Philips Luncurkan Motion Sensor untuk Bohlam Pintar Philips Hue

Di antara deretan produk bohlam pintar yang ada di pasaran, Philips Hue merupakan salah satu yang paling populer. Di samping kualitas dan fitur yang ditawarkan, alasan lain di balik populernya Philips Hue adalah tersedianya aksesori penambah fungsionalitas, seperti yang baru-baru ini Philips perkenalkan.

Dinamai Philips Hue Motion Sensor, fungsinya juga sesederhana namanya. Ia bertugas untuk mengendalikan bohlam Philips Hue berdasarkan gerakan yang ia deteksi. Salah satu contohnya, saat Anda masuk ke dalam kamar, lampu akan otomatis menyala tanpa perlu melakukan apa-apa.

Philips mengklaim Hue Motion Sensor sangatlah responsif, sanggup bereaksi dalam waktu setengah detik saja setelah gerakan terdeteksi. Selain sensor gerakan, perangkat ini juga dilengkapi sensor cahaya sehingga lampu hanya akan dinyalakan seperlunya saja di siang hari, membantu pengguna menghemat energi.

Philips Hue Motion Sensor bisa diletakkan di atas meja, rak, atau ditempelkan pada kulkas maupun permukaan logam lainnya / Philips
Philips Hue Motion Sensor bisa diletakkan di atas meja, rak, atau ditempelkan pada kulkas maupun permukaan logam lainnya / Philips

Wujudnya yang ringkas membuat Hue Motion Sensor ideal untuk diberdirikan di atas meja, rak buku atau ditempelkan ke permukaan logam mengingat ia juga dibekali magnet. Perangkat ini ditenagai oleh sepasang baterai AAA yang bisa bertahan selama dua sampai tiga tahun.

Selanjutnya, pengguna tinggal menyambungkannya dengan Philips Hue Bridge – maksimal hingga 12 Motion Sensor. Dari situ pengguna bisa mengatur lampu di ruangan mana saja yang akan dikendalikan oleh Motion Sensor, plus pengaturan lain seperti sensitivitasnya melalui aplikasi pendamping Hue di ponsel.

Philips Hue Motion Sensor rencananya akan dipasarkan mulai akhir bulan Oktober mendatang seharga $40 per unit.

Sumber: CNET dan Philips.

PINS Indonesia Ingin Menjadi Pemain Utama di Ranah IoT Tanah Air

Internet of Things (IoT) menjadi sebuah fenomena baru di industri teknologi. Selain teknologinya yang mulai banyak disediakan, produk dan layanan yang memanfaatkan IoT yang menyasar konsumen perorangan maupun bisnis juga mulai banyak bermunculan. Di Indonesia sendiri potensi IoT pun cukup menjanjikan dan PT PINS Indonesia, salah satu anak perusahaan Telkom, mencoba memanfaatkan peluang ini dengan membidik posisi sebagai pemain utama.

CEO PT PINS Indonesia Prasbari Pesti seperti diberitakan Liputan6 menuturkan pihaknya saat ini sedang fokus untuk mengembangkan produk IoT di Indonesia. Prasbari optimis dengan platform dan kapabilitas SDM yang ada saat ini PINS siap menyongsong era IoT.

“Ini sejalan visi kita bahwa PINS adalah The IoT Company. Karenanya, kami telah bekerja sama dengan prinsipil global dalam menyiapkan platform IoT yang handal, sehingga ke depannya produk IoT seperti BYOD (Bring Your Own Device), smart building, dan smart city dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia secara baik,” ujarnya.

Tiga portofolio PINS sendiri yang meliputi mobility service (perangkat seluler pengguna akhir), CPE Service (perangkat seluler korporasi), dan M2M/IoT (mesin ke mesin) kini disiapkan untuk mengerucut ke ranah IoT. Kerja sama mereka dengan Huawei tahun lalu untuk teknologi smart city juga dapat dipastikan akan bersinggungan dengan teknologi IoT.

