Bank Digital Krom Resmi Meluncur, Bidik Nasabah Usia Muda untuk Menabung

PT Krom Bank Indonesia Tbk (Krom) resmi meluncurkan aplikasi pada hari ini, Selasa (27/2). Perseroan membidik generasi muda sebagai target pengguna yang ingin mencapai kemandirian finansial dengan mengembangkan uang mereka melalui produk perbankan yang memiliki nilai investasi tinggi dan aman.

Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menyampaikan, Krom dirancang dengan layanan perbankan superior yang memungkinkan generasi muda mengelola dan mengembangkan uang mereka. Tujuannya agar mereka lebih proaktif dalam menabung dan membangun kemandirian finansial jangka pendek maupun panjang.

“Berdasarkan tren dan demografi, anak muda zaman sekarang lebih melek teknologi. 30 tahun saya berkarier di bank, transformasinya luar biasa. Kalau bank enggak ikutan [transformasi digital], akan ketinggalan,” ucapnya saat konferensi pers.

Untuk menyesuaikan dengan visi tersebut, Krom mendiferensiasikan dirinya dengan sejumlah keunggulan. Pertama, rate menarik berupa suku bunga tabungan 6% p.a. dan suku bunga deposito hingga 8,75% p.a. Angka ini diklaim jauh lebih tinggi dari pasar perbankan. Krom juga menghilangkan biaya tradisional, seperti biaya admin pulsa dan admin pembayaran tagihan asuransi dan kartu kredit.

Kedua, fleksibel. Krom memberikan nasabah kebebasan untuk mengelola keuangan sesuai kebutuhan dengan membuat alokasi 20 tabungan dan 20 deposito. Lalu, memilih nomor rekening sendiri, penempatan deposito mulai dari Rp100 ribu dengan tenor harian 14-180 hari dan bunga progresif. Terakhir, fleksibel untuk menarik deposito sebelum jatuh tempo tanpa dikenai penalti dan tetap dapat bunga 6% p.a.

“Tenor harian ini belum ada pilihannya di bank lain. Kami buat ini karena biasanya anak muda itu kebutuhannya sangat dinamis. Jadi mereka tetap bisa menabung sesuai tenor yang diinginkan dan tetap dapat bunga yang lebih tinggi,” tambah Head Marketing Krom Bank Felicia Thenardy.

Sementara itu, dari sisi keamanannya, seluruh data pribadi nasabah dienkripsi dengan standar keamanan tertinggi dan komprehensif. Setiap transaksi dilengkapi dengan PIN, password, dan one-time password (OTP) untuk lapisan keamanan tambahan.

Pengembangan berikutnya

Felicia menyampaikan suku bunga simpanan yang ditawarkan Krom kepada nasabah tidak dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Perlu diketahui, LPS telah menetapkan tingkat bunga penjaminan rupiah di bank umum sebesar 4,25% yang berlaku sejak 1 Februari 2024 hingga 31 Mei 2024.

Kendati demikian, pihaknya akan tetap transparan kepada nasabah dan memberitahukan informasi tidak dijaminnya bunga simpanan itu melalui berbagai kanal digital, termasuk situs dan media sosial.

“Kalau ada pertanyaan akan kami jawab dengan transparan, kami tetap edukasi seperti apa profil risikonya agar nasabah mengerti ketika investasi atau nabung di Krom,” kata dia.

Anton menambahkan, walau menerapkan suku bunga simpanan tinggi, Krom tetap berkomitmen untuk menjaga profitabilitasnya. Dalam menawarkan suku bunga, pihaknya selalu mengembangkan bisnis dan mencari model bisnis yang tepat.

“Indikasinya dari kesehatan profit bank, kami bisa jaga tetap positif. Jumlah biaya yang besar dari bank [kurang tepat] apabila tidak diimbangi dengan perjalanan strategi bisnis yang kurang tepat. Untuk interest rate yang tinggi maka harus cari bisnis yang tepat untuk kami,” tuturnya.

Dipastikan ke depannya Krom akan melakukan pengembangan produk keuangan yang lebih kompetitif. Tidak hanya memanfaatkan ekosistem dari Kredivo Group untuk produk pinjaman, seperti channeling dan join financing, Krom akan berkolaborasi dengan mitra-mitra lainnya.

Anton juga memastikan bahwa Krom akan menggarap produk pinjaman untuk segmen UMKM. Dinilai segmen tersebut belum digarap oleh Kredivo dan KrediFazz, sehingga tidak bersaing langsung. “Dari sisi produk dan bisnis semua akan ada waktunya. Kami mau lari secepat-cepatnya karena persiapan bisnis dan IT-nya sudah lengkap,” pungkasnya.

Tidak disebutkan target spesifik nasabah yang akan dibidik Krom. Hanya disampaikan akan melayani jutaan nasabah dalam beberapa tahun mendatang. Diklaim Kredivo sebagai pelopor paylater di Indonesia kini memiliki hampir 10 juta pengguna sejak pertama kali beroperasi di 2016.

Application Information Will Show Up Here

Krom Bank Angkat Bankir Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur

PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI), sebelumnya dikenal dengan Bank Bisnis Internasional, resmi menunjuk Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur. Keputusan ini telah mendapat kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 21 Februari 2024.

Dalam keterangan resmi, Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menyampaikan, “Saya merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan para pemegang saham untuk memimpin Krom yang akan secara resmi meluncurkan layanan perbankan digital. Saya yakin Krom mampu bersaing di industri perbankan digital, berkat diferensiasi dan keunggulan layanannya, serta dukungan dari Kredivo Group yang telah memiliki ekosistem solid.”

Anton memiliki pengalaman lebih dari 27 tahun di industri perbankan. Sebelum bergabung di Krom, Anton menjabat sebagai Consumer Banking Director di Bank KEB Hana Indonesia. Kemudian pada 2018-2021, ia menjabat sebagai EVP Digital Business Development di CIMB Niaga dan menduduki posisi senior lainnya di Bank Sinarmas dan Bank Permata. Karier awalnya dimulai di BCA.

