IDN Media Rengkuh Pendanaan Seri B dari East Ventures dan Central Exchange

IDN Media, perusahaan yang menaungi IDN Times sebagai grup media yang fokus ke kalangan millennial dan Gen Z ,mengumumkan perolehan pendanaan Seri B, dalam jumlah yang tidak disebutkan, dari East Ventures dan Central Exchange. Yang terakhir adalah sebuah perusahaan modal ventura yang berbasis di Hong Kong. Dengan pendanaan ini, IDN Media akan memperluas ekspansinya dalam mencakup lebih banyak kota dan lebih banyak vertikal.

Didirikan tahun 2014 oleh Winston Utomo dan William Utomo, IDN Media kini memiliki 140 anggota tim. IDN Media mengklaim telah memperoleh lebih dari 1 miliar views untuk semua platform dan 62 juta views untuk kanal video setiap bulannya. Saat ini mereka mengoperasikan 8 vertikal bisnis yang berbeda dan bakal meluncurkan vertikal media baru untuk “millennial mama” yang bernama Popmama akhir tahun ini.

Dalam rilisnya, Co-Founder dan CEO IDN Media Winston Utomo mengatakan, “IDN Media yang kita lihat dan rasakan saat ini hanya sekedar permukaan visi kami. Kami sangat senang dengan [perolehan] pendanaan Seri B ini dan bekerja sama dengan mitra baru, karena membantu kami lebih dekat ke tujuan utama: menjadi suara kaum millennial dan Gen Z. Dengan pendanaan ini, kami akan fokus ke misi kami membangun perusahaan media multi-platform 360 yang lebih baik untuk kaum millennial dan Gen Z.”

Kepada DailySocial, Winston menambahkan, “Kami akan meluncurkan konten lokal di 10 kota di Indonesia dan membangun beberapa vertikal media [selain Popmama] dan berinvestasi lebih jauh untuk menciptakan konten-konten original.”

Tentang pendanaan ini, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca berkomentar, “Mereka telah membangun fundamental bisnis yang kuat dengan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, yang bahkan menghasilkan kuartal yang memberi keuntungan. Kami sangat senang memimpin putaran kali ini bersama mitra baru.”

Application Information Will Show Up Here

Strategi C Channel Perkuat Eksistensi Pasar di Indonesia

C Channel Indonesia, startup media penyedia konten video fesyen khusus perempuan asal Jepang, makin berupaya mengukuhkan posisinya sebagai pionir video berformat vertikal durasi satu menit di Indonesia. Mulai tahun ini, C Channel mulai mendorong tingkat kunjungan dari platform media sosial lainnya di luar Facebook, seperti YouTube, Instagram dan situs serta aplikasi sendiri.

Facebook merupakan kontributor utama pengunjung konten C Channel Indonesia. Terlihat dari akun C Channel telah memiliki 2,6 juta fans dan 30 juta pengunjung bulanan. Angka tersebut berkontribusi terhadap 18 juta fans C Channel dengan total 620 juta pengunjung bulanan di seluruh dunia.

Dalam platform media sosial lainnya, C Channel Indonesia memiliki 25 ribu pengikut di Instagram, 200 ribu pengikut di YouTube, dan 78 ribu teman di LINE. Konten video yang diproduksi per bulannya sekitar 200 video. Konten telah dikonsumsi oleh 26 juta pengunjung perempuan dengan rerata share 1.468 per video.

[Baca juga: Akuisisi C Channel Terhadap PT Media Makmur dan Tren Ekspansi Mencaplok Unit Bisnis]

“Kami mulai fokus pada owned platform kami (web dan mobile app), dan media sosial lain seperti Instagram dan YouTube. Dalam satu tahun ke depan, kami menargetkan 80 juta views per bulan dan dapat melampaui 10 juta fans di Facebook sampai akhir tahun ini,” Head of Media C Channel Indonesia Pradana Putra kepada DailySocial.

Untuk mewujudkan target tersebut, C Channel ada sejumlah rencana yang akan dilakukan. Beberapa di antaranya, menggaet lebih banyak talenta dan influencer sebagai pengisi konten berkualitas lewat audisi, serta membuat komunitas secara online dan offline.