Prasbari juga menegaskan bahwa dengan potensi IoT dan apa yang dimiliki PINS saat ini peluang menjadi IoT Company terbuka lebar, terlebih dengan adanya kolaborasi bersama pihak Telkomsel selaku penyedia layanan internet. Salah satu contohnya adalah kolaborasi melalui produk T-Drive. Dalam kolaborasi tersebut, Telkomsel menyiapkan akses internet seluler ke seluruh tanah air untuk perangkat T-Drive.

“Saat ini memang masih tahap awal. Perkembangannya ke depan masih membutuhkan edukasi. Dengan berbekal jaringan data dan pasar terluas di Indonesia, kami optimistis bisa menjadi The IoT Company,” pungkasnya.

Omega2 Ialah PC Mungil Seharga $ 5 Untuk Internet of Things

Selain Google dan Samsung yang berani berinvestasi besar buat mengembangkan IoT, pertumbuhannya dipercepat dengan ketersediaan beragam development  board seperti Arduino dan Raspberry Pi. Kendalanya, ukuran mereka tidak cukup kecil, lalu proses setup-nya juga sangat rumit. Kekurangan-kekurangan inilah yang menjadi fokus utama satu developer asal Boston.

Onion, tim jebolan Boston Techstars Startup Accelerator Program, mengungkap komputer super-kecil dan super-murah bernama Omega2. Sejatinya, Omega2 adalah server dengan sistem operasi Linux paling kecil di dunia. Ia dibekali konektivitas Wi-Fi buildin, didesain untuk mempermudah para kreator dan hacker dalam berkreasi menciptakan perangkat-perangkat internet  of  things.

omega2 2

Dilihat sekilas, wujud Omega2 hampir menyerupai memory  stick, dimensinya kurang dari seperempat ukuran Raspberry Pi dan kurang dari sepertiga Arduino Uno, dirancang agar muat di proyek-proyek DIY serta produk-produk komersial. Omega2 diramu secara spesifik untuk membangun hardware berbasis app, mengombinasikan faktor hemat listrik Arduino dan fleksibilitas tinggi Raspberry Pi.

Penyajian Omega2 sangat simpel demi memudahkan para pemula, dimaksudkan agar semua orang bisa segera berkecimpung di bidang pengembangan hardware. Dengan adanya sambungan Wi-Fi dan flash  memory  onboard, device dapat langsung bekerja begitu Anda mengaktifkannya, tanpa perlu repot-repot menambahkan modul koneksi atau menginstal sistem operasi ke SD card eksternal.

omega2 3

Penggunaan Omega2 tidak jauh berbeda dari PC desktop. Sistem beroperasi di versi full Linux, dilengkapi berbagai app intuitif sehingga Anda bisa langsung memanfaatkannya (mampu menjalankan Apache). Contoh lain keunggulan Linux adalah ia mendukung bermacam-macam bahasa pemrograman. Onion juga tak lupa menyiapkan app  store, dan Anda dipersilakan menciptakan aplikasi sendiri berbekal SDK, kemudian men-share-nya di sana.

Omega2 terintegrasi ke Onion Cloud, memungkinkan Anda mengendalikan perangkan dari mana pun lewat Web UI atau RESTful API. Anda bisa mengakses status Omega2 secara realtime, dan mendistribusikan update ketika perangkat sedang beroperasi. Uniknya lagi, Omega2 mengusung desain modular plugandplay, sehingga pengguna dapat melakukan ekspansi dan menambahkan kemampuan baru.

Harga adalah salah satu faktor andalan Onion Omega2. Di situs crowdfunding  Kickstarter, Anda bisa membelinya seharga mulai dari US$ 5. Terdapat pula varian Omega2 Plus (US$ 9), dan Anda juga dipersilakan membeli bundel docking serta expansion. Proses distribusi ke backer rencananya akan dilaksanakan pada bulan November 2016.

