LG Tambahkan Active Noise Cancellation ke TWS Anti-Bakterinya

Pada bulan Juni kemarin, LG mengungkap Tone Free HBS-FN6, pesaing AirPods yang cukup unik karena dibekali dengan teknologi anti-bakteri. Idenya adalah, setiap kali TWS disimpan di dalam charging case-nya, cahaya ultraviolet akan membunuh 99,9% bakteri E. coli maupun S. aureus yang bersarang di eartip silikonnya.

Tahun belum berganti, LG sudah merilis versi yang lebih sempurna lagi, yakni Tone Free HBS-FN7. Dilihat sepintas, fisiknya nyaris identik dengan yang LG luncurkan di bulan Juni, sebab memang yang baru adalah penambahan active noise cancellation (ANC) supaya perangkat mampu mengeliminasi suara dari luar secara lebih baik lagi.

Fitur ANC ini diwujudkan dengan memanfaatkan tiga mikrofon di masing-masing earpiece – dua di luar dan satu di dalam – yang secara aktif akan memonitor gelombang suara dari segala arah. Dikombinasikan dengan isolasi suara pasif yang berasal dari eartip silikonnya, semestinya tidak akan ada lagi suara dari sekitar yang tembus sampai ke dalam.

Untuk kualitas suaranya sendiri LG masih memercayakan tuning dari Meridian Audio. Kalau kurang sreg dengan karakter suara aslinya, tentu saja pengguna dapat melakukan pengaturan equalizer pada aplikasi pendampingnya di smartphone, atau memilih satu dari empat preset yang tersedia.

Teknologi sanitasi berbasis cahaya ultraviolet tadi masih menjadi andalan di sini. Satu hal yang baru adalah keberadaan indikator LED pada charging case milik Tone Free FN7, sehingga pengguna dapat memantau sisa baterai maupun status sterilisasinya dengan lebih mudah.

Bicara soal baterai, Tone Free FN7 diyakini sanggup beroperasi hingga 5 jam nonstop, atau 15 jam jika dipadukan bersama charging case-nya. Kalau fitur ANC-nya dimatikan, daya tahan baterainya bisa diperpanjang menjadi 7 jam, atau 21 jam bersama charging case. Dukungan fast charging pun turut tersedia; pengisian selama 5 menit sudah bisa menenagai perangkat selama 1 jam.

Berbeda dari sebelumnya, LG Tone Free FN7 kabarnya akan dijual di sejumlah negara di Amerika, Eropa dan Asia mulai kuartal keempat tahun ini juga. Harganya belum ditentukan, akan tetapi di Korea Selatan ia dihargai 219.000 won, atau kurang lebih setara Rp2,85 juta.

Sumber: What Hi-Fi dan LG.

LG Wing Adalah Smartphone Berlayar Ganda dengan Bentuk yang Sangat Unik

Beberapa tahun terakhir ini LG terkesan seperti terobsesi dengan konsep smartphone berlayar ganda. Bahkan di saat rivalnya sudah bermain-main dengan konsep foldable, LG masih asyik bereksperimen dengan bagaimana sebaiknya menempatkan dua buah layar pada suatu smartphone.

Buah pemikiran terbaru mereka adalah LG Wing. Sepintas tidak ada yang aneh dari bentuk LG Wing. Wajahnya didominasi oleh layar OLED 6,8 inci beresolusi 2460 x 1080 pixel, tanpa poni maupun lubang kamera. Sebagai gantinya, Wing mengadopsi kamera selfie 32 megapixel f/1.9 dengan mekanisme pop-up

Namun saat layarnya disenggol dari samping kanan, layar tersebut akan berputar 90° menjadi orientasi landscape, dan di balik layar tersebut rupanya sudah menanti sebuah layar kedua berukuran 3,9 inci, juga dengan panel OLED dan resolusi 1240 x 1080 pixel. Dalam posisi seperti ini, ponsel akan terlihat seperti huruf T, dan LG sudah membayangkan banyak sekali skenario penggunaan yang ideal untuk Wing dalam posisi ini.

