Kolega Co-Working Space Ajak Pelaku Bisnis Digital Diskusikan Permasalahan Talenta IT

Pemenuhan talenta di bidang teknologi menjadi salah satu permasalahan yang masih sering dikeluhkan oleh pengusaha saat ini, khususnya yang bergerak di bidang digital. Faktor pendidikan sering dijadikan sebagai ujung dari permasalahan ini.

Menurut riset yang dilakukan A.T. Kearney, sektor pendidikan di Indonesia hanya mampu menghasilkan 278 insinyur teknik informasi dari setiap 1 juta penduduk. Porsi lulusan teknik di Indonesia jauh lebih sedikit jika dibandingkan negara tentang, misalnya Malaysia yang mencetak 1.834 orang insinyur teknologi dan India yang mencetak 1.159 insinyur insinyur teknologi setiap 1 juta orang penduduk.

Sementara itu, beberapa perusahaan mengatakan jumlah talenta teknologi dalam konteks supply sebenarnya banyak. Ini tampak jika dibandingkan antara kebutuhan dengan jumlah program studi teknologi informasi di universitas yang mencapai ratusan. Menurut beberapa perusahaan tadi materi teknologi informasi yang disediakan juga belum memenuhi kebutuhan perusahaan yang ada pada saat ini. Permasalahan utama soal talenta teknologi ini juga dari kesempatan yang tidak merata karena industri yang terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta.

Untuk membicarakan permasalahan tersebut, Kolega Co-Working Space berencana menyelenggarakan sebuah acara diskusi bertajuk “Kolega Dev2 (Develop the Developers): Ada apa dengan talenta IT di Indonesia?”. Di sesi ini akan dihadirkan beberapa pemateri dari startup dan komunitas untuk mengupas sebenarnya seperti apa kebutuhan talenta teknologi yang dibutuhkan industri saat ini. Menjadi sebuah urgensi tersendiri, karena di era millenium seperti saat ini pergerakan inovasi berbasis teknologi mutlak dibutuhkan oleh berbagai lini sektor untuk menghadapi berbagai tantangan dan disrupsi.

Acara Kolega Dev2 akan diselenggarakan Rabu, 28 Februari 2018 mulai pukul 12.00 – 15.00 WIB, bertempat di Kolega Co-working Space X MarkPlus Inc, Kuningan, Jakarta Selatan. Pemateri yang akan hadir di antaranya Aldi Adrian (Head of Investment Mandiri Capital), Natalia Sulistya (Partner Lead for Tech & Infrastructure GO-JEK), Dheta Aisyah (Chief of Business Development Binar Academy), dan Tommy Herdiansyah (Founder Code Margonda).

Kolega Develop the Developers
Kolega Develop the Developers

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan kunjungi laman resminya di sini.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk acara Kolega Dev2

Program Edukasi “SIAP” Kembali Inkubasi Startup di Bidang Sosial

Di antara banyak lanskap yang digeluti oleh startup Indonesia, social enterprise atau kewirausahaan berbasis sosial menjadi salah satu yang cukup diminati. Startup yang fokus pada social enterprise umumnya menekankan pada dua aspek sekaligus, yakni bagaimana mereka memberikan dampak kepada masyarakat secara umum dan bagaimana mereka dapat bertahan dengan model bisnis berkelanjutan. Dalam realisasinya, ternyata masih banyak tantangan untuk mencapai dua tujuan utama tadi.

Beberapa faktor yang masih menjadi PR bagi para pelaku kewirausahaan sosial di antaranya kurangnya jejaring, sumber pendanaan, akses pengetahuan, mentorship, dan belum terbentuknya sebuah ekosistem wirausaha sosial yang memadai. Untuk itu William Hendradjaja (Co-Founder Impact Hub Jakarta), Agustian Hermanto (Co-Founder Collective.id), Aldi Ulaan (General Manager Kolaborasi.co), dan Aghnia Banat (Project Director LocalStartupFest) menginisiasi sebuah program bernama Social Innovation Acceleration Program (SIAP).