Berkat Grobo, Anda Bisa Ciptakan Kebun Mini di Dalam Rumah Tanpa Repot

Berkebun di dalam rumah bukanlah pekerjaan mudah. Banyak sekali variabel yang perlu kita perhatikan selain menyirami tanaman dengan air yang cukup. Kendati demikian, sebuah startup asal Kanada berpendapat sebaliknya. Produk perdana mereka, Grobo, siap memecahkan masalah ini dengan sederet teknologi canggih.

Dari luar, Grobo terlihat seperti sebuah dispenser air atau lemari kecil. Pada kenyataannya, di dalam bilik itulah pengguna akan menciptakan kebun mininya. Bukan sekadar bunga untuk hiasan, tetapi tanaman seperti tomat, paprika, stroberi, kemangi, jalapeno sampai chamomile.

Cara kerjanya sangat sederhana dan hanya melibatkan tiga langkah: 1) tanam bibitnya di bagian dasar Grobo, 2) buka aplikasi pendampingnya dan pilih jenis tanaman, 3) tunggu sampai tanaman siap dipanen. Yup, Grobo ingin memastikan bahwa pengguna tidak terlalu direpotkan.

Pengguna tinggal memilih jenis tanaman di smartphone dan menyerahkan sisanya ke Grobo / Grobo
Pengguna tinggal memilih jenis tanaman di smartphone dan menyerahkan sisanya ke Grobo / Grobo

Rahasianya terletak pada sejumlah sensor di dalam Grobo yang mampu memonitor kesehatan tanaman, mulai dari sensor suhu dan kelembapan sampai sensor kadar pH. Grobo pun tahu kapan saat yang paling tepat untuk mengairi dan memberikan zat gizi yang dibutuhkan tanaman.

Deretan lampu LED bertindak menyimulasikan sinar matahari, memastikan tanaman bisa tumbuh secara optimal. Di malam hari, kacanya akan berubah dari transparan menjadi buram supaya simulasi gelap-terang benar-benar tercapai.

Grobo akan mengubah transparansi kaca dengan sendirinya sebagai bentuk simulasi gelap-terang untuk tanaman / Grobo
Grobo akan mengubah transparansi kaca dengan sendirinya sebagai bentuk simulasi gelap-terang untuk tanaman / Grobo

Perkembangan tanaman bisa dimonitor secara real-time lewat smartphone, mengingat Grobo terhubung ke Wi-Fi. Pengguna akan diberi tahu apabila bilik penyimpanan air Grobo dan botol-botol zat gizinya mulai menipis, dan dari aplikasi ini juga pengguna akan mendapat informasi kapan tanaman siap dipanen.

Grobo saat ini sudah menerima pre-order seharga $899, sudah termasuk lima botol zat gizi lengkap untuk tanaman. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $1.399.

Sumber: Grobo.

DOKU dan DyCodeEdu Berikan Penghargaan kepada Pemenang Kompetisi Indonesia IoT Challenge 2016

Kompetisi Indonesia Internet of Things (IoT) Challenge 2016 hasil kerja sama antara DOKU, layanan payment enabler, dan DyCodeEdu telah resmi berakhir pada 28 Juni 2016. Pemenang pun telah diumumkan. Sebanyak empat kelompok peserta dari 57 kelompok yang mendaftarkan diri berhasil memboyong sejumlah hadiah dari pihak sponsor.

Pemenang pertama diraih oleh tim X-Igent yang dipimpin Yudha Maulana dengan proyek IoT dinamai TopPay. Pemenang kedua diraih oleh tim The-EX yang dipimpin Rafi Fajar Hidayat dengan proyek PEDER (Smart Pet Feeder).

Pemenang ketiga diraih oleh tim TaniBox yang dipimpin oleh Asep Bagja Priandana dengan proyek The Kyuri Planner. Terakhir, pemenang favorit berhasil diraih oleh VATRIOT yang dipimpin oleh Budi Pamungkas dengan proyek DYRECS (Dinamics Control System).

