Hedosophia, Saison Capital, dan Sejumlah Investor Terlibat di Pendanaan Seri B BukuKas

Pertengahan Mei 2021 lalu, BukuKas baru mengumumkan pendanaan seri B senilai $50 juta. Sequioa Capital India dikatakan memimpin putaran tersebut diikuti angel investor Gokul Rajaram dan Taavet Hinrikus.

Dari data yang kami dapatkan, sejumlah investor global ternama turut andil dalam putaran tersebut. Pemodal ventura asal London, Hedosophia dikabarkan menjadi pemimpin dalam putaran ini, dengan partisipasi nilai mayoritas dari total pendanaan (est $30 juta).

Selain itu ada juga limited partner yang bergabung dengan total keterlibatan hampir seperlima dari total saham yang diperdagangkan, yakni Gemini Investments. Diketahui LP ini juga masuk sempat berpartisipasi ke pendanaan Kopi Kenangan dan Payfazz.

Adapun daftar investor lainnya yang turut terlibat dan belum disebut dalam pemberitaan sebelumnya meliputi Cormano Trade & Investment, Saison Capital, Dogan Online, Cambium Grove Capital, Alter Global, Delaware, January Capital, Orion Advisor, TS Guardians, dan Endeavor Catalyst.

Dengan pendanaan tersebut, saat ini BukuKas diperkirakan telah mencapai valuasi $195 juta.

Hingga April 2021, BukuKas telah berhasil merangkul 6,3 juta pemilik toko dan pelaku usaha kecil, yang mana hampir separuhnya atau sebanyak 3 juta pengguna di antaranya adalah pengguna aktif bulanan. BukuKas mencatatkan akumulasi nilai transaksi sebesar hampir $25,9 juta miliar, atau setara 2,2% dari PDB Indonesia.

BukuKas menargetkan pada 2022 mendatang, perusahaan dapat menumbuhkan jumlah pengguna hingga 20 juta UMKM.

Sementara itu rival utamanya BukuWarung pada awal Juni 2021 ini juga baru mengumumkan penutupan pendanaan seri A yang dipimpin oleh Valar Ventures dan Goodwater Capital. Putaran ini menghasilkan nilai investasi $60 juta, membawa valuasi perusahaan di kisaran $190 juta.

Baik BukuKas dan BukuWarung sama-sama menyuguhkan aplikasi untuk membantu pelaku UMKM melakukan pencatatan transaksi harian. Misi jangka panjangnya untuk menghadirkan layanan fintech komprehensif bagi UMKM di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

BukuKas Secures Series A Funding Worth of 142 Billion Rupiah Led by Sequoia Capital India

A startup developing a financial record keeping app for SMEs, BukuKas, today (12/1) announced Series A funding of $10 million or the equivalent of 142 billion Rupiah. This round was led by Sequoia Capital India with the participation of previous investors, including Saison Capital, January Capital, Founderbank Capital, Cambium Grove, Endeavor Catalyst, and Amrish Rau.

Founded in 2019, BukuKas has successfully raised $22 million or the equivalent of 313 billion Rupiah from investors – including through seed and pre-series A rounds. The additional capital will be focused on accelerating merchant acquisitions and building up the technical/product team at the Jakarta office. and Bangalore.

As of November 2020, BukuKas users has reached 3.5 million with 1.8 million active monthly users. However, BukuKas has quite some competitors in market share. The closest one is BukuWarung, with a business model similar to that of millions of users. In addition, there are several local startups that have also launched SME financial records applications, including Credibook, Moodah, Teman Bisnis, Akuntansiku, etc.

“To date, we see this funding round as a strong belief in a huge market opportunity, as well as team and execution capabilities. Even though we have grown rapidly this year, we are just getting started. This round is an important step for us to continue working towards our mission to empowering 60 million small traders and retailers in Indonesia so that they go digital,” BukuKas’ Co-Founder & CEO Krishnan Menon said.

In a previous interview with DailySocial, he said that his business is positioned as an SME digitization software company that will develop into a fintech player. “Sellers have realized that go-digital is very important to their business. Sellers save 2-4 hours a day, 20% in costs, and minimize manual calculation errors. We also allow merchants to recover debts 3x faster because the process is automated.”

Regarding its business model, he also explained, “We currently have an interesting initial experiment on monetization, but it’s still too early. It can be done in many ways, some of which are obvious like SaaS, financial solutions, and there are some interesting thoughts but we are yet to share.”

In its release, BukuKas also announced the acquisition of the Catatan Keuangan Harian app. This company act has actually been going on since last September 2020; expected of strengthening their leadership in related segments.

Statistik pengguna BukuKas dengan matriks DAU / LinkedIn, Krishnan Menon
BukuKas user statistic with DAU metrics / LinkedIn, Khrisnan Menon

“Although the application features can be replicated as they develop, maintaining extreme levels of simplicity in products while adding substantial value will be a challenge. Eventually, companies that are able to make this happen on a large scale will take the lead,” said Krishnan.