SIAP adalah sebuah program edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas founder social enterprise melalui 4 program utama, yaitu: Social Enterprise Development (SED) Bootcamps, Project Matchmaking, Product Development Week dan Demo Day. Para founder yang bergabung dalam SIAP berkesempatan untuk mendapatkan mentorship, networking dan akses pendanaan yang tepat. Pada program bootcamp pertama di tahun 2017, SIAP telah menginkubasi 6 social enterprise dari berbagai bidang, mulai dari kesehatan, lingkungan, pariwisata, hingga edukasi.

“Dengan mengikuti program Social Enterprise Development Bootcamp, para founder dapat belajar berbagai kurikulum seperti Change Theory, Product Validation Method, Growth Hacking, Impact Assessment & Metrics, sampai Sustainability Strategy dalam 2 bulan. Setelah menyelesaikan program tersebut, terdapat Advancement Program untuk pengembangan produk dan sesi mentoring personal agar para founder bisa mendapatkan feedback mendalam mengenai social enterprise-nya dari para mentor,” ujar Aghnia sebagai salah satu inisiator SIAP.

Di tahun 2018 ini SIAP akan fokus menginkubasi social enterprise pada bidang agrikultur, edukasi, dan kesehatan. Mentor-mentor yang telah tergabung dan akan berpartisipasi pada bootcamp tahun ini antara lain Vikra Ijas (Co-founder dan CMO Kitabisa.com), Sofian Hadiwijaya (Co-Founder Warung Pintar), Yohanes Sugihtononugroho (Co-Founder dan CEO Crowde), Fajar Anugerah (Partner Patamar Capital), dan Stephanie Arrowsmith (Co-founder ImpactHub).

Tahun ini SIAP membuka kesempatan bagi 30 peserta untuk mengikuti program bootcamp. Acara akan diselenggarakan pada tanggal 31 Maret – 19 Mei 2018 mendatang.  Peminat dapat memperoleh informasi lebih lanjut dan melakukan pendaftaran dengan mengunjung laman resmi SIAP www.socialinnovation.id.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Social Innovation Acceleration Program 2018

Belajar Mengembangkan Produk Digital Menggunakan React JS dan React Native

Startup dikenal sebagai “term” yang mengisyaratkan proses inisiasi bisnis menggunakan teknologi digital. Peran teknologi di sini menjadi krusial, pasalnya mampu memberikan efisiensi dalam segala proses pengembangan yang dilakukan, baik di sisi produk ataupun pangsa pasar. Hal tersebut karena didukung oleh adopsi digital yang mulai merata di kalangan masyarakat, seperti penggunaan internet dan smartphone.

Bagi startup, produk digital menjadi sebuah DNA yang patut dipikirkan dengan sangat baik dari fase inisiasi, oleh karenanya dibutuhkan sebuah strategi yang ideal dalam pengembangannya. Terkait proses pengembangan tersebut, Product Design Sprint menjadi salah satu yang paling populer di kalangan startup saat ini. Jake Knapp mendefinisikan Product Design Sprint sebagai sebuah proses daur pengembangan produk digital yang juga menerapkan agile di dalamnya. Product Design Sprint diadopsi oleh banyak startup karena prosesnya yang relatif singkat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting mengenai bisnis melalui desain, prototyping, dan pengujian ide produk ke pasar.

Tahapan-tahapan Product Design Sprint sendiri meliputi lima aspek utama, yakni:

  • Understand – tahapan ini merupakan identifikasi peluang bisnis, penentuan pangsa pasar, mempelajari kompetitor dan bagaimana jalannya persaingan bisnis, penentuan nilai jual produk dibandingkan dengan kompetitor, dan menentukan kriteria sukses.
  • Diverge – tahapan ini merupakan eksplorasi dan pengembangan cara-cara kreatif untuk menangkap peluang bisnis dan dilakukan secara berulang untuk mendapatkan hasil yang optimal.
  • Converge – setelah solusi-solusi kreatif teridentifikasi, maka tahapan selanjutnya adalah pengembangan storyboard yang berfungsi menyampaikan ide atau solusi secara berurutan yang akan diuji pada tahapan akhir.
  • Prototype – tujuan dari tahapan ini adalah membuat versi prototype dari storyboard yang telah dikembangkan sebelumnya. Dari hasil prototype pengujian dapat dilakukan terhadap calon pengguna secara sampling. Banyak software yang dapat digunakan untuk prototyping.
  • Test – tahapan terakhir adalah pengujian guna mendapatkan feedback dari pengguna.

