Moonton Gelar Seri Turnamen Mobile Legends di Amerika Latin, EVO 2022 Bakal Digelar Offline

Minggu lalu, dua pelaku industri esports mengumumkan kerja sama terbaru mereka. Pertama, Moonton mengumumkan kerja sama mereka dengan Community Gaming. Keduanya akan menggelar seri kompetisi Mobile Legends di Amerika Latin. Kedua, League of Legends European Champonship (LEC) mengungkap bahwa mereka akan menjalin kolaborasi dengan SAP. Sementara itu, Razer ingin menggelar kompetisi esports untuk game-game kasual dan hyper-casual.

Moonton Gandeng Community Gaming untuk Adakan Seri Turnamen Mobile Legends di Amerika Latin

Moonton baru saja mengumumkan kerja sama mereka dengan startup esports, Community Gaming. Melalui kerja sama ini, Moonton dan Community Gaming akan menggelar seri turnamen Mobile Legends: Bang Bang di Amerika Latin. Seri turnamen berjudul Dawn of Heroes itu akan berlangsung selama enam bulan. Setiap bulannya, akan ada dua kompetisi yang digelar di platform Community Gaming: satu turnamen untuk Amerika Latin utara dan satu kompetisi untuk kawasan Amerika Latin selatan.

Kompetisi pertama dari Dawn of Heroes akan dimulai pada akhir Agustus 2021. Gamers yang tertarik bisa mendaftarkan diri dengan gratis. Tim yang menang akan mendapatkan “diamonds”, mata uang dalam Mobile Legends. Menurut laporan Esports Insider, tujuan Moonton menggelar seri turnamen ini adalah untuk menyediakan competitive scene bagi pemain amatir di Amerika Latin serta mencari pemain Mobile Legends berbakat baru.

McLaren Buka Shadow Studio untuk Tempat Latihan Tim Esports

McLaren menjajaki sim racing pada 2017. Pada Juli 2021, mereka mengumumkan keberadaan McLaren Shadow Studio, yang merupakan bukti keseriusan mereka di dunia sim racing. Shadow Studio merupakan bagian dari McLaren Technology Centre, yang terletak di Woking, Inggris. Studio itu akan digunakan sebagai tempat latihan bagi tim esports McLaren Shadow. Selain itu, studio tersebut juga bisa digunakan oleh para brand ambassador McLaren untuk membuat konten, menurut laporan Esports News.

McLaren membuka Shadow Studio untuk tim esports dan brand ambassador mereka.

EVO 2022 Bakal Digelar Offline di Las Vegas

EVO 2022 akan kembali diadakan secara offline pada Agustus tahun depan. Untuk lebih tepatnya, kompetisi dari beragam fighting games itu akan diselenggarakan pada 5-7 Agustus 2022. Las Vegas menjadi kota yang dipilih untuk menjadi tuan rumah EVO 2022. Sayangnya, saat ini, belum ada informasi lebih lanjut tentang EVO 2022. Berdasarkan video cuplikan yang diunggah di akun Twitter resmi EVO, EVO 2022 juga akan menyertakan kompetisi Super Smash Bros., yang sempat absen dari EVO 2021 Online, menurut laporan Dot Esports.

Kompetisi EVO 2021 masih digelar secara online. Meskipun begitu, pada 27-28 Agustus 2021, EVO 2021 Showcase akan diadakan di Las Vegas. Event tersebut akan menunjukkan pertandingan antara para pemain terbaik di lima game. Kelima game itu adalah yaitu Guilty Strive, Mortal Kombat 11, Street Fighter V, Tekken 7, dan Skullgirls. Secara total, kompetisi tersebut akan menawarkan hadiah sebesar US$125 ribu. Kompetisi dari masing-masing game akan menawarkan hadiah sebesar US$25 ribu.

Razer Gelar Kompetisi untuk Mobile Game Kasual

Saat ini, popularitas mobile esports tidak kalah dari game esports untuk PC atau konsol. Namun, biasanya, mobile game esports yang populer adalah game MOBA atau battle royale. Padahal, jumlah pemain mobile game kasual juga tidak sedikit. Demi meramaikan competitive scene untuk mobile game kasual, Razer menggelar kompetisi esports khusus untuk game-game kasual dan hyper-casual, yang dinamai Cortex Instant Games Tournament.