Sebelum Anton bergabung, posisi Presiden Direktur Krom Bank ditempati oleh Laniwati Tjandra. Laniwati sudah menjabat di posisi tersebut sebelum Krom diambilalih oleh Kredivo Group, melalui PT FinAccel Teknologi Indonesia pada Maret 2022.

FinAccel membeli saham Bank Bisnis secara bertahap, sebanyak 40% saham pada 2021, kemudian pada Maret-April 2022 menambah 35% kepemilikan sampai akhirnya menjadi pemegang saham pengendali.

Krom tidak langsung meresmikan ke publik semenjak rebranding diumumkan. Situs baru bisa diakses pada Oktober 2022, dengan catatan produk perbankan yang belum tersedia.

Seiring berjalannya waktu, dengan brand baru, Krom mulai membuka lewat kerja sama bisnis dengan Kredivo dan KrediFazz untuk skema loan channeling. Ketiga perusahaan ini merupakan bagian dari Kredivo Group. Fokus Krom sendiri adalah menggarap layanan perbankan digital untuk nasabah ritel, selaras dengan sister company-nya yang bermain di segmen ritel.

Saat ini aplikasi Krom sudah bisa diakses di Google Play dan App Store. Perusahaan menawarkan deposito berjangka dengan bunga hingga 8,75% per tahun, tabungan biasa dengan bunga 6% per tahun, gratis transfer dan top up hingga 30 kali sebulan, dan permudah nasabah buat alokasi hingga 40 tabungan yang disesuaikan dengan tujuan keuangan.

Tak hanya itu, di dalam aplikasi juga menawarkan kemudahan pembayaran tagihan dan top up pulsa. Peresmian Krom Bank secara publik bakal digelar pada pekan depan, hari Selasa (27/2).

Application Information Will Show Up Here

Apa Itu Kode Referral? Pengertian, Cara Kerja, Keuntungan, dan Tipsnya

Istilah “kode referral” mungkin sudah kamu dengar. Namun, beberapa orang masih belum memahami apa itu sebenarnya. Akibatnya, kali ini kita akan membahas arti kode referral dan cara kerjanya.

Salah satu strategi pemasaran perusahaan adalah kode referral. Kode ini dirancang untuk mempromosikan barang atau jasa perusahaan. Kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mendapatkankannya? Baca ulasan berikut!

Apa Itu Kode Referral?

Semua anggota program afiliasi marketing memiliki kode unik yang terdiri dari huruf dan/atau angka. Affiliate marketer akan mendapatkan kode ini setelah mereka bergabung dengan program tersebut.

Kode referal membantu melacak bagaimana kode diberikan ke affiliate marketer dan sampai konsumen melakukan pembelian. Dengan kode ini, kamu dapat lebih mudah menghitung komisi yang kamu dapatkan dari penyedia program afiliasi.

Jadi, kode referral adalah deretan huruf, angka, simbol, atau kombinasi keduanya yang digunakan untuk mengajak orang untuk membeli barang atau menjadi anggota platform.

Cara Kerja Kode Referral

Bisa dikatakan bahwa prinsip kode referral sangat sederhana. Tahapannya kira-kira seperti ini:

  1. Membuat Kode Referral

Kode referral biasanya diberikan secara otomatis kepada setiap pengguna aplikasi atau member program. Kode referral berbeda-beda untuk setiap pengguna. Untuk beberapa aplikasi, pengguna dapat menyesuaikan kode sesuai yang diinginkan.

  1. Menyebarkan Kode Referral

Kode referralini dapat digunakan oleh setiap pengguna di platform mana pun, seperti media sosial, pesan broadcast, promosi di blog atau website, dari mulut ke mulut, dan sebagainya. 

Kode tersebut tidak dapat digunakan oleh pengguna yang telah mendaftar dengan akun yang sama sebelumnya.

  1. Gunakan Kode Referral

Ketika pengguna lain menggunakan kode referral, sistem akan mendeteksi dan mengumpulkan data. Penyedia kode referral juga akan memverifikasi jumlah penggunaan kode referral. 

  1. Memperoleh Keuntungan

Menurut kebijakan, sistem akan memberikan beberapa keuntungan kepada pemegang kode setelah verifikasi. Rekor program referral biasanya berupa poin, komisi uang, diskon promo, dan lainnya.

Keuntungan dari Menggunakan Kode Pemberitahuan

Berikut ini adalah pembahasan tentang kode referal, salah satu strategi pemasaran digital yang menawarkan banyak keuntungan bagi perusahaan dan konsumen:

Dari Sisi Perusahaan

  • Meningkatkan jumlah pelanggan. Membuat produk kita lebih dikenal dengan kode referral yang mudah dibagikan.
  • Branding bisnis. Tidak diragukan lagi, kode referal yang tersebar luas dapat meningkatkan kesadaran merek suatu perusahaan.
  • Meningkatkan loyalitas pelanggan karena pelanggan merasa senang dengan diskon atau komisi.
  • Penjualan meningkat. Dengan penyebaran kode referal yang luas, kemungkinan penjualan produk akan meningkat.

Dari Sisi Pelanggan

  • Mendapat keuntungan dari mengajak pelanggan baru.
  • Memungkinkan pelanggan berbagi diskon dengan teman dan keluarga.
  • Mendapat keuntungan tanpa mengeluarkan banyak modal
  • Mendapat harga lebih murah. Dengan menggunakan kode referal, kamu dapat mendapatkan promosi, diskon, atau cashback.
  • Bersifat abadi. Itu benar! Keuntungan menjadi affiliate marketer ini berlaku sepanjang masa. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, kamu dapat terus menggunakan kode referal kamu.

Cara Mendapatkan Kode Referral

Setelah kamu mempelajari apa itu kode referral, keuntungan, dan cara kerjanya, bagaimana cara mendapatkan kode referral? Pada dasarnya, kode referral berbeda untuk setiap aplikasi.

Namun, secara umum, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

  • Akses aplikasi
  • Buka profil kamu
  • Cari menu “Kode Referral”.
  • Kamu dapat melakukan kustomisasi sesuai keinginan setelah menerima kode referral.
  • Setelah itu, salin kode referral
  • Kamu harus membagikan kode referral atau link ke media sosial.

