Microsoft Adopsi Kinect Untuk Dukung Cloud Computing

Kinect dahulu pernah menjadi periferal kendali paling inovatif buatan Microsoft. Diperkenalkan di era Xbox 360 ketika sistem kendali gesture sedang jadi tren di ranah gaming, aksesori ini memungkinkan kita mengendalikan serta berinteraksi dengan permainan tanpa menyentuh controller. Versi barunya juga sempat dibundel bersama Xbox One dan disiapkan agar kompatibel ke PC.

Namun mungkin karena tak berhasil menarik perhatian gamer dan developer buat memanfaatkan fitur utamanya, Microsoft memutuskan untuk menghentikan produksi Kinect pada bulan Oktober 2017. Kabar ini memang menyedihkan, tetapi tidak berarti hal tersebut menandai akhir dari perjalanan Kinect. Dalam presentasi Build kemarin, CEO Satya Nadella mengungkap rencana Microsoft mengadopsi Kinect buat menunjang platform cloud computing mereka, Microsoft Azure.

Nadella menjelaskan, saat diluncurkan di 2010, Kinect merupakan perangkat kendali pertama yang mendukung input berupa perintah suara, gerakan mata serta gerakan tubuh sekaligus. Awalnya ia dirancang untuk gaming, kemudian setelah dihadirkan ke PC, pemanfaatannya meluas ke bidang medis, industri, robotik dan edukasi. Terinspirasi oleh kreasi-kreasi unik para developer itu, Microsoft terdorong untuk mengangkat teknologi Kinect ke cloud computing, sembari menopangnya dengan teknologi HoloLens.

Dalam blog LinkedIn, Alex Kipman selaku technical fellow AI perception and mixed reality di Microsoft menyampaikan bahwa Project Kinect for Azure akan membuka peluang penerapan kecerdasan buatan di dunia nyata. Dukungan AI di layanan Azure yang dipadu bersama kemampuan pengenalan di Kinect merupakan kunci dari menciptakan terobosan baru dalam proses mengumpulkan dan menganalisis data. Proses ini dikenal dengan istilah intelligent edge.

Kombinasi keduanya memungkinkan sebuah sistem mengenal identitas individu berbeda, lokasi dan benda-benda di sekitarnya. Dan bukan itu saja, Project Kinect for Azure memungkinkan pembacaan data yang lebih presisi dengan konsumsi daya lebih hemat; lalu infrastruktur yang dibutuhkan juga lebih sedikit. Tentu saja hal tersebut jadi menghemat pengeluaran ongkos buat mengimplementasikan algoritma pintar.

HoloLens sendiri punya kaitan cukup erat dengan Kinect. Untuk menghadirkan ‘hologram’ di dunia nyata, perangkat mixed reality tersebut menggunakan teknologi pelacakan kedalaman (depth-sensing) kamera Kinect generasi ketiga. Project Kinect for Azure sendiri mengusung Kinect generasi keempat. Versi ini sudah terintegrasi bersama platform cloud serta intelligent edge Microsoft.

Meski kita mungkin tidak bisa lagi menyaksikan penggunaan Kinect sebagai aksesori penunjang gaming dalam waktu dekat, setidaknya teknologi ini telah menemukan rumah baru dan tidak jadi dipensiunkan.

Via The Verge.

Menekankan Pemanfaatan Cloud untuk Bisnis Online

Kemarin (7/12), Microsoft Indonesia dan Bhinneka menyelenggarakan talkshow bertajuk “Optimize and Accelerate Your Online Business With Microsoft Cloud Solution”. Juga, turut mengundang perwakilan dari DyCode, perusahaan pengembang perangkat lunak lokal. Bhinneka dan DyCode merupakan pengguna platform komputasi awan dari Microsoft, yakni Microsoft Azure.

Microsoft Azure adalah salah satu solusi cloud computing platform yang melayani kebutuhan Infrastructure as a Service (IaaS) maupun Platform as a Service (PaaS), khusus menangani lonjakan traffic tidak tidak terduga. Juga dapat diintegrasikan dengan aplikasi pendukung dari Microsoft lainnya.

Rudy Sumadi, Channel Sales SMB Microsoft Indonesia, menerangkan komputasi awan ke depannya akan menjadi hal yang lumrah bagi seluruh bisnis online. Pasalnya, kini teknologi tidak harus dibangun secara sendiri-sendiri karena sudah ada pihak yang menyediakan layanan tersebut.

