Mutual Funds Investment App “Kelola” to Target Young Generations

Kelola is a service developed to facilitate the public’s access to the investment instruments, such as mutual funds. It’s active from 2017, the service started with millennials as the target market. They expect to be the service to facilitate and help people to invest.

“On the current data, only 900 thousand of Indonesian people have mutual fund accounts for investment and only 600 thousand active users. Seen from the total population of productive age, still large opportunities in this sector. Regarding this, Kelola focused on investment literacy, particularly on Gen Z and millennials through social media, directly from Kelola app,” Eyfrel Likuajang, Kelola’s VP of Business Unit, said.

Competition among online mutual fund services is currently rising. Aside from two e-commerce giants, Bukalapak and Tokopedia, there are more services, such as Ajaib, XDana, Tanamduit, and INVISEE run business in the same segment.

Further, Likuajang said, Kelola was using very basic design due to making it easier for users to understand existing mutual fund products. They don’t want users to be confused when first trying to invest with financial jargons not many are familiar with. Kelola always trying to keep up the promotion with financial literacy.

In terms of features, Kelola has a mutual fund purchasing system that allows users to have its products with one payment. In terms of payment, Kelola strives for an easy and fast transaction of Virtual Account. In terms of products, mutual fund types curated are directly chosen from the best Investment Management in Indonesia.

“We provide digital access for the public to invest on financial products, such as mutual fund, and in the future might be insurance, P2P lending, and commodity [gold],” he added.

In its first eight-month operational, Kelola has reached more than 23 thousand app installation and 2300 active investors with AUM (Asset Under Management) reached Rp26 billion. As an under a year old service, Kelola’s focus is currently to increase market share and some other innovations.

“Later, Kelola will focus on improving market shares up to 15% by adding more types of investment products and focus on user acquisition, and literacy,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Investasi Reksa Dana Kelola Targetkan Generasi Muda

Kelola adalah layanan yang dikembangkan untuk memudahkan akses masyarakat terhadap instrumen investasi, seperti reksa dana. Mulai aktif di tahun 2017, layanan ini memulai petualangannya dengan target pasar generasi milenial. Mereka berharap bisa menjadi layanan yang memudahkan dan membantu masyarakat berinvestasi.

“Dari data yang ada, hanya sekitar 900 ribu penduduk Indonesia yang memiliki rekening reksa dana untuk investasi dan hanya sekitar 600 ribu investor reksa dana aktif. Jika dilihat dari total penduduk pada usia produktif, peluang pada sektor ini masih sangat besar. Menyikapi peluang ini, Kelola fokus pada literasi investasi, terutama pada generasi Z dan milenial lewat social media dan langsung dari aplikasi Kelola,” terang VP Business Unit Kelola Eyfrel Likuajang.

Persaingan di layanan reksa dana online saat ini memang mulai semarak. Selain dua raksasa e-commerce, Bukalapak dan Tokopedia, tersedia juga layanan seperti AjaibXDana, Tanamduit, dan INVISEE di segmen yang sama.

Eyfrel lebih jauh menjelaskan, Kelola dari awal memang didesain sangat sederhana dengan tujuan memudahkan pengguna memahami produk reksa dana yang ada. Mereka tidak ingin pengguna bingung di awal ketika mencoba mulai berinvestasi dengan jargon-jargon finansial yang belum banyak diketahui banyak orang. Pihak Kelola juga terus mengimbangi promosi dengan literasi finansial.

Dari segi fitur, Kelola memiliki sistem pembelian reksa dana yang memungkinkan pengguna melakukan pembelian beberapa produk reksa dana dengan sekali pembayaran. Untuk pembayaran, Kelola mengusahakan kemudahan dan kecepatan dengan penggunaan Virtual Account. Dari sisi produk, jenis reksa dana yang ditawarkan merupakan hasil kurasi atau dipilih langsung dari Management Investasi terbaik di Indonesia.