Yang paling gampang tentu saja adalah untuk menonton video dalam format landscape, tapi selagi tetap menggenggam smartphone dengan mantap dalam posisi vertikal. Kalau perlu, layar keduanya juga dapat dipakai untuk membuka aplikasi lain (multitasking) selagi video tetap berjalan di layar utamanya, semisal untuk mengikuti obrolan di Twitter selagi menyaksikan pertandingan klub bola favorit.

Saat dibalik dari atas ke bawah, layar utamanya bisa kita pakai untuk bermain game selagi layar keduanya bertindak sebagai pelengkap, semisal untuk menampilkan minimap tanpa mengganggu tampilan utama game. Putar lagi ke samping, giliran layar utamanya yang dalam posisi portrait, dan di sini pengguna bisa melihat petunjuk navigasi di Google Maps selagi layar keduanya membuka aplikasi video call.

Tentu saja semua ini membutuhkan dukungan dari kalangan developer pihak ketiga agar aplikasi bisa berjalan dengan optimal di format dua layar berbeda orientasi seperti ini. Namun LG masih punya skenario lain yang tak kalah menarik untuk Wing, yakni untuk merekam video. Dalam skenario ini, Wing terkesan seperti smartphone biasa yang didudukkan di atas gimbal.

Wing menyimpan tiga kamera belakang: kamera utama 64 megapixel f/1.8 dengan OIS, kamera ultra-wide 13 megapixel f/1.9, dan satu lagi kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2 yang didedikasikan untuk mengambil gambar dalam mode ala gimbal itu tadi, alias sudah dirotasikan 90° sensornya sehingga semua hasil tangkapannya tetap dalam orientasi landscape.

LG Wing

Meski mengemas dua buah layar, LG Wing dipastikan tidak terasa kelewat bongsor di tangan. Tebalnya berada di kisaran 10,9 mm, sedangkan bobotnya berkisar 260 gram. Tidak berbeda terlalu jauh daripada smartphonesmartphone terbaru yang hanya dilengkapi satu layar saja.

Buat yang khawatir engsel layarnya bakal cepat rusak, LG mengklaim engselnya bisa tetap berfungsi dengan baik meski sudah bekerja sebanyak 200.000 kali. Juga menarik adalah bagaimana Wing tetap memenuhi sertifikasi ketahanan air dan debu IP54 terlepas dari bentuknya yang tidak umum.

Perihal spesifikasi, LG Wing belum bisa dikatakan flagship mengingat chipset yang tertanam adalah Qualcomm Snapdragon 765G, bukan 865. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 8 GB, storage internal 128 GB, dan baterai berkapasitas 4.000 mAh. Baterainya mendukung teknologi pengisian cepat Quick Charge 4.0, serta bisa juga di-charge secara wireless.

Rencananya, LG Wing akan lebih dulu menyambangi kampung halamannya bulan depan sebelum merambah negara-negara lainnya. LG belum mengungkap berapa harganya, namun kalau melihat keunikan yang ditawarkan, tidak mengejutkan seandainya harganya mendekati smartphone flagship.

Sumber: LG.

LG Ungkap Masker Elektronik dengan Cara Kerja Mirip Air Purifier

Sebagian besar dari kita mungkin cuma mengenal dua jenis masker, yakni masker kain dan masker medis. Namun tidak lama lagi sepertinya kita harus bersiap untuk menyambut ragam yang paling baru, yaitu masker elektronik.

Pria di atas sepintas memang kelihatan seperti Sub-Zero dari Mortal Kombat, akan tetapi ia sebenarnya sedang mengenakan masker elektronik bikinan LG. LG menyebutnya dengan istilah PuriCare Wearable Air Purifier, dan perangkat ini memang mengemas sepasang filter HEPA yang bisa dilepas-pasang layaknya lini produk air purifier besutan LG sendiri.

Selain komponen penyaring, di dalamnya juga terdapat sepasang kipas kecil dengan tiga mode kecepatan dan sensor untuk mendeteksi apakah pengguna sedang menghirup atau menghembuskan udara. Jadi saat pengguna sedang menghirup, kipasnya otomatis akan berputar lebih cepat demi memudahkan aliran udara. Sebaliknya, ketika pengguna menghembuskan nafas, kipasnya akan memelan sendiri.

