Lamudi Terima Pendanaan dari Ringier AG dan Axel Springer SE

Startup penyedia properti listing Lamudi mengumumkan telah berhasil mendapatkan suntikan dana dari perusahaan media Swiss Ringier AG dan perusahan media Jerman Axel Springer SE. Tidak ada angka yang disebutkan dalam pengumumannya. Investasi dari keduanya akan dimanfaatkan oleh Lamudi untuk terus memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna untuk mencari properti, seperti menjembatani pencari properti dari online ke offline seperti yang ada di Indonesia.

“Kami sangat senang untuk menyertakan investor yang sangat berpengalaman di bidang media, teknologi digital dan antusias bersama-sama menciptakan gebrakan inovasi baru dalam industri properti di Indonesia. Investasi dari pemain global ke Lamudi Indonesia adalah sebuah berita bagus untuk perkembangan startup di Indonesia,” terang Managing Director Lamudi Indonesia Mart Polman.

Lebih lanjut Mart juga menjelaskan bahwa saat ini Lamudi telah menjadi platform terpercaya bagi konsumen dan pelaku industri untuk mencari dan memasarkan real estate. Pendanaan baru ini disebut akan membantu pihak Lamudi untuk bisa lebih signifikan memperluas upaya perusahaan untuk membantu masyarakat Indonesia menemukan rumah impian.

Lamudi sendiri pertama kali luncurkan pada akhir tahun 2013 oleh Rocket Internet. Dengan dukungan beberapa investor dan pertumbuhan yang cukup cepat, saat ini Lamudi sudah beroperasi di Indonesia, Filipina, Bangladesh, Sri Lanka, Meksiko, Kolombia, hingga Peru.

“Lamudi sangat sesuai dengan visi kami serta minat kami dalam hal model bisnis lokal. Kami sangat terkesan dengan kecanggihan operatif perusahaan, kemampuan tim manajemen global dan lokal, dan keinginan untuk menciptakan value. Kami percaya bahwa Lamudi akan mendorong perubahan signifikan dalam industri real estate di Asia Tenggara dan Meksiko,” terang Head of Marketplace Ringier AG Robin Lingg.

Sementara itu President Classifieds Media Axel Springer SE Andreas Wiele menyebutkan bahwa Lamudi memiliki perkembangan yang sangat cepat dan berada di pasar yang sangat menarik. Sebagai salah satu perusahaan yang terbesar di dalam industri pencarian real estate, pihak Axel Springer SE yakin bisa membantu pengembangan Lamudi lebih jauh dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki selama ini.

Dua investor baru Lamudi ini akan bergabung dengan investor-investor Lamudi terdahulu yang telah mendukung perkembangan Lamudi sejauh ini, seperti Asia Pacific Internet Group (APACIG), sebuah perusahaan joint venture Rocket Internet dan Ooredoo, serta Holtzbrinck Ventures dan Tengelmann Ventures.

Application Information Will Show Up Here

Optimisme Penggiat Layanan Iklan Baris Online di Indonesia

Ken Research baru saja merilis sebuah laporan terkait perkembangan layanan iklan baris online di Indonesia. Kesimpulannya di tahun 2021 diperkirakan pendapatan para pemain di sektor ini akan melewati angka $80 juta (lebih dari 1 triliun Rupiah) di tahun 2021.

Ken Research menyebutkan peningkatan penggunaan iklan baris akan dipengaruhi beberapa segmen khusus, seperti iklan pencarian pekerja terampil, perumahan, dan mobil bekas.

Laporan ini juga memprediksikan pertumbuhan industri (CAGR) sepanjang periode tersebut akan mencapai angka 23%.

Tanggapan pemain industri

COO OLX Indonesia Doan Siscus Lingga kepada DailySocial menyampaikan dalam lima tahun ke depan akan banyak perubahan dalam industri e-commerce. Sinergi antara pertumbuhan ekonomi, pengembangan infrastruktur teknologi, dan kesediaan masyarakat mengadaptasi gaya hidup online menjadi bahan bakar industri untuk terus berkembang.

