Resmi, Inilah Headset Windows Mixed Reality dari Samsung

Sempat beredar bocoran gambarnya belum lama ini, headset Windows Mixed Reality dari Samsung akhirnya diresmikan. Dijuluki Samsung HMD Odyssey, ia diklaim sebagai headset Windows Mixed Reality yang paling immersive.

Klaim tersebut didasari oleh display superior yang diusung Odyssey. Samsung membekalinya dengan sepasang layar AMOLED, masing-masing berukuran 3,5 inci dan beresolusi 1440 x 1600 pixel, dengan dukungan refresh rate 60 atau 90 Hz. Tidak hanya itu, display ini juga mampu menyuguhkan field of view seluas 110 derajat.

Seperti halnya headset Windows Mixed Reality lain, Odyssey turut menawarkan tracking luar-dalam berkat sensor 6DoF (six degrees of freedom) yang terintegrasi di dalam perangkat. Ini berarti pengguna bisa langsung menggunakannya bersama sepasang motion controller-nya tanpa perlu menambahkan sensor eksternal.

Samsung HMD Odyssey

Yang sedikit berbeda, selain display AMOLED itu tadi, adalah dimensinya yang terbilang cukup bongsor. Bobotnya jauh melebihi rival-rivalnya di angka 645 gram. Kendati demikian, Samsung percaya Odyssey bisa terasa sangat nyaman di kepala, plus ia dilengkapi sebuah kenop kecil untuk menyesuaikan posisi display-nya.

Melengkapi semua itu adalah headphone besutan AKG yang menawarkan distribusi audio 360 derajat, yang berarti suara akan terasa terdengar dari segala arah. Samsung tidak lupa membekali Odyssey dengan mikrofon supaya pengguna bisa langsung berinteraksi dengan asisten virtual Cortana.

Samsung berencana memasarkan Odyssey seharga $499. Banderolnya jauh di atas headset Windows Mixed Reality pesaing, tapi perlu diingat, ini sudah mencakup headphone AKG dan sepasang motion controller, plus display AMOLED yang superior. Pre-order sudah dimulai, tapi baru untuk pasar Amerika Serikat saja.

Sumber: Samsung.

Samsung Dirumorkan Sedang Menyiapkan Headset Windows Mixed Reality

Samsung Gear VR merupakan salah satu headset virtual reality terpopuler di pasaran. Namun headset mixed reality yang belakangan muncul dinilai berpotensi mengusik pasar VR. Apakah Samsung bakal diam saja? Tentu tidak.

Belum lama ini, beredar bocoran gambar headset Windows Mixed Reality dengan logo Samsung di belakangnya. Akun Twitter @h0x0d mengunggah empat gambar yang menunjukkan penampakan headset tersebut dari berbagai perspektif, termasuk salah satunya yang ditemani oleh sepasang motion controller besutan Microsoft.

Samsung Windows Mixed Reality Headset

Meski sama sekali tidak ada rincian spesifikasi yang disertakan, besar kemungkinan spesifikasi yang diusung identik dengan milik Acer, HP, Asus, Dell dan Lenovo. Dari gambarnya sepertinya headset besutan Samsung ini turut dilengkapi engsel pada bagian goggle-nya sehingga pengguna dapat melihat sekitarnya tanpa perlu melepas headset ketika diperlukan.

Samsung Windows Mixed Reality Headset

Satu elemen unik dari headset Windows Mixed Reality milik Samsung ini adalah kehadiran sepasang headphone dengan logo AKG di atasnya. AKG, seperti yang kita tahu, adalah anak perusahaan dari Harman, dan Harman sendiri sudah diakuisisi oleh Samsung.

Samsung Windows Mixed Reality Headset

Sayang informasinya baru sebatas itu untuk sekarang. Belum ada sama sekali yang menyinggung jadwal rilis maupun harganya, atau apakah perangkat ini benar-benar ada atau tidak. Namun kalau melihat rekam jejak @h0x0d selama ini dalam membocorkan produk untuk platform Microsoft, tampaknya kita tinggal menunggu waktu sebelum Samsung memperkenalkannya secara resmi.

