurirnya. Pihak Kesupermarket meminta ada armada Deliveree yang standby di tiap gerai Ranch Market dan Farmers Market.

Nantinya, seluruh gerai dari kedua merek dagang ini akan segera dapat terintegrasi dengan teknologi yang disediakan oleh Kesupermarket. Namun pada tahap awal baru ada 10 gerai yang sudah terkoneksi, misalnya Ranch Market yang berlokasi di Pesanggrahan, The Breeze, Darmawangsa, Lotte Shopping Avenue, Pondok Indah, dan Grand Indonesia, dan Kemang.

Sementara, untuk Farmers Market berlokasi di Epicentrum, Kalibata City, dan Grand Galaxy Park. Bulan depan akan ada lima tambahan gerai yang terkoneksi dengan Kesupermarket, yakni Farmers Market berlokasi di Mall Kelapa Gading, Summarecon Mall Serpong, One Bell Park, Baywalk Mall, dan Bintaro Exchange.

Saat ini Ranch Market dan Farmers Market sudah tersebar di 28 titik yang berlokasi di Jabodetabek, Surabaya, dan Balikpapan.

Application Information Will Show Up Here

Grocery On-Demand Honestbee Uji Coba Layanan di Indonesia

HappyFresh mulai mendapat pesaing sepadan di Indonesia. Layanan grocery on-demand Honestbee, yang berpusat di Singapura, memulai uji coba layanannya di Indonesia, meskipun baru mencakup sejumlah kawasan di Jakarta. Mitra jaringan ritel Honestbee sejauh ini adalah Transmart Carrefour dan Stevan Meat Shop. Honestbee didirikan tahun 2014 dan telah mendapatkan pendanaan Seri A senilai $15 juta tahun lalu.

Honestbee memang sempat mencari Country Manager untuk Indonesia melalui sejumlah platform lowongan pekerjaan. Dengan persaingan di Singapura yang semakin ketat dan pasar yang terbatas, langkahnya berekspansi ke Indonesia adalah hal logis untuk memperluas pasar. Selain negara-negara Asia Tenggara, Honestbee juga berekspansi ke Hong Kong, Taiwan, dan Jepang.

Berkebalikan dengan Honestbee, HappyFresh yang baru saja memperoleh pendanaan Seri B justru menutup layanannya di dua tempat, Filipina dan Taiwan, untuk berkonsentrasi di pasarnya yang menghasilkan profit. HappyFresh sudah menggandeng Lotte Mart, grup Ranch Market, dan Superindo.

Saya belum benar-benar mencoba merasakan bagaimana Honestbee bekerja, tapi prinsip layanannya sama persis dengan HappyFresh. Mereka menawarkan slot pengantaran per jam dengan insentif layanan antar gratis untuk pembelian dalam jumlah tertentu. Sejauh ini metode pembayaran yang diakomodasi hanya kartu kredit. Tak hanya melalui platform mobile, pembelian melalui Honestbee juga bisa dilakukan di web browser.

Dengan sejumlah layanan di sektor ini menutup layanannya, praktis HappyFresh melenggang tanpa pesaing di ritel B2C. Persaingan sehat akan mendorong dua layanan memberikan yang terbaik untuk konsumen. Pemain lain di bisnis ini adalah layanan on-demand Go-Mart milik startup transportasi Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here

HappyFresh Peroleh Pendanaan Seri B yang Dipimpin Samena Capital

Layanan online grocery HappyFresh mengumumkan perolehan pendanaan Seri B, dalam jumlah yang tidak disebutkan, yang dipimpin oleh Samena Capital. Turut serta dalam pendanaan ini adalah sejumlah investor terdahulu, seperti Vertex Ventures, SMDV, dan Endeavor Catalyst. Dikonfirmasi juga bahwa Happyfresh akan fokus di 3 pasar utamanya yang berpotensi paling besar memberikan keuntungan secara berkelanjutan, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand. HappyFresh disebutkan meninggalkan pasar Filipina dan Taiwan.

