Acer Predator Triton 300 SE Sajikan Performa Gaming yang Mumpuni dalam Kemasan ala Laptop Bisnis

Seperti halnya Asus maupun Lenovo, Acer juga memperkenalkan sederet laptop baru di CES 2021. Namun satu yang paling memikat menurut saya adalah Acer Predator Triton 300 SE. Lucunya, ketimbang harus tampil heboh agar mengundang banyak perhatian, daya tarik Predator Triton 300 SE justru terletak pada sisi minimalisnya.

Dalam keadaan tertutup, mungkin tidak akan ada yang mengira bahwa laptop ini merupakan laptop gaming. Bahkan saat sudah dibuka pun, Anda mungkin masih akan menganggapnya sebagai laptop biasa sebelum akhirnya sadar bahwa keyboard-nya dilengkapi backlight RGB. Dengan penampilan serba logam yang seelegan itu, Predator Triton 300 SE semestinya bisa menarik perhatian para pebisnis profesional yang hobi bermain game.

Berbeda dari Predator Triton 300, laptop ini punya wujud yang lebih ringkas. Tebalnya cuma 17,9 mm, dan bobotnya tidak lebih dari 1,7 kg. Ukuran layar IPS-nya juga lebih kecil di angka 14 inci, tapi masih dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144 Hz. Pada samping kiri dan kanannya, Anda bisa menjumpai beragam port, mulai dari Thunderbolt 4, USB 3.2 Gen 2, sampai port HDMI.

Sebagai laptop keluaran tahun 2021, jeroannya sudah pasti menggunakan komponen-komponen yang terbaru. Pada konfigurasi termahalnya, Predator Triton 300 SE mengandalkan prosesor Intel Core i7-11375H yang memiliki boost clock 5 GHz plus GPU RTX 3060 versi laptop yang baru Nvidia umumkan belum lama ini. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM dengan kapasitas maksimum 24 GB dan SSD sebesar 1 TB.

Satu detail yang belum Acer ungkap sejauh ini adalah kapasitas baterai yang tertanam di Predator Triton 300 SE, akan tetapi mereka menargetkan masa pakai selama 10 jam per charge – tentu saja bukan untuk dipakai gaming, dan cukup rasional untuk standar laptop dengan layar FHD.

Rencananya, Acer bakal melepas Predator Triton 300 SE ke pasaran mulai bulan Februari. Di Amerika Serikat, harganya dibuka di angka $1.400, akan tetapi Acer tidak merincikan seperti apa spesifikasi yang ditawarkan varian termurahnya tersebut. Buat yang mendambakan laptop gaming ringkas dengan gaya industrial yang simpel, doakan saja Acer bisa segera mendatangkannya ke tanah air.

Sumber: The Verge.

Tak Hanya Upgrade Spesifikasi, Lenovo Legion 7 Edisi 2021 Juga Unggulkan Layar yang Istimewa

Seperti biasa setiap tahunnya, Lenovo meluncurkan sederet laptop baru di ajang CES. Dari sekian banyak laptop yang diungkap tahun ini, salah satu yang paling mencuri perhatian adalah generasi terbaru dari Lenovo Legion 7.

Ketimbang sebatas mendapat penyegaran spesifikasi begitu saja, laptop ini juga menerima upgrade yang cukup dramatis di sektor layar: IPS 16 inci dengan resolusi 2560 x 1600 pixel (QHD dengan aspect ratio 16:10) dan refresh rate 165 Hz. Bandingkan dengan generasi sebelumnya yang hanya mengemas layar 15 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144 Hz.

Lenovo cukup berbangga menjadi yang pertama menawarkan kombinasi ukuran 16 inci dengan resolusi QHD dan refresh rate 165 Hz. Lebih lanjut, layar milik Legion 7 ini juga sudah mengantongi sertifikasi DisplayHDR 400, Dolby Vision, serta Nvidia G-Sync. Tingkat kecerahan maksimumnya pun cukup tinggi di angka 500 nit.

Lalu untuk spesifikasinya, tentu saja Lenovo tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memanfaatkan inovasi yang paling baru, seperti misalnya GPU Nvidia RTX 30 Series untuk laptop. Pada konfigurasi termahalnya, Legion 7 menandemkan GPU RTX 3080 dengan prosesor 8-core AMD Ryzen 9 5900H yang juga masih sangat gres, plus RAM 32 GB dan SSD NVMe berkapasitas 2 TB.

Kinerja Legion 7 edisi 2021 juga semakin dioptimalkan berkat penyempurnaan pada sistem pendinginnya, yang bisa kita lihat dari banyaknya lubang ventilasi pada sasisnya. Menurut Lenovo, sistem pendingin generasi baru ini mampu meningkatkan sirkulasi udara hingga 18 persen jika dibandingkan dengan sistem milik generasi sebelumnya.

Semua itu dikemas dalam bodi yang masih tergolong ringkas untuk ukuran laptop 16 inci. Tebal bodinya tidak lebih dari 23,5 mm, dan bobotnya berada di kisaran 2,5 kg. Meski demikian, Lenovo rupanya masih bisa menjejalkan baterai berkapasitas 80 Wh serta seabrek port di bagian samping maupun belakangnya, termasuk halnya port Ethernet.

Rencananya, Lenovo Legion 7 edisi 2021 ini baru akan dijual mulai bulan Juni 2021. Harganya dipatok mulai $1.670, namun sejauh ini belum diketahui varian termurahnya itu mencakup spesifikasi apa saja.

Sumber: Lenovo dan PC Gamer.

Razer Perbarui Blade 15 dan Blade Pro 17 dengan GPU RTX 30 Series dan Opsi Layar 360 Hz

Seperti biasa ketika Nvidia atau AMD memperkenalkan seri GPU baru untuk laptop, produsen laptop gaming pun langsung tancap gas memperkenalkan penawaran-penawaran terbarunya. Peristiwa yang sama terjadi pekan lalu setelah Nvidia menyingkap RTX 30 Series untuk laptop. Dikatakan bahwa sejauh ini sudah ada lebih dari 70 model laptop yang hadir mengusung seri GPU berarsitektur Ampere tersebut.

Dari lusinan laptop itu, lebih dari separuhnya mengemas layar dengan refresh rate 240 Hz atau lebih. Dua di antaranya datang dari Razer, yakni Razer Blade 15 dan Razer Blade Pro 17. Keduanya sama-sama dapat dikonfigurasikan dengan layar 1080p dan refresh rate 360 Hz, lebih tinggi lagi daripada yang ditawarkan tahun lalu.