Mereka hanya tinggal membayar dan memilih teknologi mana saja yang sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Untuk mendukung layanan komputasi awan ini, Microsoft sudah menaruh banyak kocek dalam hal pengadaan data center.

Terhitung, Microsoft memiliki lebih dari 100 data center yang tersebar di 38 lokasi di seluruh dunia, namun belum di Indonesia. Di kawasan Asia Pasifik, Microsoft menyediakan 11 jaringan data center. Yang terbaru, pada Mei 2016 Microsoft mengumumkan penambahan data center untuk Azure di Seoul, Korea Selatan.

“Berbisnis cloud itu artinya berbicara tentang trust, sama halnya dengan perbankan. Trust itu adalah DNA-nya Microsoft. Kami juga sangat serius mengenai keamanan data pengguna, yang bisa mengakses data hanyalah pemilik saja. Kami juga aktif bangun data center,” ucap Rudy.

Keseriusan Microsoft menggarap lahan bisnis ini juga terlihat dari berbagai jenis sertifikat yang sudah diperolah, mulai dari skala global, nasional, hingga kepemerintahan.

Microsoft Azure sebagai pendukung bisnis online

Mengenai kesan-kesannya sebagai pengguna Microsoft Azure, Lodewijk Christoffel Tanamal selaku CTO Bhinneka mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera melakukan migrasi penuh ke Azure pada tahun depan. Kurang lebih, Bhinneka menjadi pengguna Azure sejak November 2015.

Lodewijk menjelaskan sebelum beralih ke Azure, penyimpanan data di cloud masih menggunakan server on premise. Dulunya, saat antisipasi menjelang momen flash sale, Bhinneka masih menggunakan cara manual yakni membeli server atau menggunakan server yang secara otomatis akan meningkatkan daya tampungnya ketika traffic melebihi ambang batas untuk mencegah terjadinya error.

Kedua cara ini memang masih digunakan oleh pelaku bisnis online pada umumnya. Akan tetapi, cara tersebut memiliki banyak kelemahan. Pasalnya, membeli server dalam jumlah banyak, penggunaannya hanya saat tertentu saja. Sementara pada hari normal, server tersebut akan jadi idle.

Di sisi lain, menggunakan server yang otomatis meningkatkan kapasitas juga terbilang terlambat. Hal ini disebabkan untuk menambah kapasitas butuh waktu yang tidak sebentar.

Menurut dia, ketika traffic sedang tinggi, Microsoft Azure memungkinkan Bhinneka untuk memperbesar skalabilitasnya secara otomatis. Ketika traffic sedang normal, skalabilitas juga akan kembali ke normal. Kemampuan seperti ini sangat membantu Bhinneka dalam memaksimalkan kenyamanan pelanggan dalam bertransaksi.

“Kami membayar resource di Azure sesuai kebutuhan karena Bhinneka ini kan layanan e-commerce jadi nature traffic-nya beda. Yang terpenting bagi bisnis e-commerce itu adalah menjaga proses bisnis tetap berjalan, terutama saat pembayaran online yang harus terekam. Itu yang terpenting,” terang Lodewijk.

Andri Yadi, CEO DyCode, menambahkan selain menggunakan Microsoft Azure untuk penyimpanan data, pihaknya juga menggunakan layanan pendukung lainnya seperti Azure Website, Mobile, Logic App, Azure Blob Storage, Azure IoT Hub, Azure Bot Service, dan lainnya.

Biaya yang dikeluarkan oleh pihaknya untuk mendapatkan seluruh layanan dari Microsoft Azure diklaim tidak lebih dari $500 per bulannya.

Menurutnya, keberadaan Microsoft Azure sangat membantu bisnisnya semisal Jepret yang membutuhkan integrasi real time antara device pengguna, cloud server, dan printer Jepret Allegra. Cara kerja Jepret ialah pengguna memotret foto dari perangkat mobile mereka dan mengunggah ke sosial media dengan menggunakan hashtag tertentu yang sebelumnya sudah ditentukan.

Setelah diunggah, foto akan otomatis melakukan printing. Ketiga unsur utama dalam Jepret membutuhkan cloud server yang besar untuk menampung seluruh foto. Printer pun harus secara otomatis bisa membaca data di server untuk mencetak foto.

