MSI Luncurkan 2 Keyboard Gaming Premium Dengan Sistem RGB Per Key ‘Tersinskronisasi’

Di antara produk papan ketik spesialis gaming racikan MSI, Vigor merupakan lineup yang mendapatkan perhatian paling besar. Keseriusan sang produsen menapaki ranah pembuatan keyboard gaming mulai terlihat sejak awal tahun lalu, saat mereka memamerkan sejumlah periferal di CES 2017. Salah satunya adalah papan ketik bernama Vigor GK80.

Ternyata butuh waktu setahun lebih bagi Micro-Star International untuk memoles perangkat tersebut. Vigor GK80 baru diumumkan secara resmi di tanggal 28 Februari 2018 kemarin. Menariknya, ia tidak sendirian dalam berkompetisi di segmen yang dikuasai oleh nama-nama seperti Razer atau SteelSeries itu. Sang produsen juga menyediakan alternatif berdesain lebih ringkas, yaitu Vigor GK70.

GK 4

GK 7
Vigor GK 80 (atas) dan GK70 (bawah).

Vigor GK80 dan GK70 mengusung moto serupa: untuk menjadi landasan solid dalam ber-gaming. Tubuh kedua keyboard terbuat dari aluminium dengan finishing anodized. Menurut MSI, material ini kuat, ringan, serta tidak mudah mengumpulkan baretan. Lalu tim desainer juga memanfaatkan desain keycap ‘melayang’. Posisinya tidak terlalu dempet ke bawah sehingga mudah dilepas dan dibersihkan.

Sang produsen hardware Taiwan itu juga menyediakan dua tipe keycap: 12 keycap karet bertekstur jika Anda membutuhkan daya cengkeram lebih tinggi, serta empat keycap logam zinc yang bisa Anda taruh di posisi WASD. MSI paham betul bahwa tombol-tombol ini yang paling sering digunakan gamer, dan umumnya, pemakaian di waktu lama akan membuat permukaannya aus.

GK 3

GK 5

Perbedaan distingtif antara Vigor GK80 dan GK70 terletak pada desainnya. Vigor GK80 adalah keyboard full-size, sedangkan Vigor GK70 menyuguhkan rancangan tenkeyless. GK80 dilengkapi tombol-tombol pengaturan fungsi media dedicated, serta dibundel bersama wrist rest detachable yang mempunyai tempat penyimpanan keycap tambahan. Penampilan minimalis GK70 sendiri membuatnya lebih cocok digunakan dalam turnamen karena memberikan ruang bergerak lebih lapang bagi mouse.

GK 3

Spesifikasi kedua papan ketik gaming ini tetap sama, masing-masing menawarkan opsi switch mekanis Cherry MX Red atau MX Silver Speed. Keduanya tersambung ke PC lewat kabel USB braided 2m, turut dibekali sistem RGB per key MSI Mystic Light yang memeperkenankan kita untuk menyinkronkan pencahayaan di keyboard dengan hardware PC dan aksesori lain. Selanjutnya, utak-atik fungsi macro dapat dilakukan via software.

GK 1

MSI belum mengungkap harga dari keyboard-keyboard ini, namun mereka berencana untuk mulai memasarkannya secara global di bulan Maret 2018.

Vigor GK80 dan GK70 merupakan keyboard yang MSI posisikan di kelas high-end, setelah sebelumnya mereka memperkenalkan papan ketik anti-tumpahan air Vigor GK40. MSI terbukti lihai dalam meracik gaming gear, tapi saat ini mereka membutuhkan fitur signature baru mengingat pemakaian RGB per key sudah jadi semakin umum di kalangan produsen periferal.

Cara Mengubah Smartphone Jadi Pengganti Keyboard Komputer

Selain bisa diubah menjadi mouse komputer, smartphone Android yang Anda punyai juga bisa menjadi pengganti keyboard bagi desktop atau laptop. Jadi, ketikan yang tadinya dilakukan dengan keyboard bisa dilakukan dengan menekan tuts sentuh di smartphone.

