Inovasi Kaskus Kini Fokus ke Pengembangan Produk

Sebagai seorang pengguna Kaskus yang pernah menggunakan Kaskus di awal tahun 2000-an, tampilan Kaskus saat ini sudah jauh berbeda. Dia tidak lagi terlihat sebagai forum biasa, tapi sudah seperti portal berita. Bedanya konten-kontennya diisi oleh pengguna juga. Sebagai platform social commerce, Kaskus yang hampir berusia 18 tahun mencoba tetap relevan dengan sejumlah inovasi yang fokus pada produk. Disebutkan kini Kaskus memiliki 300 juta pageviews per bulan di situsnya, tidak termasuk impression melalui aplikasi mobile.

Dalam jumpa media beberapa waktu yang lalu, CMO Kaskus Ronny Sugiadha dan Chief Product Officer Ardy Alam menjelaskan bagaimana Kaskus mengadopsi teknologi-teknologi baru dalam inovasinya.

Pertama Kaskus menerapkan skema machine learning untuk sistem rekomendasi topik-topik yang dianggap sesuai dengan minat penggunanya. Mempelajari kebiasaan pengguna adalah kuncinya.

Berikutnya Kaskus meningkatkan kemampuan konten. Tak hanya fokus pada konten berbasis teks, kini mereka juga fokus untuk konten berbasis gambar dan video. Khusus untuk konten video, video tak perlu lagi diunggah di platform lain. Pengguna bisa langsung mengunggah konten video di Kaskus, awalnya dengan durasi maksimal sekitar 1 menit dan bakal terus dikembangkan. Juga tersedia platform live streaming seperti halnya di media sosial populer lainnya.

Ronny mengatakan, “Kami berusaha untuk menyesuaikan tren dan teknologi terbaru ke dalam produk Kaskus agar tetap relevan dengan kebutuhan dan keinginan Kaskuser. [..] Kalau dilihat sekarang, target audience kami mayoritas lebih suka dengan tampilan image atau video streaming.”

Masih soal konten, Kaskus disebutkan bakal memperkenalkan platform Kaskus Creator, platform UGC yang dikemas menggunakan insentif program revenue sharing, seperti halnya yang mulai populer di platform media lain.

Evolusi Kaskus Chat

Kaskus Chat tak luput dari perubahan. Untuk mendorong penggunaan aplikasi mobile ini, nantinya fitur Private Message yang populer di dalam forum akan dilebur dalam Kaskus Chat. Konsep yang sama dilakukan Facebook soal fitur Message dan Messenger-nya.

“Kami juga menghadirkan Kaskus Chat yang berintegrasi dengan Kaskus Jual Beli dengan harapan bisa mempermudah proses transaksi antara seller dan buyer,” ujar Ronny.

Selain sebagai alat komunikasi, Kaskus Chat diposisikan mendukung konsep conversational commerce dengan kemudahan transfer antar pengguna menggunakan KasPay, dompet elektronik Kaskus.

Pengembangan skema monetisasi

Sebagai layanan yang menggantungkan pendapatan dari iklan, Kaskus mencoba meningkatkan utilisasi KasAds agar bisa bersaing dengan platform iklan digital lainnya. Disebutkan kini KasAds membidik UKM dan seller yang bisa berpromosi mulai dari Rp 10 ribu dengan spot iklan dan waktu tayang bisa disesuaikan. Kaskus juga menggandeng platform iklan bergerak Ubiklan, sebagai mitra pertama, sehingga Kaskus dapat memperluas jasa periklanan ke kanal offline.

“Prioritas kami adalah terus menerus menumbuhkan inovasi dan update dengan teknologi terbaru yang bisa diaplikasikan di setiap produk Kaskus,” tutup Ardy.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Marketplace Jual Beli Tiket StubHub Resmi Masuk ke Indonesia, Gandeng Kaskus untuk Konten

StubHub, marketplace jual beli tiket asal Amerika Serikat, mengumumkan ekspansinya ke Indonesia dengan menggandeng Kaskus sebagai mitra eksklusif untuk pengadaan konten. Lewat kerja sama ini, Kaskus akan memberikan konten terkait event terkini yang dapat diakses melalui widget StubHub di Kaskus, untuk mendorong transaksi jual beli tiket.