“Untuk memproses jutaan foto, perlu kemampuan dan storage yang sebenarnya tidak perlu harus capai-capai bangun sendiri. Sudah ada layanan dari perusahaan teknologi yang menyediakan hal itu semua, tinggal pilih sesuai kebutuhan bisnisnya,” pungkas Andri.


Disclosure: DailySocial adalah media partner talkshow “Optimize and Accelerate Your Online Business With Microsoft Cloud Solution”. Pertanyaan mengenai paket untuk bisnis bisa diajukan ke [email protected].

Mengapa Cloud Berperan Sentral dalam Ekspansi Bisnis Online?

Proses validasi pasar dan bisnis telah dilewati. Key Performance Indicator (KPI) yang telah ditentukan di tahap awal sudah berhasil dicapai, dan sekarang pengembangan bisnis mulai menggunakan KPI baru yang berbasis pada pertumbuhan konsumen, revenue, market traction, dan market share, bersamaan dengan pengembangan kualitas produk. Bila belakangan ini Anda tidak asing dengan kegiatan-kegiatan yang disebutkan tadi, itu menandakan bisnis Anda memasuki tahap scaling dan ekspansi.

Upaya-upaya dari kacamata bisnis ini jelas perlu dilakukan, dan sebaiknya langkah tersebut juga senada baiknya dengan penguatan dari sisi teknologi penyimpanan dan penyebaran data yang terintegrasi dan dapat diandalkan, seperti cloud computing. Mengapa?

Begini. Dari sisi Platform as a Service (PaaS), perlu disadari bahwa bisnis online Anda memerlukan cloud solution yang elastis bagi bisnis Anda yang dinamis itu, guna dapat merasakan fasilitas cloud sesuai dengan skala terkininya. Terlebih, poin ini menjadi penting bila Anda sekarang tengah menggeluti bidang e-commerce yang dikenal memiliki lonjakan dan anjlokan traffic yang sering menghampiri situs.

Belum lagi, proses scaling yang banyak bertumpu pada pengambilan keputusan yang cepat dan terukur, membuat Anda mungkin memerlukan cloud service dengan insight real-time dari setiap transaksi hingga proses bisnis secara umum.

Microsoft punya solusi terpadu agar proses scaling up bisnis online Anda dapat berjalan sesuai rencana, yakni melalui Microsoft Cloud Solution.

Microsoft Cloud Solution dengan cabang-cabang solusinya dapat membantu Anda menjawab tantangan-tantangan bisnis Anda di tengah usaha optimalisasi kualitas produk bisnis Anda, dalam proses scaling. Misal, Microsoft Azure, yakni solusi cloud computing platform buatan Microsoft yang dikenal dapat menangani lonjakan traffic yang tidak terduga serta integrasi dengan aplikasi yang dikembangkan. Begitu pula dengan Microsoft Power Business Intelligence, analytic tools garapan Microsoft yang membantu pengguna memadukan sistem yang dibangun dengan aplikasi analisis data, sehingga Anda dapat dengan mudah ‘menampung’ limpahan data tersebut dan mempresentasikannya di kemudian hari.

Lantas, bagaimana solusi cloud seperti itu dapat memaksimalkan serta mempercepat laju pertumbuhan bisnis online Anda secara konkret? Bagaimana implementasi yang tepat di sektor e-commerce (atau bahkan di sektor pengembangan Internet of Things)?

Semua pertanyaan tersebut akan dibahas tuntas bersama empat pelaku industri digital yang tentunya telah mengalami kisah sukses dari pengembangan bisnis online dengan cloud computing, antara lain ialah Lodewijk Christoffel Tanamal (Chief Technology Officer Bhinneka.com), Rudy Sumadi (SMB Director Microsoft Indonesia), Andri Yadi (CEO DyCode), dan Wiku Baskoro (Chief Innovation Officer DailySocial), di sebuah talkshow bertajuk “Optimize/Accelerate Your Online Business With Microsoft Cloud Solution”.

Bersama Lodewijk (baca: Ludwig), Anda akan mendengarkan bagaimana cloud computing menjadi salah satu urat nadi dari bisnis e-commerce. Kemudian, Rudy akan membeberkan alasan mengapa Anda perlu mengadopsi sistem cloud dari Microsoft. Lalu Andri akan bercerita panjang lebar mengenai Microsoft Azure yang sukses membantu bisnis Internet of Things-nya bersama DyCode. Ketiganya akan berbincang bersama di satu panggung, dimoderatori oleh Wiku.