“Kami memberikan akses digital bagi masyarakat untuk berinvestasi pada produk keuangan seperti reksa dana dan di masa mendatang bisa asuransi, P2P lending, obligasi retail, dan komoditas (emas),” imbuh Eyfrel.

Kelola di delapan bulan pertama operasinya sudah mendapatkan lebih dari 23 ribu pemasangan aplikasi dan 2300 investor aktif  dengan AUM (Asset under Management) mencapai Rp26 miliar. Sebagai layanan yang belum menginjak usia satu tahun, fokus Kelola saat ini masih meningkatkan pangsa pasar dan beberapa inovasi lainnya.

“Ke depan Kelola fokus untuk meningkatkan pangsa pasar hingga 15% dengan menambah jenis produk investasi dan fokus pada user acquisition melalui literasi,” tutup Eyfrel.

Application Information Will Show Up Here

INVISEE Investment Platform is Officially Launched and Available on iOS

INVISEE, a platform to help people in making investments, has been officially launched. Operating under PT Nusantara Sejahtera Investama (NSI), INVISEE is designed as a market for specific investment products. Its mission is to grow continuously and increase investment products to be purchased.

Eri Primaria, NSI’s President Director, said that INVISEE was started on January 2017 as a web application, followed by an Android version in July of the same year. By making the official launch, Primaria expects to tighten INVISEE’s position in the investment market, which currently focuses on mutual fund products.

The objective of this app launching is to strengthen INVISEE’s position in the market as an investment boutique. It’s not an ordinary marketplace, because of the partnered investment’s products and managers are selected based on INVISEE’s criteria,” he explained.

At the moment, INVISEE also launched an update for their mobile app by embedding new features, it’s the help feature in registration. They also introduced the iOS version.

He explained, in running a business as mutual funds seller, INVISEE partners with some investment managers, such as Insight Investment Management, Trimegah AM, BNI-AM, Mandiri Investment Management, EastSpring AM, and Danareksa. The list will keep increasing as INVISEE‘s commitment to providing the best products for its users.

In terms of features, INVISEE added e-money as one of the payment methods supported by Viseepay and T-Cash. There is also a Goal Planner which has been the leading feature in INVISEE that allows users to design their plans, such as Umrah, and Qurban. INVISEE also prepared a “Mutual Funds Zakat” feature as the partnership result with BAZNAS and expected to help customers for charity and alms.

INVISEE claims to have acquired 15,000 users and plan to accelerate user’s growth and AUM (Assets Under Management) 500% per year. This plan includes adding new products. Not only mutual funds, INVISEE targets to sell State Treasury’s documents, Sukuk in retail/savings and some other financial products.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Platform Investasi INVISEE Resmi Meluncur, Sediakan Aplikasi di Platform iOS

INVISEE, platform yang mencoba memudahkan masyarakat berinvestasi, telah resmi diluncurkan. Beroperasi di bawah naungan PT Nusantara Sejahtera Investama (NSI), INVISEE didesain sebagai marketplace khusus produk investasi. Mempunyai misi untuk terus tumbuh dan memperbanyak produk investasi yang bisa dibeli.

Direktur Utama NSI Eri Primaria menceritakan, INVISEE hadir sejak Januari 2017 dalam bentuk aplikasi web, kemudian disusul aplikasi Android di bulan Juli di tahun yang sama. Dengan adanya peluncuran resmi ini, Eri berharap bisa semakin mengukuhkan posisi INVISEE di pasar pembelian investasi, yang saat ini fokus melayani produk reksa dana.

“Tujuannya di-launch-nya aplikasi ini adalah untuk lebih menguatkan posisi INVISEE di market sebagai butik investasi. Bukan hanya marketplace investasi biasa, karena produk dan manajer investasi yang berpartner sudah diseleksi berdasarkan kriteria yang INVISEE tetapkan,” terang Eri.