“OLX mendukung hal tersebut. Kami melihat semakin banyak masyarakat Indonesia yang mulai mengadaptasi gaya hidup berbelanja online, terutama dalam menjual barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi. Hal ini akan terus menciptakan kondisi pasar e-commerce yang semakin matang dan stabil,” terang Doan.

Hal senada diungkapkan Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung dan Managing Director Lamudi Indonesia Mart Polman.

Ignatius memaparkan bisnis iklan baris online untuk vertikal properti diprediksi akan terus tumbuh mengingat penetrasinya sekarang baru mencapai angka 4% di Indonesia. Disebutkan pertumbuhan di negara-negara lain di Asia Tenggara sudah menyentuh double digit.

“Dengan semakin banyak aplikasi dan jasa yang ditawarkan secara online, dalam kategori apa pun, secara langsung akan mengedukasi konsumen untuk semakin familiar melakukan banyak hal secara online, sehingga bisnis classified untuk properti pun akan tumbuh,” ungkap Ignatius.

Secara terpisah, Polman melihat potensi yang cukup besar untuk pasar Lamudi. Jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 132,7 juta orang (versi APJII tahun 2016) adalah salah satu faktornya.

“Angka pertumbuhan ini pun juga terjadi pada sasaran target pasar kami yaitu agen properti dan developer, yang berdasarkan data kami mengalami kenaikan sebesar 10 persen untuk menggunakan portal properti dalam membantu menjual produk mereka,” ungkap Polman.

Faktor penghambat

Meski diprediksikan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, industri iklan baris tidak terlepas dari sejumlah hambatan.

Lamudi, disampaikan Polman, memandang kerja sama menjadi sesuatu yang sentral dalam bisnis iklan baris online. Untuk Lamudi, kerja sama itu dengan profesional di sektor real estate, seperti agen properti dan pengembang.

Menurut Polman, dibutuhkan waktu mendidik mereka tentang bagaimana merespon calon konsumen yang tertarik dengan iklan online. Sesuatu yang berbeda dibandingkan cara tradisional menjual properti.

“Jika semua bekerja sama untuk meningkatkan tingkat profesionalisme dalam berurusan dengan user yang menggunakan iklan baris online untuk menemukan rumah impian mereka, saya sangat percaya kita bisa dengan sangat cepat mengatasi hambatan ini demi keuntungan para pencari properti,” terang Polman.

Ignatius, di sisi lain, menilai yang menghambat industri iklan baris online adalah ide bisnis para pemain yang belum terbukti, tapi malah merusak atau mengganggu pasar yang yang ada.

“Pesaing yang mencoba disrupt namun malah merusak dengan business model baru yang belum terbukti jalan. Idenya ingin men-disrupt market dengan berbagai cara, namun kurang mempertimbangkan faktor scalability. sehingga merusak atau setidaknya men-distract market. Model bisnis baru yang sedang diuji coba pada akhirnya terbukti tidak scalable, namun keburu merusak dinamika pasar yang existing,” ujar Ignatius.

Untuk OLX, mereka menilai waktu adalah tantangan tersendiri. Banyak yang berubah dalam rentang waktu singkat, termasuk kebutuhan pengguna dan evolusi produk.

Inovasi selanjutnya

Inovasi adalah kunci untuk memastikan masa depan (tetap) baik-baik saja. Ketiga narasumber sepakat bahwa inovasi diperlukan untuk mengusahakan pertumbuhan di tahun-tahun mendatang. Rumah123 sejak beberapa tahun terakhir aktif dalam pengembangan VR, big data, dan penerapan-penerapan teknologi termutakhir lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas sistem dan meningkatkan pengalaman pengguna.

Perhatian yang sama juga ditunjukkan Lamudi. Selain pengalaman pengguna, Lamudi juga berusaha meningkatkan kualitas agen dan mitra pengembang untuk memudahkan mereka merespon dan mengontrol kualitas properti yang dijual.

