Deretan Laptop Terbaru Acer Unggulkan Beragam Teknologi Display yang Mengesankan

Seperti tahun lalu, Acer kembali menggelar acara Next@Acer tahun ini secara virtual. Di ajang tersebut, seperti biasa Acer mengumumkan sederet produk anyar. Sebagian besar adalah laptop, tapi masing-masing memiliki keunikannya tersendiri yang pantas untuk disoroti.

Berikut adalah rangkuman produk-produk baru yang diumumkan di Next@Acer 2021.

Acer Aspire Vero

Acer membuka acara dengan memaparkan visinya terkait sustainability. Komitmen Acer adalah menjadi perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada energi terbarukan mulai tahun 2035. Sebagai salah satu langkah kecil untuk mengawalinya, mereka juga mengumumkan Aspire Vero.

Vero sepintas kelihatan seperti laptop pada umumnya, dengan spesifikasi yang juga memenuhi standar laptop di tahun 2021. Yang unik dari Vero adalah material yang digunakan untuk rangka sekaligus keyboard-nya, yaitu plastik daur ulang. Bahkan packaging-nya pun juga dibuat dari kertas daur ulang, dengan grafik yang dicetak menggunakan tinta kedelai.

Sejauh ini belum banyak yang diketahui tentang Vero, dan Acer juga belum mengumumkan harga maupun jadwal pemasarannya. Anggap saja ia sebagai simbol dari komitmen Acer terhadap Bumi yang lebih hijau.

Acer Swift X

Sebagai bagian dari lini Swift, Swift X (SFX14-41G) tentu mengunggulkan wujud fisik yang tipis sekaligus ringan. Yang istimewa, desain ringkas tersebut kali ini dapat diwujudkan tanpa berkompromi soal performa.

Swift X tercatat memiliki tebal cuma 17,9 mm dan berat 1,39 kg, akan tetapi itu dapat diimbangi oleh spesifikasi yang cukup mengesankan. Pada konfigurasi termahalnya, Swift X mengemas prosesor AMD Ryzen 7 5800U, GPU Nvidia RTX 3050 Ti, RAM 16 GB, SSD 2 TB, dan baterai berkapasitas 59 Wh. Tipis dan ringan, tapi siap dipakai untuk mengedit video 4K maupun gaming.

Layarnya sendiri merupakan panel IPS 14 inci dengan resolusi 1080p. Di kawasan Amerika Utara, laptop ini akan segera dipasarkan dengan banderol mulai $900.

Acer Chromebook 317

Acer sebenarnya mengumumkan empat Chromebook baru, akan tetapi satu yang paling mencuri perhatian adalah Chromebook 317 (CB317-1H). Pasalnya, Anda akan kesulitan menemukan Chromebook lain yang layarnya sebesar ini, persisnya 17,3 inci dengan resolusi 1080p dan lapisan anti-glare.

Acer merancang perangkat ini untuk memenuhi kebutuhan bekerja maupun belajar dari rumah. Spesifikasinya mencakup prosesor Intel Celeron generasi terbaru, dan baterainya diklaim mampu bertahan sampai 10 jam pemakaian terlepas dari layarnya yang berukuran masif. Chromebook 317 kabarnya akan dijual dengan harga mulai $380.

Acer ConceptD SpatialLabs

Acer mengumumkan sejumlah model dari lini ConceptD yang telah menerima penyegaran spesifikasi. Dalam kesempatan yang sama, mereka turut menyingkap ConceptD SpatialLabs, sebuah prototipe laptop yang dibekali teknologi display 3D. Berhubung teknologi 3D-nya terintegrasi langsung ke perangkat, pengguna sama sekali tidak perlu menggunakan kacamata khusus.

Acer optimis teknologi SpatialLabs yang mereka kembangkan ini dapat membantu memuluskan workflow para desainer 3D, sebab mereka juga dapat berinteraksi langsung dengan model 3D yang dibuatnya secara real-time. Meski begitu, realisasinya sebagai produk yang dapat dibeli oleh konsumen secara luas masih tanda tanya. Untuk sekarang, Acer baru akan mengujinya bersama sejumlah kreator terpilih.

Acer Predator Triton 500 SE dan Predator Helios 500

Acer Predator Triton 500 SE / Acer

Beralih ke sektor gaming, Acer memperkenalkan dua laptop untuk segmen high-end. Yang pertama adalah Predator Triton 500 SE (PT516-51s), dengan penampilan yang kelihatan jauh lebih dewasa ketimbang Triton 500 biasa. Sebagai laptop gaming kelas atas, spesifikasinya jelas tidak mengecewakan: CPU Intel Core i9 generasi ke-11, GPU Nvidia GeForce RTX 3080, dan RAM 64 GB pada varian termahalnya.

Namun yang lebih spesial adalah layarnya, yang dapat dikonfigurasikan dengan panel Mini LED 16 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel, dengan refresh rate 165 Hz dan tingkat kecerahan maksimum 1.250 nit. Ya, Mini LED adalah teknologi display anyar seperti yang terdapat pada iPad Pro generasi terbaru maupun lineup TV premium Samsung, dan sejauh ini masih sangat langka di kategori laptop.

Alternatifnya, konsumen juga dapat memilih varian yang dibekali panel IPS 240 Hz. Semua itu dikemas dalam sasis setebal 19,9 mm saja. Harganya sendiri dimulai di angka $1.750.

Acer Predator Helios 500 / Acer

Kalau penampilan yang sleek bukanlah suatu prioritas, ada versi baru Predator Helios 500 (PH517-52) yang mengemas layar 17,3 inci, juga dengan opsi panel Mini LED, tapi di resolusi 4K dan refresh rate 120 Hz. Kalau tidak butuh Mini LED, pilih saja varian yang mengemas panel 1080p 360 Hz.

Performanya pun tidak perlu diragukan, dengan varian termahal yang mencakup CPU Core i9 generasi ke-11, GPU RTX 3080, RAM 64 GB, sepasang SSD PCIe dalam konfigurasi RAID 0 dan satu HDD SATA. Laptop ini kabarnya akan dijual pada bulan Agustus dengan harga mulai $2.500.

Acer Predator CG437K S

Tiga buah monitor gaming Acer singkap di acara ini, tapi satu yang paling mencolok adalah Predator CG437K S dengan layarnya yang begitu masif: 42,5 inci dengan resolusi 4K, refresh rate 144 Hz, sertifikasi DisplayHDR 1000, dan kompatibilitas dengan Nvidia G-Sync.

Namun selain untuk gamer PC, monitor ini juga sangat cocok buat para pengguna console next-gen. Pasalnya, ia telah dilengkapi port HDMI 2.1, port yang dibutuhkan untuk menjalankan game PlayStation 5 maupun Xbox Series X di resolusi 4K 144 Hz. Harganya memang jauh dari kata murah, persisnya $1.800 saat dipasarkan mulai bulan November mendatang.

Sumber: Acer.

5 Rekomendasi Laptop Gaming Murah Kisaran Rp5 Jutaan 2021

Rekomendasi laptop gaming murah kisaran 5 jutaan 2021 ini cocok untuk para gamers yang terbentur harga dengan laptop gaming pada umumnya. Meskipun tidak segahar laptop gaming dengan harga puluhan bahkan ratusan juta, tetapi laptop gaming kisaran 5 juta ini juga sudah cukup baik digunakan dengan dibekali spesifikasi yang mumpuni. Misalnya, permainan The Sims, Point Blank (PB), DOTA 2, Counter Strike Global Offensive (CS : GO), atau Pro Evolution Soccer (PES 2016).

