Tingkatkan Komunikasi bagi Bisnis, Qontak Perkenalkan Instagram API Beta

Inovasi teknologi digital semakin melaju terutama karena pandemi. Adaptasi digital menjalar tak terkecuali ke pelaku bisnis dari berbagai sektor. Dari survei yang dilakukan, hampir 80% pelaku UMKM Indonesia bertransformasi ke ranah digital. Kondisi ini membuktikan perlunya meningkatkan penjualan secara online dan otomatisasi.

Mengakomodasi hal ini, Instagram memperkenalkan layanan interface atau API beta baru kepada publik pada pertengahan 2021 lalu dan Qontak dipilih sebagai mitra Messenger API.

Instagram API ini dirancang khusus untuk membantu bisnis mengelola pesan masuk atau Direct Message (DM) di Instagram dan mengintegrasikannya dengan sistem bisnis lain.

Di tengah bisnis yang sedang berkembang di masa pandemi ini, memang mengelola jalannya komunikasi dengan pelanggan adalah hal yang krusial. Qontak yang menerapkan sistem integrasi omnichannel ini hadir didukung oleh berbagai fitur tambahan guna memudahkan mengelola customer service dan penjualan. Qontak menyediakan banyak fitur yang semakin memudahkan pelaku UMKM Indonesia.

Tampilan Antarmuka Qontak

Di antaranya menyediakan layanan seperti, multi user dan multi device, alokasi agen, chatbot yang mampu menjawab DM pelanggan secara otomatis selama 24/7, personalisasi pesan, integrasi semua sumber pesan dari berbagai media sosial yang digunakan dalam satu antarmuka, kirim katalog produk dari Instagram Shop, dan analisa dari laporan percakapan serta kinerja admin hingga banyak kegunaan lainnya.

Fitur-fitur di atas tentunya dapat membangun pengalaman pelanggan dari bisnis yang sedang dijalankan. Brendan R, selaku CEO Qontak dalam siaran pers yang DailySocial.id terima mengatakan, “Kolaborasi Instagram API beta baru akan mempercepat adopsi teknologi dari UKM hingga perusahaan, sehingga memudahkan bisnis berkembang bahkan saat PPKM diperketat.”

Bertujuan untuk memberdayakan bisnis digital, peluncuran Instagram API bersama Qontak telah membantu lebih dari 1000 bisnis dari berbagai macam bidang di Indonesia. Layanan ini dapat Anda gunakan dengan menghubungkan akun Instagram bisnis ke sistem Omnichannel Qontak tanpa harus keluar biaya selama periode uji coba.

Instagram Berikan Keamanan Lebih ke Pengguna Remaja

Sebagai platform yang digemari oleh anak muda, Instagram berupaya untuk memberikan sebuah pengalaman yang ekstra aman bagi penggunanya terutama mereka yang masih kategori remaja berusia kurang dari 18 tahun. Setidaknya ada 3 pembaruan anyar yang menyasar pengguna remaja di Instagram.

Pembaruan pertama, Instagram akan secara default mengubah akun ke tipe private untuk remaja berusia kurang dari 16 tahun, atau kurang dari 18 tahun di negara tertentu.

Menurut Instagram dalam rilis tertulisnya, bahwa akun privat adalah cara terbaik untuk mewujudkan hal ini. Oleh karena itu, mulai minggu ini, setiap pengguna yang berusia di bawah 16 tahun (atau di bawah 18 tahun di beberapa negara tertentu) akan mendapatkan pengaturan bawaan yang menjadikan akun mereka sebagai akun privat saat mereka bergabung di Instagram.

update instagram

Mereka yang menggunakan akun private dapat mengontrol siapa yang melihat atau merespon konten mereka. Jika pengguna menggunakan akun privat, orang yang ingin melihat postingan, Stories, dan Reels mereka harus mengikuti pengguna tersebut terlebih dahulu. Tidak cuma itu, pengguna lain juga tidak dapat meninggalkan komentar di konten mereka, dan konten-konten postingan mereka tidak akan tersedia di Jelajah (Explore) atau laman tagar (hashtag page).