Berbeda dengan kebanyakan turnamen esports, di Cortex Tournament, para peserta tidak melawan peserta lain secara langsung. Sebagai gantinya, mereka akan bersaing melalui leaderboards. Semakin besar skor yang Anda dapatkan, semakin tinggi pula peringkat Anda di leaderboard dan semakin besar pula kesempatan Anda untuk menang. Peserta yang menang akan mendapatkan Razer Silvers, lapor Slash Gears.

Sneki Snek Adventure akan jadi game pertama yang diadu di Cortex Instant Games Tournaments. | Sumber: Slash Gear

Sebagai bagian dari Cortex Tournament, Razer akan mengadakan empat sampai enam turnamen secara bersamaan. Durasi masing-masing turnamen beragam, mulai dari satu hari hingga beberapa minggu, tergantung pada game yang dimainkan. Game yang diadu dalam Cortex Tournament akan diganti secara rutin. Game pertama yang akan dipertandingkan di kompetisi itu adalah Sneki Snek Adventure.

LEC Gandeng SAP untuk Summer Playoffs 2021

League of Legends European Championship (LEC) menjalin kerja sama dengan perusahaan software asal Jerman, SAP, untuk 2021 Summer Playoffs. Sebagai bagian dari kerja sama itu, SAP akan mendampingi tim LEC untuk membuat segmen statistik baru di Summer Playoffs. SAP juga akan memberikan informasi tentang performa dari pemain-pemain favorit para penonton, mulai dari kemampuan sang pemain dalam mencapai sebuah objektif sampai rekam jejak pemain.

“Tidak bisa dipungkiri, SAP adalah perusahaan global ternama. Mereka bisa membawa pengetahuan serta pengalaman mereka akan software untuk enterprise ke dunia esports melalui kerja sama ini,” kata Zeynep Gencaga, Senior Manager of Business Development and Partnerships for Europe and MENA, Riot Games, seperti dikutip dari Esports Insider. “Para teknisi SAP telah bekerja keras bersama tim kami untuk membuat inovasi dalam visualisasi statistik di LEC. Dengan begitu, kami akan bisa menyajikan cerita di LEC dengan lebih menarik.”

PUBG Mobile Berkolaborasi dengan Pabrikan Mobil Mclaren

Dalam perkembangannya kolaborasi dalam industri video game terus berkembang dan semakin beragam. Seperti yang dilakukan oleh PUBG Mobile, game mobile battle royale ini sudah berkolaborasi dengan berbagai pihak di umurnya yang sudah 4 tahun. Dan PUBG Mobile kembali memberikan kejutan dengan berkolaborasi dengan pabrikan mobil asal Inggris, Mclaren.

Kolaborasi dengan otomotif memang bukan yang pertama kali bagi game milik Krafton ini karena sebelumnya mereka juga pernah berkolaborasi dengan motor Yamaha yang membawa motor konsep mereka yaitu MWT-9 dan T7 ke dalam game PUBGM sebagai skin motor.

https://twitter.com/PUBGMOBILE/status/1398142008351408128

Untuk kolaborasi dengan Mclaren ini, PUBGM akan kedatangan supercar Mclaren 720S yang hadir pada 1 Juni sebagai skin yang bisa dibeli para pemain untuk menggantikan mobil baru yang dirilis pada awal tahun ini yaitu Coupe RB.

Skin Mclaren 720s ini nantinya akan memiliki 6 varian warna yaitu Raspberry, Glory White, Royal Black, Pearlescent, Zenith Black, dan Lunar White. Sayangnya masih belum ada kejelasan bagaimanakah cara pemain bisa mendapatkan skin eksklusif ini nantinya.

Kehadiran kolaborasi dengan Mclaren ini memang mengejutkan para fans, apalagi mengingat bahwa PUBGM juga tengah melaksanakan kolaborasi dengan film Godzilla vs Kong. Namun tentunya bagi para pecinta mobil, kehadiran Mclaren ini jauh lebih menarik apalagi mengingat di dalam PUBGM belum pernah ada mobil supercar ataupun mobil mewah yang bisa digunakan untuk memenangkan “chicken dinner” dengan gaya.

Uniknya adalah Mclaren tidak hanya berkolaborasi dengan PUBGM, karena mereka juga mengirimkan mobil super mereka yang lain ke game rival dari PUBGM yaitu Free Fire. Apakah Mclaren memang dengan sengaja mengadakan kolaborasi event di dua game yang berbeda di waktu yang hampir bersamaan?

McLaren Gandeng Veloce Esports untuk Kembangkan Tim Esports Mereka

McLaren Racing baru saja mengumumkan kerja samanya dengan Veloce Esports dengan tujuan untuk mengembangkan tim esports mereka. Veloce Esports adalah organisasi esports asal London yang fokus pada game racing, FIFA, Fortnite, dan Rocket League. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai kerja sama antara McLaren dan Veloce.