Lenovo IdeaPad S340 15iWL

  • Prosesor: Intel Core i3-8145U
  • Grafis: Intel UHD Graphics 620
  • RAM: 4GB DDR4
  • Storage: SSD 128GB PCIe
  • Sistem Operasi: Windows 10 Home 64
  • Baterai: 52.5 Wh Lithium-Ion

Lenovo IdeaPad S340 15iWL ini merupakan laptop favorit untuk menjalan aktivitas produktif sehari-hari. Namun laptop ini juga dapat dijadikan sebagai laptop gaming loh. Dibekali dengan Intel Core i3 8145U dan RAM 4GB, laptop ini sudah cukup pas digunakan yang akan membuat pengalaman bermain game menjadi seru dan maksimal. Laptop ini dijual dengan harga Rp 5.200.000 – Rp 5.500.000.

Acer Aspire 3 A315-42-R0XU

  • Prosesor: AMD Ryzen 3 3200U
  • Grafis: AMD Radeon Vega 3 Graphics
  • RAM: 4GB DDR4
  • Storage: HDD 1TB
  • Sistem Operasi: Windows 10 Home 64
  • Baterai: 2-Cell Lithium Ion

Acer Aspire 3 ini bisa jadi pilihan para gamers karena spesifikasinya yang memiliki layar besar dan performa baik dengan Ryzen 3. Laptop yang memiliki opsi dan kemudahan upgrade RAM dan HDD ini, menjadi nilai tambah yang mumpuni sebagai laptop gaming murah dengan spesifikasi yang baik. Laptop ini dibanderol dengan harga Rp5.250.000 – Rp5.700.000.

Dell Inspiron 14 3467

https://youtu.be/-MEJPclmNoo

  • Prosesor: Intel Core i3 7020U
  • Grafis: Intel HD graphics 620
  • RAM: 4GB DDR4
  • Storage: HDD 1TB
  • Sistem Operasi: Windows 10 Home 64
  • Baterai: 4-Cell

Dell Inspiron 14 3467 yang dilengkapi dengan prosesor Intel Core i3-6006U generasi Skylake dan RAM 4 ini sudah cukup baik menopang performa saat bermain game jenis apa pun dengan lancar dan mulus. Laptop ini tersedia dalam 2 varian warna, yakni hitam dan biru langit yang didesain dengan elegan. Selain itu, Dell Inspiron 14 3467 ini dibekali dengan dua speaker stereo dengan teknologi MaxxWaves Audio yang akan membuat sensasi suara bermain game menjadi lebih tajam. Laptop ini dibanderol dengan harga Rp 5.789.000 – Rp 5.799.000.

Asus M409DA EK301T/EK302T

  • Prosesor: AMD Ryzen 3 3200U
  • Grafis: AMD Radeon Vega 3 Graphics
  • RAM: 4GB DDR4
  • Storage: HDD 1TB
  • Sistem Operasi: Windows 10 Home 64
  • Baterai: 2-Cell 32 Wh

Asus M409DA EK301T/EK302T ini memiliki performa yang cukup tinggi di kelasnya dengan dibekali prosesor AMD Ryzen 3 3200U dan RAM 4GB, yang mana performa tersebut akan mengurangi panas yang dihasilkan ketika bermain game. Laptop ini tersedia dalam 2 varian warna, yakni perak transparan dan abu-abu batu tulis. Laptop ini dibanderol dengan harga Rp 5.450.000 – Rp 5.625.000.

Lenovo Ideapad S145 14API 5YID

  • Prosesor: AMD Athlon 300U
  • Grafis: Intel UHD Graphics 610
  • RAM: 8GB DDR4
  • Storage: SSD 512GB
  • Sistem Operasi: Windows 10 Home 64
  • Baterai: 2-Cell Li-Ion

Lenovo Ideapad S145 ini didukung dengan prosesor AMD Althon 300U dan RAM 8GB yang memiliki performa grafis yang ciamik dan menunjang berbagai jenis game dalam satu laptop. Laptop ini juga didukung dengan daya tahan yang cukup lama dan tampil dengan dimensi ringkas dan elegan. Laptop ini dibanderol dengan harga Rp 5.600.000 – Rp 5.799.000.

Nah, itulah deretan laptop gaming murah kisaran 5 jutaan tahun 2021. Rekomendasi laptop yang dilengkapi dengan performa yang mumpuni dan optimal pasti akan membuat pengalaman gaming menjadi lebih seru dan mengasyikkan. Selain itu,  semoga menjadi pengetahuan tambahan dan dapat membantu Anda yang tengah bingung mencari laptop gaming dengan harga murah.

**Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Muhamad Dika Wahyudi

HP Perkenalkan Victus, Seri Laptop Gaming Baru untuk Kelas Menengah

HP punya seri laptop gaming baru. Secara teknis dinamai Victus by HP, posisinya berada tepat di antara seri Omen dan Pavilion Gaming. Dengan kata lain, Victus dihargai lebih terjangkau ketimbang seri Omen, akan tetapi di saat yang sama masih lebih premium daripada seri Pavilion Gaming.

Model pertama dari seri ini adalah Victus by HP 16. Sesuai namanya, ia datang membawa layar 16 inci, dengan resolusi maksimum 1440p dan refresh rate 165 Hz pada konfigurasi termahalnya. Opsi prosesornya mencakup hingga Intel Core i7-11800H atau AMD Ryzen 7 5800H, sedangkan kartu grafisnya bisa dikonfigurasikan sampai Nvidia GeForce RTX 3060 atau AMD Radeon RX 5500M.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM dengan kapasitas maksimum 32 GB, dan SSD PCIe 1 sebesar 1 TB. Satu aspek yang paling mencolok dari Victus jika dibandingkan dengan laptop gaming HP lainnya adalah penampilannya. Victus hadir dalam tiga pilihan warna: mica silver, performance blue, dan ceramic white.

Rencananya, Victus by HP 16 akan segera dipasarkan mulai bulan Juni. Di Amerika Serikat, harganya dipatok mulai $800 untuk varian berprosesor AMD, atau mulai $850 untuk varian Intel.

HP Omen 16 dan Omen 17

HP Omen 16 / HP

Dalam kesempatan yang sama, HP tidak lupa menyegarkan lineup Omen lewat dua model baru, yakni Omen 16 dan Omen 17. HP nampaknya ingin mengikuti tren terkini di mana semakin banyak laptop 15 inci yang digantikan oleh suksesornya yang mengusung layar 16 inci, sebab Omen 16 memang dimaksudkan untuk menggantikan Omen 15.

Pada konfigurasi termahalnya, Omen 16 menawarkan layar 16 inci QHD 165 Hz, prosesor Core i7-11800H atau Ryzen 9 5900HX, GPU RTX 3070, RAM 32 GB, dan SSD 1 TB. Dibandingkan Omen 15, Omen 16 juga menjanjikan sirkulasi udara yang lebih baik berkat bilah-bilah kipas pendingin yang jauh lebih tipis, yang berarti jumlahnya dalam setiap unit kipas bisa diperbanyak (sampai 200% kalau kata HP).