Kurasi konten berbau negatif

Untuk menangkal produksi konten yang berbau hal negatif, sambung Pradana, sejauh ini C Channel memproduksinya secara internal dan reguler bersama clipper C Channel. Oleh karena ini, dari proses pra produksi semua konten yang dipublikasi sudah melalui serangkaian proses filter dan validasi kelayakan.

Bahkan nantinya, ketika C Channel menjadi open platform berubah menjadi open platform pun, semua konten akan dimoderasi oleh tim internal perusahaan.

C Channel juga melakukan lokalisasi konten agar sesuai dengan selera orang Indonesia. Mulai dari memberi resep lokal, tren make up, hingga tips fesyen yang sesuai dengan karakter orang Indonesia.

“Kami ingin menjadikan C Channel sebagai media berbagi inspirasi seputar gaya hidup perempuan Indonesia.”

C Channel Global telah berada di 10 negara Asia dengan lebih dari 50 ribu video yang diproduksi secara profesional dan berkualitas. Hingga saat ini video yang diunggah tercatat memiliki 620 juta pengunjung di seluruh dunia.

Adapun konten video fokus pada kebutuhan perempuan, seperti kecantikan, resep masakan, gaya hidup, fesyen, perjalanan, dan gaya rambut. Target konsumen C Channel adalah perempuan berusia 18-34 tahun.

Application Information Will Show Up Here

The Asian Parent Resmikan Kehadirannya di Indonesia

Setelah menjalankan bisnisnya selama satu tahun, media yang diperuntukkan kepada ibu-ibu muda di Asia yaitu The Asian Parent meresmikan kehadirannya di Indonesia. The Asean Parent merupakan salah satu media yang dimiliki oleh Tickled Media. Kepada DailySocial, CEO dan Founder Tickled Media Roshni Mahtani mengungkapkan keberadaan The Asian Parent di Indonesia, sepenuhnya mengedepankan lokalisasi dengan tampilan hingga konten yang menggunakan bahasa Indonesia.

“Tidak berbeda dengan The Asian Parent di 9 negara lainnya, konten yang kami hadirkan kami buat untuk non-judgmental parents yang memperhatikan sepenuhnya kesehatan buah hati mereka.”

Kepada media hari ini The Asian Parent Indonesia meresmikan kehadirannya dengan memberikan hasil survei yang telah dilakukan oleh lebih dari seribu ibu muda di Jakarta, Bandung, Medan dan Surabaya. Hasil dari survei tersebut diharapkan bisa membantu para marketer untuk melakukan pendekatan kepada ibu-ibu muda di Indonesia, dan mencermati bagaimana mereka berinteraksi memanfaatkan media sosial hingga perangkat teknologi yang menjadi pilihan.

“Hal menarik yang kami dapatkan dari survei ini adalah sebanyak 88% ibu muda di Indonesia memilih android untuk gadget mereka, Facebook sebagai media sosial favorit dan memilih layanan e-commerce Shopee sebagai pilihan belanja online mereka untuk membeli keperluan rumah tangga hingga keperluan bayi,” kata Roshni.

Saat ini The Asian Parent Indonesia telah memiliki 15 juta pembaca, 30 juta page views, 3 juta penggemar di Facebook dan 200 ribu pelanggan newsletter. Jumlah tersebut diklaim cukup fantastis oleh The Asean Parent Indonesia yang telah menjalankan bisnis selama satu tahun.

“Selain di situs The Asian Parent Indonesia juga bisa diakses di mobile browser dan aplikasi. Kita ingin memudahkan ibu-ibu muda mendapatkan informasi sekaligus berkomunikasi melalui jaringan kami,” kata Roshni.

Meluncurkan Tap Influencer Network

Dalam kesempatan tersebut The Asian Parent Indonesia juga turut meluncurkan komunitas ibu-ibu muda yang gemar menulis di blog, media sosial dan platform lainnya dalam satu wadah yang diberi nama Tap Influencer Network. Diharapkan dengan jaringan komunitas ini, bisa mempermudah para anggota untuk berbagi informasi, ide hingga kegiatan yang sepenuhnya didukung oleh The Asian Parent Indonesia.