Razer Blade 15

Alternatifnya, konsumen Blade 15 juga bisa memilih dua kombinasi lain, yaitu 1440p 240 Hz atau 4K 60 Hz dengan panel OLED, sedangkan konsumen Blade Pro 17 memiliki dua opsi alternatif berupa 1440p 165 Hz atau 4K 120 Hz. Tentu saja semua itu tidak akan bisa diwujudkan tanpa melibatkan GPU RTX 30 Series, dan di sini konsumen bebas memilih antara RTX 3060, RTX 3070, atau RTX 3080.

Untuk prosesornya, Razer ternyata masih memercayakan prosesor yang sama, yakni Intel Core i7-10875H pada varian termahalnya. Seandainya saya sempat membeli Razer Blade 15 atau Blade Pro 17 edisi 2020, saya pasti bakal sangat menyesal. Pasalnya, yang berubah kali ini memang hanyalah spesifikasi layar dan GPU-nya, dan Razer pun tidak menaikkan harganya secara drastis.

Razer Blade Pro 17 / Razer
Razer Blade Pro 17 / Razer

Sebagai contoh, Blade 15 edisi 2020 dijual seharga $1.600 untuk varian termurahnya yang mengemas GPU GTX 1660 Ti. Untuk tahun ini, varian termurah Blade 15 yang mengusung GPU RTX 3060 dihargai $1.700. Razer Blade Pro 17 pun juga demikian; varian paling murahnya tahun lalu dibanderol $2.600, sedangkan tahun ini varian termurahnya yang ditenagai RTX 3060 dijual seharga $2.300.

Harga tersebut memang jauh dari patokan harga yang Nvidia tetapkan, akan tetapi Razer cukup bangga menyebut Blade 15 sebagai salah satu laptop gaming 15 inci paling ringkas yang ditenagai RTX 30 Series yang ada di pasaran saat ini, serta Blade Pro 17 sebagai salah satu yang paling tipis, dengan tebal bodi tidak lebih dari 2 cm. Di saat yang sama, Razer juga masih bisa menyematkan konektivitas yang lengkap, termasuk halnya SD card reader, dan ini tentu bisa menjadi daya tarik tersendiri di kalangan kreator konten.

Sumber: Razer.

Asus Luncurkan Laptop Gaming 2-in-1, ROG Flow X13

CES 2021 kebanjiran seabrek laptop baru. Hal ini cukup wajar mengingat AMD memang baru meluncurkan lini prosesor Ryzen 5000 Series untuk laptop, dan Nvidia juga telah mengumumkan keluarga GPU RTX 30 Series buat laptop.

Dari sekian banyak laptop anyar yang dipamerkan, satu yang cukup mencuri perhatian datang dari Asus. Dinamai ROG Flow X13, ia merupakan laptop gaming 2-in-1 dengan dimensi yang sangat ringkas. Tebalnya tercatat cuma 15,8 mm, dan bobotnya pun tidak lebih dari 1,3 kg.

Di balik sasisnya, tertanam prosesor terbaru AMD, dengan konfigurasi termahal yang melibatkan Ryzen 9 5980HS, plus GPU Nvidia GeForce GTX 1650. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM LPDDR4X-4266 berkapasitas 32 GB, SSD 1 TB, dan baterai 62 Wh.

Berhubung perangkat ini masuk kategori 2-in-1, otomatis layarnya dilengkapi engsel 360 derajat sehingga perangkat bisa digunakan dalam beberapa mode. Menariknya, ketika Flow X13 diposisikan seperti sebuah tenda, sistem pendinginnya diklaim dapat bekerja secara lebih optimal dikarenakan tidak ada bagian yang tertutup oleh permukaan.

Layarnya sendiri ditawarkan dalam dua versi: FHD 120 Hz, atau 4K 60 Hz. Semuanya merupakan panel sentuh seluas 13 inci, dengan aspect ratio 16:10 untuk menampilkan lebih banyak konten secara vertikal, serta validasi dari Pantone yang menjamin keakuratan warna yang dihasilkannya.

Namun wujud yang convertible bukan satu-satunya faktor yang mencuri perhatian dari Flow X13. Ia juga datang bersama tandem opsional berupa sebuah external GPU (eGPU) yang berukuran sangat ringkas. Persisnya, eGPU bernama ROG XG Mobile ini punya dimensi 155 x 208 x 29 mm, dengan bobot yang berkisar hanya 1 kg.

Terlepas dari wujudnya yang imut-imut, XG Mobile menyimpan tenaga yang luar biasa berkat GPU RTX 3080 yang tertanam. Lebih lanjut, Asus juga telah membekalinya dengan interface PCIe 3.0 x8 khusus yang lebih kencang ketimbang Thunderbolt 4. Itu artinya perangkat ini butuh konektor spesial untuk bisa disambungkan ke laptop, dan sejauh ini cuma Flow X13 saja yang punya.

Suplai dayanya sendiri berasal dari adaptor 280 W yang akan menenagai XG Mobile dan Flow X13 secara bersamaan. Secara keseluruhan, Asus merancang paket lengkap laptop dan eGPU ini agar mudah dibawa bepergian.

Kalau boleh menyimpulkan, Flow X13 pada dasarnya merupakan jawaban Asus terhadap Razer Blade Stealth 13. Namun yang dilakukan Asus bukan sebatas menyematkan komponen yang lebih bertenaga saja, melainkan juga merancang desain yang fleksibel yang sangat berguna untuk keperluan kreasi konten, serta menyediakan eGPU opsional yang tidak menyita terlalu banyak ruang di dalam tas.

Di Amerika Serikat, bundel Flow X13 dan XG Mobile ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga $3.000. Memang jauh dari kata murah, apalagi mengingat banderol tersebut bukan untuk konfigurasi yang paling tinggi.

Sumber: Asus.

Lenovo Pamerkan LaVie Mini, Konsep Laptop Gaming dalam Wujud ala Nintendo Switch

Tepat setahun yang lalu, Alienware memamerkan calon rival Nintendo Switch yang istimewa. Istimewa karena spesifikasinya lebih mirip laptop gaming ketimbang sang console handheld, meski sayang statusnya hingga kini masih calon. Perangkat yang paling mendekati konsep tersebut dan yang sedang bersiap untuk meluncur ke pasaran adalah GPD Win 3, yang kabarnya bakal segera ditawarkan melalui Indiegogo.

Ide akan sebuah laptop gaming dengan wujud menyerupai Nintendo Switch rupanya turut menyita perhatian Lenovo. Bersama NEC, keduanya menciptakan konsep perangkat serupa yang dinamai LaVie Mini. Dalam posisi normal, ia dapat digunakan layaknya laptop tradisional, minus sebuah touchpad. Namun yang istimewa adalah ketika keyboard-nya itu dilipat hingga menempel ke belakang layarnya.