HP Omen 17 / HP

Kalau mengincar performa yang lebih ganas lagi, ada Omen 17 yang spesifikasi termahalnya mencakup prosesor Core i9-11900H dan GPU RTX 3080. Layarnya jelas lebih besar, tapi resolusi dan refresh rate-nya sama persis. Satu keunikan yang hanya ada di Omen 17 adalah keyboard dengan switch opto-mechanical, yang tak hanya menawarkan kinerja yang lebih responsif, melainkan juga sensasi taktil yang lebih terasa.

Seperti Victus, Omen 16 dan Omen 17 juga akan dijual mulai bulan Juni. Omen 16 dihargai mulai $1.050, sedangkan Omen 17 mulai $1.370.

Sumber: CNET dan VentureBeat.

Acer Predator Helios 300 Resmi Mendarat di Indonesia, Tawarkan Value yang Sangat Baik untuk Gamer Maupun Kreator

Acer kembali memperkenalkan laptop gaming yang sangat menarik untuk pasar tanah air, yakni Predator Helios 300 (PH315-53). Menarik karena ia didukung oleh spesifikasi yang sangat mumpuni, tapi di saat yang sama dijual dengan harga yang terbilang kompetitif.

Banderol resmi perangkat ini dipatok di angka Rp26.999.000, dan sepintas itu jelas terdengar jauh dari kata terjangkau. Namun di tengah kelangkaan stok GPU seperti sekarang, membeli laptop gaming mungkin bisa menjadi keputusan yang lebih bijaksana daripada merakit PC.

Sentimen itulah yang saya dapatkan setelah mendengar testimoni Tara Arts, YouTuber gaming yang hadir dalam acara media hands-on Predator Helios 300. Saya tahu Tara Arts merupakan brand ambassador (BA) Predator Gaming, namun ketika ia mulai mengaitkan value yang ditawarkan laptop ini dengan fakta bahwa harga kartu grafis di pasaran yang sedang di luar nalar, saya pun langsung mengangguk-angguk setuju.

Memangnya spesifikasi seperti apa yang bakal Anda dapatkan dengan modal 27 juta rupiah itu? Yang paling utama, prosesor 8-core/16-thread Intel Core i7-10870H dan GPU Nvidia GeForce RTX 3070 Max-Q. Kombinasi ini, menurut Tara Arts, sudah mampu menjalankan Cyberpunk 2077 di resolusi 1080p dengan setting rata kanan, dibantu oleh DLSS. Kalau Anda pernah memainkan Cyberpunk 2077, saya yakin Anda pasti tahu betapa beratnya game tersebut.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 16 GB dan SSD NVMe berkapasitas 512 GB. Angka-angka ini bisa dikatakan tentatif, sebab konsumen masih bisa menambahnya lebih jauh lagi berkat keberadaan 2 slot NVMe, 1 slot SATA, dan 2 slot RAM. Dalam posisi mentok alias endgame, Predator Helios 300 bisa menawarkan RAM 32 GB, SSD 2 TB, dan HDD 2 TB, dan ini pada dasarnya menjadikannya ideal untuk keperluan kreasi konten.

Tara Arts sendiri membenarkan pendapat bahwa laptop ini tak hanya cocok untuk gamer, melainkan juga untuk kalangan kreator. Tugas-tugas berat seperti render video 4K dapat diselesaikannya dengan cepat, dan semua itu dilakukan selagi perangkat tetap terasa dingin. Seperti yang kita tahu, ‘penyakit’ umum laptop adalah panas, terutama kalau spesifikasinya setinggi ini. Namun itu rupanya tidak berlaku untuk Predator Helios 300.

Rahasianya terletak pada sistem pendingin dua kipas yang sangat efisien, yang mampu memaksimalkan aliran udara selagi meminimalkan kebisingan. Tiap-tiap bilah kipasnya memiliki tebal cuma 0,1 mm, dan karena lebih tipis, otomatis jumlah bilahnya pun bisa diperbanyak di setiap unit kipas.

Selain tipis, bilah kipasnya juga mempunyai rancangan yang cukup unik yang mencakup tepi bergerigi, sayap kecil di ujung atas dan bawah, serta sirip melengkung di sepanjang bagian dalam setiap bilah. Hasilnya adalah peningkatan aliran udara hingga 45% jika dibandingkan dengan kipas biasa.

Pada kenyataannya, sistem pendingin yang lebih baik merupakan salah satu kelebihan seri Predator Helios ketimbang seri Predator Nitro kalau berdasarkan penjelasan Dimas Setyo selaku Presales Manager Acer Indonesia. Faktor pembeda lainnya meliputi material yang lebih bagus, serta layar yang lebih superior.

Benar saja, pada Predator Helios 300, superioritas layarnya sebenarnya sudah bisa diterka dari namanya. Perangkat ini mengemas panel IPS 15,6 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 300 Hz. Menurut Adrian Lesmono, Country Consumer Business Lead Nvidia untuk Indonesia, dengan refresh rate setinggi itu, otomatis laptop ini sudah bisa dimasukkan ke dalam standar esport, apalagi mengingat ia sudah didukung penuh oleh teknologi Nvidia Reflex yang akan semakin memangkas latensi lebih jauh lagi.

Sebagai referensi, refresh rate paling tinggi yang bisa kita dapatkan dari monitor gaming terkini sejauh ini adalah 360 Hz. Acer sebenarnya bisa saja menyematkan resolusi yang lebih tinggi, akan tetapi perpaduan resolusi 1080p dan refresh rate 300 Hz pada dasarnya merupakan indikasi bahwa fokus yang dituju adalah ranah gaming kompetitif.

Sekali lagi, banderol harga Rp26.999.000 itu relatif mahal, namun Tara Arts berpendapat bahwa value yang didapat cukup sepadan. Secara fisik, dimensi perangkat ini juga tergolong cukup ringkas, dengan tebal 22,9 mm dan bobot 2,3 kg. Menurut Tara Arts, ukurannya pas untuk dibawa-bawa dan digunakan selama masa WFH alias “work from hanywhere“.

Samsung Luncurkan Tiga Seri Laptop Baru: Galaxy Book Pro, Galaxy Book Pro 360, dan Galaxy Book Odyssey

Samsung memperkenalkan tiga laptop baru yang cukup menarik: Galaxy Book Pro, Galaxy Book Pro 360, dan Galaxy Book Odyssey. Ketiganya memiliki target pasar yang berbeda, akan tetapi semuanya tidak mau setengah-setengah perihal portabilitas.

Lihat saja Galaxy Book Pro, yang bobotnya hanya berada di kisaran 870 gram, alias tidak sampai 1 kilogram, dengan ketebalan sekitar 11,2 mm. Meski demikian, ia rupanya masih bisa mengemas baterai berkapasitas 63 Wh, lengkap dengan dukungan fast charging 65 W menggunakan adaptor yang termasuk dalam boks.

Perangkat mengusung layar AMOLED 13,3 inci beresolusi 1080p. Kinerjanya ditunjang oleh pilihan prosesor Intel generasi ke-11 dengan GPU Iris Xe, plus RAM berkapasitas maksimum 32 GB dan SSD NVMe sebesar 1 TB.

Alternatifnya, Galaxy Book Pro juga hadir dalam varian yang lebih besar. Panel layar yang digunakan sama persis (AMOLED, 1080p), hanya saja dengan bentang diagonal 15,6 inci. Spesifikasinya pun cukup identik, kecuali kapasitas baterainya yang sedikit lebih besar di angka 68 Wh, plus ada varian yang menggunakan GPU Nvidia GeForce MX450.