Meskipun saat ini masih fokus hanya di Jakarta, The Asian Parents Indonesia ingin ke depannya menjangkau lebih banyak lagi anggota yang merupakan ibu-ibu muda di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

“Keuntungan bagi anggota yang tinggal di Jakarta lebih banyak dinikmati, hal tersebut tidak terjadi dengan mereka yang tinggal diluar Jakarta. Untuk itu target kita hingga akhir tahun 2017 ini adalah memperluas wilayah bukan hanya di Jakarta tapi juga kota-kota lainnya di Indonesia,” tutup Roshni.

Application Information Will Show Up Here

Strategi kumparan Menjajaki Kerja Sama dengan Media Online

Bercita-cita untuk memperkuat integritas pemberitaan dan memerangi berita bisnis palsu di Indonesia, kumparan dan SWA menjalin kolaborasi. Salah satu hasil kolaborasi ialah publikasi konten berita SWAOnline untuk di platform kumparan. Kerja sama ini merupakan kemitraan pertama yang dibangun oleh kumparan dengan media lainnya di Indonesia.

Hugo Diba selaku CEO kumparan mengatakan, “Di samping semakin meningkatnya jumlah pengguna media sosial, tidak ada yang benar-benar mengubah industri media dalam 18 tahun belakangan. Sebagai media, kami memiliki tanggung jawab untuk menjadi lebih dari sekedar entitas bisnis. Kami juga harus menjadi penggerak yang mendorong bangsa dengan informasi-informasi yang terpercaya. Inilah cara kerja kemitraan kami dengan SWA.”

Kerja sama ini menjadi unik, lantaran keduanya sama-sama media online, namun melimpahkan konten publikasi di salah satu pihak. Menanggapi soal ini, CMO kumparan Andrias Ekoyuono memaparkan skema model bisnis yang diterapkan:

“kumparan adalah distribution & monetization channel tambahan bagi media. Memang ada bisnis model yang terjalin yang diharapkan akan memberikan keuntungan kepada media yang bekerja sama. Untuk detailnya dibicarakan bersama dalam kerangka kerja sama strategis.”

Andrias juga menjelaskan, kumparan ingin menghadirkan kanal distribusi lain untuk konten mereka. Sejauh ini selain ditampilkan di laman online milik media terkait, konten biasanya dipublikasikan melalui kanal lain seperti media sosial atau platform agregator, kumparan ingin hadir sebagai kanal tambahan untuk distribusi dan monetisasi.

Disebutkan gagasan lain dari kemitraan ini adalah untuk menjadikan SWAOnline lebih teramplifikasi dan mengambil alih perhatian dari website-website lain yang menyebarkan berita-berita hoax karena alasan-alasan politik ataupun cerita-cerita melenceng lainnya.

“kumparan ingin memberikan konten berkualitas ke audience yang tepat, sehingga kumparan membuka kerja sama dengan media lain yang memang memiliki konten-konten untuk segmen audience tertentu,” lanjut Andrias.

Masih akan menjalin kerja sama dengan beberapa media online lainnya

Andrias juga mengatakan bahwa selain dengan SWAOnline, kumparan juga akan menjalin kemitraan yang sama dengan beberapa media online lain. Sudah ada dalam pipeline, namun untuk saat ini belum bisa disebutkan secara detail media online mana yang akan bergabung berikutnya. Konten yang sudah ada dari media dianggap tepat dihadirkan ke dalam kumparan, karena sudah melalui proses moderasi yang kuat dari editorial dan memiliki kredibilitas untuk disajikan ke audience.

“Misinya kumparan delivery the quality content to right audience. Dari sana ada banyak hal yang bisa kita bincangkan, misalnya terkait kualitas, setiap pembaca memiliki ekspektasi yang berbeda. Dari sisi kumparan, kami ingin menghadirkan konten tanpa data fake atau hoax. Sehingga ada beberapa lapis filter yang kami terapkan,” ujar Andrias.

Jadi saat ini komposisi pembuat konten di kumparan terdiri dari in-house journalist, user generated dan juga media online.