Keempat pemenang tersebut akan mendapatkan benefit dari DOKU berupa kontrak kerja sama langsung dengan merchant, feedback support dari sisi teknologi, dan benefit lainnya.

“Kami akan berikan kepada pemenang dari apa yang kami miliki, yakni kontrak kerja sama dengan merchant yang sudah menjadi mitra Doku. Kami memang tidak memberikan kontrak ekslusif karena tidak ingin membatasi ruang lingkup para pemenang,” terang Ricky Richmond Aldien, VP Consumer Products DOKU, Rabu (27/7).

Pihaknya berharap pasca kompetisi berakhir para pemenang dapat dilirik oleh calon investor, entah itu dari perusahaan atau pribadi untuk mendapatkan pendanaan baru. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak produk berkonsep IoT lahir di Indonesia.

Bila para investor sudah mulai melirik potensi produk IoT, diharapkan juga memberi dampak kepada para talent untuk semakin inovatif.

“Kami juga berharap kompetisi Indonesia Internet of Things (IoT) Challenge dapat menjadi trigger, baik itu dari talent untuk semakin inovatif dan investor yang dapat melirik potensi itu,” ujarnya.

Untuk lebih jauh mendalami proyek-proyek yang berhasil memenangkan kompetisi ini, berikut penjelasannya:

TopPay by X-Igent

DSC02524-min

TopPay merupakan sebuah device yang dapat digunakan untuk transaksi cashless dengan menggunakan bluetooth versi 4.0. Pengembangan TopPay akan diarahkan menjadi tapless, swipeless, go green, dan less print.

Yudha Maulana, pemimpin tim X-Igent, menjelaskan sistem TopPay dibagi menjadi dua bagian: device untuk pengguna (user device) dan device untuk merchant (merchant device). Untuk pengguna, device-nya berbentuk gantungan kunci, sehingga memudahkan saat melakukan pembayaran dan meminimalisir potensi kehilangan.

Dia menerangkan untuk bukti pembayaran atau invoice akan dikirimkan melalui email sekaligus mengurangi penggunaan kertas. Adapun contoh penggunaannya bisa dilakukan untuk membayar tiket parkir gedung dan jalan, atau minimarket.

“Dalam prototype ini, kami menggunakan sistem pembayaran yang telah terintegrasi dengan API DOKU yang disediakan pada mode development,” ujarnya.

Saat ini timnya masih melakukan proses pengembangan dan penelitian mengenai stabilitas radius jarak yang dibutuhkan antara pengguna dan merchant. Dia berharap, saat TopPay sudah bisa dipasarkan, harganya dapat terjangkau sehingga menarik perhatian pengguna dan merchant, mengingat penggunaan TopPay hanya memerlukan bluetooth.

PEDER (Smart Pet Feeder) by The-EX

DSC02519-min

Inisiatif dasar tim The-EX dipimpin Rafi Fajar Hidayat adalah ingin menjawab kegelisahan para pemelihara hewan saat hendak keluar rumah mengenai keberadaan hewan peliharaannya. Rafi menjelaskan PEDER bertugas untuk monitoring serta memberikan makanan untuk binatang peliharaan secara jarak jauh.

PEDER terdiri dari dua bagian smart device, yaitu tempat makan dan wearable hewan peliharaan. Tempat makan versi PEDER mampu memberi makan secara otomatis, baik sesuai jadwal maupun dengan kondisi sensor. Sementara wearable device berupa kalung yang dapat digunakan hewan memiliki fungsi untuk memberikan data terkait kondisi suhu tubuh hewan.

Rafi melanjutkan, PEDER juga terintegrasi dengan aplikasi berbasis Android dengan fitur full monitoring news, misalnya menginformasikan suhu tubuh, jadwal makan, status wearable, nafsu makan berkala, setting yang mengatur jadwal makan, jumlah makan, dan pembelian makan hewan secara online.

