Bukan Sembarang Speaker Wireless, Beosound Edge Pantas Diikutkan Pagelaran Seni

Minimalis nan elegan sudah menjadi filosofi desain Bang & Olufsen sejak lama, bahkan di era smart speaker pun ‘iman’ mereka masih tak tergoyahkan. Kendati demikian, saya rasa belum ada speaker lain yang lebih minimalis ketimbang persembahan terbaru B&O yang satu ini.

Namanya Beosound Edge. Wujudnya mirip koin raksasa, dengan dimensi kurang lebih setara ban mobil (diameternya sekitar 50 cm). Sisi kiri dan kanannya dilapis fabric hitam dengan sentuhan matte, sedangkan rangka melingkarnya murni terbuat dari aluminium utuh yang dipoles hingga semengilap cermin.

Ada panel indikator kecil di bagian rangkanya yang akan menyala ketika seseorang mendekat berkat kehadiran proximity sensor. Di panel ini juga pengguna bisa melihat indikator volumenya, namun bersiaplah terkejut mengetahui cara mengatur volume dari speaker ini.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Untuk membesar-kecilkan volumenya, pengguna harus menggelindingkan speaker sedikit (mengayunkan) ke depan atau belakang. Tak perlu khawatir speaker-nya terlepas dari pegangan dan menggelinding liar, sebab ada semacam kaki kecil di bawahnya yang akan membantu speaker kembali ke posisi asalnya.

Metode yang sama juga dapat diterapkan ketika speaker digantungkan ke tembok – dorong ke atas atau bawah untuk mengatur volume – sebab di dalamnya telah tertanam accelerometer dan gyroscope yang membantunya ‘menyadari’ posisinya. Meski simpel secara penampilan, rupanya ia masih menyimpan kejutan yang cukup unik.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Soal performa, B&O telah membekalinya dengan sebuah woofer 10 inci, sepasang midrange driver 4 inci dan sepasang tweeter 0,75 inci, lengkap beserta enam buah amplifier Class-D. Inovasi lain yang diunggulkannya adalah Active Bass Port, yang akan membuka dan menutup tergantung seberapa tinggi volumenya. Alhasil, keseimbangan antara kejernihan suara dan dentuman bass yang mantap bisa tercapai di level volume apapun.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Beosound Edge merupakan speaker wireless. Koneksi langsung via Bluetooth dapat ia atasi, begitu juga via Chromecast ataupun AirPlay 2. Secara keseluruhan, ia bisa diunggulkan perihal performa dan fitur, namun kebetulan saja fisiknya juga pantas diikutkan pada pagelaran seni.

Lalu berapa harganya? Sudah pasti mahal: $3.500 saat mulai dipasarkan di pertengahan bulan November nanti.

Sumber: TechRadar dan The Verge.

Skagen Falster 2 Masih Minimalis Seperti Pendahulunya, Tapi Jauh Lebih Cekatan

Berbekal desain yang minimalis sekaligus elegan, Skagen Falster boleh dibilang merupakan smartwatch Wear OS yang paling menawan saat ini. Namun cantik belum tentu berfitur lengkap, dan itu yang mendorong Skagen untuk meluncurkan suksesornya meski hanya terpaut beberapa bulan saja.

Diperkenalkan di ajang IFA 2018, Skagen Falster 2 nyaris tidak membawa perubahan desain apapun. Saya bilang nyaris karena sejatinya ada sedikit yang berubah, yakni tombol sampingnya kini bertambah dua (bisa diprogram sesuai kebutuhan), lalu strap stainless steel bermotif jaring-jaringnya kini menggunakan pengait magnetik. Sisanya masih sama simpel dan kelihatan mewah seperti sebelumnya.

Skagen Falster 2

Yang berubah banyak justru tersembunyi di dalamnya. Chipset yang digunakan masih sama Snapdragon Wear 2100, akan tetapi Skagen telah menambahkan sensor laju jantung, GPS dan NFC. Penambahan ini jelas meningkatkan kapabilitas fitness tracking-nya secara drastis. Falster 2 bahkan juga memiliki bodi yang tahan air, sehinga memonitor aktivitas berenang pun juga dapat ia sanggupi.