“Sebagian besar platform telah menetapkan 13 tahun sebagai usia minimum untuk bergabung dengan platform-platform mereka. Namun, tidak ada tombol khusus yang akan menjadikan anak remaja seketika siap menjadi pengguna yang benar-benar melek media ketika mereka mencapai usia tersebut.” David Kleeman, Senior Vice President, Tren Global Dubit, menyampaikan.

Selain langsung menerapkan setingan private ke akun pengguna remaja, Instagram juga mengimplementasikan cara baru yang bertujuan mempersulit pencarian akun pengguna remaja guna mencegah interaksi yang tidak diinginkan.

Instagram telah mengembangkan teknologi baru yang memungkinkan layanan untuk menemukan akun dengan perilaku yang berpotensi mencurigakan dan mencegah akun tersebut berinteraksi dengan para pengguna muda. “Perilaku yang berpotensi mencurigakan” di sini misalnya akun milik orang dewasa yang mungkin baru saja diblokir atau dilaporkan oleh pengguna remaja lainnya.

Penerapan teknologi ini akan berdampak pada hasil pencarian di Jelajah (Explore), Reels, atau Akun yang Disarankan Untuk Anda (Accounts Suggested For You) pada akun orang-orang dewasa tersebut. Jika mereka menemukan akun pengguna remaja dengan mencari nama akun mereka, orang-orang dewasa tersebut tidak akan dapat mengikuti akun pengguna remaja yang mereka cari.

Pembaruan ini akan mulai tersedia di Amerika Serikat, Australia, Perancis, Inggris, Jepang, dan diperluas ke lebih banyak negara dalam waktu dekat.

Terakhir, Instagram juga melakukan rombakan besar sehingga para pengiklan tidak dengan mudah membidik anak muda dalam kampanye iklan mereka. Pembaruan yang akan dirilis beberapa pekan ke depan ini nantinya hanya akan mengizinkan pengiklan untuk menargetkan iklan kepada anak-anak berusia di bawah 18 tahun (atau lebih tua di beberapa negara tertentu) berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lokasi mereka.

[Panduan Pemula] Cara Membuat Instagram Reels

Beberapa waktu yang lalu Instagram telah resmi menghadirkan fitur Reels bagi seluruh pengguna Instagram di Indonesia. Wajar jika kemudian banyak orang penasaran bagaimana cara membuat Instagram Reels dan juga fitur-fiturnya.

Continue reading [Panduan Pemula] Cara Membuat Instagram Reels

Cara Membagikan Postingan Instagram ke Story

Fitur Story langsung jadi primadona tak lama setelah digulirkan. Dengan Story, pengguna Instagram seolah punya mainan baru yang lama dinantikan. Sebab, Story tidak hanya membuat interaksi jadi lebih seru, tapi juga membuat profile jadi terlihat menonjol.

Continue reading Cara Membagikan Postingan Instagram ke Story

Instagram Bukan Lagi Aplikasi Berbagi Foto, Tetapi Layanan Hiburan

Hal apa yang Anda ingat saat pertama kali mengenal Instagram? Ya, aplikasi berbagi foto dengan format persegi 1:1 yang sampai saat ini masih menjadi aspek rasio default. Lalu, kemana arah tujuan baru Instagram?

Kepala Instagram Adam Mosseri baru-baru ini membuat postingan video di akun Twitter-nya dan berbicara tentang rencana perusahaan untuk paruh kedua tahun 2021. Dalam video tersebut, Mosseri menguraikan beberapa perubahan yang akan terjadi di Instagram selama beberapa bulan ke depan dan apa yang akan menjadi fokus perusahaan.

Salah satu kesimpulan utama dari video tersebut adalah pengakuan Mosseri mengenai sifat layanan tersebut. “Kami bukan lagi aplikasi berbagi foto,” tegas Mosseri, di tengah video dan ia ingin merangkul video secara lebih luas.

 

Sebagai gantinya, perusahaan akan fokus pada empat hal: creators, video, shopping, dan messaging. Terkhusus video, tampaknya menjadi fokus utama Instagram karena sekarang melihat dirinya sebagai layanan hiburan, kurang lebih mirip seperti YouTube dan TikTok.