Sumber: Neowin.

Ford Gunakan HoloLens untuk Mempercepat Proses Desain Mobilnya

Meski teknologinya belum benar-benar matang, mixed reality headset macam Microsoft HoloLens menyimpan banyak potensi, terutama di tangan para kreator. Hal ini telah dibuktikan oleh Ford, yang ternyata sudah memanfaatkan HoloLens selama setahun terakhir dalam upaya mempercepat proses desain mobil-mobilnya.

Merancang mobil pastinya membutuhkan banyak tahap. Umumnya berawal dari sketsa 2D, kemudian dikembangkan menjadi model 3D, dan pada akhirnya dibuatlah mockup fisik dari tanah liat dengan skala sebenarnya. Selain membutuhkan biaya cukup besar, metode tradisional seperti ini sangatlah memakan waktu.

Efisiensi waktu sangatlah penting, apalagi kalau tim desainer hanya ditugaskan untuk merancang iterasi baru yang misalnya, memiliki bentuk grille yang berbeda. Ketimbang harus membuat mockup fisik berkali-kali untuk setiap iterasi, mereka dapat membuat satu mockup fisik lalu mengerjakan iterasinya secara digital dengan bantuan HoloLens.

Tim desainer Ford dan HoloLens

Dengan HoloLens, tim desainer dapat memproyeksikan berbagai macam iterasi desainnya langsung di atas mockup fisik yang dibuat. Berbagai macam eksperimen dapat dilakukan secara lebih leluasa, dan ini hanya memakan waktu dalam hitungan jam ketimbang hari seperti ketika masih mengandalkan mockup fisik saja.

Di samping itu, HoloLens juga memungkinkan kolaborasi antara tim desainer dan engineering secara lebih efektif dan tanpa risiko kebocoran informasi. Evaluasi berbagai elemen desain dan dampaknya terhadap fungsionalitas dapat langsung dilakukan secara real-time antara kedua tim tanpa harus memakan waktu berhari-hari.

Kesuksesan HoloLens dan tim desainer Ford ini menginspirasi sang pabrikan mobil asal AS untuk memperluas penggunaan mixed reality headset itu di lebih banyak divisinya. Ke depannya, generasi baru HoloLens yang dibekali integrasi kecerdasan buatan pasti akan semakin memaksimalkan potensinya di bidang profesional.

Sumber: Microsoft.

Game Halo Berikutnya Digarap Untuk Windows Mixed Reality

Kepopularitasan seri Halo mendorong Microsoft untuk meneruskan kisahnya melewati trilogi orisinal yang dikerjakan oleh Bungie, serta mengekspansi franchise ini ke medium hiburan selain video game: buku novel, komik, film hingga mainan. Dan mungkin Anda sudah tahu, asisten digital pribadi Cortana juga diadopsi dari salah satu karakter terkenal di permainan tersebut.

Dirilis di tahun 2015, Halo 5: Guardians adalah game Halo terakhir yang fokus pada perjalanan Master Chief. Halo Wars 2 sendiri merupakan spin-off, menyajikan gameplay real-time strategy dan dilepas awal tahun ini. Microsoft memang belum mengungkap kabar apapun soal Halo 6, tapi ada kemungkinan permainan shooter yang dibintangi Master Chief selanjutnya akan hadir di Windows Mixed Reality, bukan console Xbox One.

Windows Mixed Reality

Bersamaan dengan pengumuman Microsoft terkait platform mixed reality di IFA 2017, mereka mengabarkan kolaborasinya bersama para partner untuk menghadirkan ‘pengalaman immersive‘ di Windows Store, dan salah satu mitra penting Microsoft adalah 343 Industries. Mereka ialah tim developer yang Microsoft Studios beri tanggung jawab menangani seri Halo setelah Bungie memisahkan diri dan jadi perusahaan independen.