“Nah, untuk pembelian makan secara online merupakan salah satu cara saat pengguna sedang berada di luar rumah dalam kurun waktu yang cukup lama. Pengguna pun tidak perlu khawatir kehabisan makanan, sebab sistem pembelian online melibatkan DOKU WALLET,” ujarnya.

Ke depannya, Rafi dan tim ingin mengembangkan PEDER menjadi lebih canggih lagi. Rencananya pihaknya ingin mengakomodasi fitur pengecekan kesehatan dan lokasi hewan.

The Kyuri Planter by TaniBox

DSC02494-min

Asep dan istrinya mengembangkan The Kyuri Planter atas inisiatif ingin melakukan inovasi atas bisnisnya berjualan pot dan produk tanaman hidroponik. Pada dasarnya, alat penanam sayuran tanpa tanah (hidroponik) cocok untuk bertanam sayuran yang memiliki buah seperti kyuri (timun jepang), terong, cabai, hingga melon.

Alat ini menggunakan teknik drip irrigation system dengan air diteteskan langsung ke akar tanah. Di dalam planter Tanibox terdapat sensor suhu dan kelembapan untuk memantau suhu ideal di sekitar tanaman, untuk memastikan apakah kipas pendingin dan humidifier untuk menambah jumlah uap air di udara perlu dinyalakan atau tidak, guna menjaga suhu tetap optimal. Diharapkan hasil panen terbaik bisa didapat.

Asep melanjutkan, di sisi bawah planter terdapat tombol pembelian cepat, bertugas memesan benih dan nutrisi tanaman yang sebelumnya sudah didefinisikan terlebih dahulu di web dashboard agar bisa diintegrasikan dengan DOKU.

Menurutnya Tanibox tidak hanya bisa diaplikasikan untuk satu pot tanaman saja tetapi bisa untuk seluruh tanaman yang ada di dalam green house dengan radius sekitar 4 meter. Sasaran pasar Tanibox adalah rumah tangga yang memiliki lahan cocok tanam.

“Sasaran konsumen kami adalah rumah tangga dan industri, terutama yang memiliki green house. Sekarang kan sedang tren modern farming, jadi kami menyasar konsumen seperti itu.”

DYRECS (Dynamic Residential Control System) by VATRIOT

DSC02526-min

DYRECS adalah aplikasi yang dapat mengendalikan peralatan rumah dari perumahan-perumahan dalam satu aplikasi dengan data yang dinamis. Aplikasi yang dikembangkan oleh Budi Pamungkas beserta tiga temannya tersebut memiliki fitur kontrol lampu, real time CCTV monitoring, kipas, alarm pintu, monitoring suhu, kelembaban, terminal, autofeeder dan scheduler, serta pengisian air otomatis.

DYRECS memiliki sistem yang dinamis, sehingga dengan mudah dapat melakukan pembaharuan data barang elektronik baru. Sementara ini, menurut Budi, maksimal 22 peralatan elektronik yang bisa tersambung dengan menggunakan DYRECS. Jumlah tersebut dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.

Aplikasi tersebut bisa dikontrol via smartphone dan laptop lewat situs, namun sementara ini belum menyediakan versi aplikasinya. Untuk integrasi pembayaran listrik, pengguna bisa menggunakan aplikasi DOKU.


Disclosure: DailySocial adalah media partner kompetisi Indonesia IoT Challenge 2016

DScussion #58: eFishery dan Pertumbuhan Startup IoT di Indonesia

Tren Internet of Things (IoT) di Indonesia masih terbilang baru dan masih terpusat di komunitas-komunitas pecinta teknologi. Meskipun demikian, segmen ini memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi startup yang menawarkan solusi bagi berbagai permasalahan negeri ini. Dalam DScussion kali ini, CEO eFishery Gibran Huzaifah berbagi cerita mengapa ia meluncurkan solusi IoT eFishery di sektor perikanan.