Dia menjelaskan akan ada beberapa perubahan dan eksperimen, termasuk menunjukkan rekomendasi pengguna untuk topik yang tidak mereka ikuti dan membuat video lebih imersif dengan menawarkan pengalaman layar penuh. Perubahan yang terjadi di Instagram bukan hal yang mengejutkan, perusahaan telah lama mendorong konten berbasis video lewat feed, IGTV, Stories, dan yang terbaru Reels.

Seiring berkembangnya persaingan di sekitarnya, perusahaan terus berubah dan bermetamorfosis mengikuti tren terbaru. Mosseri juga secara langsung menyebut TikTok dan YouTube tentang seberapa populer mereka dan bagaimana Instagram perlu beradaptasi untuk bersaing dengan mereka.

Sumber: GSMArena

Instagram Sedang Kembangkan Fitur Membership bernama Exclusive Stories

Instagram bukan lagi sebatas aplikasi berbagi foto. Pendapat itu datang langsung dari bos Instagram sendiri, Adam Mosseri. Menurutnya, Instagram saat ini tengah berfokus pada empat area: Creator, Video, Shopping dan Messaging.

Untuk mewadahi para kreator, Instagram sepertinya sedang menyiapkan semacam fitur membership bernama Exclusive Stories. Kabar ini pertama muncul dari seorang reverse engineer bernama Alessandro Paluzzi, dan kini telah dikonfirmasi langsung oleh Instagram kepada TechCrunch.

Menurut Instagram, screenshot dari fitur Exclusive Stories yang dibagikan Alessandro tersebut berasal dari prototipe internal yang sekarang sedang dalam proses pengembangan, tapi belum diuji secara publik. Sayangnya Instagram enggan mengungkap detail lebih lengkap mengenai fitur ini.

Tampilan prototipe fitur Exclusive Stories / Sumber: Alessandro Paluzzi

Cara kerja Exclusive Stories cukup mirip seperti fitur Super Follow di Twitter. Kreator pada dasarnya dapat mengunggah konten Story, lalu menandainya sebagai konten eksklusif yang hanya bisa dilihat oleh para member-nya. Agar bisa menjadi member, kemungkinan ada tarif berlangganan yang harus dibayarkan kepada sang kreator. Dengan kata lain, fitur ini bisa menjadi sumber pemasukan tambahan bagi kalangan kreator.

Konten Exclusive Stories itu akan ditandai dengan icon berwarna ungu. Tiap-tiap konten Exclusive Stories tidak bisa di-screenshot. Tentunya mekanisme ini dimaksudkan untuk melindungi eksklusivitas konten, sehingga para member tidak bisa seenaknya membagikan Exclusive Stories unggahan seorang kreator kepada teman-temannya yang belum menjadi member.

Kreator juga memiliki opsi untuk menyimpan Exclusive Stories sebagai Highlight, sehingga member-nya dapat mengakses deretan konten eksklusif sebelum-sebelumnya. Tentunya semua ini bisa berubah seiring fiturnya dikembangkan, tapi setidaknya kita sudah tahu garis besarnya seperti apa.

Apa yang Instagram kerjakan ini sejatinya sejalan dengan visi Facebook untuk memberikan wadah monetisasi yang lebih bervariasi kepada kreator. Facebook sendiri belum lama ini mengumumkan kehadiran podcast dan live audio room (kloningan Clubhouse) pada platform-nya, dan mereka juga baru saja meluncurkan sebuah platform paid newsletter bernama Bulletin.

Sumber: TechCrunch. Gambar header: Depositphotos.com.

Qiscus Gencar Memperluas Kemitraan dan Merilis Produk Baru

Bertujuan untuk memberikan layanan yang bisa mendukung bisnis, penyedia platform multichannel chat Qiscus tahun ini berencana untuk menambah sejumlah kemitraan dengan berbagai platform teknologi.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Qiscus Delta Purna Widyangga mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya telah melayani sekitar 1000 klien termasuk BlueBird Group, Ruangguru, MayBank, Telkom Indonesia, Qlue, Halodoc, dan lain-lain. Sebelumnya tahun 2019 lalu, Qiscus juga telah menjalin kolaborasi dengan Bukalapak menghadirkan fitur chat ke jutaan penggunanya.