“Kalau dari media kami menanggap sudah berkualitas. Kalau dari user kami memfasilitasi dari tim internal moderasi. User juga diberi kesempatan melaporkan konten yang kurang bermanfaat. Dari sisi teknologi juga terus bergerak untuk menjaga kontennya,” pungkas Andrias.

Application Information Will Show Up Here

IDN Media Luncurkan IDN Creator Network, Bantu Brand Lakukan Pemasaran yang Efektif

Dalam rangka menguatkan posisinya sebagai perusahaan multiplatform media digital yang menyasar generasi millennials IDN Media meluncurkan IDN Creator Network. Sebuah Creator Marketing Agency yang bertujuan untuk menghubungkan creator dan brand untuk bisa menjalankan kampanye pemasaran yang lebih efektif.

IDN Media, yang berdiri sejak tahun 2014, dari awal memiliki visi untuk menjadi tempat aspirasi dan suara generasi millennials dan Z di Indonesia. Hingga saat ini, di tahun ketiganya, IDN Media setidaknya telah memiliki lima unit bisnis, yakni IDN Times dan Popbela.com sebagai sebuah portal media online, IDN Creative sebagai in house creative agency, IDN TV sebagai in house video production, dan IDN Event yang telah menyelenggarakan IDN CreativeFest dan BeautyFest Asia 2017.

Banyaknya permintaan mengenai pemasaran dengan teknik storytelling menjadi ide awal IDN Media meluncurkan secara resmi IDN Creator Network untuk memaksimalkan strategi dan penyampaian brand message dengan cara yang tepat.

“Storytelling tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan suatu cerita mengenai brand, penjelasan produk ataupun solusi yang ditawarkan. Melainkan sebuah pendekatan emosional, yang berasosiasi terhadap spirit dari sebuah brand, di mana menjadi faktor penentu apakah mereka akan membeli atau menggunakan jasa dari brand tersebut. Hal ini yang kita bangun di dalam IDN Creator Network,” ungkap Product Manager IDN Creator Network Alvina Bernice Suharianto.

Diluncurkan pada awal tahun ini, IDN Creative Network tercatat telah menggandeng lebih dari 130 top influencer Indonesia. Semuanya terbagi menjadi delapan kategori, yaitu Fashion, Beauty, Lifestyle, Parenthood, Food, Music, Travel dan Comedy.

Untuk brand, IDN Creator Network menawarkan pemasaran yang efektif dan keuntungan lain berupa harga yang kompetitif dan rekomendasi menyusun ide kreatif termasuk membantu memilihkan influencer yang tepat untuk menyuarakan pesan ke target konsumen. Untuk influencer, IDN Creator Network menawarkan heavy exposure melalui IDN Times dan Popbela.com.

“Pemilihan influencers dilakukan tidak hanya didasari jumlah followers, melainkan mereka yang mampu memberikan ‘nyawa’ terhadap brand melalui value lebih yaitu self-experience, sehingga terbentuk emotional branding yang merupakan komponen kuat bagi kesuksesan sebuah campaign. Untuk menciptakan pengalaman tersebut, story yang disajikan harus authentic, kreatif dan inspirational. Di sini peran kami untuk memastikan proses berjalan sesuai dengan keinginan brand sekaligus mengukur impact dari campaign tersebut,” jelas Alvina.

Duniaku.net Dapatkan Seed Funding dari Discovery Nusantara Capital

Sesuai dengan apa yang pernah disampaikan dalam visinya untuk mengembangkan industri game di Asia Tenggara, Discovery Nusantara Capital (DNC) kembali merilis pendanaannya di sektor tersebut. Kali ini bukan kepada pengembang game seperti investasi sebelumnya, melainkan kepada Duniaku.net, sebuah situs pengembang konten game, geek culture, dan gadget. Tidak diinfokan tentang besaran pendanaan yang digelontorkan.

Dengan seed funding ini, perusahaan media yang didirikan oleh Robbi Baskoro, Ami Raditya, dan Ricky Setiawan ini mengungkapkan rencana mereka untuk lebih banyak berkontribusi bagi industri kreatif Indonesia dan melebarkan sayap agar dapat menjadi salah satu media game, geek culture, dan gadget terbesar di Asia Tenggara.