“Kami bangga bisa bekerja sama dengan tim pelopor ternama seperti McLaren Racing, yang sudah sangat dikenal dalam sejarah motorsport. Kami sama-sama memiliki rasa haus akan kompetisi dan inovasi, dan saya tahu kerja sama ini akan menarik perhatian para fans. Kami juga akan menjadi tempat bernaung bagi talenta gaming terbaik di dunia untuk berkompetisi,” ujar Jack Clarke, COO dan Co-founder Veloce Esports, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami sangat bangga dan tidak sabar untuk membangun ekosistem esports lengkap bersama McLaren.”

Melalui kerja sama ini, Veloce Esports akan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengembangkan tim esports McLaren. Salah satu fokus mereka adalah untuk memastikan kesuksesan tim McLaren dalam berbagai turnamen. Selain itu, Veloce juga akan turun tangan dalam mengembangkan calon pembalap berbakat serta meningkatkan reputasi tim McLaren di kancah global.

McLaren dan Veloce juga akan bekerja sama untuk membuat akademi bagi calon pembalap. Tidak tertutup kemungkinan, calon pembalap tersebut akan terpilih untuk mewakili McLaren. Melalui kerja sama ini, influencer di dunia sim racing, Benjamin “Tiametmarduk” Daly juga akan menjadi duta dari proyek Shadow McLaren.

“Kami senang dapat bekerja sama dengan Veloce dalam rangka untuk memenangkan hati fans motorsport generasi muda,” ujar Mark Waller, Managing Director of Sales and Marketing, McLaren Racing. “Bekerja sama dengan perusahaan ambisus dan visioner seperti Veloce adalah langkah penting untuk berkembang di dunia esports yang telah kami masuki beberapa tahun belakangan.”

Lebih lanjut, Waller berkata, “Popularitas dan pertumbuhan esports telah terbukti dalam beberapa minggu belakangan dan tren ini tampaknya masih akan terus berlanjut. Tujuan kami adalah untuk mengembangkan talenta baru melalui akademi virtual, meningkatkan performa tim esports kami, dan menemukan cara baru untuk menarik dan berinteraksi dengan fans kami di seluruh dunia.”

Di tengah pandemi, banyak balapan yang dibatalkan. Sebagai gantinya, diadakan balapan virtual. Formula 1, NASCAR, sampai Formula E melakukan ini dan balapan virtual tersebut terbukti cukup populer. Jadi, tidak aneh jika McLaren tertarik untuk mengembangkan tim esports mereka.

Logitech G Perpanjang Kontrak Kerja Sama dengan McLaren

Logitech G memperpanjang kerja samanya dengan perusahaan pembuat mobil asal Inggris, McLaren. Kerja sama ini akan berlangsung sepanjang 2020. Logitech G merupakan salah satu rekan utama McLaren untuk masuk ke dunia esports. Sama seperti sebelumnya, kerja sama antara McLaren dan Logitech G masih akan melibatkan simulasi balapan. Salah satunya adalah penyelenggaraan turnamen simulasi balapan yang dinamai G Challenge 2020.

Ini bukan kali pertama McLaren mengadakan turnamen simulasi balapan. Sebelum ini, mereka juga prenah turun tangan dalam Shadow Project dan Logitech G Challenge pada 2018 dan 2019. Dikabarkan, secara total, dua turnamen itu diikuti oleh satu juta orang. Selain itu, McLaren juga ikut serta dalam F1 Esports Series.

“Logitech G telah mendukung program esports McLaren sejak awal dan kami senang karena kami dapat memperdalam kerja sama dengan mereka,” kata Mark Waller, Managing Director of Sales & Marketing, McLaren Racing, seperti dikutip dari Esports Insider. “Logitech G punya cara yang unik untuk bekerja sama dengan rekan mereka sehingga mereka bisa memberikan produk terbaik untuk para gamer. Kami tidak sabar untuk menyelenggarakan turnamen baru, G Challenge dan membuka pintu baru bagi gamer untuk masuk ke dunia balapan.”