Bertempat di Lot 8 Resto & Bar, SCBD, Jakarta Selatan, talkshow hasil kerja sama Bhinneka.com, DailySocial.id, dan Microsoft ini akan digelar pada hari Rabu, 7 Desember 2016, pukul 18.00 sampai dengan selesai.

Selain pembahasan dan insight yang seru dari para pakar, para peserta juga akan mendapatkan paket goodie bag keren dari penyelenggaraan acara. Dengan pendaftaran acara yang dibuka gratis, rasanya sayang bila Anda melewatkan talkshow untuk para online business owner dan tech enthusiast ini.

Jadi, Anda siap untuk melebarkan sayap bisnis online Anda dengan cloud computing?

Disclosure: DailySocial adalah organizer dari talkshow Microsoft Cloud Solution yang didukung oleh Bhinneka.com dan Microsoft.

BMW Connected Hadirkan Integrasi Smartphone dan Mobil yang Lebih Mendalam dari Apple CarPlay atau Android Auto

Setelah mencoba memproyeksikan masa depan dunia otomotif lewat mobil konsep Vision Next 100, BMW kembali berfokus pada kemajuan teknologi digital yang bisa konsumen nikmati dalam waktu dekat. Di ajang Microsoft Build, pabrikan asal Jerman tersebut memperkenalkan debutnya dalam ranah asisten virtual smartphone: BMW Connected.

Oke, bukan sepenuhnya asisten virtual macam Siri atau Cortana, akan tetapi paling tidak BMW Connected mempunyai fungsionalitas yang serupa. Aplikasi iPhone ini akan mencoba mengamati agenda harian Anda, kemudian memberikan notifikasi saat sudah waktunya untuk berangkat. Lebih lanjut, ia juga akan menampilkan informasi lalu lintas secara real-time sekaligus menyimpan data lokasi-lokasi yang sering Anda kunjungi.

Bukannya trio asisten virtual yang kita kenal (Siri, Cortana dan Google Now) sudah bisa melakukan semua itu? Betul, akan tetapi kelebihan BMW Connected terletak pada integrasinya yang mendalam dengan sistem infotainment ConnectedDrive milik mayoritas mobil BMW.

Siri dan Google Now kan sudah ada di Apple CarPlay dan Android Auto, yang tidak lain merupakan wujud integrasi smartphone dengan dashboard mobil? Benar, akan tetapi integrasi tersebut hanyalah sebatas fungsi infotainment saja. BMW Connected sedikit lebih canggih dengan menawarkan fungsi-fungsi seperti membuka dan mengunci pintu mobil, menyala-matikan AC dan lain sebagainya, yang sampai detik ini masih belum bisa diberikan Apple CarPlay maupun Android Auto.

BMW Connected dirancang menggunakan platform Azure besutan Microsoft, memastikan update fitur-fitur baru bisa dikirim secara reguler sekaligus sinkronisasi yang bisa diandalkan setiap saat. Sejauh ini BMW Connected baru tersedia untuk pasar Amerika Serikat saja, namun berkat fleksibilitas yang ditawarkan Azure, BMW bisa lebih mudah melakukan ekspansi layanan ini ke kawasan lain dalam beberapa waktu ke depan.

Sumber: Engadget dan BMW.

Luncurkan Layanan Premium, Aplikasi Medis Virtual “Doctor Gratis Plus” Gandeng Microsoft

Doctor Gratis Plus Launch_004

Doctor Gratis Plus ialah aplikasi mobile yang dirancang agar para pengguna aplikasi tersebut melakukan konsultasi medis virtual secara real-time dengan dokter dan spesialis bersertifikat melalui teleconference di jalur yang aman. Layanan ini merupakan layanan berbayar hasil pengembangan bisnis Health2i di Indonesia. Sebelumnya juga tersedia Doctor Gratis yang benar-benar tanpa biaya. Pihaknya menggandeng Microsoft untuk menyajikan solusi komputasi awan.

Continue reading Luncurkan Layanan Premium, Aplikasi Medis Virtual “Doctor Gratis Plus” Gandeng Microsoft

BUILD 2015 Hadirkan Visi Besar Microsoft Untuk Konsumen

Dalam penyelenggaraan hari pertama Build – Konferensi tahunan untuk para pengembang aplikasi di ekosistem Microsoft – Satya Nadella dan tim menyampaikan visi besar Microsoft: memungkinkan orang dan organisasi untuk berbuat lebih banyak dan mendapatkan lebih banyak.