Samsung Galaxy Book Pro 360 / Samsung

Kedua model sama-sama dilengkapi sensor sidik jari pada tombol power-nya. Port yang tersedia di bagian samping sasis aluminiumnya pun cukup melimpah, mencakup USB-C, Thunderbolt 4, USB 3.2, dan slot kartu microSD. Khusus pada varian 15 inci, juga ada port HDMI.

Beralih ke Galaxy Book Pro 360, seri ini pada dasarnya adalah Galaxy Book Pro dengan layar sentuh dan engsel 360 derajat. Ia juga hadir dalam dua varian ukuran: 13,3 inci dan 15,6 inci. Spesifikasinya pun tidak jauh berbeda, mulai dari resolusi layar, pilihan prosesor yang tersedia, sampai kapasitas SSD NVMe maupun baterai yang tertanam. Satu pembeda lainnya adalah, paket penjualannya turut mencakup stylus S Pen.

Samsung Galaxy Book Odyssey

Samsung Galaxy Book Odyssey / Samsung

Seperti yang sudah bisa ditebak dari namanya, Galaxy Book Odyssey adalah model yang ditujukan untuk kalangan gamer. Selain ditenagai prosesor Intel generasi ke-11, ia juga mengusung GPU diskret yang masih sangat gres dan yang belum bisa kita temukan di laptop lain: Nvidia GeForce RTX 3050 Ti Max-Q, atau RTX 3050 Max-Q.

Berbeda dari Galaxy Book Pro, Galaxy Book Odyssey mengemas slot RAM dan SSD NVMe ekstra agar pengguna bisa dengan mudah menambahkannya di kemudian hari. Juga berbeda adalah layar LCD ketimbang AMOLED (15,6 inci, FHD), plus baterai berkapasitas 83 Wh yang mendukung charging dalam kecepatan 135 W menggunakan adaptor bawaannya.

Menariknya, semua itu masih bisa dikemas dalam bodi setebal 17,7 mm saja, dengan bobot hanya sekitar 1,85 kg. Model ini memang tidak dilengkapi port Thunderbolt, akan tetapi setidaknya masih ada port Ethernet buat yang membutuhkan.

Harga dan ketersediaan

Samsung Galaxy Book Pro 360 dan Galaxy Book Pro / Samsung

Seri Samsung Galaxy Book Pro dan Galaxy Book Pro 360 kabarnya akan tersedia mulai pertengahan bulan Mei mendatang. Di Amerika Serikat, Galaxy Book Pro dijual dengan harga mulai $1.000, sedangkan Galaxy Book Pro 360 mulai $1.200.

Untuk Galaxy Book Odyssey, pemasarannya baru akan dimulai pada bulan Agustus 2021 di beberapa negara terpilih. Harganya dipatok mulai $1.399.

Sumber: Samsung dan Engadget.

Setelah Belasan Tahun, Alienware Luncurkan Laptop Pertamanya yang Ditenagai Prosesor AMD

Laptop gaming dengan prosesor AMD terus menjadi sorotan dalam setahun terakhir ini. Perpaduan yang seimbang antara performa gaming yang mumpuni dan konsumsi daya yang efisien membuat banyak produsen laptop terpincut, tidak terkecuali Alienware.

Sub-brand Dell khusus ranah gaming itu baru saja meluncurkan Alienware m15 Ryzen Edition R5, laptop terbarunya yang ditenagai oleh prosesor Ryzen 5000 Series versi mobile. Menariknya, terakhir kali Alienware menggunakan prosesor besutan AMD pada laptop-nya adalah di tahun 2007, jadi tidak heran apabila Alienware benar-benar menekankan penggunaan prosesor Ryzen di sini.

Laptop ini bisa dikonfigurasikan baik dengan prosesor Ryzen 7 5800H maupun Ryzen 9 5900HX, sedangkan pilihan GPU yang bisa ditandemkan mencakup Nvidia GeForce RTX 3060 atau RTX 3070. RAM yang ditanamkan adalah tipe DDR4 3200 MHz, dan yang sangat menarik, ada slot ekstra sehingga pengguna dapat dengan mudah menambah kapasitasnya jika diperlukan.

Bukan cuma itu, m15 R5 turut mengemas slot M.2 ekstra sehingga pengguna juga bisa meningkatkan kapasitas penyimpanannya pasca pembelian. Baterainya sendiri tidak berubah jika dibandingkan iterasi-iterasi sebelumnya, masih dengan kapasitas total sebesar 86 Wh — namun bisa dipastikan lebih awet berkat penggunaan prosesor yang efisien.

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap daya tahan baterainya tentu adalah resolusi layar. Bagi yang menginginkan daya tahan terbaik, mereka bisa memilih varian dengan panel 1080p 165 Hz. Buat yang mementingkan kualitas gambar terbaik, ada opsi layar 1440p 240 Hz, lengkap dengan dukungan G-Sync. Terakhir, buat para gamer yang super-kompetitif, mereka bisa memilih panel 1080p 360 Hz. Semuanya dengan bentang diagonal 15,6 inci.

Dibandingkan pendahulunya, bodi m15 R5 rupanya sedikit lebih tebal dan lebih berat. Tebalnya mencapai 22,85 mm di bagian belakang, dan beratnya berada di kisaran 2,42 kg sampai 2,69 kg, tergantung konfigurasi yang dipilih. Kabar baiknya, port konektivitas yang tersedia cukup melimpah.

Total ada tiga port USB-A, satu port USB-C, satu port HDMI 2.1, dan satu port Ethernet pada m15 R5. Berhubung yang dipakai bukan prosesor Intel, otomatis tidak ada port Thunderbolt. Seperti sebelumnya, keyboard laptop ini juga dapat dikonfigurasikan dengan mechanical switch Cherry MX Ultra Low Profile.

Di Amerika Serikat, Alienware m15 Ryzen Edition R5 kabarnya akan dijual dengan harga paling murah mulai $1.794 pada tanggal 20 April mendatang. Kalau itu terlalu mahal, Dell masih punya laptop gaming lain yang tidak kalah menarik.

Dell G15 Ryzen Edition

Dibandingkan sepupunya tadi, Dell G15 Ryzen Edition ini jauh lebih terjangkau dengan banderol mulai $900 pada konfigurasi terendahnya. Konfigurasi yang paling murah itu mencakup prosesor Ryzen 5 5600H, GPU RTX 3060, RAM DDR4 3.200 MHz berkapasitas 8 GB, dan SSD NVMe M.2 sebesar 256 GB.

Kalau ada budget lebih, konsumen bisa memilih varian yang ditenagai prosesor Ryzen 7 5800H. Varian ini juga hadir bersama baterai berkapasitas lebih besar; 86 Wh dibanding 56 Wh yang terdapat pada varian paling murah tadi.

Untuk layarnya, G15 mengemas panel 15,6 inci dengan resolusi 1080p 120 Hz. Opsi lain yang dapat dipilih konsumen mencakup 1080p 165 Hz, dan ke depannya dipastikan juga bakal ada opsi layar 1080p 360 Hz.

Yang menarik dari laptop ini bukan cuma spesifikasi dan harganya saja, melainkan juga desainnya. Seperti yang bisa kita lihat, bentuk engselnya di belakang tampak terinspirasi laptoplaptop terbaru Alienware. Bukan hanya itu, bahkan desain sistem pendinginnya pun juga diklaim banyak terinspirasi oleh rancangan Alienware.