Pendanaan ini diperoleh HappyFresh tepat setahun setelah pendanaan Seri A senilai $12 juta yang berasal dari Vertex Ventures dan SMDV. Happyfresh berbasis di Jakarta dan di Indonesia sendiri telah bekerja sama dengan setidaknya 5 jaringan swalayan dan beroperasi di tiga kawasan besar, Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung.

Investasi ini bisa dibilang yang pertama dilakukan Samena Capital untuk startup teknologi di kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya perusahaan investasi ini banyak berinvestasi untuk perusahaan-perusahaan di India dan Timur Tengah.

Shirish Saraf, Founder & Vice Chairman of Samena Capital, dalam rilisnya mengatakan, “Kami sangat senang dengan peluang yang berasal dari teknologi baru dan kelas konsumen yang sedang berkembang cepat di Asia Tenggara. HappyFresh menyediakan platform teknologi revolusioner untuk konsumen Asia Tenggara untuk melakukan belanja bulanan secara instan, fleksibel, dan nyaman yang memenuhi standar yang diharapkan untuk produk-produk segar.”

Kepada TechCrunch, meskipun menolak mengungkapkan kapan target pencapaiannya, CEO HappyFresh Markus Bihler menyebutkan pendanaan ini akan mendorong mereka untuk mencapai titik keuntungan. Itu salah satu alasan penutupan operasional di Taiwan dan Filipina. HappyFresh sendiri memperoleh pendanaan dalam bentuk 3 cara, yaitu biaya transportasi, pembagian pendapatan dengan retailer, dan bisnis analytics HappyData.

Application Information Will Show Up Here

DScussion #55: HappyFresh dan Tantangan Edukasi Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari Secara Online

Saat ini HappyFresh merupakan salah satu startup yang cukup berhasil menjalani bisnisnya sebagai online grocery service di Indonesia. Namun masih rendahnya rasa ‘trust‘ di kalangan konsumen untuk membeli kebutuhan sehari-hari secara online, masih menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh HappyFresh.

Dalam DScussion kali ini, CTO dan Co-founder Happyfresh Fajar A. Budiprasetyo menjelaskan seperti apa prediksi bisnis online grocery di Indonesia dan kawasan regional.

APMF 2016 Kuatkan Visi Bekraf Perkuat Ekosistem Startup dan Inovasi Dalam Negeri

Asia Pacific Media Forum (APMF) 2016 yang diadakan pekan lalu diikuti oleh lebih dari 1.000 pelaku industri media, pemasaran dan komunikasi dari perusahaan telah usai membahas berbagai strategi serta kisah sukses di tengah kondisi dunia yang seolah dijungkirbalikkan oleh teknologi. Sebagai bagian dari acara, yakni dalam sesi BIG BREAK, APMF tahun ini memilih lima startup Indonesia Avenu, Goers, HappyFresh, Kokiku, dan Telunjuk.

BIG BREAK adalah bagian dari rangkaian acara APMF yang menjadi wadah bagi startup terpilih dari industri terkait di Asia Pasifik untuk mengusung produk dan jasa mereka. Penilaian startup dalam BIG BREAK didasarkan pada pemaparan ide serta kemampuan para startup berkolaborasi dengan pihak brand, di depan para talenta terbaik dan pembuat keputusan dari industri media, pemasaran dan komunikasi.

“Kami bangga APMF BIG BREAK dapat melanjutkan kolaborasinya dengan BEKRAF untuk terus berkontribusi pada industri, dengan cara memberikan sebuah panggung bagi para pelopor channel komunikasi baru. Melalui APMF BIG BREAK, mereka dapat menunjukkan pada para peserta mengapa produk atau jasa mereka harus menjadi salah satu ‘persenjataan’ wajib para pemasar, serta mendapatkan umpan balik langsung dari para pakar yang menghadiri APMF,” ujar Edi Taslim selaku kepala tim penyeleksi.