Setelah keluaran dari Product Design Sprint dinyatakan final, barulah proses coding dilakukan untuk merealisasikan konsep tersebut. Di fase ini salah satu cara efektif untuk mempersingkat waktu pengembangan ialah dengan memilih teknologi yang efisien, sesuai dengan metode yang telah dipilih sebelumnya. Di fase ini, pengembangan di sisi antarmuka atau front-end menjadi salah satu langkah krusial, untuk segera menghadirkan MVP terbaik ke pasar. Banyak teknologi yang bisa dipilih, salah satunya React JS dan React Native dari Facebook.

Ada beberapa alasan mengapa React JS dan React Native layak untuk dipilih dalam proses pengembangan produk, di antaranya:

  • Startup Friendly. Dengan sekali pengembangan dapat berjalan pada semua platform meliputi web, Android, dan iOS.
  • Cepat dan Responsif. Dapat menangani banyak pembaruan data dan masih terasa ringan dan cepat.
  • Mudah dipelajari. Jika sudah memiliki pengalaman dengan JavaScript maka akan sangat mempermudah untuk menguasainya.
  • Modular. Alih-alih menulis berkas kode yang besar dan padat, dengan React JS bisa membagi penulisan kode ke dalam banyak berkas yang lebih kecil dan masing-masing berkas dapat digunakan kembali sewaktu-waktu. Modularisasi React ini bisa menjadi solusi bagus untuk masalah pemeliharaan JavaScript.
  • Terukur. Sangat cocok bagi program besar yang menampilkan banyak perubahan data.
  • Tren Pasar. Saat ini semakin banyak perusahaan yang beralih ke React dan membutuhkan banyak tenaga ahli dalam bidang tersebut, sehingga memiliki keahlian tentang React JS maupun React Native akan memberikan nilai tambah.
  • Komunitas Pengguna. Komunitas pengguna yang besar dan aneka tools mempermudah dalam mempelajarinya. React JS dan React Native digunakan untuk pengembangan beberapa aplikasi terkenal seperti Facebook, Whatsapp, Airbnb, Pinterest, Twitter, dan Instagram. Untuk Indonesia telah digunakan pada aplikasi Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya.
  • Fleksibel. React berkembang dengan sangat cepat. Begitu banyak ruang untuk dijelajahi.

Guna mempelajari tentang React JS dan React Native, Rocketutors akan mengadakan rangkaian training intensif membahas hal-hal esensial terkait teknologi tersebut. Acara akan diselenggarakan pada 14 dan 15 Maret 2018 mendatang di Jakarta, dipandu langsung Simon Sturmer yang pernah menjadi Front-End Engineer Facebook. Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut, kunjungi laman resminya melalui tautan: http://goo.gl/4N9Gc7.

Artikel Banner-01


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Rocketutors untuk acara React JS dan React Native

IDEC Akan Selenggarakan Seminar Bertajuk Big Data dan Artificial Intelligence

Setelah pada Januari lalu mengadakan acara bertajuk “Expert Dating” dan seminar bertema “Blockchain”, bulan ini Indonesia Entrepreneur Center (IDEC) akan kembali mengadakan acara untuk meningkatkan pemahaman para pengusaha tentang tren teknologi terkini. Kali ini tema yang ingin diangkat adalah seputar big data dan artificial intelligence.

Acara pertama akan mengundang Christian Angkasa (Head of Advanced Analytic KUDO) dan Heryanto Lee (Lead Data Engineer KUDO). Keduanya akan membagikan materi seputar bagaimana cara menggunakan big data dalam berbisnis di sesi seminar “How to Use Big Data for Your Business”. Materi yang akan disampaikan mulai dari pemaparan apa itu big data dan bagaimana cara menggunakannya dalam berbisnis serta manfaatnya. Seminar ini akan digelar pada Selasa, 13 Februari 2018, 14.00 WIB, Metropolitan Tower, Lt.13, Cilandak, Jakarta Selatan.