Pembaruan yang diterapkan ke Falster 2 ini sejalan dengan smartwatch terbaru Fossil, Q Venture dan Q Explorist, sebab Skagen memang masih di bawah satu payung Fossil Group. Berhubung masih gres, Falster 2 semestinya juga akan kebagian update tampilan Wear OS yang baru.

Skagen Falster 2

Rencananya, Skagen Falster 2 akan dipasarkan mulai 12 September, dengan harga mulai $275. Harganya ini sama persis seperti pendahulunya, sehingga konsumen yang tertarik dengan Falster generasi pertama sebaiknya menahan diri dulu sambil menunggu Falster 2 tersedia di pasaran.

Sumber: Business Wire.

Acer Luncurkan Headset Windows Mixed Reality Baru, OJO 500

Salah satu headset Windows Mixed Reality yang pertama datang dari Acer tahun lalu. Di ajang IFA 2018 yang dihelat di Jerman, pabrikan asal Taiwan itu baru saja memamerkan headset generasi keduanya yang diberi nama Acer OJO 500.

Secara fisik, desainnya tampak lebih keren dari pendahulunya. Masih ada sepasang kamera di wajahnya, dan ini memungkinkan kapabilitas inside-out tracking maupun 6 degrees of freedom (6DoF) tanpa bantuan hardware ekstra.

Salah satu keunikan yang ditawarkan OJO 500 adalah desain yang detachable, di mana bagian-bagian seperti lensa dan strap kepalanya dapat dilepas agar bisa dibersihkan dengan mudah. Ini jelas sangat berguna apabila satu perangkat digunakan secara bergantian oleh banyak orang sekaligus, semisal dalam konteks keluarga atau di taman hiburan.

Acer OJO 500

Strap kepalanya sendiri tersedia dalam dua versi, satu keras dan satu empuk. Versi yang keras dilengkapi bantalan yang besar untuk membantu pemasangan headset yang benar-benar pas, sedangkan versi yang empuk diklaim dapat dibersihkan menggunakan mesin cuci.

Juga unik adalah bagian depan (yang menutupi mata) yang bisa dilipat ke atas, sehingga pengguna tak perlu melepas headset ketika hendak merespon orang di sekitarnya. OJO 500 turut dilengkapi speaker terintegrasi yang akan langsung mengarahkan suara ke telinga pengguna. Cara kerjanya mirip headphone, akan tetapi pengguna masih bisa mendengar suara dari sekitarnya demi alasan keamanan.

Soal display, OJO 500 menggunakan sepasang layar LCD 2,89 inci dengan resolusi 2880 x 1440 pixel dan sudut pandang seluas 100 derajat. Refresh rate-nya pun cukup tinggi di angka 90 Hz. Lebih lanjut, pengaturan ketajaman fokus tampilannya (interpupilary distance) dapat dilakukan via kenop pada headset, dibantu oleh aplikasi pendamping di smartphone agar lebih optimal.

Acer OJO 500

Namanya headset Windows Mixed Reality, OJO 500 sudah pasti perlu disambungkan ke PC atau laptop Windows 10 via HDMI 2.0 dan USB 3.0 menggunakan kabel bawaan yang panjangnya mencapai 4 meter. Soal konten, konsumen tak perlu meragukannya sebab OJO 500 juga kompatibel dengan platform SteamVR.

Di Amerika Serikat, perangkat ini bakal dipasarkan pada bulan November mendatang, dengan harga mulai $399. Acer rencananya juga akan menawarkan bundel yang lebih lengkap yang mencakup dua motion controller Bluetooth, touchpad, grab button dan Windows 10 button.

Sumber: VentureBeat dan PR Newswire.

Bose Luncurkan Smart Speaker dan Smart Soundbar Berintegrasi Alexa

Harman Kardon bukan satu-satunya dedengkot audio yang mengumumkan smart speaker anyar menjelang IFA 2018. Di kubu lain, ada Bose yang tampil all out. Tidak tanggung-tanggung, mereka memperkenalkan tiga smart speaker sekaligus. Dua di antaranya malah masuk kategori soundbar – Bose sepertinya tidak rela membiarkan Sonos berkuasa di segmen ini.