With its unique characteristics, the Indonesian market does need a special touch. BukuKas team believes in this, which is represented in feature adjustments. For example, to be able to reach users in small cities, they present an offline mode with automatic synchronization when the user is successfully connected to the internet network.

Furthermore, BukuKas’ Co-Founder & COO Lorenzo Peracchione said, in the near future there will be several new features including digital payment integration. “Merchants will be able to collect money from their customers using various payment options in an easy way. Payments will be automatically added to the BukuKas application, which further automates the bookkeeping process and reduces the inconvenient process for our users.”

BukuKas also recently released an innovative inventory management module in its application. This feature allows small sellers to track the movement of their stock without creating complex frameworks that characterize today’s inventory management solutions.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

BukuKas Dapat Pendanaan Seri A 142 Miliar Rupiah Dipimpin Sequoia Capital India

BukuKas, startup pengembang aplikasi pencatatan finansial untuk UMKM hari ini (12/1) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $10 juta atau setara 142 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh Sequoia Capital India dengan partisipasi investor sebelumnya, yakni Saison Capital, January Capital, Founderbank Capital, Cambium Grove, Endeavor Catalyst, dan Amrish Rau.

Sejak didirikan pada tahun 2019, BukuKas telah berhasil mengumpulkan dana $22 juta atau setara 313 miliar Rupiah dari investor — termasuk melalui putaran seed dan pre-series A. Modal tambahan akan difokuskan untuk mempercepat akuisisi merchant, dan memperkuat tim teknis/produk di kantor Jakarta dan Bangalore.

Per November 2020, BukuKas telah memiliki 3,5 juta pengguna aplikasi dengan 1,8 juta pengguna bulanan aktif. Namun demikian, BukuKas tidak bermain sendiri di pangsa pasar ini. Kompetitor terdekatnya adalah BukuWarung, dengan model bisnis yang mirip dengan jutaan pengguna. Selain itu ada beberapa startup lokal yang juga luncurkan aplikasi catatan keuangan UMKM, di antaranya Credibook, Moodah, Teman Bisnis, Akuntansiku, dll.

“Kami melihat putaran pendanaan ini sebagai kepercayaan yang kuat pada peluang pasar yang besar, serta kemampuan tim dan eksekusi sejauh ini. Meskipun kami telah berkembang pesat tahun ini, kami baru saja memulai. Putaran ini merupakan langkah penting bagi kami untuk terus bekerja menuju misi untuk memberdayakan 60 juta pedagang kecil dan pengecer di Indonesia agar mereka beralih ke digital,” kata Co-Founder & CEO BukuKas Krishnan Menon.

Dalam wawancara sebelumnya dengan DailySocial, ia menyampaikan bahwa bisnisnya diposisikan sebagai perusahaan perangkat lunak digitalisasi UMKM yang akan berkembang menjadi pemain fintech. “Para pedagang telah menyadari bahwa go-digital sangat penting bagi bisnis mereka. Pedagang menghemat waktu 2-4 jam sehari, 20% biaya, dan meminimalisir kesalahan perhitungan manual. Kami juga memungkinkan pedagang untuk memulihkan kasbon 3x lebih cepat karena prosesnya otomatis.”

Kemudian terkait model bisnis ia juga menjelaskan, “Saat ini kami memiliki eksperimen awal yang menarik tentang monetisasi, tapi masih terlalu dini. Itu bisa dilakukan dengan banyak cara, beberapa yang sudah jelas seperti SaaS, solusi finansial, dan ada beberapa yang menarik lainnya tapi belum bisa kami bagian saat ini.”

Dalam rilisnya, BukuKas juga mengumumkan akuisisinya terhadap aplikasi Catatan Keuangan Harian. Aksi perusahaan ini sebenarnya sudah dilakukan sejak bulan September 2020 lalu; dengan harapan bisa memperkuat kepemimpinan mereka di segmen terkait.

Statistik pengguna BukuKas dengan matriks DAU / LinkedIn, Krishnan Menon
Statistik pengguna BukuKas dengan matriks DAU / LinkedIn, Krishnan Menon

“Meskipun fitur aplikasi dapat ditiru seiring perkembangan, mempertahankan tingkat kesederhanaan yang ekstrem dalam produk sambil menambahkan nilai substansial akan menjadi sebuah tantangan. Pada akhirnya perusahaan yang mampu mewujudkan hal ini dalam skala besar yang akan memimpin,” kata Krishnan.

Dengan karakteristik unik, pasar Indonesia memang perlu sentuhan khusus. Hal tersebut yang juga dipercayai tim BukuKas, direpresentasikan dalam penyesuaian fitur. Misalnya, untuk dapat menjangkau pengguna di kota-kota kecil, mereka menghadirkan fitur mode offline dengan sinkronisasi otomatis ketika pengguna berhasil terkoneksi ke jaringan internet.