Persiapan

  • Unduh aplikasi Bluetooth Remote PC di smartphone Anda.
  • Selanjutnya, unduh server Android Remote PC dan install di komputer Anda.
  • Pastikan bluetooth di smartphone dan komputer dalam kondisi hidup.
  • Jika Anda menggunakan Windows 10, pastikan laptop dan smartphone terpasang (paired). Baca tutorial bagian akhir di artikel ini.

Langkah Menjadikan Smartphone Sebagai Keyboard Laptop

  • Jalankan aplikasi Remote PC Server di komputer Anda, kemudian jalankan aplikasi Bluetooth Remote PC di smartphone.
  • Tap opsi Bluetooth sebagai jaringan pilihan.

Screenshot_2018-02-10-09-36-30-016_cz.rozkovec.android

  • Di smartphone, setelah berhasil terhubung tap opsi Keyboard.

Cara Mengubah Smartphone Jadi Pengganti Keyboard Komputer_1

  • Di sinilah tempat Anda mulai menggunakan smartphone sebagai keyboard, sekarang coba ketikan dengan keyboard sentuh di smartphone dan lihat reaksi laptop.

Cara Mengubah Smartphone Jadi Pengganti Keyboard Komputer_2

  • Di menu Keyboard Shortcuts, Anda bisa menemukan berbagai format jalan pintas yang biasa ditemukan di komputer. Shortcut-shortcut tersebut bisa Anda hapus dan ganti dengan kombinasi lainnya.

Cara Mengubah Smartphone Jadi Pengganti Keyboard Komputer_3

  • Atau Anda bisa membuat shortcut baru yang sekiranya sering Anda gunakan dalam bekerja.

Cara Mengubah Smartphone Jadi Pengganti Keyboard Komputer_4

Selain dapat membantu Anda mengubah smartphone menjadi keyboard dan mouse, aplikasi Bluetooth Remote PC menawarkan berbagai fitur lain seperti mengakses desktop untuk melakukan beberapa tugas, misalnya mematikan komputer, restart, menidurkan, bahkan memutar multimedia termasuk menaikkan atau menurunkan volume, jeda, berhenti dan mempercepat. Aplikasi Bluetooh Remote PC bahkan bisa membantu Anda mengganti slide PowerPoint menggunakan kendali smartphone.

Sumber gambar header YouTube.

Aplikasi Keyboard Swype Resmi Pensiun

Setelah lebih dari tiga tahun berpetualang di App Store, pengembang Nuance memutuskan untuk menghentikan kiprah aplikasi Keyboard Swype untuk perangkat iOS dan Android.

Nuance dikabarkan telah memberikan jawaban langsung kepada pengguna Reddit dan mengkonfirmasi kepada XDA Developers, bahwa pihaknya telah mengakhiri pengembangan Swype Keyboard + Dragon Dictation for Android.

“Nuance tidak akan lagi memperbarui keyboard Swype + Dragon untuk Android. Mohon maaf kami meninggalkan bisnis keyboard langsung-ke-konsumen, namun perubahan ini diperlukan agar kami dapat konsentrasi penuh untuk mengembangkan teknologi AI untuk dijual langsung ke bisnis.”

Nuance sekarang disebut akan memfokuskan sumber dayanya untuk mengembangkan dan menjual produk lainnya, seperti Dragon Medical yang memungkinkan dokter mendikte catatan guna keperluan entri data yang lebih cepat.

Banyak yang telah berubah sejak Swype diluncurkan pertama kali. Tapi, sejak saat itu pula persaingan di kategori papan ketuk sentuh juga semakin ketat. Dan, tak bisa dielakkan bahwa aplikasi keyboard yang dihadirkan secara default di smartphone juga sudah jauh lebih baik dari waktu ke waktu. Situasi ini menyebabkan lebih banyak orang merasa tak perlu memasang aplikasi keyboard dari pihak ketiga.