Di posisi tersebut, pengguna dapat memasangkan controller ke sisi kiri dan kanannya, memberikan akses mudah ke sepasang stik analog, tombol D-Pad, empat tombol aksi, dan sejumlah tombol trigger. Lagi-lagi terinspirasi Nintendo Switch, LaVie Mini turut hadir bersama docking unit opsional yang dapat meneruskan output-nya ke TV 4K.

Soal spesifikasi, LaVie Mini terdengar cukup menjanjikan. Layarnya memiliki bentang diagonal seluas 8 inci dan resolusi 1920 x 1200 pixel, sedangkan performanya ditunjang oleh prosesor Intel Core i7-1180G7 dan GPU Intel Iris Xe yang memiliki 96 Execution Unit (EU), plus RAM LPDDR4X 16 GB dan SSD NVMe 256 GB.

Secara umum, prosesor yang digunakan memang lebih superior ketimbang milik GPD Win 3, akan tetapi performanya belum tentu lebih baik. Alasannya simpel: GPD Win 3 punya layar yang lebih kecil sekaligus beresolusi lebih rendah, dan itu pasti sangat membantu mendongkrak fps selama sesi gaming berlangsung.

Berhubung masih konsep, detail mengenai LaVie Mini sejauh ini masih belum banyak, dan kita juga belum punya gambaran sama sekali terkait seberapa lama baterainya bisa bertahan. Untuk urusan konektivitas, LaVie Mini hadir mengemas sepasang port USB-C dan jack audio, belum termasuk port USB-C dan USB-A ekstra yang terdapat pada docking unit-nya.

Tentu saja PR terbesar Lenovo dan NEC saat ini adalah menyulap LaVie Mini dari sebatas konsep/prototipe menjadi perangkat yang dapat dibeli oleh konsumen secara luas. Semoga saja prosesnya berjalan lancar dan kita dapat membahasnya kembali saat perangkat ini siap meluncur ke pasaran.

Sumber: Gizmodo dan PC Gamer.

Review MSI Bravo 15: Performa Mumpuni AMD Ryzen 7 dan RX 5500M

Ada banyak pilihan laptop gaming di pasaran sana, terutama pada range harga Rp10 hingga Rp15 juta. Tetapi kebanyakan laptop yang ditawarkan pada range harga tersebut adalah laptop dengan GPU Nvidia yang dikombinasikan dengan CPU Intel ataupun AMD.

Pada kesempatan kali ini saya mendapatkan untuk melakukan review terhadap satu unit laptop MSI Bravo 15 yang bisa saya bilang cukup unik. Kenapa unik? Salah satunya adalah karena laptop ini menggunakan GPU Radeon FX5500 yang terbilang cukup jarang ditemukan pada laptop gaming kisaran harga tersebut. Dikombinasikan dengan Ryzen 7 4800H, bagaimana performa GPU besutan AMD tersebut? Mari kita simak ulasan berikut ini.

 

Desain, Harga, dan Unsur Produktivitas MSI Bravo 15 Series

Mengutip dari MSI Official Store, laptop tersebut dibanderol dengan harga Rp14.999.000. Dengan harga tersebut, apa saja yang ditawarkan oleh MSI Bravo 15 A4DDR?

Sumber: MSI Official Website
Sumber: MSI Official Website

Kita bisa melihat bagaimana MSI masih mempertahankan rancangan khas laptop gaming kelas mid-range, dari kulit luarnya. Kombinasi warna hitam dengan merah masih dipertahankan pada MSI Bravo 15 ini. Sebagian besar body laptop berbahan brushed alumunium berwarna hitam.

Sementara itu warna merah bisa Anda dapatkan dari backlight LED Keyboard yang hanya memiliki satu warna saja. Ya, ketidakhadiran RGB ataupun kustomisasi warna LED backlight terbilang jadi salah satu kekurangan laptop ini. Namun saya rasa hal tersebut cukup adil mengingat harga yang ditawarkan. Apalagi hitam-merah terbilang sebagai salah satu kombinasi warna yang berpadu dengan baik dan sedap dipandang.

Keseluruhan body laptop terasa sangat solid karena bahan brushed alumunium. Dari semua bagian, LCD hinge terbilang jadi satu-satunya bagian yang kurang solid di laptop ini. LCD hinge masih kurang solid karena bergoyang apabila terkena guncangan ataupun ketika kita memindah-mindahkan posisi laptop. Dengan warna hitam pada keseluruhan body, salah satu perbedaan terbesar dari laptop ini mungkin adalah logo yang ada di bagian body belakang laptop. Bravo series tidak menggunakan lambang naga khas dari MSI. Laptop ini menggunakan logo thunderbird berwarna perak yang memberikan kesan gagah berani nan bijaksana.

foto log1 review msi bravo 15 foto log2 review msi bravo 15

Dari unsur penunjang produktivitas, MSI Bravo 15 memberikan keyboard chiclet keyboard yang solid dan mantap digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan produktivitas. Saya mengetik artikel ini dengan menggunakan keyboard laptop tersebut dan saya merasa nyaman dengan sensasi yang diberikan. Ukuran tuts tombol juga besar-besar yang dilengkapi dengan full-size arrow key walau tanpa kehadiran numpad.

keyboard 01 review msi bravo 15 keyboard 02 review msi bravo 15

Penampakan led keyboard pada kondisi dalam ruangan.
Penampakan led keyboard pada kondisi dalam ruangan.

Namun entah kenapa saya merasa kurang nyaman menggunakan keyboard ini untuk gaming. Mungkin karena saya sudah terlalu terbiasa menggunakan keyboard mechanical yang punya tingkat kedalaman penekanan tuts lebih jauh. Karena itu, bermain dengan keyboard chiclet MSI Bravo 15 rasanya… Mirip seperti menekan haptic button yang ada pada iPhone generasi lama. Saya tahu referensi saya mungkin agak sulit dibayangkan. Intinya adalah, tingkat kedalaman penekanan tuts yang lebih pendek serta tingkat kekerasan penekanan tombol yang cukup terasa membuat keyboard ini jadi kurang nikmat ketika digunakan untuk bermain game.

I/O Ports sebelah kanan laptop.
I/O Ports sebelah kanan laptop.
I/O Ports sebelah kiri laptop.
I/O Ports sebelah kiri laptop.