Acara kedua bertajuk artificial intelligence akan menghadirkan Reynir Fauzan (Co-Founder dan CMO Kata.ai) dan Yugie Nugraha (Project Lead Rinna-Microsoft AI & Research). Tema seminar yang diangkat adalah “Welcoming the Future: AI in Your Business”.  Kedua pakar akan membicarakan tentang bagaimana AI dapat bekerja untuk sebuah perusahaan. Seminar akan dilaksanakan pada Selasa, 20 Februari 2018, 14.00 WIB, di Centennial Tower, Lt.29, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Dengan acara ini, IDEC mengharapkan pengusaha di Indonesia dapat memperdalam pengetahuan dalam bidang teknologi dan peran teknologi dalam dunia bisnis. Pada akhirnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kewirausahaan Indonesia dan juga kualitas wirausahawan di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran untuk seminar sesi pertama dapat menggunakan tautan berikut ini: klik di sini. Dan untuk seminar sesi kedua dapat menggunakan tautan berikut ini: klik di sini.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Indonesia Entrepreneur Center

Arkavidia 4.0 ITB Akan Fokus Bahas Perkembangan Startup

Arkavidia akan diadakan untuk kali keempat oleh Himpunan Mahasiswa Informatika Institut Teknologi Bandung (HMIF ITB). Arkavidia 4.0 merupakan sebuah festival IT yang akan diselenggarakan pada tanggal 9-10 Februari 2018. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk mengajak masyarakat lebih mengenal dunia IT, khususnya startup yang sekarang ini sedang memasuki masa keemasannya. Selain itu, Arkavidia juga difokuskan untuk mengembangkan softskill serta potensi inovasi dari mahasiswa. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka Arkavidia menyelenggarakan 4 acara, yaitu pre-event, lomba, seminar, dan expo.

Di pre-event Arkavidia 4.0 akan diselenggarakan “Global Game Jam”, yakni sebuah workshop membuat game secara berkelompok dalam waktu 2×24 jam. Acara ini berlangsung pada tanggal 26-28 Januari 2018. Untuk mengadakan acara ini, Arkavidia bekerja sama dengan GameDev Bandung dan Agate Studio. Acara ini diikuti oleh berbagai kalangan, baik mahasiswa ataupun sekelompok orang yang sudah mahir dalam game development. Pada acara ini, peserta juga mendapat ilmu dari pembicara yang merupakan developer game berpengalaman.

Acara lomba diselenggarakan pada tanggal 9 dan 10 Februari 2018. Lomba yang dimulai pada tanggal 9 Februari 2018 adalah Hackavidia, yaitu perlombaan sprint dimana developer akan bersaing untuk menciptakan terobosan baru yang dilakukan secara kontinu dalam 24 jam. Hackavidia terbuka untuk umum. Selain Hackavidia, terdapat lomba Capture The Flag, Competitive Programming, dan Technovation yang diadakan pada tanggal 10 Februari 2018 dan terbuka untuk mahasiswa se-Indonesia.

Capture The Flag adalah kompetisi yang bertema keamanan informasi. Peserta akan diminta untuk menguji keamanan dari sebuah sistem dengan cara mengumpulkan flag tersembunyi dari soal-soal yang diberikan. Competitive Programming merupakan lomba pemrograman yang bertujuan untuk menguji kemampuan berpikir logis dan komputasional. Peserta dituntut untuk menggunakan algoritma atau struktur data yang tepat untuk menyelesaikan setiap persoalan. Technovation adalah kompetisi pengembangan ide perangkat lunak yang bertujuan agar pesertanya memiliki wadah untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dapat diimplementasikan secara riil dan dapat mendukung perkembangan IT dan startup di Indonesia agar Indonesia menjadi lebih mandiri.