Jadi cukup masuk akal jika Nuance lebih memilih untuk keluar dan menutup pengembangan Swype, startup yang mereka akuisisi beberapa tahun yang lalu. Kemudian mengalihkan fokus pada pasar bisnis yang lebih menguntungkan.

Sedihnya, kehilangan Swype tampaknya tak akan banyak berpengaruh pada pengguna Android ataupun iOS. Sebab saat ini ada banyak sekali aplikasi keyboard pihak yang tak kalah bagus, seperti Gboard, SwiftKey, Fleksy, Grammarly, dan lainnya. Dalam hal fungsi, SwiftKey adalah aplikasi yang paling mendekati dengan kemampuan swipe-to-text milik Swype.

Sumber berita XDA-Developer dan gambar header Redmondpie.

Versi Wireless Keyboard Gaming Corsair K63 Siap Menemani Anda Ber-Gaming di Atas Sofa

Sebuah argumen menyatakan bahwa console adalah perangkat gaming paling ideal di ruang keluarga. Ia mudah disambungkan ke TV, dan cukup dibantu gamepad, kegiatan tersebut bisa dinikmati dari sofa. Tapi sebetulnya PC pun bisa dimanfaatkan dengan cara yang sama, bahkan menawarkan alternatif sistem kendali yang jauh lebih presisi dari controller.

“Memangnya nyaman menggunakan keyboard dan mouse dari sofa?” tanya mereka. Tentu saja nyaman, jika Anda memilih periferal yang tepat. Di CES 2018 kemarin, Corsair Components memperkenalkan solusi atas masalah ini: versi wireless keyboard gaming mekanis K63 yang bisa dipasangkan dengan Gaming Lapboard. Dan di minggu ini, sang produsen hardware PC asal Fremont itu resmi meluncurkan keduanya.

Berkat kombinasi K63 Wireless serta Gaming Lapboard, papan ketik tak cuma dapat dipangku dengan nyaman, kita juga bisa leluasa memakai mouse. K63 adalah keyboard tenkeyless, dan absennya numpad memberikan area gerak mouse yang lapang. Untuk menjaga tangan Anda tetap nyaman, Gaming Lapboard dilengkapi wrist rest berbahan memory foam. Penggunannya sangat sederhana: tinggal sematkan K63 di slot yang tersedia di Gaming Lapboard.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 1

Bahkan tanpa konektivias wireless, K63 merupakan salah satu keyboard gaming mekanis kelas menengah berperforma tinggi. Ukuran yang tidak terlalu besar membuatnya sempurna untuk menemani para atlet eSport mengikuti turnamen. Keyboard juga dibekali tombol volume, Windows, LED, dan multimedia terpisah, sehingga aksesnya sangat simpel tanpa perlu memakai kombinasi tombol berbeda.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 2

K63 Wireless dipersenjatai switch makanis yang sama seperti varian wired-nya: Cherry MX Red. Switch ini ialah tipe paling ringan (45cN) dengan profil linier. Kecepatan respons yang disuguhkannya membuat MX Red populer di kalangan gamer. Keyboard tersambung ke PC melalui dongle Bluetooth 4.2 LE, menyuguhkan waktu respons 1-milidetik, ditenagai baterai yang mampu menjaganya tetap aktif selama 15 hingga 75 jam (jika LED dimatikan). Dan menariknya lagi, K63 Wireless juga siap mendukung koneksi kabel via port USB.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 4

Agar produk barunya berbeda dari sisi visual, K63 mengusung LED berwarna biru, terlihat kontras dengan backlight merah di model standar. Untuk mengatur pola pencahayaan hingga memprogram ulang tombol-tombolnya, Anda dapat memanfaatkan Corsair Utility Engine.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 3

Combo Corsair K63 dan Gaming Lapboard dijajakan di harga US$ 160. K63 Wireless juga bisa dibeli secara terpisah, seharga US$ 110.