Beberapa aplikasi memungkinkan kamu langsung membagikan referral melalui tautan. Kamu harus pergi ke bagian profil akun dan menemukan opsi “ajak teman untuk bergabung”, kemudian kamu dapat langsung membagikan tautan ke teman.

Semoga bermanfaat!

Paylater Jadi Metode Pembayaran Harian, Penggunaan Kian Meluas

Hasil riset Kredivo dan Katadata Insight Center menyebut paylater menjadi stimulus daya beli masyarakat dalam berbelanja online. Persentasenya mencapai 16,2%, lebih unggul dibanding metode transfer bank (10,2%) yang berada di urutan keempat. Urutan pertama ditempati oleh e-wallet (46,8%), disusul tunai/cash on delivery (22,6%).

“Sekarang orang pakai paylater untuk belanja online. Mulai ada kenyamanan. Dulu kan cuma untuk kebutuhan mendesak,” ujar Direktur Katadata Insight Center Adek Roza, seperti dikutip dari Tempo.

Dalam riset tahunan bertajuk “Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia”, menyoroti persentase pengguna layanan paylater dalam platform e-commerce naik signifikan, dari 28,2% di 2022 menjadi 45,9% di 2023. Sementara itu, sebanyak 60,9% responden yang telah menggunakan paylater menyebutkan bahwa platform tersebut merupakan kredit pertama yang mereka dapatkan, terutama bagi socio-economic status (SES) C.

Seiring dengan edukasi terkait paylater, pengguna pun mulai beralih menjadi metode pembayaran kebutuhan harian. Di antaranya untuk belanja barang (87,1%), tagihan bulanan (51,8%), serta pulsa dan paket internet (48,9%).

Adapun kategori barang yang paling banyak dibeli menggunakan paylater adalah fesyen (66,4%), perlengkapan rumah tangga (52,2%), elektronik (41,1%), gadget/komputer (34,5%), dan perawatan tubuh dan kecantikan (32,9%).

Temuan ini menarik karena kini konsumen membeli tidak hanya produk mahal, tetapi juga produk untuk kebutuhan sehari-hari. Meningkatnya aktivitas di luar rumah membuat masyarakat semakin memperhatikan penampilan diri sehingga kebutuhan terhadap produk fesyen semakin meningkat.

Selain itu, pola penggunaan paylater telah berubah menjadi lebih banyak digunakan untuk berbelanja kebutuhan bulanan dengan cicilan tenor pendek (56,8%), alih-alih untuk kebutuhan mendadak (52,1%). Perubahan ini terjadi seiring semakin tingginya tingkat pengetahuan pengguna mengenai paylater yang kini berada di angka 32,0 (level tinggi) dibanding tahun sebelumnya di angka 26,0 (level sedang).

Menanggapi hal tersebut, Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menyampaikan kehadiran paylater perlu diakui cukup memberikan manfaat ketersediaan akses kredit yang aman, terjangkau, dan mudah bagi hampir seluruh lapisan masyarakat. Studi ini juga menguatkan bahwa paylater tidak hanya digunakan untuk kebutuhan mendesak, tapi sebagai metode pembayaran yang efisien untuk bertransaksi sehari-hari.

“Ke depannya, seiring penggunaan paylater yang meningkat, maka akan semakin meningkatkan multiplier effect atau dampak turunan panjang bagi industri ekonomi digital ini, mulai dari percepatan pembangunan infrastruktur hingga penyerapan tenaga kerja yang akan berdampak pada perputaran roda perekonomian,” terang Bhima.

Sebagai catatan, riset ini memanfaatkan 22 juta sampel transaksi yang berasal dari 2,2 juta sampel pengguna Kredivo di 34 provinsi dan di enam platform e-commerce di Indonesia pada periode Januari hingga Desember 2022.

Hasil temuan perilaku belanja online lainnya

  1. Konsistensi peningkatan transaksi di kota tier 2 dan 3, dengan kenaikan sebesar 33% di 2020, 36% di 2021, dan 43% di 2022, meskipun nilai transaksi masih didominasi oleh kota tier 1 yaitu sebanyak 57%. Hal ini menandakan daya beli masyarakat di kota tier 2 dan 3 yang terjaga memasuki masa pasca pandemi dan pangsa e-commerce yang semakin luas ke daerah.
  2. Konsumen lebih tua semakin adaptif dengan penggunaan e-commerce dengan kenaikan konsisten dalam 3 tahun terakhir yaitu kelompok umur 36-45 dari 19% (2020) menjadi 24% (2022), dan kelompok umur 46-55 tahun dari 4% (2020) menjadi 6% (2022). Penetrasi e-commerce yang sudah mencapai satu dekade berdampak pada daya beli konsumen lebih tua di e-commerce yang juga terus bertumbuh.
  3. Memasuki masa pasca-pandemi, terjadi pergeseran pola belanja masyarakat dengan perilaku belanja kombinasi online dan offline menjadi tren. Sebanyak 79,1% konsumen memilih menggunakan metode belanja kombinasi online dan offline, dengan 21% dari total presentasi tersebut lebih banyak melakukan pembelian secara offline dan 58,1% lebih banyak melakukan pembelian secara online. Sementara itu, tren belanja online tanpa kombinasi secara offline mengalami penurunan dari yang sebelumnya 28% menjadi 18,7%.
  4. Tren pergeseran juga terlihat dari transaksi per kategori produk, dengan turunnya nilai transaksi gadget di 2022 sebelumnya 37% menjadi 33,7% yoy. Sementara terjadi kenaikan nilai transaksi di produk fashion dari 12,9% menjadi 15,6% yoy. Tren ini sejalan dengan mulai kembalinya aktivitas offline masyarakat di masa transisi pandemi 2022.
  5. Tren preferensi belanja yang beragam berdasarkan kelompok umur, status perkawinan, dan jumlah anak. Pulsa dan voucher menjadi kebutuhan paling diminati oleh konsumen berdasarkan kelompok umur, sementara konsumen lajang paling banyak bertransaksi untuk gadget, dan konsumen dengan 1-2 anak paling banyak membeli produk kategori anak dan bayi sedangkan konsumen dengan 3-5 anak cenderung lebih fokus pada peralatan rumah tangga dan makanan.
  6. Meskipun secara keseluruhan transaksi 2022 meningkat dibanding 2021, terdapat penurunan di kuartal IV 2022 akibat isu resesi dan gejolak ekonomi global, dengan nilai transaksi Q4 sebesar 38,6% menjadi 33,3% yoy.