Pertanyaan terbesarnya sekarang adalah, apakah tim Windows Mixed Reality dan 343 Industries akan menggarap penerus dari Halo 5, atau hanya sekedar menciptakan spin-off atau mem-port perrmainan yang sudah ada ke mixed reality? Buat sekarang Microsoft belum menjabarkan detailnya, mereka hanya bilang, “Akan sangat menyenangkan dapat bekerja sama dengan 343 Industries.”

Halo 5 Guardians 1

Microsoft juga menyingkap daftar 68 franchise game dan penyedia konten hiburan yang terpilih sebagai partner ‘gelombang pertama’. Beberapa nama cukup yang familier di antaranya ada Heroes of the Seven Seas, Hulu, Sony Pictures serta Obduction. Dan berita paling menggembirakan ialah, konten-konten di Steam nantinya akan kompatibel dengan headset-headset Windows Mixed Reality.

Halo Mixed Reality

Gambaran bagaimana konten hiburan disajikan di platform mixed reality Microsoft ditunjukkan dalam satu trailer baru. Silakan simak di bawah.

Mixed reality adalah masa depan, dan kami ingin mengajak semua orang berangkat ke sana,” kata technical fellow Microsoft Alex Kipman di blog Windows. “Untuk konsumen, kami menciptakan headset terbaik dan paling terjangkau demi menghidangkan pengalaman-pengalaman immersive favorit. Buat developer, kami pastikan proses pembuatannya tetap mudah, baik jika Anda ingin menggarap konten VR, AR ataupun hologram.”

Microsoft berjanji untuk mengungkap detail mengenai game Halo dan permainan-permainan MR lain dalam waktu dekat.

Microsoft Umumkan Harga Motion Controller Windows Mixed Reality

Sistem kendali andal dan intuitif ialah hal selanjutnya yang jadi perhatian setelah perangkat immersive reality tersedia. Oculus, HTC hingga Samsung masing-masih telah meramu controller untuk HMD VR mereka, dan Microsoft juga diketahui sedang menggodok unit kendali platform Mixed Reality mereka demi mendukung headset-headset yang sudah ada.

Menyusul pengenalannya di bulan Mei kemarin, controller tersebut dipamerkan untuk pertama kalinya di IFA Berlin 2017, diiringi pengumuman harganya. Kabar gembira buat kita semua adalah, Microsoft berupaya agar produk ini dapat dijangkau baik oleh pemilik versi developer headset MR Acer hingga pengguna Microsoft HoloLens, serta dijanjikan kompatibel ke seluruh tipe HMD.

Bundel headset dan motion controller akan dijajakan di harga mulai dari US$ 400, dan kompatibel dengan semua varian PC yang dibanderol mulai dari US$ 500. Microsoft menjelaskan bahwa ini merupakan wujud dari komitmen mereka dalam memastikan kemudahan akses mixed reality bagi semua orang.

Windows Mixed Reality

Wujud dari controller mixed reality Microsoft hampir menyerupai Oculus Touch, apalagi dengan bagian sensor membulatnya. Di area jempol, Anda bisa menemukan touchpad bulat, thumbstick, tombol menu, tombol buat ‘menggenggam’ objek virtual, serta ada satu tombol trigger untuk memilih. Menurut Microsoft, keunggulan motion controller dibanding sistem gesture biasa terletak pada tingkat akurasinya.

Motion controller Windows Mixed Reality mempunyai kemampuan melacak gerakan di area penglihatan Anda dengan memanfaatkan rangkaian sensor build-in. Device tidak memerlukan kamera eksternal. Selanjutnya, proses setup headset dan controller juga sederhana. Perangkat ini ditenagai oleh empat buah baterai AA, tersambung ke PC melalui Bluetooth 4.0. Microsoft tentu saja tak lupa menyiapkan panduan pemasangannya di situs mereka.