Di momen peluncuran kali ini INVISEE juga meluncurkan pembaruan untuk aplikasi mobile mereka dengan menyematkan fitur baru, yakni fitur bantuan dalam registrasi. INVISEE juga memperkenalkan aplikasi untuk platform iOS.

Eri menjelaskan, dalam menjalankan bisnis sebagai penjual reksa dana INVISEE bekerja sama dengan sejumlah manajer investasi, seperti Insight Investment Manajemen, Trimegah AM, BNI-AM, Mandiri Manajemen Investasi, EastSpring AM dan Danareksa. Daftar tersebut juga akan terus bertambah sebagai wujud komitmen INVISEE dalam memberikan produk terbaik bagi penggunanya.

Dari segi fitur, INVISEE menambahkan metode pembayaran menggunakan platform e-money yang didukung Viseepay dan T-Cash. Ada juga fitur Goal Planner yang selama ini menjadi unggulan di INVISEE karena memungkinkan pengguna merancang rencana mereka, seperti rencana liburan umroh dan berkurban. Pihak INVISEE juga menyiapkan fitur “Zakat Reksa Dana” hasil kerja sama dengan BAZNAS yang diharapkan bisa membantu nasabah untuk zakat maupun sedekah.

Pihak INVISEE mengklaim saat ini mereka sudah berhasil mendapatkan 15.000 pengguna dan rencananya akan terus menggenjot pertumbuhan pengguna dan AUM (Assets Under Management) 500% di setiap tahunnya. Rencana INVISEE juga termasuk dengan menambah produk yang dijual. Tidak hanya reksa dana, INVISEE menargetkan bisa menjual produk surat Bendahara Negara, Sukuk ritel / Sukuk Tabungan dan beberapa produk finansial lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Ajaib Hadirkan Layanan Manajer Keuangan untuk Investasi Reksa Dana

Setelah kolaborasi Jagartha Advisors dan Bareksa yang fokus membantu pengguna menemukan investasi reksa dana online yang tepat, hadir pula layanan serupa yang menyasar individu kalangan menengah untuk berinvestasi reksa dana secara online bernama Ajaib.

Startup lulusan program Y Combinator ini didirikan Anderson Sumarli, Yada Piyajomkwan, dan Kevin Lee. Kepada DailySocial, Chief Growth Officer Yada Piyajomkwan mengungkapkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami peningkatkan middle class dan diprediksi akan mencapai 120 juta penduduk pada tahun 2020.

“Hampir sama dengan yang terjadi di Tiongkok dan India, dengan meningkatnya disposable income akan semakin banyak orang yang akan memulai untuk berinvestasi,” kata Yada.

Ditambahkan Yada, saat ini hanya 0,5% penduduk Indonesia dari 260 juta yang sudah memulai untuk berinvestasi. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan utama mengapa Ajaib didirikan.

“Kami juga melihat bahwa layanan perencanaan keuangan saat ini hanya tersedia bagi kalangan menengah ke atas. Misi kami ingin mendemokrasikan akses produk keuangan dan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia bagi semua kalangan,” kata Yada.

Rekomendasi berdasarkan profil risiko investasi

Ketika middle class ingin memulai berinvestasi, hal pertama yang mereka hadapi adalah tantangan, yaitu kurangnya pengetahuan dan sedikitnya sumber referensi yang bisa diminta untuk memberikan saran. Saat ini jika ingin memiliki manajer keuangan pribadi, dibutuhkan biaya yang tidak murah dan layanan ini hanya mampu dinikmati oleh kalangan premium.

Secara khusus, Ajaib menyediakan portofolio yang personal berdasarkan profil risiko pengguna. Ajaib juga memungkinkan pembukaan akun untuk tabungan dan investasi, memanfaatkan manajer keuangan yang memiliki lisensi. Secara otomatis semua portofolio tersebut diawasi Ajaib. Dimulai dari reksa dana, rencana Ajaib adalah menambah pilihan investasi lainnya.