Marketplace yang merupakan anak usaha dari eBay tersebut sebenarnya sudah mulai masuk ke Indonesia sejak Oktober 2016. Hanya saja, lebih dari 50% komposisi tiket yang diperjualbelikan dalam StubHub adalah event skala internasional.

Alasan StubHub menggandeng Kaskus lantaran situs social commerce tersebut diklaim sudah memiliki lebih dari 9,5 juta orang, 30 juta unique visitor per bulannya, dan total 300 juta page views.

Pihak StubHub berharap Kaskus dapat menjadi strategi awal perusahaan untuk membuka peluang menjangkau pengguna baru, mempermudah penyelenggara event lokal agar mereka dapat memasarkan secara lebih luas, dan dikunjungi turis asing.

Mereka juga ingin mempertegas kehadirannya sebagai acuan masyarakat Indonesia yang ingin mencari tiket online seputar event dunia.

“Kami ingin jadi marketplace yang tidak sekedar memperjualbelikan tiket saja, tapi juga mendatangkan turis masuk ke Indonesia lewat event lokal,” terang Regional Manager StubHub Asia Javier Corbacho, Rabu (26/4).

CMO Kaskus Ronny W Sugiadha menambahkan, “Basis utama kami adalah user generated content. Lewat konten, kami berkomitmen untuk memberi kemudahan akses informasi mengenai event terkini untuk para Kaskuser (pengguna Kaskus) baik event lokal maupun luar negeri dan bagaimana cara membeli tiketnya.”

Strategi yang dilakukan StubHub di Indonesia tidak jauh berbeda dengan ekspansi yang di negara lainnya, perusahaan mengutamakan konsep lokalisasi mulai dari pemilihan bahasa dan mata uang yang digunakan. Selain itu, StubHub juga memberikan garansi penuh untuk pengembalian tiket apabila event batal.

Selayaknya marketplace, tidak hanya melulu penyelenggara event skala besar saja yang bisa berjualan di StubHub. Penjual tiket individu pun juga bisa berjualan tiket.

Diklaim saat ini StubHub menyediakan 10 juta event terkait olahraga, musik, hingga teater yang di lebih dari 48 negara. Jumlah unique visitor secara global lebih dari 21 juta per bulannya. Dengan data base tersebut, StubHub mengklaim dapat menjual satu tiket setiap 0,9 detik.

“Kami buka kesempatan untuk semua individu bisa berjualan tiket, bahkan tiket pribadi yang sudah terlanjur dibeli dapat dijual lagi di StubHub. Dengan exposure yang kami tawarkan, diharapkan tiket jadi lebih mudah terjual,” terang Supply Manager StubHub Indonesia Januar Parlindungan.

Ke depannya, pengguna StubHub di Indonesia dapat segera menikmati berbagai inovasi yang dihadirkan. Mulai dari pengenalan aplikasi tiket, pemetaan kursi yang interaktif, gambaran virtual tempat duduk secara 360 derajat, chatbot, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Kaskus Chat Resmi Hadir, Tidak Sekedar Platform “Messaging”

Kaskus akhirnya secara resmi meluncurkan Kaskus Chat. Sebuah inovasi yang sebenarnya sudah hadir sejak akhir tahun 2015, tapi terus berevolusi sejak pencetusannya. Kaskus Chat mengusung sejumlah fitur yang sudah dimiliki platform messaging modern, termasuk official channel dan fitur pembayaran yang disebut mBranKas.

mBranKas merupakan fitur yang memungkinkan Kaskuser untuk mengirim dan menerima uang secara langsung atau real time yang terintegrasi dengan rekening bersama Kaskus. Kaskuser diharapkan dengan mudah melakukan beberapa kegiatan seperti Cek Saldo, Transfer (menggunakan username KASKUS ataupun nomor rekening tujuan), Top Up Saldo (melalui Klik BCA dan Indomaret), dan Mutasi yang memungkinkan Kaskuser mengecek semua sejarah transaksi.