Seminar yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 Februari terbagi menjadi 2, yaitu Startup 101 Stage dan Technolgy Stage. Pada seminar kali ini, Arkavidia mengundang banyak tokoh yang berperan penting dalam perkembangan startup di Indonesia. Untuk Startup 101 Stage, tokoh-tokoh yang diundang adalah Rama Mamuaya (CEO DailySocial), Aaron Mashano (Chairman at Leaders of Tomorrow Group Ltd), Chrisna Aditya (CTO E-Fishery), Yoel Sumitro (Uber UX Senior Researcher), dan Tushar Bhatia (Head of Growth, Bukalapak). Sedangkan, untuk Technology Stage tokoh-tokoh yang diundang adalah On Lee (CTO GDP Venture), Adi Purwanto Sujarwadi (Go-Life Product Management Lead), Andri Yadi (CEO Dycodex), Budi Rahardjo (Dosen ITB, Founder and CTO Indo CSC), dan Aditya Dwiperdana (Co-founder, Agate Studio).

Expo yang diselenggarakan oleh Arkavidia adalah pameran startup dan wahana interaktif yang terkait dengan bidang informatika dan teknologi informasi. Acara ini terbagi menjadi 3 bagian exhibition, yaitu startup, wahana, dan sponsor. Di sini, pengunjung dapat mengenal secara langsung para penggiat digital startup beserta produknya, serta bermain dengan wahana-wahana teknologi terkini yang menarik dan mengasyikkan.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs resminya melalui tautan: https://arkavidia.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Arkavidia 4.0 ITB

BLOCK71 akan Selenggarakan “Sharing Session” Bahas Inovasi Fintech di Tiongkok

Tahun ini diprediksikan fintech masih akan banyak mendominasi dinamika lanskap startup di tanah air. Berbicara tentang perkembangannya, salah satu yang menjadi kiblat inovasi adalah Tiongkok. Saat ini 8 dari 25 startup fintech yang berstatus unicorn berasal dari negara tersebut.

Tahun 2016, mobile payment, sebagai salah satu model bisnis yang ditawarkan industri fintech, berhasil membukukan transaksi hingga $5 triliun secara global. Angka tersebut terus bertumbuh dan Tiongkok berada di uruta teratas, bahkan dikatakan 50 kali lebih besar ketimbang Amerika Serikat.

Salah satu pemain yang cukup mendominasi di negara tersebut adalah Alipay, unit bisnis fintech Alibaba.

Guna memberikan gambaran lebih lanjut seputar fintech, BLOCK71 bakal menghadirkan acara berbasis sharing session bertajuk “Alichat: Fintech in China, Built to Scale”. Acara ini akan dilaksanakan tanggal 8 Februari 2018 pada pukul 18.30 WIB, bertempat di BLOCK71 Jakarta. Acara dua bulanan ini mengundang top executive dari berbagai bisnis dan startup untuk berbagi informasi seputar topik terkait.

Pemateri dari Alibaba Cloud, Sijukumar Kumaran, akan dihadirkan dalam sesi kali ini. Pembahasannya tentang kemajuan fintech di Tiongkok, yang dibumbui dengan bagaimana strategi Alibaba dan portofolionya untuk berjaya di pasar tersebut. Bisa dibilang Indonesia memiliki karakteristik pasar yang hampir mirip dengan Tiongkok.

Sijukumar sendiri berpengalaman memimpin enterprise technology change selama 16 tahun dalam menangani proyek dan pengembangan solusi untuk layanan perbankan melalui perencanaan solusi IT. Di karier sebelumnya, Sijukumar bekerja di bank investasi Barclays selama 11 tahun memimpin arsitektur dan pengiriman program untuk layanan perdagangan derivatif di berbagai platform dan produk.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi tautan http://bitly.com/alichat1.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner dari acara Alichat yang diselenggarakan oleh BLOCK71.

Clapham Startupfest 2018 Segera Hadir Kembali di Medan

Guna memperluas akses serta kesempatan bagi pelaku usaha digital di Medan, Clapham Startupfest 2018 akan kembali diadakan. Agenda tahunan ini sudah berlangsung sejak tahun 2016 lalu, tujuan utamanya usaha untuk saling memperluas wawasan dan jaringan di bidang startup. Bekerja sama dengan Bukalapak, Clapham Startupfest 2018 akan diselenggarakan pada 2-3 Februari mendatang di EV Hive at Clapham, mulai pukul 10.00 – 18.00 WIB.