Beralih ke hardware pendukung MR, Microsoft membagi perangkat jadi dua kategori, yaitu ‘Windows Mixed Reality PC’ dan ‘Windows Mixed Reality Ultra PC’. Kelompok pertama adalah laptop dan desktop yang ditenagai kartu grafis integrated. Saat HMD MR disambungkan ke sana, konten akan tersuguh di 60 frame rate per detik. Kategori kedua adalah PC bersenjata GPU discrete, sanggup menghidangkan 90 frame per detik.

Kedua konfigurasi tersebut mampu menunjang konten mixed reality berupa video maupun game; memberikan kita kesempatan untuk mengunjungi negara lain, menyelami laut, memberantas zombie, hingga menjelajahi luar angkasa secara virtual.

Controller Windows Mixed Reality akan tersedia di ‘musim liburan’ 2017 untuk headset MR HP, Lenovo, Dell, dan Acer.

Sumber: Microsoft.

Headset Mixed Reality Acer Mulai Dijual ke Developer

Sempat dinamai Windows Holographic di momen pengenalannya, Windows Mixed Reality adalah upaya Microsoft membangun platform immersive reality untuk membantu bidang desain, pengembangan teknologi, hingga akademi. Perbedaan MR dan augmented reality terletak pada integrasi elemen-elemen di dunia nyata dengan objek-objek di alam virtual.

Setelah Microsoft meramu headset mixed reality pertama yang mereka namai HoloLens, raksasa teknologi asal Redmond itu mulai mempersilakan produsen hardware lain menggarap device serupa. Di bulan Mei kemarin, Anda mungkin sudah mendengar kabar soal pengembangan HMD mixed reality oleh Acer serta HP. Progresnya terlihat berjalan cukup cepat karena kita tak perlu menunggu terlalu lama untuk bisa menjajalnya.

Acer Windows Mixed Reality Headset Developer Edition 1

Di awal bulan Agustus ini, Acer mulai memasarkan versi awal dari perangkat Windows Mixed Reality Headset. Kabar paling menggembirakan dari headset Acer itu adalah faktor aksesibilitasnya. Ketika HoloLens Development Edition dibanderol di harga US$ 3.000, Acer Windows Mixed Reality Headset Developer Edition dijajakan sepuluh kali lebih murah.

Acer Windows Mixed Reality Headset Developer Edition 3

Sesuai namanya, headset ini merupakan versi pengembangan, disiapkan untuk mempercepat pematangan ekosistem konten Windows Mixed Reality. Microsoft dan para partnernya mengingatkan bahwa desain, spesifikasi, serta fitur pada model development kemungkinan akan berbeda dari versi retail-nya; lalu unit yang sudah Anda beli tidak dapat di-refund.

Acer Windows Mixed Reality Headset Developer Edition 2

Headset mixed reality Acer ini mempunyai desain hampir serupa punya HP. Device terpasang di kepala via headband adjustable. Setelah pas, Anda hanya tinggal menarik bagian visor ke bawah. Metode penggunaan ini jauh lebih simpel dibanding HMD VR seperti Vive dan Rift. Anda disuguhkan dua display LCD 2,89-inci beresolusi 1440×1440 dengan field of view horisontal 95 derajat dan refresh rate 90Hz.

Selain itu, head-mounted display juga sudah dibekali modul audio dan dapat disambung ke mic lewat jack 3,5-milimeter. Agar bisa beroperasi, ia memerlukan sambungan fisik ke PC via kabel HDMI 2.0 (display) dan USB 3.0 (data) sepanjang 4-meter.