Chief Marketing Officer Kaskus Ronny W. Sugiadha mengungkapkan pihaknya mencoba selalu mengedepankan komitmen untuk menghadirkan produk yang inovatif dan bisa memfasilitasi kebutuhan interaksi dari Kaskuser.

“Selama ini interaksi antar Kaskuser atau komunitas pasti dilakukan melalui Personal Message (PM) atau menggunakan platform Chat lainnya, itulah yang kemudian mendorong kita untuk menghadirkan platform chat khusus untuk Kaskuser, jadi tinggal log in di apps atau website dengan username KASKUS. Kami harap dengan adanya aplikasi ini memberikan pengalaman ngaskus yang baru, khususnya bisa mempermudah transaksi Jual Beli antar Kaskuser,” papar Ronny.

Berbagai Macam Bot Untuk Membantu KASKUSER Kapan Saja Di Mana Saja
Berbagai Macam Bot Untuk Membantu KASKUSER Kapan Saja Di Mana Saja

Fitur lain yang disematkan di dalam Kaskus Chat adalah fitur Forum Chat dan official channel. Forum Chat sendiri merupakan fitur yang memungkinkan Kaskuser untuk langsung bergabung untuk bisa melakukan live group chat yang membahas forum tertentu. Beberapa forum yang bisa diakses antara lain Berita Politik, Soccer dan Otomotif. Sementara untuk official channel akan menghadirkan update berita terbaru dari forum Kaskus seperti Hot Thread, Top Thread dan Highlighted Activities, serta informasi terkini dari para partner seperti BCA, Blibli.com, Ekado Indonesia, Beritagar.id, Metrotvnews.com, Tribunnews.com dan Gatra.com.

Selain fitur-fitur khas seputar forum Kaskus, Kaskus Chat juga dilengkapi fitur standar seperti group chat, Kaskus emotion, mention sampai dengan mengirim foto, video, audio, dan dokumen. Kaskus Chat diharapkan menjadi cara untuk bisa mempertahankan dan menggaet pengguna baru forum-forum Kaskus.


Disclosure: DailySocial dan Kaskus memiliki induk perusahaan yang sama

Application Information Will Show Up Here

“HangOut with FreakOut” Hadirkan Diskusi tentang Pemasaran Digital Modern

Perkembangan adopsi perangkat digital yang ada saat ini menjadikan mobile marketing mulai digadang-gadang sebagai masa depan dari strategi terbaik pemasaran. FreakOut Dewina Indonesia sebagai pengusung layanan native mobile ad-platform di Indonesia melihat bahwa mobile marketing merupakan salah satu peluang dan strategi pemasaran yang paling efektif dalam menjangkau target konsumen.

FreakOut Dewina Indonesia bersemangat menyelenggarakan acara HangOut with FreakOut, mengundang para expert di bidang pemasaran digital untuk berbagi ilmu kepada para digital marketing enthusiast.

Di HangOut with FreakOut edisi Januari 2017, para pemateri akan berbagi cerita dan pengalaman dari mereka, lengkap dengan emotional value yang mereka tawarkan. FreakOut membawa sosok di balik ide gila dan eksekusi kampanye pemasaran yang memberikan kesuksesan suatu brand. Tema yang akan diangkat kali ini adalah “How to Play with Content Marketing in Mobile Era”.

Pemateri dari tiga area bisnis berbeda diajak untuk menjadi narasumber pada acara ini, meliputi:

  1. Triari Senawirawan – SVP Head of Consumer Marketing DBS Bank
  2. Hilda Hendrio – Head of Marketing Kaskus Networks
  3. Nicky Sebastian – Sr. Communication Strategist Blibli.com
  4. Tyas Dwi – Content Writer Blibli.com

Bertempat di Cinemaxx FX Sudirman, acara ini akan berlangsung tanggal 18 Januari 2017 mulai pukul 18.30 WIB. Konsep yang akan dihadirkan adalah standup show, menyampaikan konten yang insightful dengan cara yang lebih menarik. Acara ini akan dibuka untuk 265 peserta yang terdiri dari brand, agensi iklan, blogger, dan media di Indonesia.