Dari sisi I/O ports, jumlah USB ports mungkin terbilang minim apabila Anda adalah golongan konvensional yang lebih suka colokan USB type A. Berada di sisi kanan laptop, MSI Bravo 15 hanya menyediakan dua buah Type-A USB3.2 Gen1. Sebagai tambahan, ada 2 colokan Type-C USB3.2 Gen1. Selain ports USB, ada juga Mic-in/Headphone-out Combo Jack 3.5mm dan colokan RJ45 untuk konektivitas internet dengan kabel. Sementara di sisi kiri ada colokan HDMI yang dapat digunakan hingga resolusi 4K dengan refresh-rate 30Hz.

Kecerahan monitor dalam kondisi dalam-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi dalam-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi luar-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi luar-ruangan.

Terakhir dari sisi layar, MSI Bravo 15 memiliki layar dengan bentangan sebesar 15.6″ IPS Level, resolusi  FHD 1080p, 144Hz refresh-rate, dan sudah mendukung teknologi AMD FreeSync.

Salah satu kekurangan dari layar ini adalah tingkat kecerahannya. Ulasan teknis dari NotebookCheck.net menemukan bahwa tingkat kecerahan layar 144Hz MSI Bravo 15 adalah sekitar 300 nits lebih. Angka tersebut terbilang sedikit lebih tinggi dari rata-rata. Walau begitu saya merasa laptop ini cukup kesulitan memenangkan pertarungan dengan cerahnya cahaya matahari walau dengan pengaturan tingkat kecerahan tertinggi sekalipun. Namun, saya merasa tingkat kecerahan sudah lebih di atas rata-rata apabila digunakan dalam kondisi indoor. Dengan tingkat kecerahan tertinggi, yaa… Kecerahannya cukup untuk membuat saya berlinang air mata saat terkena flash dari Phoenix di game VALORANT.

 

Gaming Experience dan Hasil Benchmark

Dari segi gaming experience, saya merasa kombinasi Ryzen 7 4800H dan Radeon RX 5500M terbilang sudah cukup memenuhi kebutuhan dari segi gaming. Seberapa cukup? Bayangan saya sih cukup untuk gamers tingkat menengah yang hobi memainkan game-game Free to Play seperti Dota 2 ataupun VALORANT.

Tapi jangan banyak berharap pada laptop ini apabila Anda adalah golongan PC Master Race, pecinta game AAA, atau golongan mending-mending. Karena posisi laptop ini yang terbilang kelas menengah, jadi cukup wajar kalau MSI Bravo 15 bisa menjalankan game AAA dengan secukupnya saja.

Untuk gaming experience, saya membaginya menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah game-game F2P dengan Dota 2 dan VALORANT sebagai sampel. Bagian kedua adalah game berbayar dengan Assassin’s Creed: Odyssey dan World of Warcraft: Shadowlands sebagai sampel.

Dengan spesifikasi yang diberikan, MSI Bravo 15 terbilang sudah sangat mumpuni untuk menjalankan Dota 2 dan VALORANT. Seberapa mumpuni? Mumpuni untuk mencapai 100 fps ++ dengan pengaturan grafis tertinggi sekalipun. Catatan fps yang saya dapatkan setelah melakukan test play dapat Anda lihat pada grafik di bawah ini.

2_grafik dota valorant msi bravo 15

Seperti yang Anda lihat, baik Dota 2 ataupun VALORANT bisa mendapat max fps hingga 112 dan 191 fps. Walau memang turunnya fps terbilang cukup jauh dengan catatan min fps hingga 60 fps untuk Dota 2 dan 53 untuk VALORANT. Namun jika berdasarkan pengalaman bermain, saya hampir merasa tidak terganggu dengan fps drop yang ada. Mungkin karena angka drop masih cukup bisa ditoleransi yaitu di sekitaran 60 fps.

Untuk gaming AAA saya hanya melakukan test play pada World of Warcraft: Shadowlands saja. Saya mencatat dua skenario test play pada Shadowlands, yaitu skenario berjalan-jalan dan melakukan quest di open world dan skenario PvP Arena Battleground 10 vs 10. Keduanya saya lakukan dengan menggunakan pengaturan rata kanan atau tepatnya preset grafis tingkat 10. Catatan fps yang saya dapatkan setelah test play dapat Anda lihat pada grafik di bawah ini.

3_grafik world of warcraft msi bravo 15

Angka drop fps di Shadowlands memang cukup jauh, yaitu 29 fps dalam skenario open world dan 41 fps pada skenario Arena. Walaupun fps-nya drop, MSI Bravo 15 tetap menjalakan game dengan sangat mulus tanpa ada stutter. Karena hal tersebut, fps drop yang dialami hampir tidak terasa parah di mata saya… Yaa masih tolerable.

Fps drop pun sebenarnya terjadi pada momen-momen khas game MMORPG. Untuk skenario open world, fps drop terjadi di kota utama yang ramai oleh pemain dengan segala dekorasi karakter/mount yang mereka miliki. Lalu pada skenario Arena 10 vs 10, fps drop juga terjadi pada kondisi yang wajar yaitu ketika semua pemain saling beradu dan mengeluarkan segala skill yang mereka miliki. Tapi lagi-lagi, karena tidak ada stutte, fps drop pun jadi tidak mengurangi tingkat kelancaran game pada pengalaman bermain saya.

Untuk Assassin’s Creed Odyssey, saya menggunakan in-game benchmark saja. Catatan hasil benchmark-nya bisa Anda lihat sendiri pada grafis serta data detail yang disajikan oleh game itu sendiri.

4_AC Oddysey msi bravo 15

Seperti tadi saya bilang, posisi MSI Bravo 15 yang tergolong kelas menengah membuat saya tidak bisa berharap terlalu banyak jika bicara gaming AAA. Anda bisa lihat sendiri dari catatan fps yang didapatkan. Dengan preset grafis ultra, MSI Bravo 15 hanya bisa mencatatkan 33 avg fps . Memang dia bisa berjalan hingga 54 max fps, tapi hal tersebut hanya terjadi pada kondisi yang kurang lazim seperti menatap langit ketika di dalam game. Sementara itu drop fps juga terbilang cukup jomplang, sampai mencatatkan 10 min fps.

Jadi bisa dibilang bahwa laptop ini hanya cukup sekadar bisa main saja jika Anda gunakan untuk main game AAA. Cukup bagi siapa? Bagi saya yang gamer kere-hore sih cukup. Tapi buat yang terbiasa dengan desktop gaming kelas menengah ke atas mungkin akan geram dan gemas bermain game AAA jika performanya seperti itu.

Lalu bagaimana jika bicara dari segi teknis? Berikut rentetan tangkapan gambar hasil benchmark saya menggunakan tiga software yaitu Cinebench R15, 3D Mark, dan PC Mark 10.