Pandemi yang banyak berdampak pada bisnis juga dimanfaatkan sebagai momentum yang tepat untuk meningkatkan penetrasi layanan. Terbukti, banyaknya transformasi digital yang dilakukan pemilik bisnis berhasil membawa teknologi Qiscus diadopsi di 18 negara dengan total pengguna lebih dari 25 juta orang.

“Qiscus juga memiliki kontribusi yang cukup nyata bagi bisnis yang mengalami pergeseran kegiatannya menjadi online. Salah satunya dengan mengoptimalkan layanan komunikasi berbagai bisnis dengan pelanggannya melalui solusi kami,” kata Delta.

Tahun ini ada sejumlah target yang ingin dicapai, di antaranya mengadakan launch event yang sekaligus menjadi kegiatan tahunan pertama “Qiscus: Conversa 1.0”. Melalui kegiatan ini diharapkan bisa lebih mengenalkan layanan Qiscus serta meluncurkan produk dan fitur terbaru.

Qiscus berdiri di Singapura sejak 2013 dengan kantor pusat di Jakarta, serta pusat pengembangan riset dan teknologi di Yogyakarta. Produk Qiscus  memberikan solusi komprehensif untuk customer service chat dengan menggunakan multiple channels dan Chat SDK untuk membangun fitur chat yang scalable dan reliable.

Meluncurkan WhatsApp Business API

Dashboard Multichannel Chat / Qiscus
Dashboard Multichannel Chat / Qiscus

Teranyar, Qiscus meluncurkan layanan integrasi Instagram Messaging API lewat solusinya. Integrasi tersebut memungkinkan pengguna mengakses Direct Message (DM) Instagram dan berbagai platform messaging lainnya melalui satu dasbor saja. Peluncuran ini diumumkan Qiscus seiring telah dirilisnya fase satu Instagram Messaging API secara global oleh Facebook.

Peran signifikan Instagram dalam menghubungkan bisnis dengan konsumen terus mengatrol jumlah akun bisnis di platformnya dari tahun ke tahun. Per tahun ini, Instagram menyebutkan terdapat lebih dari 200 juta akun bisnis terdaftar di kanalnya. Dari sisi respons pengguna individu, anak perusahaan Facebook ini mengklaim 90% dari penggunanya setidaknya mengikuti satu akun bisnis lewat Instagram mereka.

“Kita ingin menyediakan ekosistem WhatsApp Business API terbaik di Indonesia dengan menggandeng bermacam partner dan juga menyediakan fitur-fitur penunjang layanan customer experience (CX) terbaik,” kata Delta.

Lebih lanjut Delta menuturkan, pengelolaan pesan konsumen lewat satu dasbor terintegrasi akan mengefisienkan pekerjaan serta mempersingkat waktu yang dibutuhkan oleh agen customer service (CS) untuk merespons pesan konsumen. Nantinya mereka tidak lagi perlu berpindah-pindah dari satu laman ke laman lainnya untuk mengakses beberapa aplikasi messaging. Dari sisi konsumen, pesan mereka yang direspons lebih cepat akan menciptakan CX yang menyenangkan.

Ke depannya Qicus juga berencana untuk meluncurkan Contact Page di multichannel chat yang terintegrasi dengan CRM. Cara tersebut akan memudahkan grouping pada pelanggan, sehingga bisnis bisa mengirimkan broadcast message yang berbeda di setiap grup.

“Dalam jangka yang lebih panjang, Qiscus juga berencana untuk meluncurkan Chatbot Dashboard yang dapat mengintegrasikan berbagai chatbot ke dalam Qiscus multichannel chat,” tutup Delta.

Instagram Hadirkan Fitur Format Video Berdurasi Pendek Reels dan Music di Indonesia

Instagram telah menghadirkan fitur Reels dan akan mulai tersedia untuk seluruh pengguna IG di Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Reels memberikan pengalaman yang lebih seru dan baru dalam membuat konten video berdurasi pendek yang dilengkapi dengan audio.

Instagram juga memperkenalkan rangkaian fitur Music di Facebook dan Instagram. Fitur ini menyediakan katalog lagu internasional dan lokal untuk mendukung para content creator dalam mengekspresikan diri mereka secara lebih kreatif.