Logitech G McLaren
Dalam kerja sama ini, Logitech G dan McLaren akan mengadakan turnamen simulasi balapan baru. | Sumber: Logitech G via Esports Insider

Sementara itu, General Manager of Gaming Simulaiton, Logitech G, Vincent Borel berkata, “McLaren adalah perusahaan pelopor di dunia Formula 1 yang sangat kompetitif. Kami bangga karena kami bisa melanjutkan kerja sama kami dan memperkuat komitmen kami dalam merealisasikan visi yang sama, yaitu mempopulerkan eRacing dalam dunia gaming. Bersama dengan McLaren, kami akan memberikan pengalaman eRacing yang memuaskan yang akan membakar semangat untuk balapan di semua orang.”

Belakangan, turnamen balapan virtual memang tengah menjadi pembicaraan hangat. Alasannya, masyarakat dihimbau untuk tidak keluar dari rumah untuk meminimalisir penyebaran virus Corona. Ada sejumlah turnamen balapan yang akhirnya diganti dengan turnamen virtual. Salah satu pihak yang melakukan ini adalah Formula 1, yang memutuskan untuk menyelenggarakan balapan virtual untuk menggantikan Grand Prix Bahrain. Selain itu, NASCAR juga mengadakan eNASCAR iRacing Pro Invitational Series sebagai alternatif dari Motorsport NASCAR.

Sumber header: Twitter

Terinspirasi Supercar McLaren, OnePlus Concept One Punya Kamera yang Bisa ‘Menghilang’

OnePlus mengawali tahun 2020 dengan menyingkap sebuah konsep smartphone yang sangat menarik. Dinamai OnePlus Concept One, perangkat yang sedang dipamerkan di ajang CES 2020 ini dirancang untuk mendemonstrasikan satu fitur yang istimewa, yakni kamera belakang yang bisa ‘menghilang’.

Maksud kata menghilang di sini adalah tidak tampak sedikit pun, kecuali jika kita melihatnya dari sudut tertentu. Rahasianya terletak pada kaca electrochromic di depan modul kamera yang dapat menjadi buram ketika dialiri listrik. Barulah ketika kamera hendak digunakan, kacanya berubah menjadi transparan dan kita bisa melihat tiga lensa beserta LED flash-nya. Proses pergantiannya sendiri memakan waktu sekitar 0,7 detik.

OnePlus Concept One

Secara fisik, OnePlus Concept One pada dasarnya merupakan OnePlus 7T Pro yang sisi belakangnya dibalut kulit berwarna oranye khas McLaren. Kebetulan yang menjadi inspirasi dari fitur invisible camera ini juga adalah supercar McLaren 720S, yang sunroof-nya dilengkapi kaca electrochromic guna meminimalkan sorotan matahari.

Fungsinya jelas berbeda di sini. Selain kelihatan keren, kaca electrochromic ini rupanya juga dapat merangkap peran sebagai ND filter dengan berubah menjadi semi-transparan. Dalam fotografi dan videografi, ND filter sangat berguna untuk mencegah sejumlah area pada gambar (highlight) tampak terlalu terang, terutama saat memotret atau merekam video di bawah terik matahari langsung.

OnePlus Concept One

Hal lain yang saya suka dari Concept One adalah tidak adanya tonjolan kamera. Bodinya memang jadi lebih tebal ketimbang OnePlus 7T Pro, namun seandainya lapisan kulit itu diganti dengan lapisan kaca seperti pada umumnya, berarti OnePlus punya ruang ekstra untuk menanamkan baterai yang berkapasitas lebih besar.

Lalu yang menjadi pertanyaan, kapan OnePlus bakal mengimplementasikannya? Mereka sejauh ini masih enggan mengonfirmasi, akan tetapi kalau melihat keberanian mereka mendemonstrasikannya di event sebesar CES, sepertinya tidak lama lagi. OnePlus 8 mungkin?

Sumber: GSM Arena dan OnePlus.

Kerja Sama Antara McLaren dan HTC Lahirkan Vive Pro McLaren Limited Edition

Bulan Mei lalu, McLaren menjalin kerja sama dengan HTC sebagai bagian dari upaya mereka mengembangkan program esport-nya, Shadow Project. Kemitraan tersebut secara otomatis menjadikan HTC Vive Pro sebagai perangkat VR resmi untuk kompetisi esport yang diselenggarakan sang produsen supercar asal Inggris.

Salah satu agenda kolaborasi keduanya adalah merilis edisi khusus Vive Pro. Dijuluki Vive Pro McLaren Limited Edition, logo McLaren beserta aksen oranye khasnya tampak kontras pada headset maupun controller-nya. Yang dibundel sejatinya sama persis seperti Vive Pro full kit, tapi dengan imbuhan dua game bertema balap.