Induk Kredivo Umumkan Pendanaan Seri D Rp4 Triliun, Dipimpin Mizuho Bank

Kredivo Holdings (rebranding dari FinAccel) mengumumkan pendanaan seri D senilai $270 juta atau setara Rp4 triliun. Putaran ini dipimpin Mizuho Bank Ltd., anak perusahaan dari Mizuho Financial Group Inc. dari Jepang – turut disampaikan, perusahaan berpartisipasi $125 juta dalam putaran seri ini.

Selain itu investor terdahulu Kredivo juga terlibat, seperti Square Peg Capital, Jungle Ventures, Naver Financial Corporation, GMO Venture Partners, dan Openscape Ventures.

Evercore, perusahaan penasihat perbankan investasi independen global terkemuka, bertindak sebagai penasihat keuangan eksklusif dalam transaksi ekuitas seri D ini, dan Cooley LLP bertindak sebagai penasihat hukum.

Sebelumnya rumor mengenai pendanaan ini sempat santer diperbincangkan pada akhir tahun 2022 lalu.

Kendati memiliki kantor induk berbasis di Singapura, produk utama Kredivo Holdings dipasarkan untuk pengguna utama di Indonesia. Layanan utama mereka adalah platform paylater Kredivo, yang kini telah terintegrasi ke 1000+ ritel online dan offline di Indonesia. Perusahaan juga mengoperasikan KrediFazz, layanan fintech lending konsumer yang telah mendistribusikan sekitar dana Rp37 triliun ke lebih dari 4,8 juta pengguna.

Kini mereka juga mengoperasikan bisnis bank digital melalui merek Krom Bank Indonesia, ini merupakan tindak lanjut dari akuisisi perusahaan atas saham mayoritas Bank Bisnis Internasional.

“Kredivo memiliki rekam jejak yang luar biasa di Asia Tenggara, memanfaatkan kemitraan data yang mendalam untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara, sekaligus mempertahankan metrik risiko setara bank dan membangun model bisnis yang efisien secara modal,” sambut Group Executive Officer Deputy Head of Retail & Business Banking Company of Mizuho, Daisuke Horiuchi.

Target setelah pendanaan

Lewat suntikan dana ini, Kredivo ingin melakukan perluasan ekosistem layanan keuangan melalui paylater, pinjaman tunai, kartu fisik dan virtual, serta mendukung peluncuran neobank, Krom.

CEO Kredivo Holdings Akshay Garg mengatakan, “Ekspansi ke perbankan digital yang akan datang sangat sinergis dengan produk Kredivo yang ada dan juga membuka peluang yang sangat menjanjikan bagi kami untuk menjadi platform layanan keuangan digital pilihan bagi puluhan juta konsumen di Asia Tenggara. Oleh karena itu, kami sangat senang Mizuho bergabung sebagai investor dan mitra strategis kami yang berharga.”

Di segmen paylater, Kredivo berhadapan dengan sejumlah pemain di Indonesia. Salah satu yang terbesar – yang juga sudah berstatus unicorn seperti Kredivo–adalah Akulaku. Tahun lalu Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG) memberikan investasi sebesar $200 juta. Ini merupakan investasi strategis kedua yang diterima oleh Akulaku pada tahun tersebut. Sebelumnya, mereka memperoleh pendanaan sebesar $100 juta dari Siam Commercial Bank (SCB) pada awal 2022.

Sejumlah pemain paylater di Indonesia / DSInnovate (2021)
Sejumlah pemain paylater di Indonesia / DSInnovate (2021)

Sementara di segmen neobank, bisnis ini masih terus bertumbuh diisi oleh inovasi dari perusahaan digital. Terbaru ada superbank yang diinisiasi Grab, EMTEK, dan Singtel. Astra dan WeLab juga tengah menuju ke sana setelah mengakuisisi mayoritas saham Bank Jasa Jakarta.

Kendati demikian, sejak 2021 sebenarnya ekosistem bank digital mulai terbentuk di Indonesia dengan hadirnya puluhan produk menyasar segmen yang sama. Ini termasuk inovasi yang dilahirkan dari perusahaan perbankan itu sendiri.

Peta persaingan bank digital di Indonesia / DSInnovate (2021)
Peta persaingan bank digital di Indonesia / DSInnovate (2021)

Pendanaan ekuitas terbaru Kredivo Holdings jelas menjadi amunisi penting untuk membantu perusahaan menghadirkan proposisi nilai di tengah iklim persaingan industri yang kian ketat. Namun demikian peluangnya memang masih sangat besar.

Pada tahun 2021, penetrasi kartu kredit di Asia Tenggara baru berkisar 9,98% saja. Layanan paylater menjembatani kesenjangan tersebut, memudahkan konsumen mendapatkan fasilitas serupa dengan proses yang lebih mudah dan terdigitalisasi. Sementara layanan bank digital juga menyasar 51% unbanked dan 26% underbanked dari 181 juta masyarakat usia muda di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Berkolaborasi dengan Kredivo, Telkomsel Resmikan Layanan BNPL “Telkomsel Paylater”

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menjadi perusahaan telekomunikasi berikutnya yang menawarkan layanan BNPL atau buy now pay later khusus produk telco melalui “Telkomsel Paylater”. Dalam mengembangkan produk ini, Telkomsel bekerja sama dengan startup fintech yang berada di bawah naungan FinAccel, Kredivo.