Blibli akan menyampaikan strategi pemasaran dalam kaitannya dengan content marketing. Mengapa Blibli melakukan ini dan bagaimana cara meramunya agar meningkatkan value dan sales? Di kategori lembaga finansial, pihak DBS akan membahas dan menjawab pertanyaan tentang bagaimana bank berinteraksi dengan generasi millennial sebagai salah satu pasarnya melalui content marketing?

Sedangkan Kaskus bakal menyampaikan tentang bagaimana Kaskus menjadi media terbesar yang mampu menarik user untuk tetap setia membuat konten untuk Kaskus (User Generated Content). Kita akan melihat bagaimana User Generated Content ini berdampak dengan produk Kaskus lainnya dan bagaimana Kaskus berinteraksi dengan user supaya tetap bisa mengisi slot konten yang disediakan.

Untuk pendaftaran dan mendapatkan undangan ke acara, pembaca dapat mengunjungi laman resmi HangOut with FreakOut di sini: http://id.foutap.com/hangout-with-freakout/


Disclosure: DailySocial adalah media partner acara HangOut with FreakOut.

[Tidbit] Sistem Pendukung Pendidikan Fujitsu, Mega Diskon Lazada 11 November, Ulang Tahun Ke-17 Kaskus

Sistem Pendukung Pendidikan Fujitsu

Fujitsu Limited dan PT. Fujitsu Indonesia mengumumkan digelarnya uji coba penerapan education support system di SMA Negeri 74 Jakarta dengan memanfaatkan tablet. Dengan penggunaan tablet, sistem ini mendukung upaya peningkatan kemampuan akademik siswa di Indonesia, negara dengan penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Solusi Chietama ini akan memudahkan pengajar dalam menyiapkan bahan ajar dengan memanfaatkan sumber daya TIK dan seluruh informasi akan otomatis tersimpan dalam bentuk stored lesson records dan student learning records yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang peningkatan kemampuan akademik siswa.

Mega Diskon Lazada 11 November

Lazada berharap untuk memecahkan rekor penjualan pada mega sale, melampaui 2,5 kali pertumbuhan yang dicapai bulan September ini, dibandingkan dengan tahun lalu. Khusus pada ajang mega diskon tahun ini, fokus kegiatan ada pada inisiatif Social Commerce, di mana Lazada berperan sebagai katalis untuk menghubungkan Brand dan UKM untuk dapat berinteraksi lebih dekat lagi dengan konsumen melalui media sosial.

Sebagai bagian dari inisiatif Sosial Commerce, untuk kampanye Online Revolution tahun ini Lazada meluncurkan TV Belanja Lazada, di mana beberapa social influencer Indonesia akan memperkenalkan sejumlah produk baru melalui siaran video langsung di platform Lazada. Online Revolution (Revolusi Online) Lazada merupakan ajang belanja dan penjualan online terbesar di Asia Tenggara yang melibatkan brand, penjual dan konsumen di enam negara.

Ulang Tahun Ke-17 Kaskus

KASKUS, social commerce platform terbesar di Indonesia, merayakan ulang tahun yang ke-17 pada tanggal 6 November 2016. Tepat di hari ulang tahun kemarin, KASKUS memberikan hadiah khusus untuk Kaskuser yang sudah loyal mendukung perkembangan KASKUS dalam bentuk Bebas Banned dan Bagi-Bagi Cendol.

Andrew Darwis, Founder & Chief Community Officer KASKUS, menyatakan “Memasuki tahun ke-17 ini sangat berkesan buat saya pribadi karena bisa melihat KASKUS sebagai salah satu perusahaan internet di Indonesia bisa bertahan dan berkembang di tengah kompetisi yang meningkat. Saya sangat berterima kasih atas kritik, masukan, dukungan dan loyalitas dari Kaskuser yang menjadi semangat kami untuk terus memberikan yang terbaik.”