Sementara OLX masih berusaha meningkatkan kualitas dengan terus menganalisis kualitas produk yang dimiliki.

“Analisis tersebut menjadi basis bagi OLX untuk menciptakan pengembangan fitur-fitur baru pada produk yang relevan, serta mampu meningkatkan kualitas dan performa platform kami. (Sehingga) Aktivitas jual-beli barang bekas di Platform OLX menjadi lebih convenient dan fun bagi pengguna,” pungkas Doan.

Rocket Internet Berencana Luncurkan Layanan Fintech di Indonesia

Asia Pacific Internet Group (APIG), yang bertugas menangani semua aktivitas Rocket Internet di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, berencana meluncurkan layanan financial technology (fintech). Informasi tersebut disampaikan secara singkat oleh CEO Asia Pacific Internet Group Hanno Stegmann di sela-sela kegiatan Global Ventures Summit 2017. Sejauh ini APIG belum mau memberikan detil informasi tentang apa subsektor fintech yang bakal disasar.

“Tentunya saya cukup excited dengan rencana dari APIG terkait dengan layanan fintech yang akan kami luncurkan. Namun karena saat ini masih dalam tahap penjajakan kami masih belum bisa menyampaikan informasi lebih lanjut,” kata Hanno.

Selama ini Rocket Internet fokus ke layanan e-commerce dan listing untuk pasar di Asia. Pencapaian Lazada sebagai startup unicorn dan akuisisi oleh Alibaba diklaim menjadi prestasi yang cukup membanggakan bagi APIG.

“Meskipun kami mengalami beberapa kegagalan, namun dengan keberhasilan yang telah diraih oleh Lazada menjadikan APIG lebih eksis dan cukup kredibel hingga kini, terutama di Asia Tenggara,” kata Hanno.

APIG sendiri memastikan Indonesia adalah pasar penting dan terus berperan aktif dalam ekosistem startupnya.

“Selama ini APIG telah memberikan investasi yang cukup banyak di Indonesia, sedikitnya sudah 3-4 kali investasi di indonesia tahun lalu. Kami merasa cukup aktif di ekosistem startup Indonesia saat ini,” kata Hanno.

Masa depan Zalora

Jika sebelumnya diberitakan Zalora Indonesia mengalami kendala menjalankan bisnis dan berencana akan dijual, hal tersebut dibantah Hanno. Kepada DailySocial Hanno mengungkapkan dua bulan lalu tim APIG baru saja menerima laporan terkini Zalora yang menunjukkan pertumbuhan yang baik. Setelah menjual bisnisnya di Vietnam dan Thailand tahun lalu, layanan fashion commerce Zalora telah menjual bisnisnya di Filipina.

“Kami cukup optimis dengan Zalora dan Global Fashion Group, terutama dengan makin membaiknya pertumbuhan bisnis Zalora di Indonesia. Untuk selanjutnya kami akan fokus ke core market Zalora di Indonesia dan akan terus berinvestasi kepada Global Fashion Group,” kata Hanno.

Selain Zalora, APIG masih memiliki beberapa startup aktif di Indonesia, termasuk Lamudi, Carmudi, Lyke dan ZenRooms.

Kerja Sama dengan BTN, Lamudi Indonesia Hadirkan Layanan KPR Online

Ada yang baru dari portal property marketplace besutan Rocket Internet yang beroperasi di Indonesia, Lamudi Indonesia. Melalui kerja sama yang terjalin dengan pihak BTN, kini para pengguna Lamudi Indonesia bisa mengajukan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) secara online. Hadirnya fitur ini untuk memudahkan masyarakat dalam mengajukan KPR.

Managing Director Lamudi Indonesia Mart Polman dalam keterangan medianya menyampaikan bahwa pengajuan KPR online ini mememang sengaja dilakukan pihaknya guna membantu masyarakat untuk mengajukan KPR dengan mudah.