Sebagai produk elektronik yang portable, masker ini tentu mengemas unit baterainya sendiri. LG bilang modul berkapasitas 820 mAh yang tertanam mampu bertahan sampai 8 jam dalam mode low-power, atau sampai 2 jam dalam mode high-power. Desain maskernya sendiri juga sudah dirancang supaya nyaman dipakai berlama-lama selagi meminimalkan kebocoran udara di area sekitar hidung dan dagu.

Dalam paket penjualannya, LG juga bakal menyertakan sebuah case yang dilengkapi UV sanitizer – krusial mengingat masker ini tidak dirancang untuk dicuci layaknya sebuah masker kain. Juga unik adalah bagaimana masker ini dapat berkomunikasi dengan aplikasi LG ThinQ di perangkat Android dan iOS, mengirimkan notifikasi ketika filternya sudah perlu diganti dengan yang baru.

Lalu berapa harganya? Sayang sekali sejauh ini belum ada informasi soal itu, dan LG hanya bilang bahwa PuriCare Wearable Air Purifier akan tersedia mulai kuartal keempat tahun 2020 di beberapa negara terpilih saja.

Juli lalu, LG sebenarnya sempat menyumbangkan 2.000 unit masker elektronik ini ke sebuah rumah sakit di kota Seoul, berdasarkan laporan The Korea Herald. Jadi kita tidak perlu terkejut seandainya LG lebih memilih untuk memprioritaskan tenaga medis sebagai konsumen PuriCare.

Sumber: The Verge dan LG.

LG Luncurkan Pesaing AirPods dengan Teknologi Anti-Bakteri

Pandemi COVID-19 secara langsung mengingatkan kita kembali soal pentingnya menjaga kebersihan. Cara yang paling mudah tentu saja adalah dengan rutin mencuci tangan, tapi di saat yang sama kita juga tidak boleh lupa akan kebersihan objek-objek di sekitar.

Objek yang saya maksud juga termasuk gadget, dan itu menjelaskan mengapa produsen power bank Mophie baru saja meluncurkan perangkat UV Sanitizer untuk smartphone. Selain smartphone, gadget apa lagi yang kira-kira harus dijaga kebersihannya? Kalau Anda tanyakan hal itu kepada LG, maka jawaban mereka adalah earphone.

Merujuk pada sebuah studi, LG bilang bahwa jumlah bakteri yang terdapat pada earphone terkadang bisa lebih banyak ketimbang sebuah talenan, dan skenario terburuknya dapat berujung pada kasus infeksi telinga. Berangkat dari kesimpulan tersebut, LG pun mencoba menyematkan fitur unik pada true wireless earphone terbarunya, yakni sebuah charging case yang dilengkapi teknologi sanitasi ultraviolet terintegrasi.

LG Tone Free HBS-FN6

Ini merupakan kedua kalinya LG menawarkan konsep serupa. Namun kali ini, LG memberikan pilihan kepada konsumennya. Mereka yang membutuhkan fitur pembersih berbasis sinar UV tersebut bisa meminang Tone Free HBS-FN6, sedangkan yang tidak memerlukannya bisa memilih Tone Free HBS-FN4.

Perbedaan antara kedua earphone tersebut hanya terletak pada charging case-nya. Case milik FN6 diklaim mampu membunuh 99,9% bakteri E. coli dan S. aureus dari eartip silikonnya selagi perangkat sedang di-charge, sedangkan case milik FN4 tidak menawarkannya sama sekali. Namun yang perlu diingat adalah, kotoran kuping yang menempel pada eartip tetap harus dibersihkan secara manual.

Secara fisik, FN6 dan FN4 berbeda dari pendahulunya yang berbentuk seperti silinder pipih. Wujudnya sekarang mirip AirPods Pro, dengan tangkai yang menjulur ke bagian bawah dan sertifikasi ketahanan air IPX4. Sayangnya, meski mirip AirPods Pro, FN6 dan FN4 sama-sama tidak dilengkapi fitur active noise cancelling (ANC). Yang ada hanya sebatas mode ambient atau mode transparan untuk membiarkan suara luar masuk seandainya diperlukan.