Meskipun konferensi ini fokus terhadap teknologi terbaru Microsoft yang dapat dimanfaatkan oleh pengembang aplikasi, sangat menarik untuk melihat implikasinya kepada masyarakat luas, konsumen teknologi yang akan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Melanjutkan salah satu misi untuk menjadi perusahaan yang menghadirkan platform, Microsoft menghadirkan teknologi untuk membangun aplikasi pintar yang berjalan di cloud, teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan proses bisnis serta meningkatkan pengalaman penggunaan media komputer dan perangkat menjadi lebih personal.

Pada akhirnya, kehadiran teknologi tersebut akan membawa berbagai hal baru bagi konsumen untuk kebutuhan pribadi maupun pekerjaan.

Aplikasi Pintar Yang Berjalan di Cloud

Microsoft saat ini menginvestasikan triliunan rupiah untuk membangun ‘rumah’ bagi pengembang aplikasi untuk menjalankan website, mesin pintar serta aplikasi di cloud, yang disebut Microsoft Azure. Microsoft Azure dapat dimanfaatkan oleh pengembang untuk membangun berbagi aplikasi pintar yang berjalan di cloud dan dapat mudah diakses oleh konsumen.

Dengan kehadiran lebih di 19 area, jauh lebih besar dari kehadiran Google dan Amazon, Microsoft Azure menyediakan lebih dari 500 layanan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembang menghadirkan solusi aplikasi, baik untuk personal ataupun perusahaan.

Microsoft Azure mudah digunakan oleh pengembang aplikasi pemula hingga perusahaan yang membutuhkan infrastruktur menjalankan aplikasi yang berdampak luas dalam operasional bisnis.

Info menarik: Microsoft Gandeng Unity Demi Amankan Masa Depan HoloLens

Dengan Microsoft Azure, lebih banyak aplikasi web dan mobile dapat dihadirkan dengan cepat dan dinikmati oleh pengguna tanpa mengalami isu ‘lemot’ yang berarti. Aplikasi seperti AirBnb dan Uber yang membutuhkan infrastruktur yang mahal kini dapat dikembangkan oleh pengembang aplikasi dengan investasi minimal namun menghasilkan layanan yang cepat dan reliable.

Tidak hanya aplikasi konsumer, perusahaan seperti 3M, menggunakan Microsoft Azure untuk membangun aplikasi yang mempersenjatai tenaga penjual untuk dapat menunjang proses pemasaran dan pemesanan langsung melalui aplikasi mobile yang terhubung ke internet.

image

Dengan fitur yang memudahkan pengembang seperti auto-scale dan konektivitas ke berbagai aplikasi enterprise yang sudah biasa digunakan seperti SAP, Dynamics, dan Oracle, memungkinkan para pengembang menghadirkan aplikasi tadi lebih cepat dinikmati oleh para pengguna.

Dan tidak hanya pengembang yang menggunakan sistem operasi Windows, tetapi juga pengembang yang biasa menggunakan Linux dan Mac, karena Microsoft menghadirkan alat untuk mengembangkan aplikasi yang berjalan di tiga OS tersebut, yang disebut Visual Studio Code.

Melalui fitur baru seperti pengolahan Big Data dan Machine Learning, Microsoft Azure dapat digunakan pengembang aplikasi untuk menghadirkan layanan yang lebih canggih dan personal. Aplikasi yang dibangun memanfaatkan teknologi tersebut, dapat memproses data dalam jumlah yang besar dan menghasilkan kesimpulan yang sesuai dan mendekati keinginan pengguna.

Bayangkan aplikasi e-commerce yang mengerti dan memahami barang yang ingin Anda beli di masa mendatang, atau aplikasi yang dapat mengetahui kapan Anda biasanya sibuk sehingga dapat mengatur jadwal meeting dengan memikirkan waktu senggang yang Anda miliki. Microsoft Azure bahkan memungkinkan aplikasi ditempatkan pada area terdekat dengan pengguna, sehingga akses aplikasi menjadi lebih baik dan reliable.

Microsoft Azure memungkinkan kehadiran aplikasi, baik web ataupun mobile menjadi lebih cepat, lebih reliable dan lebih canggih.