Terkait dimensinya, G15 tercatat memiliki ketebalan 27,94 mm, akan tetapi sayangnya tidak ada informasi mengenai bobotnya. Penjualannya dikabarkan bakal berlangsung mulai 4 Mei. Alternatifnya, Dell juga akan segera memasarkan versi lain G15 yang ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-10 dengan harga start yang sama persis.

Sumber: 1, 2, 3.

Hasil Pengujian Tunjukkan Launcher Epic Games Store Sebagai Penyebab Utama Baterai Laptop Bocor

Sejak awal diluncurkan, Epic Games Store (EGS) konsisten membagi-bagikan game gratis kepada para konsumennya, dan kebiasaan itu masih terus dilanjutkan hingga sekarang. Namun agar bisa memenangkan hati konsumen, diperlukan lebih dari sekadar bagi-bagi game gratis, terutama apabila software-nya sendiri (Epic Games Launcher) masih memerlukan banyak penyempurnaan.

Baru-baru ini, PC World menyimpulkan bahwa launcher EGS punya dampak negatif yang cukup besar terhadap daya tahan baterai laptop. Kesimpulan itu didapat setelah mereka menguji daya tahan baterai tablet Microsoft Surface Pro 7+ dan mendapati hasil yang inkonsisten. Setelah ditelusuri, penyebabnya ternyata adalah aplikasi EGS yang berjalan di background.

Untuk memastikan, tim PC World pun melakukan pengujian ekstra dalam beberapa skenario yang berbeda, semuanya dalam posisi airplane mode (tidak terhubung ke internet) demi mendapatkan hasil yang lebih akurat. Benar saja, dalam skenario launcher EGS berjalan di background, daya tahan baterai perangkat turun hingga 20%, atau kurang lebih ada sekitar dua jam daya baterai yang terbuang sia-sia.

Sumber: PC World
Sumber: PC World

Bahkan ketika aplikasinya berjalan di background tapi pengguna tidak sign in menggunakan akunnya pun, launcher EGS masih ‘merampas’ daya baterai milik laptop secara cukup signifikan. Barulah ketika aplikasinya ditutup sepenuhnya, daya tahan baterai perangkat bisa selaras dengan ketika perangkat masih dalam posisi clean install.

Lalu bagaimana dengan pesaing terbesarnya, Steam? Well, Steam — dan pada dasarnya aplikasi apapun yang berjalan di background — tentu juga berdampak negatif terhadap daya tahan baterai perangkat, tapi efeknya tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan EGS, seperti yang bisa kita lihat pada grafik di atas.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, dampak negatif EGS terhadap daya tahan baterai ini paling terasa di perangkat yang menggunakan prosesor Intel generasi ke-11 (Tiger Lake). Saat diuji di Microsoft Surface Laptop 3 yang mengemas prosesor AMD Ryzen, tercatat penurunan daya tahan baterainya cuma sekitar 8% — meski ini tetap tergolong besar untuk sebatas launcher game.

Semoga saja Epic Games bisa segera membenahi problem ini ke depannya. Untuk sekarang, Anda bisa mengantisipasinya dengan memastikan bahwa launcher EGS tidak berjalan secara otomatis ketika laptop dinyalakan. Pastikan opsi “Run When My Computer Starts” di menu pengaturan tidak tercentang, dan jangan lupa exit aplikasinya setelah selesai bermain.

Via: PC Gamer.

ASUS TUF Dash F15 FX516 Resmi, Naik Kelas Harga Mulai Rp21.999.000

ASUS telah meluncurkan laptop gaming TUF terbarunya di Indonesia, TUF Dash F15 (FX516). Sebagai bagian dari keluarga TUF gaming, ketangguhan bodi berstandar militer dan performa powerful dengan prosesor Intel Core H-series generasi ke-11 Tiger Lake H35 menjadi keunggulan utamanya.

Sebelumnya lini TUF gaming dikenal sebagai laptop gaming essential dengan harga terjangkau alias versi murah dari ROG, namun posisi TUF Dash F15 (FX516) telah naik kelas ke level yang lebih premium. Harganya dimulai dari Rp21.999.000 dengan target audiens termasuk gamer, artist, produktivity seeker, power user, dan fashion conscious user.

TUF Dash F15 (FX516) ditenagai prosesor Intel Core i7-11370H, dengan GPU terintegrasi Intel Iris Xe yang hemat daya dan GPU tambahan dengan opsi hingga NVIDIA GeForce RTX 3070 dengan GPU Boost yang dapat diaktifkan melalui mode Turbo di Armoury Crate. Juga didukung storage M.2 NVMe PCIe SSD hingga 1TB dan RAM DDR4 3200MHz hingga 16GB.

Kami mengerti kebutuhan para pengguna laptop gaming saat ini, khususnya pelajar dan mahasiswa. Mereka tidak hanya menggunakan laptop gaming sebagai mesin untuk bermain game, tetapi juga untuk berkegiatan sehari-hari hingga berkarya. Banyak hal positif yang bisa dilakukan melalui sebuah laptop gaming,” ujar Jimmy Lin, Regional Director ASUS Southeast Asia.

TUF Dash F15 (FX516) sendiri masuk dalam kategori laptop gaming ultraportable dengan bodi yang cukup tipis dan ringan, yang dimaksud di sini ketebalannya di angka 1,99cm dan bobotnya 2kg. Untuk sebuah laptop gaming berlayar 15 inci, dimensi 360x252x19.9mm tergolong lumayan ringkas dan hal itu berkat penggunaan bezel tipis yang memungkinkan dimensi keseluruhan bodinya dapat ditekan.

Bodi TUF Dash F15 (FX516) telah mengantongi sertifikasi uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H). Hadir dalam warna Moonlight White yang mencerminkan nuansa high tech dan Eclipse Gray yang tampil lebih elegan, keduanya dilengkapi dengan ornamen berupa logo baru dan tulisan TUF di bagian belakang layarnya.

Tidak hanya dirancang sebagai mesin gaming, TUF Dash F15 (FX516) multifungsi dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan termasuk content creation. Laptop gaming ini memiliki layar dengan color reproduction yang tergolong cukup baik, yakni hingga 100% color coverage pada color space sRGB dan punya kecerahan 300 nit.

Layar 15,6 incinya ditopang resolusi FHD (1920×1080 piksel), menggunakan panel IPS-level dengan refresh rate 240Hz dan response time 3ms yang cocok untuk bermain game-game kompetitif e-Sports. Serta, dilengkapi dengan teknologi Adaptive Sync yang dapat menghilangkan efek stuttering dan tearing.

Untuk produktivitas, TUF Dash F15 (FX516) hadir dengan port yang lengkap mulai dari tiga USB 3.2 Gen 1 Type-A, satu Type C USB 4 dengan Power Delivery, Thunderbolt 4 dengan Display Port, 3.5mm Combo Audio Jack, dan LAN. Artinya, pengguna dapat menghubungkan berbagai perangkat ke laptop gaming ini dan tentunya sudah mendukung konektivitas WiFi 6.

Soal daya tahan baterai, TUF Dash F15 (FX516) dibekali oleh baterai berkapasitas 76Whrs yang menawarkan masa pakai seharian. Serta, didukung fitur fast charging yang mampu mengisi daya baterai dari 0% hingga 50% hanya dalam 30 menit.