LG Tone Free HBS-FN6

Pengoperasiannya mengandalkan panel sentuh di sisi luar masing-masing unit, baik untuk mengontrol playback, mengatur volume, maupun memanggil Google Assistant atau Siri. Dalam sekali pengisian, kedua perangkat diklaim punya daya tahan baterai sampai 6 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya siap menyuplai 12 jam daya ekstra (total 18 jam).

Juga menarik adalah integrasi teknologi spatial audio racikan Meridian Audio, yang diklaim mampu menyimulasikan soundstage seperti ketika pengguna sedang dikitari speaker di dalam ruangan. Meridian sendiri bukanlah nama asing di industri audio dan sudah menekuni bisnis hi-fi sejak didirikan di Inggris pada tahun 1977.

LG Tone Free HBS-FN6 dan HBS-FN4 kabarnya akan dijual di dataran Eropa dan Amerika mulai bulan depan. Harganya di Inggris dipatok £150 untuk FN6 dan £100 untuk FN4. Sayang belum ada informasi terkait ketersediaannya di pasar Asia.

Sumber: Engadget dan LG.

Jelang Peluncuran, Sejumlah Spesifikasi LG Velvet Diungkap

LG rupanya sudah tak sabar lagi menunggu peluncuran resmi smartphone terbarunya, Velvet, yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 7 Mei mendatang. Usai menyingkap wujudnya lewat video teaser, LG kini membeberkan sebagian besar spesifikasinya secara merinci.

Kita sudah tahu bahwa LG Velvet bakal duduk di kelas menengah berkat chipset Snapdragon 765 yang diusungnya, dan sekarang kita tahu bahwa Velvet mengemas layar sebesar 6,8 inci. Sayang detail lengkap mengenai layarnya masih belum diungkap, termasuk resolusi dan refresh rate-nya.

Layar itu diapit oleh speaker stereo, dan Velvet bakal melibatkan kinerja AI dalam mengoptimalkan kualitas audio yang disajikan berdasarkan jenis kontennya. LG mencontohkan suara seorang reporter yang sedang melaporkan dari lapangan bakal terdengar lebih jelas selagi suara di sekitarnya diminimalkan.

LG Velvet

Lanjut mengenai kamera, Velvet mengemas tiga kamera belakang: kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan depth sensor 5 megapixel. Tidak ada kamera telephoto di sini.

Menariknya, Velvet bakal menawarkan sejumlah fitur yang menarik seputar perekaman video. Salah satunya adalah fitur Voice Out Focus, yang memudahkan pengguna untuk mengeliminasi suara di sekitar yang mengganggu, semisal suara angin ketika sedang berada di area pantai. Velvet bahkan juga dilengkapi mode perekaman ASMR yang akan memaksimalkan sensitivitas kedua mikrofonnya.

Velvet punya bodi yang tergolong sangat tipis – 6,8 mm – tapi di saat yang sama masih mengemas baterai berkapasitas cukup besar (4.300 mAh). LG bilang bahwa ponsel ini juga kompatibel dengan aksesori seperti LG Dual Screen atau Stylus Pen.

Soal harganya, kita harus menunggu launching resminya nanti. LG rencananya akan memasarkan Velvet di kampung halamannya mulai tanggal 15 Mei, tapi belum ada informasi soal ketersediaannya di negara lain.

Sumber: Android Central dan LG.

Teaser LG Velvet Ungkap Smartphone Kelas Menengah Berwujud Elegan

LG sedang bersiap untuk meluncurkan smartphone baru. Namanya LG Velvet, dan ia bisa dianggap sebagai penerus spiritual dari LG Chocolate. Mengapa saya bilang begitu? Karena keduanya sama-sama mengedepankan gaya desain yang elegan.