Meningkatkan Produktivitas Menggunakan Aplikasi Office & Aplikasi Bisnis Lainnya

Saat ini ada lebih dari 1 miliar pengguna Microsoft Office, jumlah yang sangat besar ini sangat menarik bagi pengembang aplikasi lainnya untuk menghadirkan solusi yang mereka miliki sehingga terintegrasi ke dalam aplikasi Office.

Info menarik: Evernote Hadirkan Paket Berbayar Baru dan Perbarui Fitur Premium

Melalui teknologi add-in dan open API, pengembang aplikasi dapat menghadirkan solusi  milik mereka langsung ke dalam konteks aplikasi Office, sehingga pengguna tidak perlu bertukar-tukar aplikasi untuk menyelesaikan tugas mereka.

Bayangkan aplikasi Word yang diintegrasikan dengan aplikasi DocuSign, Anda dapat melakukan tanda tangan digital langsung di dalamnya tanpa harus berpindah aplikasi. Aplikasi Outlook yang digunakan untuk keperluan email dan kalender dapat diintegrasikan dengan aplikasi populer seperti Uber dan Linkedin.

Ingin melihat detail profil dari kontak yang Anda miliki di email, Linkedin di dalam Outlook dapat menarik data dari aplikasi jejaring untuk profesional tersebut sehingga Anda lebih memahami dengan siapa Anda melakukan kegiatan bisnis.

Memiliki janji bertemu disuatu tempat di kalender Outlook, Uber akan menyimpan informasi tersebut sehingga pada saat akan pergi untuk pertemuan, Anda mendapatkan reminder dari Uber, berikut informasi perkiraan biaya dan lama perjalanan, langsung di dalam aplikasi Outlook. Dan integrasi tersebut dapat berjalan multiplatform, hingga di perangkat iPad yang Anda miliki.

Ambil contoh aplikasi Powerpoint. Anda sedang mengerjakan presentasi dan membutuhkan gambar yang menarik. Langsung dari Powerpoint, saya membayangkan ketersediaan plugin Instagram atau layanan foto lainnya, sehingga Anda dapat mencari gambar yang sesuai dengan slide yang sedang dikerjakan. Semuanya dilakukan tanpa perlu mencari dan membuka browser secara terpisah.

image

Tidak hanya aplikasi untuk konsumer, Office dapat terhubung dengan aplikasi bisnis lainnya seperti Salesforce dan SAP. Anda dapat menganalisa daftar produk yang dimiliki di Salesforce dan mendapatkan kesimpulan serta prediksi melalui perhitungan yang dilakukan langsung di Excel namun menggunakan sumber data dari aplikasi lain.

Pengalaman Menggunakan Media dan Komputer Yang Lebih Personal dengan Windows 10

Microsoft sudah menjanjikan Windows 10 akan diberikan secara gratis pada tahun pertama setelah rilis. Tidak hanya itu, dalam BUILD kemarin Microsoft mengumumkan akan menghadirkan kemudahan pembayaran melalui potong pulsa untuk membeli aplikasi di Windows Store.

Dan untuk menghadirkan aplikasi lebih banyak lagi di sistem operasi tersebut, Microsoft mengumumkan dukungan berbagai teknologi yang dapat digunakan untuk menghasilkan aplikasi di Windows 10.

Info menarik: Sisipkan Fungsi Wireless ke Earphone Apapun dengan Noble BTS

Hal yang mengejutkan adalah dukungan aplikasi Android dan kemudahan menggunakan kembali kode yang dipakai untuk membuat aplikasi iOS agar dapat berjalan dan dijual juga di Windows 10.

Dengan menyediakan ektensi dan alat pengembangan aplikasi yang canggih, pengembang aplikasi Android dan iOS dimudahkan untuk menghadirkan aplikasi yang pernah mereka kembangkan, menggunakan bahasa pemrograman yang biasa digunakan agar aplikasi tersebut dapat berjalan di sistem operasi Windows 10.

Dengan usaha yang minimal, aplikasi dan kode-kode tersebut dapat digunakan kembali bahkan bisa ditambahkan dengan berbagai kapabilitas unik yang hanya ada di Windows 10 seperti integrasi Cortana, layanan Microsoft dan live tile.