Sebagai laptop yang dirilis tahun 2021, ASUS pun sudah melengkapinya dengan teknologi Two-Way AI Noise Cancelling. Berguna untuk meredam noise di latar belakang sehingga suara pengguna dapat terdengar lebih jelas saat menggunakan mikrofon baik untuk conference call atau berkomunikasi di dalam game.

Selain itu, ASUS juga menyediakan opsi upgrade yang cukup luas di TUF Dash F15 (FX516), termasuk upgrade storage menggunakan M.2 PCIe slot dan DDR4 3200 RAM. Proses upgrade dibuat mudah berkat hadirnya pop-up screw yang memungkinkan panel bawah mudah dibuka.

Terakhir mengenai sistem pendinginnya, TUF Dash F15 (FX516) menggunakan Intelligent Cooling yang dilengkapi dengan sejumlah teknologi baru. Termasuk kipas dengan 83 bilah, Enhanced Self-Cleaning Cooling, dan CoolZone Keyboard yang membuat zona di sekitar keyboard tetap dingin.

Harga ASUS TUF Dash F15 (FX516) dibanderol mulai dari Rp21.999.000 untuk konfigurasi Intel Core i7-11370H, RTX3060, RAM 8GB, storage 512GB PCIe SSD, dan layar 144Hz. Serta Rp30.999.000 dengan konfigurasi Intel Core i7-11370H, RTX3070, RAM 16GB (2x8GB), storage 1TB PCIe SSD, dan layar 240Hz.

Laptop Gaming Terbaru Alienware Dibekali Mechanical Keyboard Cherry MX yang Amat Tipis

Laptop gaming yang mengemas mechanical keyboard bukanlah suatu ide baru. Adalah MSI yang pertama mengeksekusi gagasan ini di tahun 2014, tepatnya ketika mereka menjejalkan switch Cherry MX Brown ke dalam laptop bernama GT80 Titan. Namun seiring bertambah ringkasnya dimensi laptop gaming, tentu saja dibutuhkan upaya ekstra ketimbang sebatas menyematkan mechanical switch biasa begitu saja.

Buat Alienware, tidak ada cara yang lebih baik selain berkolaborasi dengan nama yang pada dasarnya sudah sangat identik dengan mechanical keyboard, yakni Cherry. Selama lebih dari tiga tahun, Alienware bekerja sama dengan perusahaan asal Jerman tersebut guna menciptakan mechanical switch jenis baru yang ditujukan secara khusus untuk laptop.

Hasilnya adalah Cherry MX Ultra Low Profile, sebuah mechanical switch yang luar biasa tipis, dengan tingkat ketebalan hanya 3,5 mm. Sebagai perbandingan, switch Cherry MX standar yang biasa kita jumpai di banyak mechanical keyboard mempunyai tebal 18,5 mm, sedangkan switch Cherry MX Low Profile sedikit lebih tipis di 11,9 mm. Saking tipisnya switch ini, Alienware sama sekali tidak perlu mengubah desain fisik laptop-nya.

Meski sangat tipis, switch ini masih menawarkan key travel sedalam 1,8 mm, sehingga jari-jari pengguna masih akan merasakan menekan sesuatu. Kalau berdasarkan penjelasan Alienware sekaligus suara typing test-nya, karakteristik switch ini lebih condong ke tactile ketimbang clicky atau linear. Soal durabilitas, tiap-tiap switch diklaim mampu beroperasi secara normal hingga 15 juta kali klik.

Selama pengembangannya, kedua perusahaan sempat berkutat dengan lebih dari 160 prototipe sebelum akhirnya mendapatkan desain finalnya ini. Lucunya, yang menjadi inspirasi justru adalah pintu gull-wing milik mobil sport DeLorean (yang terkenal lewat seri film Back to the Future), dan itu bisa kita lihat dari pelat stainless steel di bagian atas switch yang bisa bergerak membuka dan menutup.

Switch unik ini dapat kita temui pada Alienware m15 R4 dan m17 R4 generasi terbaru yang sudah mengemas GPU Nvidia RTX 30 Series. Namun ketimbang menawarkannya sebagai opsi default, Alienware justru menjadikannya sebagai salah satu konfigurasi opsional yang harus ditebus dengan biaya tambahan sebesar $150.

$150 jelas jauh dari kata murah, dan kita sebenarnya bisa membeli mechanical keyboard yang lebih nyaman digunakan dengan harga yang sama atau bahkan lebih murah. Pun begitu, saya yakin mereka yang sanggup membeli laptop Alienware tidak akan kesulitan menyiapkan dana ekstra.

Terakhir, kita tahu bahwa produsen senang sekali menyisipkan kata “pertama” saat memperkenalkan suatu produk baru, akan tetapi Alienware m15 R4 dan m17 R4 bukanlah laptop pertama yang mengemas mechanical switch super-tipis semacam ini. Tahun lalu, Gigabyte sempat meluncurkan laptop Aorus 15G yang mengusung premis serupa. Bedanya, yang Gigabyte gunakan adalah mechanical switch bikinan Omron, yang mungkin lebih dikenal sebagai produsen switch untuk mouse ketimbang keyboard.

Sumber: Alienware via VentureBeat.

Review ROG Zephyrus G14: Si Laptop Ringkas nan Bertenaga

ROG Zephyrus G14 merupakan salah satu laptop yang sempat menarik cukup banyak perhatian gamers ataupun pecinta teknologi ketika diungkap dalam gelaran Consumer Electronic Show (CES) Januari 2020 lalu. Salah satu daya tarik terbesarnya adalah teknologi “Anime Matrix” yang memungkinkan pengguna mengkustomisasi penampilan back cover laptop sesuka hati. Kebetulan beberapa waktu lalu saya dipinjamkan unit ROG Zephyrus G14 untuk direview lebih lanjut. Selain teknologi Anime Matrix, apa lagi keistimewaan laptop ini? Simak ulasan dari Hybrid.co.id berikut.

 

Melihat ROG Zephyrus G14 Dari Kulit Luar: Build Quality, Anime Matrix, dan Lain Sebagainya

ROG Zephyrus G14 yang datang adalah yang berwarna putih. Dari segi build quality secara keseluruhan, ROG Zephyrus G14 terasa solid dan cukup premium. Sayangnya dengan banderol harga Rp23.999.000, ada satu sisi kekurangan build quality-nya.

Mari bicarakan soal kelebihannya dahulu. Sisi back cover laptop terlihat sangat minimalis, bersih, dan elegan bisa saya bilang sebagai salah satu kelebihan build quality laptop ini. Walau tentu saja back cover warna putih akan mudah kotor, terutama apabila Anda adalah tipe pengguna yang cenderung slebor. Seluruh bagian laptop juga terasa solid ketika digunakan. Tidak ada hinge laptop yang bergoyang saat terkena guncangan. Bagian body laptop juga menggunakan plastik berkualitas yang membuatnya terasa padat ketika dipegang, ditekan, atau diketuk-ketuk.

Review ROG Zephyrus G1400012
Hinge laptop yang menggunakan teknologi ErgoLift.
Review ROG Zephyrus G1400004
I/O Ports di sisi kiri.
Review ROG Zephyrus G1400003
I/O Ports di sisi kanan.