Kolaborasi ini sekaligus menjadi bagian upaya perusahaan menghadirkan produk dan layanan digital yang customer-centric. Telkomsel dan Kredivo disebut akan mengoptimalkan aset ekosistem digital yang dimiliki untuk membuka lebih banyak peluang dengan memberikan kemudahan pembiayaan produk digital terintegrasi, yang dapat diakses pelanggan melalui aplikasi MyTelkomsel.

Direktur Planning & Transformation Telkomsel Wong Soon Nam mengungkapkan, kehadiran Telkomsel PayLater jadi babak baru bagi kedua industri dalam menciptakan sebuah solusi alternatif bagi masyarakat melalui kemudahan akses kredit yang aman, fleksibel, dan terjangkau untuk pemenuhan kebutuhan gaya hidup digital.

Telkomsel PayLater menawarkan solusi kredit instan eksklusif yang bisa digunakan untuk membeli produk dan layanan di dalam ekosistem Telkomsel melalui MyTelkomsel. Limit yang diberikan juga beragam mulai dari Starter (di bawah 1 juta), Basic (di bawah 3,5 juta), dan Premium (hingga 30 juta). Untuk saat ini, pilihan tenor yang tersedia saat ini hanya 30 hari dengan bunga 0%.

Bagi pengguna Telkomsel yang ingin menggunakan layanan Telkomsel PayLater, bisa langsung membuka aplikasi MyTelkomsel lalu melakukan pendaftaran. Untuk menikmati layanan ini, pengguna juga harus terdaftar di platform Kredivo. Mengingat tagihan transaksi yang dilakukan menggunakan Telkomsel Paylater akan secara otomatis masuk ke tagihan Kredivo.

Disinggung mengenai target pengguna, General Manager Kredivo Indonesia Lily Suriani mengungkapkan bahwa layanan ini menargetkan orang-orang yang sudah memiliki penghasilan tetap dan siap secara digital. Untuk saat ini, layanan baru tersedia di platform Android dan hanya menawarkan produk di dalam ekosistem Telkomsel.

Ke depannya, Telkomsel PayLater disebut akan dikembangkan secara bertahap di luar platform MyTelkomsel. Pengembangan ini akan terus dilakukan Telkomsel PayLater juga dapat menjadi solusi layanan keuangan digital bagi ekosistem digital Telkomsel lainnya, mulai dari Device Bundling, Dunia Games, MAXstream, hingga Telkomsel Orbit.

Telkomsel telah secara konsisten menghadirkan berbagai inisiatif dalam memperkuat ekosistem digital, termasuk dengan mendirikan entitas terpisah yang fokus mengembangkan inisiatif digital perusahaan, INDICO. Beberapa produk digital yang sudah diluncukan, yaitu Kuncie (edtech) dan Fita (healthtech).

Layanan BNPL di Indonesia

Industri fintech Indonesia terus berkembang dengan kehadiran produk-produk baru yang menawarkan layanan yang beragam. Salah satunya yang tengah diminati adalah BNPL atau buy now pay later. Secara umum, BNPL merupakan opsi pembiayaan jangka pendek yang memungkinkan pelanggan membeli produk dan membayarnya belakangan, tanpa bunga atau dengan bunga rendah.

Salah satu yang mendorong pertumbuhan layanan ini adalah pesatnya pertumbuhan transaksi e-commerce di tanah air. Berdasarkan riset yang dilakukan Kredivo pada responden yang melakukan pembayaran non-tunai di platform e-commerce, terjadi peningkatan transaksi menggunakan paylater sebesar 10% dari 28% pada 2021 menjadi 38% pada tahun 2022.

Dalam temuan yang sama, ada sejumlah alasan responden mau menggunakan layanan paylater, utamanya untuk membeli kebutuhan mendadak/mendesak (58%), belanja dengan cicilan jangka pendek atau kurang dari satu tahun (52%), dan mendapatkan lebih banyak promo menarik (45%).

Menurut Global Payments Report yang diterbitkan FIS, perusahaan software fintech berbasis di AS, paylater menyumbang 2,9% dari total transaksi e-commerce global di 2021 dan diproyeksi naik menjadi 5,3% di 2025. Data tersebut menunjukkan potensi besar paylater sebagai salah satu metode pembayaran digital pilihan konsumen dalam skala global.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa pemain yang menawarkan layanan BNPL, termasuk Akulaku, Kredivo, GoPayLater (kerja sama dengan Findaya), Traveloka PayLater dan Shopee PayLater. Berdasarkan hasil survei DailySocial, Shopee PayLater menjadi layanan paling banyak digunakan oleh konsumen. Presentasenya mencapai 78,4% dibanding layanan paylater lainnya.

Tesis Bank DBS Indonesia Memberikan Fasilitas Pinjaman ke Startup

PT Bank DBS Indonesia tengah aktif memperkuat portofolio strategisnya dengan pelaku startup. Salah satunya melalui pemberian fasilitas kredit untuk modal usaha (termasuk di salurkan lewat platform lending). Di sepanjang 2022, DBS Indonesia sudah beberapa kali memberikan pinjaman ke startup, yakni Kredivo, eFishery, dan terbaru Broom.

Beberapa waktu lalu, DBS Indonesia meresmikan perjanjian kerja sama fasilitas kredit kepada startup pembiayaan showroom mobil Broom sebesar Rp100 miliar. Perjanjian strategis ini diresmikan oleh Co-founder & CEO Broom Pandu Adi Laras dan Executive Director Institusional Banking Group Kevin Tanuwidjaja.

Pada Oktober, DBS Indonesia juga baru memberikan pinjaman jangka pendek ke startup aquatech eFishery sebesar Rp500 miliar. Kemudian di 2021, perusahaan memfasilitasi pinjaman ke Kredivo sebesar Rp2 triliun dengan skema joint financing. Ini merupakan peningkatan dari pinjaman sebelumnya sebesar Rp1 triliun dan Rp500 miliar untuk pendanaan awal Kredivo.

Langkah DBS Indonesia mulai aktif berkolaborasi dengan stratup dinilai sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air. Mengacu laporan e-Conomy SEA 2022 oleh Google, Temasek, Bain and Company, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai $130 miliar di 2025 dengan CAGR 19%.

