IDEAL Debut dengan Pendanaan Pra-Awal 57 Miliar Rupiah, Demokratisasi Proses Pengajuan KPR

Startup proptech yang fokus membantu memudahkan proses pembiayaan atau pengelolaan hipotek “IDEAL” mengumumkan perolehan pendanaan pra-awal senilai $3,8 juta atau senilai 57 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh AC Ventures dan Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari Living Lab Ventures dan Ciputra Group.

Dana segar akan dimanfaatkan IDEAL untuk pengembangan produk, perekrutan dan peningkatan layanan. Startup ini didirikan oleh sejumlah founder, meliputi Albert Surjaudaja, Ian Daniel Santoso, Indira Nur Shadrina, dan Jeganathan Sethu.

Layanan dan model bisnis

Platform IDEAL membantu pengguna menghitung biaya dan cicilan pembiayaan properti secara detail sesuai dengan kebutuhan dan preferensi yang dimiliki. Mereka turut menyediakan sistem aplikasi yang memungkinkan pengguna melakukan pengajuan pembiayaan di beberapa bank sekaligus. Yang menarik, ada sebuah dasbor untuk memantau status perkembangan pengajuan tersebut.

Tujuan IDEAL adalah menyederhanakan dan mendigitalkan proses administrasi yang selama ini rumit dan memakan waktu serta biaya besar. Di samping memberikan rasa aman, karena dokumen-dokumen bisa dikelola secara aman — tidak perlu lagi mengirim foto KTP via WhatsApp ke agen atau sejenisnya.

Model bisnis IDEAL dengan mengenakan komisi kepada bank dan developer properti untuk setiap pengajuan yang berhasil terfasilitasi. Di debut awalnya, saat ini IDEAL telah bekerja sama dengan lima bank, termasuk CIMB, OCBC, dan Maybank; juga dengan pengembang properti seperti Sinar Mas Land, Ciputra Group, dan Agung Sedayu Group.

“IDEAL menjadi spesial karena kami mengutamakan pikiran dan hati konsumen dalam mengambil keputusan pengembangan produk. Karena itu, kami juga hadir dengan jaringan yang luas, baik di bidang perbankan maupun pengembang properti. Kami percaya bahwa investor kami memiliki visi yang sama, yaitu membantu masyarakat Indonesia mencapai kehidupan ideal mereka, dimulai dengan digitalisasi proses KPR,” ujar Albert selaku CEO.

Permasalahan dalam pembiayaan properti

Menurut data Bank Indonesia, pada tahun 2021 industri KPR lokal bernilai $39 miliar dengan proyeksi pertumbuhan lima tahun ke depan 17%. Gen Y dan Gen Z dinilai akan mendominasi populasi pekerja dalam 10 tahun ke depan, sehingga disinyalir akan menjadi target pasar utama sektor properti.

Saat ini 75% pembelian rumah di Indonesia dilakukan secara KPR, namun demikian karena literasi finansial yang minim membuat mayoritas pemohon belum memahami sepenuhnya proses-proses tersebut. Sementara itu, di sisi pemberi pinjaman mereka juga mendapat tantangan seperti proses pengiriman dokumen yang berantakan, keamanan data, dan masih banyak lagi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, startup seperti IDEAL mendigitalkan sejumlah proses untuk memberikan pengalaman baru yang lebih ringkas. Di sisi lain paradigma hipotek sebagian besar bergantung pada saran agen properti, IDEAL memberikan kendali kembali kepada pembeli, sehingga mereka dapat memilih produk KPR terbaik yang tersedia di pasar.

Sejumlah startup proptech lain juga memberikan solusi serupa. Di antaranya Tanaku, Ringkas, dan Pinhome. Ketiganya juga baru mendapatkan pendanaan tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

GoKampus Comes with Educational Support Services for Students

The education technology industry (edtech) in Indonesia has encouraged various kinds of services. Another one rises with new innovation called GoKampus. The service founded by Nathanael Santoso and Jeganathan Sethu is developing an education ecosystem that facilitates students with university inquiries.

GoKampus’ CEO, Santoso told DailySocial that they have full commitment to provide services to facilitate students in more effective way, particularly for non-academic activities.

Was founded in December 2018, GoKampus has made it possible to register for lectures online, looking for scholarships, applying for college funding, managing campus events, and also a system that connects with companies for internships.

To date, GoKampus claims to have collaborated with 150 universities, 10 of which are abroad universities. In terms of users or students, there are a total of 145 thousand registered users.

“We collaborate with universities, students, and various related parties such as foundations, corporations, fintechs, and individuals to create a sustainable and mutual edtech ecosystem. It is by connecting related players in one place in order to present educational solutions,” Susanto said.

At the current stage, GoKampus is supported by several investors, including Sovereign’s Capital, EverHaus, Azure Ventures, and several angel investors.