“Dengan menggunakan KPR online ini masyarakat tidak perlu repot-repot [lagi] datang ke bank untuk mengajukan KPR. Anda tinggal duduk di depan laptop ataupun smartphone maka proses pengajuan pun bisa langsung terjadi,” ujar Mart.

Proses pengajuan KPR melalui portal Lamudi sendiri terbilang sederhana. Setelah memilih properti yang diinginkan, pengguna hanya perlu mengklik logo BTN atau menu dapatkan KPR untuk nantinya dapat menghitung rincian dana KPR melalui kalkulator pinjaman.

Jika pengguna sudah melengkapi data pribadi seperti nomor KTP, kota, nomor telepon, alamat surel, dan penghasilan perbulannya ketika mengajukaan KPR, satu hari kemudian pihak Lamudi akan menghubungi pengguna untuk proses verifikasi data. Baru selanjutnya pihak BTN akan menghubungi dan proses pengajuan KPR pun bisa langsung dilakukan dari sana.

Fitur pengajuan KPR online melalui portal property marketplace sendiri terbilang masih baru di Indonesia. Beberapa pemain yang sudah mengadopsinya yaitu, Lamudi dengan bank BTN, Urbanindo dengan bank DBS, dan Rumah123 dengan BNI, Mandiri, dan UOB. Di samping portal property marketplace, beberapa pemain di sektor fintech seperti CekAja juga memiliki layanan yang sama.

Sebagai informasi, di awal tahun ini Lamudi sendiri berhasil membukukan pendanaan sebesar 29 juta Euro (sekitar 440 miliar Rupiah) dari tiga investor. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan platform sehingga memungkinkan Lamudi untuk menggapai ambisinya sebagai pemimpin pasar, khususnya di negara-negara tempat Lamudi beroperasi.

Application Information Will Show Up Here

Lamudi Umumkan Perolehan Pendanaan untuk Pengembangan Operasi di Amerika Selatan dan Asia

Property marketplace Lamudi mengumumkan perolehan pendanaan 29 juta Euro (sekitar 440 miliar Rupiah) dari tiga investor, yaitu Asia Pasific Internet Group (APIG, ventura gabungan Rocket Internet dan Ooredoo), Holtzbrink Ventures, dan Tengelmann Ventures. Lamudi yang telah beroperasi di 9 negara Asia dan Amerika Selatan, termasuk Indonesia, akan memanfaatkan pendanaan ini untuk memperkuat posisi bisnisnya.

Setahun lalu, Lamudi telah mendapatkan investasi serupa senilai 16 juta Euro dan investasi kali ini, dengan fokus yang sama, menegaskan bahwa mereka memang sudah fokus di pasar-pasar yang mereka miliki saat ini. Selain di Indonesia, Lamudi hadir di Filipina, Bangladesh, Myanmar, Pakistan, Sri Lanka, Meksiko, Kolombia, dan Peru.

CEO APACIG Hanno Stegmann dalam pernyataannya menyebutkan, ”Kami sangat senang dengan perkembangan Lamudi dalam portofolio kami. Terdapat permintaan yang tinggi untuk platform iklan baris sangat tinggi di pasar negara berkembang dan perbatasan di wilayah APAC. Lamudi telah membuktikan kemampuan yang kuat untuk beradaptasi dengan pasar yang berbeda dan menawarkan pengalaman pengguna yang terbaik. Kami yakin dapat melihat bisnis tumbuh dengan baik ke depannya.”

Co-Founder dan Managing Director Lamudi Global Kian Moini menambahkan, ”Tujuan kita adalah untuk membangun platform real-estate terbesar dari Filipina hingga Meksiko. Tambahan dana investasi memungkinkan kami untuk mencapai kepemimpinan dan dominasi pasar dengan pangsa yang besar dan tingkat yang lebih cepat. Tahun lalu adalah tahun yang intens dan sukses, penuh dengan milestone perusahaan yang sangat penting, termasuk akusisi MyProperty.ph dan penyampaian produk-produk developer yang berdedikasi.”