Kevin berujar, ini menjadi wujud komitmen perusahaan dalam menciptakan solusi perbankan yang lebih berdampak dan terjangkau bagi startup atau pelaku fintech. “Kami melihat industri startup punya potensi sangat baik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” ujar Kevin dihubungi terpisah oleh DailySocial.id.

Ia tak mengelaborasi lebih lanjut mengenai tesis investasi dan metrik yang digunakan. Namun, aspek kebutuhan, profil risiko, dan solusi terarah disebut sebagai faktor utama dalam menentukan kelayakan startup. Pihaknya juga mempertimbangkan rekam jejak finansial dan pendanaan startup.

Sumber: Bank DBS Indonesia, diolah kembali oleh DailySocial.id

“Kami berupaya menciptakan ekosistem yang cepat, andal, dan berkelanjutan dalam menyediakan solusi dan pengalaman sesuai prinsip kami ‘Live More, Bank Less’. Melalui kolaborasi strategis dengan startup dan ekosistemnya, kami ekspansi ke layanan fintech. Kami percaya dampak yang kami ciptakan dapat dirasakan di luar perbankan,” paparnya.

Lebih lanjut, pihaknya berupaya mengambil peran dalam pertumbuhan ekonomi digital dengan menggencarkan kegiatan dan advokasi berfokus pada masalah keberlanjutan dan memperhatikan isu environment, social, dan governance (ESG) seiring dengan komitmen DBS Group mencapai emisi nol bersih pada 2050.

Saat ini, DBS Group memiliki tiga pilar keberlanjutan sebagai dasar pemikiran, yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking.

Fasilitas kredit

Dalam keterangan resminya, Co-founder & CEO Broom Pandu Adi Laras mengungkap bahwa fasilitas kredit ini menjadi likuiditas tambahan yang akan mendukung pengembangan bisnis perusahaan. Adapun, dana tersebut akan dipakai untuk memperluas cakupan showroom mobil bekas di Indonesia.

“Fasilitas kredit ini akan mempercepat Broom untuk merangkul 5.000 showroom dan memperluas wilayah operasional di kota-kota besar lain di pulau Jawa hingga akhir 2022,” ungkap Pandu.

Sebelumnya, Broom telah memperoleh fasilitas kredit serupa dari beberapa lembaga keuangan lain di awal 2022. Selain itu, Broom juga memperoleh pendanaan pra-awal senilai $3 juta (lebih dari Rp43 miliar) yang dipimpin oleh AC Ventures, juga partisipasi Quona Capital dan beberapa angel investor, seperti pendiri Kopi Kenangan dan Lummo.

Sementara, Co-founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah menilai fasilitas pinjaman dari bank lebih murah dalam jangka panjang dibandingkan menggunakan ekuitas yang mengharuskannya melepas saham bernilai ke investor. Sementara, jika perusahaan tumbuh baik, harga yang dikeluarkan bisa lebih mahal daripada saat pertama kali melepas [saham].

Sebagai informasi, ini menjadi kolaborasi perdana DBS Indonesia dan eFishery. Bagi DBS Indonesia, ini merupakan portofolio pinjaman pertama di sektor aquatech, sedangkan bagi eFishery adalah fasilitas pinjaman pertama dari bank sejak berdiri di 2013.

Di Indonesia, tampaknya belum banyak perbankan yang mau mengucurkan pinjaman kredit bagi modal usaha pelaku startup. Sejumlah faktor masih menjadi pertimbangan besar mengapa startup belum menjadi segmen potensial bagi bank.

Perbankan merupakan industri dengan regulasi ketat dan mengutamakan aspek manajemen dan profil risiko. Hal ini dilakukan untuk menekan atau mengendalikan risiko dalam produk yang ditawarkan, salah satunya penyaluran kredit.

Sementara, perusahaan rintisan dinilai belum dapat memenuhi sejumlah aspek di atas mengingat pelaku startup awal belum memiliki cash flow yang jelas, jaminan, rekam jejak finansial, dan kepastian pendapatan dari produk yang mereka kembangkan.

Berdasarkan laporan CB Insights, ada lima alasan teratas startup mengalami kegagalan di antaranya salah membaca kebutuhan pasar (42%), kehabisan dana (29%), susunan tim tidak sesuai (23%), kalah berkompetisi (19%), dan harga atau biaya tanggungan (18%).

Application Information Will Show Up Here

Bank Digital Milik Kredivo “Krom Bank” Mulai Unjuk Diri Sebelum Resmi Dirilis

Krom Bank, bank digital milik induk Kredivo, mulai menunjukkan diri ke publik melalui situs resminya. Meski produknya belum bisa diakses, publik bisa mengetahui bahwa layanan perbankan yang akan dihadirkan nantinya adalah Tabungan Utama, Tabungan, Deposito berjangka, Transfer, dan Top up & Tagihan.

Dalam situsnya dijelaskan, “Krom dibuat khusus agar kamu bisa dengan mudah mengalokasikan dana dan merencanakannya sesuai dengan tujuan keuanganmu. Mulai dari alokasi kebutuhan harian, rencana jangka pendek, hingga rencana masa depan.”

Layanan yang disediakan Krom Bank pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan kebanyakan bank digital lainnya tawarkan. Patut ditunggu nilai lebih yang ditawarkan apalagi terhubung dengan solusi Kredivo.

Krom Bank adalah rebrand dari Bank Bisnis Internasional, resmi diumumkan pada 20 September 2022 pasca RUPSLB yang digelar pada lima hari sebelumnya. Dalam rapat juga memutuskan empat bidang usahanya. Yakni, sebagai bank umum konvensional, penyedia jasa pembayaran, memindahkan dana, dan menerbitkan surat pengakuan utang, dan kegiatan lainnya.

Selain itu juga menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan. Rapat memberhentikan Sugijarto Lukman sebagai Komisaris Independen, digantikan dengan Zainal Abidin. Juga mengangkat Masa Paskalis Lingga sebagai Presiden Komisaris. Masa merupakan bankir veteran yang pernah bekerja di sejumlah perusahaan fintech, di antaranya Uang Teman, LinkAja dan OneAset.