Yang pertama adalah rFactor 2 McLaren Edition, game balap karya Studio 397. Yang kedua adalah McLaren Garage VR Experience, yang pada dasarnya merupakan semacam simulator untuk menjadi kru pit stop pada sebuah tim balap. Kedua game ini sebelumnya hanya bisa didapat secara eksklusif oleh pelanggan layanan Viveport.

Sebagai edisi spesial, harganya tentu lebih mahal: $1.549, dibandingkan dengan Vive Pro full kit biasa yang dihargai $1.199.

Dilihat dari perspektif lain, kerja sama antara McLaren dan HTC Vive ini berpotensi memopulerkan tren VR esport yang sejauh ini masih kalah pamor dari esport ‘normal’. Esport tema balapan sudah cukup laris, jadi sekarang waktunya melangkah lebih jauh lagi ke ranah VR.

Sumber: Engadget.

McLaren Makin Semangat Kembangkan Program eSport-nya

McLaren memulai inisiatifnya di ranah esport tahun lalu lewat sebuah kompetisi bertajuk World’s Fastest Gamer. Sekitar 30.000 orang dari 78 negara yang berbeda berpartisipasi dalam kompetisi tersebut, sebelum akhirnya gelar juara jatuh ke sosok muda asal Belanda bernama Rudy van Buren.

Sekarang, Rudy merupakan salah satu simulator driver resmi tim Formula 1 McLaren, dan McLaren sendiri jadi semakin semangat dan percaya diri dengan program esport-nya. Nama programnya juga telah diganti menjadi Shadow Project, dan McLaren pun sudah menggandeng dua sponsor baru, yakni HTC Vive dan Alienware (sebelumnya cuma Logitech dan Sparco).

Namun yang paling menarik dari Shadow Project adalah penekanan pada premis “terbuka dan inklusif”. Sederhananya, hampir semua orang berusia minimal 18 tahun bisa menjadi peserta. Bukan hanya para pemain simulator balapan seperti iRacing dan rFactor 2 saja, tapi para pemain Forza Motorsport 7 pun juga dipersilakan berpartisipasi.

Lebih mengejutkan lagi, kita bahkan bisa menjadi peserta lewat game mobile Real Racing 3 kalau mau. McLaren pada dasarnya tidak mau membeda-bedakan platform favorit para gamer maupun secanggih apa gaming gear yang mereka miliki. Yang dicari McLaren murni hanyalah passion terhadap olahraga balapan dan tentu saja talenta bermain.

Keputusan ini didasari oleh pengalaman tahun lalu, di mana salah satu finalisnya yang bernama Henrik Drue berhasil mencapai titik tersebut meski tidak pernah punya pengalaman bermain game balapan di console atau PC sama sekali. Jadi, jangan sekali-sekali meremehkan para pemain Real Racing 3 hanya karena mereka tidak punya akses ke mesin simulator berharga mahal.

Seperti tahun lalu, pemenangnya bakal mendapat kesempatan bekerja bersama tim F1 McLaren, plus menjadi bagian dari tim esport baru McLaren yang bakal bertanding di kancah profesional. Mereka yang tertarik dapat mendaftar di situs resmi McLaren.

Sumber: Engadget dan McLaren.

Apple Dirumorkan Bakal Akuisisi Produsen Supercar Asal Inggris, McLaren

Desas-desus mengenai Apple sedang menggarap sebuah mobil secara rahasia sudah menyebar luas di internet selama beberapa bulan. Hingga kini memang tidak ada yang bisa mengonfirmasi, tapi seandainya benar, Apple mungkin perlu bermitra dengan sosok yang berpengalaman di bidang otomotif.

Kini muncul rumor baru yang mengatakan bahwa Apple sedang bernegosiasi dengan McLaren dan berencana mengakuisisi produsen supercar asal Inggris tersebut. Laporan yang datang dari Financial Times ini juga menyebutkan bahwa negosiasi antara kedua perusahaan telah berlangsung selama beberapa bulan.

Financial Times memprediksi nilai akuisisinya berada di kisaran $1,3 miliar sampai $2 miliar. Lebih kecil dari akuisisi Beats senilai $3 miliar, tapi toh McLaren memang bukan perusahaan sebesar Porsche atau Ferrari – meski namanya selalu diasosiasikan dengan supercar berwajah garang dan ajang balapan Formula One.

Namun kabar ini segera ditampik oleh McLaren. Kepada BBC, juru bicara McLaren mengonfirmasi bahwa mereka tidak sedang berdiskusi dengan Apple mengenai celah investasi apapun. Oke, mungkin memang bukan investasi, tapi ya akuisisi itu tadi – dua hal yang sangat berbeda secara definisi.