Gibran mengatakan tantangan terbesar eFishery saat ini adalah meyakinkan user bahwa eFishery dapat meningkatkan nilai jual petani ikan. Ingin tahu kelanjutan ceritanya? Simak perbincangan kami dengan Gibran berikut ini.

Alibaba Ungkap OS’Car RX5, Perwujudan Visinya Akan Sebuah Mobil Internet

Selama berpuluh-puluh tahun, mobil kita kenal sebagai salah satu sarana transportasi. Akan tetapi di mata Alibaba, mobil merupakan bagian dari ekosistem Internet of Things. Akhirnya, setelah lebih dari setahun dikembangkan, visi mereka akan sebuah “mobil internet” terwujud lewat SUV bernama OS’Car RX5.

Seperti apa definisi mobil internet yang dicanangkan Alibaba? Apakah sekadar terhubung dengan berbagai layanan internet? Kalau seperti itu, sekarang saja sebenarnya sudah banyak mobil dengan kepintaran yang sama, meski mayoritas masih mengandalkan smartphone yang terkoneksi.

Tidak demikian untuk OS’Car RX5. Kuncinya ada pada sistem operasi YunOS yang didesain secara khusus untuk mobil ini. YunOS sendiri sebelumnya sudah banyak digunakan oleh perangkat smart home, dan kini ekosistemnya diperluas oleh mobil internet ini.

Menurut Dr. Wang Jian selaku direktur divisi Technology Steering Committee milik Alibaba, sistem operasi diibaratkan sebagai mesin kedua mobil, sedangkan data merupakan ‘bahan bakar’ baru di era serba digital ini. Berangkat dari konsep semacam itu, Alibaba telah mengintegrasikan sejumlah layanannya langsung ke dalam mobil.

Salah satunya adalah layanan pembayaran Alipay, dimana pemilik mobil bisa membayar di SPBU maupun kedai kopi tanpa harus turun dari mobil sama sekali. Mereka juga tidak perlu membuka aplikasi di ponsel atau menggesek kartu kredit; pembayaran berlangsung secara menyeluruh lewat Alipay, dan mobil yang dikemudikan bertindak sebagai medium otentikasi.

Sistem multimedia maupun pendingin udara bisa dikontrol via perintah suara, atau secara otomatis berdasarkan "internet ID" pengemudi / Alizila
Sistem multimedia maupun pendingin udara bisa dikontrol via perintah suara, atau secara otomatis berdasarkan “internet ID” pengemudi / Alizila

Fitur pintar lainnya adalah dimana setiap pengemudi akan diberi “internet ID” yang berbeda, sehingga sistem operasi mobil mampu mengenali masing-masing pengemudi sekaligus memberikan rekomendasi musik tertentu, suhu pendingin udara maupun restoran terdekat berdasarkan perjalanan sebelum-sebelumnya.

Fitur perintah suara telah tertanam di dalamnya, demikian pula dengan sistem navigasi pintar yang tidak perlu mengandalkan GPS ataupun Wi-Fi untuk bisa melacak lokasi mobil di peta. Sebanyak tiga layar sentuh terpasang di dalam kabin demi memudahkan pengguna berinteraksi dengan YunOS.

OS’Car RX5 dikembangkan bersama SAIC Motor Corp., yang tidak lain merupakan pabrikan otomotif terbesar di Tiongkok. Alibaba sendiri saat ini sudah membuka pre-order mobil internetnya di kampung halamannya seharga 148.800 yuan, atau sekitar Rp 292 juta.

Sumber: Engadget dan Alizila.

Indosat Ooredoo dan Rajawali LBS Kembangkan Solusi IoT YOLO

Indosat Ooredoo dan Rajawali LBS mengumumkan solusi pemasaran berbasis Internet of Things (IoT) bernama YOLO (You Only Live Once). Menggunakan aplikasi YOLO, merchant yang menggunakan solusi ini dapat menginformasikan produk, diskon, dan produk loyalitas untuk konsumen yang berada di dekat tokonya. Pilot project akan dilangsungkan di Lotte Shopping Avenue Jakarta.