5_Open GL Cinebench msi bravo 15

6_CPU Cinebench msi bravo 15

 

Perbandingan skor PC Mark 10 berdasarkan laman resmi 3D Mark.
Perbandingan skor PC Mark 10 berdasarkan laman resmi 3D Mark.

Dari catatan yang didapatkan di atas, poin yang bisa saya jelaskan mungkin adalah dari sisi perbandingan resmi skor 3D Mark dan PC Mark 10. Seperti kita lihat dengan 4599 poin pada 3D Mark Time Spy dan 11.465 poin pada 3D Mark Fire Strike, MSI Bravo 15 terbilang masih kalah dengan gaming laptop 2020 menurut situs resmi 3D Mark.

Gaming laptop yang dimaksud sendiri adalah laptop dengan prosesor Intel i7 generasi 9 dan GeForce RTX 2060. Walaupun kalah, tapi yang menurut saya perlu jadi sorotan adalah angkanya yang terpaut tidak terlalu jauh. Padahal, laptop yang jadi bandingan 3D Mark sendiri dibanderol dengan harga Rp20 juta++ di Indonesia. Jadi bisa dikatakan bahwa dengan harga yang cukup terjangkau, MSI Bravo 15 bisa memberikan performa yang mumpuni bahkan hampir bersaing dengan laptop yang punya harga jauh lebih tinggi.

 

Catatan Suhu Tinggi tanda Performa Thermal yang Mengkhawatikan?

Dengan segala performa tersebut, sayangnya ada sedikit masalah pada performa thermal MSI Bravo 15. Performa thermal jadi agak mengkhawatirkan karena suhu CPU laptop yang sempat menyentuh angka 100 derajat celsius lebih pada beberapa keadaan.

Saya mencatatkan performa thermal secara berbarengan saat melakukan test play pada game-game yang saya sebutkan di atas. Lebih lanjutnya, Anda bisa lihat hasil performa thermal MSI Bravo 15 dari catatan saya di bawah ini.

Seperti yang bisa Anda lihat, MSI Bravo 15 selalu menyentuh suhu CPU di atas 100 derajat celsius di sesi test play yang saya lakukan. Namun demikian, catatan tersebut mungkin hanya terjadi satu atau dua kali saja. Sisanya, laptop berjalan dengan suhu yang lumayan stabil di kisaran 80-90 derajat. Yaaa… 80-90 derajat sih tidak sebegitu mengagumkan, tapi setidaknya tidak stabil di angka 100 derajat.

Berdasarkan pengalaman saya, suhu panasnya memang tidak mengganggu area keyboard yang biasanya digunakan untuk gaming (WASD dan sekitarnya). Tapi jika Anda menggeser tangan Anda ke atas tombol F1-F12, Anda bisa merasakan panas yang lumayan terasa tajam di sisi kiri atas laptop.

Padahal bila kita melihat struktur body laptop ini, saya merasa desain thermal MSI Bravo 15 terlihat sudah cukup baik setidaknya dari perancangan body luar. Bagian bawah laptop memiliki rongga ventilasi yang banyak dan besar-besar. Dari sana, Anda juga bisa melihat rancangan heat pipes yang sepertinya memang terkonsentrasi di bagian tengah laptop. Lebih lanjut, Anda bisa lihat gambar yang saya ambil di bawah ini.

Penampakan desain thermal pada body laptop MSI Bravo 15.
Penampakan desain thermal pada body laptop MSI Bravo 15.
Tampak dekat desain thermal body laptop MSI Bravo 15.
Tampak dekat desain thermal body laptop MSI Bravo 15.

Jadi mungkin saja fps drop yang dihasilkan terjadi karena performa thermal tersebut. Walaupun begitu, performa gaming MSI Bravo 15 terbilang tidak turun drastis walau digunakan untuk sesi gaming yang panjang sekalipun. Selain itu suara kipas juga terbilang cukup bising walau memang suaranya tidak sampai menembus gendang telinga apabila Anda sedang menggunakan headset saat bermain game.

 

Kesimpulan

Dengan banderol harga Rp14.999.000 saya merasa MSI Bravo 15 telah memberikan perbandingan price-to-performance yang maksimal. Anda mungkin akan dipaksa menerima kompromi-kompromi tertentu apabila Anda membayar sejumlah angka yang sama untuk laptop gaming merk lainnya.

Dari segi performa, saya terbilang puas dengan duet CPU dan GPU dari AMD di laptop MSI Bravo 15 ini. Walau mencatatkan penurunan fps cukup jauh, namun saya merasa pengalaman bermain game berjalan dengan sangat mulus tanpa ada sedikitpun stutter.

Terakhir, satu-satunya kekurangan laptop ini mungkin hanya ada dari segi performa thermal. Dengan panas yang cukup terasa tersebut, saya tidak tahu apakah usia laptop bisa bertahan lama apabila terus-terusan digeber bermain game dalam durasi yang panjang. Karena hal tersebut, mungkin Anda jadi harus rajin membersihkan debu-debu di sekitar fan laptop serta mengganti thermal paste secara berkala agar performa laptop bisa terus bertahan seperti apayang Anda inginkan.

Lenovo Legion Slim 7 Unggulkan Ryzen 9 dan RTX 2060 dalam Bodi yang Ramping Sekaligus Ringan

Ramping dan gaming adalah dua atribut yang jarang bisa akur saat membahas mengenai laptop. Jadi ketika suatu laptop mengusung embel-embel “Slim” pada namanya, saya pun reflek bertanya dalam hati: setipis apa memangnya?

Keraguan seperti itulah yang muncul dalam benak saya ketika mendengar mengenai Lenovo Legion Slim 7. Namun ternyata saya salah, sebab di balik sasisnya yang hanya setebal 17,9 mm dan seberat 1,86 kg, tertanam komponen-komponen yang sangat kapabel untuk keperluan gaming.

Yang pertama dan yang paling penting adalah kartu grafis alias GPU, dan di sini Legion Slim 7 mengandalkan Nvidia GeForce RTX 2060 Max-Q pada konfigurasi termahalnya. Selanjutnya, ada prosesor AMD Ryzen 9 4900H yang memiliki 8-core dan 16-thread, dengan boost clock 4,4 GHz dan TDP 54 W.

Lenovo juga tidak lupa menyematkan sistem pendingin Legion Coldfront 2.0 yang dirancang agar kinerja CPU beserta GPU-nya tidak jadi melambat karena suhunya kelewat tinggi. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM DDR4 3200 MHz dengan kapasitas maksimum 32 GB serta SSD NVMe 2 TB.