Aplikasi Candy Crush Saga adalah aplikasi Windows Phone yang diubah dari kode yang sama yang digunakan pada perangkat iOS. Dengan demikian, pengguna Windows tidak perlu khawatir kekurangan aplikasi lagi, karena aplikasi yang saat ini hanya tersedia untuk iOS dan Android, seperti Tinder, Snapchat, atau Meerkat dapat hadir juga ke Windows 10.

Windows 10 juga semakin dipercantik dengan penambahan berbagai fitur yang memudahkan pengguna. Project Spartan, browser baru di Windows 10 kini sudah memiliki nama resmi, yaitu Microsoft Edge, siap menghadirkan pengalaman baru berselencar di Internet, yang memungkinkan tidak hanya kegiatan konsumsi tapi juga produktif menggunakan fitur note-taking dan membaca tanpa distraksi.

Windows 10 juga menghadirkan Spotlight, yaitu tampilan Lock Screen yang dapat memberikan secara ringkas informasi yang perlu Anda ketahui tanpa harus selalu membuka aplikasi. Dan dengan fitur Continuum untuk Ponsel, Anda dapat mengubah tampilan Phone menjadi seperti PC jika Anda menghubungkan Ponsel ke TV atau layar yang lebih besar. Dengan demikian, Anda dapat lebih produktif, misalnya jika sedang menginap di hotel dan hanya membawa perangkat pintar yang Anda miliki.

image

Presentasi BUILD diakhiri dengan mendemokan Microsoft Hololens, gadget yang dapat digunakan pengguna untuk menyatukan dunia nyata dengan dunia digital, dan melakukan berbagai aktivitas di dunia gabungan tersebut.

Perangkat seperti kacamata ini akan menghadirkan Windows 10 dengan rasa yang berbeda, yang disebut Hologram experience. Aplikasi di Windows 10 jika digunakan dengan HoloLens dapat diatur dalam ruang 3 dimensi sesuai dengan kebiasaan digunakan di dunia nyata.

Misalnya aplikasi Video, dapat ditempatkan di dinding seperti kebiasaan kita mengunakan TV. Dengan kecanggihan ini, Aplikasi-aplikasi di Windows 10 dapat mengikuti penggunanya meskipun kita bergerak ke ruangan lain di dalam rumah.

image

Microsoft HoloLens memungkinkan pengembang aplikasi dari dunia medik dan arsitek untuk menghadirkan pengalaman baru menyelesaikan tugas dan menjadi lebih produktif.

Aplikasi Trible contohnya, dapat digunakan oleh arsitek untuk berkolaborasi, mendesain gedung secara interaktif meskipun tidak berada dalam satu lokasi yang sama. Aplikasi dari Case Western Clinic, memungkinkan mahasiswa mempelajari organ dalam manusia dengan visualisasi anatomi yang lebih nyata dan mudah dipisah-sambungkan, hal yang tidak mungkin dilakukan dengan model atau tubuh manusia asli.

image

Microsoft juga mengumumkan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan NASA dan Disney untuk melihat kemungkinan HoloLens untuk navigasi luar angkasa dan entertainment, serta Unity untuk menghadirkan kemudahan bagi pengembang game membuat pengalaman tiga dimensi menggunakan game yang sudah pernah dikembangkan agar dapat digunakan langsung di Microsoft HoloLens.

Meskipun BUILD ditujukan khusus untuk pengembang aplikasi, berbagai teknologi yang dikembangkan Microsoft dapat memberikan dampak berarti bagi konsumen, karena pada akhirnya aplikasi yang dikembangkan akan digunakan oleh pengguna, baik itu personal maupun bisnis.

Bagi Anda pengembang aplikasi, bersiaplah menantang kreativitas Anda mengenai apa yang mungkin dikembangkan menggunakan berbagai teknologi Microsoft yang sudah tersedia.

Koreksi: Mohon maaf, ada kesalahan penamaan, Windows Azure telah berubah nama menjadi Microsoft Azure. Koreksi telah dilakukan. Informasi perubahan ini bisa dilihat di tautan ini. Terima kasih Penting? atas koreksi pada kolom komentar. 

Gambar header: Microsoft.

Zane Adam: Cloud Membantu Startup Membangun Bisnis Mereka

Zane Adam menjadi keynote speaker keempat yang dihadirkan dalam SparxUp 2012. Senior Director Microsoft untuk Cloud and Platform Strategy ini menghadirkan tema “Cloud OS and The Modern Datacenter”. Continue reading Zane Adam: Cloud Membantu Startup Membangun Bisnis Mereka