“Kami memberikan sebuah rekomendasi portofolio yang dipersonifikasi sesuai dengan tujuan masing-masing individu. Ajaib membantu memberikan rekomendasi profil resiko investasi yang berbeda,” kata Yada.

Menurut Yada, proses tersebut cukup banyak diterapkan di Amerika Serikat, namun belum terlalu familiar dan masih sedikit dimanfaatkan di Indonesia. Manajer investasi yang ada saat ini, masih cukup mahal tarifnya, untuk dimanfaatkan oleh kalangan menengah.

Ajaib merekomendasikan kepada pengguna untuk memulai portofolio di bawah $15 (sekitar Rp 200 ribu lebih). Ajaib juga tidak mengenakan biaya untuk akun tersebut. Ajaib hanya mengenakan biaya manajer investasi di dalam platform.

“Kami menciptakan portofolio yang lebih personal untuk pengguna kapan saja dimana saja melalui smartphone mereka dan menyematkan automate portfolio management, termasuk fitur seperti auto-rebalancing [menggunakan robo advisor],” kata Yada.

Rencana dan target Ajaib

Meskipun masih belia usianya, Rencana Ajaib selanjutnya adalah menyempurnakan produk dan layanan di aplikasi, yang saat ini sudah tersedia di Android. Dalam waktu dekat Ajaib juga akan meluncurkan aplikasi dalam versi iOS.

Target Ajaib lainnya adalah membantu lebih banyak masyarakat Indonesia melakukan pengembangan produk, sehingga aplikasi yang Ajaib sediakan mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat di Indonesia

“Setelah mendapatkan funding dari Y Combinator, kami akan mulai melakukan edukasi dan penetrasi ke berbagai lapisan masyarakat untuk mencapai tujuan dan misi kami yaitu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, dan menyediakan layanan keuangan yang bisa dijangkau oleh siapa saja untuk memulai berinvestasi dengan mudah dan aman,” tutup Yada.

Application Information Will Show Up Here

EmasDigi Siap Hadirkan Produk Keuangan Valuta Asing dan Sasar Konsumen B2B

Setelah menjalankan bisnis selama empat bulan, layanan jual beli emas online EmasDigi dalam waktu dekat akan meluncurkan fitur terbaru, yaitu penjualan valuta asing (valas). CEO EmasDigi Claudia Kolonas menyebutkan, jika sudah siap dan proses validasi telah dirampungkan, produk terbaru ini akan segera hadir di platform EmasDigi.

“Sejak awal memang misi kita adalah tidak hanya menghadirkan jual beli emas secara online, namun juga produk finansial lainnya yang dibutuhkan oleh pengguna.”

Meskipun sudah masuk dalam rencana, tidak disebutkan siapa saja mitra yang nantinya akan bergabung bersama EmasDigi. Relasi EmasDigi dengan PT PG Berjangka yang resmi terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) memudahkan EmasDigi untuk menghadirkan produk-produk finansial lainnya di masa mendatang.

Selain valas, EmasDigi juga berencana untuk mengimplementasikan cashback untuk pengendapan saldo voucher.

Konsumen B2B

Saat ini EmasDigi mengklaim telah memiliki sekitar 30 ribu pengguna yang tersebar di 34 kota. Kebanyakan pengguna EmasDigi tersebut datang dari mitra yang sudah menjalin kemitraan dengan EmasDigi. Untuk menambah jumlah pengguna, EmasDigi berencana meluncurkan platform yang menyasar konsumen B2B. Selain itu EmasDigi juga akan membuka API untuk mempermudah kemitraan tersebut.

“Nantinya kami akan membuka kerja sama dengan layanan e-commerce agar mereka bisa menjual produk investasinya. Saat ini sudah ada e-commerce yang menjalin kemitraan dengan kami, jika sudah final prosesnya akan kami sebutkan lebih lanjut apa layanan e-commerce tersebut,” kata Claudia.