Lebih lanjut Co-Founder & COO BukuKas Lorenzo Peracchione menyampaikan, dalam waktu dekat akan ada beberapa fitur baru termasuk integrasi pembayaran digital. “Pedagang akan dapat mengumpulkan uang dari pelanggan mereka menggunakan berbagai opsi pembayaran dengan cara yang mudah. Pembayaran akan secara otomatis ditambahkan di aplikasi BukuKas, yang selanjutnya mengotomatiskan proses pembukuan dan mengurangi proses yang kurang nyaman bagi pengguna kami.”

BukuKas juga baru saja mengeluarkan modul manajemen inventaris yang inovatif dalam aplikasinya. Fitur ini memungkinkan pedagang kecil melacak pergerakan stok mereka tanpa menimbulkan kerangka kerja rumit yang menjadi ciri solusi manajemen inventaris saat ini.

Application Information Will Show Up Here

BukuKas Dapatkan Pendanaan Pra-Seri A Senilai 134 Miliar Rupiah

BukuKas, startup yang menawarkan solusi pengelolaan finansial bagi UKM mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan pra-seri A sebesar $9 juta atau setara dengan 134 miliar Rupiah. Investor baru yang terlibat putaran pendanaan kali ini adalah Surge (program akselerator milik Sequoia Capital India), Credit Saison, Speedinvest, S7V, January Capital, dan Cambium Grove Capital.

Investor di tahap sebelumnya yakni Prasetia Dwidharma juga turut terlibat lagi dalam pendanaan ini. Dengan pendanaan kali ini secara keseluruhan BukuKas telah membukukan pendanaan senilai $12 juta.

Dihubungi DailySocial, Co-founder & CEO BukuKas Krishnan Menon mengaku pihaknya sedang membangun ekosistem layanan yang mampu menyentuh berbagai aspek untuk kemudahan mitra merchant mereka yang tersebar di 700 kota di Indonesia. Untuk saat ini fitur atau layanan yang sedang dipersiapkan mencakup layanan invoice, manajemen inventori, dan beberapa hal lain yang sesuai dengan kebutuhan UKM.

“Kesulitan para pedagang tidak terbatas pada manajemen keuangan. Kami bermaksud untuk menawarkan lebih banyak layanan digitalisasi kepada merchant oleh kami sendiri atau melalui kemitraan,” sambung Krishnan.

Krishnan turut mengatakan, para investor cukup antusias melihat peluang pasar yang besar dan pengalaman para founder yang sudah 8 tahun berjibaku di pasar Indonesia. Termasuk semangat dan obsesi tim BukuKas untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi UKM di Indonesia.

Gambaran Persaingan

Di Indonesia BukuKas baru berjalan selama 8 bulan. Kendati demikian menurut Krishnan mereka telah berhasil menjangkau banyak kota yang berada di luar tier 1 dan termasuk ke berbagai jenis usaha. Ini juga yang menjadi salah satu bukti bahwa konsep manajemen keuangan untuk UKM seperti BukuKas bisa jadi sangat fleksibel. Wajar jika potensi ini coba dilirik pemain lain seperti BukuWarung dan Kasvlo.

BukuWarung belum lama ini juga mengumumkan penggalangan dana pra-seri A yang dipimpin Quona Capital, padahal tiga bulan sebelumnya mereka baru saja merampungkan pendanaan tahap awal dari East Ventures. Sementara Kasvlo baru mengumumkan kehadirannya pada Juni kemarin.

Menanggapi persaingan ini Krishnan cukup optimis dengan pengalaman dan pengetahuan mereka terhadap produk dan pasar di Indonesia.

“Kekuatan inti kami terletak pada pengetahuan kami tentang para merchant, tentang denyut nadi dan pain point mereka. Ini memang pasar yang kompetitif tetapi kami fokus pada apa yang kami kuasai, yaitu mendengarkan pengguna, fokus pada produk dan teknik, dan eksekusi cepat. Ini telah menunjukkan hasil sejauh ini dan kami yakin itu akan terus berlanjut,” terang Krishnan.

“Meskipun ekosistem pengelolaan keuangan digital sedang dan akan tetap kompetitif, kami juga melihat banyak peluang bagi pemain yang berbeda untuk bermitra bersama untuk melayani pengguna dengan lebih baik,” lanjutnya.

Menuju ulang tahun pertamanya tampaknya BukuKas masih terus berambisi untuk menjangkau lebih banyak pengguna dan mencari solusi terbaik untuk permasalahan-permasalahan UKM.

“Kini mengarungi 2020 BukuKas menetapkan tiga fokus utama mereka ada pada meningkatkan pengalaman merchant dalam menggunakan platform mereka, menambahkan beberapa fitur kunci yang berguna, dan membantu merchant untuk menghadapi pandemi ini,” ujar Krishnan pada wawancara Mei silam.

Application Information Will Show Up Here