Inovasi yang akan turut dilancarkan dengan pendanaan ini adalah peluncuran beberapa situs baru. Namun pihak Duniaku.net masih belum menginformasikan tentang tema dan cakupan situs tersebut.

Selain itu ke depan Duniaku.net juga berkomitmen mengembangkan kontribusinya ke bidang lain di industri kreatif, termasuk untuk bidang komik, animasi, film, dan esport.

“Kami berusaha mendorong mereka yang tadinya hanya penggemar saja menjadi lebih supportive ke industri serta mendorong mereka yang sudah supportive untuk berkontribusi lebih jauh dan menjadi aktor atau pelaku di industri tersebut,” ungkap CEO Duniaku.net Ricky Setiawan.

Debut Versi Beta kumparan dengan Strategi “People Power”

Media baru, kumparan, mencoba menyajikan sebuah platform hybrid yang menyatukan antara konten berbasis editorial dan konten komunitas (user generated content). Dengan visinya mendefinisikan ulang industri media tanah air, melalui “people power” yang dimiliki kumparan memulai perjalanan untuk menemukan pendekatan baru dan pola baru dalam jurnalistik modern. Konsep media sosial secara garis besar diadopsi dalam user experience kumparan.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan Direktur Pemasaran kumparan Andrias Ekoyuono mengatakan apa yang ingin dicapai platform yang digawanginya bukan hanya sekedar pergantian, yang lama digantikan yang baru, namun berusaha menyesuaikan berbagai unsur media dengan pendekatan yang lebih sesuai. kumparan menekankan pada kekuatan tokoh-tokoh senior di bidang media yang telah bergabung.

Beberapa tokoh media, seperti Budiono Darsono, Abdul Rahman, Calvin Lukmantara, Hugo Diba, Arifin Asydhad, Ine Yordenaya, Heru Tjatur dan Yusuf Arifin. menjadi bagian komisaris, investor, dan manajemen kumparan. Dengan pengalamannya di bidang jurnalistik dan media digital, para tokoh tersebut diharapkan mampu melahirkan sebuah terobosan baru dalam sebuah kanal pemberitaan online.

Tampilan platform kumparan dalam laman web
Tampilan platform kumparan dalam laman web

Menyempurnakan ide lama yang sudah dipraktikkan

Beberapa netizen yang kami tanya secara personal mengaku ketika membuka kumparan first impression mereka tertuju pada versi lain dari Kompasiana, Blogdetik atau Medium. Hanya saja mereka menyatukan antara pemberitaan editorial dan tulisan yang dapat dibuat pengguna umum.

Terkait publikasi tulisan yang dapat dilakukan siapa saja, Andrias menjelaskan mekanisme pemantauan dan pelaporan:

“…kualitas tulisan menjadi bagian yang sangat kami tekankan. Di luar tulisan editor, kami memiliki tim yang bertugas untuk memantau semua tulisan yang masuk, termasuk memberikan opsi pelaporan jika ada konten yang perlu ditindak lebih lanjut. Pendekatan akun pengguna, seperti verifikasi akun juga akan menjadi upaya membuat kumparan terisi konten berkualitas.”

Saat ini tim pengembang juga tengah mempersiapkan sebuah sistem back end untuk meminimalisir kontan yang kurang bermutu, dengan menanamkan sistem cerdas. Hal ini menjadi konsentrasi khusus, mengingat Indonesia juga masih disibukkan untuk memerangi pemberitaan hoax. Menurut Andrias, penanganan terhadap pemberitaan hoax juga menjadi salah satu tujuan khusus yang akan direalisasikan bersama kumparan.

Sejak diluncurkan dalam versi beta di awal tahun ini, beberapa nama penulis non-editor, mulai dari menteri, mantan pejabat, artis hingga netizen populer mulai meramaikan konten di kumparan. Hal ini serupa dengan komposisi tim internal yang dimiliki, nama-nama besar terus digaungkan sebagai bagian dari penggerak bisnis. Budiono Darsono sebagai Presiden Komisaris kumparan merupakan salah satu pelopor media siber di Indonesia.