Disinggung apakah EmasDigi memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana, menurut Claudia hingga saat ini belum ada rencana untuk melakukan fundraising. Masih menggunakan dana yang ada, fokus EmasDigi adalah menambah pengguna, edukasi ke pengguna, sekaligus menambah mitra yang relevan.

Tugas baru Natali Ardianto

Dalam kesempatan tersebut turut hadir CTO EmasDigi yang baru, Natali Ardianto. Dalam presentasinya disebutkan, sebelum menempati posisi CTO EmasDigi, Natali mengklaim telah mendapat tawaran dari berbagai layanan e-commerce di Indonesia, namun akhirnya Natali memilih EmasDigi usai melepaskan jabatan di Tiket.

“Keputusan saya memilih EmasDigi karena EmasDigi memiliki fundamental yang kuat dan EmasDigi juga merupakan perusahaan yang memiliki potensi yang cerah di masa depan.”

Sebagai CTO, tugas Natali selanjutnya adalah mengembangkan teknologi sekaligus menghadirkan fitur yang memudahkan pengguna untuk melakukan jual-beli emas dan varian produk keuangan lainnya di EmasDigi.

“Kami juga akan mengembangkan skema O2O dengan menambah lebih banyak kemitraan dengan penjual emas. Dengan demikian proses online-to-offline tersebut bisa lebih lancar lagi,” kata Natali.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Provesty, Platform P2P Crowdfunding di Bidang Properti

Industri finansial teknologi yang semakin matang membuat banyak bermunculan startup dengan konsep beragam yang berada di sektor ini. Di antaranya yang muncul awal tahun ini adalah Provesty, sebuah platform investasi yang mengusung konsep peer to peer crowdfunding. Sederhananya Provesty berusaha menghubungkan antara perusahaan properti, seperti pengembangan atau perusahaan investasi dengan investor publik. Tujuannya tentu untuk memudahkan publik berinvestasi di sektor properti.

Akses untuk berinvestasi di platform Provesty sudah dibuka sejak Januari tahun ini. Namun dari segi sistem, pihak Provesty masih menjalankan sistem beta dan masih menunggu waktu untuk diluncurkan secara penuh. Meski demikian pihak Provesty menyebutkan sudah ada 500 investor yang terdaftar dan berhasil mengumpulkan Rp2,5 miliar untuk 4 proyek properti.

“Seperti yang kita tahu, investasi di properti memiliki entry barrier yang tinggi. Investor harus mengurus legaliltas, surat menyurat, KPR, survei lokasi, mencari penyewa, pembeli, dan lain-lain. Belum lagi akses-akses ke Properti dengan kualitas tinggi, baik residensial maupun komersial yang memiliki prospek return yang stabil hanya dimiliki segolongan orang tertentu. Dan jika pun semua dapat diakses, investor juga harus menaruh sejumlah besar uang pada satu kelas aset yang tidak likuid, jadi sangat minim diversifikasi atau dengan kata lain memiliki risiko yang tinggi,” terang CEO Provesty Muhammad Afif Izzatullah.

Ia melanjutkan, “Dengan Provesty dan crowdfunding, Investor dapat mendiversifikasikan investasinya ke berbagai tipe Properti, baik itu komersial maupun residensial ataupun mendiversifikasi risiko antara invest di pembangunan (ground up development), fliping rumah untuk jangka pendek, ataupun invest langsung di aset yang stabil misal gedung di tengah kota.”

Afif dan tim merancang Provesty untuk bisa memaksimalkan teknologi dan data untuk bisa melayani setiap transaksi di sistem mereka. Fitur-fitur di dalam sistem Provesty antara lain akses pengguna atau investor ke proyek yang sudah dianalisis due diligence dan juga jaminan keamanan transaksi. Provesty juga memberikan detil informasi properti dan risiko di situs mereka untuk membantu investor mempertimbangkan keputusan mereka.