Lewat Velvet, LG pada dasarnya ingin tampil berbeda dari tren yang ada. Salah satu tren yang dimaksud adalah tonjolan kamera yang besar dan mengotak. Di Velvet, yang ada hanyalah satu kamera yang sedikit menonjol lensanya, diikuti oleh dua kamera lain yang rata dengan bodi.

LG Velvet

LG belum merincikan spesifikasi kameranya, cukup wajar mengingat ponsel ini memang belum dirilis secara resmi. Satu hal yang sudah bisa dipastikan adalah, LG Velvet bukan smartphone flagship. Penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon 765 tentu lebih cocok menempatkannya di kelas menengah.

Fitur khas yang ditawarkan LG, macam Quad DAC yang menjanjikan pengolahan audio yang lebih baik, belum bisa dikonfirmasi. Saya menebak Velvet bakal mengemas layar OLED, sebab tidak ada sensor sidik jari di punggungnya, yang berarti kemungkinan sensornya terletak di balik layar.

LG Velvet

Bicara soal layar, jujur saya agak kecewa saat melihat akhir dari video teaser LG Velvet. Pasalnya, layarnya masih saja mengandalkan notch seperti LG V60 ThinQ 5G, tidak seperti dua model LG K Series terbaru yang sudah mengadopsi model hole-punch. Kalau memang kesan elegan yang diincar, semestinya lubang kamera pada layar jauh lebih ideal ketimbang notch.

Selebihnya, kita masih harus menunggu peluncuran resminya. LG sama sekali tidak menyinggung kapan, tapi seharusnya dalam waktu dekat kalau melihat teaser terakhir yang menunjukkan wujudnya secara utuh.

Via: Engadget.

LG V60 ThinQ 5G Andalkan Spesifikasi Flagship tapi Terkesan Konservatif

LG resmi menyingkap ponsel flagship-nya untuk tahun ini, V60 ThinQ 5G. Tidak seperti flagship lainnya – Samsung Galaxy S20 misalnya – V60 terkesan low-profile dan konservatif. Lihat saja layarnya, yang masih mengadopsi notch di saat adik-adiknya sudah mengemas model hole-punch.

Layar tersebut juga mengemas refresh rate standar (60 Hz), bukan 90 Hz atau bahkan 120 Hz seperti yang menjadi tren belakangan ini. Kabar baiknya, V60 kemungkinan besar akan terasa lebih awet baterainya ketimbang ponsel lain yang mengemas layar dengan refresh rate tinggi.

Asumsi ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa layar OLED 6,8 incinya ‘cuma’ mengemas resolusi 1080p – bukan 1440p atau malah lebih – dan kapasitas baterainya cukup masif di angka 5.000 mAh. LG pun tidak lupa menyematkan sensor sidik jari di balik layar V60.

LG V60 ThinQ 5G

Urusan performa, V60 mengandalkan chipset Snapdragon 865, RAM 8 GB, serta pilihan storage internal 128 atau 256 GB (ada slot microSD). V60 mengemas tiga kamera belakang: 64 megapixel f/1.8, 13 megapixel ultra-wide f/1.9, dan depth sensor. Kamera depannya sendiri beresolusi 10 megapixel.

Yang menarik adalah fokus LG terhadap kemampuan V60 merekam video. Bukan sebatas soal visual dengan menjanjikan perekaman dalam resolusi 8K, tapi V60 juga memprioritaskan kualitas audio yang ditangkap berkat empat buah mikrofon yang tertanam. Juga menarik adalah fitur Voice Bokeh, yang diyakini dapat ‘mengisolasi’ suara subjek dari kebisingan di sekitar.

LG V60 ThinQ 5G

Fitur khas flagship LG tentunya masih dipertahankan, spesifiknya Quad DAC 32-bit untuk para audiophile, serta aksesori LG Dual Screen. Seperti sebelumnya, layar kedua ini menyambung ke perangkat dengan bantuan casing, dan engsel 360 derajatnya memungkinkan perangkat untuk digunakan layaknya sebuah laptop convertible, ideal untuk multitasking.

LG V60 ThinQ 5G rencananya bakal dipasarkan mulai bulan depan. Harganya belum dirincikan, dan sejauh ini juga belum ada informasi apakah aksesori LG Dual Screen itu tadi bersifat opsional atau sudah termasuk dalam paket penjualan.