Terlepas dari itu, kehadiran tim engineer McLaren akan sangat membantu progress pengembangan mobil buatan Apple, seandainya semua ini benar. Apple mungkin sudah punya prototipe software untuk sistem kemudi otomatis, tapi mereka sepertinya masih butuh banyak bantuan dalam hal produksi dan perakitan mobil.

Sumber: TechCrunch.

Mobil F1 Konsep McLaren MP4-X Bisa Baca Pikiran dan Ditenagai Sinar Matahari?

Formula One ialah kelas tertinggi olahraga otomotif yang diakui oleh FIA, menjadi tempat bertandingnya kendaraan-kendaraan tercepat di Bumi. Tapi F1 bukanlah sekedar balapan, ia dianggap sebagai ajang bergensi bagi produsen buat unjuk kebolehan meramu teknologi tercanggih. Dan McLaren bilang, pengembangan teknologi mereka didorong oleh semangat membangun masa depan.

Awal Desember ini tampaknya menjadi momen penting bagi tim asal Surrey, Inggris tersebut. Mereka meluncurkan mobil 675LT Spider untuk ‘konsumen biasa’, sembari memamerkan konsep kendaraan F1 bernama MP4-X. Dengannya, McLaren mencoba mengajukan sebuah gagasan visi motorsport di masa yang akan datang, serta membayangkan dan mengeksplorasi bermacam-macam kemungkinan.

McLaren MP4-X 02

Ada sedikit kesamaan antara MP4-X dengan rancangan konsep McLaren-Honda karya desainer Andries van Overbeeke dalam proyek Echoes of A Nearby Future. Keduanya mengusung kokpit tertutup. Namun ketika van Overbeeke masih berpedoman pada wujud klasik mobil F1, McLaren MP4-X lebih menyerupai versi besar mainan Mini 4WD atau mungkin mengingatkan Anda pada Batmobile.

Bentuknya lebih streamline/lurus dibanding kendaraan Formula One, dengan bagian roda tertutup, kemudian McLaren turut mengurangi pernak-pernik aerodinamis sehingga MP4-X terlihat lebih simpel. Kehadiran kokpit tertutup dimaksudkan buat meningkatkan keamanan pengendara. Produsen menjelaskan, MP4-X memadukan tiga unsur utama dalam F1, yaitu kecepatan, kegembiraan serta performa.

McLaren MP4-X 03

Tema futuristis tak hanya diimplementasikan pada penampilan saja, mobil anggun tersebut turut ditopang teknologi mutakhir. MP4-X didesain supaya bisa memanfaatkan sumber tenaga alternatif, contohnya cahaya matahari atau unit penghubung induktif yang diletakkan di sirkuit. Untuk pembangkit tenaga, ia dibekali versi ekstrem dari energy-recovery systems (ERS). Tubuh kendaraan dapat berubah, beradaptasi dengan keadaan demi menyajikan gaya cengkeram maksimal saat menikung, dan meminimalisir gaya gesek ketika melaju lurus.

Jika sering menyaksikan pertandingan F1, Anda pasti tahu panel dashboard kendaraan dipenuhi switch dan tombol. McLaren berupaya menyederhanakannya, bukan dengan sistem gesture, melainkan melalui teknologi pembaca sinyal otak. Sederhananya, MP4-X dibuat agar dapat membaca pikiran pembalap. Selain itu, mobil dilengkapi sensor untuk memonitor level kesehatan komponen, misalnya memberi tahu kita jika ban mulai menipis.

McLaren MP4-X 04

Meskipun hanya konsep, McLaren mengklaim bahwa semua teknologi yang terdapat di MP4-X benar-benar ada walau pengembangannya belum matang…

Via Wired. Sumber: McLaren.com.

Seperti Inikah Mobil Balap F1 McLaren-Honda Versi Masa Depan?

Pendekatan kokpit terbuka di mobil F1 sebenarnya dipilih terkait masalah keselamatan. Alasannya, agar pengemudi mudah keluar jika terjadi kecelakaan dan mendapatkan level pengelihatan terbaik. Siraman air hujan akan tersingkir berkat sistem aerodinamis canggih. Tapi tetap saja, objek kecil seperti baut bisa sangat berbahaya saat Anda melaju di 375 km per jam. Continue reading Seperti Inikah Mobil Balap F1 McLaren-Honda Versi Masa Depan?