Presiden Direktur tetap dipegang oleh Laniwati Tjandra, Alvin James Kurniawan dan Wisaksana Djawi, keduanya sebagai Direktur.

PT FinAccel Teknologi Indonesia resmi menjadi pengendali saham Bank Bisnis Internasional dengan kepemilikan 75% pada Maret 2022. Pembelian dilakukan secara bertahap sejak 2021 hingga April 2022. Pada 2021, perusahaan telah menggenggam 40% saham.

Kemudian, pada 31 Maret 2022 dan 8 April 2022 kembali meningkatkan kepemilikannya sebanyak 35% dengan membeli harga saham seharga Rp1.646 per lembar saham. Dengan begitu, FinAccel menggelontorkan dana sebesar Rp1,9 triliun untuk mengambil alih 35% saham.

Krom Bank saat ini menggelar penawaran umum terbatas III (PUT III) dalam rangka rights issue. Perusahaan menerbitkan 14,06% saham dari total modal ditempatkan atau disetor dengan nominal saham Rp100 per saham. Dana hasil rights issue akan digunakan sepenuhnya untuk tambahan modal kerja. Langkah tersebut diambil dalam rangka memenuhi pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun yang batas waktunya berakhir pada akhir Desember 2022.

Kredivo galang pendanaan

Di satu sisi, baru-baru ini FinAccel dikabarkan tengah menggalang pendanaan seri D. Menurut sumber, saat ini total dana sekitar $140 juta atau setara 2,5 triliun Rupiah telah terkumpul dari sejumlah investor termasuk Mirae Asset, Square Peg, Jungle Ventures, Openspace Ventures, dan beberapa nama lainnya.

Dengan pendanaan ini, diperkirakan valuasi FinAccel telah menyentuh $1,6 miliar. Pendanaan ekuitas terakhir yang diumumkan FinAccel adalah seri C pada akhir 2019, membukukan dana $90 juta dari MDI Ventures, Square Peg, Telkomsel Mitra Inovasi, dan investor lainnya.

Setelah itu mereka lebih banyak menerima pendanaan debt dan loan channeling untuk meningkatkan kemampuan layanan lending yang dimiliki. Salah satu yang terbesar adalah pinjaman 1,4 triliun Rupiah dari Victory Park Capital. Mereka juga mendapat komitmen joint financing dari DBS Indonesia senilai 2 triliun Rupiah pada tahun 2021 lalu.

Di Indonesia, FinAccel mengoperasikan dua unit bisnis utama, yakni paylater lewat Kredivo dan fintech cashloan lewat Kredifazz.

Application Information Will Show Up Here

Induk Kredivo Dikabarkan Galang Pendanaan Seri D Lebih dari 2,5 Triliun Rupiah

Induk pengembang layanan paylater Kredivo, FinAccel, dikabarkan tengah menggalang pendanaan seri D. Menurut sumber, saat ini total dana sekitar $140 juta atau setara 2,5 triliun Rupiah telah terkumpul dari sejumlah investor termasuk Mirae Asset, Square Peg, Jungle Ventures, Openspace Ventures, dan beberapa nama lainnya.

Dengan pendanaan ini, diperkirakan valuasi FinAccel telah menyentuh $1,6 miliar. Pendanaan ekuitas terakhir yang diumumkan FinAccel adalah seri C pada akhir 2019, membukukan dana $90 juta dari MDI Ventures, Square Peg, Telkomsel Mitra Inovasi, dan investor lainnya.

Setelah itu mereka lebih banyak menerima pendanaan debt dan loan channeling untuk meningkatkan kemampuan layanan lending yang dimiliki. Salah satu yang terbesar adalah pinjaman 1,4 triliun Rupiah dari Victory Park Capital. Mereka juga mendapat komitmen joint financing dari DBS Indonesia senilai 2 triliun Rupiah pada tahun 2021 lalu.

Di Indonesia, FinAccel mengoperasikan dua unit bisnis utama, yakni paylater lewat Kredivo dan fintech cashloan lewat Kredifazz. Berdasarkan keterbukaan yang diinformasikan, per Agustus 2022 Kredifazz telah menyalurkan pinjaman 31,51 triliun Rupiah dengan pemberi peminjam di kisaran 4,23 juta akun dan peminjam aktif 1,6 juta akun.

Adapun aplikasi Kredivo saat ini sudah diunduh puluhan juta kali di Google Playstore. Layanannya juga telah terintegrasi di lebih dari 50 layanan marketplace dan e-commerce populer di Indonesia.

Potensi paylater masih besar

Menurut data yang dihimpun DSInnovate dalam “Indonesia Paylater Ecosystem Report 2021“, adopsi layanan paylater di Indonesia terus meningkat dari 2021-2028 dengan CAGR 27,4%. Di tahun 2021, kapitalisasi pasar yang berhasil dibukukan bisnis ini telah mencapai $1,5 miliar. Tingkat awareness layanan paylater juga sudah sangat baik, dari survei yang dilakukan 95% responden mengatakan telah memahami bagaimana mekanisme kerjanya.

Kredivo berhasil menjadi unicorn pertama dari segmen paylater di Indonesia. Kendati demikian, kini ia tengah bersaing dengan sejumlah platform lain mulai dari Akulaku, Gopaylater, Indodana, SPaylater, dan lain sebagainya.

Di tengah persaingan pasar ini, masing-masing mencoba menghadirkan proposisi nilai yang kuat. Beberapa pemain mengandalkan basis pengguna di platformnya — misalnya SPaylater untuk pengguna Shopee dan Gopaylater untuk pengguna Tokopedia/Gojek.