Sumber: LG.

LG Sematkan Kamera 48 Megapixel pada Smartphone Kelas Menengahnya

LG mengumumkan trio smartphone baru dari lineup kelas menengah mereka, K Series. Ketiganya adalah K61, K51S, dan K41S, dan tema yang hendak diangkat adalah fitur kamera premium pada rentang harga yang kompetitif.

LG K61 adalah pentolannya, dengan kamera selfie 16 megapixel dan konfigurasi empat kamera belakang yang terdiri dari: 48 megapixel, 8 megapixel ultra-wide, 2 megapixel macro, dan 5 megapixel depth sensor. 48 megapixel memang tidak lagi terkesan luar biasa tinggi di tahun 2020 ini, tapi tetap saja ini merupakan kamera beresolusi tertinggi yang pernah LG sematkan ke ponsel bikinannya.

LG K51S / LG
LG K51S / LG

Di bawahnya, ada LG K51S yang mengusung kamera selfie 13 megapixel dan empat kamera belakang berspesifikasi lebih rendah: 32 megapixel, 5 megapixel ultra-wide, 2 megapixel macro, dan 2 megapixel depth sensor. Di bawahnya lagi, LG K41S datang dengan empat kamera belakang yang identik (terkecuali kamera utamanya yang cuma 13 megapixel), serta kamera depan 8 megapixel.

K41S juga merupakan satu-satunya model yang masih dilengkapi notch di saat kedua kakaknya sudah mengandalkan model hole-punch. Terkait layarnya, meski ketiganya sama-sama mengemas panel 6,5 inci, hanya K61 yang panelnya beresolusi 1080p, sedangkan sisanya cuma 720p.

LG K41S / LG
LG K41S / LG

Urusan performa, trio smartphone ini mengandalkan prosesor octa-core. LG tidak menyebutkan detailnya, tapi kemungkinan besar bikinan MediaTek. K61 lagi-lagi unggul sendiri dengan RAM 4 GB, sedangkan K51S dan K41S cuma 3 GB. Ketiganya sama-sama dibekali baterai 4.000 mAh, dan konstruksi perangkatnya diklaim telah memenuhi standar militer (MIL-STD-810G).

Sangat disayangkan LG belum menyingkap harga jual masing-masing model K Series edisi 2020 ini. Mereka cuma bilang banderolnya bakal sangat kompetitif, dan pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal kedua mendatang.

Sumber: LG.

LG Singkap Lini Soundbar Baru yang Dibekali Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan merupakan salah satu istilah terpopuler di industri teknologi saat ini, meski banyak orang mungkin tak benar-benar memahami maksudnya. Di bayangan khalayak awam, AI memungkinkan perangkat/layanan berpikir layaknya manusia. Tapi secara teknis, ia hanyalah hasil dari pemrograman yang kompleks. AI kini jadi daya tarik utama di berbagai produk, termasuk sistem audio baru LG.

Di penghujung bulan Desember 2019 kemarin, LG sempat menyingkap lini soundbar anyar yang mengusung ‘AI Room Calibration’. Waktu itu, produsen belum menjelaskan secara rinci fitur tersebut, hanya bilang bahwa mereka berupaya menerapkan kemampuan machine learning dan sejumlah sistem terkait ke beragam produk audionya. Selain kecerdasan buatan, soundbar lagi-lagi turut menjagokan teknologi Dolby Atmos serta DTS:X.

Soundbar LG SN11RG.

Barulah di ajang CES 2020 LG mengungkap lebih detail apa itu AI Room Calibration. Sederhananya, AI Room Calibration ialah sistem yang mampu menyesuaikan karakteristik suara soundbar LG secara otomatis agar pas dengan tipe lingkungan ia berada. Berbekal kecerdasan buatan, soundbar bisa mengenal dan menganalisis nada, kemudian menilai dimensi ruangan dan melakukan penyesuaian secara akurat.