Bintang utamanya adalah Bose Home Speaker 500, yang diklaim sebagai smart speaker dengan soundstage paling luas yang ada di pasaran saat ini. Di dalam tubuh aluminium silindrisnya bernaung sepasang driver yang diposisikan saling membelakangi. Tujuannya demi menyuguhkan separasi instrumen yang sempurna, dan Bose pun percaya diri konsumen tak memerlukan sampai dua unit speaker untuk bisa menikmati konfigurasi stereo yang sebenarnya macam yang ditawarkan pabrikan lain.

Bose Home Speaker 500

Salah satu sisi speaker ini dihuni oleh sebuah layar berwarna. Layar ini bukanlah touchscreen, melainkan berfungsi untuk menampilkan cover album musik yang tengah diputar. Untuk mengoperasikan speaker ini, terdapat sederet tombol di permukaan atasnya, termasuk sejumlah tombol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, dan tentu saja Anda juga bisa langsung menginstruksikan Alexa secara lisan.

Interaksi pengguna dengan Alexa ini dipastikan selalu mulus berkat penggunaan total delapan mikrofon sekaligus. Mikrofonnya pun bukan sembarangan, melainkan yang mewarisi teknologi yang digunakan pada lini headphone Bose, yang memang juara dalam hal noise cancelling. Selain Wi-Fi, konektivitasnya juga mencakup Bluetooth, dan semua ini rupanya juga tersedia pada kedua soundbar-nya.

Bose Soundbar 700 / Bose
Bose Soundbar 700 / Bose

Soundbar yang pertama, Bose Soundbar 700, memiliki dimensi 98 x 11 x 5,7 cm, dengan bobot sekitar 4,8 kilogram. Ia bongsor, tapi itu justru bisa menjadi indikasi positif akan kualitas suaranya. Estetikanya pun begitu menawan, dengan grille logam yang mengelilingi seluruh sisinya, diikuti sebilah tempered glass pada permukaan atasnya.

Tampang elegan yang sama juga bakal konsumen dapatkan pada soundbar yang kedua, yakni Bose Soundbar 500 yang lebih ringkas di angka 80 x 10 x 4,5 cm, dengan bobot 3,2 kg – plus memiliki sentuhan matte. Hampir semua fitur yang dimiliki kakaknya juga tersedia di sini, terkecuali teknologi Bose PhaseGuides, yang dirancang untuk menyebarkan distribusi suara secara lebih optimal sehingga menumbuhkan kesan soundstage yang lebih luas lagi.

Bose Soundbar 500 / Bose
Bose Soundbar 500 / Bose

Ketiga produk ini bakal Bose pasarkan mulai bulan Oktober mendatang. Home Speaker 500 dihargai $400, sedangkan Soundbar 700 dan Soundbar 500 masing-masing dihargai $800 dan $550. Catatan penting yang terakhir: Bose bilang bahwa ke depannya mereka juga bakal menyematkan integrasi voice assistant lain di samping Alexa – sekali lagi, langkahnya mirip seperti yang diambil Sonos.

Sumber: VentureBeat dan Bose.

Harman Kardon Citation 500 Janjikan Kualitas Suara Premium dan Integrasi Google Assistant

Dari sekian banyak pabrikan yang bermain di segmen smart speaker, Harman Kardon adalah salah satu yang paling produktif. Sejauh ini mereka sudah punya dua smart speaker untuk dua platform yang berbeda, yakni Invoke untuk Cortana dan Allure untuk Alexa. Mana yang mengemas integrasi Google Assistant? Well, itulah alasan artikel ini eksis.

Menjelang ajang IFA 2018, Harman Kardon memperkenalkan smart speaker anyar bernama Citation 500. Seperti yang saya bilang, yang menjadi ‘nyawanya’ adalah Google Assistant, dan kebetulan desainnya cukup mirip seperti Google Home Max – bahkan pilihan warnanya pun juga ada dua, yakni abu-abu atau hitam.

Sekeliling sasisnya dibalut oleh bahan wol yang terkesan premium, sedangkan permukaan atasnya yang minimalis hanya dihuni oleh panel sentuh LCD yang berwarna. Berhubung ada integrasi Google Assistant, pengguna tentu bisa mengoperasikannya dengan perintah suara di samping memakai panel sentuh tersebut.