Selain K63 Wireless dan Gaming Lapboard-nya, penyajian serupa turut digunakan oleh Roccat Sova dan Razer Turret. Namun buat saya, produk anyar Corsair ini lebih unggul karena ditunjang mode wireless dan wired. Keyboard juga dapat dikeluarkan dari lapboard jika Anda ingin ber-gaming secara tradisional di depan monitor.

Via PC Gamer.

Kami-Oto Adalah Keyboard MIDI yang Terbuat dari Kardus

Beberapa waktu lalu, Nintendo membuat gebrakan lewat Labo seperangkat aksesori untuk console Nintendo Switch yang terbuat dari kardus. Namun Nintendo rupanya bukan satu-satunya perusahaan Jepang yang mencoba menebar kejutan dengan bermodalkan kardus.

Perusahaan yang saya maksud adalah Yudo. Lewat Kickstarter, mereka memperkenalkan Kami-Oto, sebuah keyboard MIDI yang sepenuhnya terbuat dari kardus, terkecuali papan sirkuitnya. Sepintas, perangkat ini terdengar sangat mirip seperti piano kardus di Nintendo Labo.

Kami-Oto

Namun keduanya jelas sangat berbeda. Yang pertama, Kami-Oto merupakan sebuah perangkat elektronik yang fungsional, sedangkan Labo memerlukan bantuan controller Joy-Con untuk bisa beroperasi. Kedua, Kami-Oto kompatibel dengan berbagai perangkat (komputer atau smartphone), dengan mengandalkan sambungan USB.

Yang sama adalah filosofi DIY-nya. Kami-Oto harus dirakit dari nol. Namun sama dengan Labo, Anda tidak memerlukan gunting atau lem untuk bisa merakit Kami-Oto sampai selesai dalam waktu sekitar 30 menit. Masing-masing tuts keyboard-nya duduk di atas tombol-tombol silikon yang menempel langsung pada sederet pin di papan sirkuit.

Papan sirkuit tersebut merupakan rumah dari komponen elektronik Kami-Oto, mulai dari prosesor, amplifier, speaker sampai chip USB dan Bluetooth. Saat disambungkan ke smartphone misalnya, Kami-Oto bisa berperan sebagai synthesizer untuk berbagai aplikasi kreasi musik – Yudo yang memang berfokus pada pengembangan aplikasi ini sudah menyiapkan beberapa yang bisa diunduh secara cuma-cuma.

Kami-Oto

Juga menarik adalah latar belakang pengembang Kami-Oto. Pendiri Yudo, Reo Nagumo, merupakan kreator game Beatmania yang dirilis untuk PlayStation orisinil 20 tahun silam. Dari situ beliau juga sempat berkarier di Sony Computer Entertainment selama beberapa tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi bos sendiri.

Saat ini Kami-Oto sudah bisa dipesan melalui Kickstarter. Harganya cukup terjangkau: 3.000 yen (± Rp 380 ribu) untuk versi tanpa Bluetooth, atau 4.000 yen (± Rp 500 ribu) untuk versi Bluetooth yang bisa disambungkan ke iPhone atau iPad secara wireless.

MSI Perluas Koleksi Gaming Gear Mereka Lewat Tiga Produk Baru

Kira-kira sudah satu dekade berselang sejak MSI memutuskan untuk mensponsori Fnatic dan menyelami segmen gaming. Dalam perjalanannya itu, mereka mengembangkan banyak sekali pilihan perangkat buat gamer nomaden serta mulai mengekspansi bisnis untuk mendukung virtual reality. Dan di awal tahun lalu, MSI mulai menginvasi ranah gaming gear kelas premium secara agresif.

Kabar yang cukup menggembirakan buat MSI adalah, performa aksesori gaming racikan mereka ternyata tidak kalah dari produk-produk brand yang sudah lama bermain di sana. Kali ini, perushaan hardware gaming asal Taiwan itu mencoba memperluas koleksi gear dengan memperkenalkan tiga perangkat anyar: ada headphone, keyboard, serta satu combo kit.