Selain itu kelebihan lain laptop ini menurut saya adalah ukurannya yang cukup ringkas. Zephyrus G14 merupakan laptop dengan layar 14 inci yang ukurannya lebih kecil dibanding kebanyakan laptop gaming yang biasanya berukuran bongsor. Selain ringkas, laptop ini juga cukup ringan. Bobotnya adalah 1.70 kg, lebih ringan dibanding kebanyakan laptop gaming yang biasanya memiliki bobot 2kg lebih dan cenderung lebih berat dibanding dengan laptop tipe ultrabook. Jadi bisa dikatakan bahwa ukuran ROG Zephyrus G14 punya ukuran dan bobot di tengah-tengah antara laptop gaming dengan laptop tipe ultrabook.

Lalu di mana letak kekurangan yang saya sebut di awal tadi? Kekurangannya ada di sisi keyboard. Keyboard laptop ini, menurut saya, kurang sesuai dengan banderol harga laptopnya. Secara keseluruhan, keyboard chiclet yang ada di ROG Zephyrus G14 tidak terasa premium dan tergolong biasa saja.

Memang keyboard sudah tergolong NKRO (N-Key Rollover), yang artinya Anda bisa menekan tombol sebanyak apapun dan tetap masuk sebagai input. Tapi sayangnya feel yang diberikan ketika menekan tuts keyboard terbilang kurang enak, keras, dengan tingkat kedalaman penekanan yang terlalu dalam untuk sebuah keyboard chiclet. Backlit keyboard yang tersedia juga hanya ada warna putih. Tidak ada warna backlit RGB yang biasanya jadi salah satu nilai jual laptop gaming.

Review ROG Zephyrus G1400005
Penampakan keyboard laptop secara keseluruhan.
Review ROG Zephyrus G1400007
Tomboh tambahan untuk volume, mute mic, dan membuka aplikasi ROG.
Review ROG Zephyrus G1400018
Backlit laptop yang hanya memiliki warna putih saja.

Review ROG Zephyrus G1400019

Keyboard laptop tergolong cukup nyaman jika digunakan untuk mengetik. Tetapi pada saat saya menggunakannya untuk bermain game, saya merasa feel keyboard jadi tidak menyenangkan terutama saat memainkan game yang melibatkan input menahan satu tombol.

Contohnya ketika bermain VALORANT. Pergerakan saya kadang tersendat ketika sedang menahan tombol W untuk berjalan maju. Setelah saya tilik, penyebab gerakan saya tersendat adalah karena saya kurang dalam menekan tombol W. Selain itu saya juga merasa aneh dengan bentuk rancangan tombol spasi. Menurut selera saya, bentuk tombol spasi di keyboard tidak menambah estetika, juga tidak praktis karena area yang bisa ditekan sebenarnya tetap berbentuk persegi panjang.

Teknologi Anime Matrix tentu saja merupakan gimmick kosmetik yang berfungsi sebagai fitur tambahan untuk memperindah laptop. Fitur tersebut mungkin bisa dianggap norak bagi beberapa orang. Namun saya rasa Asus menyajikan fitur tersebut secara adil untuk semua orang. Kenapa? Karena fitur tersebut memungkinkan penggunanya memilih penampilan back cover menjadi apapun yang diinginkan sang pengguna.

Review ROG Zephyrus G1400001
Lampu Anime Matrix dalam kondisi lampu ruangan.
Review ROG Zephyrus G1400015
Lampu Anime Matrix pada kondisi cahaya luar ruangan. Karena laptop berwarna putih, lampu Anime Matrix jadi tidak mencolok saat digunakan di luar ruangan.

Apabila Anda penyuka gaya minimalis nan elegan, Anime Matrix bisa dimatikan untuk menunjukkan back cover dari ROG Zephyrus G14 yang pada dasarnya sudah tampan luar biasa. Apabila Anda ingin tampil beda, Anda bisa menampilkan animasi bergerak pada bagian LED Anime Matrix. Kalau Anda ingin tampil beda tapi masih sedikit malu-malu, Anda juga bisa menyertakan gambar statis di sana. Semua kustomisasi tersebut bisa Anda akses melalui aplikasi Armoury Crate.

Terakhir, bagian laptop yang saya rasa juga perlu mendapat sorotan adalah sisi audio. ROG Zephyrus G14 menyematkan dua buah speaker di sisi kiri dan kanan yang menghadap ke atas. Speaker juga sudah ditenagai oleh teknologi Dolby Atmos. Karena hal tersebut, suara yang dihasilkan oleh speaker ROG Zephyrus G14 tergolong di atas rata-rata. Suara yang dihasilkan cenderung memiliki karakteristik warm, dengan suara menggelegar layaknya menggunakan sebuah speaker khusus.

 

Jeroan ROG Zephyrus G14 – Performa, Suhu, dan Kemampuan Baterai

Berikutnya adalah soal performa. ROG Zephyrus G14 yang saya review dibekali jeroan berupa CPU AMD Ryzen 4800HS dan GPU Nvidia Geforce 1650Ti. Performanya menurut saya cukup unik. Walau beberapa percobaan mencatatkan min FPS yang cukup rendah, namun game masih tetap terasa mulus secara visual. Hal unik lainnya ada dari segi suhu. Berdasarkan dari aplikasi monitoring, suhu Zephyrus G14 cukup stabil dan cepat untuk adem kembali. Tapi saya merasa suhu panas yang dikeluarkan cukup terasa di tangan saat sedang menggunakan laptop. Sebelum membahas lebih lanjut, mari lihat dulu spesifikasi teknis ROG Zephyrus G14 GA401.

OS

  • Windows 10 Home – ASUS recommends Windows 10 Pro for business

CPU/GPU

  • AMD Ryzen™ 7 4800HS Processor 2.9 GHz (8M Cache, up to 4.2 GHz)
  • NVIDIA® GeForce® GTX 1650 Ti 4GB GDDR6

Display

  • 14-inch
  • FHD (1920 x 1080) 16:9
  • anti-glare display
  • sRGB: 100%
  • Adobe: 75.35%
  • Pantone Validated
  • Refresh Rate: 120Hz
  • IPS-level

Memori

  • 8GB DDR4 on board
  • Max Capacity: 24GB

Penyimpanan

  • 512GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD

Port I/O

  • 1x 3.5mm Combo Audio Jack
  • 1x HDMI 2.0b
  • 1x USB 3.2 Gen 2 Type-C support display / power delivery
  • 1x USB 3.2 Gen 2 Type-C
  • 2x USB 3.2 Gen 1 Type-A

Audio

  • Built-in array microphone
  • 2x 0.7W tweeter
  • 2x 2.5W speaker with Smart Amp Technology

Jaringan dan Komunikasi

  • Wi-Fi 6(802.11ax)+Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2;(*BT version may change with OS upgrades.)

Baterai

  • 76WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion
  • Suplai Daya: ø6.0, 180W AC Adapter, Output: 20V DC, 9A, 180W, Input: 100~240V AC, 50/60Hz universal TYPE-C, 65W AC Adapter, Output: 20V DC, 3.25A, 65W, Input: 100~240V AC 50/60Hz universal

Berat

  • 1.70 Kg (3.75 lbs)

Dimensi (L x D x T)

  • 32.4 x 22.0 x 1.99 ~ 1.99 cm (12.76″ x 8.66″ x 0.78″ ~ 0.78″)

Untuk gaming, saya menguji performa ROG Zephyrus G14 dengan dua jenis game seperti biasa. Ada game free to play dan game AAA. Untuk game free to play ada Dota 2 dan VALORANT. Sementara untuk game AAA ada Mafia: Definitve Edition dan World of Warcraft: Shadowlands.