Pada pidato penutupan APMF 2016, Kepala BEKRAF Triawan Munaf, mewakili badan yang berfokus pada perkembangan industri kreatif Indonesia turut menyampaikan:

“BEKRAF merancang lima inisiasi untuk mendukung perkembangan industri kreatif Indonesia, yaitu dengan cara (1) mempertegas posisi Indonesia di sektor ekonomi kreatif dunia, (2) menerobos hambatan yang manghalangi masuknya investasi ke industri kreatif Indonesia, (3) menghilangkan jarak antara perubahan perilaku konsumen dengan tren industri saat ini, (4) memperkuat perlindungan terhadap Hak-Hak Kekayaan Intelektual, serta (5) memberikan kemudahan akses informasi yang lengkap dan menyeluruh terkait Hak-Hak Kekayaan Intelektual.”

Diselenggarakan untuk yang ketujuh kalinya sejak 2005, APMF tahun ini juga menghadirkan sejumlah inovasi baru dari segi format acara dan wujud kontribusi bagi industri, salah satunya yaitu “APMFtech”, yang mencakup pameran dan beberapa Advance Class seputar teknologi serta solusi pemasaran terbaru yang dapat menjawab tantangan seputar pencapaian performa dan ROI (Return of Investment) yang lebih baik lewat berbagai inisiatif komunikasi maupun pemasaran digital.

Terobosan baru yang dihadirkan di APMF 2016 kali adalah diluncurkannya buku “APMF Perpetual Vision”. Buku tersebut merangkum berbagai pembelajaran yang disampaikan oleh para pembicara APMF dari penyelenggaraan pertamanya di tahun 2005 hingga sekarang, serta pandangan dan analisis para pelaku industri dan pakar terkait terhadap materi-materi tersebut. Buku ini juga menjadi jawaban atas terbatasnya ketersediaan buku yang dikemas dari kacamata pelaku industri kreatif Indonesia dan dapat menjadi referensi bagi para pengajar maupun pelajar di industri tersebut.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner APMF 2016

Diskusi Panel Echelon Indonesia 2016 Akan Hadirkan CEO HappyFresh

Salah satu sesi panel yang hadir di Echelon Indonesia 2016 akan menghadirkan topik “Empowering Indonesia’s E-Commerce Roadmap: The Logistics Lowdown”. Di sesi ini Markus Bihler selaku CEO dan Co-Founder HappyFresh Group akan hadir menjadi narasumber.

Dalam sesi diskusi panel tersebut, selain akan menghadirkan Markus juga akan menghadirkan Vaibhav Dabhade (CEO, Anchanto), Mitch Bittermann, (Group Chief Logistics Officer, aCommerce), Yan Hendry Jauwena, (CEO, Pos Logistics Indonesia) dan Amir Karimuddin (Chief Editor, DailySocial) sebagai moderator.

ECID2016_MarkusBihler690x390

Perkembangan e-commerce di Indonesia memang menarik untuk dicermati, terutama bagaimana cara dan strategi para pemain yang ada untuk mensiasati berbagai hambatan yang dihadapi, salah satunya adalah persoalan logistik. Wilayah Indonesia yang tersebar di berbagai pulau menjadi keunikan dan tantangan tersendiri.

Markus sendiri memiliki latar belakang pengalaman menjadi CEO di sebuah perusahaan e-commerce besar di Eropa untuk segmen otomotif, dan kini ia memimpin HappyFresh berekspansi ke Malaysia, Thailand, Taipei dan Filipina. HappyFresh sendiri telah mendapatkan investasi USD12 – round A dari Temasek, SMDV dan 500 Startups.

Echelon Indonesia 2016 akan diselenggarakan di Jakarta. Informasi jadwal bisa dilihat di sini. Jangan ketinggalan untuk membeli tiket dan hadir di acara Echelon Indonesia 2016  (5-6 April 2016 bertempat di Kartika Expo Centre, Balai Kartini Jakarta).