 

Headset Immerse GH60

MSI 1

Dari gambar, Immerse GH60 mempunyai arahan desain yang hampir sama seperti kakaknya, Immerse GH70. Headphone ini mengusung headband dua bagian ala SteelSeries Siberia V2, cup over-ear bundar dengan bantalan empuk (berlapis kulit sintetis atau kain), serta lengan mic adjustable yang bisa dimasukkan ke housing. Bedanya, ia tidak dibekali LED RGB.

Di dalam, MSI mencantumkan unit driver Neodymium 50mm. Headphone kabarnya telah memperoleh sertifikasi audio Hi-Res, menjanjikan output yang jernih dan detail, sehingga sempurna buat mengekspos posisi lawan dalam permainan atau sekedar menikmati musik favorit Anda di PC. Lalu karena Immerse GH60 mengandalkan koneksi fisik berupa jack 3,5mm, penggunaannya juga sangat fleksibel.

 

Keyboard Vigor GK40

MSI 2

Vigor GK40 ialah keyboard gaming anti-tumpahan air ber-switch membran karet. Papan ketik ini menawarkan layout full-size, wrist rest ergonomis bertekstur, serta akses multi-media yang diintegerasikan ke tombol Function. Demi memenuhi tren estetika saat ini, GK40 juga ditunjang sistem RGB Mystic Light dengan enam zona pencahayaan, delapan efek berbeda, serta empat tingkat kecerahan.

 

Combo Kit Vigor GK40

MSI 3

Paket ini disediakan bagi Anda yang sedang berhemat, terdiri dari keyboard Vigor GH40 dan mouse gaming Clutch GM10. GM10 adalah mouse ergonomis untuk pengguna non-kidal dengan tubuh semi-simetris plus tekstur anti-slip yang dipersenjatai sensor PixArt. Tersedia empat opsi level DPI, dari 800 sampai 2.400. Switch-nya bisa tetap bekerja normal hingga 10 juta kali klik.

MSI bilang, ketiga produk ini sudah dipasarkan sejak bulan Januari 2018 kemarin, namun produsen sama sekali belum menyinggung harga. Berdasarkan estimasi saya – melihat dari nama serta fitur-fitur mereka – perangkat-perangkat ini disediakan sebagai alternatif lebih terjangkau dibanding gaming gear yang telah MSI pasarkan…

Keyboard Mekanis Anti-Tumpahan Air Corsair Mendapatkan Upgrade RGB

Seringkali kegiatan gaming membuat kondisi area atau meja tempat Anda bermain jadi berantakan: remah-remahan makanan dan kaleng minuman ada di sana-sini. Dengan sedikit kemauan, semuanya bisa dibersihkan, tapi kondisi ini membuka peluang terhadap satu skenario fatal, misalnya saat keyboard mekanis kesayangan Anda kena tumpahan air.

Corsair Components melihat keadaan ini sebagai sebuah tantangan, dan di pertengahan tahun lalu, produsen hardware PC dari Fremont itu meluncurkan papan ketik anti-tumpahan air bernama K68. Tak lama, perusahaan-perusahaan lain seperti Razer dan SteelSeries juga menyediakan keyboard berkemampuan serupa. K68 sendiri unggul karena merupakan satu dari sedikit pilihan yang menyimpan switch mekanis.

Dan di awal tahun ini, Corsair memutuskan buat meng-upgrade aspek penampilan K68 dengan menambahkan pencahanyaan LED red-green-blue. Lewat langkah ini, terlahirlah K68 RGB, papan ketik anti-percikan air yang bisa suguhkan tarian 16 juta warna. RGB di K68 ialah jenis Per-Key yang memungkinkan tiap tombol menyajikan warna secara mandiri. Dan lewat Corsair Utility Engine, Anda bisa mengatur efek dan tingkat kecerahan masing-masing zona warna.