Adapun Atome memilih konsep O2O, mereka mengoptimalkan kehadiran untuk melayani pembayaran di ritel offline. Saat ini 60%+ total transaksi Atome berasal dari ritel offline. Meskipun demikian, Kredivo pun juga mulai melakukan penetrasi di ranah offline. Terbaru Kredivo menggandeng jaringan ritel Ramayana.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Ramayana, Kredivo Perkuat Kehadiran Paylater di Ranah Offline

Kredivo mengumumkan kemitraan dengan Ramayana untuk menyediakan opsi pembayaran paylater di 101 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Strategi ini diambil melihat dari pertumbuhan pengguna paylater yang lebih tinggi berhasil tercatat dari kota lapis dua dan tiga yang berpotensi dapat garap.

Kemitraan ini dinilai menguntungkan kedua belah pihak dalam rangka mendorong pertumbuhan belanja offline lewat alternatif pembayaran digital yang fleksibel. Di saat bersamaan, integrasi layanan keuangan digital dan gerai fisik dari pelaku ritel semakin menjadi kunci peningkatan pertumbuhan ekonomi, terutama di kota lapis dua dan tiga. Ramayana sendiri merupakan peritel fesyen yang memiliki eksistensi baik di kota-kota tersebut.

Mengutip dari laporan “Unlocking The Next Wave of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia” yang diterbitkan oleh Alpha JWC Ventures, memprediksi kota lapis dua dan tiga akan menjadi penyumbang terbesar pendapatan per kapita di 2030 mendatang dengan kontribusi sebesar 49% hingga 51%. Kondisi ini didukung oleh paylater yang telah memperlihatkan potensi sebagai produk pembayaran digital yang dapat mendorong peningkatan inklusi keuangan di kota-kota tersebut.

Secara terpisah, mengutip dari survei yang diterbitkan dalam Fintech Report 2021, paylater menjadi produk favorit kedua (68,9%) setelah e-money (80,2%). Lebih tinggi dari pada cash loan (53,1), wealthtech (44,7%), dan fintech lending (38,3%). Hal tersebut juga ditengarai penetrasi kartu kredit yang masih minim, sementara kebutuhan metode pembayaran cicilan meningkat.

Didukung oleh data internal Kredivo, disebutkan bahwa pengguna paylater di area lapis dua dan tiga ini naik sebesar 52% pada semester I 2022 secara yoy. Para pengguna ini menggunakan limitnya paling banyak untuk belanja produk fesyen dengan posisi teratas (20,1%), kemudian disusul oleh produk makanan (18,3%), dan produk kesehatan (18,6%).

“Berkaca dari pengalaman kami melayani kebutuhan lebih dari 6 juta pengguna yang berada di berbagai belahan di Indonesia, kami percaya akan dampak besar yang bisa kita ciptakan melalui kolaborasi bersama Ramayana. Melalui jaringan kuat Ramayana, kami berharap upaya perluasan layanan kredit digital ini dapat mengakselerasi ekonomi daerah, khususnya geliat industri ritel fesyen di kota lapis dua dan tiga,” ucap VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari dalam keterangan resmi, kemarin (25/8).

Pernyataan Indina turut didukung oleh perwakilan Ramayana yang diwakili oleh Alexander A. Tumbel selaku Head of Loyalty Program & Merchant Acquisition Division. Alexander bilang, komitmen perusahaan adalah selalu menyediakan produk fesyen berkualitas dan berinovasi sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perubahan era. Oleh karenanya, meski sekarang sudah serba online, namun pengalaman belanja offline harus terus memberikan pengalaman baru.

“Integrasi online dan offline jadi kunci dan kami sebagai pemain terdepan di industri ritel Indonesia siap meningkatkan kenyamanan berbelanja pelanggan dengan menyediakan lebih banyak pilihan pembayaran yang inovatif seperti paylater. Kami optimis dengan kerja sama kami dengan Kredivo dapat menjadi pendorong tumbuhnya industri ritel di Indonesia,” paparnya.

Strategi omnichannel

Upaya Kredivo dalam mendorong transaksi dari merchant offline sebenarnya sudah dimulai sejak 2019. Namun, saat itu merchant-nya masih terbatas dan baru bisa digunakan untuk pengguna yang berdomisili di area Jabodetabek. Pengalaman yang ditawarkan sama persis saat belanja online, konsumen dapat membeli barang dan mencicilnya hingga 12 bulan dan bunga 2,6%. Selain Ramayana, sebelumnya perusahaan sudah bekerja sama dengan berbagai merchant, di antaranya MAP dan Alfamart.

Dari sekian banyak pemain paylater, masing-masing punya proporsi nilai unik yang dihadirkan untuk menarik penggunanya. Salah satunya melalui strategi omnichannel yang dilakukan oleh Atome. Diklaim, produk Atome sangat mudah diintegrasikan ke dalam point-of-sales fisik, situs web, atau bahkan aplikasi seluler. Beda dengan pemain lain yang biasanya pemain lain mungkin berfokus pada pembayaran bagi e-commerce. Akan tetapi, Atome juga mendukung mitra-mitranya secara offline.

“Untuk partner merchant yang kurang memiliki pengetahuan teknologi, kami menyediakan dukungan integrasi omnichannel melalui platform seperti Shopify, WooCommerce, dan penyedia layanan pembayaran lainnya untuk mendigitalkan dan mengarahkan trafik ke toko mereka,” terang General Manager Atome Indonesia Winardi Wijaya.

Bagi Atome, kegiatan kegiatan belanja offline masih memiliki peranan besar dalam keseluruhan transaksi di Asia, termasuk Indonesia. Belanja secara fisik dinilai tetap menjadi aktivitas sosial yang banyak diminati masyarakat — misalnya untuk mendapatkan pengalaman langsung melihat dan menyentuh produk sebelum membeli. Selain itu, model omnichannel juga dirasa makin dibutuhkan oleh pembeli muda masa kini untuk menghasilkan pengalaman belanja yang lebih fleksibel.

Produk Atome dapat secara gratis dinikmati, tanpa bunga yang berlaku untuk pembayaran tepat waktu. Perusahaan hanya mengenakan biaya admin sebesar Rp80 ribu dan hanya berlaku jika pembayaran terlewat. Dalam monetisasi, Atome membebankan tingkat diskonto pedagang (MDR) kepada merchant atas layanan yang dinikmati.

Application Information Will Show Up Here