Tentu saja, Anda juga harus memastikan PC Anda siap mendukung Acer Windows Mixed Reality Headset Developer Edition. Berikut adalah daftar yang harus dipenuhi:

  • Sistem operasi Windows 10 Creators Update (Developer Mode diaktifkan)
    Prosesor Intel Desktop i7 (6-core lebih) atau AMD Ryzen 7 1700 (8-Core, 16-thread)
  • Kartu grafis NVIDIA GTX 980/1060 atau AMD Radeon RX 480 (8GB) atau GPU DX12 yang lebih bertenaga
  • Driver grafis Windows Display Driver Model (WDDM) 2.2
  • RAM 16GB atau lebih
  • Ruang penyimpanan 10GB atau lebih
  • Konektivitas HDMI 1.4 atau DisplayPort 1.2 untuk 60Hz, HDMI 2.0 atau Display Port 1.2 untuk 90Hz, satu port USB 3.0 type-A yang mampu memasok 900mA, Bluetooth 4.0 buat menyambungkan aksesori

Acer Windows Mixed Reality Headset Developer Edition dapat Anda beli di Microsoft Store seharga US$ 300.

Microsoft HoloLens 2 Bakal Dibekali Prosesor Khusus untuk Artificial Intelligence

Sampai detik ini, HoloLens memang belum merambah konsumen secara umum, namun Microsoft rupanya sudah menyiapkan ide-ide jitu untuk menyempurnakan headset mixed reality tersebut lewat versi keduanya nanti. Microsoft baru-baru ini buka omongan mengenai pembaruan yang bakal diusung HoloLens 2, salah satunya adalah artificial intelligence (AI) terintegrasi.

Integrasi ini dimungkinkan berkat kehadiran AI coprocessor yang bakal mendampingi prosesor utama HoloLens. Tugasnya adalah menganalisa data secara lokal, tanpa perlu melibatkan komunikasi dengan jaringan cloud seperti yang ada pada versi pertama HoloLens sekarang.

Lalu apa manfaat yang bisa dirasakan konsumen dari integrasi AI ini? Yang paling utama adalah kinerja perangkat yang lebih cepat, sebab semua data akan diolah langsung di perangkat. Manfaat lain adalah peningkatan mobilitas karena perangkat jadi tidak harus online terus-menerus, plus privasi pengguna yang lebih terjaga sebab tidak ada data yang meninggalkan perangkat.

Untuk bisa mewujudkannya, Microsoft sendiri yang akan merancang AI coprocessor ini. Mereka rela menginvestasikan dana dan waktunya karena mereka percaya bahwa ini merupakan cara terbaik untuk memaksimalkan potensi augmented reality dan mixed reality.

Tentu saja integrasi AI baru satu dari sederet pembaruan yang sudah disiapkan untuk HoloLens 2. Hal lain yang perlu dibenahi pastinya melibatkan display, dimana untuk sekarang banyak pihak yang menganggap ini sebagai kelemahan utama HoloLens, sebab sudut pandang konten yang ditampilkan tergolong sempit.

Sumber: TechCrunch dan Microsoft.

Startup Ini Kembangkan VR Headset dengan Resolusi Display Setara Mata Manusia

Selain transisi dari wired ke wireless, apalagi yang bisa dibenahi dari teknologi virtual reality yang ada sekarang? Menurut sebuah startup asal Finlandia bernama Varjo, jawabannya adalah kualitas display. Tanpa terekspos ke publik, mereka diam-diam tengah mengerjakan sebuah VR headset yang diklaim menawarkan resolusi setara mata manusia.

Headset itu belum memiliki nama, dan sejauh ini hanya dipanggil dengan sebutan “20/20” – merujuk pada jargon untuk menggambarkan indera penglihatan yang sempurna. Seperti yang saya bilang, letak keistimewaan utamanya ada pada kualitas display-nya. Dengan resolusi di atas 70 megapixel, display ini jelas berkali lipat lebih tajam ketimbang milik Oculus Rift atau HTC Vive yang cuma sekitar 1,2 megapixel per mata.