Tahun ini, Clapham Startupfest hadir dengan agenda seperti keynote dan panel session dengan pembicara dari berbagai komponen industri startup seperti Willix Halim (COO Bukalapak), Willson Cuaca (Co-founder East Ventures), Crsytal Widjaja (SVP Business Intelligence GO-JEK), Andy Zain (Managing Partner Kejora Ventures), Yukka Harlanda (CEO Brodo), Wilton Halim (Founder Mobilkamu), Jourdan Kamal (Founder Maubelajarapa), Faye Alund (Presiden Coworking Indonesia), William Utomo (COO IDN Media), dan Ronny W. Sugiadha (CMO KASKUS).

Beberapa Investor juga akan turut hadir untuk memberikan pelatihan dan masukan kepada startup yang mengikuti sesi Startup Pitch Floor dan Investor Speed Dating seperti East Ventures, Coffee Venture, ANGIN (Angel Investment Network Indonesia), dan Medan Tech Valley.

Akan ada pula sesi pelatihan dengan topik-topik untuk memberikan panduan bagi wirausaha muda di bidang bisnis, media sosial, teknologi & digital, serta hukum seperti business model generation, skema investasi startup yang dibawakan langsung oleh Ivan Lalamentik (Startup Legal Clinic), Dennis Alund (Google Developer Exper for Firebase), serta tim dari Maubelajarapa, East Ventures, dan ANGIN.

Informasi selengkapnya mengenai Clapham Startupfest 2018 serta pembelian tiket bisa dilakukan dengan mengakses www.invita.id/claphamstartupfest.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Clapham Startupfest 2018

Indonesia – Australia Digital Forum Fokus pada Pengembangan Potensi Digital

Untuk menjelajahi potensi sektor digital yang dimungkinkan dari kolaborasi Indonesia dan Australia, sebuah forum bernama “Indonesia – Australia Digital Forum 2018 (IADF2018)” diinisiasi. Salah satu tujuannya untuk memperdalam dan memperluas kerja sama antara inovator dan praktisi dari berbagai sektor di Indonesia dan Australia, mulai dari pemerintahan, swasta hingga akademik. Semua inovator termasuk pengembang startup dapat berpartisipasi dalam forum ini, membahas kemungkinan dan tantangan era digital yang dapat digalakkan degan kerja sama untuk kedua negara.

Salah satu rangkaian acara dari Indonesia – Australia Digital Forum ialah lokakarya dan seminar yang memfokuskan pada lima pembahasan, yakni industri kreatif, keamanan siber, healthtech, fintech, startup, dan smart government. Untuk rangkaian acara pertama akan dilaksanakan pada tanggal 31 Januari dan 01 Februari 2018 mendatang, bertempat di Fairmont Jakarta. Menghadirkan beberapa pemateri kelas global, seperti Andy Penn (CEO Telstra), Tobias Feakin (Australian Ambassador for Cyber Affairs), Triawan Munaf (Kepala Bekraf), Andy Zain (Managing Partner Kejora Ventures), Stephanie Arrowsmith (Co-Founder Impact Hub Jakarta) dan beberapa lainnya.

Detail materi ulasan

Pertama ialah smart government, misinya ialah mendesain supaya teknologi dapat mentransformasikan proses bisnis di pemerintahan. Dengan adanya inisiatif open gov di kedua negara, diharapkan dapat mendorong berbagai komponen untuk bisa saling membantu. Kedua ada kesehatan digital, diharapkan akan ada banyak obrolan ide-ide seputar healthtech dari inisiatif ini. Grace Tahir sebagai salah satu pelaku di lanskap terkait akan turut hadir menyampaikan insight-nya tentang potensi industri kesehatan digital ke depannya.