Harman Kardon Citation 500

Mengontrol perangkat smart home yang kompatibel juga dapat dilakukan bersama speaker ini. Pada dasarnya apa yang dapat Google Assistant lakukan di smart speaker lain, juga dapat dilakukan di sini. Namun tentu saja sebagai Harman Kardon, kualitas suara selalu mendapat perhatian khusus, dan di sini Citation 500 mengandalkan speaker stereo berdaya 200 watt, dengan dukungan resolusi maksimum 24-bit/96kHz.

Ini juga yang menjadi alasan Harman Kardon Citation 500 dibanderol di atas rata-rata: $600. Harga tersebut menjadikannya salah satu smart speaker Google Assistant yang paling mahal – saya bilang salah satu karena masih ada Beosound 1 dan Beosound 2 dari Bang & Olufsen yang harganya berada di kisaran $2.000.

Sumber: The Verge.

Mouse Razer Basilisk Datang dengan Tombol Berjenis Clutch yang Bisa Diprogram

Razer belum lama ini memperkenalkan sebuah mouse gaming yang cukup menarik di ajang IFA 2017. Mouse bernama Razer Basilisk ini ditujukan untuk gamer FPS (first-person shooter) macam Overwatch, dengan fitur andalan berupa programmable clutch.

Clutch ini berbeda dari tombol biasa. Sesuai makna harfiahnya, cara kerjanya mirip kopling pada kendaraan bermotor: pengguna bisa menekan dan menahannya untuk mengaktifkan fungsi tertentu, lalu melepasnya untuk berhenti.

Razer Basilisk

Secara default, fungsinya adalah untuk menurunkan DPI (sensitivitas) mouse untuk sementara selama clutch ditekan dan ditahan. Itulah mengapa Razer memasarkannya sebagai mouse FPS, sebab fungsi ini akan sangat membantu ketika pemain sedang membidik menggunakan sniper, yang kita tahu membutuhkan tingkat presisi lebih tinggi dari biasanya.

Namun tentu saja Razer juga mempersilakan pengguna memprogramnya untuk fungsi lain lewat software pendamping Razer Synapse. Contoh lain yang paling umum adalah untuk mengaktifkan push-to-talk; tekan dan tahan tombol clutch untuk berbicara dengan rekan setim, lepas untuk berhenti.

Razer menyertakan tombol clutch dalam dua ukuran, panjang atau pendek. Namun andai pengguna tidak suka dengan konsepnya, mereka dapat melepas clutch tersebut dan menggantinya dengan penutup berbahan karet – tapi lalu untuk apa membeli mouse ini?

Razer Basilisk

Secara total, Basilisk memiliki delapan tombol yang semuanya dapat diprogram sesuai kebutuhan – bahkan resistensi scroll wheel-nya juga dapat disesuaikan melalui sebuah kenop di permukaan bawah mouse. Performanya ditunjang oleh sensor optik 5G dengan sensitivitas maksimum 16.000 DPI, sama persis seperti yang digunakan Razer DeathAdder Elite dan Lancehead.

Razer bakal memasarkan Basilisk mulai kuartal keempat tahun ini seharga $70, lagi-lagi sama seperti DeathAdder Elite.

Sumber: Razer.

Andalkan Kenop Customizable, Keyboard Logitech Craft Ditujukan Buat Para Kreator

Logitech tampil cukup all out di perhelatan IFA 2017. Selain memperkenalkan keyboard dan mouse gaming wireless baru serta sebuah speaker desktop unik, dedengkot peripheral itu juga menghadirkan Logitech Craft, sebuah keyboard wireless yang ditujukan untuk kalangan kreator.

Craft mencoba menghadirkan metode input yang lebih efektif melalui sebuah kenop aluminium di ujung kiri atas yang dapat dikustomisasi. Cara kerjanya mirip aksesori Surface Dial; Craft dapat mengenali aplikasi apa yang sedang dibuka, lalu menawarkan fungsi yang sesuai dengan konteks.