Solusi “Pay by QR” Milik Dimo Dijajaki HappyFresh dan Orami

Metode pembayaran digital melalui kode QR (Quick Response) milik Dimo hari ini resmi dijajaki oleh HappyFresh dan Orami. Solusi ini memberikan opsi baru bagi para konsumen HappyFresh dan Orami untuk merasakan pengalaman baru berbelanja melalui konsep QR Store yang terintegrasi.

Setelah peluncuran Pay by QR pada 3 Maret kemarin, Dimo menjelaskan solusi pembayaran yang bersifat inklusif dan agnostis tersebut dapat digunakan oleh sumber dana manapun (bank, operator, e-wallet), pengguna smartphone dengan brand apa pun, di merchant mana pun. Penagihan Pay by QR dapat dilakukan dengan menampilkan QR Code melalui print out pada mesin Electronic Data Capture (EDC), layar komputer, sticker tempel seperti yang digunakan di QR Store, maupun secara langsung pada layar smartphone melalui layanan QR Cashier. Kali ini Dimo memaparkan lebih jauh gagasan QR Store yang memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian secara online di toko fisik.

QR Store merupakan konsep penjualan yang menggantikan toko fisik tiga dimensi dengan kumpulan gambar produk dua dimensi yang dilengkapi dengan QR code statis dan label harga. Konsep ini memiliki fungsi ganda sebagai tempat promosi untuk menarik perhatian publik, dan juga sebagai media penjualan langsung.

“Tentunya kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan HappyFresh dan Orami, dua perusahaan startup bertaraf internasional dengan basis pelanggan yang besar,” ujar CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly dalam siaran pers yang kami terima hari ini (18/3).

“Semoga QR Store yang kami hadirkan dapat memberikan pengalaman belanja baru yang mudah, cepat, dan aman bagi seluruh pelanggan HappyFresh dan Orami,” lanjutnya.

Masyarakat sebagai pengguna cukup memanfaatkan ponsel pintar miliknya di toko fisik QR Store, untuk kemudian diproses layaknya pembelian online. Setelah itu, produk sesuai diskripsi dan gambar yang ditampilkan di QR Store akan segera dikirimkan ke alamat yang telah terdaftar di aplikasi mobile pembayaran yang mendukung sistem Pay by QR Dimo.

“QR Store menjadi sebuah strategi penjualan inovatif dengan potensi yang sangat besar. Sebagai startup yang mengedepankan terobosan digital guna meningkatkan kepuasan berbelanja pelanggan, tentunya kami akan mencoba untuk memaksimalkan pengaplikasian konsep QR Store milik Dimo,” ujar CEO dan founder HappyFresh Markus Bihler.

Senada dengan Bihler, Group CEO Orami Jeremy Fichet turut menyuarakan antusiasme yang sama tentang gagasan ini.

“Konsep QR Store milik Dimo memberikan kesempatan para pelaku e-commerce seperti kami untuk bisa memasarkan produk dan berjualan secara offline. Kami yakin para pelanggan kami juga akan mengapresiasi kemudahan berbelanja di QR Store yang kami tawarkan kepada mereka,” ungkap Fichet.

HappyFresh Perluas Jangkauan ke Filipina

Layanan online grocery HappyFresh mengumumkan ekspansi terbarunya dengan membuka operasi di Filipina. Kehadirannya di Filipina membuat HappyFresh kini beroperasi di 5 negara Asia. Selain Indonesia dan Filipina, HappyFresh juga hadir di Malaysia, Thailand, Taiwan. Di Indonesia sendiri, setelah Jabodetabek dan Surabaya, HappyFresh telah beroperasi di Bandung dan menambah jaringan Super Indo sebagai mitranya.

Di Filipina HappyFresh mengangkat Isabel “Pao” Barientos sebagai Managing Director. Co-Founder dan CEO HappyFresh Markus Bihler mengatakan, “Filipina adalah pasar yang menarik karena kekayaan masyarakat yang terus bertambah dan pertumbuhan belanja konsumen terus berakselerasi hingga tahun 2030.”