Tanpa memberikan penjelasan yang merinci, Varjo hanya bilang kalau rahasianya terletak pada teknologi yang sanggup meniru cara kerja alami mata manusia, yang tentu saja sudah mereka patenkan. Rasa percaya diri Varjo sendiri berasal dari tim pengembang yang beberapa personilnya merupakan mantan petinggi di Microsoft, Nokia, Intel, Nvidia dan Rovio.

Oculus Rift (kiri) dan Varjo (kanan), Anda bisa lihat sendiri perbedaannya yang cukup drastis / Varjo
Oculus Rift (kiri) dan Varjo (kanan), Anda bisa lihat sendiri perbedaannya yang cukup drastis / Varjo

Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya, kalau Rift dan Vive saja sudah membutuhkan komputer berspesifikasi high-end, bagaimana dengan headset garapan Varjo ini? Namun ternyata Varjo bilang daya komputasi yang dibutuhkan tergolong kecil, sebab mereka juga menerapkan teknologi foveated eye tracking.

Teknologi ini sejatinya memungkinkan headset untuk me-render elemen grafik dalam resolusi penuh hanya pada bagian yang ada dalam sudut pandang pengguna saja. Sisanya akan di-render dalam resolusi rendah, barulah ketika Anda menengok ke arahnya, bagian tersebut akan di-render dalam resolusi penuh.

Varjo rupanya juga tidak melupakan segmen augmented reality dan mixed reality sekaligus. Semua ini memang baru sebatas prototipe, akan tetapi Varjo berniat meluncurkan produk finalnya yang ditujukan buat kalangan profesional mulai akhir kuartal keempat tahun ini.

Sumber: Engadget dan Varjo.

Inilah Headset Windows Mixed Reality Besutan Acer dan HP

Windows 10 Fall Creators Update yang akan dirilis pada musim semi mendatang bakal menjadi ‘pembuka jalan’ bagi konsumen untuk mulai menikmati pengalaman mixed reality. Namun yang paling penting, HoloLens sekarang bukan satu-satunya headset yang mendukung mixed reality, Acer dan HP (plus sejumlah brand lainnya) juga sedang menyiapkan perangkat serupa tapi dengan harga yang masuk akal.

Keunggulan utama headset Windows Mixed Reality besutan Acer dan HP ini adalah sistem tracking luar-dalam yang terintegrasi, yang berarti sama sekali tidak dibutuhkan perangkat eksternal untuk mendeteksi pergerakan pengguna, seperti yang konsumen jumpai pada Oculus Rift maupun HTC Vive selama ini.

Kedua headset ini sama-sama dibekali sepasang LCD beresolusi 1440 x 1440 pixel, dengan refresh rate 90 Hz dan field of view seluas 95 derajat. Perangkat menyambung ke PC via kabel HDMI 2.0 untuk display-nya, sedangkan USB 3.0 untuk datanya.

Akan tetapi seperti yang saya bilang di awal, harga adalah faktor penting lain dari kedua headset ini. Microsoft telah membuka pre-order seharga $299 untuk headset Acer, dan $329 untuk headset HP. Keduanya jauh lebih murah ketimbang development kit HoloLens yang harganya mencapai $3.000.

Acer Windows Mixed Reality headset bakal dibundel bersama sepasang motion controller / Microsoft
Acer Windows Mixed Reality headset bakal dibundel bersama sepasang motion controller / Microsoft

Untuk sekarang Microsoft memang menarget pihak developer supaya mereka bisa segera mengembangkan konten mixed reality selama musim panas ini. Buat konsumen, kita masih harus menunggu paling tidak sampai musim liburan akhir tahun tiba.

Kabar baiknya, pada masa itu Acer bakal membundel headset Windows Mixed Reality-nya ini bersama dengan sepasang motion controller canggih. Wujudnya sepintas mirip seperti Oculus Touch maupun controller bawaan Vive, dimana terdapat panel membulat berisikan sederet LED yang bakal di-track oleh sistem bawaan headset itu tadi.