Berbeda dengan properti Rocket Internet kebanyakan yang setidaknya berbahan bakar investasi dalam 5-7 tahun pertama, Lamudi berharap bisa memperoleh profit lebih cepat, setidaknya dua tahun lagi. Tanpa memberikan detil kondisi keuangannya, Lamudi mengklaim pihaknya memperoleh peningkatan pendapatan penjualan sebesar 460% dibanding tahun sebelumnya.

Di Indonesia sendiri Lamudi bersaing ketat dengan beberapa layanan lokal dan regional, seperti Rumah, Rumah123, dan Urbanindo. Tahun lalu Lamudi menjadi layanan Rocket Internet pertama yang mengakuisisi layanan lokal dengan mengambil alih kepemilikan PropertyKita.

Pembaruan Aplikasi Mobile Lamudi Benahi Beberapa Fitur

Marketplace properti Lamudi hari ini resmi merilis versi terbaru aplikasi Android mereka. Pada versi terbaru ini, Lamudi membenahi beberapa fitur dengan fokus user interface, tepatnya urusan peta. Versi terbaru ini juga diklaim lebih nyaman digunakan dan semakin memudahkan pengguna dalam pencarian properti. Continue reading Pembaruan Aplikasi Mobile Lamudi Benahi Beberapa Fitur

Portal Properti Online Lamudi Optimasi Aplikasi Mobile

/ Shutterstock

Marketplace properti online Lamudi memperbarui aplikasi mobile mereka untuk mempermudah para pencari properti dalam membeli atau menyewa properti on the go. Versi baru ini juga telah dapat dinikmati di Indonesia yang merupakan salah satu pasar penting Lamudi di pasar negara-negara berkembang yang menjadi fokus pasar mereka. Dalam versi terbarunya, Lamudi menawarkan kinerja yang lebih baik dengan mengoptimalkan ukuran aplikasi hingga memperkenalkan fitur push notification baru.

Continue reading Portal Properti Online Lamudi Optimasi Aplikasi Mobile

Satu Tahun Beroperasi, Lamudi Indonesia Tunjukkan Pertumbuhan Jumlah Listing Properti Hingga 700 Persen

Lamudi Indonesia Kini Berumur Satu Tahun  / Shutterstock

Tepatnya pada tanggal 24 April lalu, Lamudi Global memutuskan untuk memperluas pasarnya ke Indonesia. Di bawah kepemimpinan Karan Khetan dan Steven Ghoos di Indonesia, Lamudi mengalami pertumbuhan hingga 700 persen dalam jumlah listing properti selama setahun belakangan ini. Di samping itu, kini Lamudi Indonesia juga telah menerbitkan majalah triwulan pertamanya, yakni Property Now, yang bisa diperoleh secara gratis dengan mengunduhnya melalui SCOOP atau Google Books dan juga tersedia di beberapa coffee shop.

Continue reading Satu Tahun Beroperasi, Lamudi Indonesia Tunjukkan Pertumbuhan Jumlah Listing Properti Hingga 700 Persen

Lamudi Indonesia Plans to Reach Ten New Cities in 2015

Lamudi online property portal has just received 16 mill Euro (around 230 mill Rupiah)from Asia Pacific Internet Group (Apacig), Holtzbrinck Ventures, and Tengelmann Ventures. The money has been planned to go to an operational expansion in their significant markets, including Indonesia. Continue reading Lamudi Indonesia Plans to Reach Ten New Cities in 2015

Lamudi Perbarui Tampilan Situs dan Tambah Fitur

Ilustrasi online property / Shutterstock

Sebagai salah satu layanan marketplace properti terdepan Lamudi baru-baru ini melakukan penyegaran terhadap tampilan desain situs mereka. Pihak Lamudi mengklaim bahwa desain baru ini lebih responsif  untuk mempercepat pencarian rumah, dan juga dapat menyesuaikan secara otomatis kepada device dan layar pengguna.

Continue reading Lamudi Perbarui Tampilan Situs dan Tambah Fitur