Pastikan memperbarui aplikasi Instagram terbaru dan kita dapat menemukan, menonton, dan terhubung dengan lebih dari 1 miliar pengguna Instagram secara global melalui tab khusus Reels. Konten video tersebut juga dapat ditemukan di halaman Explore dan dapat dibagikan ke Feed, Stories, Close Friends, maupun dikirimkan secara privat melalui DM.

Untuk membuat Reels, caranya tekan tombol (+) di pojok kanan atas, lalu pilih Reels. Instagram telah menyediakan fitur pengeditan baru yang bisa digunakan seperti menambah musik, durasi video 15 atau 30 detik, kecepatan, efek AR, video layout, hingga berkolaborasi dengan pengguna lainnya melalui fitur Remix. Kita bisa membuat Reels menggunakan berbagai potongan klip video dan menambahkan audio asli maupun lagu yang tersedia di galeri musik Instagram.

Kami sangat senang dapat membawa Reels ke Indonesia. Instagram selalu berupaya untuk mendengarkan aspirasi para kreator dan penggunanya. Berangkat dari sini, kami banyak mendengar bahwa mereka menginginkan sebuah pengalaman membuat dan menonton video berdurasi pendek yang menghibur. Baik kreator konten yang memiliki minat untuk berbagi, maupun seorang pemilik bisnis yang memiliki sebuah cerita untuk dibagikan, Reels membantu mendorong kreativitas pengguna dan membantu mereka menjangkau audiens baru di skala global,” kata Pieter Lydian, Country Director untuk Facebook di Indonesia.

Fitur-fitur yang kami luncurkan hari ini merupakan bagian besar dari masa depan konten hiburan di Instagram. Bersama dengan kehadiran fitur Music di Facebook dan Instagram, kami memberikan banyak cara dan pilihan bagi pengguna Indonesia dalam mengekspresikan diri, mencari hiburan, dan terhubung dengan apa yang mereka sukai,” tambahnya.

Rangkaian fitur baru di Reels sebagai berikut:

  • Remix yang memudahkan pengguna untuk membuat video Reels versi mereka sendiri dan menyatukannya dengan Reels yang sudah ada.
  • Mengelola suara atau menambahkan audio dengan fitur Voiceover yang memungkinkan menambahkan suara sendiri dan Mixed Audio untuk menambahkan suara disertai lagu latar belakang.
  • Tab Reels untuk memberikan panggung yang lebih besar bagi para kreator dalam membagikan video menarik mereka dan memudahkan audiens global untuk menemukan konten mereka.
  • Menambahkan kemampuan menyimpan suara di fitur editing, fitur Share Audio Pages agar pengguna dapat membagikan seluruh Reels yang menggunakan bagian spesifik dari sebuah lagu melalui DM, dan Audio Browser untuk menemukan musik dari tab For You dan Trending.
  • Efek AR yang membantu mempercantik konten Reels, pengguna dapat memilih untuk menggunakan filter menyenangkan dari Instagram atau mencari filter favorit mereka di “Cari Efek”.
  • Tag Branded Content, kreator dapat menginformasikan konten hasil kerja sama dengan sebuah brand secara transparan dan Shopping di Reels ke negara-negara yang telah memiliki akses terhadap fitur Shopping secara global.

Pengguna di Indonesia kini memiliki akses terhadap fitur Music di Instagram dan Facebook, sehingga mereka dapat mengekspresikan diri dengan cara baru. Misalnya menambahkan musik dan lirik ke Reels mereka atau menambahkan stiker Music di Stories Instagram dan Facebook untuk menambahkan lagu soundtrack yang tepat pada setiap momen yang dibagikan. Untuk turut menyambut dan merayakan kehadiran Reels dan Music di Indonesia, Instagram mengajak pengguna di Indonesia untuk mencoba format video berdurasi pendek ini dan membagikannya dengan tagar #TampildiReels.

“Social Commerce” dan “Conversational Commerce”: Alternatif Solusi Menjangkau Pasar yang Lebih Luas

Berbelanja melalui platform marketplace sudah tidak asing lagi di Indonesia. Pandemi yang berjalan setahun terakhir mendorong akselerasi yang lebih masif untuk pemanfaatan platform ini ketika bertransaksi, baik oleh penjual maupun pembeli.