Sementara untuk produk investasi, saat ini ada dua jenis tipe investasi yang disediakan Provesty, yakni proyek pembangunan (probuild) dan flipping (proflip).  Proyek pembangunan yang dimaksud merupakan proyek konstruksi, seperti pembangunan perumahan.

“Ke depannya Provesty ingin bisa memberikan berbagai alternatif investasi, mulai dari tingkat resiko rendah hingga tinggi, ataupun jangka waktu yang pendek di bawah 1 tahun ataupun jangka panjang di atas 3 tahun, dengan kelebihannya Investor juga bisa mendapatkan imbal hasil dari harga sewa properti,” terang Afif.

Afif dan tim cukup percaya diri dengan apa yang dijalankan saat ini. Afif menilai Indonesia saat ini memiliki potensi pasar yang besar dan pertumbuhan di sektor properti ang cuutp tinggi di Indonesia. Teknologi yang diusung Provesty diharapkan bisa menjadi solusi untuk lebih mengakselerasi pembangunan.

“Kami merupakan startup di bidang teknologi sehingga ingin tumbuh secara cepat dan eksponensial, namun kami juga merupakan perusahaan investasi di bidang industri strategis yaitu properti, sehingga secara operational kami akan bergerak sekonvensional dan se-aman mungkin dengan melakukan due diligence & credit scoring yang akurat berdasarkan data,” imbuh Afif.

Untuk tahun ini Afif menjelaskan Provesty menargetkan untuk bisa mendapatkan pertumbuhan bersamaan dengan menguatkan pondasi due diligence dan credit scoring yang akurat untuk setiap proyek ataupun properti yang masuk di Provesty.

IndoGold is Going Aggressive for Fintech Partnership This Year

A gold trading platform, IndoGold, will tighten its partnership with other fintech this year, payment gateway in particular. Some of which are digital wallet platform Doku and Go-Pay.

On company’s observation, the partnership with other fintech may smoothen the transaction. Moreover, partnerships are getting wide open, given the fintech company are spreading in Indonesia.

“This is an era of partnership. Unlike the old days, we haven’t decided whom to partner. There aren’t any fintech to partners with,” Amri Ngadiman, CEO of IndoGold, said on IndoGold Talkshow in Jakarta Convention Center (JCC), Thu (4/20).

He said that there are ongoing partnerships with some fintech companies. Doku, for example, the partnership with this e-wallet platform has been going for four months, but haven’t realized.

Currently, IndoGold is doing API integration with Doku’s. Later, Doku’s users won’t have to register in IndoGold for a cashless gold transaction in the platform.

“We’re in development to connect Doku’s API with ours, it’ll soon to be launched. There’s also few fintech on progress, not only Doku. Considering this is a digital era, it takes time to integrate two systems,” he explained.

Mobile app re-launch

In addition, IndoGold is developing the new app to be re-launched in late 2018. Currently, in iOS and Android, IndoGold app is still in beta version.

IndoGold’s CEO said on the current development, it’s expected to facilitate users to invest. Given the example that users have to click many buttons to make a transaction.

“Then, in the latest update, we’ll introduce many additional features. It’s still on the list. No need to worry, the current app can be used for transactions.”

PT Sinar Rezeki Handal, IndoGold’s parent company, provides an online platform for gold trading since 2011. The transaction can be done through the website or mobile app. IndoGold also a part of Indonesia’s Fintech Association and Indonesia’s E-Commerce Association.

The mobile app has been downloaded 118,000 times since the first launching in 2013. Meanwhile, the site already has 63,000 members since 2011.

Up until now, Ngadiman considers gold as the best instrument of investment. Mobile platform for gold trading is expected to attract other segments of the market, particularly today’s generation.