Melengkapi AI Room Calibration, LG tak lupa mencantumkan beragam kemampuan esensial, misalnya: Konektivitas dengan dukungan Dolby TrueHD dan audio beresolusi tinggi, Google Assistant yang memungkinkan kita melakukan perintah suara, dan kompatibilitas ke sistem rumah pintar serta produk-produk berkapabilitas LG ThinQ. LG juga menyediakan rangkaian speaker surround wireless opsional jika Anda menginginkan output suara lebih menyeluruh.

Soundbar LG 2

Dalam menggarap soundbar-soundbar premium ini, LG kembali berkolaborasi bersama Meridian Audio demi menghadirkan teknologi seperti Bass and Space – gunanya adalah mendongkrak suara-suara berfrekuensi rendah sembari memperlebar jangkauan audio (soundstage). Kemudian ada pula Image Elevation, yang diklaim dapat membuat output terdengar lebih nyata dengan cara ‘mengangkat’ suara vokal dan instrumen-instrumen utama.

LG soundbar juga menyimpan sistem onboard yang berfungsi untuk meningkatkan mutu audio terkompresi berkualitas rendah (via metode upscale) seperti MP3 atau dari layanan streaming dengan bit-rate rendah hingga ‘mendekati level studio’.

Soundbar LG 3

Perlu diketahui bahwa tak semua fitur di atas hadir di seluruh lini produk LG soundbar 2020. Meski demikian, dukungan Dolby Atmos and DTS:X bisa ditemukan di hampir seluruh model. Sejauh ini LG belum mengumumkan anggota keluarga soundbar 2020 secara lengkap, baru memperkenalkan SN11RG sebagai varian flagship serta SN9YG. Selain itu, belum ada pula konfirmasi soal waktu ketersediaan dan harga.

Via Digital Trends.

LG UltraFine Ergo Adalah Monitor 4K dengan Pengaturan Posisi yang Amat Fleksibel

Samsung memperkenalkan monitor unik yang bisa dipepetkan ke tembok pada ajang CES 2019 bulan Januari kemarin. Di CES 2020 yang akan digelar tidak lama lagi, giliran LG yang bakal hadir dengan penawaran serupa, yakni LG UltraFine Ergo.

Kemiripannya dengan Samsung Space Monitor terletak pada dudukan yang sama-sama menjepit meja. Namun di saat monitor bikinan Samsung itu bisa benar-benar nyaris menempel ke tembok, UltraFine Ergo masih menyisakan sedikit celah. Untungnya, ini bisa dibayar dengan pengaturan posisi yang amat fleksibel.

Seperti yang bisa kita lihat pada gambar, ada lengan kecil yang menyambungkan monitor dengan dudukannya yang menjepit meja. Lengan inilah yang berperan besar dalam pengaturan posisinya. Selain dapat diatur tingginya, didongakkan atau ditundukkan, serta ditolehkan ke kanan atau kiri, UltraFine Ergo bahkan dapat diputar hingga menghadap ke belakang jika perlu; cocok untuk skenario kolaborasi di sebuah co-working space.

LG UltraFine Ergo

Secara teknis, UltraFine Ergo mengusung panel IPS 31,5 inci dengan resolusi 3840 x 2160 pixel. Monitor ini bukan ditujukan untuk keperluan gaming, jadi salah apabila kita mencari refresh rate yang melebihi 60 Hz darinya. Kendati demikian, pengguna GPU AMD masih bisa memanfaatkan fitur variable refresh rate FreeSync dengan monitor ini.

Urusan konektivitas, UltraFine Ergo hanya memerlukan satu kabel USB-C untuk menyambung ke laptop sekaligus mengisi baterainya, meski cukup disayangkan ini bukan port Thunderbolt 3. Selebihnya, terdapat sepasang port HDMI serta satu port DisplayPort.

Sejauh ini belum ada info terkait harga dan ketersediaannya. UltraFine Ergo pun baru satu dari beberapa monitor yang akan LG pamerkan di CES 2020, yang mencakup tiga monitor gaming dengan spesifikasi wah, serta monitor curved dengan layar 38 inci yang super-lebar dan beresolusi tinggi.

Sumber: LG.