Kondisi ini membuat persaingan menjadi semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saing sebuah merchant, social commerce dan conversational commerce menjadi dua strategi alternatif saat berjualan secara online.

Perbedaan pengertian

Social commerce adalah kegiatan jual-beli yang dilakukan media sosial. Ini berbeda dengan social media marketing ketika penjual hanya mempromosikan produk mereka di media sosial tetapi transaksi pembelian tetap terjadi di online marketplace. Adanya social commerce memudahkan konsumen untuk tidak perlu berpindah-pindah platform.

Conversational commerce adalah interaksi antara penjual dan pembeli melalui pesan/chatting. Strategi ini digunakan untuk membangun hubungan yang kuat dengan konsumen sehingga bisnis dapat memiliki loyalitas konsumen yang lebih tinggi. Strategi ini masih belum diimplementasikan dengan baik di Indonesia, padahal dilansir dari survei Trends 2.0 yang dilakukan Crowd DNA, 69% Gen Z ingin dapat berkomunikasi dengan lebih banyak brand melalui aplikasi pesan.

Penggunaan conversational commerce

Conversational commerce dapat digunakan untuk menunjang kegiatan jual beli di platform marketplace. Bisnis dapat memberikan informasi tentang keluaran produk terbaru atau diskon melalui aplikasi pesan instan.

Di Indonesia sendiri, menurut data IndonesiaDigital 2021, tingkat penetrasi penggunaan WhatsApp mencapai 87%. Jika perusahaan memanfaatkan WhatsApp dengan baik, mereka bisa membangun customer relationship dengan mudah karena menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan apa yang konsumen gunakan. Fitur Mass Notification Messages di WhatsApp Business API memudahkan penyebaran material promosi ke banyak konsumen.

Untuk memberikan nilai lebih terhadap strategi conversational commerce, bisnis bisa melakukan pendakatan personal melalui pesan yang disebarkan.

Personalisasi yang paling mudah dilakukan adalah dengan menyebutkan nama konsumen di setiap pesan promosi. Melalui WhatsApp Business API, perusahaan dapat menjadwalkan mass notifications menggunakan template pesan seperti:

Halo, {{nama konsumen}}!. Kami punya yang baru, nih! Untuk menyambut hari libur sekolah, kami mengadakan sale untuk semua produk!

Penggunaan social commerce

Berdasarkan studi yang dilakukan Accenture berjudul Beauty Customer Journey Study, 97% pembeli make up dan skincare menggunakan Instagram untuk mencari brand baru hingga informasi tentang tips dan trik. Untuk memberikan pelayanan terhadap pasar seperti ini, perusahaan dapat reach out dan bertransaksi via Direct Message (DM) menggunakan Messenger API for Instagram.

Social commerce di Instagram sangat menguntungkan untuk membangun branding, karena perusahaan mempunyai situs sendiri (menggunakan platform ini) dalam bentuk feeds yang cantik dan rapi. Konsumen akan langsung melihat katalog yang dijual dan saat ingin membeli hanya perlu mengirimkan pesan agar langsung ditangani.

Keuntungan lain menggunakan Messenger API for Instagram adalah integrasi dengan sistem chatbot. Chatbot menjadi seperti salesperson untuk menjawab semua pertanyaan konsumen hingga menerima transaksi. Dengan menggabungkan kedua sistem ini, sangat mudah untuk konsumen untuk bertanya mengenai produk tanpa harus menunggu lama. Selain menciptakan experience yang lebih baik untuk konsumen, chatbot diklaim juga meningkatkan produktivitas dan efisiensi karena akan mengotomasi semua transaksi masuk.

Baik social commerce maupun conversational commerce memberikan added value bagi merchant dibandingkan jika hanya berjualan di marketplace. Kombinasi marketplace + conversational commerce + social commerce membantu bisnis memberikan pelayanan yang lebih menyeluruh dan menjangkau konsumen yang lebih luas.


Disclosure: artikel tamu ini ditulis oleh 3Dolphins, business solution provider yang memudahkan akses untuk WhatsApp Business API dan Messenger API for Instagram. Kontak lebih lanjut bisa melalui email ke [email protected].

Header image oleh DepositPhotos.