Semisal pengguna sedang membuka Photoshop, kenop yang dideskripsikan sebagai sebuah “creative input dial” ini dapat dimanfaatkan untuk mengatur tingkat kecerahan, kontras, saturasi, ataupun mengubah tipe brush yang digunakan beserta ukurannya. Semua dilakukan secara alami dengan menyentuh, menekan atau memutar kenop.

Logitech Craft

Secara default, Craft kompatibel dengan Windows maupun Mac, serta terintegrasi dengan tujuh aplikasi: Adobe Photoshop CC, Illustrator CC, Premiere Pro CC, InDesign CC, Microsoft PowerPoint, Excel dan Word. Integrasi dengan ketiga aplikasi Office ini untuk sementara baru tersedia pada platform Windows saja, dan ke depannya dipastikan bakal ada integrasi dengan software lain mengingat Logitech juga akan meluncurkan SDK untuk developer dalam waktu dekat.

Melalui aplikasi pendamping Logitech Options, pengguna dapat mengatur fungsi kenop milik Craft pada aplikasi-aplikasi di atas. Fungsi-fungsi yang lebih generik seperti mengatur volume, memilih playlist di Spotify atau berganti tab di browser juga dapat diaktifkan menggunakan kenop multifungsi ini.

Logitech Craft

Sebagai sebuah keyboard sendiri, Craft datang membawa layout standar dan tombol bergaya chiclet. Semua tombolnya turut dilengkapi backlight yang akan menyala secara otomatis ketika tangan pengguna berada di dekat keyboard, plus dapat menyesuaikan tingkat kecerahan dengan sendirinya berdasarkan kondisi pencahayaan di sekitar.

Konektivitas Bluetooth-nya turut didampingi teknologi Logitech Easy-Switch, yang memungkinkan keyboard untuk tersambung ke tiga perangkat sekaligus, lalu pengguna dapat berganti perangkat hanya dengan menekan tombol “1”, “2” atau “3” di atas deretan tombol “Insert”. Untuk PC yang tak dilengkapi Bluetooth, Logitech turut menyertakan kabel beserta receiver USB.

Craft dijadwalkan tersedia di pasaran mulai bulan Oktober dengan harga $200. Keyboard ini pada dasarnya juga bisa dijadikan alternatif yang lebih versatile dari perangkat niche macam Palette Gear atau Loupedeck.

Sumber: Logitech.

Lenovo Home Assistant Pack Ubah Lenovo Tab 4 Jadi Smart Speaker Alexa Berlayar Interaktif

Bulan Mei kemarin, Amazon meluncurkan sebuah perangkat unik bernama Echo Show yang menggabungkan kecerdasan asisten virtual Alexa dengan layar sentuh interaktif. Di ajang IFA 2017, Lenovo memamerkan perangkat serupa, namun dengan konsep yang berbeda yang mengedepankan aspek modular.

Dijuluki Lenovo Home Assistant Pack, ia sebenarnya merupakan aksesori untuk lini tablet Lenovo Tab 4. Pengguna dapat menancapkan tablet-nya ke konektor USB-C di salah satu sisi Home Assistant Pack, dan layar tablet akan secara otomatis menyuguhkan tampilan home assistant yang dilengkapi integrasi Alexa.

Kombinasi ini sejatinya mampu menyajikan kapabilitas setara Amazon Echo Show. Meski bobotnya cuma 300 gram, Home Assistant Pack dilengkapi sepasang speaker berdaya masing-masing 3 watt yang diyakini mampu mengisi ruangan besar sekalipun, sedangkan dua mikrofonnya diklaim dapat menangkap perintah suara pengguna dari jarak sejauh tiga meter.

Lenovo Home Assistant Pack

Konsep modular disajikan lewat dua set aksesori opsional untuk Home Assistant Pack. Yang pertama adalah Kid’s Pack, yang mencakup bumper protektif, blue-light filter dan stiker 3M – plus pengguna dapat mengaktifkan mode khusus pada tablet guna menyajikan konten khusus anak-anak. Yang kedua, Productivity Pack, meliputi sebuah keyboard case untuk Tab 4 dan interface khusus produktivitas.