Terkait layar 15,6 incinya, konsumen dipersilakan memilih antara panel 1080p 144 Hz, atau 4K 60 fps yang mendukung HDR. Dukungan terhadap format Dolby Vision pun juga tersedia, demikian pula sepasang speaker yang sudah mengantongi sertifikasi Dolby Atmos. Persis di depan layarnya, ada tombol power yang juga merangkap sebagai sensor sidik jari.

Secara estetika, lagi-lagi Lenovo menghadirkan sebuah laptop gaming yang desainnya benar-benar jauh dari kata norak. Bobot ringannya itu berasal dari pemakaian bahan aluminium, dan istimewanya, kapasitas baterainya tetap cukup besar di angka 71 Wh. Konektivitas Legion Slim 7 pun juga melimpah, mencakup dua port USB-C, slot SD card, serta dua port USB standar di bagian belakang.

Di Amerika Serikat, Lenovo Legion Slim 7 kabarnya akan segera dijual dengan harga mulai $1.370. Tentunya itu bukan harga dari varian dengan konfigurasi di atas, melainkan yang ditenagai Ryzen 7 4800H, GeForce GTX 1650 Ti, RAM 8 GB, dan SSD 512 GB.

Sumber: Lenovo.

5 Pengumuman Paling Menarik dari RazerCon 2020

Di saat kita disibukkan dengan undangan pernikahan dan beragam diskon dari platform ecommerce, pada tanggal 10 Oktober 2020 kemarin Razer secara resmi menggelar edisi pertama dari event tahunannya, RazerCon. Tentu saja acara itu diselenggarakan secara online sepenuhnya, dan sempat ada satu juta orang yang menontonnya secara bersamaan.

Dalam ajang tersebut, ada setidaknya lima pengumuman menarik seputar produk-produk terbaru dari Razer, dan kalau di titik ini Anda masih beranggapan bahwa Razer tidak lebih dari sebatas produsen periferal dan laptop, Anda salah besar.

Lewat RazerCon, Razer pada dasarnya membuktikan bahwa mereka tidak segan keluar dari zona nyamannya dan mencoba peruntungannya di ranah yang tergolong cukup niche, seperti misalnya kursi gaming atau casing PC.

Razer Iskur dan Razer Tomahawk

Ya, Razer sekarang punya kursi gaming sendiri bernama Iskur. Sepintas, wujudnya langsung mengingatkan saya terhadap kursi gaming besutan Secretlab. Kebetulan Secretlab memang sama-sama bermarkas di Singapura seperti Razer, akan tetapi kepada The Verge, kedua perusahaan memastikan bahwa Iskur bukanlah hasil kolaborasi mereka.

Satu hal yang paling unik dari kursi seharga $500 ini adalah bagian penopang lumbarnya, yang dapat disesuaikan hingga benar-benar menopang lengkungan tulang punggung secara menyeluruh. Pengaturan posisi yang merinci juga dapat diterapkan pada sandaran tangannya; dinaik-turunkan, dimaju-mundurkan, ditolehkan ke kiri atau kanan, serta dimiringkan ke kiri atau kanan.

Razer tidak lupa mengklaim bahwa lapisan kulit sintetis yang membalut Iskur lebih tahan lama ketimbang material kulit sintetis pada umumnya, sehingga tidak akan mudah mengelupas. Idealnya, kursi ini paling pas buat pengguna yang tingginya berada di kisaran 170-190 cm, dengan bobot tak lebih dari 136 kg.

Dalam kesempatan yang sama, Razer turut memperkenalkan casing PC perdananya, Tomahawk. Sejauh ini Tomahawk tersedia dalam dua varian ukuran: Tomahawk ATX (mid-tower) dan Tomahawk Mini-ITX. Keduanya sama-sama memakai bahan baja setebal 0,8 mm, dan sisi samping kiri beserta kanannya sama-sama mengandalkan tempered glass.

Secara estetika, Tomahawk terbilang sangat minimalis sekaligus elegan. Tanpa harus terkejut, ada pencahayaan RGB yang disematkan di bagian bawahnya, membuatnya sepintas kelihatan seperti mobil yang kerap mengikuti kontes modifikasi ekstrem.

Yang sudah Razer jual saat ini barulah Tomahawk Mini-ITX seharga $180. Tomahawk ATX kabarnya akan menyusul pada musim semi dengan banderol $200.

Razer Blade Stealth (Late 2020)

Razer juga mengumumkan penyegaran spesifikasi untuk Blade Stealth. Ultrabook ini memang baru saja di-upgrade pada bulan April lalu, tapi berhubung prosesor generasi ke-11 Intel Tiger Lake baru saja hadir, Razer pun tidak mau kehilangan momentum. Iterasi terbaru Blade Stealth kini datang mengusung prosesor Intel Core i7-1165G7, menawarkan peningkatan performa produktivitas hingga 20%, atau 2,7x lebih cepat untuk keperluan kreasi konten.

Prosesor tersebut masih ditandemkan dengan GPU Nvidia GeForce GTX 1650 pada varian termahalnya. Juga baru adalah opsi pada layarnya; konsumen sekarang bisa memilih antara layar 120 Hz, atau layar OLED yang mendukung 100% spektrum warna DCI-P3. Ukurannya sendiri tetap 13 inci, dan resolusinya juga masih 1080p.

Blade Stealth 13 edisi terbaru ini telah dipasarkan dengan harga mulai $1.800.

Razer Seiren Mini

Sesuai namanya, tinggi Seiren Mini tidak lebih dari 16,3 cm, dan diameter dudukannya juga cuma 8,9 cm, membuatnya ideal untuk setup livestreaming dengan ruang yang terbatas. Meski ringkas, Seiren Mini rupanya masih mengemas unit condenser berukuran 14 mm dengan pickup pattern supercardioid yang sangat efektif menangkap suara yang berasal dari depan selagi meminimalkan suara-suara dari sekitar, seperti misalnya suara dari keyboard.

Namun kalau harus memilih bagian terbaik dari mikrofon USB ini, saya mungkin akan bilang harganya. Dengan banderol $50, Seiren Mini jelas merupakan alternatif yang cukup menarik buat para livestreamer yang baru saja memulai karirnya, atau yang ingin meng-upgrade setup sekarang yang masih mengandalkan mic milik headset. Satu-satunya kelemahan Seiren Mini mungkin adalah absennya tombol mute.

Razer Kraken BT Kitty Edition

Kraken, tapi wireless. Bukan sembarang wireless pula, melainkan Bluetooth 5.0 dengan latency yang rendah di angka 40 milidetik, membuatnya ideal buat kaum hawa yang hobi livestreaming game mobile. Kraken BT Kitty Edition mengunggulkan driver berdiameter 40 mm dengan mikrofon beamforming yang terintegrasi, dan tentu saja ada pencahayaan RGB yang menghiasi.