[Baca juga: HappyFresh Paparkan Perkiraan Bisnis Grocery Online di Asia]

Di bulan September tahun lalu, HappyFresh, yang berbasis di Jakarta, telah mendapatkan pendanaan Seri A senilai $12 juta. Termasuk di dalam investornya adalah SMDV, perusahaan investasi Sinar Mas, yang juga memasuki pasar e-commerce melalui investasi di Ardent Capital.

Sejak kehadiran HappyFresh, bisa dibilang konstelasi online grocery di Indonesia berubah. Paradigmanya bergeser dari startup yang mendirikan pasa swalayan secara online, seperti Sukamart atau Seroyamart, menjadi layanan on-demand bekerja sama dengan pasar swalayan yang sudah ada. Kini bisa dibilang pesaing kuat HappyFresh tinggal Go-Mart yang diusung Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here

HappyFresh Paparkan Perkiraan Bisnis Grocery Online di Asia

Pangsa pasar grocery market di Asia terus bertumbuh. Dari data perkiraan HappyFresh, tahun 2020 total pasarnya akan mencapai lebih dari Rp 182,4 triliun. Dibarengi dengan aksesibilitas mobile dan penetrasi broadband yang menanjak tinggi, pemain online di bidang pembelian grocery turut menuai keuntungan dari pasar.

Berawal dari kebiasaan konsumen melakukan pemesanan makanan melalui aplikasi mobile, bisnis online grocery membuka tren baru di tengah masyarakat. Peningkatan popularitas belanja online secara umum di wilayah Asia, termasuk di Indonesia, dipengaruhi oleh dua paradigma sosial utama, yakni kemacetan lalu lintas dan jam kerja yang panjang.

Pola pelanggan seperti disebutkan pada baris di atas dianggap penting bagi pemain nieche untuk berkembang. Beberapa pemain di industri grocery market yang mulai memberikan akses online/mobile bermunculan. Di Indonesia terdapat beberapa pemain, termasuk Happyfresh, Go-mart, Alfaonline dan Klikindomaret.

Menanggapi pasar yang mulai terbentuk dan potensi untuk terus dioptimalkan, CEO HappyFresh Markus Bihler mengatakan:

“Memesan (makanan/bahan makanan) secara online untuk pengiriman ke rumah mulai populer di wilayah tersebut. Saat ini, dua dari lima pembeli online ingin menerima penawaran real-time melalui smartphone mereka saat mereka berbelanja. Kami melihat pertumbuhan dua digit depan untuk bisnis kelontong online.”

Di Indonesia, konsumen berpenghasilan menengah dan atas terpantau terus mendorong pertumbuhan grocery market berbasis aplikasi. Hal ini terbukti dari pengamatan HappyFresh. Di negara lainnya juga memiliki tren yang sama, di Kuala Lumpur Malaysia misalnya, penetrasi penggunaan kartu kredit terus meningkat (di kalangan masyarakat menengah dan atas), dan memberikan akses yang mudah untuk melakukan pembayaran online. Sehingga berdampak langsung pada bisnis terkait.

Lalu bagaimana persaingan dengan hypermarket atau supermarket yang menjajakan secara offline? Bihler mengatakan:

“Sebagai pembeda, mitra HappyFresh dengan pengecer supermarket, terutama UKM (Usaha kecil dan menengah) yang tidak memiliki kapasitas atau kemampuan untuk berinvestasi dalam teknologi, kami memfasilitasi mereka untuk melakukan digitalisasi dan menjangkau pelanggan yang lebih luas. Dengan kata lain kami mengkompresi toko berlantai yang sangat luas hanya dalam layar smartphone.”

Dari operasional HappyFresh di 5 negara tercatat pula beberapa pola pelanggan. Pertama, sebagian pembelian dilakukan pada jam 5-10 pagi selama akhir pekan dan di hari Senin. Kedua, demografi umur pembeli antara 25 – 44 tahun, mayoritas adalah perempuan, didominasi ibu rumah tangga dan profesional muda. Selanjutnya, rata-rata pembelian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan satu minggu. Produk yang paling banyak dibeli adalah susu, telur, bawang, pisang dan popok bayi.