Sebagai awalan, hadirnya high-profile user tentu menjadi salah satu faktor yang menarik minat banyak pembaca. Dari rilis yang kami terima saat ini telah ada lebih dari 100 tokoh nasional yang tergabung.

Strategi bisnis dan investasi tahap awal

Mengawali peluncuran betanya, kumparan mengaku telah mendapatkan suntikan dana investasi dari sumber dan jumlah yang tidak diutarakan. Kepercayaan investor ini juga dianggap menjadi salah satu hal yang membuat tim percaya diri, bahwa apa yang sedang diupayakan berada di jalan yang tepat. Dan untuk model bisnis dan cara monetasi, kumparan akan mengandalkan iklan, yang masih merupakan tulang punggung industri media online Indonesia

Tentang model monetisasi, Andrias menjelaskan bahwa iklan masih sangat relevan dengan bisnis media, hanya saja yang akan menjadi bagian dari revolusi kumparan bentukan yang ditawarkan. Model banner dirasa sudah kurang relevan, sehingga iklan pun akan disajikan dengan cara lain, di antaranya native-ads

Application Information Will Show Up Here

Akuisisi C Channel Terhadap PT Media Makmur dan Tren Ekspansi Mencaplok Unit Bisnis

C Channel sebuah startup asal Jepang baru-baru ini dikabarkan telah mengakuisisi startup di pengembangan layanan digital PT Media Makmur. Tidak disebutkan nilai transaksi dari proses pencaplokan ini, hanya saja C Channel sedari awal merupakan mitra bisnis Media Makmur, dengan salah satu layanan berupa Beauty Blogger Marketing. Seperti diketahui C Channel sendiri menyediakan konten video fashion untuk kaum perempuan.

Media Makmur sendiri cukup dekat dengan portal media asal Jepang tersebut, selain telah fokus pada pengembangan bisnis C Channel Indonesia, pihaknya juga kini menjadi pendorong bisnis media Kawaii Beuaty Japan. Akuisisi ini tampaknya dilakukan untuk memperdalam kerja sama strategis kedua belah pihak. Menjadikan Media Makmur lebih memfokuskan pada kampanye digital C Channel untuk penikmat konten di Indonesia.

Sebagai perusahaan rintisan, C Channel telah membukukan pendanaan sekurangnya $4,1 juta dari beberapa investor dan perusahaan, termasuk di dalamnya B Dash Ventures, Asobi System Holdings, Rakuten dan beberapa lainnya. Akuisisi ini bagi C Channel dijadikan momentum melihat pertumbuhan penikmat layanan digital di Indonesia yang terus menggeliat. Terlebih sudah mulai digaungkan bahwa Indonesia akan menjadi pangsa pasar penting dalam lanskap e-commerce di Asia, artinya menjadi indikasi terbuka kesiapan konsumen Indonesia dalam menikmati konsep dan layanan digital.

Tren akuisisi sebagai langkah ekspansi dan pengembangan bisnis

Tak hanya di bidang media, insiatif akuisisi justru begitu terlihat mulai serius di sektor e-commerce. Sebelumnya melalui Lazada Indonesia, Alibaba dikabarkan tengah bersiap melakukan beragam ekspansi ke pasar Indonesia.

Tak hanya itu, model kerja sama pun tampaknya juga menjadi cara yang dinilai efektif dalam memperluas pangsa pasar. Yang jelas, Indonesia memiliki nilai lebih yang siap memutarkan kembali investasi e-commerce menjadi laba, yakni “peminat”.

Cara akuisisi sendiri memang terus menjadi tren di kalangan startup digital, termasuk apa yang dilakukan Go-Jek terhadap startup pengembang asal India guna meningkatkan kapabilitas aplikasi mobile yang dimiliki, akuisisi pengembang solusi mobile pun dilakukan.

Sebuah keuntungan yang didapat perusahaan tidak terlalu dipusingkan menyusun unit bisnis dari nol. Dengan contoh apa yang dilakukan C Channel, fokus di Indonesia berimplikasi harus membangun komoditas bisnis di sini. Tapi dengan adanya Media Makmur, terlebih sebelumnya menjadi mitra strategis ekspansinya, maka yang perlu dilakukan hanya menyatukan visi.