Selanjutnya ada fintech, kedua negara sepakat bahwa ini akan menjadi sebuah peluang emas mengingat trennya di Indonesia maupun Australia sangat bertumbuh. Peserta forum ini akan berbagi wawasan sekaligus mendiskusikan kolaborasi yang mungkin bisa terjadi antara berbagai komponen di kedua negara. Keempat ada keamanan siber yang menjadi salah satu faktor penting dalam suksesi digital di kedua negara. Beberapa pembahasan tentang keamanan siber akan disampaikan di forum menghadirkan para pakar di industri keamanan.

Dan yang terakhir ialah industri kreatif, detailnya termasuk pengembangan aplikasi, animasi hingga seni rupa. Diharapkan forum ini dapat mencetuskan ide kerja sama untuk memaksimalkan penetrasi sektor kreatif dengan terbukanya pasar baru melalui hubungan bilateral yang telah dijalin.

Untuk informasi lebih lanjut seputar acara ini, kunjungi laman resminya melalui tautan berikut ini: http://indonesia.embassy.gov.au/jakt/iadf2018.html


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Indonesia – Australia Digital Forum

Mengawali Tahun 2018, IDEC Akan Selenggarakan “Expert Dating” dan Seminar tentang Blockchain

Setelah hadir selama 3 bulan di paruh akhir tahun 2017 dan mengadakan 15 kegiatan bertajuk seminar, IDEC (Indonesia Entrepreneur Center) kini tengah bersiap mengawali debut awalnya di tahun 2018. Kali ini program yang diusung bertajuk “Expert Dating”, yakni untuk memberikan kesempatan kepada wirausahawan bertemu dan berbincang dengan pakar dalam bidang bisnis dan industri dalam sebuah sesi santai nan akrab.

Untuk Expert Dating IDEC yang pertama sudah dilakukan pada 11 Januari 2018 lalu, menghadirkan CTO Kudo Sukan Makmuri. Dalam kegiatan ini jumlah peserta memang sangat terbatas, hanya 7 orang. Dan memfokuskan pada topik pembahasan seputar startup, mulai dari bagaimana menjalankan startup, mendapatkan investor, hingga exit strategy yang baik.

Antusias peserta terhadap acara Expert Dating IDEC yang pertama membuat Expert Dating akan kembali diadakan di awal tahun ini. Selanjutnya akan mengundang Direktur Founder Institute Richie Wirjan, yang akan memfokuskan pada pembahasan tentang tips membangun startup, termasuk bagaimana membentuk tim yang andal dan mengusung strategi brand yang baik.

Expert Dating kedua akan dilaksanakan tanggal 13 Januari 2018 mendatang, di Giyanti Coffee Roastery Jakarta. Acara ini juga akan dibatasi untuk 7 orang peserta saja, untuk memastikan ilmu yang didiskusikan dalam terserap dengan maksimal. Jika berminat dapat mendaftarkan diri dengan menghubungi nomor kontak 082113729124.

Selain Expert Dating, acara bertajuk seminar dari IDEC masih akan tetap dilaksanakan. Untuk acara pertama di tahun 2018 tema yang diusung adalah seputar blockchain. Dalam sesi tersebut akan dibahas seputar solusi yang dapat diberikan oleh blockchain untuk masa depan di bidang bisnis, pemerintahan, dan masyarakat secara umum. Pandu Sastrowardoyo selaku Ketua Dewan Direksi di Blockchain Zoo akan dihadirkan sebagai salah satu pemateri.

seminar idec

Acara seminar akan dilaksanakan di Cre8 di PIK Avenue pada 3 Februari 2018, gratis. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi tautan registrasinya di sini. Seluruh program IDEC diadakan dengan harapan dapat memberikan wadah bagi wirausahawan Indonesia untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan serta jaringan dan pada akhirnya membantu memperbaiki perekonomian di Indonesia.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Indonesia Entrepreneur Center

Feedr Academy Ingin Bantu Bisnis Lakukan Transformasi Digital

Transformasi digital telah banyak digulirkan, memaksa setiap bisnis untuk melakukan banyak perubahan. Menurut Forbes, 21 perusahaan ritel  besar di Amerika Serikat menutup 3.591 tokonya pada 2017. Dan Gartner, sebuah lembaga penelitian global, memprediksi bahwa pada tahun 2020, 75 persen bisnis akan bertransformasi menjadi berbasis digital. Sayangnya, hanya 30 persen saja yang akan sukses.