“In the old days, we have to buy gold in retail and get the physical form. Nowadays, it’s getting easier and credible. In this way, we expect today’s generation to invest in gold, like the oldies.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bareksa Partners with Tokopedia to Launch the Same-Day Disbursement Mutual Fund

Today (4/23), in order to acquire more customers and to increase public’s financial literation, Bareksa, a mutual fund marketplace partners with Tokopedia and Syailendra Capital in introducing an online liquid mutual fund, to be disbursed and sent to their accounts on the same day (T+0) through Tokopedia.

William Tanuwijaya, CEO of Tokopedia, also presents in the grand launching. He said to the media that the company has around 40 million unique users and this strategic partnership is expected to add more services in Tokopedia.

“We, in Tokopedia, want to invite public to buy the fast and affordable mutual funds. Furthermore, Indonesia’s population can all be the investors start from Tokopedia,” he added.

The only online mutual fund initiated by Bareksa and e-commerce are targeted to acquire a million customers with billion rupiahs of managed funds during the first year.

Bareksa alone has paired with Tokopedia selling mutual funds since the late February 2018.

Regarding some investment of Bareksa and Tokopedia, Ady F Pangerang, the CEO of Bareksa, confirmed it as the joint venture, but the value is still undisclosed.

“Later, the existing investment will be used for marketing, operational, legal, and educational activities to all Tokopedia users,” he said.

Simple process

On the occasion, there’s an information of how Bareksa mutual funds work in Tokopedia app. By using the Tokopedia app, users can register as mutual fund’s customer with the minimum purchase of Rp10 thousand.

“Moreover, using E-Wallet in Tokopedia, users can top-up balance via bank transfer, to be saved in E-Wallet. The nominal purchasing of mutual funds can be directly transferred from Tokopedia E-Wallet,” he said.

Benefits for those purchasing mutual funds in Tokopedia are inclusive, safety, convenient within 5 minutes process, investors can directly sell investment and get a return up to 7%.

“Another privilege is the instant redemption, it’s a saving in the mutual fund to be used for shopping in Tokopedia or auto sweep, where the users will automatically enter the mutual fund account,” he added.

Currently, Bareksa has around 110 thousand investors, the number is increasing by 60% compared to Desember 2017. They also scored the increase of customer’s funding to Rp850 billion per 9 April 2018.

Supported by OJK

Sujanto, Managing Director of OJK, also presents to support the partnership of Bareksa and Tokopedia in launching the online mutual fund. Eyeing the current trend, he revealed the most purchased mutual funds are online-based.

“It’s probably because the fast and easy process that makes Indonesia’s population prefer the online mutual fund.”

However, seen from the number of population that really understand the mutual fund’s product, it is only 23% according to OJK. Therefore, it’s rather important for Bareksa and Tokopedia to improve education for the public regarding the mutual fund.

As the regulator, OJK fully supports the online mutual fund initiated by Tokopedia and Bareksa.

“If Tokopedia has claimed 40 million unique visitors, it’s obviously easier to educate people about the mutual fund. I also expected not only a million new customers but all Tokopedia users.” Sujanto explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bareksa dan Tokopedia Luncurkan Reksa Dana yang Bisa Cair di Hari yang Sama

Bertujuan menambah jumlah nasabah sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat, hari ini (23/4), marketplace reksa dana BareksaTokopedia, dan Syailendra Capital meluncurkan layanan reksa dana online yang likuid, bisa dicairkan dan diterima di rekening nasabah di hari yang sama (T+0) melalui aplikasi Tokopedia.

Turut hadir dalam acara peluncuran tersebut CEO Tokopedia William Tanuwijaya. Kepada media William mengungkapkan saat ini Tokopedia memliki sekitar 40 juta pengguna unik, melalui kerja sama strategis ini diharapkan bisa menambah layanan yang ada di Tokopedia kepada pengguna.

“Kami di Tokopedia ingin mengajak lebih banyak masyarakat umum untuk membeli reksa dana secara cepat dan terjangkau. Agar selanjutnya masyarakat Indonesia bisa menjadi investor di mulai dengan Tokopedia,” kata William.