K68 RGB 1

Corsair tetap memanfaatkan switch mekanis Cherry sebagai jantung dari keyboard. Namun kali ini, mereka menawarkan dua dua pilihan tipe switch: MX Red dengan profil linier yang enteng, serta MX Blue yang menyuguhkan sensasi clicky. Tidak ada perbedaan desain pada dua varian ini. Wujudnya serupa K68 versi standar, termasuk pada penempatan tombol aktivasi LED dan lock Windows, serta tombol pengaturan fungsi multimedia.

K68 RGB 3

K68 RGB menjanjikan kemampuan anti-ghosting 100 persen dengan ‘full key rollover‘, memungkinkannya membaca input secara akurat seberapa pun cepat Anda mengetik ataupun ketika beberapa tombol ditekan bersama-sama. Kabar baiknya lagi, bundel penjualan K68 RGB turut dibekali oleh palm rest removable. Kemudian melalui CUE, Anda dipersilakan mengutak-atik fungsi macro-nya.

K68 RGB 4

K68 RGB juga mendapatkan sertifikasi IP32. Itu berarti ia dapat memblokir objek padat dengat ukuran lebih dari 2,5mm (seperti remahan makanan) dan tumpahan air yang jatuh di atas secara vertikal.

Kompensasi dari kehadiran RGB adalah harga yang lebih mahal. Corsair K68 RGB ditawarkan seharga US$ 120. Sebagai perbandingan, K68 biasa dibanderol US$ 100.

Berdasarkan info dari Corsair Indonesia, K68 akan segera tersedia melalui jaringan retail dan distribusi resmi. Saya ialah gamer yang tergolong sangat ceroboh. Seandainya Corsair menyediakan program trade-in atau tukar tambah, saya tidak akan berpikir dua kali buat mengganti K63 dengan produk baru ini…

 

Didesain Oleh Ahli Medis, Keyboard X-Bows Pastikan Pengalaman Gaming dan Mengetik Jadi Lebih Nyaman

Begitu efektifnya keyboard sebagai perangkat input membuatnya digunakan di berbagai perangkat elektronik, dari mulai laptop hingga smartphone (via keyboard digital). Tapi layout QWERTY sendiri memang dari awal tidak memprioritaskan kenyamanan. Ia merupakan adopsi dari mesin ketik. Rancangannya hampir tidak berubah sejak tahun 1800-an.

Upaya untuk merombak desain papan ketik telah sering dilakukan. Arahan yang mungkin terbilang ekstrem adalah rancangan split buat membebaskan posisi tangan Anda. Namun banyak orang belum bersedia menerima gagasan radikal tersebut. Sebagai alternatifnya, seorang pakar medis bernama Dr. Sigo Wang menawarkan papan ketik ergonomis kreasinya: X-Bows.

Mengusung layout tenkeyless sehingga pemakaiannya ringkas, ada tiga hal yang jadi konsep penciptaan X-Bows: memastikan pengguna merasa nyaman, meminimalkan waktu yang diperlukan untuk adaptasi, serta membuat wujudnya tampil atraktif. Demi memenuhi ketiganya, Wang memutuskan buat memilih desain cross-radial.

X-Bows 2

Meski semua tuts berada di atas satu papan, tombol-tombol huruf dibagi dalam dua area dan ditaruh miring sehingga membentuk huruf ‘V’. Selanjutnya, Backspace, Enter, Shift dan Ctrl dipoisisikan di tengah. Perubahan ini dimaksudkan untuk menurunkan tekanan di kelingking yang merupakan jari terlemah, memindahkan perannya ke jempol yang biasanya jarang digunakan. Dengan menaruhnya di sana, tombol-tombol tersebut juga jadi lebih mudah diraih.