Suka tidak suka, fenomena ini tengah terjadi di Indonesia. Banyak perusahaan ritel lokal yang mulai menutup sebagian tokonya, seperti Ramayana, Matahari, termasuk franchise berbasis internasional seperti Lotus, Debenhams, dan GAP. Dalam kondisi ini, transformasi digital akan menjadi sebuah keharusan yang tidak terelakkan. Sayangnya masih banyak perusahaan yang masih bingung mengenai langkah apa yang harus dilakukan untuk memastikan dirinya bisa bertahan dan bahkan sukses di era transformasi ini.

Menjawab tantangan ini Feedr Academy, sebuah knowledge center di bidang digital dan e-commerce akan mengadakan seminar yang bertajuk “How to Survive and Success in Digital Transformation Era”. Seminar ini akan diadakan di Jakarta pada hari Kamis, 25 Januari 2018 di Hotel Aston Kuningan at The Suites. Seminar ini akan menghadirkan pembicara-pembicara seperti Subiakto Priosoedarsono, seorang Branding Expert (Branding Expert), Hadi Kuncoro (Supply Chain, Retail Management dan Business Model Design Expert). Muliadi W Jeo (Omni-Channel Expert), dan beberapa lainnya.

Seminar dengan para pembicara tingkat nasional dan internasional di bidang digital dan e-commerce ini berharap dapat membantu para pelaku bidang ritel, FMCG, logistik, perbankan dan keuangan, farmasi dan kesehatan, properti,  industri otomotif dan banyak industri lainnya untuk memulai  transformasi digital di perusahaan masing-masing.

Pada seminar kali ini, para pembicara akan berbagi dan akan memandu para peserta  berdasarkan  pengalaman mereka pada lintas industri untuk melihat posisi bisnis saat ini dalam lanskap digital terkini. Peserta juga akan mendapatkan masukan  bagaimana membangun roadmap transformasi digital. Tentunya seminar ini juga akan diperkaya dengan beberapa kisah sukses para pembicara  saat memulai proses transformasi digital pada berbagai industri yang telah mereka lalui.

Semua peserta akan mendapatkan ilmu A hingga Z mengenai permasalahan dan solusi transformasi digital; bagaimana memulai pergeseran pola pikir untuk mendorong inovasi di perusahaan; bagaimana mengimplementasikan transformasi digital; dan bagaimana memilih teknologi yang paling sesuai untuk transformasi perusahaan.

Sesi seminar

Sesi pertama akan membahas transformasi tiga zaman, bagaimana Subiakto Priosoedarsono, sebagai saksi hidup sejarah mengalami transformasi tersebut, sejak media cetak, pindah berjayanya radio dan televisi dan akhirnya kebangkitan digital pada jaman sekarang. Menjadi bagian dari tradisional retail, modern retail dan sekarang e-commerce. Sesi kedua Hadi Kuncoro akan membahas solusi A hingga Z bagaimana mempersiapkan bisnis untuk go digital, apa saja yang harus dipersiapkan membangun roadmap digital transformation, bisnis model baru dan change management. Termasuk juga langkah per langkah yang harus dilakukan untuk  mencapai tujuan.

Sesi ketiga akan membahas mengenai Omni-Channel Technology. Muliadi W Jeo akan membawa para peserta melalui consumer journey, yaitu dari pemesanan secara online, hingga pelanggan menerima pesanan di depan pintu rumahnya masing-masing. Consumer Journey ini tentu akan dilengkapi dengan saran mengenai teknologi mana yang paling pas sesuai kebutuhan konsumen. Acara akan ditutup oleh Panel Discussion yang akan membahas mengenai Change Management dan Inovasi yang merupakan kunci sukses dalam melakukan transformasi digital.

Info lebih lanjut dan pendaftara kunjungi https://feedr.id/event/

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari Feedr Academy