Kerja Sama dengan Platform Konten Lokal, Kaskus Inisiasi “Kaskus Networks”

Kaskus, yang kini memposisikan diri sebagai social commerce platform, mengumumkan telah menjalin kerja sama dengan beragam content platform lokal untuk menginisiasi jaringan konten “Kaskus Networks”. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mensinergikan content platform lokal dan membangun ekosistem bisnis yang positif dan saling mendukung. Di tahap awal ini ada lima content platform yang sudah bergabung yaitu Infokost, Bolalob, Opini, Womantalk, dan Beritagar.

CMO Kaskus Ronny W. Sugiada dalam keterangan media mengatakan, “Kami mengajak seluruh content platform lokal di Indonesia untuk bergabung dengan Kaskus Networks dan membangun ekosistem konten yang positif. Sinergi ini juga tentunya akan memberikan value lebih bagi setiap member, baik dari sisi user traffic, revenue, maupun SEO (Search Engine Optimization).”

“Kami juga akan memaksimalkan penggunaan di seluruh channel [Kaskus], baik website, mobile web, mobile apps, hingga social media sebagai bagian dari Kaskus Networks untuk memberikan pengalaman dan hasil terbaik bagi brand yang bekerja sama dengan kami,” lanjut Ronny.

Sebagai informasi, content platform yang saat ini bergabung di Kaskus Networks sebagian besar adalah perusahaan yang berada di bawah naungan Global Visi Media, salah satu perusahaan yang berada di bawah manajemen GDP Venture.

CEO Kaskus Martin B. Hartono menegaskan bahwa Kaskus Networks adalah jaringan yang terbuka bagi setiap content platform yang ingin bergabung. Martin juga berharap ke depannya Kaskus Networks dapat menjadi salah satu leading content & advertising network di seluruh Indonesia dan mampu membawa content platform lokal secara bersama-sama untuk lebih eksis di panggung global.

Kaskus dibuat oleh Andrew Darwis pada tahun 1999 yang kemudian di tahun 2008 dibawa kembali ke Indonesia dan resmi menjadi sebuah perusahaan di bawah payung PT Darta Media Indonesia. Meski sudah ditinggal oleh Ken Dean Lawadinata, Kaskus sendiri kini sudah berkembang menjadi sebuah social commerce platform terbesar di Indonesia – dari yang tadinya hanya sekedar forum diskusi.

Di samping forum umum untuk diskusi dan melakukan transaksi jual-beli, Kaskus sendiri telah memiliki kanal forum News yang kontennya banyak diisi oleh media yang memiliki kanal berita online seperti Metrotvnews, Gatra, dan Beritagar. Kaskus juga mengklaim kini telah memiliki lebih dari sembilan juta member yang terdaftar dan memiliki kurang lebih 20.000 komunitas di dalamnya.

_

Disclosure: Kaskus dan DailySocial berada di bawah naungan induk perusahaan yang sama

Application Information Will Show Up Here

Belajar dari Mundurnya Para Petinggi Startup di Indonesia

Kabar keluarnya Ken Dean Lawadinata mungkin masih menyisakan pertanyaan besar di benak kita, mengapa petinggi startup yang merasakan berdarah-darahnya membangun sebuah startup dari nol justru mundur ketika perusahaan yang dirintisnya mulai tumbuh besar? Pertanyaan yang sama barangkali juga menggelayuti pikiran kita ketika Alamanda Shantika memutuskan meninggalkan Go-Jek yang ikut dirintisnya sejak awal hingga memiliki jutaan user seperti sekarang ini. Terakhir, kita dikejutkan dengan kabar mundurnya Michaelangelo Moran yang juga co-founder dari Go-Jek.

Meskipun belum diketahui alasan mengapa Mikey, begitu ia disapa, memutuskan mundur dari Go-Jek, tetapi beberapa pihak menyebut Mikey yang juga berprofesi sebagai DJ akan memulai bisnis propertinya di Bali. Sama seperti Mikey, Ken Dean mundur dari Kaskus karena melirik bisnis lain. Sementara, Alamanda memiliki alasan yang sedikit berbeda. Sebab setelah mundur dari Go-Jek, Ala masih berkecimpung di dunia IT lewat Kibar dan Gerakan 1000 Startup yang dipeloporinya.