Berhubung Dota 2 dan VALORANT tidak butuh spesifikasi hardware yang terlalu tinggi, maka saya mengharapkan laptop bisa menjalankan kedua game tersebut dengan lancar. Karena hal tersebut, saya juga mematok standar fps yang lebih tinggi. Untuk review ini, saya mematok 120 fps sebagai target mengingat display laptop yang memiliki refresh rate 120Hz.

Sayangnya Zephyrus G14 tidak berhasil mencapai target tersebut, walau catatan fps yang didapatkan terbilang tidak terlalu jauh dari target. Dengan menggunakan pengaturan rata kanan, Dota 2 mencapai rata-rata sebesar 92 fps. Memang tidak mencapai target, tapi saya masih merasa pergerakannya mulus di mata.

VALORANT berhasil mencapai target tersebut. Dengan preset grafis rata kanan, VALORANT mencatatkan rata-rata sebesar 125 fps. Saya cukup puas dengan performa laptop ini saat memainkan game free to play. Game tetap responsif serta punya aspek visual yang baik karena memberi catatan fps yang tinggi di pengaturan rata kanan. Catatan fps lebih lengkap bisa Anda lihat pada grafik di bawah ini.

Review ROG Zephyrus G14 Dota 2 Review ROG Zephyrus G14 VALORANT

Sayangnya ROG Zephyrus G14 mungkin masih belum bisa memuaskan kaum PC Master Race yang hobi bermain game AAA. Saya juga kurang puas dengan performanya saat menjalankan game AAA mengingat harga yang dipatok oleh laptop ini.

ROG Zephyrus G14 hanya bisa mencapai kisaran 40+ fps saja untuk titel AAA yang saya uji. World of Warcraft: Shadowlands mencatatkan fps rata-rata yang lumayan, yaitu 58 fps pada preset pengaturan grafis rata kanan. Namun ROG Zephyrus G14 sempat mencatatkan minimum framerate sebesar 21 fps dalam skenario open world, terutama di area Bastion yang memang cenderung intensif secara grafis.

ROG Zephyrus G14 juga cukup ngos-ngosan saat menjalankan Mafia: Definitive Edition. Pengujian saya lakukan pada adegan awal game yang berupa kejar-kejaran menggunakan mobil taksi. Dari pengujian tersebut, ROG Zephyrus mencatatkan rata-rata 40 fps pada preset pengaturan grafis High (rata kanan). Fps berangsur meningkat menjadi rata-rata 43 fps pada pengaturan Medium, sampai akhirnya menjadi rata-rata 60 fps pas pada pengaturan Mow.

Review ROG Zephyrus G14 Mafia Review ROG Zephyrus G14 Warcraft

Tetapi angka hanyalah angka. Sepanjang saya menguji kemampuan laptop dengan game-game tersebut, saya merasakan pengalaman bermain yang flawless. Walaupun ada catatan penurunan fps yang cukup jauh, game masih berjalan dengan stabil tanpa ada stutter yang benar-benar terasa. Pokoknya animasi game terasa mulus di mata sepanjang saya melakukan pengujian.

Beralih ke performa suhu, ROG Zephyrus punya kemampuan thermal yang cukup unik seperti apa yang saya tulis di awal sub-bagian ini. Catatan angka suhu CPU dan GPU masing-masing stabil di kisaran 90+ dan 70+ derajat celsius. Untuk catatan suhu secara lebih lengkap, Anda bisa melihat grafis di bawah ini yang menunjukkan suhu pada saat menjalankan pengujian pada  game yang saya sebut di atas.

Catatan suhu yang dibukukan memang bukan yang terbaik, tapi setidaknya suhu tidak menyentuh angka 100 derajat celsius. Ditambah lagi panas laptop juga bisa reda dengan cepat seperti yang Anda lihat pada histogram di atas. Dengan suhu seperti demikan, kekurangan dari laptop ini adalah rasa panas yang ternyata terasa sampai ke tangan ketika sedang mengoperasikan laptop. Karena itu bermain game berlama-lama di ROG Zephyrus G14 kadang menimbulkan rasa tidak nyaman.

Rancangan arah pembuangan udara panas laptop yang mungkin jadi biang kerok masalah tersebut. Pembuangan udara panas di belakang laptop terbagi jadi dua bagian, satu bagian mengarah ke atas, satu bagian mengarah ke bawah. Bagian yang mengarah ke atas bisa dikatakan sebagai sumber suhu panas yang membuat area keyboard jadi agak tidak nyaman saat digunakan dalam durasi lama. Selain itu Anda juga harus hati-hati, jangan sampai menyentuh bagian tersebut karena suhunya yang sangat panas.

Arah pembuangan udara panas yang mengarah ke atas. Dekat dengan monitor dan keyboard.
Arah pembuangan udara panas yang mengarah ke atas. Dekat dengan monitor dan keyboard.

Dari segi benchmarking, hasil skor 3DMark terpaut 2 ribu lebih jika dibandingkan dengan MSI Bravo 15 yang memiliki CPU sama, namun menggunakan GPU RX5500M. Apabila Anda penasaran, Anda mungkin bisa lihat sendiri pada tabel urutan kemampuan GPU dalam menjalankan 3DMark. Untuk hasil benchmark lebih lengkap, Anda bisa lihat rangkaian tangkapan gambar di bawah ini.

Terakhir adalah soal performa baterai. Untuk pengujiannya saya memutar video HD 1080p secara looping mulai dari baterai penuh hingga mati. Berdasarkan dari perkiraan sistem Windows 10, baterai laptop akan habis setelah 5 jam 15 menit. Ternyata perkiraan dari sistem Windows tidak jauh beda dengan kondisi sesungguhnya.

Catatan ketahanan baterai laptop ROG Zephyrus G14.
Catatan ketahanan baterai laptop ROG Zephyrus G14.

Pengujian dilakukan mulai pukul 17:35 dan laptop akhirnya mati pada pukul 22:44 (sekitar 5 jam 9 menit). Setelahnya saya memulai menguji kecepatan charging dari laptop. Sistem Windows 10 memperkirakan laptop akan terisi penuh dalam durasi 1 jam 26 menit. Pada kondisi sesungguhnya, saya memulai charging pada pukul 22:55 dan laptop ternyata selesai melakukan charging dari 0-80% (angka charging baterai optimal) pada pukul 00:00 (sekitar 1 jam 5 menit).

 

Kesimpulan

Dengan harga Rp23.999.000, ROG Zephyrus G14 GA401 bisa dibilang kurang worth it kalau kita hanya bicara performa saja. Lihat saja hasil pengujiannya. Performa ROG Zephyrus G14 GA401 sebenarnya juga bisa kita dapatkan pada laptop lainnya yang punya harga lebih murah.

Meski begitu ROG Zephyrus G14 GA401 punya nilai tambah yang cukup solid apabila kita ingin membicarakan laptop tersebut sebagai sebuah produk secara keseluruhan.

Build quality mantap, ukuran ringkas dengan performa bertenaga, performa thermal yang mampu mendinginkan laptop dengan cukup cepat, kualitas speaker yang luar biasa, dan tentunya teknologi Anime Matrix sebagai gimmick gemas menyenangkan menjadi poin-poin tambahan yang bisa Anda dapatkan dari laptop ini.

Jadi saya rasa apabila Anda sedang mencari laptop gaming yang berukuran ringkas dan punya penampilan ciamik, Zephyrus G14 bisa menjadi salah satu pilihannya.