Baterainya diklaim sanggup bertahan sampai 20 jam, atau 50 jam kalau lampunya dimatikan sepenuhnya. Headset ini sekarang sudah bisa dibeli seharga $100.

Komponen dengan pencahayaan Razer Chroma

Ajang RazerCon turut Razer manfaatkan untuk mengumumkan empat mitra baru yang tergabung dalam program Razer Chroma Connect, yakni WD Black, Seagate Gaming, Yeelight dan Twinkly. Ini berarti ke depannya kita bakal melihat lebih banyak lagi hardware dengan pencahayaan RGB yang bisa dikontrol menggunakan software Razer Synapse.

Hardware yang dimaksud sekarang juga mencakup komponen seperti motherboard. Untuk pertama kalinya, Razer bakal memasarkan motherboard hasil kolaborasinya bersama ASRock. Motherboard ini sejatinya merupakan seri ASRock Taichi dengan chipset AMD X570 atau B550, tapi yang desainnya senada dengan gaya Razer, serta dihiasi lampu RGB di sekujur tubuhnya.

Penting atau tidak, RGB bisa dibilang sudah menjadi bagian fundamental dari kultur gaming, dan kehadiran motherboard Razer Edition ini pada dasarnya bakal semakin memperkuat posisi Razer Chroma sebagai ekosistem pencahayaan RGB terbesar di dunia.

Sumber: Razer.

Lenovo Indonesia Luncurkan Seri Laptop dan Pre-Built Desktop Legion Terbaru

Setelah memperkenalkan seri Legion 5 dan IdeaPad Gaming, kini Lenovo Indonesia kembali memperkenalkan lini laptop performa tinggi terbaru mereka. Laptop tersebut adalah Lenovo Legion 7i, Lenovo Y740 Si, dan Lenovo 5 Pi. Selain itu, mereka juga memperkenalkan 2 pre-built desktop yaitu Legion Tower 5, 5i, dan 7i, serta IdeaCentre Gaming 5 dan 5i.

Masih seperti seri Legion 5 dan IdeaPad Gaming, penambahan kode huruf “i” menandakan prosesor Intel yang digunakan dalam laptop-laptop tersebut. Legion 7i merupakan laptop gaming premium yang ditawarkan untuk para avid gamers. Dengan harga mulai dari Rp29.999.000, Legion 7i menggunakan CPU Intel Core i7 generasi ke-10 H-Series, GPU GeForce RTX 2070 SUPER Max-Q Design, layar IPS 15 inci, Full-HD, 144Hz dengan display color accurate 85,6 AAR.

Sumber: StraitsTimes
Sumber: StraitsTimes

Legion Y740Si bisa dibilang sebagai laptop ultrabook karena memiliki desain tipis, namun tetap powerful. Lenovo Legion Y740Si ditenagai oleh prosesor mobile hingga Intel Core i9 generasi ke-10 H-Series. Y740Si memiliki layar panel IPS sebesar 15 inci dengan resolusi 4K, dan memiliki VESA DisplayHDR400, Dolby Vision, dan 100 persen RGB color gamut. Dijual seharga Rp36.999.000, penjualan Legion Y740Si disertai dengan Lenovo Legion BoostStation yang bisa dilengkapi dengan GPU maupun SSD eksternal.

Selanjutnya Legion 5Pi merupakan laptop gaming yang didesain untuk menyeimbangkan antara style dengan performa. Untuk mencapai level performa tersebut, laptop ini dilengkapi dengan Intel Core generasi ke-10 H-Series dan RTX 2060. Dibanderol seharga Rp27.999.000, Legion 5Pi memiliki layar 15 inci dengan 100% sRGB color-accurate.

Lini produk berikutnya yang dirilis oleh Lenovo adalah pre-built desktop Legion Tower 5, 5i, dan 7i. Seri Legion Tower ini dibuat untuk avid gamer yang membutuhkan battle station dengan performa tinggi. Maka dari itu Legion Tower 5 dan 5i menggunakan Intel Core i7 dan GeForce RTX 2070, dan dibanderol dengan harga mulai dari Rp24.999.000, Sementara itu Legion Tower 7i menggunakan Intel Core i9 dan RTX 2080 SUPER dan dibanderol mulai dari Rp40.999.000.

Sumber: geekculture
Sumber: geekculture

Terakhir, yaitu IdeaCentre Gaming 5 dan 5i, merupakan pre-built desktop dengan banderol harga yang lebih ekonomis, yaitu mulai dari Rp13.249.000. Namun, IdeaCentre Gaming 5 dan 5i tetap ditenagai oleh CPU dan GPU yang cukup tangguh, yaitu Intel Core i7 atau AMD Ryzen 7, dengan GPU GeForce RTX 2060.

Selain spesifikasinya yang cukup tangguh, jajaran laptop tersebut juga sudah dilengkapi dengan beberapa fitur khas laptop gaming Lenovo terbaru. Beberapa fitur tersebut yaitu TrueStrike Keyboard (yang memang terbukti nyaman digunakan) pada Legion 7i dan Legion 5Pi. Selain itu ada juga teknologi ColdFront 2.0 yang tersedia untuk laptop Lenovo Legion 7i dan Legion 5Pi, serta seri desktop Legion Tower.

Lenovo Indonesia Merilis 3 Laptop Gaming Legion dan PC Gaming

Lenovo telah meluncurkan generasi terbaru produk PC gaming Lenovo Legion di Indonesia, lewat acara online bertajuk “Legion Your Power at Max“. Meliputi laptop gaming, PC desktop gaming, dan juga monitor gaming.

Untuk laptop gaming, tahun ini Lenovo sudah memiliki IdeaPad Gaming 3i/3 dan Legion 5i/5 yang tersedia dalam versi Intel dan AMD. Kali ini Lenovo membawa laptop gaming kelas premium Legion 7i, laptop gaming tipis Legion Y740Si, dan Lenovo 5Pi.

Lenovo Legion 7i

Pertama mari bahas Legion 7i, laptop gaming premium ini hadir dengan desain stylish. Kontruksi bodinya terbuat dari material aluminium dengan ketebalan hanya 19,9mm dan memiliki TrueStrike keyboard dengan sistem evironmental lighting array Corsair iCUE terintegrasi.

Layarnya IPS dengan lapisan anti-glare berukuran 15,6 inci beresolusi Full HD dan punya tingkat kecerahan maksimum 500 nits. Untuk memanjakan gamer, Legion 7i mengandalkan panel dengan refresh rate 144Hz dan response time kurang dari 1 ms melalui OverDrive dan teknologi Nvidia G-Sync.