Sepintas, mundurnya beberapa nama beken dari perusahaan yang dipandang “wow” di kalangan pelaku bisnis startup membuat kita berpikir, apakah memang pilihan mundur sesuai untuk kondisi sekarang ini?

Seperti yang kita tahu, saat ini startup Indonesia mengalami dualisme yang cukup membuat galau. Di satu sisi, pertumbuhan bisnis startup sedang gencar-gencarnya diikuti semangat ratusan bahkan ribuan orang yang memiliki cita-cita untuk membangun startup. Namun, di sisi lain kita tidak menutup mata bahwa geliat startup yang telah berjalan justru mengalami musim “paceklik”. Terlihat beberapa waktu lalu ketika startup fashion e-commerce besar di Indonesia seperti SaleStock dan BerryBenka ramai-ramai melakukan layoff terhadap ratusan karyawannya. Meski tidak semata-mata karena keuangan, tetapi layoff yang dilakukan oleh suatu perusahaan pastilah menandai adanya permasalahan di dalamnya.

Startup dan mimpi-mimpi kabur anak muda Indonesia

Masih terekam jelas di ingatan saya ketika kali pertama mengenal startup, satu hal yang langsung terlintas di pikiran saya adalah soal masa depan yang berubah. Startup mengubah banyak hal dalam kehidupan kita. Dan istimewanya, hal-hal yang berubah adalah salah satu dari sekian banyak hal yang kita tidak senangi; jam kerja yang kaku, otoritas atasan, tempat kerja bersekat, dan lain-lain.

Ekosistem di startup bagaimanapun mengubah hal tersebut. Dan itu adalah salah satu yang membuat banyak orang, terutama di kalangan anak muda, yang menaruh banyak sekali mimpi. Entah menjadi founder atau bekerja di startup, paling tidak mereka memiliki harapan dan cita-cita bahwa melalui startup, banyak hal yang bisa berubah dan bisa diubah. Maka tidak salah ketika startup mulai populer, antusiasme anak muda yang ingin terjun di sana juga semakin tinggi.

Hanya saja satu hal yang luput dari pemahaman kita adalah tidak segala hal diciptakan dengan instan. Tidak ada yang serba mudah, termasuk ketika memutuskan untuk bergabung di startup.

Sembilan puluh persen startup di dunia ini mengalami kegagalan. Seharusnya hal itu yang pertama wajib kita ketahui. Dengan demikian, setidaknya kita sadar bahwa mengambil langkah untuk terjun di startup berarti siap dengan segala kemungkinan, termasuk kemungkinan untuk gagal, dipecat, dan segala macam. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri, kemungkinan besar sukses ataupun gagal, ada banyak hal yang bisa dipelajari selama proses tersebut.

Mundurnya mereka bukan karena menyerah

Banyak orang berpikir bahwa bekerja di startup yang serba tidak pasti adalah salah satu alasan mengapa banyak orang memilih angkat kaki. Kita pun boleh curiga barangkali baik Ala, Mikey, maupun Ken Dean sudah cukup “lelah” dengan startupnya. Namun, saya pribadi memiliki pandangan yang lain.

Satu hal yang bisa dijadikan pelajaran adalah seberapapun hasilnya, pada akhirnya, lakukan yang terbaik. Jika kita sebagai anak muda mundur dari startup dengan alasan lelah dengan ketidakpastian, saya rasa jangan pernah menyamakan kita dengan mereka bertiga. Ketiga pentolan startup tersebut mundur setelah mereka melakukan banyak hal dan membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan sudah cukup berguna. Ken Dean mundur dari Kaskus setelah startup tersebut melejit dengan kepopuleran yang tinggi. Tak jauh beda, Mikey dan Ala mundur ketika Go-Jek sudah menjadi “unicorn” dengan valuasi yang fantastis. Ala sendiri justru menganggap mundurnya dia dari Go-Jek justru akan membawa banyak manfaat, sebab ilmu yang dulunya hanya diketahui Go-Jek, kini bisa ia ajarkan kepada seluruh orang di Indonesia.