Sesungguhnya teknik ini bukanlah hal baru. Sebelum zaman smartphone, operator melakukannya menggunakan triangulasi sinyal dan push message berbasis SMS untuk setiap pelanggannya.

Dengan IoT, salah satu contoh teknologi yang bisa menjangkau konsumen secara lebih tepat adalah beacon yang menggunakan konektivitas Bluetooth. Menurut halaman penjelasan di Google Play, YOLO mendukung teknologi Bluetooth 4.0. Di Indonesia sendiri, Cubeacon adalah startup hardware yang membuat perangkat beacon yang bisa dipasang di toko dan mall.

YOLO akan diuji coba di lantai dasar Lotte Shopping Avenue Jakarta selama dua bulan, mulai 20 Juni hingga 19 Agustus 2016 dan terbuka untuk umum. Aplikasi YOLO tersedia untuk platform Android dan iOS.

“Dengan adanya aplikasi YOLO ini, kami menyediakan kemudahan pagi para pebisnis dengan menyediakan media komunikasi atau informasi produk langsung kepada target pelanggan yang berada di sekitar tokonya. Di saat yang sama kami juga menghadirkan pengalaman terbaik dan unik untuk pelanggan atau konsumen yang ingin mendapatkan informasi produk langsung dari toko didekatnya.” tutup Herfini Haryono, Director dan Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo.

Application Information Will Show Up Here

XL Gandeng Pengembang Lokal untuk Kembangkan Aplikasi IoT

Penetrasi inovasi Internet of Thing (IoT) di Indonesia mulai tumbuh. Setelah banyak inisiatif IoT bermunculan di tanah air, salah satu operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (XL)  juga mencoba mengembangkan produk IoT untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Untuk menghadirkan produk yang inovatif dan sesuai dengan permintaan pasar XL pun merangkul para pengembang lokal melalui kompetisi yang digelar berkat kerja sama XL dengan Dicoding.

Chied Digital Service Officer XL Joseph Lumban Gaol dalam rilisnya mengungkapkan bahwa ia melihat dengan menggandeng para pengembang lokal adalah pilihan terbaik untuk terus mengembangkan layanan IoT. Menurutnya Indonesia memiliki banyak bakat yang bisa menciptakan solusi-solusi digital. Karena itulah XL hadir untuk berkolaborasi untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Saat ini menurut Joseph, XL telah memiliki platform IoT yang diberi nama Agnosthing. Sebuah platform pengembangan layanan telekomunikasi yang mencakup layanan pengelolaan perangkat, pengelolaan aplikasi baik itu aplikasi mobile maupun aplikasi web, pengelolaan konektifitas Data Package atau SMS. Selain itu platform ini juga bisa dikembangkan sebagai solusi Solution as a Service (SaaS).

Untuk mengembangkan inisiatif IoT XL bekerja sama dengan Dicoding menggelar kompetisi “Agnosthings IoT Developer Challenge” dengan target untuk menghasilkan lebih dari 100 aplikasi untuk Agnisthings dalam berbagai variasi solusi, terutama yang bisa diterapkan pada layanan Smart City, Smart Home dan Creative City.

Co-Founder Dicoding Narenda Wicaksono  menggungkapkan, “Kami mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan XL Axiata untuk mendorong para developers dan makers di tanah air mengembangkan solusi-solusi IoT yang dapat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.”

Tahun ini kompetisi akan dilaksanakan dua kali. Acara pertama sudah berlangsung di Bandung, Yogyakarta dan Surabaya beberapa waktu lalu. Pada gelaran pertama kompetisi diikuti tak kurang dari 250 pengembang. Selain kompetisi dalam kesempatan tersebut juga berlangsung coaching clinic tentang platform Agnosthings.