X-Bows 4

Penggunaan desain cross-radial  membuat kolom tombol huruf jadi sejajar dan tak lagi miring, sehingga mengurangi jarak tempuh jari serta peregangan otot tangan. Proses belajarnya dijanjikan tidak sulit, dan tidak menuntut Anda buat menghafal layout baru. Dan untuk memudahkan pemakaian, tombol Enter, Backspace, Alt dan Ctrl sekunder juga bisa ditemukan di zona kanan layaknya keyboard standar.

X-Bows 3

Di dalam, produsen memanfaatkan switch mekanis buatan Gateron, dan menyediakan beragam varian: Red (linier 45gf), Blue (clicky 55gf), Black (linier 60gf), Brown (linier bump 45gf), Green (clicky 80gf), serta Silent Red, Silent Black, dan Silent Brown. Switch ini punya daya tahan hingga 50 juta kali tekan. Lalu agar penampilannya menrik, Wang dan tim tak lupa membubuhkan backlight LED RGB yang bisa dikustomisasi.

X-Bows dapat Anda pesan sekarang di Indie Gogo seharga mulai dari US$ 160. Pengiriman akan dilakukan pada bulan Mei 2018.

Buat saya, X-Bows merupakan penawaran yang lebih baik dari Dygma Raise karena konsep ergonomisnya tidak mengorbankan kepraktisan penggunaan. Kendala terbesarnya, kedua produk ini masih tergolong mahal – harganya dua kali lipat dari Corsair K63 yang saya pakai.

Asus ROG Strix Flare Adalah Keyboard Mekanis dengan Sejumlah Elemen Desain Cerdas

Sebelum Computex dihelat di pertengahan tahun nanti, Asus rupanya tidak mau melewatkan dan menyia-nyiakan ajang CES begitu saja. Dalam salah satu expo teknologi terbesar yang diadakan di Las Vegas itu, Asus mengumumkan sejumlah produk untuk kategori PC gaming.

Yang pertama dan yang paling menarik perhatian saya – karena saya setiap harinya selalu mengetik dan bermain game – adalah sebuah keyboard mekanis bernama ROG Strix Flare. Strix Flare bukanlah keyboard mekanis pertama Asus, tapi ia yang pertama berhasil mengundang ketertarikan lewat desainnya.

Bukan, bukan sistem pencahayaan RGB-nya yang tampak menggoda, melainkan sejumlah keputusan desain yang menurut saya sepele tapi berpengaruh signifikan. Ambil contoh peletakan tombol untuk mengontrol media. Di saat mayoritas pabrikan keyboard menempatkannya di sebelah kanan, Asus memindahnya ke sebelah kiri pada Strix Flare.

Menurut saya ini punya dampak yang cukup krusial. Pasalnya, mengatur volume di tengah-tengah sesi tembak-menembak CS:GO bisa dilakukan tanpa harus melepas mouse sama sekali, terkecuali Anda merupakan pengguna mouse kidal. Hal yang sama juga berlaku untuk mengontrol jalannya musik, menonaktifkan tombol Windows maupun menyetel tingkat kecerahan lampu RGB.

Asus ROG Strix Flare

Elemen desain cerdas yang kedua adalah cekungan kecil di bagian bawah keyboard yang bisa dimanfaatkan untuk menyembunyikan kabel headset (sayang tidak ada gambarnya), mencegah kabel yang tidak sengaja tertarik karena sedang asyik berkonsentrasi mencari headshot. Lebih lanjut, palm rest-nya tampak menipu karena dari depan kelihatan tidak ada celah di antaranya dan keyboard.

Selebihnya, Asus tentu saja tidak lupa akan performa keyboard itu sendiri. Masing-masing tombol Strix Flare mengemas switch Cherry MX RGB – bisa dalam varian Red yang linear, Brown yang tactile atau Blue yang clicky. Asus juga berencana menghadirkan varian MX Speed Silver ke depannya.

Lampu RGB yang ada di balik tiap-tiap tombol Strix Flare dapat dikontrol secara terpisah, atau dengan menerapkan satu dari 13 efek yang tersedia. Strix Flare juga menjadi keyboard pertama yang memanfaatkan software konfigurasi terbaru Asus, yang diklaim lebih optimal dan lebih komprehensif dalam mengakomodasi pengaturan profil, makro dan pencahayaan RGB itu tadi.