Untuk para content creator yang butuh layar dengan akurasi warna tinggi, layar Legion 7i mendukung saturasi warna yang kaya dengan 100% Adobe sRGB Color Gamut dan Delta E kurang dari 2. Juga dibekali fitur VESA DisplayHDR 400 untuk warna hitam yang lebih pekat dan warna putih yang lebih cerah dengan Dolby Vision, serta sertifikasi X-Rite Pantone.

Dari sisi performa, Legion 7i mengandalkan prosesor 8 core Intel Core i7-10875H generasi ke-10 dan kartu grafis hingga Nvidia GeForce RTX 2070 Super MaxQ. Berpadu RAM 32GB DDR4 2933Mhz dan penyimpanan SSD 1TB M.2 NVMe PCIe yang mendukung konfigurasi RAID-O.

Agar performanya optimal, sistem pendingin Legion 7i menggunakan ColdFront 2.0 dengan Vapor Chamber. Yang juga menarik ialah daya tahan baterai yang bisa sampai 8 jam. Hal ini bisa dicapai berkat kapasitas baterainya yang besar 80 Whr dan juga teknologi Nvidia Advanced Optimus. Terdapat hybrid mode yang secara otomatis menonaktifkan GPU dan tak lupa pengisian daya cepat Rapid Charge Pro yang bisa mengisi dari 0% hingga 50% dalam waktu 30 menit.

Lenovo-Legion-30

Harga dari Lenovo Legion 7i dibanderol mulai dari Rp29.999.000. Dalam paket penjualannya termasuk Legion Armored Backpack II dan juga mendapatkan bonus promo berupa Legion gaming headset, gaming mouse, dan Steam Wallet Rp1 juta.

Lenovo Legion Y740Si

Berikutnya juga tak kalah menarik dengan Legion 7i, Legion Y740Si ialah laptop gaming tipis dengan ketebalan 14,9mm dan bobot 1,7kg. Namun, datang dengan prosesor sangat powerful hingga Intel Core i9-10980HK generasi ke-10.

Lenovo-Legion-34

Dalam penjualannya dilengkapi Legion BoostStation, aksesori pendamping eGPU ekseternal yang bisa kita sambungkan ke Legion Y740Si saat butuh performa grafis tinggi. Legion BoostStation ini 100% tool-free alias mudah dibongkar dan di dalamnya sudah ada kartu grafis RTX2060 6GB GDDR6 yang bisa di-upgrade hingga RTX3080.

Fitur lainnya, Legion Y740Si mengusung layar 15,6 inci HDR beresolusi 4K dengan tingkat kecerahan maksimum 600 nits. Juga dukungan warna 100% Adobe RGB, sertifikasi X-Rite Pantone, dan Dolby Vision. Lalu, menggunakan TrueStrike keyboard dengan Corsair iCUE RGB, sistem pendingin ColdFront 2.0 dengan Vapor Chamber, dan baterai 71 Whr yang bisa bertahan hingga 8 jam di hybrid mode.

Lenovo-Legion-20

Harga Lenovo Legion Y740Si dibanderol mulai Rp36.999.000, dengan prosesor Intel Core i9-10980HK generasi ke-10, RAM 32GB DDR4 2933Mhz, dan penyimpanan SSD 2TB PCIe NVMe. Selain mendapatkan Legion BoostStation RTX2060, juga dapat Legion armored backpack III, Legion gaming headset, dan mouse dalam setiap pembeliannya.

Lenovo Legion 5Pi

Beralih ke Legion 5Pi, laptop gaming ini dijual dengan harga mulai Rp27.999.000. Termasuk Legion Recon backpack, Legion gaming headset + mouse, dan Steam Wallet Rp1 juta.

Soal performa, Legion 5Pi ditenagai oleh prosesor Intel Core i7-10875H generasi ke-10 dengan grafis Nvidia GeForce RTX2060 6GB GDDR6. Didukung RAM 32GB DDR4 2933Mhz dan penyimpanan SSD 1TB PCIe NVMe.

Lenovo-Legion-26

Fitur lainnya termasuk layar IPS 15,6 inci Full HD dengan refresh rate 144Hz, didukung 100% sRGB dan sertifikasi X-Rite Pantone. Menggunakan TrueStrike Keyboard dengan 4 zone RGB, sistem pendingin ColdFront 2.0, dan baterai 80 Whr yang bisa bertahan hingga 8 jam dengan hybrid mode.

Lenovo Legion Gaming Desktop

Selain meluncurkan tiga laptop gaming baru, Lenovo juga membawa tiga Legion gaming desktop. Pertama Legion Tower 7i yang dibanderol Rp40.999.000, Legion Tower 5i Rp29.999.000, dan IdeaCentre Gaming 5i mulai dari harga Rp14.499.000.

Mari bahas spesifikasinya, Legion Tower 7i membawa prosesor 10 core Intel Core i9-10900K generasi ke-10 dengan grafis Nvidia GeForce RTX2080 Super 8GB GDDR6. Didukung RAM 32GB DDR4 3200Mhz dengan heatspreader dan penyimpanan SSD 1TB PCIe NVMe ditambah 1TB HDD 7200RPM.

Sementara, untuk Legion 5i mengusung prosesor 8 core Intel Core i7-10700 generasi ke-10 dengan grafis GeForce RTX2070 8GB GDDR6. Bersamanya RAM 32GB DDR4 3200Mhz dengan heatspreader dan penyimpanan SSD 512GB PCIE NVMe ditambah 1TB HDD 7200RPM.

Kemudian, IdeaCentre Gaming 5i dibekali prosesor 8 core Intel Core i7-10700 generasi ke-10 bersama kartu grafis Nvidia GeForce RTX2060 6GB GDDR6. Didukung RAM 16GB DDR 3200Mhz dan penyimpanan SSD 512GB PCIE NVme ditambah 1TB HDD 7200RPM.

Melengkapi tiga Legion gaming desktop, Lenovo turut membawa tiga monitor. Pertama Lenovo Legion Y25-25 monitor yang dibanderol Rp4.499.000, menyuguhkan panel 24,5 inci Full HD dengan refresh rate 240Hz dan response time 1ms.

Selanjutnya Lenovo G32QC-10 dengan harga Rp4.999.000. Spesifikasinya layar 31,5 inci Full HD dengan refresh rate 144Hz dan reponse time 4ms. Lalu, terakhir Lenovo G27C-10 yang dibanderol Rp3.999.000 dengan layar 27 inci Full HD, refresh rate 144Hz, dan response time 4ms.