Total ada empat tombol yang tersebar pada controller ini: trigger di belakang, kemudian satu lagi di bagian belakang gagangnya, tombol menu, dan tombol Windows di sisi depan gagang. Di sebelah analog stick-nya tampak trackpad berwujud membulat untuk menavigasikan menu.

Masih penasaran bagaimana cara kerjanya? Tonton saja video di bawah ini.

Sumber: 1, 2, 3, 4.

Avegant Kembangkan Prototipe Perangkat Mirip HoloLens dengan Teknologi Light Field

Meskipun belum dirilis untuk publik, Microsoft HoloLens telah menuai banyak pujian karena berhasil melebur objek-objek virtual dengan dunia nyata. Tidak hanya itu, kita pun dapat berinteraksi dengan objek-objek tersebut, seperti yang didemonstrasikan oleh Microsoft pada pertengahan tahun 2015 lalu.

Terlepas dari kecanggihannya, HoloLens masih menuai sejumlah kritik. Utamanya adalah field of view yang sempit serta hilangnya objek virtual saat pengguna berada terlalu dekat dengannya. Ini jelas bertolak belakang dengan cara kerja indera penglihatan kita.

Apakah versi final HoloLens nantinya masih mengalami kendala seperti ini? Tidak ada yang tahu, akan tetapi sekarang setidaknya sudah ada perusahaan lain yang mencoba mencarikan solusinya. Perusahaan itu adalah Avegant, yang sebelum ini sudah meluncurkan sebuah HMD (head-mounted display) unik bernama Glyph.

Setelah cukup sukses dengan Glyph, Avegant kini memutuskan untuk mengembangkan mixed reality headset-nya sendiri. Fungsi perangkat ini sejatinya sangat mirip seperti HoloLens, akan tetapi berdasarkan demonstrasi prototipenya, racikan Avegant ini lebih superior dalam hal visual.

Visual yang dimaksud bukan desain perangkat, melainkan konten yang disajikannya. Merujuk pada problem HoloLens tadi dimana objek akan sirna ketika pengguna berada terlalu dekat, masalah itu tidak berlaku pada prototipe Avegant. Rahasianya terletak pada penerapan teknologi light field.

Berkat teknologi light field, objek virtual tetap bisa dilihat sedekat atau sejauh apapun dari posisi pengguna headset / Avegant
Berkat teknologi light field, objek virtual tetap bisa dilihat sedekat atau sejauh apapun dari posisi pengguna headset / Avegant

Light field sederhananya mampu menyimulasikan mekanisme fokus indera penglihatan manusia secara realistis. Jadi ketika headset menampilkan konten berupa sistem tata surya, planet yang ada di kejauhan akan tampak kabur ketika kita menatap planet yang berada di dekat kita, demikian pula sebaliknya.

Menurut pendapat The Verge, grafik yang disuguhkan juga lebih tajam sekaligus realistis ketimbang HoloLens. Prototipe Avegant bahkan tidak menjumpai masalah ketika harus me-render sebuah objek di atas telapak tangan, dan penggunanya tetap bisa melihatnya secara jelas.

Kekurangannya? Prototipe Avegant Light Field ini harus disambungkan ke PC via kabel, tidak seperti HoloLens yang benar-benar wireless. Lebih lanjut, prototipe Avegant juga masih mengandalkan tracker eksternal seperti yang dilakukan HTC dengan Vive. Ke depannya, Avegant berharap produk finalnya bisa menyuguhkan sistem tracking terintegrasi seperti HoloLens.

Pengguna pun juga tidak dapat berinteraksi dengan objek virtual yang ditampilkan. Ini semua merupakan tantangan-tantangan terbesar yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh Avegant. Mereka berharap bisa menyajikan produk final paling tidak dalam 12 atau 18 bulan ke depan.

Sumber: The Verge dan ZDNet.