Jadi, jika kamu anak muda yang masih menaruh mimpi pada masa depan startup yang lebih baik, saya rasa tidak perlu khawatir. Fokus kita saat ini adalah melakukan yang terbaik, pada apapun yang kita bisa. Fokus untuk berkarya, berimprovisasi, dan membangun sesuatu yang berguna. Sebab jika orang-orang muda seperti kita sudah “lelah” sebelum jadi apa-apa, mau bagaimana masa depan bangsa? Pikir sekali lagi. *ehm, berat ya.

Logo LabanaID

[Tidbit] Ken Dean Lawadinata Hengkang dari Kaskus, Ming Maa jadi Presiden Grab

Ken Dean Lawadinata hengkang dari Kaskus

Ken Dean Lawadinata resmi melepaskan posisinya sebagai Chairman PT Darta Media Indonesia yang mengelola situs Kaskus dan keluar dari perusahaan itu. Menurut keterangan Ken, perannya di Kaskus telah dilepaskan kepada Martin Hartono selaku CEO GDP Venture dan Kaskus, juga On Lee selaku Chief Technology Officer Kaskus. Sisanya, ia mengaku tak tertarik lagi untuk berinvestasi di industri teknologi informasi karena menilai telah terjadi gelembung valuasi. Saat ini dia tertarik untuk berinvestasi di bisnis properti dan tambang.

Ming Maa jadi Presiden Grab

Grab, platform pemesanan layanan kendaraan terkemuka di Asia Tenggara, mengumumkan bahwa Ming Maa telah bergabung dengan Grab dan menjabat sebagai Presiden dan bermarkas di Singapura. Dalam perannya yang baru ini, Ming secara garis besar akan bertanggung jawab untuk mendorong aktivitas-aktivitas pengembangan perusahaan, termasuk kemitraan strategis dan kesempatan investasi, pengembangan dan eksekusi dari strategi pasar terbaru, mengelola struktur kapital perusahaan secara keseluruhan, dan aktivitas korporat lainnya.

“Saya sangat senang dapat bergabung dengan tim Grab yang penuh dengan talenta, dan untuk dapat memanfaatkan pengalaman saya dalam industri e-commerce dan ride-sharing, untuk membangun kesuksesan Grab, seiring dengan upaya kita untuk menciptakan ekosistem mobile generasi berikutnya di Asia Tenggara,” ujar Ming.

Bukalapak dan Kaskus Klarifikasi Rumor IPO (UPDATED)

Pekan lalu beredar kabar bahwa Bukalapak dan Kaskus tengah dalam pembicaraan dengan Bursa Efek Indonesia untuk melakukan IPO. Menurut Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, Bukalapak dan Kaskus sudah melakukan penjajakan untuk melakukan IPO dan diklaim masih ada beberapa hambatan dalam hal kesiapan legal dan administrasi. Belakangan, baik pihak Bukalapak maupun Kaskus membantah pihaknya akan mendaftarkan diri secara publik dalam waktu dekat.

CEO Bukalapak Achmad Zaky kepada DailySocial mengungkapkan bahwa pihaknya belum ada rencana sama sekali untuk IPO dan berita yang beredar tidaklah benar. Justru pihak BEI yang mengundang Bukalapak untuk untuk IPO.

“Tidak ada omongan sama sekali soal BL [Bukalapak] ingin IPO. Cuma ketemu Pak Tito Kepala BEI (Bursa Efek Indonesia) dan beliau yang ngajak untuk IPO,” ujar Zaky.

Hal yang sama juga diklarifikasi pihak Kaskus. Direktur GDP Venture (investor Kaskus) Martin Hartono mengungkapkan bahwa Kaskus tidak akan melakukan IPO dalam waktu dekat. Sebelumnya Co-Founder Kaskus Andrew Darwis mengungkapkan keinginan Kaskus untuk IPO dalam jangka waktu beberapa tahun lagi.