Partnerships for better services

GoKampus has the ambition to be a complete platform instead of limited to features but also collaboration. In terms of educational funding, they have collaborated with some players in the education loan services sector such as KoinWorks, DanaCita, and Pintek. They are also actively exploring partnerships with other related parties, such as banking. In terms of features, instant registration becomes the leading one.

“The latest feature has launched since February 2020, we present an Instant Approval program for students to be able to get instant access to selected well-known campuses. Through this program, students only have to upload report cards and later get a letter of university acceptance instantly whether they meet the minimum criteria. (maximum 1 hour),” he continued.

The Covid-19 pandemic which limits the mobility of many people seems to be used properly by GoKampus to convince users that their services can be trusted to register for college.

“We started holding virtual counseling for students to get services around lectures or careers. We also work together to present Campus Webinars with various parties to educate students amid the study from home situations. Together with GoKampus, campus life can be easier, more productive, and enjoyable,” Susanto said.

In terms of the business model, Susanto said they take fees for the B2B service. This year, they are targeting to work with 300 to 400 campuses with 300 thousand registered users.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GoKampus Tawarkan Bergam Layanan Penunjang Belajar bagi Mahasiswa

Industri edutech atau teknologi pendidikan di Indonesia mulai kedatangan berbagai macam bentuk layanan. Salah satu yang membuat terobosan adalah GoKampus. Layanan yang kembangkan Nathanael Santoso dan Jeganathan Sethu ini mencoba mengembangkan ekosistem pendidikan yang memudahkan mahasiswa menjalani masa perkuliahannya.

Nathanael yang memegang peran sebagai CEO kepada DailySocial menjelaskan bahwa mereka memegang teguh komitmen untuk menghadirkan layanan yang bisa membuat kehidupan mahasiswa lebih efektif, terutama untuk kegiatan di luar pembelajaran.

Sejak diluncurkan pada Desember 2018 silam, GoKampus sudah bisa dimanfaatkan untuk mendaftar perkuliahan secara online, mencari beasiswa, mengajukan pendanaan kuliah, mengelola event kampus, dan juga sistem yang menghubungkan dengan perusahaan untuk keperluan magang.

Sampai saat ini GoKampus mengklaim sudah bekerja sama dengan 150 universitas, 10 di antaranya merupakan universitas dari luar negeri. Dari segi pengguna atau mahasiswa, total sudah ada 145 ribu pengguna terdaftar.

“Kami bekerja sama dengan universitas, mahasiswa, dan berbagai pihak terkait seperti yayasan, korporasi, fintech, hingga individu untuk membentuk sebuah ekosistem edtech yang berkesinambungan dan mutual. Dengan menghubungkan berbagai pemain dalam satu wadah yang kami kelola untuk menghadirkan solusi perkuliahan,” terang Nathanael.

Di tahap ini GoKampus didukung oleh beberapa investor, di antaranya adalah Soveregin’s Capital, EverHaus, Azure Ventures, dan beberapa angel investor.

Kerja sama perkuat layanan

Ambisi GoKampus menjadi aplikasi yang lengkap tidak hanya sebatas fitur tetapi juga kolaborasi. Pada fitur pendanaan kuliah misalnya, mereka telah menjalin kerja sama dengan beberapa pemain di sektor layanan pinjaman dana pendidikan seperti KoinWorks, DanaCita, dan Pintek. Mereka saat ini juga tengah aktif menjajaki kerja sama dengan pihak-pihak terkait lainnya, seperti perbankan. Dari segi fitur, pendaftaran instan menjadi salah satu yang diunggulkan.

“Fitur terbaru launch sejak Februari 2020, kami menyajikan program Instant Approval bagi siswa untuk bisa mendapatkan akses instan ke beberapa kampus ternama pilihan. Jadi melalui program ini, siswa hanya tinggal mengunggah nilai rapor dan jika memenuhi kriteria minimum siswa bisa mendapat surat penerimaan universitas secara instan (maksimal 1 jam),” lanjut Nathanael.

Pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas banyak orang tampaknya dimanfaatkan betul oleh GoKampus untuk meyakinkan pengguna bahwa layanannya bisa dipercaya untuk mendaftar kuliah.

“Kami mulai mengadakan virtual counselling bagi siswa untuk mendapatkan layanan seputar perkuliahan ataupun karier. Kami juga bekerja sama menghadirkan Campus Webinar dengan berbagai pihak untuk mengedukasi siswa di tengah situasi study from home ini. Bersama GoKampus, kehidupan kampus bisa lebih mudah, produktif, dan menyenangkan,” imbuh Nathanael.

Untuk model bisnis, Nathanael menjelaskan bahwa mereka mengambil fee untuk B2B service yang mereka jalankan. Di tahun ini mereka menargetkan bisa bekerja sama dengan 300 sampai 400 kampus dengan 300 ribu pengguna terdaftar.

Application Information Will Show Up Here