Layanan reksa dana online yang diklaim satu-satunya yang diinisiasi Bareksa dan layanan e-commerce menargetkan satu tahun pertama bisa mendapatkan satu juta nasabah dengan dana yang dikelola hingga miliaran rupiah.

Bareksa sendiri telah menggandeng Tokopedia berjualan reksa dana sejak akhir Februari 2018.

Disinggung berapa investasi yang digelontorkan Bareksa dan Tokopedia, CEO Bareksa Ady F Pangerang menegaskan, investasi yang diberikan merupakan patungan antara Tokopedia dan Bareksa, namun enggan menyebutkan nilai investasi tersebut.

“Nantinya investasi yang ada akan kami gunakan untuk kegiatan pemasaran, oprasional, legal dan edukasi kepada pengguna Tokopedia,” kata Ady.

Dipilihnya Syailendra Capital sebagai mitra Bareksa karena kemampuan Syailendra Capital untuk melakukan redemption dalam jumlah kecil hingga besar dan kapabilitas Syailendra mengelola ribuan transaksi per hari.

Proses mudah

Dalam kesempatan tersebut turut diinformasikan bagaimana cara kerja layanan reksa dana Bareksa di aplikasi Tokopedia. Hanya dengan memanfaatkan akun Tokopedia, pengguna kemudian bisa mendaftarkan diri menjadi nasabah reksa dana. Produk reksa dana Tokopedia menawarkan minimum pembelian Rp10 ribu.

“Nantinya memanfaatkan E-Wallet di Tokopedia, pengguna bisa melakukan Top Up via bank transfer, untuk kemudian disimpan di E-Wallet. Sesuai dengan jumlah yang ingin dibeli untuk reksa dana, semua bisa dipotong langsung dari dana yang tersimpan di E-Wallet Tokopedia,” kata Ady.

Keuntungan lain yang bakal didapatkan oleh nasabah jika membeli reksa dana di Tokopedia adalah, inklusif, keamanan, kenyamanan dengan proses yang hanya 5 menit saja, investor bisa menjual investasi secara langsung, dan bisa mendapatkan return hingga 7%.

“Keunggulan lainnya adalah instant redemption yaitu dana yang tersimpan di reksa dana bisa digunakan untuk belanja di Tokopedia dan auto sweep, di mana dana pengguna Tokopedia akan secara otomatis masuk ke akun reksa dana,” kata Ady.

Bareksa saat ini telah memiliki sekitar 110 ribu investor reksa dana, angka yang diklaim melonjak lebih dari 60% dibandingkan Desember 2017. Bareksa juga telah membukukan kenaikan jumlah dana yang diinvestasikan nasabah menjadi Rp850 miliar per 9 April 2018.

Didukung OJK

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan Sujanto yang mendukung kerja sama antara Bareksa dengan Tokopedia meluncurkan layanan reksa dana online. Dilihat dari tren saat ini, Sujanto menyebutkan pembelian terbanyak reksa dana mulai didominasi secara online.

“Mungkin karena kemudahan dan kecepatan tersebut yang pada akhirnya banyak dipilih oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.”

Namun demikian dilihat dari jumlah masyarakat yang memahami benar produk reksa dana, menurut OJK saat ini jumlahnya hanya mencapai 23%. Untuk itu penting bagi Bareksa dan Tokopedia meningkatkan kegiatan edukasi kepada masyarakat umum terkait reksa dana.

Sebagai regulator, OJK mendukung sepenuhnya reksa dana online yang di inisiasi oleh Tokopedia dan Bareksa.

“Jika Tokopedia saja saat ini mengklaim sudah memiliki 40 juta pengunjung unik artinya akan lebih mudah edukasi yang dilakukan Tokopedia terkait dengan reksa dana. Saya harap juga bukan satu juta nasabah baru target dari produk ini, tapi semua pengguna yang ada di Tokopedia,” kata Sujanto.

Application Information Will Show Up Here