Asus menjadwalkan pemasaran ROG Strix Flare di kawasan Amerika Serikat mulai Februari mendatang seharga $180. Semoga saja mereka bisa dengan cepat membawanya ke tanah air.

Sumber: Asus.

Keyboard Azio Retro Classic Manjakan Pengguna Dengan Desain Mewah dan Sensasi ala Mesin Ketik

Populer di kalangan gamer, ada aspek yang wajib dibubuhkan oleh produsen aksesori PC di keyboard mekanis kreasi mereka: desain harus nyaman, dibekali fitur-fitur gaming, lalu desainer juga perlu memastikannya tahan banting. Namun sudah pasti tak semua orang menyukai penampilan gaming. Bagaimana jika Anda membutuhkan periferal minimalis untuk bekerja?

Beberapa produsen memahami kebutuhan tersebut dan sudah mulai menyediakan papan ketik dengan desain yang simpel dan elegan. Dan dalam mengembangkan produk barunya, satu perusahaan asal City of Industry, Kalifornia mencoba menonjolkan elemen premium berbasis desain retro, kemudian memadukannya bersama sejumlah fitur modern. Hasil dari upaya itu adalah keyboard unik bernama Azio Retro Classic.

Azio Retro Classic 1

Disiapkan untuk jadi penerus MK Retro, Azio Retro Classic diklaim sebagai keyboard mekanis paling mewah. Desainnya terinspirasi dari mesin ketik tua, ditegaskan oleh pemakaian tombol bundar dengan backlight. Dibanding tipe standar, keycap jenis ini memiliki jarak antar-tombol yang lebih lapang, memastikan peluang salah ketik jadi lebih kecil. Di dalam, switch-nya dirancang agar dapat mensimulasikan sensasi mengetik di mesin ketik antik.

Azio Retro Classic 3

Azio Retro Classic mempunyai dimensi 455x147x40-milimeter dan bobot kurang lebih 1,6-kilogram. Para desainernya menempatkan tombol-tombol Azio di atas area berlapis kulit asli (atau kayu sebagai alternatifnya), dikelilingi oleh bingkai logam aluminium-zinc. Menurut tim Azio Corporation, kulit asli selalu diasosiaikan dengan tema eksklusif, digunakan di bermacam-macam produk high-end.

Azio Retro Classic 5

Logam aluminium-zinc sengaja dipilih karena anti-korosi. Bahan ini cukup tangguh, tapi penggunaan dalam waktu lama bisa meninggalkan bekas. Bukannya dihindari, aspek tersebut malah ingin ditonjolkan sang produsen. Menurut mereka, tanda-tanda penggunaan memberikan Azio Retro Classic personalisasi dan karakteristik.

Azio Retro Classic 4

Untuk menghadirkan sensasi clicky ala mesin ketik, Azio Corporation memanfaatkan switch mekanis Kailh Blue. Switch ini mempunyai resistensi sebesar 60g (lebih berat dibanding switch Cherry MX Red di 45g), jarak ke titik actuation sejauh 2-milimeter, dengan total key travel sepanjang 4-milimeter. Kabarnya, switch Kailh Blue memiliki daya tahan hingga 50 juta kali tekan.

Azio Retro Classic 6

Produsen menyediakan dua varian Azio Retro Classic, yakni model wireless dan wired. Mereka berdua dilengkapi tombol-tombol hotkey buat memudahkan Anda mengakses fungsi pengaturan multimedia hingga shortcut ke File Explorer, kalkulator dan browser. Tipe wireless sendiri menyimpan baterai 6.000mAh dan kompatibel ke macOS.

Azio bisa dipesan sekarang melalui situs crowdfunding  Indie Gogo seharga US$ 160 (USB) dan US$ 190 (Bluetooth).