Lenovo berencana memasarkan Home Assistant Pack mulai Oktober mendatang seharga $80. Digabungkan dengan Tab 4 8 yang cuma seharga $109, konsumen bisa mendapatkan smart speaker Alexa berlayar interaktif dengan harga lebih murah dari Amazon Echo Show.

Sumber: Android Authority dan Lenovo.

True Wireless Earbud Besutan Philips Janjikan Dentuman Bass yang Mantap

Setelah Sony dan Bang & Olufsen menunjukkan amunisinya untuk bersaing di ranah truly wireless earbud, kini giliran Philips yang mencoba mencuri perhatian. Sangat kelihatan dari namanya, apa yang ingin ditonjolkan perangkat bernama Philips Bass+ True Wireless adalah reproduksi frekuensi low-end yang mantap.

Untuk bisa mewujudkan misi tersebut, Philips harus sedikit berkorban di sektor desain. Bukan berarti penampilannya jelek, hanya saja dimensinya lebih besar ketimbang pesaing-pesaingnya di kategori ini. Sederhananya, Philips tidak mau berkompromi perihal kualitas suara.

Masing-masing earpiece Bass+ True Wireless dihuni oleh driver berukuran 8,2 mm, dan berdasarkan pengujian singkat Engadget di panggung IFA 2017, reproduksi bass-nya memang terkesan lebih menonjol ketimbang true wireless earbud lain. Mengingat di luar sana ada begitu banyak basshead, saya kira Philips mengambil keputusan yang tepat.

Philips Bass+ True Wireless bersama charging case-nya / Engadget
Philips Bass+ True Wireless bersama charging case-nya / Engadget

Beralih ke soal baterai, Philips menjanjikan daya tahan hingga enam jam nonstop. Charging case-nya yang berbentuk tabung dapat menambahkan daya baterai ekstra sebesar enam jam. Urusan kontrol, Philips lebih memilih menggunakan tombol fisik ketimbang panel sentuh seperti pada kebanyakan true wireless earbud.

Belum ada kepastian kapan perangkat ini akan meluncur ke pasaran. Namun yang menarik, Philips mematok harga hanya $130 saja, menjadikannya lebih terjangkau dibanding perangkat lain di kategori ini.

Sumber: Engadget.

Logitech MX Sound Adalah Speaker Desktop Sekaligus Bluetooth

Saat sedang berburu speaker desktop baru, saya yakin nama Logitech akan selalu muncul sebagai salah satu opsi. Logitech memang sudah lama memproduksi speaker untuk PC, akan tetapi karya terbarunya benar-benar berbeda dari yang mereka miliki selama ini.

Dijuluki Logitech MX Sound, ia merupakan sepasang speaker desktop yang juga berfungsi sebagai speaker Bluetooth. Tentunya Logitech tidak sekadar menanamkan chip Bluetooth ke dalam speaker ini, sebab harus ada perhatian khusus pada aspek kepraktisan.

Perhatian khusus tersebut datang dalam wujud fitur bernama Easy-Switch, yang memungkinkan pengguna untuk mengganti sumber audio dengan sangat mudah. Cukup klik pause, maka pengguna bisa langsung memutar musik lewat smartphone. Tidak ada opsi pengaturan lebih lanjut yang harus diutak-atik.

Logitech MX Sound

Tekan pause sekali lagi, maka musik dari tablet pun juga bisa ikut diputar di speaker yang sama. Ya, MX Sound dapat di-pair dengan dua perangkat sekaligus – bahkan jack 3,5 mm-nya pun juga ada sepasang – yang berarti Anda dapat memutar musik dari tiga perangkat sekaligus tanpa perlu repot-repot pairing ulang atau cabut-pasang kabel.

Speaker berdiameter 160 mm ini mampu menghasilkan output daya maksimum sebesar 24 watt, dan sebuah bass port di belakang setiap unitnya memastikan dentuman bass tersaji secara mantap. Untuk mengontrol volume dan pairing, pengguna hanya perlu melambaikan tangan ke depan speaker, lalu menekan salah satu dari ketiga tombol yang menyala.

Logitech rencananya bakal memasarkan MX Sound mulai bulan Oktober mendatang seharga $100.

Sumber: Logitech.