Enam Cara Tepat Mempromosikan Startup Kepada Media

Banyak cara yang bisa dilakukan terkait dengan publikasi startup, terutama saat startup Anda baru saja dibangun dan siap untuk diluncurkan. Mulai dari membina hubungan baik dengan media dan blogger hingga penyampaian informasi yang relevan tentang startup Anda secara berkala. Menjadi lebih baik jika startup Anda mampu memberikan informasi yang terkini, akurat dan tentunya news worthy kepada media dan blogger. Untuk itu hindari penyampaian informasi yang tidak relevan, terlalu sering dan berlebihan.

Artikel berikut ini akan membahas 6 hal penting yang baiknya diterapkan saat melakukan pendekatan kepada media dan blogger. Belajar dari Conrad Egusa, Co-Founder & CEO of Publicize, yang sebelumnya pernah menjadi penulis untuk media teknologi seperti TechCrunch, VentureBeat, dan The Next Web.

Hindari penulisan email dengan subjek : FOR IMMEDIATE RELEASE

Setiap harinya media dan blogger mendapatkan email yang berisikan undangan hingga rilis dari berbagai perusahaan teknologi hingga startup. Agar email yang Anda kirimkan dapat langsung menarik perhatian buatlah email yang bersifat lebih personal dengan menonjolkan data dan informasi penting lainnya. Hindari untuk menuliskan FOR IMMEDIATE RELEASE yang akan memberikan kesan bahwa email Anda urgent dan sedikit memaksakan. Lebih baik memfokuskan pada esensi materi yang ingin disampaikan, dan menjadi focus point dari rilis tersebut.

Kreatif dan inovatif

Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan riset dan cari tahu informasi yang dibutuhkan dan tentunya sesuai dengan konten dari media dan blogger tersebut. Sematkan informasi terkait dengan startup Anda yang sesuai dan diharapkan bisa menarik perhatian penulis dan editor dari media tersebut. Mulai dari hasil survei atau data terkini, consumer behaviour hingga tren yang berhasil didapatkan oleh startup. Jika dikemas dengan baik, bisa dipastikan akan menjadi bahan artikel yang menarik tentang startup Anda.

Sampaikan ketertarikan Anda dengan tulisan dari media sebelumnya

Cara lain yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian media adalah dengan memulai untuk menyebutkan konten dari artikel yang sebelumnya pernah ditulis oleh media terkait. Kemudian masukan beberapa ide dan data yang sesuai untuk mendukung tulisan, dan pada akhirnya akan membuat startup Anda perhatian lebih dari media tersebut.

Bina hubungan baik

Hal yang satu ini sepertinya wajib untuk dilakukan yaitu untuk membina hubungan baik dengan media dan blogger. Tidak perlu berlebihan namun dengan berusaha mengingat dengan baik dan bersilahturahmi hubungan baik akan tercipta antara Anda pemilik startup dengan media dan blogger. Dengan demikian ketika waktunya Anda membutuhkan media dan blogger untuk menyebarkan informasi, semua bisa dilakukan dengan mudah berkat hubungan baik tersebut.

Hindari penambahan CC dan BCC di email

Yang perlu diperhatikan adalah saat mengirimkan undangan, rilis atau informasi lainnya kepada media, hindari penulisan CC atau BCC di email Anda. Gunakan format yang lebih sederhana agar memberikan Anda lebih profesional dan tentunya relevan. Memberikan kesan eksklusif dalam pengiriman.

Perluas networking dengan menghadiri acara publikasi

Saat ini sudah banyak kegiatan atau acara yang menghadirkan media, blogger, penggiat startup, venture capital dan pihak terkait lainnya. Hadirilah acara-acara tersebut dan gunakan kesempatan tersebut untuk memperluas networking dan tentunya berkenalan lebih jauh dengan media dan blogger. Jika startup Anda baru kegiatan tersebut bisa menjadi cara yang tepat dan tentunya lebih efisien dibandingkan dengan kegiatan pemasaran lainnya.