Sejauh ini belum ada startup yang benar-benar memasang target atau setidaknya melakukan IPO dalam beberapa tahun ke depan. Hanya Bhinneka dalam pembicaraan mengenai target dan rencananya di tahun 2016 kepada Dailysocial mengungkapkan rencananya untuk bisa menjadi salah satu startup yang melakukan IPO setidaknya sekitar dua tahun mendatang.

Satu-satunya kisah keterbukaan startup Indonesia sejauh ini adalah KinerjaPay, sebuah platform e-commerce, yang terdaftar di bursa OTC Amerika Serikat.

Menurut venture capitalist Aileen Lee, bagi startup, termasuk yang sudah berstatus unicorn, kondisi privat cenderung lebih nyaman karena tidak perlu melaporkan kondisi keuangan secara publik, tidak perlu berhadapan dengan investor aktivis (tidak banyak di Indonesia, tetapi banyak di negara-negara maju), bisa fokus ke strategi jangka panjang, dan tidak perlu mengungkapkan strategi bisnisnya ke publik.

Update: Co-Founder Kaskus Andrew Darwis menanggapi isu IPO menjawab, “Semua startup / pemain di industri .com itu pasti punya mimpi untuk bisa IPO / masuk bursa saham. Kita (Kaskus) udah pernah ada pembahasan IPO tapi sampe sekarang belum ada rencana untuk IPO. Jadi pemberitaan di MetroTV itu kurang akurat karena saat itu kita diundang untuk Pembukaan Pasar Modal dan bukan untuk pembicaraan IPO.”

Kaskus dan Bukalapak Mulai Jajaki IPO di BEI

Berita mengenai IPO perusahaan-perusahaan startup di Indonesia mulai berhembus beberapa bulan terakhir. Beberapa startup yang dipandang sebagai pemain top masuk daftar yang dikabarkan segera melantai di bursa saham Indonesia. Nama-nama tersebut antara lain Tokopedia, Bhinneka, Go-Jek, Bukalapak dan Kaskus. Dua nama terakhir bahkan sudah mulai mengadakan pembicaraan dengan Bursa Efek Indonesia untuk rencana IPO ini.

Seperti diberitakan Kontan Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengungkapkan bahwa ada beberapa startup di bidang teknologi informasi yang sudah membuka pembicaraan runtun melakukan IPO seperti Bukalapak dan Kaskus. Namun sayangnya masih ada beberapa hambatan dalam hal kesiapan legal dan administrasi.

“Kaskus dan Bukalapak.com sudah ngobrol sebenarnya. Proses 4-5 bulan bisa selesai untuk mengurus IPO asal mereka commit,” ujar Tito.

Sebelumnya juga kabar mengenai Kaskus ingin melakukan IPO sudah beredar di awal bulan ini. Dalam sebuah wawancara dengan Metro TV CTO Kaskus Andrew Darwis mengungkapkan bahwa Kaskus akan segera IPO dalam beberapa tahun lagi. Jika kembali merujuk pernyataan Tito, sangat dimungkinkan mereka sedang menyiapkan beberapa dokumen dan administrasi yang menjadi hambatan.

Menyoal IPO yang akan dilakukan oleh startup-startup Indonesia memang sedang menjadi sorotan beberapa pihak, terutama pihak Bursa Efek Indonesia dan OJK. Dalam pemberitaan sebelumnya Bursa Efek Indonesia memiliki rencana untuk memfasilitasi startup yang ingin melakukan IPO namun startup terlebih dulu harus mendapatkan pembinaan dari OJK.

Tak hanya OJK dan Bursa Efek Indonesia, dukungan agar startup segera melakukan IPO juga datang dari KADIN (Kamar Dagang dan Industri). Bahkan bersama dengan Bursa Efek Indonesia KADIN akan membangun sebuah inkubator yang mempersiapkan IPO untuk startup-startup Indonesia.

Salah satu efek menjadi perusahaan publik adalah keterbukaan informasi, termasuk informasi laporan keuangan. Sejumlah startup teknologi di Amerika Serikat nilai sahamnya stagnan, atau bahkan jatuh, karena kondisi keuangan yang masih merugi. Apakah startup teknologi di Indonesia sudah siap buka-bukaan?