Berbagai solusi yang tercipta dalam kompetisi tersebut, untuk tema Smart Home antara lain berupa remote control untuk lampu, perangkat elektronik, kompor gas, tendon air, dan alat-alat rumah yang membutuhkan kecermatan dalam pemakaiannya. Lalu ada juga solusi inovatif berupa perangkat otomatis untuk lampu dan AC, yang ketika pemilik rumah sudah dekat lampu dan AC bisa menyala sendiri. Solusi menarik lainnya berupa aplikasi untuk menjaga bayi. Aplikasi ini memiliki fitur yang bisa memonitor kondisi bayi, termasuk juga mengatur suhu ruangan yang nyaman untuk si bayi, dan juga bisa mendeteksi suara bayi yang menangis.

Selanjutnya bersama dengan BEKRAF dan Dicoding, XL akan menyelenggarakan event ke dua di akhir tahun 2016 ini.  Pada kompetisi tersebut, XL memberikan tantangan kepada peserta untuk membuat solusi aplikasi digital berbasis mobile atau web dengan dua tema, yaitu Smart Home dan Smart Power. Mereka pun harus membuat konstruksi solusi yang diciptakan, mulai dari problem statement yang mendasari penciptaan solusi, desain inovasi, model solusi yang akan dibangun pada Agnosthings, hingga rencana fase pengembangan.

 

Jangan Lewatkan Indonesia IoT Expo 2016 di Bandung, 11 – 12 Juni 2016

Era internet of things sudah tiba dan ia berkembang begitu pesat. Biasa disingkat IoT, istilah ini mengacu pada perangkat atau objek yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan berbagi data. Diperkirakan akan ada 50 miliar objek terkoneksi ke internet di tahun 2020 nanti, dan dengan jumlah penduduk yang tinggi, Indonesia berpotensi mengambil cukup banyak porsi dari angka itu.

Bermaksud mempersiapkan masyarakat menghadapi ‘invasi’ internet of things, DycodeEDU dan DOKU mengungkap agenda pelaksanaan Indonesia IoT Expo 2016 yang merupakan acara puncah dari Indonesia IoT Developer Day. Tujuan mereka adalah mewadahi sharing ide mengenai IoT serta saling berbagi inspirasi. Mungkin Anda sudah memahami apa itu internet of things, bahkan telah merampungkan sejumlah proyek besar, namun menurut penyelenggara, ruang buat berkreasi masih sangat luas.

Indonesia IoT Expo 2016 akan dilangsungkan di kota Bandung, tepatnya di Atrium BEC 2 jalan Purnawarman No. 13-15 pada tanggal 11 sampai 12 Juni 2016. Acara dikelola sepenuhnya oleh komunitas, memamerkan perangkat-perangkat IoT karya dalam negeri, mencoba mempertemukan para kreator, investor serta khalayak umum. Agar lebih mudah diikuti, Indonesia IoT Expo 2016 dibagi dalam lima agenda event.

Dengan mengusung tajuk ‘expo‘ tentu saja akan ada pameran device-device internet of things, termasuk milik para peserta IoT Challenge 2016. Dan tak cuma ‘diperlihatkan’ pada pengunjung, komunitas berniat untuk mendemonstrasikan bermacam-macam teknologi unik di sana. Tentu saja telah disiapkan pula seminar, menghadirkan para praktisi dan veteran di industri sampai perwakilan dari pemerintah.

Jika Anda masih haus terhadap ilmu internet of things dan ingin mempelajarinya lebih jauh, Dycode menyediakan sesi tutorial dan coaching khusus. Tak kalah penting, para pemenang IoT Challenge with DOKU dan Indonesia IoT Blogging Competition 2016 juga turut diumumkan di sana.

Di bawah ini ialah daftar sepuluh proyek IoT yang akan dipamerkan di Indonesia IoT Expo 2016 Bandung beserta kreatornya. Jangan lewatkan acara seru ini dan sampai bertemu weekend di Bandung.

Indonesia IoT Expo 2016 1

Disclosure: DailySocial adalah media partner acara ini.