Media Muda VICE Hadir di Indonesia untuk Ekspansi Pertamanya di Asia Tenggara

Pengembang konten global yang fokus untuk kalangan muda VICE resmi mengumumkan akan segera hadir di Indonesia. Tepatnya pada 1 November 2016 mendatang, dan Indonesia menjadi tempat singgahnya pertama di Indonesia. Dengan brand Vice Indonesia, media ini akan memfokuskan pada pengembangan konten yang mengangkat talenta baru, seni, serta cerita-cerita tersembunyi yang berbicara mengenai keragaman di negara ini.

Inisiatif media barat untuk membuat basis di Asia Tenggara dan menempatkan timnya di sini bukan pertama kali ini saja, sebelumnya ada Mashable yang dikabarkan telah membentuk tim editorial dan bisnis di sini. Sebelumnya Business Insider juga sempat dikabarkan telah membangun bisnis di Indonesia, hanya saja sampai saat ini belum ada tim lokal yang mengerjakan secara intensif.

Pemilihan basis Indonesia dan target fantastis kalangan muda

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2015 jumlah penduduk usia muda di Indonesia mencapai 62,4 juta atau setara 25 persen dari total penduduk. Angka ini menjadi target fantastis untuk diupayakan oleh Vice, terlebih kaum millennials di Indonesia tergolong cukup konsumtif dan mengagumi konten-konten “muda”. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Direktur Pelaksana Vice Indonesia Mo Morris.

Dalam sambutannya Morris mengatakan:

“Indonesia merupakan lokasi yang tepat untuk kantor pertama Vice di Asia Tenggara. Indonesia merupakan negara yang menarik dengan kehidupannya yang dinamis. Negara ini memiliki kelas menengah yang tumbuh pesat dan populasi anak muda yang besar, kelompok yang sangat terkait dengan konten-konten kami.”

Vice Indonesia akan mengusung dua bahasa dalam konten-kontennya, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

“Vice akan menghadirkan pandangan segar yang mempertanyakan kearifan konvensional, sehingga sajian konten lokal akan lebih mendalam, menegaskan ciri dan gaya khas tulisan-tulisan Vice yang kerap hilang dari pusaran media yang hiruk-pikuk,” kata Morris.

Mendongkrak melalui komunitas dan konten populer

Melalui pemberitaannya, Vice sering kali menyajikan bahasan yang cukup tegang, tak sedikit pula yang mengundang kontroversial. Namun nyatanya konten seperti itu yang laris di media sosial, bahasan kritis yang membelah kelompok pro dan kontra. Dalam kedatangannya di Indonesia pun Vice mencoba menggunakan pendekatan yang matang untuk kalangan muda, termasuk dengan melibatkan selebriti ternama untuk membangun komunitas penikmat Vice Indonesia.

Vice akan segera menghadirkan basis bisnis di Indonesia
Vice akan segera menghadirkan basis bisnis di Indonesia

Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Medan akan menjadi sasaran utama di awal kehadirannya di Indonesia. VICE yang dikenal memiliki gaya jurnalisme yang mampu bercerita secara mendalam dan berani, mengawali bisnis di Montreal, Canada pada tahun 1994. Dengan pengalamannya berekspansi di lebih dari 25 negara, Vice kini telah membukukan pendanaan total senilai $770 juta.

Persaingan di ranah lokal merebut pangsa pasar kaum muda

Vice Indonesia akan dihadapkan langsung dengan puluhan situs populer yang biasa diakses kalangan muda di Indonesia. Selain memang situs spesifik ala MalesBanget, Hipwee atau KapanLagi, media berbentuk forum seperti Kaskus juga menjadi penantang yang siap berebut trafik kalangan muda pengakses internet. Kuncinya tentang bagaimana mereka menciptakan tren, dan tentu membangun kepercayaan, terlebih apa yang sering disampaikan berupa berita aktual.

Tantangannya bagaimana mereka mampu mengukur kepekatan unsur lokal pada setiap konten yang disajikan. Bagaimanapun karakteristik penikmat konten di Indonesia memiliki standar berbeda dengan negara-negara lain yang pernah menjadi basis Vice.